Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait Fluktuasi Harga Saham Ditinjau Dari Undang-Undnag Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

BAB II
TRANSAKSI EFEK SEMU DI PASAR SEKUNDER PADA PASAR
MODAL
A.

Tinjauan Umum Tentang Transaksi Efek Semu
Pasal 1 angka 5 UUPM menyatakan bahwa Efek adalah surat berharga,

yaitu surat pengakuan utang,surat berharga komersial,saham,obligasi,tanda bukti
utang.unit penyertaan kontrak investasi kolektif,kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif atas Efek.
Instrumen yang disebut efek merupakan suatu komponen penting dalam
memahami

konsep

penawaran

umum

dan


merupakan

instrumen

yang

diperdagangkan di pasar modal, sehingga pembahasan atas istilah ini merupakan
hal yang sangat perlu dalam memahami hukum pasar modal. Bahkan dapat
dikatakan bahwa efek merupakan satu-satunya unsur yang dapat menyebut apakah
suatu penawaran umum yang dapat dikategorikan menjadi “penawaran umum”
dalam pengertian UUPM. Pemahaman atas istilah efek sangat penting bukan
hanya istilah ini akan terus berkembang, sebagaimana dikemukakan di atas. 31
Pengertian efek ini juga menjadi sangat penting karena Undang-Undang
Pasar Modal dengan tegas mengecualikan beberapa instrumen atau efek/ surat
berharga,yang karena sifatnya maka emiten atau perusahaan yang menerbitkan
tidak diwajibkan untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran. 32 Dari pengertian
efek sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 1 angka 5 UUPM , kiranya perlu

31


Hamud M.Balfas,Op.Cit.,hlm.80.
Ibid.,hlm. 81

32

Universitas Sumatera Utara

disimak lebih lanjut bahwa efek itu ternyata bukan hanya terdiri atas saham dan
obligasi semata sebagai surat berharga, melainkan terdiri surat berharga lainnya
sebagaimana telah disebutkan di atas. Hal ini perlu mendapat perhatian karena
pemahaman yang berkembang di masyarakat tentang pengertian surat berharga
sangatlah terbatas. Pengertian efek tidaklah semata-mata seperti yang telah
disebutkan secara limitatif dalam UUPM tersebut, tetapi termasuk di dalamnya
adalah derivatif dari efek. 33
Defenisi yang universal dan tegas tentang istilah transaksi efek semu
belum ada. Transaksi efek semu sendiri umumnya dikategorikan sebagai salah
satu dari beberapa bentuk manipulasi pasar, maka kebutuhan untuk merumuskan
kriteria ataupun ciri spesifik mengenai istilah transaksi efek semu dianggap
terjawab dengan adanya penjelasan mengenai manipulasi pasar dan transaksi efek

semu bukanlah dua hal yang berbeda, karena transaksi efek semu itu sendiri
adalah merupakan salah satu bentuk dari manipulasi pasar.
Manipulasi pasar atau market manipulation didefinisikan sebagai “a
deliberate attempt to interfere with the free and fair operation of the market and
create artificial, false or misleading apperances with the respect to the price of,
or market for, a security, commodity or currency” 34 Artinya upaya sengaja untuk
mengganggu pengoperasian yang bebas dan adil dari pasar dan menciptakan

33

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman,Hukum Investasi dan Pasar Modal (Jakarta:
Sinar Grafika,2015),hlm.191.
34
https://en.wikipedia.org/wiki/Market_manipulation (diakses pada tanggal 15 Februari
2016)

Universitas Sumatera Utara

penampilan buatan, palsu atau menyesatkan dengan sehubungan dengan harga,
atau pasar untuk, keamanan, komoditas atau mata uang. 35

Transaksi efek di pasar sekunder merupakan pasar perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Pasar sekunder merupakan
mekanisme yang mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli saham
diantara para investor atau pemodal melalui para pialang atau broker,sehingga
terjadillah transaksi saham di bursa efek. Antara pasar perdana dengan pasar
sekunder ada hubungan timbal balik. Pasar perdana bisa ramai apabila pasar
sekundernya juga ramai, demikian juga sebaliknya. 36
Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi
nasabah di salah satu perusahaan efek 37. Setelah nasabah tercatat di perusahaan
efek, maka nasabah dapat melakukan order jual atau beli di perusahaan efek yang
bersangkutan. Biasanya perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk
mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut
layak melakukan jual beli saham. 38 Perusahaan efek membantu mencarikan dana

35

https://translate.google.co.id/?hl=id#en/id/a%20deliberate%20attempt%20to%20interfer
e%20with%20the%20free%20and%20fair%20operation%20of%20the%20market%20and%20cre
ate%20artificial%2C%20false%20or%20misleading%20apperances%20with%20the%20respect%
20to%20the%20price%20of%2C%20or%20market%20for%2C%20a%20security%2C%20comm

odity%20or%20currency (diakses pada tanggal 15 Februari 2016).
36
Astungkoro Sudikno, Praktek Cornering Dalam Transaksi Efek Pada Bursa Saham
Ditinjau Dari Aspek Hukum (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,2012),hlm.31.
37
Perusahaan efek merupakan bagian dari industri sekuritas yang sangat berperan penting
dalam mata rantai kegiatan di pasar modal. Perusahaan efek adalah pihak yang membawa emiten
masuk ke pasar modal, memasarkan efek yang dikeluarkan dan setelah dana terkumpul oleh
emiten, perusahaan efek akan beralih dan berperan memberikan jasa-jasanya kepada masyarakat
investor dengan memberikan perantaranya dalam perdangan efek dalam buku Hamud M.
Balfas,hlm.313.
38
M.Irsan Nasarudin,et.al.Op.Cit.,hlm.134.

Universitas Sumatera Utara

bagi perusahaan, memberikan nasihat tentang pengelolaan dana dan selanjutnya
memberikan jasa perantaraan bagi investor untuk berinvestasi. 39
Transaksi efek diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.
Pesanan tersebut dapat disampaikan baik secara tertulis maupun lewat telepon dan

disampaikan kepada perusahaan efek melalui sales/dealer. Pesanan tersebut harus
menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual dan dengan menyebutkan harga
yang akan diinginkan.

