Hubungan Karakteristik Sosiodemografik dengan Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia Paranoid

6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Kualitas hidup

2.1.1. Definisi kualitas hidup
Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan secara pasti, hanya orang tersebut
yang dapat mendefinisikannya karena kualitas hidup merupakan suatu yang bersifat subjektif.
Dalam istilah umum, kualitas hidup dianggap sebagai suatu persepsi subjektif yang dibentuk
oleh individu terhadap fisik, emosional, dan kemampuan kognitif (kepuasan) dan komponen
emosional/kebahagiaan.9
Menurut WHO ( World Health Organization ) definisi kualitas hidup adalah persepsi
individu terhadap posisi mereka dalam konteks budaya dan nilai dimana mereka hidup dan
dalam hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standard dan perhatian. Hal ini merupakan
konsep yang luas yang mempengaruhi kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologis, tingkat
ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan
dimasa yang akan datang.10
Konsep dasar kualitas hidup mencakup karakteristik fisik, sosial, dan psikologis yang
digambarkan dengan kemampuan individu mengerjakan sesuatu, perasaan puas terhadap sesuatu

yang dikerjakan, hubungan dengan penyakit atau pengobatan.11
Menurut Calman, konsep dari kualitas hidup adalah bagaimana perbedaan antara
keinginan yang ada dibandingkan perasaan yang ada sekarang, definisi ini dikenal dengan
sebutan “Calman’s Gap”. Calman mengungkapkan pentingnya mengetahui perbedaan antara
perasaan yang ada dengan keinginan yang sebenarnya, dicontohkan dengan membandingkan
suatu keadaan antara “dimana seseorang berada” dengan “di mana seseorang ingin berada”. Jika

Universitas Sumatera Utara

7
perbedaan antara kedua keadaan ini diperluas, ketidakcocokan ini menunjukkan bahwa kualitas
hidup seseorang tersebut rendah. Sedangkan kualitas hidup tinggi jika perbedaan yang ada antara
keduanya kecil.9

2.1.2. Ruang Lingkup Kualitas Hidup
Secara umum terdapat 5 bidang yang dipakai untuk mengukur kualitas hidup berdasarkan
kuesioner yang dikembangkan oleh WHO, bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan
psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan secara rinci
bidang-bidang yang termasuk kualitas hidup adalah sebagai berikut:12
1. Kesehatan fisik (physical health): kesehatan umum, nyeri, energi dan vitalitas, aktivitas

seksual, tidur dan istirahat.
2. Kesehatan psikologis (psychological health): cara berpikir, belajar, daya ingat dan konsentrasi.
3. Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas sehari-hari,

komunikasi,

kemampuan kerja.
4. Hubungan sosial (social relationship): hubungan sosial, dukungan sosial.
5. Lingkungan (environment), keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.

2.1.3. Pengukuran Kualitas Hidup
Menurut Guyatt dan Jaescke, kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan
instrumen pengukuran kualitas hidup yang telah diuji dengan baik. Dalam mengukur kualitas
hidup yang berhubungan dengan kesehatan semua ranah akan diukur dalam dua dimensi yaitu
penilaian obyektif dari fungsional atau status kesehatan dan persepsi sehat yang lebih subyektif.
Walaupun dimensi obyektif penting untuk menentukan derajat kesehatan, tetapi persepsi

Universitas Sumatera Utara

8

subyektif dan harapan membuat penilaian obyektif menjadi kualitas hidup yang sesungguhnya.
Suatu instrumen pengukuran kualitas hidup yang baik perlu memiliki konsep, cakupan,
reliabilitas, validitas dan sensitivitas yang baik pula.11

Gambar.1.: Skema pengukuran kualitas hidup11

Instrumen untuk mengukur kualitas hidup dalam bentuk kuesioner dapat dibagi menjadi
2 kategori: 10
 Instrumen umum (generic instrument) .
Instrumen umum ialah instrumen yang dipakai untuk mengukur kualitas hidup
secara umum pada penderita dengan penyakit kronik. Instrumen ini digunakan untuk
menilai secara umum mengenai kemampuan fungsional, ketidakmampuan dan
kekuatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita. Contoh : World Health

Universitas Sumatera Utara

9
Organization Quality of Life group (WHOQOL), Short Form-36 (SF-36), EuroQOL5 Dimension (EQ-5D).10
 Instrumen khusus (specific instrument)
Instrumen khusus adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu yang

khusus dari penyakit, populasi tertentu (misalnya pada orang tua) atau fungsi yang
khusus (misalnya fungsi emosional), contoh: Quality of Life Scale (QLS), Quality of
Life Interview (QoLI), Lancashire Quality of Life Profile (Lqo3LP), Personal
Evaluation of Transisitions in treatment (PETIT), Quality of Life Questionnaire in
Schizophrenia (S-QoL).10

