Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Buah Manggis Segar di Provinsi Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Manggis
Manggis merupakan tanaman buah tropis yang asal usul nya tidak disebutkan
secara pasti. Satu kepustakaan menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari
Malaysia, hal ini dinyatakan oleh Steenis pada tahun 1949. Sumber lain juga
menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari Semenanjung Malaya.
Perdagangan di masa lalu menyebabkan tanaman manggis menyebar dari satu
benua ke benua lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari Malaysia, ke Indonesia,
terus ke Philipina, Vietnam, Thailand, Burma dan Srilanka.
Pada sekitar tahun 1925, sebuah perusahaan besar bernama The United Fruit Coy
di Honduras membudidayakan tanaman manggis secara besar-besaran yang
bersifat komersial dalam bentuk perkebunan. Hasil budidaya manggis tersebut
diperdagangkan oleh perusahaan tersebut dan membawa kesejahteraan bagi
masyarakatnya. Kini tanaman manggis sudah menyebar dan dibudidayakan antara
lain di Myanmar, Indo-cina, Australia, dan Amerika Tengah. Di Indonesia sendiri,
tanaman manggis terdapat di hampir semua provinsi, dari barat sampai ke ujung
timur, dari Sabang sampai Merauke.
Menurut Warisno dan Kres Dahana (2012), tanaman manggis merupakan anggota
genus Garcinia dari keluarga Gruttiferae. Berdasarkan sistem nomenklatur,
tanaman manggis memiliki klasifikasi tata nama sebagai berikut:
19
Universitas Sumatera Utara
Kingom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Parietales
Family
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana L.
2.1.1.1 Sifat Botani
Manggis merupakan pohon hutan. Sosoknya tidak terlalu tinggi, sekitar 20 m.
Tanaman tumbuh lambat, biasanya daun muda muncul 1-2 kali setahun. Hal ini
karena akar sampingnya hanya sedikit.
a. Daun dan Cabang
Mahkota daun (kanopi) tampak indah menyerupai setengah kerucut. Daunnya
lebar dan tebal. Batang dan cabang banyak, tumbuh condong mendatar, tetapi
umumnya tidak rata dan banyak benjolan.
b. Bunga
Bunga berukuran besar. Kelopak tebal terdiri dari empat helai dan berwarna hijau.
Putik pendek. Bakal buah bulat besar dan berwarna hijau. Kepala putik bercabang
4-8 yang tetap melekat pada ujung buah.
c. Buah
Buah yang telah matang berwarna merah kecokelatan dengan bekas kepala putik
berwarna merah kehitaman. Semua bagian tanaman yang masih muda bergetah
kekuningan. Biji terbentuk tanpa melalui penyerbukan (aporniksis) karena tidak
memiliki polen (tepung sari) kelamin rudimenter.
20
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Agroekologi
Tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl
dengan tipe iklim basah. Curah hujan antara 1.500-3.000 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun. Suhu udara rata-rata 20-30o C, pH tanah 5-7, tetapi lebih toleran
pada pH rendah (masam) di lahan gambut. Daunnya peka sekali terhadap sinar
matahari langsung karena mudah terbakar. Di daerah beriklim agak lembap
hingga agak kering, tanaman manggis masih mampu hidup asalkan air tanah agak
dangkal. Bibit yang baru dipindah ke kebuh harus diberi naungan. Bila tidak,
hidupnya akan merana dan daunnya terbakar matahari.
2.1.1.3 Varietas unggul
Menurut Sobir dan Mega Amaliya (2013), varietas unggul manggis yang telah
dilepas adalah kaligesing (Purworejo). Namun, karena manggis masih dianggap
monoklonal (genetik seragam) maka pelepasan varietas unggul lokal yang lain
masih perlu dipertimbangkan. Hal ini disebabkan biji yang terbentuk tanpa
melalui pembuahan (perkawinan).
Di Indonesia, varietas unggul manggis masih sangat jarang. Varietas unggul yang
ada biasanya berasal dari seleksi petani, misalnya varietas Tasikmalaya,
Wanayasa, Padang, Payakumbuh, Puspahiang dan Malinau. Selain varietas lokal
unggul, juga telah dikembangkan beberapa klon unggul antara lain, MBS 1, MBS
2, MBS 3, MBS 4, MBS 5, MBS 6, MBS 7. Sayangnya, ketersediaan bibit unggul
ini tidak dapat diakses dengan mudah oleh petani, sehingga petani tetap menanam
bibit berkualitas rendah (Warisno dan Kres Dahana, 2012).
21
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Budidaya
Sumber: mitrabibit.com
Gambar 1. Benih Manggis Siap Semai
Sumber: tokopedia.com
Gambar 2. Bibit Manggis Siap Tanam
Menurut Sobir dan Mega Amaliya (2013), bibit ditanam menjelang musim hujan
pada lubang ukuran 60 x 60 x 50 cm. Pupuk yang digunakan berupa pupuk
kandang sebanyak 20 kg/lubang. Bibit yang tumbuh condong perlu diberi ajir.
Bibit yang baru dipindahkan perlu diberi naungan dari daun kelapa atau jerami
selama panas terik. Dosis pupuk buatan tiap aplikasi sebanyak 60 g Urea + 50 g
SP-36 + 25 g KCl/pohon. Pupuk diberikan empat kali dengan selang tiga bulan
pada tahun pertama hingga ke lima. Selanjutnya, dosis pupuk buatan dapat
ditingkatkan hingga empat kali lipat.