40

Transaksi semu atau sering disebut dengan

“penggorengan” saham bukanlah hal baru dalam dunia pasar modal di Indonesia.
Transaksi efek semu tersebut pada prinsipnya adalah suatu transaksi di bursa yang
sebenarnya tidak sungguh-sungguh terjadi. Sebab, penjual dan pembeli
sebenarnya adalah pihak yang sama. Transaksi semu bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari investor yang terjebak masuk ke dalamnya. 41
Perdagangan efek menjadi suatu mata rantai penting, karena tidak semua
orang bermaksud untuk memegang efek tersebut untuk selamanya. Seorang yang
memegang efek pada saat ini mungkin mempunyai kebutuhan besok hari, dan
karena tidak ada sumber dana lain untuk mencukupi kebutuhan tersebut, maka
efek yang dipegangnya menjadi alternatif untuk mendapatkan dana guna
memenuhi kebutuhan tersebut. Dilain pihak, seorang yang mempunyai efek
mungkin sedang tidak membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi

karena merasa harga efek akan turun, atau menurut perkiraannya harga efek
tersebut tidak akan naik lagi, maka ia memutuskan untuk menjualnya sehingga dia

39

Hamud M. Balfas,Op.Cit.,hlm.313.
M.Irsan Nasarudin,et.al.Op.Cit.,hlm.135.
41
http://www.unisosdem.org, Transaksi Semu dan Fungsi Pengawasan,(diakses pada
tanggal 20 Februari 2015)
40

Universitas Sumatera Utara

dapat mencari efek lain, atau sarana investasi lain yang dianggapnya mempunyai
kemungkinan untuk memberikan keuntungan. Karena kebutuhan untuk menjual
dan

membeli


itulah,

maka

dibutuhkan

sarana

atau

tempat

untuk

memperdagangkan efek tersebut. Dengan adanya sarana tersebut aktivitas menjual
dan membeli menjadi lebih cepat berlangsung. Pembeli tidak harus dengan susah
mencari penjual, demikian juga pembeli tidak harus dengan susah payah mencari
barang yang akan dibelinya. 42
Layaknya sebuah pasar, harga efek (saham) di bursa naik dan turun
dengan cepat bahkan dalam hitungan detik atau menit. Turun naiknya harga

saham di pasar ini memberikan kesempatan bagi pemodal untuk membeli atau
menjual efek dengan mengambil kesempatan dari selisih naik turunnya harga
tersebut. 43
Transaksi efek semu memiliki perbedaan dengan transaksi short sale di
bursa efek. Transaksi short sale ini dilakukan ketika penjual tersebut melihat
bahwa harga suatu efek akan turun terus. Karena penjual ini memperkirakan
bahwa harga efek tersebut akan turun terus maka dia kemudian mengambil
kesempatan untuk menjual efek itu sekarang, dan sesaat kemudian membelinya
(tentunya pada harga yang lebih rendah) untuk diserahkan. Contoh yang nyata
dari transaksi short sale ini adalah ketika saya, sebagai penjual, menjual 10.000
lembar saham PT Gudang Garam,Tbk. pada harga Rp 9.500,-. Saya menjual
saham Gudang Garam tersebut pada harga Rp 9.500,- karena saya beranggapan
bahwa harga saham Gudang Garam akan turun ke harga Rp 9.400,-. Sesaat
42

Hamud M. Balfas,Op.Cit.,hlm.373.
Ibid.,hlm.393.

43


Universitas Sumatera Utara

kemudian (ketika harga telah turun) saya kemudian membelinya pada harga Rp
9.400,-. Dengan menjual pada harga Rp 9.500,- dan membelinya pada harga Rp
9.400,-, saya telah memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.000.000,-. Dengan sifat
transaksi short sale yang demikian maka terlihat unsur spekulasi menjadi
komponen utama dalam transaksi short sale. Oleh karena itu dalam keadaaan
pasar dengan harga saham yang cenderung turun short sales dapat mendorong
lebih jauh penurunan harga saham, sehingga dapat mengakibatkan kepanikan dan
menyebabkan jatuhnya harga-harga saham ke tingkat yang lebih rendah lagi. 44
Transaksi efek semu merupakan perbuatan yang dilarang karena hanya
akan merusak pasar yang dilakukan secara tidak fair. Ada yang berpendapat
bahwa hal tersebut wajar saja terjadi sebab pasar modal sebagai suatu pasar yang
bebas dan terbuka, sementara yang lain beralasan bahwa hal tersebut dilakukan
semata-mata demi kepentingan sepihak dari perusahaan atau institusi tertentu,
pribadi, bahkan pemerintahan. Transaksi perdagangan saham semu dalam
Undang-Undang Pasar Modal dikenal dengan tindak manipulasi pasar.
Perdagangan saham semu merupakan hasil dari tindak pidana manipulasi pasar
dan tindak pidana tersebut merupakan salah satu kejahatan di bidang pasar
modal. 45 Beberapa pola manipulasi pasar adalah: 46

1. Menyebarluaskan informasi palsu atau menyesatkan mengenai emiten dengan
tujuan untuk memengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek
(false information). Misalnya, satu pihak menyebarluaskan rumor bahwa
44

Ibid.,hlm.394-395.
Tavinayati,Op.Cit.,hlm.75.
46
M.Irsan Nasarudin,Op.Cit.,hlm.263.

45

Universitas Sumatera Utara

emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon yang menyebabkan harga
efeknya jatuh tajam di bursa.
2. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak
lengkap. Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A tidak
termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A
termasuk yang diambil alih oleh pemerintah.
Kegiatan transaksi yang bertujuan untuk memberikan kesan bahwa efek
perusahaan aktif diperdagangkan (wash trading). Sebagai contoh, direksi emiten
A memerintah seseorang untuk melakukan pembelian dan penjualan sekaligus,
agar efek perusahaannya dianggap likuid. Dalam transaksi itu tidak akan terjadi
perubahan kepemilikan secara absolut, karena skenario telah disusun oleh pihakpihak yang terlibat. Pola seperti ini, dapat lebih jauh lagi dipergunakan sebagai
sarana untuk memodifikasi harga efek pada level tertentu yang dikehendaki
pelaku. 47
B.

Perkembangan Pengaturan Perdagangan Saham di Bursa Efek
Pasar modal sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu sebelum Indonesia

merdeka yaitu pada zaman kolonial dengan tujuan untuk menghimpun dana guna
menunjang ekspansi usaha perkebunan milik kolonial Belanda di Indonesia.
Investor yang berkecimpung di pasar modal pada waktu itu adalah orang Belanda
dan Eropa lainnya. 48

47

Ibid.,hlm.263-264.
Pandji Anoragadan Piji Pakarti,Op.Cit.,hlm.98.

