Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Terhadap Sindrom Premenstruasi Di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI TERHADAP SINDROM PREMENSTRUASI DI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

OLEH:

SUJINDRAN NARAYASAMY 100100261

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

ABSTRAK

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Sebagai puncak kedewasaan atau kematangan wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama atau menarche. Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikismenjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Sindrom premenstruasi sejati dikatakan mempengaruhi 40% wanita dengan 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya.

Nama lain PMS adalah PreMenstrual Tension yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS di antaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon estrogen/ progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu, juga diduga ada faktor endogenous endorphin withdrawal, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6, kalsium), sekresi prolaktin yang berlebih, dan faktor genetik. Gejala PMS yang bisa timbul antara lain cemas, cepat marah, berat badan bertambah, payudara sakit, edema pada esktremitas, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, depresi, cepat lupa, cepat menangis, bingung, insomnia.

Desain dalam penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel. Dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Dari penelitian diketahui bahwa keluhan terbanyak yang dialami sebelum menstruasi oleh mahasiswi adalah nyeri perut. Selain keluhan fisik, ditemukan pula adalah keluhan yang bersifat psikologis seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah. Penelitian ini juga mendapati keluhan perubahan kebiasaan misalnya nafsu makan yang bertambah. penelitian ini juga menggambarkan bahwa semua responden pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sindrom premenstrual. Para mahasiswi ini mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan premenstrual syndrome berasal dari berbagai sumber.

Tingkat pengetahuan mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi berada dalam kategori baik yaitu 175 responden (78,50%) daripada 223 responden. Ini dapat disimpulkan karena mahasiswi – mahasiswi ini kesemuanya mempunyai tingkat pendidikan yang baik.


(4)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan dorongan, bimbingan, dan arahan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dr. M. Rizki Yaznil, Sp.OG selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan. 5. Seluruh teman-teman penulis yang ikut membantu penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk seluruh bantuan baik moril atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.


(5)

Penulis menyadari bahawa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Juni 2013 Penulis,

Sujindran Narayasamy 100100261


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGHANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Perilaku ... 4

2.1.1 Konsep Perilaku ... 4

2.2 Sikap ... 5

2.2.1 Pengertian ... 5

2.2.2 Arah Sikap ... 6

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 7

2.2.4 Cara Pengukuran Sikap ... 8

2.3 Pengetahuan ... 9

2.3.1 Pengertian ... 9

2.3.2 Tingkat Pengetahuan ... 9

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 10

2.4 Sindrom Premenstrual ... 12

2.5 Mahasiswi ... 16


(7)

BAB 3. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI

OPERASIONAL ... 19

3.1 Kerangka Konsep ... 19

3.2 Hipotesis ... 19

3.3 Defenisi Operasional ... 20

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Desain Penelitian ... 21

4.2 Populasi dan Sampel ... 21

4.3 Tempat Penelitian ... 21

4.4 Waktu Penelitian... 21

4.5 Alat Pengumpulan Data ... 22

4.6 Prosedur Pengumpulan Data ... 23

4.7 Analisa Data ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 25


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Skema Kerangka Konsep……… 19 3.2 Definisi Operasional……… 20


(9)

ABSTRAK

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Sebagai puncak kedewasaan atau kematangan wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama atau menarche. Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikismenjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Sindrom premenstruasi sejati dikatakan mempengaruhi 40% wanita dengan 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya.

Nama lain PMS adalah PreMenstrual Tension yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS di antaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon estrogen/ progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu, juga diduga ada faktor endogenous endorphin withdrawal, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6, kalsium), sekresi prolaktin yang berlebih, dan faktor genetik. Gejala PMS yang bisa timbul antara lain cemas, cepat marah, berat badan bertambah, payudara sakit, edema pada esktremitas, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, depresi, cepat lupa, cepat menangis, bingung, insomnia.

Desain dalam penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel. Dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Dari penelitian diketahui bahwa keluhan terbanyak yang dialami sebelum menstruasi oleh mahasiswi adalah nyeri perut. Selain keluhan fisik, ditemukan pula adalah keluhan yang bersifat psikologis seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah. Penelitian ini juga mendapati keluhan perubahan kebiasaan misalnya nafsu makan yang bertambah. penelitian ini juga menggambarkan bahwa semua responden pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sindrom premenstrual. Para mahasiswi ini mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan premenstrual syndrome berasal dari berbagai sumber.

Tingkat pengetahuan mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi berada dalam kategori baik yaitu 175 responden (78,50%) daripada 223 responden. Ini dapat disimpulkan karena mahasiswi – mahasiswi ini kesemuanya mempunyai tingkat pendidikan yang baik.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Pernyataan ini sudah dikemukakan jauh pada masa yang lalu yaitu di awal abad ke 20 oleh bapak psikologi remaja Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan strum and drang. (Yusuf, 2007).