22
Universitas Sumatera Utara
Sumber: klatenherbal.com
Gambar 3. Pohon Manggis
Sumber: omkicau.com
Gambar 4. Proses Pematangan Buah Manggis
Pohon Manggis yang dirawat dengan baik akan mulai berbuah setelah berumur 5
tahun. Buah manggis dipetik setelah berwarna merah kehitaman, kira-kira
berumur 120 hari setelah bunga mekar. Bunga akan mekar (anthesis) setelah 25
hari sejak muncul bunga (kuncup). Buah harus dipanen satu per satu dengan
memotong tangkai karena matangnya buah tidak bersamaan (Sunarjono, 2013).
23
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.5 Manfaat
Beragam manfaat buah manggis diantaranya adalah:
a. Air rebusan akar manggis dapat digunakan untuk menyebuhkan penyakit
disentri dan mengatasi haid yang tidak teratur.
b. Akar kulit batang digunakan sebagai obat sakit perut.
c. Daun manggis digunakan untuk meredakan demam dan gangguan kencing,
serta ekstraknya digunakan sebagai salep luka.
d. Jus daging buah digunakan sebagai obat diare, radang amandel, keputihan,
disentri, wasir, borok, peluruh dahak, dan sakit gigi.
e. Kulit buah sebagai obat anti kanker, anti tumor, anti inflamasi/anti radang,
diabetes, antioksidan, mengatasi TBC, mengatasi Retinoblastoma (kanker
retina), penyehat jantung, anti arthritis, anti antiosteoporosis, penenang syaraf
(anti alzheimer), mencegah penuaan dini, anti malaria, anti alergi, penghilang
jerawat, dan anti HIV (Warisno dan Kres Dahana, 2012).
2.1.2 Prospek Ekspor Manggis
Di pasar internasional manggis dikelompokkan ke dalam kategori buah – buahan
eksotik. Bagi masyarakat luar negeri buah ini sangat bergengsi dan belum
memasyarakat secara luas. Harganya pun relatif mahal karena jumlah yang
tersedia di pasar terbatas sehingga hanya kalangan tertentu saja yang dapat
menikmatinya.
Potensi dan peluang pengembangan manggis cukup cerah, baik untuk pasar dalam
negeri maupun pasar luar negeri. Diperkirakan permintaan manggis untuk pasar
24
Universitas Sumatera Utara
domestik akan meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan akan gizi
dan pendapatan.
Menurut Satuhu (1997), masih banyak kendala dalam penyediaan buah manggis
segar yang berkualitas ekspor. Walaupun total produksi manggis Indonesia cukup
tinggi, namun mutunya rata-rata masih rendah. Rendahnya mutu manggis
umumnya karena manggis kebanyakan masih merupakan tanaman hutan yang
belum dibudidayakan dengan benar. Untuk meningkatkan mutu buah manggis
yang layak diekspor, pemeliharaan tanaman dan pemanenan harus dilakukan
dengan hati-hati. Pengemasan dan pengangkutan pun harus diperhatikan. Dengan
meningkatkan kualitas buah maka permintaan ekspor manggis akan dapat
terpenuhi.
2.1.3 Syarat Mutu dan Penanganan Ekspor
Buah manggis segar yang akan diekspor warna sepalnya hijau segar. Jumlah sepal
lengkap, meskipun ada toleransi maksimal satu sepal. Warna kulit buah manggis
hijau keunguan sampai merah ungu. Tangkai buah berwarna hijau segar. Kulit
buah mulus tidak cacat, baik cacat mikrobiologis atau cacat mekanik seperti burik
dan tidak bergetah. Kadar burik maksimum yang masih dapat diterima adalah 510% (Satuhu, 1997).
Ukuran buah manggis untuk ekspor terbagi dalam beberapa grade, yaitu:
1. Grade super A: setiap kg terdiri 6-8 buah.
2. Grade AA: setiap kg terdiri 10-13 buah.
3. Grade AAA: setiap kg terdiri 14-15 buah.
25
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa proses yang terlibat dalam penanganan buah manggis untuk ekspor
mulai dari panen manggis setelah berumur 5 tahun lalu dilakukan sortasi buah
yang meliputi kontrol mengenai kulit, sepal, tangkai, tekstur, daging dan ukuran
buah. Buah yang telah disortasi kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukuran
buahnya (grading). Grading buah manggis dapat dilakukan secara manual dengan
tangan atau dengan menggunakan alat (mesin grading). Setelah dilakukan
grading, buah manggis siap ekspor dikemas dengan keranjang plastik yang
berlubang dengan kapasitas 10 kg berukuran 45,8 x 32,4 x 16,3 cm dengan bagian
bawah keranjang diberi alas kertas minyak. Lalu buah dimasukkan dan ditutup
dengan selembar busa tipis untuk mencegah kerusakan buah akibat benturan,
kemudian keranjang diikat dengan kuat dan dibungkus plastik.
Sumber: mahkotamanggissehati.com
Gambar 5. Keranjang Plastik untuk Pengemasan Ekspor Buah Manggis
Seluruh proses ini saling terkait dan turut menentukan keberhasilan ekspor. Untuk
lebih jelasnya bagan berikut menampilkan urutan proses yang dimaksud.
26
Universitas Sumatera Utara
Panen
Sortasi
Grading
Perlakuan
Kimia
Pengemasan
Tanpa perlakuan
kimia
Tanpa precooling
Precooling
Pengangkutan suhu
dingin 150 C
Pengangkutan suhu
kamar 28 - 300 C
Gambar 6. Bagan Proses Penanganan Buah Manggis untuk Ekspor
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perdagangan Internasional
Menurut Purwito (2015), Perdagangan Internasional adalah kegiatan yang terkait
dengan perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati batasbatas negara, bersifat interdependensi dengan menerapkan aturan tradisional,
bilateral, regional maupun yang telah disepakati secara internasional melalui
perjanjian atau dalam keanggotan dalam suatu institusi global. Perdagangan ini
merupakan suatu kejadian dari eksistensi pelaku bisnis, individu dan pemerintah
yang ingin melakukan transaksi jual beli barang atau jasa yang diproduksi di
negara lain. Kebebasan untuk memilih dan menentukan produk-produk tersebut
ditentukan oleh kondisi ketersediaan serta harga barang dan jasa.