48

Universitas Sumatera Utara

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode
pertama, adalah periode zaman Belanda yang dimulai pada tahun 1912, yang
merupakan tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua, adalah
periode lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga, adalah periode orde
baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode
keempat, dimulai pada tahun 1988, merupakan periode bangunnya pasar modal
dari tidur yang panjang. Periode kelima, adalah periode otomatisasi pasar modal
yang dimulai pada tahun 1995, dan periode keenam, adalah periode krisis moneter
yang dimulai pada bukan Agustus 1997. 49
1. Periode pertama (1912-1942): periode zaman belanda
Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta.
Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai Veriniging voor Effectenchandel
yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang
dunia pertama, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal
1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
2. Periode kedua (1952-1960): periode orde lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951
dikeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 12 yang kemudian dijadikan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Pasar Modal. Juga melalui
Keputusan

Menteri

Keuangan

Nomor

:

289737/UU

tertanggal

1

November1951, Bursa Efek Jakarta (yang selanjutnya disebut BEJ) akhirnya
dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa
49

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman,Op.Cit.,hlm.168.

Universitas Sumatera Utara

efek ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada
tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lainnya adalah untuk mencegah larinya
ke

luar

negeri

saham-saham

perusahaan

Belanda

yang

dulunnya

diperdagangkan di pasar modal di Jakarta. Kepengurusan bursa efek ini
kemudian diserahkan ke Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek
(PPUE) yang terdiri atas 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota
kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik walaupun surat
berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh perusahaan
Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan
Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat dengan dikeluarkan obligasi
pemerintah melalui Bank Industri Negara di tahun 1954,1955, dan 1956.
Sengketa

antara

dinasionalisasikannya

pemerintah

RI

perusahaan

dengan

Belanda

Belanda

melalui

berakibat

Undang-Undang

Nasionalisasi Nomor 86 Tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya
modal Belanda dari tanah Indonesia. Akibatnya mulai tahun 1960, sekuritassekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di BEJ. Sejak
itu aktivitas di BEJ semakin menurun.
3. Periode ketiga (1977-1988): periode orde baru
BEJ dikatakan lahir kembali pada tahun 1977dalam periode Orde Baru sebagai
hasil dari Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976. Keputusan ini
menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan badan pembina pasar modal,
pembentukan

Badan

Pelaksana

Pasar

Modal

(BAPEPAM)

dan

PT

Danareksa.Presiden Soeharto meresmikan kembali BEJ pada tanggal 10

Universitas Sumatera Utara

Agustus 1977. PT Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang
tercatat di BEJ. Penerbitan saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977,
sebanyak 178.750 lembar saham ditawarkan dengan harga Rp 10.000,00 per
lembar. Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang karena
sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sedikit sekali perusahaan yang tercatat
di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang menariknya pasar modal pada
periode ini dari segi investor mungkin disebabkan tidak dikenakannya pajak
atas bunga deposito, sedang penerima dividen dikarenakan pajak penghasilan
sebesar 15%.
4. Periode keempat (1988-1995): periode bangun dari tidur panjang
Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai pada tahun 1988 BEJ
dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun
1988 hanya terdapat 24 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988,
selama 3 tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang
terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127 perusahaan. Sampai dengan
tahun

1996,

jumlah

perusahaan

yang

terdaftar

menjadi

238

perusahaan.Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal
sebagai berikut.
a. Permintaan dari Investor Asing
Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan
pesat pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik. Investor asing
tertarik dengan pasar Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang
menguntungkan untuk diversifikasi secara internasional. Investor asing

Universitas Sumatera Utara

dibatasi pemilikannya sampai dengan 49% dari sekuritas yang terdapat di
bursa. Sampai dengan awal tahun 1995, jumlah kepemilikan oleh investor
asing mencapai 7,06% miliar lembar atau sekitar 29,61% dari semua
sekuritas yang terdaftar.
b. Pakto 88
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 untuk merangsang
ekspor nonmigas, meningkatkan efisiensi dari pihak bank komersial,
membuat kebijakan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan
domestik, dan meningkatkan pasar modal. Salah satu hasil dari reformasi
Pakto 88 adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito.
Akibat dari reformasi ini adalah pelepasan dana sebesar Rp 4 Triliun dari
Bank Indonesia ke sektor keuangan. Akibat lebih lanjut adalah masyarakat
mempunyai cukup dana untuk bermain di pasar saham.
c. Perubahan Generasi
Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini, yaitu dari kultur bisnis
keluarga tertutup ke kultur bisnis profesional yang terbuka, yang
memungkinkan profesional dari luar keluarga untuk duduk di kursi
kepemimpinan perusahaan. Pergeseran ini terjadi karena perubahan generasi
dari tua kepada yang muda. Generasi yang muda umumnya mendapat
pendidikan di Barat yang mengakibatkan mereka mempunyai pandangan
berbeda dengan pendahulunya. Perubahan radikal menuju ke perusahaan
profesional terbuka ini juga merupakan faktor perkembangan pasar modal
yaitu dengan mulai banyaknya perusahaan yang go public.

Universitas Sumatera Utara

Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek
Surabaya (yang selanjutnya disebut BES). BES dengan nama asingnya
Surabaya Stock Exchange (SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni
1898. Pada awalnya, BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi yang
diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk
meningkatkan indeks gabungan dari nilai 100 pada tanggal 16 Juni 1898
menjadi 340. Mulai tanggal 19 September 1996, BES mengubah nilai dasar
indeks gabungannya menjadi nilai dasar 100. Pada akhir tahun 1996, IHSGBES mencapai nilai 568,585 poin. Sampai kuartal ketiga tahun 1990 jumlah
sekuritas yang tercatat di BES meningkat menjadi 116 saham. Jumlah ini
meningkat sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan nilai
kapitalisasi sebesar Rp 191,57 triliun. Semua sekuritas yang tercatat di BEJ
juga secara otomatis diperdagangkan di BES.
5. Periode kelima (mulai tahun 1995): periode otomatisasi
Karena peningkatan kegiatan transaksi yanng dirasakan sudah melebihi
kapasitas manula, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan
kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua
deret antrian (satu untuk antrian beli dan yang lainnya untuk antrian jual)
yang cukup panjang untuk masing-masing sekuritas, dan semua kegiatan
transaksi dicatat di papan tulis, maka setelah otomatisasi yang terlihat di
lantai bursa adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan oleh
broker.Sistem otomatisasi yang diterapkan di BEJ diberi nama Jakarta
Automated Trading System (JATS) dan mulai dioperasikan pada tanggal 22