2.2. Skizofrenia
2.2.1. Definisi
Skizofrenia adalah kumpulan gejala-gejala klinik yang ditandai dengan kerusakan
psikopatologi yang melibatkan kognisi, emosi, persepsi, dan aspek prilaku dan bermanifestasi
pada pasien dan mempengaruhi perjalanan penyakit, yang biasanya berat dan berlangsung
lama.12
Gangguan pikiran ditunjukkan dengan penyimpangan dalam menilai realitas, kadangkadang disertai waham dan halusinasi, disertai dengan kumpulan pikiran yang terpisah-pisah
yang mengakibatkan gangguan dalam bicara. Gangguan tingkah laku ditandai dengan penarikan
diri atau aktivitas yang aneh. Ini semua dikarakteristikkan sebagai simtom positif dan negatif.
Meskipun bukan merupakan suatu gangguan kognitif, skizofrenia sering menyebabkan
kerusakan fungsi kognitif (misalnya berpikir konkrit, gangguan dalam memproses informasi).1,12

Universitas Sumatera Utara


10
2.2.2. Etiologi
Satu hipotesis yang terpenting pada etiologi skizofrenia adalah bahwa penyakit ini
berasal dari ketidaknormalan pada perkembangan otak fetal selama tahap dini dari seleksi
neuronal dan migrasi neuronal. Meskipun simtom-simtom skizofrenia biasanya tidak terjadi
hingga remaja akhir sampai usia 20-an. Bahwa suatu proses degeneratif yang abnormal mungkin
hidup secara genetik yang sangat awal pada perkembangan otak fetal. Namun simptom-somptom
tidak terjadi, sampai otak memperbaiki sinaps-sinapsnya secara luas pada masa remaja dan
secara hipotetik proses penyusunan kembali normal, menutupi masalah-masalah pemilihan dan
migrasi neuronal yang tersembunyi sebelumnya.1

2.2.3. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan sekitar 1%, ini
berarti 1 dari 100 orang akan menderita skizofrenia selama kehidupannya. Prevalensi antara pria
dan wanita sama, tetapi serangan pertama pada pria timbulnya lebih awal. Puncak serangan pada
pria antara usia 10-25 tahun dan 25-35 tahun pada wanita. 90% pasien yang mendapat
pengobatan skizofrenia berusia antara 15-55 tahun. Serangan dibawah 10 tahun atau diatas 60
tahun dilaporkan jarang. Secara umum, wanita dengan skizofrenia mempunyai hasil (outcome)
yang lebih baik dibanding pria.1,12


2.2.4. Gejala klinis

Universitas Sumatera Utara

11
Beberapa penelitian membuat sub-kategorial dari gejala-gejala penyakit ini kedalam 5
bagian yaitu: gejala positif, gejala negatif, gejala kognitif, gejala agresif dan gejala depresi /
cemas. 1,12
1. Gejala positif
Waham, halusinasi, penyimpangan dan pernyataan yang berlebih-lebihan dalam
berbahasa dan berkomunikasi, pembicaraan/perilaku yang tidak beraturan, perilaku katatonik dan
agitasi.
2. Gejala negatif
Afek tumpul, penarikan emosi, rapport yang buruk, ketidak pedulian, menarik diri dari
kehidupan sosial, ganguan berfikir abstrak, alogia, avolisi, anhedonia, gangguan pemusatan
perhatian.

3. Gejala kognitif
Gangguan berpikir, inkoherensia, asosiasi yang longgar, neologisme, gangguan
pengolahan informasi.

4. Gejala agresif
Permusuhan, penghinaan verbal, penyiksaan fisik, menyerang, melukai diri sendiri,
merusak barang-barang, impulsif, tindakan seksual.
5. Gejala depresif/cemas
Mood depresi, mood cemas, perasaan bersalah, ketegangan, iritabilitas cemas.