27
Universitas Sumatera Utara
Perdagangan internasional memberikan manfaat kepada negara-negara yang
mempunyai sumber daya alam yang besar. Sehingga dapat menjamin adanya
pasar yang lebih stabil dan berpotensi untuk dapat bersaing dalam pasar
internasional dengan fluktuasi harga yang terkendali dan stabil, terutama dalam
era perdagangan bebas. Kelancaran produksi dan didistribusikan ke negara yang
memerlukan, perdagangan menjadi lebih bermakna bagi masing-masing negara,
melalui pemerintahannya. Kebijakan perdagangan merupakan suatu tindakan yang
diambil oleh pemerintah guna mengantisipasi kepentingan negara dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam upaya memperoleh nilai tambah bagi
produk yang dihasilkan di dalam negeri, terutama untuk meningkatkan daya saing.
2.2.2 Ekspor
Ekspor diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau
modal yang berasal dari daerah pabean ke luar daerah pabean melalui perjanjian
atau tidak, yang dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara, sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pengertian daerah pabean adalah seluruh wilayah
perairan, daratan maupun sungai dan zona eksklusif dari suatu negara, baik yang
ditetapkan dan diakui secara internasional maupun didasarkan atas kedaulatan dan
undang-undang serta batas-batas suatu negara.
Sesuai dengan praktik ekspor dapat dibagi menjadi:
a. Ekspor langsung biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan barang beserta
dokumen pelindungnya ke pembeli.
28
Universitas Sumatera Utara
b. Ekspor tidak langsung, dilakukan melalui pihak ketiga, yang disebabkan
beberapa hal yang melatarbelakangi, seperti lokasi pasar, ketersediaan sarana
dan prasarana (telekomunikasi, perbankan, transportasi) serta networking.
c. Re-ekspor adalah kegiatan yang dilakukan oleh importir untuk mengekspor
barang-barang yang telah dipesan/dibeli dan sampai di pelabuhan tujuan.
d. Diekspor kembali suatu kegiatan yang dilakukan oleh importir dengan
menggunakan fasilitas impor sementara dan mendapatkan penangguhan
pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor (Purwito, 2015).
Menurut Krugman dan Obstfeld (2000), secara teoritis ekspor suatu barang
dipengaruhi oleh suatu penawaran (supply) dan permintaan (demand). Dalam teori
Perdagangan Internasional (Global Trade) disebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari
sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, nilai tukar riil, pendapatan
dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor
dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
yang bisa diproduksi melalui investasi, impor bahan baku dan kebijakan
deregulasi.
Peningkatan ekspor sangat diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan neraca
pembayaran. Sebagai langkah pertama, harus dilakukan penelitian yang
mendalam terhadap komoditi di negara-negara maju, untuk menentukan pasar
yang potensial. Atas dasar penelitian ini produksi komoditi yang berkemampuan
ekspor harus ditingkatkan. Ekspor barang-barang yang tradisional harus didorong
29
Universitas Sumatera Utara
karena ia dibutuhkan baik oleh negara sedang berkembang maupun oleh negara
maju (Jhingan, 2014).
2.2.3 Gross Domestic Product (GDP)
Menurut Supriana (2013), Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic
Product (GDP) dapat diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksi (dengan
menggunakan faktor produksi milik warga negara maupun milik warga negara
asing yang ada di negara tersebut) dalam satu negara pada tahun tertentu. Dalam
buku indikator ekonomi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, dikenal
indikator ekonomi (termasuk PDB) riil dan nominal. PDB riil adalah produk
domestik yang dihitung berdasarkan harga konstan atau harga tahun tertentu yang
disebut sebagai tahun dasar. PDB dapat memberikan gambaran umum
perekonomian suatu negara/daerah melalui beberapa indikator ekonomi seperti
laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, dan PDB per kapita.
Adapun GDP Perkapita riil negara tujuan ekspor manggis Sumatera Utara yaitu
China sebagai berikut:
Tabel 4. GDP Perkapita Riil China (US $) Tahun 2005-2014
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: worldbank.org
Nilai GDP (US $)
1.740,1
2.082,2
2.673,3
3.441,2
3.800,5
4.514,9
5.574,2
6.264,6
6.991,9
7.590,0
30
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa GDP perkapita riil negara China sepanjang
tahun 2005-2014 mengalami peningkatan. Dimana peningkatan terbesar terjadi
pada tahun 2010-2011 yaitu sebesar 1.059,3 US $. Peningkatan GDP perkapita riil
China meningkat disebabkan karena China terkenal dengan negara yang mampu
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dalam memproduksi barang dan
jasa. Pernyataan ini didukung publikasi oleh Setiyadi (2015), bahwa dengan
memainkan berbagai peran, sebagai konsumen, produsen, pesaing, pembaharu dan
penyedia sumber daya manusia yang handal negara China mampu membentuk
perekonomian dunia. China menjadi negara yang tangguh dalam penekanan biaya
produksi, peningkatan teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat
dalam memajukan negara.