Universitas Sumatera Utara

Mei 1995. Sistem manual hanya mampu menangani sebanyak 3.800
transaksi tiap hariannya. Dengan JATS, sistem ini mampu menangani
sebanyak 50.000 transaksi setiap harinya. Sebelum JATS dioperasikan
dengan sistem manual, rata-rata volume perdagangan tiap harinya adalah
sebesar Rp 14,8 juta lembar dalam 1.606 transaksi dengan nilai Rp 46 miliar
untuk transaksi reguler. Untuk transaksi non-reguler rata-rata volume
perdagangan setelah JATS adalah sebanyak 24,7 juta lembar dalam 222
transaksi dengan nilai Rp 82 miliar.
6. Periode keenam (mulai Agustus 1997): periode krisis moneter
Periode bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara Asia,
termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Singapura. Krisis
moneter yang terjadi ini dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara
Asia tersebut terhadap dolar Amerika. Penurunan nilai mata uang ini
disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valuta asing, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri, dan tidak
kalah penting adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.Untuk mencegah
permintaan dolar Amerika berlebihan yang mengakibatkan nialinya meningkat
dan menurunnya niali Rupiah, Bank Indonesia menaikkan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Diharapkan dengan suku bunga deposito yang
tinggi (beberapa bank swasta menawarkan suku bunga deposito dari 25%
hingga 50%), pemilik modal akan menanamkan modalnya di deposito untuk
mengurangi permintaan terhadap dolar.Tingginya suku bunga deposito
berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak lagi tertarik untuk

Universitas Sumatera Utara

menanamkan dananya di pasar modal, karena total return yang diterima lebih
kecil dibanding dengan pendapatan dari bunga deposito. Akibat lebih lanjut,
harga-harga saham di pasar modal mengalami perununan yang drastis. Indeks
harga saham gabungan (yang selanjutnya disebut IHSG) sejak bulan Agustus
sampai akhir tahun 1997 selalu menurun. Periode ini dapat juga dikaitkan
sebagai periode ujian terberat yang dialami oleh pasar modal Indonesia.Untuk
mengurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia,
pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagangannya lewat transaksi
investor

asing.

Pada

tanggal

3

September

1997

pemerintah

tidak

memberlakukan lagi pembatasan 49% pemilikan asing. Ini berarti bahwa mulai
tanggal tersebut, investor asing boleh memiliki saham-saham yang jumlahnya
tidak terbatas. Peraturan pemerintah ini kelihatannya belum membawa hasil,
karena jumlah kepemilikan asing hanya mencapai 27%. Kemerosotan pasar
saham ditunjukkan oleh IHSG yang turun dengan tajam. Untuk memperbaiki
kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah pada tanggal 1
November 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta nasional.
Pengumuman yang cukup mengejutkan ini tidak banyak membantu
memperbaiki lesunya pasar saham. Bahkan IHSG tetap merosot dengan tajam.
Perkembangan suatu pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif,
baik dari perusahaan yang akan menjual sahamnya (go public) maupun investor
serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Ini berarti bahwa
tanpa adanya partisipasi yang aktif dari perusahaan-perusahaan yang potensial
untuk go public, tidak adanya investor yang bergairah untuk menanamkan

Universitas Sumatera Utara

dananya dalam surat berharga, dan kurang aktifnya lembaga-lembaga penunjang
pasar modal , maka suatu pasar modal tidak akan berkembang dengan baik. Tapi
dengan adanya partisipasi yang aktif dari masing-masing pihak yang terlibat
dalam kegiatan pasar modal, tanpa disertai dengan kualitas yang memadai dan
perilaku yang baik dan rasa tanggung jawab sosial uang besar, akan
mengakibatkan perkembangan yang kurang baik bagi pasar modal.
Globalisasi ekonomi, selain memberikan tantangan berat, membuka
kesempatan yang luas dalam rangka pengembangan kemampuan perekonomian
suatu negara. Akan tetapi, di cermati dengan seksama, dapat dilihat bahwa untuk
saat ini hanyalah negara yang memiliki kemampuan ekonomi dan sumber daya
manusia yang kuat yang dapat menerima proses globalisasi ini. Dengan kata lain,
globalisasi akan memberikan dampak yang buruk apabila suatu negara tidak
memiliki kesiapan, baik dari segi ekonomi, sumber daya manusia, maupun dari
segi ketersediaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan sebagai
pendukung pertumbuhan ekonomi itu sendiri. 50
Kondisi perekonomian Indonesia mutakhir mengarahkan pengembangan
pasar modal Indonesia untuk “difokuskan pada pemulihan dan pengembangan
pelaku pasar.” Hal itu dimaksudkan untuk “menghasilkan pelaku pasar modal
yang kuat, sehingga menjadi penggerak yang tangguh bagi perekonomian
nasional.” Pengembangan diarahkan “pada peningkatan berbagai aspek yang
memiliki nilai strategis dalam meningkatkan daya saing global, yaitu keterbukaan
informasi, efisiensi pelaksanaan transaksi di pasar sekunder, sumber daya
50

M.Irsan Nasarudin,et.al.Op.Cit.,hlm.77.

Universitas Sumatera Utara

manusia, regulasi, dan penegakan hukum. 51 Dalam merespon globalisasi ekonomi
dan kepentingan dalam negeri Bapepam (saat ini Otoritas Jasa Keuangan /OJK)
merumuskan visi dan misi pengembangan pasar modal, yaitu: 52
1. Meningkatkan komitmen dalam pengembangan pasar modal dengan membuat
kebijakan fiskal dan moneter, menyediakan infrastruktur yang berstandar
internasional, dan peraturan yang mendukung untuk menciptakan iklim
investasi yang kondusif.
2. Memberikan akses yang memadai bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan
Koperasi ke pasar modal. Akses ini diharapkan bisa menciptakan stimulus dan
daya gerak UKM dan Koperasi untuk mampu menghimpun dana masyarakat
untuk keperluan dan pembesaran volume usaha produktif.
3. Memberikan kesempatan secara luas kepada Pemerintah Daerah untuk
memperoleh pembiayaan. Di saat otonomi daerah ini, kurangnya pasokan dana
proyek dari Pemerintah Pusat menyebabkan pemerintah daerah memerlukan
dana yang agak banyak untuk menyediakan fasilitas umum. Pemda bisa
menghimpun dana melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi.
4. Meningkatkan partisipasi investor domestik. Krisis moneter Indonesia telah
menyebabkan hengkangnya sejumlah investor asing. Ini adalah saatnya yang
tepat untuk mendorong partisipasi investor lokal untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia. Untuk dapat menjangkau masyarakat Indonesia yang
berjumlah besar, namun tersebar diperlukan strategi pemasaran yang jitu.