Sebagai puncak kedewasaan atau kematangan wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama atau menarche. Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikismenjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Biasanya berlangsung antara satu minggu sebelum dan sesudah menstruasi. Gejala ini disebut dengan sindrom premenstruasi. (Al-Mighwar, 2006).

Sindrom premenstruasi sejati dikatakan mempengaruhi 40% wanita dengan 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya. Penyebab yang pasti dari sindrom premenstruasi tidak diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi, dan psikis.Sindrom premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur danlebih sering ditemukan pada wanita berusia 20-40 tahun. (Andrews, 2009)

Survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, sindrom premenstruasi dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. Pada umumnya, penderita sindrom premenstruasi akan mengalami hal-hal seperti cemas, mudah tersinggung, serta pikiran tegang (terjadi pada 80% wanita yang mengeluhkan sindrom premenstruasi), berat badan bertambah dan penumpukan cairan (terjadinya pada 40% wanita dengan keluhan sindrom


(11)

dan sakit (terjadi pada 44% wanita penderita sindrom premenstruasi), dan perasaan tertekan atau depresi (terjadi pada 20% wanita penderita sindrom premenstruasi). Pada keadaan yang berat, si penderita bisa berniat untuk bunuh diri atau seperti orang linglung dan rasa letih yang berlebihan. (Wijaya, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan dengan judul Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi terhadap 6 mahasiswa D-IV Kebidanan Semester II Jalur Reguler, didapatkan hasil bahwa 6 mahasiswa tersebut mengalami sindrom premenstruasi. Gejala yang sering dialami antara lain payudara terasa nyeri, perut kembung, perubahan nafsu makan, mudah tersinggung, mudah marah dan sukar berkonsentrasi.Tiga dari 6 mahasiswa merasa terganggu kegiatannya dengan adanya sindrom premenstruasi ini. (Yusuf, 2007).

Kurangnya pengetahuan tentang biologi dasar pada remaja mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang risiko yang berhubungan dengan tubuh mereka dan cara menghindarinya (Pinem, 2009). Pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi remaja memang dinilai masih rendah terutama pada pengetahuan mengenai pengenalan organ reproduksi menyangkut bentuk dan fungsinya serta cara perawatannya (Devy, 2001).

Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS. Salah satu faktor penyebab PMS yaitu kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormonestrogen/ progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, reninangiotensin serta hormon adrenal (Agustina, 2010).

Universitas Sumatera Utara, Medan terletak di lokasi yang strategis dimana akses untuk mendapatkan informasi mudah untuk dijangkau.Universitas Sumatera Utara,Medan juga merupakan salah satu yang memiliki kualitas bagus dimana


(12)

pula.Kemampuan akademik yang dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswi apakah sejalan dengan pengetahuan tentang sindrom premenstruasi. Berdasarkan alasan tersebut,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi Terhadap sindrom premenstruasidi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan, setambuk 2010”.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, setambuk 2010?

1.3Tujuan

1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi menghadapi sindrom premenstruasidi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkatpengetahuan mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan tahun 2013.

b. Untuk mengetahui sikap mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi di

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan tahun 2013.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dansikap mahasiswi dalam menghadapisindrom premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan tahun 2013.


(13)

1.4Manfaat Hasil Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuanserta sikap menghadapi sindrom premenstruasi.

1.4.2Manfaat aplikatif a.Bagi Mahasiswi.

Sebagai sumber informasi dan bahan masukkan bagi remaja agar lebih mengenal sindrom premenstruasi.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perilaku

2.1.1 Konsep Perilaku.

Perilaku berdasarkan pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia itu pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Dengan begitu perilaku manusia adalah bentangan yang sangat luas , mencakup, berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian dan lain sebagainya. Dengan kata lain, perilaku manusia adalah segala kegiatan manusia yang tidak dapat diamati secara langsung. (Notoatmodjo,2003)

Perilaku terbentuk dari dua faktor utama, yaitu faktor eksternal (stimulus) yang berasal dari luar diri manusia, dan faktor internal (respon) yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Faktor eksternal didapatkan dari lingkungan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya. Faktor internal menentukan respon seseorang terhadap stimulus yang dia terima seperti perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya. (Iin Dwi,2008)

Benjamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003), membagi perilaku dalam 3 domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, kedua domain diukur sebagai berikut :

1. Sikap (attitude)


(15)

2.2 Sikap

2.2.1. Pengertian

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007), sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan : 1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah – ceramah.

2. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.


(16)

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatuyang dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2. Arah sikap

Sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang positif sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan memiliki sikap yang arahnya negatif (Azwar, 2009).