2.2.4 Nilai Tukar
Menurut Supriana (2013), nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Menurut Cornelius Luca dalam bukunya yang berjudul Trading In The Global
Currency Markets memberikan definisi bahwa nilai tukar valuta asing merupakan
harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Menurut J. Fabozzi dan
Franco Modigliani dalam buku Capital Markets memberikan definisi bahwa nilai
tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat
dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Nilai tukar valuta asing
dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Nilai tukar US $ 1.00 sama dengan Rp 9.400 berarti untuk memperoleh satu dollar
31
Universitas Sumatera Utara
Amerika Serikat dibutuhkan 9.400 Rupiah Indonesia. Nilai tukar antara dua
negara akan berubah seiring berubahnya waktu.
Adapun nilai tukar nominal mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Tukar Nominal Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat
Tahun 2005-2014
Tahun
Kurs Nominal (Rp)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: kemendag.go.id
9.165,00
9.020,00
9.054,00
9.153,00
9.400,00
8.924,00
8.574,00
9.000,00
9.667,00
11.591,00
2.2.5 Harga domestik dan Luar negeri
Jika mengetahui kurs antara dua mata uang dari dua negara, kita dapat
menghitung harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain. Bila mata
uang suatu negara mengalami depresiasi, ekspornya bagi pihak luar negeri
menjadi makin murah, sedangkan impor bagi penduduk negara itu makin mahal.
Apresiasi menimbulkan dampak yang sebaliknya: harga produk negara itu bagi
pihak luar negeri makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik
menjadi lebih murah.
Makin besar selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan
menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor akan menjadi bertambah
32
Universitas Sumatera Utara
banyak. Naik turunnya harga disebabkan oleh keadaan perekonomian negara
pengekspor dan harga di pasaran internasional semakin meningkat. Akibat dari
kedua hal tersebut akan mendorong ekspor komoditi tersebut (Krugman, 1999).
2.3 Penelitian Terdahulu
Amalia Pradipta dan Muhammad Firdaus (β014) dalam penelitian berjudul “Posisi
Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Buah-Buahan
Indonesia” diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
memengaruhi aliran ekspor buah Indonesia ke negara tujuan meliputi harga
ekspor, populasi, jarak ekonomi, GDP riil dan per kapita, nilai tukar riil, indeks
harga konsumen Indonesia, dan variabel dummy krisis yang terjadi di Eropa.
Arlisda Febriana Setyo (β009) dalam penelitian berjudul “Analisis Aliran
Perdagangan Manggis Indonesia” diketahui bahwa hasil analisis regresi gravity
model aliran perdagangan manggis Indonesia menunjukkan koefisien variabel
GDP negara tujuan (Yj) memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan dengan nilai koefisien sebesar
0,2676.
A. Husni Malian (β00γ) dalam penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian dan Produk Industri Pertanian” diketahui
bahwa peubah kebijakan yang mempengaruhi secara dominan ekspor produk
pertanian adalah nilai tukar riil dan investasi pemerintah di sektor pertanian,
sementara yang mempengaruhi ekspor produk industri pertanian adalah nilai tukar
riil.
33
Universitas Sumatera Utara
Lisa Marlina dalam penelitian berjudul “Analisis Ekspor Kopi Sumatera Utara
dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Pendapatan Petani Kopi serta Kaitannya
dengan Pengembangan Wilayah” disimpulkan bahwa Pendapatan petani kopi
tidak hanya didasarkan kepada jumlah produksi kopi yang dihasilkan tetapi juga
tergantung pada harga kopi yang terjadi pada tingkat petani. Harga kopi pada
tingkat petani sangat tergantung pada perubahan harga pada tingkat ekspor yang
memperlihatkan adanya pengaruh tidak langsung kegiatan ekspor terhadap
pendapatan petani.
2.4 Kerangka Pemikiran
Manggis adalah buah yang kaya akan khasiat untuk kesehatan tubuh manusia.
Karena kaya akan manfaat, buah manggis memiliki permintaan yang tinggi di
pasar domestik maupun internasional. Petani manggis juga dituntut untuk mampu
memproduksi manggis skala besar dengan tetap memenuhi standar ekspor
manggis Indonesia khususnya Sumatera Utara.
Untuk memenuhi standar ekspor dan kuota ekspor tentunya petani, pelaku tata
niaga dan pihak eksportir dihadapkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor manggis seperti GDP per kapita riil negara tujuan, nilai tukar rupiah
terhadap dollar, volume ekspor dan harga ekspor manggis.
Meningkatnya volume ekspor manggis tentunya akan berpengaruh baik terhadap
kesejahteraan petani. Penerimaan petani manggis tidak hanya didasarkan kepada
jumlah produksi manggis yang dihasilkan tetapi juga tergantung pada harga
manggis yang terjadi pada tingkat petani. Semakin tinggi harga ekspor di pasar
34
Universitas Sumatera Utara
internasional akan menyebabkan petani bersemangat untuk memproduksi manggis
berkualitas ekspor sehingga jumlah komoditi yang diekspor akan meningkat.
Adapun skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Ekspor
Manggis
Sumatera Utara
Kondisi
Penerimaan
Petani Manggis
Harga Domestik
Manggis Tingkat
Petani
GDP
Perkapita
Riil
Nilai Tukar
Nominal
Rupiah
Terhadap
Dollar
Volume
Ekspor
Harga
Ekspor
Manggis
Gambar 7. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan:
: Menyatakan alur
: Menyatakan pengaruh
: Menyatakan kesamaan
: Kerangka Pemikiran Masalah (1)
: Kerangka Pemikiran Masalah (2)
: Kerangka Pemikiran Masalah (3)
: Kerangka Pemikiran Masalah (4)
35
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah:
1. GDP perkapita riil negara tujuan, Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar,
Volume ekspor manggis, Harga ekspor manggis secara serempak berpengaruh
nyata terhadap Nilai ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara. GDP
perkapita riil negara tujuan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor manggis,
Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar berpengaruh positif terhadap nilai
ekspor, Volume ekspor manggis berpengaruh positif terhadap nilai ekspor
manggis, Harga ekspor manggis berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
2. Terdapat hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan harga
domestik manggis tingkat petani di Provinsi Sumatera Utara.