51

Ibid.,hlm.79.
Ibid.,hlm.80.

52

Universitas Sumatera Utara

5. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar modal Indonesia menghadapi
persaingan global. Saat ini perkembangan dan teknologi informasi merupakan
suatu keniscayaan untuk terus menyempurnakan dan mengejar standar
internasional pasar modal, sehingga akan mendatangkan minat investor
domestik dan asing untuk berinvestasi di pasar modal.
Sedangkan untuk sasaran pengembangan pasar modal Bapepam (OJK)
merumuskan sebagai berikut: 53
1. Terlaksana perdagangan tanpa warkat (sripless trading) dan pemindahbukuan
secara elektronik.
2. Mengintegrasikan sistem perdagangan bursa efek dengan sistem verifikasi
KSEI dan sistem KPEI.
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dana jaminan.
4. Menciptakan pasar yang likuid dan efisien.
5. Melaksanakan pendidikan pasar modal terpadu.
6. Menciptakan landasan pengembangan e-commerce dalam pasar modal.
7. Mendistribusikan kepemilikan secara luas.
8. Membentuk pasar derivatif.
9. Mengembangkan pasar obligasi.
10. Mengembangkan pasar luas bursa (over the counter).
11. Mengembangkan e-monitoring untuk industri reksa dana.

53

Ibid.,hlm.81.

Universitas Sumatera Utara

Perkembangan pasar modal tidak hanya ditunjukkan oleh data yang
bersifat kuantitatif semata seperti meningkatnya volume perdagangan dan nilai
kapitalisasi pasar serta jumlah perusahaan yang go public, akan tetapi juga
peningkatan kemampuan perusahaan, ketaatan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan pasar modal, kualitas keterbukaan informasi pasar modal serta
diberlakukan standar internasional dalam kegiatan perdagangan. Kemajuan ini
tidak lepas dari kontribusi dari segenap komponen pelaku pasar modal, yaitu
Bapepam/pemerintah dan swasta, yaitu lembaga dan profesi penunjang pasar
modal seperti bursa efek, Lembaga Kliring dan Penjamin (yang selanjutnya
disebut LKP), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian(yang selanjutnya disebut
LPP) dan perusahaan efek, akuntan, konsultan hukum, notaris, dan penilai. 54
Perusahaan akan go public kalau menurut pertimbangan tindakan tersebut
akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, baik manfaat langsung
maupun tidak langsung.

55

Perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh

faktor kepentingan dan keinginan investor. Dari segi investor ini, faktor yang
mempengaruhi untuk terjun di pasar modal adalah sikap investor terhadap risiko,
kualitas investor, dan kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan
investor. 56
Kualitas dan macam investor yang ikut transaksi di pasar modal juga
mempengaruhi perkembangan. Investor yang dimaksud adalah investor yang
mempunyai pandangan juah ke depan, yang menempatkan investasi pada
54

Ibid.,hlm.84.
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti,Op.Cit.,hlm.97.
56
Ibid.
55

Universitas Sumatera Utara

instrumen pasar modal sebagi investasi jangka pendek dikesampingkan. 57 Suatu
kebijaksanaan pemerintah dapat mendorong investor memasuki pasar modal.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa untuk dapat menjadi investor baru
akan memasuki pasar modal kalau menurut penilaiannya investasi dalam sekuritas
instrumen pasar modal lebih menguntungkan dibandingkan alternatif

lain.

Dengan adanya deregulasi yang membebankan pajak penghasilan pada bunga
deposito, maka investasi pada instrumen pasar modal menjadi alternatif yang
dipertimbangkan investor. 58 Peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal juga
ikut mempengaruhi perkembangan pasar modal. Dengan adanya peraturan dan
pengawasan yang memadai dan efektif maka akan mendorong investor untuk ikut
terjun dalam pasar modal. 59
Pasar modal merupakan pertemuan supply (dari para pihak yang
membutuhkan dana) akan dana jangka panjang yang transferable. Karena itu
keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand
tersebut. Namun, bila dilihat dari sisi surat berharga (sekuritas) maka supply yang
dimaksud adalah seberapa banyak penawaran surat berharga yang dilakukan oleh
borrower, dan demand yang dimaksud adalah seberapa banyak permintaan surat
berharga

(sekuritas)

oleh

lenders.

Kondisi

ini

akan

mempengaruhi

keseimbanganharga sekuritas dalam pasar, selain faktor-faktor lain. 60 Untuk itu

57

Ibid.
Ibid.
59
Ibid.
60
Suhartono dan Fadlilah,Portofolio Investasi dan Bursa Efek (Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percerakan,2009),hlm.7.
58

Universitas Sumatera Utara

secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara
lain adalah: 61
a.
b.
c.
d.
e.

Supply sekuritas
Demand akan sekuritas
Kondisi politik dan ekonomi
Masalah hukum dan peraturan
Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal.
Supply sekuritas sangat tergantung pada banyak dan sedikitnya perusahaan

yang go public atau listing di bursa efek. Ini berkaitan dengan kesadaran
perusahaan, bahwa bursa efek adalah juga sebagai alternatif pendanaan bagi
perusahaan, walaupun menurut hipotesis Meyrs (pecking order theory) bahwa
alternatif pendanaan model ini adalah yang berbiaya paling mahal dibanding
pendanaan dari laba ataupun hutang, namun disaat perusahaan butuh ekspansi
cepat sementara laba tidak mencukupi dan hutang sudah sampai batas maksimal
maka pendanaan bentuk ini menjadi sangat dibutuhkan di samping pertimbanganpertimbangan lain Banyak sedikitnya supply sekuritas juga akan mempengaruhi
keseimbangan harga sekuritas di bursa (pasar saham). 62
Harga sekuritas juga dapat dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi
suatu negara. Bila kondisi politik dan ekonomi suatu negara cukup stabil,
sebaliknya bila kondisi politik dan ekonomi suatu negara selalu bergolak, maka
reaksi pasar juga akan selalu terjadi terutama ke arah negatif. Begitu juga bila

61

Ibid.
Ibid.,hlm.7-8.

