Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait Fluktuasi Harga Saham Ditinjau Dari Undang-Undnag Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

ABSTRAK
PELAKSANAAN TRANSAKSI EFEK SEMU TERKAIT FLUKTUASI
HARGA SAHAM DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL
Betric Yolanda Banjarnahor*
Bismar Nasution**
Mahmul Siregar***
Transaksi efek semu belum memiliki definisi yang tegas dan universal.
Transaksi efek semu sendiri merupakan salah satu bentuk dari manipulasi pasar.
Adapun permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana
proses pelaksanaan transaksi efek semu yang terjadi di pasar sekunder dalam
bursa efek Indonesia, hubungan antara fluktuasi (naik-turun) harga saham dengan
adanya transaksi efek semu pada pasar sekunder bursa efek Indonesia, dan
tanggung jawab para pihak dalam transaksi efek semu di bursa efek.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library
research) yang bersifat normatif yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data
sekunder, berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Selain itu juga
adanya analisis data dari kasus-kasus yang termasuk dalam kategori transaksi efek
semu.
Transaksi efek semu menyebabkan adanya fluktuasi harga saham yang
terjadi di Bursa Efek Indonesia dimana penjualan saham dibuat seolah-olah aktif

oleh beberapa pihak dengan membeli saham dalam jumlah yang banyak dan
mengakibatkan permintaan akan saham tersebut meningkat sehingga harga saham
akan naik. Hal ini dilakukann dengan tujuan agar pemodal yang tidak mengetahui
transaksi tersebut tertarik untuk membeli saham yang mengakibatkan
melambungnya harga saham. Kegiatan transaksi efek semu di pasar modal
diawasi secara internal oleh Bursa Efek Indonesia yang kemudian secara eksternal
diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan setelah adanya laporan yang berasal dari
Bursa Efek Indonesia. Selain memiliki fungsi pengawasan, Bursa Efek Indonesia
memiliki wewenang dalam hal pemberian sanksi administratif berupa suspensi
terhadap anggota bursa efek sedangkan Otoritas Jasa Keuangan selain memiliki
wewenang memberikan sanksi administratif, dapat melakukan gugatan untuk
ganti kerugian sebagai bentuk perlindungan konsumen, dalam hal sanksi pidana
maka Otoritas Jasa Keuangan dapat melaporkan kepada Jaksa Penuntut Umum
untuk dilakukan penuntutan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal menjelaskan adanya sanksi administratif, sanksi perdata, dan sanksi
pidana.
Kata kunci: Transaksi Efek Semu, Fluktuasi Harga Saham, Pasar Modal
*

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

Dosen Pembimbing I
***
Dosen Pembimbing II
**

Universitas Sumatera Utara