Menurut Wijaya (2008), sikap menghadapi premenstrual syndrome yaitu :

I. Sikap positif ditunjukkan dengan mampu melakukan penanganan dini dan pencegahan dini terhadap sindrom premenstruasi.

II. Sikap negatif ditunjukkan bila wanita tersebut tidak mampu melakukn penanganan dan pencegahan terhadap sindrom premenstruasi.

Menurut Azwar (2009), sikap dapat bersifat postif dan dapat pula bersifat negatif. I. Menurut Mappiare dalam Ardhiana (2009), sikap positif remaja dalam

menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan menjadi bangga atau toleran dengan tubuhnya sendiri, mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri.


(17)

II. Menurut Suryobroto dalam Ardhiana (2009), sikap negatif remaja dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan tidak percaya diri, ragu – ragu dalam mengambil tindakan, takut dan cemas.

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain : 1)Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif


(18)

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, sehingga akan berakibat terhadap sikap konsumen.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2009).

2.2.4. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotetis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2007).

2.3 Pengetahuan

2.3.1. Pengertian

Bila ilmu merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematik, maka pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui pancaindra dan pengolahan oleh daya fikir. Fungsi dari pengetahuan itu sendiri ialah untuk mengubah cara hidup seseorang sehingga lebih selaras dengan gerak hidup dari


(19)

yang diketahui. Menurut Gazalba dalam Bakhtiar (2006), pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah

hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

2.3.2. Tingkatan Pengetahuan

Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Pemahaman (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum hukum, rumus, metode, prinsip dan


(20)

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evauasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut (Notoatmodjo, 2007).

2.3.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.


(21)

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.

3) Usia

Semakin tua semakin bijak, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran fisik dan mental (Hanna, 2009).

4) Informasi

Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan sekolah, penyuluhan (Oktarina, 2009).

5) Lingkungan Budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.


(22)

6) Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah (Notoatmodjo, 2007).

2.4Sindrom Premenstruasi

2.4.1. Pengertian

Sindrom premenstruasiadalah sekelompok gejala yang terjadi dalam fase luteal dari siklus haid (Rayburn, 2001). Nama lain PMS adalah PreMenstrual Tension yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita (Wijaya, 2008). Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala yang timbul saat menjelang haid yang menyebabkan gangguan pada pekerjaan dan gaya hidup seseorang (Agustina, 2010).

2.4.2. Etiologi

Etiologi yang belum jelas diketahui mempersulit mencari penyebab dan efek dari perubahan fisiologis (Rayburn, 2001). Etiologi PMS tidak diketahui (Jones-Llewellyn, 2002). Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS di antaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon estrogen/ progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu, juga diduga ada faktor endogenous endorphin withdrawal, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6, kalsium), sekresi prolaktin yang berlebih, dan faktor genetik (Agustina, 2010).

2.4.3. Gejala

Menurut Dickerson (2003), dikelompokkan ke dalam tiga symptoms. Tiga gejala tersebut yaitugejala perilaku,gejala psikologis dan gejala fisik. “Gejala perilaku mencakup lelah, insomnia (susah tidur), makan berlebihan, dan


(23)

mudah marah, depresi, mudah sedih, cengeng, cemas, susah konsentrasi, bingung, sulit istirahat, dan merasa kesepian masuk ke dalam gejala psikologis. Secara fisik muncul juga gejala sakit kepala, payudara bengkak serta teraba keras, nyeri punggung, nyeri perut dan rasa penuh, bengkak pada kaki dan tangan, mual, nyeri otot dan persendian. Dickerson menyebutnya sebagai gejala fisik (Agustina, 2010). Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan antara16-45 tahun mengalami gejala-gejala premenstruasi yang dapat mengganggu (Wijaya, 2008).

2.4.4. Diagnosis

Kriteria diagnostik PMS antara lain sedikitnya timbul satu gejala PMS yang terjadi dalam waktu lima hari sebelum menstruasi selama tiga siklus haid (Agustina, 2010). Gejala PMS yang bisa timbul antara lain cemas, cepat marah, berat badan bertambah, payudara sakit, edema pada

esktremitas, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, depresi, cepat lupa, cepat menangis, bingung, insomnia (Baradera, 2007). Kemudian, gejala yang timbul menghilang dalam waktu empat hari sejak awal haid dan tidak kambuh setidaknya hingga hari ke-13 siklus haid (Agustina, 2010). Diagnosis PMS dibuat setelah mengevaluasi periodisitas gejala mood dan fisik, dengan memastikan bahwa ada periode bebas gejala setelah menstruasi dan gejala-gejala tersebut tidak dapat dijelaskan oleh penyakit lain (Jones-Llewellyn, 2002).