3. Harga ekspor manggis berpengaruh positif terhadap penerimaan petani
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
36
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Manggis
Manggis merupakan tanaman buah tropis yang asal usul nya tidak disebutkan
secara pasti. Satu kepustakaan menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari
Malaysia, hal ini dinyatakan oleh Steenis pada tahun 1949. Sumber lain juga
menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari Semenanjung Malaya.
Perdagangan di masa lalu menyebabkan tanaman manggis menyebar dari satu
benua ke benua lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari Malaysia, ke Indonesia,
terus ke Philipina, Vietnam, Thailand, Burma dan Srilanka.
Pada sekitar tahun 1925, sebuah perusahaan besar bernama The United Fruit Coy
di Honduras membudidayakan tanaman manggis secara besar-besaran yang
bersifat komersial dalam bentuk perkebunan. Hasil budidaya manggis tersebut
diperdagangkan oleh perusahaan tersebut dan membawa kesejahteraan bagi
masyarakatnya. Kini tanaman manggis sudah menyebar dan dibudidayakan antara
lain di Myanmar, Indo-cina, Australia, dan Amerika Tengah. Di Indonesia sendiri,
tanaman manggis terdapat di hampir semua provinsi, dari barat sampai ke ujung
timur, dari Sabang sampai Merauke.
Menurut Warisno dan Kres Dahana (2012), tanaman manggis merupakan anggota
genus Garcinia dari keluarga Gruttiferae. Berdasarkan sistem nomenklatur,
tanaman manggis memiliki klasifikasi tata nama sebagai berikut:
19
Universitas Sumatera Utara
Kingom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Parietales
Family
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana L.
2.1.1.1 Sifat Botani
Manggis merupakan pohon hutan. Sosoknya tidak terlalu tinggi, sekitar 20 m.
Tanaman tumbuh lambat, biasanya daun muda muncul 1-2 kali setahun. Hal ini
karena akar sampingnya hanya sedikit.
a. Daun dan Cabang
Mahkota daun (kanopi) tampak indah menyerupai setengah kerucut. Daunnya
lebar dan tebal. Batang dan cabang banyak, tumbuh condong mendatar, tetapi
umumnya tidak rata dan banyak benjolan.
b. Bunga
Bunga berukuran besar. Kelopak tebal terdiri dari empat helai dan berwarna hijau.
Putik pendek. Bakal buah bulat besar dan berwarna hijau. Kepala putik bercabang
4-8 yang tetap melekat pada ujung buah.
c. Buah
Buah yang telah matang berwarna merah kecokelatan dengan bekas kepala putik
berwarna merah kehitaman. Semua bagian tanaman yang masih muda bergetah
kekuningan. Biji terbentuk tanpa melalui penyerbukan (aporniksis) karena tidak
memiliki polen (tepung sari) kelamin rudimenter.
20
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Agroekologi
Tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl
dengan tipe iklim basah. Curah hujan antara 1.500-3.000 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun. Suhu udara rata-rata 20-30o C, pH tanah 5-7, tetapi lebih toleran
pada pH rendah (masam) di lahan gambut. Daunnya peka sekali terhadap sinar
matahari langsung karena mudah terbakar. Di daerah beriklim agak lembap
hingga agak kering, tanaman manggis masih mampu hidup asalkan air tanah agak
dangkal. Bibit yang baru dipindah ke kebuh harus diberi naungan. Bila tidak,
hidupnya akan merana dan daunnya terbakar matahari.
2.1.1.3 Varietas unggul
Menurut Sobir dan Mega Amaliya (2013), varietas unggul manggis yang telah
dilepas adalah kaligesing (Purworejo). Namun, karena manggis masih dianggap
monoklonal (genetik seragam) maka pelepasan varietas unggul lokal yang lain
masih perlu dipertimbangkan. Hal ini disebabkan biji yang terbentuk tanpa
melalui pembuahan (perkawinan).
Di Indonesia, varietas unggul manggis masih sangat jarang. Varietas unggul yang
ada biasanya berasal dari seleksi petani, misalnya varietas Tasikmalaya,
Wanayasa, Padang, Payakumbuh, Puspahiang dan Malinau. Selain varietas lokal
unggul, juga telah dikembangkan beberapa klon unggul antara lain, MBS 1, MBS
2, MBS 3, MBS 4, MBS 5, MBS 6, MBS 7. Sayangnya, ketersediaan bibit unggul
ini tidak dapat diakses dengan mudah oleh petani, sehingga petani tetap menanam
bibit berkualitas rendah (Warisno dan Kres Dahana, 2012).
21
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Budidaya
Sumber: mitrabibit.com
Gambar 1. Benih Manggis Siap Semai
Sumber: tokopedia.com
Gambar 2. Bibit Manggis Siap Tanam
Menurut Sobir dan Mega Amaliya (2013), bibit ditanam menjelang musim hujan
pada lubang ukuran 60 x 60 x 50 cm. Pupuk yang digunakan berupa pupuk
kandang sebanyak 20 kg/lubang. Bibit yang tumbuh condong perlu diberi ajir.