62

Universitas Sumatera Utara

kondisi politik kondusif dan dinamis serta ekonomi mengalami pertumbuhan yang
baik,tentu reaksi pasar akan bergerak ke arah positif. 63
Minat investor baik investor dalam negeri maupun investor asing untuk
berinvestasi dalam suatu negara biasanya dipengaruhi masalah aturan hukum dan
perundang-undangan. Bagaimanapun juga para investor butuh kepastian hukum
demi keamanan dananya yang diinvestasikan, padahal banyak sedikitnnya
investor yang berinvestasi dalam pasar sekuritas akan mempengaruhi supply dan
demand sekuritas tersebut dan seperti telah diungkapkan di depan bahwa supply
dan demand sekuritas ini akan mempengaruhi keseimbangan harga sekuritas di
pasar. 64
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, nomor 4 di dunia, merupakan
potensi dahsyat jika bisa dioptimalkan. Namun, fenomena pasar modal masih
menjadi fenomena kota yang diketahui sejumlah kalangan masyarakat yang
terbatas. Bapepam dan semua pihak yang terkait dengan pengembangan pasar
modal harus melakukan segenap upaya untuk melakukan sosialisasi, agar pasar
modal menjadi populer. 65
Pemodal yang ingin berinvestasi langsung di saham (berbeda dengan reksa
dana), dituntut memiliki pemahaman fundamental dan teknikal dari saham yang
akan menjadi sasaran investasi. Memahami aspek fundamental ini secara
sederhana, investor bisa mempelajari dari laporan keuangan emiten yang

63

Ibid.,hlm.8.
Ibid.,hlm.9.
65
M.Irsan Nasarudin, Op.Cit.,hlm.85.
64

Universitas Sumatera Utara

sahamnya menjadi pilihan jika yang terkait dengan fundamental perusahaan,
misalnya terkait dengan pembagian laba, struktur bisnis perusahaan dan
sebagainya yang terkait dengan fundamental ekonomi secara umum, investor bisa
berpedoman pada pertumbuhan ekonomi. Sederhananya pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dengan demikian ekspektasi atas kinerja saham juga akan tinggi.
Sementara itu terkait dengan aspek teknikal, investor bisa mengacu pada harga
tertinggi dan terendah dan harga saham. Di samping itu volume saham yang
beredar juga perlu mendapat perhatian karena sisi jumlah saham akan sangat
berpengaruh pada likuiditas dari saham. Jangan sampai membeli saham namun
giliran akan menjual membutuhkan waktu yang lama. Tentunya beberapa acuan
tentang aspek fundamental dan teknikal tersebut adalah contoh-contoh yang
paling sederhana dan banyak lagi dari kedua faktor tersebut yang bisa menjadi
perhatian investor. Selanjutnya setelah memahami faktor fundamental dan
teknikal, faktor berikutnya yang perlu dipahami adalah pemahaman tentang pasar,
aspek-aspek yang mempengaruhi pasar atau yang biasa disebut dengan risiko
pasar. Risiko pasar ini biasanya terkait dengan makro ekonomi, maupun mikro
ekonomi. Kondisi sosial politik, serta aspek regional juga rentan akan pergerakan
pasar. Dalam resiko pasar ada yang dinamakan dengan aspek psikologis, yakni
aspek yang sama sekali tidak bisa dijelaskan secara matematis, apalagi ekonomi.
Karena untuk membantu investor dalam memilah saham yang menjadi pilihan
Bursa Efek Indonesia (yang selanjutnya disebut BEI) membuat indikator
perdagangan yang bernama indeks. Setidaknya kini ada delapan kelompok indeks
industri yakni perdagangan sektor industri dasar, sektor kimia dasar, sektor

Universitas Sumatera Utara

properti, sektor keuangan, sektor manufaktur, sektor infrastuktur dan sektor
konsumsi. Sedangkan analisis dan para pelaku pasar modal lebih spesifik lagi
membagi menyatukan kelompok dari masing-masing sektor industri itu pada apa
yang dinamakan karateristik saham yang bisa dengan murah dijadikan acuan
investasi dan memudahkan membangun sebuah portofolio investasi. 66
Bursa efek didirikan oleh perseroan yang telah mendapat izin dari
Bapepam. Bursa efek adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli efek (Pasal
1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995). Penyelenggaraan Bursa Efek
dilakukan atas izin usaha dari Bapepam dan diawasi oleh Bapepam. Pemegang
saham di Bursa Efek adalah paara pialang (perusahaan efek). Tujuan pendirian
Bursa Efek yang teratur, wajar, dan efesien. Hal ini hanya akan tercapai apabila
perdagangan efek diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan
dilaksanakan secara konsisten sehingga harga mencerminkan mekanisme pasar
berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Adapun fungsi dari Bursa Efek
adalah sebagai berikut: 67
1. Menyediakan sarana perdagangan.
2. Membuat aturan bursa. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
memberi kewenangan Bursa Efek sebagai lembaga Self Regulatory
Organization (SRO), yakni untuk mengeluarkan dan menegakkan peraturan
yang ada kaitannya dengan pencatatan efek, keanggotaan bursa, dan
perdagangan efek . Ketentuan yang dikeluarkan mempunyai kekuatan untuk

66
67

Imam Sjahputra,Op.Cit.,hlm.89-90.
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Op.Cit.,hlm.16.