2.4.5 Tipe – tipe sindrom premenstruasi

Terdapat beberapa macam tipe dan gejala sindrom premenstruasi, Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS membagi sindrom premenstruasi menurut gejalanya yakni sindrom premenstruasi tipe A,H,C, dan D. 80% gangguan sindrom premenstruasi termasuk tipe A, penderita tipe H sekitar 60%, sindrom premenstruasi C 40%, dan sindrom premenstruasi D 20%. Kadang – kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala, misalnya tipe A dan D secara bersamaan dan setiap tipe memiliki gejalanya sendiri – sendiri. Tipe – tipe sindrom premenstruasi antara lain :


(24)

a. Tipe A

Sindrom Premenstruasi tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita sindrom premenstruasi bisa jadi kekurangan vitamin B6 (ayam, ikan, hati, telur) dan magnesium (berbagai jenis kacang polong, apel, alpukat, pisang) serta banyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna hijau tua seperti brokoli dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

b. Tipe H

Sindrom premenstruasi tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom premenstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari – hari.

c. Tipe C

Sindrom premenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis – manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit


(25)

seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

d. Tipe D

Sindrom premenstruasi tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata – kata (verbalisasi), bahkan kadang – kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh

diri. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe benar – benar murni tipe D. Sindrom premenstruasi tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon estrogen dalam siklus menstruasi terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteronnya. Kombinasi tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan tipe D yang terjadi bersamaan dengan tipe A. (Saryono,2009, hlm 37)


(26)

2.4.6. Penanganan Penanganan yang dilakukan tergantung dari gejala yang timbul. 1) Beberapa orang bisa mengobati sendiri dengan melakukan olahraga teratur serta

memodifikasi makanan dengan mengurangi lemak.

2) Terapi obat khusus yang bisa digunakan dengan menggunakan obat penghilang nyeri,

anti depresan atau menggunakan pil KB yang mengandung drospirenon (BKKBN,

2010).

3) Progesteron sinetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8 sampai 10 hari sebelum

haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen.

4) Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5 mg sebagi tablet isap dapat

pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen (Wiknjosastro, 2006).

2.4.7. Pencegahan

Pencegahan PMS dapat dilakukan dengan cara :

1) Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran atau

mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cukup vitamin dan mineral seperti A, B6, E dan kalsium.

2) Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur. 3) Menghindari dan mengatasi stres.

4) Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko

menderita PMS.

5) Mencatat jadwal siklus haid serta kenali gejala PMS.


(27)

2.5 Mahasiswi

2.5.1. Pengertian

Mahasiswa adalah sebutan yang ditunjukan kepada mereka yang sedang menuntut ilmu atau belajar di universitas atau perguruan tinggi. Pengertian mahasiswa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda; yaitu dari sudut pandang kedudukan secara umum, dan yang kedua dari jenis kedudukan juga namun disertai dengan jenis kelamin. Dari segi jenis kelamin dikenal dengan istilah mahasiwa bagi yang laki-laki dan mahasiswi bagi yang perempuan.

Mahasiswi atau secara generalnya disebut mahasiswadalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.( Asep Koswara,2012)

2.6Remaja

2.6.1. Pengertian

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009). Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2009). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes


(28)

10 sampai 19 tahun (Widyastuti, 2009). Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis dan sosio ekonomi.

Remaja adalah suatu masa ketika:

1) Individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak

menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri (Sarwono, 2006).

2.6.2. Perubahan Fisik pada Remaja

Menurut Sarwono (2006), urutan perubahan-perubahan fisik sebagai berikut : 1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota

badan menjadi

panjang). Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit (Widyastuti, 2009).

2) Pertumbuhan payudara, seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan putting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat (Widyastuti, 2009).

3) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan. Rambut kemaluan

yang tumbuh ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang (Widyastuti, 2009).


(29)

4) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.

5) Bulu kemaluan menjadi keriting.

6) Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

(deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2006). 7) Tumbuh bulu-bulu ketiak.

2.6.3. Perubahan Psikologi pada Remaja

Tertarik pada lawan jenis, cemas, mudah sedih, lebih perasa, menarik diri, pemalu dan pemarah (Romauli, 2009). Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja puteri, lebihlebih sebelum menstruasi (Widyastuti, 2009).


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1Kerangka Konsep

Kerangka adalah abstraksi dari suatu realiti agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2008). Kerangka konsep penelitian tentang tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi adalah berikut:

Variabel Independen Variabel dependen

a) Pengetahuan Mahasiswi a) Sikap Mahasiswi - Baik - Positif - Kurang baik - Negatif

Skema 3.1 Skema kerangka konsep

3.2Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi menghadapi sindrom premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.