Bibit yang baru dipindahkan perlu diberi naungan dari daun kelapa atau jerami
selama panas terik. Dosis pupuk buatan tiap aplikasi sebanyak 60 g Urea + 50 g
SP-36 + 25 g KCl/pohon. Pupuk diberikan empat kali dengan selang tiga bulan
pada tahun pertama hingga ke lima. Selanjutnya, dosis pupuk buatan dapat
ditingkatkan hingga empat kali lipat.
22
Universitas Sumatera Utara
Sumber: klatenherbal.com
Gambar 3. Pohon Manggis
Sumber: omkicau.com
Gambar 4. Proses Pematangan Buah Manggis
Pohon Manggis yang dirawat dengan baik akan mulai berbuah setelah berumur 5
tahun. Buah manggis dipetik setelah berwarna merah kehitaman, kira-kira
berumur 120 hari setelah bunga mekar. Bunga akan mekar (anthesis) setelah 25
hari sejak muncul bunga (kuncup). Buah harus dipanen satu per satu dengan
memotong tangkai karena matangnya buah tidak bersamaan (Sunarjono, 2013).
23
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.5 Manfaat
Beragam manfaat buah manggis diantaranya adalah:
a. Air rebusan akar manggis dapat digunakan untuk menyebuhkan penyakit
disentri dan mengatasi haid yang tidak teratur.
b. Akar kulit batang digunakan sebagai obat sakit perut.
c. Daun manggis digunakan untuk meredakan demam dan gangguan kencing,
serta ekstraknya digunakan sebagai salep luka.
d. Jus daging buah digunakan sebagai obat diare, radang amandel, keputihan,
disentri, wasir, borok, peluruh dahak, dan sakit gigi.
e. Kulit buah sebagai obat anti kanker, anti tumor, anti inflamasi/anti radang,
diabetes, antioksidan, mengatasi TBC, mengatasi Retinoblastoma (kanker
retina), penyehat jantung, anti arthritis, anti antiosteoporosis, penenang syaraf
(anti alzheimer), mencegah penuaan dini, anti malaria, anti alergi, penghilang
jerawat, dan anti HIV (Warisno dan Kres Dahana, 2012).
2.1.2 Prospek Ekspor Manggis
Di pasar internasional manggis dikelompokkan ke dalam kategori buah – buahan
eksotik. Bagi masyarakat luar negeri buah ini sangat bergengsi dan belum
memasyarakat secara luas. Harganya pun relatif mahal karena jumlah yang
tersedia di pasar terbatas sehingga hanya kalangan tertentu saja yang dapat
menikmatinya.
Potensi dan peluang pengembangan manggis cukup cerah, baik untuk pasar dalam
negeri maupun pasar luar negeri. Diperkirakan permintaan manggis untuk pasar
24
Universitas Sumatera Utara
domestik akan meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan akan gizi
dan pendapatan.
Menurut Satuhu (1997), masih banyak kendala dalam penyediaan buah manggis
segar yang berkualitas ekspor. Walaupun total produksi manggis Indonesia cukup
tinggi, namun mutunya rata-rata masih rendah. Rendahnya mutu manggis
umumnya karena manggis kebanyakan masih merupakan tanaman hutan yang
belum dibudidayakan dengan benar. Untuk meningkatkan mutu buah manggis
yang layak diekspor, pemeliharaan tanaman dan pemanenan harus dilakukan
dengan hati-hati. Pengemasan dan pengangkutan pun harus diperhatikan. Dengan
meningkatkan kualitas buah maka permintaan ekspor manggis akan dapat
terpenuhi.
2.1.3 Syarat Mutu dan Penanganan Ekspor
Buah manggis segar yang akan diekspor warna sepalnya hijau segar. Jumlah sepal
lengkap, meskipun ada toleransi maksimal satu sepal. Warna kulit buah manggis
hijau keunguan sampai merah ungu. Tangkai buah berwarna hijau segar. Kulit
buah mulus tidak cacat, baik cacat mikrobiologis atau cacat mekanik seperti burik
dan tidak bergetah. Kadar burik maksimum yang masih dapat diterima adalah 510% (Satuhu, 1997).
Ukuran buah manggis untuk ekspor terbagi dalam beberapa grade, yaitu:
1. Grade super A: setiap kg terdiri 6-8 buah.
2. Grade AA: setiap kg terdiri 10-13 buah.
3. Grade AAA: setiap kg terdiri 14-15 buah.
25
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa proses yang terlibat dalam penanganan buah manggis untuk ekspor
mulai dari panen manggis setelah berumur 5 tahun lalu dilakukan sortasi buah
yang meliputi kontrol mengenai kulit, sepal, tangkai, tekstur, daging dan ukuran
buah. Buah yang telah disortasi kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukuran
buahnya (grading). Grading buah manggis dapat dilakukan secara manual dengan
tangan atau dengan menggunakan alat (mesin grading). Setelah dilakukan
grading, buah manggis siap ekspor dikemas dengan keranjang plastik yang
berlubang dengan kapasitas 10 kg berukuran 45,8 x 32,4 x 16,3 cm dengan bagian
bawah keranjang diberi alas kertas minyak. Lalu buah dimasukkan dan ditutup
dengan selembar busa tipis untuk mencegah kerusakan buah akibat benturan,
kemudian keranjang diikat dengan kuat dan dibungkus plastik.
Sumber: mahkotamanggissehati.com
Gambar 5. Keranjang Plastik untuk Pengemasan Ekspor Buah Manggis
Seluruh proses ini saling terkait dan turut menentukan keberhasilan ekspor. Untuk
lebih jelasnya bagan berikut menampilkan urutan proses yang dimaksud.