Universitas Sumatera Utara

ditaati oleh anggota bursa efek dan emiten yang sahamnya tercatat di bursa.
Semua aturan yang dikeluarkan Bursa Efek harus atas persetujuan Bapepam
sebagai otoritas pengawas.
3. Menyediakan informasi pasar.
4. Memberikan pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.
Adapun

perdagangan

efek

yang

wajar

adalah

penyelenggaraan

perdagangan yang berlangsung secara alamiah, dalam pengertian setiap kekuatan
penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas
dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya sistem penyampaian
informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari usahausaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidaktahuan pihak
lainnya dan adanya sistem serta tata cara pelaksanaan perdagangan yang
mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di Bursa
Efek. 68 BEI pada mulanya memiliki dua tempat, yakni BEJ (memperdagangkan
instrumen saham/equity dan obligasi/utang). PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT
Bursa Efek Surabaya (BES) secara resmi bergabung pada tanggal 1 Desember
2007. Nama kedua bursa itu digantikan dengan entitas baru bernama PT Bursa
Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) yang perdagangan efek pertamanya
dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2007. 69
Kehadiran BEI ini mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional
yang memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income),

68

Ibid.
Ibid., hlm.17.

69

Universitas Sumatera Utara

maupun perdagangan derivatif (derrivative instruments). Kehadiran bursa tunggal
ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan
menambah daya tarik untuk berinvestasi. Juga yang penting adalah infrastuktur
perdagangan menjadi terintegrasi dan memfasilitasi seluruh instrumen yang
diperdagangkan. Setelah bergabungnnya BEJ dan BES, dalam BEI sejak 1
Desember 2007 ada 352 emiten asal BEJ dan 30 emiten dari BES begabung dan
menambah pilihan investasi di BEI, begitu juga produk-produk lainnya, sehingga
akan melengkapi dan variasi pilihan investasi. 70
Perdagangan efek dapat dilaksanakan secara “over the counter” (OTC
market), tanpa adanya suatu trading floor tertentu sebagai tempat transaksi jual
beli efek. 71 Selain bursa yang terorganisir atau juga yang disebut juga organizied
market, sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam industri pasar modal juga
dikenal pasar liannya yaitu psar yang umumnya dikenal sebagai pasar di luar
bursa (over the counter market atau OTC). Berlainan dengan bursa (organized
market), yang sesuai dengan namanya memang secara sengaja diorganisir atau
diadakan untuk melakukan perdagangan efek, maka pasar di luar bursa sama
sekali tidak diorganisir. Pasar OTC ini timbul karena adanya kebutuhan dari
investor untuk mentransaksikan efeknya tanpa melalui bursa, baik karena efek
tersebut tidak tercatat di bursa, atau memang bermaksud menghindari bursa
karena alasan biaya transaksi atau lainnya. Dua alasan munculnya pasar OTC ini
adalah pertama karena investor yang melakukan transaksi melalui OTC
bermaksud menghindari biaya yang dibebankan bursa atas transaksi, yang
70

Ibid..
Imam,Op.Cit., hlm.133.

71

Universitas Sumatera Utara

menurutnya sangat besar. Kedua, karena mungkin satu-satunya pasar yang ada
untuk mentransaksikan efek milik investor adalah melalui OTC, karena memang
saham tersebut tidak ditransaksikan di pasar lainnya. Di Indonesia pasar OTC ini
belum begitu berkembang, dalam arti hanya sebagian kecil saja saham yang tidak
ditransaksikan melalui bursa. Tetapi saham yang tercatat di bursa pada dasarnya
dapat ditransaksikan di luar bursa, atau melalui pasar OTC ini karena memang
tidak dilarang. Tidak berkembangnya pasar ini terutama karena memang pasar
saham kita msih relatif kecil. Selain itu bursa efek memang mendorong
anggotanya untuk bertransaksi didalam bursa. Peraturan BEJ, misalnya dengan
tegas menyatakan bahwa anggota bursa efek yang menerima pesanan dari
nasabahnya untuk melakukan transaksi, dan atau akan melakukan transaksi untuk
kepentingannya sendiri atauefek yang tercatat di bursa, wajib melaksanakan
transaksi tersebut melalui sistem perdagangan Bursa. Dengan peraturan bursa efek
yang demikian, bursa memang menginginkan agar semua saham yang tercatat di
bursa efek, hanya akan ditransaksikan di bursa efek apabila kebetulan yang
melakukan transaksi tersebut adalah anggota bursa tersebut. 72
Keteraturan pada perdagangan efek yang teratur tidak cukup hanya dilihat
dari peraturan, tetapi juga dari praktik yang berlaku di pasar modal, terutama
adanya konsistensi penegakan peraturan bursa itu sendiri. Keteraturan tersebut
juga tercermin dari perilaku para pihak yang terlibat dalamnya, dan perilaku dari

72

Hamud M.Balfas,Op.Cit.,hlm.387-388.

Universitas Sumatera Utara

lembaga penunjang serta para profesional di pasar modal dan investor atau
pemodal itu sendiri. 73
Bursa efek mempunyai pengaturan mengenai transaksi efek yang
dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia yaitu Peraturan Nomor II-A Tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Peraturan ini menjelaskan secara rinci
mengenai mekanisme transaksi efek di BEI mulai dari defenisi, mekanisme
perdagangan efek sampai pada pengawasan internal yang dilakukan oleh Bursa
Efek Indonesia bila ditemukannya kejahatan pasar modal
C.

Indikasi Terjadinya Praktik Transasksi Efek Semu di Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah bursa efek di mana emiten diperdagangkan. Secara

umum transaksi efek di dalam pasar sekunder dapat dibedakan dalam: 74
1. Transaksi bursa
Adalah kotrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam
efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Transaksi bursa yang
terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar anggota bursa efek mulai
mengikat pada saat sebagaimana diatur oleh peraturan bursa efek yang dapat
didasarkan pada konfirmasi yang disampaikan oleh anggota bursa efek beli,
anggota bursa efek jual, atau keduanya, dengan atau tanpa persetujuan atas
konfirmasi dimaksud.

73

Ana Rokhumatussa’dyah dan Suratman, Op.Cit.,hlm.184.
Paulus Situmorang,Pengantar Pasar Modal (Jakarta:
Media,2008),hlm.118-120.
74

Mitra

Wacana

Universitas Sumatera Utara

2. Transaksi di luar bursa
Adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan
pihak lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang
bukan perusahaan efek. Perusahaan efek yang melakukan transaksi di luar
bursa wajib mencatat transaksi tersebut pada tanggal transaksi tersebut
mengikat. Perusahaan efek yang melakukan transaksi di luar bursa wajib
mengirim konfirmasi atau transaksi di luar bursa kepada perusahaan efek lain
atau pihak lain yang menjadi pihak dalam transaksi di luar bursa pada tanggal
transaksi tersebut dilaksanakan.
3. Transaksi nasabah pemilik rekening
Adalah transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan efek untuk kepentingan
rekening nasabahnaya sesuai dengan kontrak antara perusahaan efek dengan
nasabah tertentu. Transaksi nasabah pemilik rekening antara lain meliputi
pesanan jual beli, pesanan pinjam meminjam, penerimaan hak-hak rekening
atas efek, serta hal-hal yang berhubungan dengan rekening efek nasabah
tersebut.
4. Transaksi nasabah umum
Adalah transaksi melalui pemesanan efek dalam penawaran umum oleh
pemodal yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan efek. Transaksi
nasabah umum wajib mengikuti prosedur yang diterapkan dalam prospektus.
Jika dalam penawaran umum terjadi kelebihan permintaan efek, perusahaan
efek harus memprioritaskan pesanan melalui rekening efek, kecuali dalam hal
rekening efek dimiliki oleh pihak terafiliasi.