(31)

3.3Definisi Operasional N O VARIABEL PENELITIA N DEFENISI OPERASIONA L ALAT UKUR CAR A UKU R HASIL UKUR SKAL A UKUR

1 Pengetahuan Pengetahuan: Segala sesuatu yang diketahui mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Kuesioner Sebanyak 10 pertanyaa n dengan pilihan jawaban 1.Benar diberi skor 1. 2.Salah diberi skor 0. Angke t Baik = 6-10 Kurang baik= 0-5 Ordinal

2 Sikap Sikap:

Respon/Perasaa n positif dan negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Kuesionar sebanyak 10 pertanyaa n dengan pilihan jawaban: 1.sangat setuju 2.Setuju 3.Netral Angke t Positif= 31-50 Negatif = 10-30 Nomina l


(32)

4.Tidak setuju 5.Sangat tidak setuju


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel. Dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.

4.2 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswi di FK Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 2013 sebanyak 223 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dianggap bisa mewakili populasi. Pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik totalsampling yaitu mahasiswi di FK Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 2013 sebanyak 223 orang.

4.3 Tempat Penelitian


(34)

4.4Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Juli hingga September 2013.

4.5 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari tiga

bagian,yakni data demografikuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap. 1. Data demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur, haid pertama kali (menarche) dan sumber informasi yang diperolah responden.

2. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam menghadapi sindrom premenstruasi Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan tertinggi adalah 10.

Berdasarkan rumus statistika : � =������ ������������

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dimana rentang kelas sebesar 10 dan banyak kelas sebesar 2, yaitu baik, kurag baik, sehingga diperoleh P=2. Kisaran nilai antara 0 sampai 10, maka pengetahuan akan diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu : Baik (skor 6-10),dan kurang baik (skor 0-5).

3. Kuesioner sikap

Instrumen penelitian tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap


(35)

(skor 5), setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1). Nilai skor terendah adalah 10 dan yang tertinggi adalah 50. Semakin tinggi skor yang dodapati, maka semakin positif sikap mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Berdasrkan rumus statistik: = ������� ������ �����

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 50 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap, yaitu sikap positif dan negatif, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, dengan interval 10-30 adalah sikap negatif.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep.

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap mahasiswi dalam menghadapi sindrom premensturasi. 4.7 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka penelitian melakukan analisis data melaluibeberapa tahap, pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode atauangka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkandata ke dalam komputer (entry).


(36)

Setelah itu melakukan tabulasi dan analisis data dengan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil peneliti. Data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai apakah terhadap hubungan antar variabel 1, dalam hal ini kedua variabel yang diteliti tersebut dianalisa secara statistik dengan uji chi-cquere (�2) menggunakan hitungan statistik dimana derajat kemaknaan 95% (A= 0,05).


(37)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakterisik Responden (Mahasiswi)

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 223 mahasiswi yang berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Rata – rata mahasiswi berumur di antara 18 hingga 24 tahun dan bertempat tinggal di wilayah penelitian. Gambaran karakteristik mahasiswi diamati meliputi umur, usia haid pertama, keluhan premenstruasi dan sumber informasi.


(38)

Tabel 5.1. Distribusi Jumlah dan Persentase Karakeristik Mahasiswi Menurut Umur, Usia Premenstruasi Pertama, Keluhan Premenstruasi dan Sumber Informasi.

Frekuensi Persentase (%)

UMUR 20 41 18,4

21 76 34,1

22 56 25,1

23 35 15,7

24 15 6,7

Frekuensi Persentase (%)

USIA HAID 10 22 9,9

PERTAMA 11 18 8,1

12 90 40,4

13 39 17,5

14 54 24,2

Frekuensi Persentase (%)

KELUHAN Nyeri Perut 64 28,7

PREMENSTRUASI Perut Kembung 56 25,1

Sensitif dan mudah marah

60 26,9

Nafsu Makan Bertambah

24 10,8

Nyeri Sendi 19 8,5

Frekuensi Persentase (%)

SUMBER Media 118 52,9

INFORMASI Tenaga Kesihatan 60 26,9

Sumber Lain 45 20,2

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil bahwa responden mempunyai usia antara 20 tahun sampai 24 tahun. Usia responden yang paling banyak pada umur 21 tahun sebanyak 76 responden (34,10 %). Berdasarkan tabel 5.1 juga didapatkan hasil bahwa responden mempunyai usia haid pertama antara usia 10 hingga 14 tahun. Usia haid pertama yang paling banyak pada umur 12 tahun yaitu sebanyak 90 responden (40,4%). Berdasarkan tabel didapatkan hasil bahwa responden mempunyai keluhan premenstruasi nyeri perut yang paling banyak yaitu sebanyak 64 responden (28,70%). Selain itu, didapatkan hasil bahwa responden mendapatkan sumber informasi yang paling banyak dari sumber media yaitu sebanyak 118 responden (52,90%).