2.2.5. Kriteria diagnostik

Universitas Sumatera Utara

12
Diagnosis skizofrenia dan skizofrenia paranoid menurut PPDGJI III adalah sebagai
berikut.14
Skizofrenia
Terdapat banyak kriteria diagnosis untuk menegakkan diagnosis skizofrenia. Di
Indonesia kita berpedoman pada PPDGJI III yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI
tahun 1993. Diagnosis skizofrenia menurut PPDGJI III adalah sebagai berikut:
Walaupun tidak ada gejala yang patognomonik khusus, dalam praktek dan manfaatnya
untuk membagi gejala-gejala tersebut kedalam kelompok-kelompok yang penting untuk
diagnosis dan yang sering terdapat secara bersama-sama, misalnya:

a. Thought echo, thought insertion atau withdrawal dan thought broadcasting.
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence)
atau passivity yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak
atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensation) khusus; persepsi delusional.
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta
sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau
kekuatan dan kemampuan ”manusia super” (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain).
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah terbentuk tanpa kandungan afektif yang

Universitas Sumatera Utara

13
jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat

inkohorensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor.
h. Gejala-gejala ”negatif” seperti sikap sangat masa bodoh (apatis), pembicaraan yang
terhenti, respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman Diagnostik
Persyaratan normal untuk diagnostik skizofrenia ialah harus ada sedikitnya satu gejala
tersebut diatas yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk dalah satu kelompok gejala (a)
tersebut diatas, atau paling sedikit dua gejala dari kelompok (e) sampai (h) yang selalu harus ada
secara jelas selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Skizofrenia tidak boleh didiagnosis bila
terdapat penyakit otak, atau dalam keadaan intoksikasi atau lepas zat (withdrawal).14
Pola perjalanan penyakit.


Universitas Sumatera Utara

14
Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasikan dengan menggunakan kode lima
karakter berikut:
F20.x0 berkelanjutan.
F20.x1 episodik dengan kemunduran progresif.
F20.x2 episodik dengan kemunduran stabil.
F20.x3 episodik berulang.
F20.x4 remisi tak sempurna.
F20.x5 remisi sempurna.
F20.x8 Lainnya.
F20.x9

Periode pengamatan kurang dari satu tahun.14

F.20.0. Skizofrenia Paranoid
Ini adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di negara mana pun. Gambaran
klinis didominasi oleh waham-waham yang secara relatif stabil, seringkali bersifat paranoid,

biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi terutama halusinasi pendengaran dan gangguangangguan persepsi. Gangguan afektif, dorongan kehendak (volition) dan pembicaraan serta
gejala-gejala katatonik tidak menonjol.
Beberapa contoh dari gejala-gajala paranoid yang paling umum:
a) Waham-waham kejaran, rujukan (reference ), “exalted birth” (merasa dirinya tinggi,
istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan;
b) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming),
atau bunyi tawa (laughing);

Universitas Sumatera Utara

15
c) Halusinasi pembauan atau pengecapan- rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol.14

Pedoman Diagnostik
Kriteria umum diagnostis skizofrenia (lihat pendahuluan F20 diatas ) harus dipenuhi. Sebagai
tambahan, halusinasi, dan/atau waham harus menonjol, sedangkan gangguan afektif, dorongan
kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata. Halusinasi biasanya
seperti diuraikan dalam butir (b) dan (c) tersebut diatas. Waham dapat berupa hampir setiap jenis
tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi (influence), atau “passivity”, dan keyakinan dikejarkejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.14

2.2.6. Perjalanan penyakit dan prognosis
Perjalanan penyakit skizofrenia yang klasik adalah adanya eksaserbasi dan remisi.
Setelah episode psikotik pertama, pasien berangsur- angsur sembuh dan kemudian dapat
berfungsi relatif normal untuk waktu yang lama. Namun, pasien biasanya mengalami relaps dan
pola penyakit selama 5 tahun pertama setelah diagnosis umumnya mengindikasikan perjalanan
penyakit pasien. Perburukan lebih lanjut dalam kemampuan dasar pasien untuk berfungsi
mengikuti tiap relaps psikosis. Kegagalan untuk kembali ke kemampuan dasar untuk berfungsi
setelah relaps ini merupakan pembeda utama antara skizofrenia dengan gangguan mood.1
Prognosis skizofrenia tergantung pada sosial dan lingkungan budaya. Di negara-negara
berkembang (di Afrika, Asia dan Amerika latin) orang dengan gangguan psikotik memiliki
kualitas hidup yang lebih baik daripada di negara-negara industri terutama Eropa dan Amerika
Serikat.15

