Hubungan Karakteristik Sosiodemografik dengan Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia Paranoid

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang penelitian
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering dijumpai. Hampir 1% penduduk di
dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung
seumur hidup, dan mengenai orang dari semua kelas sosial. Jika gangguan skizofrenia dimasukkan dalam
estimasi prevalensi, maka jumlah orang-orang terserang bertambah sekitar 5%.1
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan yang paling menarik dimana beberapa peneliti telah
menangani perhatian mereka sejak abad XIX. Menurut Morel pada tahun 1850, sebagai gangguan yang
mempengaruhi anak-anak muda dengan cara yang akut dan berkembang mengakibatkan terjadinya
gangguan mental. Saat ini, dianggap sebagai gangguan kronis yang biasanya terjadi pada akhir masa
remaja, ditandai dengan gejala positif dan gejala negatif terutama dalam working memory, perhatian
terus-menerus, dan fungsi eksekutif. Gangguan ini memiliki kecenderungan dan dampak yang luas pada
berbagai fungsi kehidupan yang erat kaitannya dengan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan
kualitas hidupnya.2
Beberapa penelitian mengenai kualitas hidup baik secara umum dan populasi yang terganggu
jiwanya telah gagal menemukan hubungan antara jenis kelamin dan kualitas hidup. Dua penelitian oleh
Lehman, Slaughter dan Myers pada tahun 1992, serta penelitian oleh Lehman, Rachuba dan Postrado pada
tahun 1995 , melaporkan adanya interaksi antara usia dan jenis kelamin yaitu laki-laki berusia di bawah

usia 25 tahun, dan laki-laki antara 36 – 45 tahun memiliki kualitas hidup lebih tinggi dibandingkan
wanita pada usia tersebut. Untuk waktu luang dan kesehatan dalam beberapa kategori usia, laki-laki
dinilai lebih tinggi kualitas hidupnya, sementara perempuan menunjukkan kepuasan yang lebih besar. Di
berbagai negara, melaporkan skor yang lebih tinggi kualitas hidup dalam kategori lain seperti jenis

Universitas Sumatera Utara

2
kelamin dan kepuasan dengan hubungan sosial untuk perempuan lebih besar kualitas hidupnya. Untuk
sampel Kuba sebaliknya, dan Amerika Serikat tidak ada perbedaan. 3
Caron dan kawan-kawan pada tahun 2004, mengemukakan dalam kehidupan sehari-hari perempuan
memiliki kualitas hidup yang lebih besar dibanding laki-laki. Kebanyakan penelitian tentang populasi
umum dan gangguan jiwa telah menemukan bahwa semakin tua semakin puas mereka dengan kualitas
hidupnya khususnya dalam hal keuangan.

Pasien yang bekerja menunjukkan kualitas hidup secara

signifikan lebih tinggi dari segi kesehatan fisik, hubungan dan dukungan sosial, dan skor kualitas
hidupnya lebih tinggi secara keseluruhan. Sebagian besar penelitian epidemiologi sampai saat ini
mengemukakan peningkatan kualitas hidup baik keberadaan dan kualitas hidup pada orang dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi serta pendapatan yang lebih tinggi. Jarema dan kawan-kawan,
menemukan korelasi negatif antara kualitas hidup dan usia pasien dan korelasi positif antara penilaian
kualitas hidup dengan pendidikan.3
Menurut Badli dan kawan-kawan

pada tahun 2008, kualitas hidup pasien skizofrenik secara

signifikan berhubungan dengan etnis/ras, status pekerjaan, bangsa Cina memiliki kualitas hidup yang
lebih baik dibandingkan dengan ras lain.5
Menurut Xiang dan kawan-kawan pada tahun 2010, status perkawinan menikah berkontribusi
terhadap kualitas hidup. Secara umum, perkawinan dapat memperkuat dukungan untuk pasien skizofrenik,
sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka, juga dapat menurunkan kualitas hidup mereka dikarenakan
masalah-masalah dalam pernikahannya.6
Selama periode pengamatan, situasi kehidupan pasien skizofrenik ,tampaknya hidup sendiri menjadi
lebih sering, sementara hidup di suatu lembaga atau dengan anggota keluarga menjadi berkurang. Secara
umum, dijelaskan bahwa situasi tempat tinggal pasien skizofrenik dapat mempengaruhi hubungan sosial.7

Universitas Sumatera Utara

3

Dalam studi multisenter cross-sectional yang mencakup semua negara-negara Nordic, dimana ratarata lama sakit adalah lima belas tahun, 70% yang hidup secara mandiri /sendiri, sedangkan 26 % tinggal
dilingkungan keluarga. Karakteristik sosiodemografik seperti jenis kelamin perempuan, usia yang lebih
muda, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan lama sakit yang pendek memiliki kualitas hidup yang
lebih baik.8
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografik dan lama
sakit dengan kualitas hidup pada pasien skizofrenia paranoid yang berobat di poliklinik BLUD Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara.

1.2. Rumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan antara karakteristik sosiodemografik (usia, jenis kelamin, suku, tingkat
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan situasi tempat tinggal) serta lama sakit dengan kualitas
hidup pasien skizofrenia paranoid.

1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan karakteristik sosiodemografik serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien
skizofrenia paranoid.

1.4.Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum


Universitas Sumatera Utara

4
Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografik

serta lama sakit dengan kualitas

hidup pasien skizofrenia paranoid.
b. Tujuan khusus
1.

Untuk mengetahui tingkat kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid

2.

Untuk mengetahui kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan
3.


Untuk mengetahui skor rata - rata kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid yang diukur dengan

kuesioner SF-36 berdasarkan karakteristik sosiodemografik serta lama sakit.
4.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan kelompok usia
5.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan jenis kelamin
6.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan pekerjaan
7.


Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan
8.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan status perkawinan.
9.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan suku.
10.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan situasi tempat tinggal

Universitas Sumatera Utara


5
11.

Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen

kesehatan berdasarkan lama sakit.

1.5. Manfaat penelitian
1.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan karakteristik

sosiodemografik ( usia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan situasi
tempat tinggal ) serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid.
2.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis.

Universitas Sumatera Utara