26
Universitas Sumatera Utara
Panen
Sortasi
Grading
Perlakuan
Kimia
Pengemasan
Tanpa perlakuan
kimia
Tanpa precooling
Precooling
Pengangkutan suhu
dingin 150 C
Pengangkutan suhu
kamar 28 - 300 C
Gambar 6. Bagan Proses Penanganan Buah Manggis untuk Ekspor
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perdagangan Internasional
Menurut Purwito (2015), Perdagangan Internasional adalah kegiatan yang terkait
dengan perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati batasbatas negara, bersifat interdependensi dengan menerapkan aturan tradisional,
bilateral, regional maupun yang telah disepakati secara internasional melalui
perjanjian atau dalam keanggotan dalam suatu institusi global. Perdagangan ini
merupakan suatu kejadian dari eksistensi pelaku bisnis, individu dan pemerintah
yang ingin melakukan transaksi jual beli barang atau jasa yang diproduksi di
negara lain. Kebebasan untuk memilih dan menentukan produk-produk tersebut
ditentukan oleh kondisi ketersediaan serta harga barang dan jasa.
27
Universitas Sumatera Utara
Perdagangan internasional memberikan manfaat kepada negara-negara yang
mempunyai sumber daya alam yang besar. Sehingga dapat menjamin adanya
pasar yang lebih stabil dan berpotensi untuk dapat bersaing dalam pasar
internasional dengan fluktuasi harga yang terkendali dan stabil, terutama dalam
era perdagangan bebas. Kelancaran produksi dan didistribusikan ke negara yang
memerlukan, perdagangan menjadi lebih bermakna bagi masing-masing negara,
melalui pemerintahannya. Kebijakan perdagangan merupakan suatu tindakan yang
diambil oleh pemerintah guna mengantisipasi kepentingan negara dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam upaya memperoleh nilai tambah bagi
produk yang dihasilkan di dalam negeri, terutama untuk meningkatkan daya saing.
2.2.2 Ekspor
Ekspor diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau
modal yang berasal dari daerah pabean ke luar daerah pabean melalui perjanjian
atau tidak, yang dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara, sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pengertian daerah pabean adalah seluruh wilayah
perairan, daratan maupun sungai dan zona eksklusif dari suatu negara, baik yang
ditetapkan dan diakui secara internasional maupun didasarkan atas kedaulatan dan
undang-undang serta batas-batas suatu negara.
Sesuai dengan praktik ekspor dapat dibagi menjadi:
a. Ekspor langsung biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan barang beserta
dokumen pelindungnya ke pembeli.
28
Universitas Sumatera Utara
b. Ekspor tidak langsung, dilakukan melalui pihak ketiga, yang disebabkan
beberapa hal yang melatarbelakangi, seperti lokasi pasar, ketersediaan sarana
dan prasarana (telekomunikasi, perbankan, transportasi) serta networking.
c. Re-ekspor adalah kegiatan yang dilakukan oleh importir untuk mengekspor
barang-barang yang telah dipesan/dibeli dan sampai di pelabuhan tujuan.
d. Diekspor kembali suatu kegiatan yang dilakukan oleh importir dengan
menggunakan fasilitas impor sementara dan mendapatkan penangguhan
pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor (Purwito, 2015).
Menurut Krugman dan Obstfeld (2000), secara teoritis ekspor suatu barang
dipengaruhi oleh suatu penawaran (supply) dan permintaan (demand). Dalam teori
Perdagangan Internasional (Global Trade) disebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari
sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, nilai tukar riil, pendapatan
dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor
dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
yang bisa diproduksi melalui investasi, impor bahan baku dan kebijakan
deregulasi.
Peningkatan ekspor sangat diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan neraca
pembayaran. Sebagai langkah pertama, harus dilakukan penelitian yang
mendalam terhadap komoditi di negara-negara maju, untuk menentukan pasar
yang potensial. Atas dasar penelitian ini produksi komoditi yang berkemampuan
ekspor harus ditingkatkan. Ekspor barang-barang yang tradisional harus didorong
29
Universitas Sumatera Utara
karena ia dibutuhkan baik oleh negara sedang berkembang maupun oleh negara
maju (Jhingan, 2014).
2.2.3 Gross Domestic Product (GDP)
Menurut Supriana (2013), Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic
Product (GDP) dapat diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksi (dengan
menggunakan faktor produksi milik warga negara maupun milik warga negara
asing yang ada di negara tersebut) dalam satu negara pada tahun tertentu. Dalam
buku indikator ekonomi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, dikenal
indikator ekonomi (termasuk PDB) riil dan nominal. PDB riil adalah produk
domestik yang dihitung berdasarkan harga konstan atau harga tahun tertentu yang
disebut sebagai tahun dasar. PDB dapat memberikan gambaran umum
perekonomian suatu negara/daerah melalui beberapa indikator ekonomi seperti
laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, dan PDB per kapita.
Adapun GDP Perkapita riil negara tujuan ekspor manggis Sumatera Utara yaitu
China sebagai berikut:
Tabel 4. GDP Perkapita Riil China (US $) Tahun 2005-2014
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: worldbank.org
Nilai GDP (US $)
1.740,1
2.082,2
2.673,3
3.441,2
3.800,5
4.514,9
5.574,2
6.264,6
6.991,9
7.590,0
30
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa GDP perkapita riil negara China sepanjang
tahun 2005-2014 mengalami peningkatan. Dimana peningkatan terbesar terjadi
pada tahun 2010-2011 yaitu sebesar 1.059,3 US $. Peningkatan GDP perkapita riil
China meningkat disebabkan karena China terkenal dengan negara yang mampu
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dalam memproduksi barang dan
jasa. Pernyataan ini didukung publikasi oleh Setiyadi (2015), bahwa dengan
memainkan berbagai peran, sebagai konsumen, produsen, pesaing, pembaharu dan
penyedia sumber daya manusia yang handal negara China mampu membentuk
perekonomian dunia. China menjadi negara yang tangguh dalam penekanan biaya
produksi, peningkatan teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat
dalam memajukan negara.