(39)

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 10 pertanyaan yang menguji pengetahuan mahasiswi tentang premenstruasi.Pertanyaan – pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitasnya.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 kategori yaitu baik dan kurang baik. Tingkat pengetahuan akan dikatakan baik apabila skor untuk 10 pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh mahasiswi sebanyak 6-10. Tingkat pengetahuan kurang baik apabila jumlah skor untuk 10 pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh mahasiwi sebanyak 0-5. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan mahasiswi dapat dikategorikan pada table 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Jumlah Mahasiswi Menurut Tingkat Pengetahuan

TINGKAT PENGETAHUAN Tingkat

Pengetahuan Frequency Percent

BAIK 175 78.5 KURANG BAIK 48 21.5 Total 223 100.0


(40)

5.1.4. Deskripsi Sikap

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 10 pertanyaan yang menguji sikap mahasiswi tentang premenstruasi.Pertanyaan – pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitasnya.

Sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 kategori yaitu positif dan negatif. Sikap akan dikatakan positif apabila skor untuk 10 pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh mahasiswi sebanyak 31-50. Sikap negatif apabila jumlah skor untuk 10 pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh mahasiwi sebanyak 10-30. Berdasarkan hasil uji tersebut maka sikap mahasiswi dapa dikategorikan pada table 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Jumlah Mahasiswi Menurut Sikap

SIKAP

Sikap Frequency Percent

POSITIF(31-50) 163 73.1 NEGATIF(10-30) 60 26.9


(41)

5.1.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Terhadap Sindrom Premenstruasi Di Universitas Sumatera Utara.

TINGKAT SIKAP

PENGETAHUAN POSITIF % NEGATIF %

BAIK 127 57,0 48 21,5

KURANG BAIK 36 16,1 12 5,4

Dari tabel dapat ditunjukkan hasil nilai signifikansi 0,737 yang berarti nilai signifikansi p > 0,05. Dari analisis statistik menggunakan rumus korelasi dari Pearson menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi.

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang didapatkan penelitian di lapangan terhadap 223 orang mahasiswi yang merupakan sampel, maka diperoleh data mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi di Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara.

Dari penelitian diketahui bahwa keluhan terbanyak yang dialami sebelum

menstruasi oleh mahasiswi adalah nyeri perut. Selain keluhan fisik, ditemukan pula adalah keluhan yang bersifat psikologis seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah.Penelitian ini juga mendapati keluhan perubahan kebiasaan misalnya nafsu makan yang bertambah.Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dickerson (2003), dimana premenstrual syndrome dikelompokkan ke dalam tiga symptoms.Tiga gejala tersebut yaitu behaviour symptoms, psychologic symptoms, dan

physicalsymptoms.Behaviour symptoms mencakup lelah, insomnia (susah tidur), makan

berlebihan, dan perubahan gairah seksual. Sedangkan gejala-gejala seperti mudah tersinggung, mudah marah, depresi, mudah sedih, cengeng, cemas, susah konsentrasi, bingung, sulit istirahat, dan merasa kesepian masuk ke dalam psychologic symptoms.


(42)

punggung, nyeri perut dan rasa penuh, bengkak pada kaki dan tangan, mual, nyeri otot dan persendian.Dickerson menyebutnya sebagai physical symptoms (Agustina, 2010).

Data dari penelitian ini juga menggambarkan bahwa semua responden pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sindrom premenstrual.Para mahasiswi ini mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan premenstrual

syndrome berasal dari berbagai sumber.Sumber informasi terbanyak adalah dari sumber

media yang pelbagai yaitu yang terdiri daripada media cetak, media tulis dan media elekronik.

Berdasarkan penelitian juga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi berada dalam kategori baik yaitu 175 responden (78,50%) daripada 223 responden. Ini dapat disimpulkan karena mahasiswi – mahasiswi ini kesemuanya mempunyai tingkat pendidikan yang baik.

Dari tabel dapat ditunjukkan hasil nilai signifikansi 0,737 yang berarti nilai signifikansi p > 0,05. Dari analisis statistik menggunakan rumus korelasi dari Pearson menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi terhadap sindrom premenstruasi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani tahun 2003 yang berjudul

Hubungan Pengetahuan tentang Sindrom Premenstruasi dengan Penanganan Sindrom Premenstruasi pada Remaja Putri yang terdapat dalam KTI-nya Indriyani, pengetahuan tentang menstruasi (contohnya Sindrom Premenstruasi) sangat penting agar dapat berperilaku positif terhadap gejalanya. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sesuai dengan pendapat Wijaya (2008), sikap positif ditunjukkan dengan mampu melakukan penanganan dini dan pencegahan dini terhadap PMS.