Universitas Sumatera Utara

5. Transaksi nasabah kelembagaan
Adalah transaksi efek antara perusahaan efek dengan nasabah tertentu yang
didasarkan pada perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah
kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransu, reksa dana, bank atau
lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening efek pada
perusahaan efek tersebut. Transaksi nasabah kelembagaan dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara perusahaan efek
dan nasabah kelembagaan. Penyelesaian transaksi nasabah kelembagaan dapat
dilakukan dengan cara penyerahan uang dan efek pada saat bersamaan, atau
dengan cara lain, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh para pihak.
Transaksi efek di pasar sekunder merupakan pasar perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Akan tetapi, transaksi efek
semu sendiri tidak ada dalam bentuk dan jenis transaksi yang ada di pasar
sekunder. Sehingga jelaslah bahwa transaksi efek semu merupakan perbuatan
yang dilarang untuk dilakukan. Pasar Sekunder merupakan mekanisme yang
mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli saham diantara para investor
atau pemodal melalui pialang atau broker, sehingga terjadilah transaksi saham di
bursa efek. Antara pasar perdana dengan pasar sekunder ada hubungan timbal
balik. pasar perdana bisa ramai apabila pasaar sekundernya juga ramai, demikian
juga sebaliknya.
Transaksi efek semu termasuk praktek yang sukar untuk diketahui dalam
kegiatan pasar modal. Yang semakin membuat sulit adalah adanya indikasi
transaksi efek semu muncul, belum tentu berujung pada kesimpulan bahwa

Universitas Sumatera Utara

transaksi efek semu memang terjadi. Indikasi yang paling mudah terbaca adalah
ketika terjadinya, fluktuasi harga saham, yaitu situasi dimana harga saham
melonjak naik ataupun turun secara tiba-tiba. 75
Kejahatan zaman dahulu terus ada dan terus menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Globalisasi, sebagai suatu fenomena sosial telah merasuk
hampir setiap kehidupan manusia, baik dalam lapangan politik, ekonomi, sosial
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi 76 Istilah kejahatan juga dikenal di pasar
modal. Namun yang dinamakan kejahatan pasar modal berbeda dengan kejahatan
pada umumnya. Kejahatan pasar

modal bukan seperti mencuri, membunuh,

merampok sebagai mana kejahatan pada umumnya yang telah dijelaskan
sebelumnya.

Kejahatan

pasar

modal

dikarenakan

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kemodernan dunia maya seperti internet, dan lain
sebagainya. Pasar modal juga membuat defenisi tersendiri yang termasuk ke
dalam kategori kejahatan pasar modal.
Indikasi kejahatan pasar modal yang sejak zaman dahulu dapat dilihat dari
adanya kasus perdagangan saham Bank Pikko menjadi sangat aktif dan harga
saham tersebut meningkat sebesar 20 %. Atas dasar itu BEJ meminta konfirmasi
kepada Bank Pikko mengenai ada atau tidaknya hal material mengenai Bank
Pikko yang perlu diungkapkan kepada publik. Bank Pikko memberikan informasi
kepada BEJ pada tanggal 8 April 1997 sebelum sesi perdagangan bahwa tidak

75

http://www.xanga.com,Bursa Baru, Integritas Baru, diakses pada (tanggal 27 Februari

2016)
76

Gunawan,
Persada,2007),hlm.1.

Widjaja,

Transpalantasi

Trust

(Jakarta:

PT.

Raja

Grafindo

Universitas Sumatera Utara

terdapat hal-hal material yang perlu diumumkan di BEJ pukul 10.30 WIB pada
hari yang sama. “PT” yang menjabat sebagai direktur PT Multi Prakarsa
Investama Securities yang dikendalikan oleh “BT” bersama-sama dengan
afiliasinya, melakukan transaksi saham Bank Pikko secara aktif melalui PT.PSP
Securities. Atas permintaan PT.PSP Securities memecah order beli dan jual saham
Bank Pikko melalui perusahaan Efek lain. Dalam kasus Bank Pikko, Bapepam
telah memberikan sanksi hukum kepada “BT” dan “PT” berupa pengembalian
keuntungan atas transaksi saham Bank Pikko dan denda serta sanksi administratif
pada “PT”. PSP Securities dan PT.MPI Securities. Sanksi administratif diberikan
berdasarkan bukti yang menunjukkan bahwa kedua perusahaan Efek tersebut telah
melakukan dan atau terlibat secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung,
dalam transaksi jual beli saham Bank Pikko dengan jumlah yang cukup besar
untuk kepentingan nasabah yang dapat menciptakan gambaran seolah-olah
kegiatan saham Bank Pikko adalah aktif. Hal ini dapat memengaruhi Pihak lain
baik langsung maupun tak langsung melakukan transaksi secara aktif atas saham
Bank Pikko. Transaksi tersebut dilakukan PT PSP Securities dengan cara
memecah order beli dan jual melalui 8 (delapan) perusahaan efek lain atas
perintah nasabahnya, di samping itu PT PSP Securities sendiri juga melaksanakan
sebagian order jual maupun beli atas saham Bank Pikko untuk kepentingan
nasabah bersangkutan. Di samping itu, transaksi atas saham Bank Pikko oleh
PT.MPI Securities dilakukan dengan cara menggunakan nama sedikitnya 13 (tiga

Universitas Sumatera Utara

belas) pihak lain atas perintah nasabah yang juga merupakan pengendali PT.MPI
Securities. 77

77

Bismar Nasution,Op.Cit., hlm.171-173.

Universitas Sumatera Utara