Universitas Sumatera Utara

16
2.3. Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia digambarkan sebagai gangguan psikotik paling parah, dan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari orang tersebut dan kualitas hidupnya.12
Skizofrenia menyerang individu di masa remaja atau dewasa dan memiliki efek buruk
pada kehidupan pasien berikutnya dan kehidupan keluarga pasien. Kehadiran penyakit kronis ini
dapat merusak kualitas hidup pasien dan prospek mereka untuk mencari pekerjaan, perkawinan
dan hubungan dengan orang tua, dan. Selain itu secara pribadi, skizofrenia menciptakan beban
kesehatan publik yang besar karena biaya kebutuhan perawatan kesehatan seumur hidup dan
kehilangan produktivitas.15
Kualitas hidup menunjukkan persepsi individu dari kedudukannya dalam kehidupan
terkait dengan tujuannya, harapan, dan kekhawatiran. Ini merupakan indikator penilaian sendiri
individunya atau kondisinya. Rendah kualitas hidup telah ditemukan terkait dengan gejala
depresi, positif dan negatif simptom, defisit kognitif, penghasilan yang rendah, dukungan sosial
yang buruk, dan keterampilan sosial yang terganggu. Kualitas hidup yang rendah juga dapat
memprediksi bunuh diri.15
Menurut Bobes dan Gonzales pada tahun 2006 merangkum aspek kualitas hidup pasien
dengan skizofrenia. Menurut mereka, kualitas hidup pasien skizofrenik

lebih rendah

dibandingkan dengan populasi umum dan orang-orang dengan gangguan mental lainnya . Usia
muda, jenis kelamin perempuan, perkawinan, tingkat pendidikan yang rendah berhubungan
dengan kualitas hidup. Pasien yang mendapat dukungan masyarakat memiliki kualitas hidup
yang lebih baik daripada mereka yang berada disuatu lembaga.15

Universitas Sumatera Utara

17
2.4. Kuesioner Short Form-36 (sf-36) sebagai alat ukur kualitas hidup
SF-36 adalah sebuah kuesioner survei kesehatan untuk menilai kualitas hidup, yang
terdiri dari 36 butir pertanyaan. Kuesioner ini menghasilkan 8 – skala fungsional profil kesehatan
dan skor kesejahteraan berbasis psikometri

kesehatan fisik dan psikis, serta merupakan

kumpulan dari langkah-langkah dan preferensi kesehatan berbasis indeks. Oleh karena itu, SF-36
telah terbukti berguna dalam survei umum dan populasi khusus, membandingkan relatif beban
penyakit serta dalam membedakan manfaat kesehatan yang dihasilkan oleh berbagai intervensi
yang berbeda.16
SF-36 pada awalnya diterbitkan pada tahun 1988 dan bentuk akhirnya pada tahun 1990.
Pada tahun 1996, SF-36 mulai dievaluasi dengan versi 2.0 dengan bentuk pertanyaan yang lebih
sederhana, peningkatan jangkauan serta ketepatan untuk dua fungsi peran skala, dan lebih mudah
digunakan.

Universitas Sumatera Utara

18

Gambar 2. SF-36 dengan 36 butir pertanyaan16

Universitas Sumatera Utara

19

SF-36 adalah sebuah kuesioner survei yang mengukur 8 kriteria kesehatan sebagai
berikut : (1) fungsi fisik, (2) keterbatasan peran karena kesehatan fisik, (3) nyeri, (4) persepsi
kesehatan secara umum, (5) vitalitas, (6) fungsi sosial, (7) keterbatasan peran karena masalah
emosional, dan (8) kesehatan psikis. Pengukuran ini menghasilkan nilai skala untuk masingmasing delapan kriteria kesehatan dan dua ukuran ringkasan komponen fisik dan komponen
mental.

Gambar 3. SF-36 dengan 8 skala fungsional16

Skala SF-36 ini dibagi menjadi 2 komponen yaitu persepsi kesehatan umum, energi,
fungsi sosial dan keterbatasan akibat masalah emosional disebut sebagai komponen mental
(Mental Component Scale) sedangkan fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, perasaan
sakit/nyeri, kesehatan psikis dan energi disebut sebagai komponen fisik (Physical Component

Universitas Sumatera Utara

20
Scale). Masing-masing skala dinilai dengan kemungkinan cakupan nilai 0-100, dimana skor yang
lebih tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan waktu penggunaannya,
SF– 36 dapat digunakan pada 2 periode pengukuran , yaitu pengukuran standar ( > 4-minggu)
dan akut (< 1 minggu).16
Short Form-36 (SF-36) mempunyai nilai realibilitas yang diuji dengan menggunakan
estimasi reliabilitas Cronbach’s α (alpha), dimana SF 36 mempunyai konsistensi internal yang
baik (Cronbach’s α = 0,723).17

2.5. Kerangka Konseptual

Pasien
Skizofrenia
Paranoid Fase
Stabil
Pengobatan

Faktor
Sosiodemografik
- Usia
- Jenis kelamin
- Suku
- Pendidikan
- Status perkawinan
- Pekerjaan
- Situasi tempat
tinggal

KUALITAS
HIDUP

Lama Sakit

Universitas Sumatera Utara