(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan mahasiswi tentang premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013 berada dalam kategori baik iaitu sebesar 78.5%

2. Sikap mahasiswi tentang premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013 berada dalam kategori positif yaitu sebesar 73.1%

6.2 Saran

1 . Bagi Mahasiswi

Mahasiswi yang memasuki usia remaja perlu mendapakan akses informasi tentang kesehatan reproduksi sebagai bekal dalam menghadapi premenstrual syndrome sehingga mempunyai sikap yang positif terhadap reaksi perubahan fisik dan psikologi.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar. (2006) Psikologi Remaja.Jakarta : Bumi Aksara Andrews. (2009). Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta : Milestone

Agustina, (2010), http://www.netsains.com, diperoleh tanggal 20 September 2009 Devy,http://www.FKM.undip.ac.id.diperoleh tanggal 19 September 2009

Hasan,Igbal.(2002). Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia

Karya Tulis Ilmiah(KTI) D-IV Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan SindromPremenstruasi Pada Mahasiswi D-IV Kebidanan X

http://www.gudangmakalah.blogspot.com, diperoleh tanggal 20 September 2009 Kasdu, Dini.(2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara Maulana, H.D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika

PreMenstruasi Syndrome (PMS

tanggal 20 September 2009 PreMenstruasi

Syndrome

h

tanggal 20 September 2009

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS.Yogyakarta : Mediakom

Riwidikdo, Handoko.(2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Saryono & Sejati,Waluyo.(2009).Sindrom Premenstruasi.Yogyakarta : Nuha Medika

Sastroasmoro, S., & Ismael, S., (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :Sagung Seto


(45)

Sindroma Premenstruasi (PMS 20 September 2009

Wijaya, (2008). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset


(46)

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Kepada,

Yth, Calon Responden di Tempat.

Responden yang saya hormati,

Saya Sujindran Narayasamy(100100261) yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Setambuk 2010”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswi dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Bersama dengan ini saya mohon kesediaan saudari menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan sebenarnya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan peneliti. Atas kesediaan dan kerjasama saudara, saya ucapkan terimakasih.

Medan, juli 2013

Sujindran Narayasamy (100100261)


(47)

SURAT PERSETUJUAN

Setelah dijelaskan maksud penelitian, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Sujindran Narayasamy dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, setambuk 2010”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, juli 2013

Responden


(48)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Setambuk 2010.

I. DATA DEMOGRAFI

No.Responden(Nim) :

Umur :

Haid pertama kali umur :

Gangguan yang sering anda alami menjelang datang bulan :

... ... ... ...

Sumber informasi :

a. Media (elektronik/cetak)

b. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) c. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)


(49)

III. SIKAP

Berikan tanda Check list (√) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat anda.

SS = Sangat Setuju S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1

Sindrom premenstruasi penting diketahui oleh remaja puteri.

2

Gangguan menjelang datang bulan sangat mengganggu aktivitas.

3

Keadaan stres dapat memperburuk gangguan menjelang datang bulan.

4 Keinginan menkonsumsi


(50)

coklat salah satu gejala gangguan menjelang datang bulan.

5

Dengan berolahraga dapat mengurangi gangguan menjelang datang bulan.

6 Sering mengalami perut

kembung, nyeri pada buah dada, peningkatan berat badan merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan.

7 Rasa depresi, ingin menangis, susah tidur, pelupa dan binggung merupakan hal-hal yang wajar dialami menjelang datang bulan. 8 Rasa cemas, sensitif, sangat labil

atau mood berubah-ubah merupakan gejala yang baik menjelang datang bulan.

9 Timbulnya jerawat merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan.

10 Sering marah-marah pada saat menjelang menstruasi merupakan hal yang normal.


(51)

II. PENGETAHUAN

Berilah tanda silang (Х) pada jawaban yang menurut Anda benar.

1. Pengertian Menstruasi atau datang bulan adalah

a. Pelepasan dinding Endometrium yang disertai dengan pengeluaran darah yang terjadi

setiap bulan selama 5-7 hari.

b. Luka yang mengeluarkan darah pada rahim. c. Pendarahan pada perut yang keluar dari kemaluan.

2. Sebutkan pengertian dari Sindrom premenstruasi

a. Gangguan yang terjadi pada wanita menjelang 7-14 hari sebelum datang bulan dan biasanya menghilang setelah hari pertama datang bulan

b. Gangguan kewanitaan yang terjadi setelah haid c. Gangguan pada datang bulan

3. Penyebab terjadinya gangguan menjelang datang bulan. a. Kurang berolahraga, makan tidak teratur

b. Kegemukan c. Kurang gizi

4. Secara fisik, gangguan yang sering terjadi menjelang datang bulan. a. Lemah, mudah letih

b. Sakit punggung, payudara terasa penuh dan nyeri, timbul jerawat c. Lesu, lunglai


(52)

a. Pola makan yang tidak teratur

b. Makan makanan yang banyak mengandung lemak

c. Mengkonsumsi buah-buahan, makan teratur yang mengandung vitamin B6 (ayam, ikan, hati, telur)

6. Dibawah ini perubahan suasana hati yang dialami pada saat menjelang datang bulan

a. Cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah, sebentar sedih atau gembira

b. Riang gembira dan bahagia c. Menjadi pemalu

7. Dibawah ini perubahan mental yang dialami pada saat menjelang datang bulan

a. Lebih percaya diri

b. Kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa c. Menjadi lebih aktif

8. Jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Coklat, minuman bersoda

b. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli

c. Buah-buahan yang mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

9. Jenis-jenis makanan yang dapat mengatasi gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan buahan mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

b. Minum – minuman yang banyak mengandung soda seperti sprite c. Makan – makanan yang banyak mengandung gula seperti cokelat


(53)

10. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan menjelang datang bulan

a. Makan yang banyak

b. Berolahraga, hindari stres dan selalu berpikiran positif c. Tidur yang cukup


(1)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Setambuk 2010.

I. DATA DEMOGRAFI

No.Responden(Nim) :

Umur :

Haid pertama kali umur :

Gangguan yang sering anda alami menjelang datang bulan :

... ... ... ...

Sumber informasi :

a. Media (elektronik/cetak)

b. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) c. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)


(2)

III. SIKAP

Berikan tanda Check list (√) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat anda.

SS = Sangat Setuju S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1

Sindrom premenstruasi penting diketahui oleh remaja puteri.

2

Gangguan menjelang datang bulan sangat mengganggu aktivitas.

3

Keadaan stres dapat memperburuk gangguan menjelang datang bulan.

4 Keinginan menkonsumsi


(3)

coklat salah satu gejala gangguan menjelang datang bulan.

5

Dengan berolahraga dapat mengurangi gangguan menjelang datang bulan.

6 Sering mengalami perut

kembung, nyeri pada buah dada, peningkatan berat badan merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan.

7 Rasa depresi, ingin menangis, susah tidur, pelupa dan binggung merupakan hal-hal yang wajar dialami menjelang datang bulan. 8 Rasa cemas, sensitif, sangat labil

atau mood berubah-ubah merupakan gejala yang baik menjelang datang bulan.

9 Timbulnya jerawat merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan.

10 Sering marah-marah pada saat menjelang menstruasi merupakan hal yang normal.


(4)

II. PENGETAHUAN

Berilah tanda silang (Х) pada jawaban yang menurut Anda benar.

1. Pengertian Menstruasi atau datang bulan adalah

a. Pelepasan dinding Endometrium yang disertai dengan pengeluaran darah yang terjadi

setiap bulan selama 5-7 hari.

b. Luka yang mengeluarkan darah pada rahim. c. Pendarahan pada perut yang keluar dari kemaluan.

2. Sebutkan pengertian dari Sindrom premenstruasi

a. Gangguan yang terjadi pada wanita menjelang 7-14 hari sebelum datang bulan dan biasanya menghilang setelah hari pertama datang bulan

b. Gangguan kewanitaan yang terjadi setelah haid c. Gangguan pada datang bulan

3. Penyebab terjadinya gangguan menjelang datang bulan. a. Kurang berolahraga, makan tidak teratur

b. Kegemukan c. Kurang gizi

4. Secara fisik, gangguan yang sering terjadi menjelang datang bulan. a. Lemah, mudah letih

b. Sakit punggung, payudara terasa penuh dan nyeri, timbul jerawat c. Lesu, lunglai


(5)

a. Pola makan yang tidak teratur

b. Makan makanan yang banyak mengandung lemak

c. Mengkonsumsi buah-buahan, makan teratur yang mengandung vitamin B6 (ayam, ikan, hati, telur)

6. Dibawah ini perubahan suasana hati yang dialami pada saat menjelang datang bulan

a. Cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah, sebentar sedih atau gembira

b. Riang gembira dan bahagia c. Menjadi pemalu

7. Dibawah ini perubahan mental yang dialami pada saat menjelang datang bulan

a. Lebih percaya diri

b. Kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa c. Menjadi lebih aktif

8. Jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Coklat, minuman bersoda

b. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli

c. Buah-buahan yang mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

9. Jenis-jenis makanan yang dapat mengatasi gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan buahan mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

b. Minum – minuman yang banyak mengandung soda seperti sprite c. Makan – makanan yang banyak mengandung gula seperti cokelat


(6)

10. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan menjelang datang bulan

a. Makan yang banyak

b. Berolahraga, hindari stres dan selalu berpikiran positif c. Tidur yang cukup


Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dengan Tindakan terhadap HIV/AIDS di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

4 62 58

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

9 104 47

Hubungan Sindroma Premenstruasi dengan Tingkat Depresi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

0 0 1

Hubungan antara Kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi Program Studi Kedokteran Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran UNS.

0 0 11

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 9

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17