2.2.4 Nilai Tukar
Menurut Supriana (2013), nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Menurut Cornelius Luca dalam bukunya yang berjudul Trading In The Global
Currency Markets memberikan definisi bahwa nilai tukar valuta asing merupakan
harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Menurut J. Fabozzi dan
Franco Modigliani dalam buku Capital Markets memberikan definisi bahwa nilai
tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat
dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Nilai tukar valuta asing
dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Nilai tukar US $ 1.00 sama dengan Rp 9.400 berarti untuk memperoleh satu dollar
31
Universitas Sumatera Utara
Amerika Serikat dibutuhkan 9.400 Rupiah Indonesia. Nilai tukar antara dua
negara akan berubah seiring berubahnya waktu.
Adapun nilai tukar nominal mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Tukar Nominal Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat
Tahun 2005-2014
Tahun
Kurs Nominal (Rp)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: kemendag.go.id
9.165,00
9.020,00
9.054,00
9.153,00
9.400,00
8.924,00
8.574,00
9.000,00
9.667,00
11.591,00
2.2.5 Harga domestik dan Luar negeri
Jika mengetahui kurs antara dua mata uang dari dua negara, kita dapat
menghitung harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain. Bila mata
uang suatu negara mengalami depresiasi, ekspornya bagi pihak luar negeri
menjadi makin murah, sedangkan impor bagi penduduk negara itu makin mahal.
Apresiasi menimbulkan dampak yang sebaliknya: harga produk negara itu bagi
pihak luar negeri makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik
menjadi lebih murah.
Makin besar selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan
menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor akan menjadi bertambah
32
Universitas Sumatera Utara
banyak. Naik turunnya harga disebabkan oleh keadaan perekonomian negara
pengekspor dan harga di pasaran internasional semakin meningkat. Akibat dari
kedua hal tersebut akan mendorong ekspor komoditi tersebut (Krugman, 1999).
2.3 Penelitian Terdahulu
Amalia Pradipta dan Muhammad Firdaus (β014) dalam penelitian berjudul “Posisi
Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Buah-Buahan
Indonesia” diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
memengaruhi aliran ekspor buah Indonesia ke negara tujuan meliputi harga
ekspor, populasi, jarak ekonomi, GDP riil dan per kapita, nilai tukar riil, indeks
harga konsumen Indonesia, dan variabel dummy krisis yang terjadi di Eropa.
Arlisda Febriana Setyo (β009) dalam penelitian berjudul “Analisis Aliran
Perdagangan Manggis Indonesia” diketahui bahwa hasil analisis regresi gravity
model aliran perdagangan manggis Indonesia menunjukkan koefisien variabel
GDP negara tujuan (Yj) memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan dengan nilai koefisien sebesar
0,2676.
A. Husni Malian (β00γ) dalam penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian dan Produk Industri Pertanian” diketahui
bahwa peubah kebijakan yang mempengaruhi secara dominan ekspor produk
pertanian adalah nilai tukar riil dan investasi pemerintah di sektor pertanian,
sementara yang mempengaruhi ekspor produk industri pertanian adalah nilai tukar
riil.
33
Universitas Sumatera Utara
Lisa Marlina dalam penelitian berjudul “Analisis Ekspor Kopi Sumatera Utara
dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Pendapatan Petani Kopi serta Kaitannya
dengan Pengembangan Wilayah” disimpulkan bahwa Pendapatan petani kopi
tidak hanya didasarkan kepada jumlah produksi kopi yang dihasilkan tetapi juga
tergantung pada harga kopi yang terjadi pada tingkat petani. Harga kopi pada
tingkat petani sangat tergantung pada perubahan harga pada tingkat ekspor yang
memperlihatkan adanya pengaruh tidak langsung kegiatan ekspor terhadap
pendapatan petani.
2.4 Kerangka Pemikiran
Manggis adalah buah yang kaya akan khasiat untuk kesehatan tubuh manusia.
Karena kaya akan manfaat, buah manggis memiliki permintaan yang tinggi di
pasar domestik maupun internasional. Petani manggis juga dituntut untuk mampu
memproduksi manggis skala besar dengan tetap memenuhi standar ekspor
manggis Indonesia khususnya Sumatera Utara.
Untuk memenuhi standar ekspor dan kuota ekspor tentunya petani, pelaku tata
niaga dan pihak eksportir dihadapkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor manggis seperti GDP per kapita riil negara tujuan, nilai tukar rupiah
terhadap dollar, volume ekspor dan harga ekspor manggis.
Meningkatnya volume ekspor manggis tentunya akan berpengaruh baik terhadap
kesejahteraan petani. Penerimaan petani manggis tidak hanya didasarkan kepada
jumlah produksi manggis yang dihasilkan tetapi juga tergantung pada harga
manggis yang terjadi pada tingkat petani. Semakin tinggi harga ekspor di pasar
34
Universitas Sumatera Utara
internasional akan menyebabkan petani bersemangat untuk memproduksi manggis
berkualitas ekspor sehingga jumlah komoditi yang diekspor akan meningkat.
Adapun skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Ekspor
Manggis
Sumatera Utara
Kondisi
Penerimaan
Petani Manggis
Harga Domestik
Manggis Tingkat
Petani
GDP
Perkapita
Riil
Nilai Tukar
Nominal
Rupiah
Terhadap
Dollar
Volume
Ekspor
Harga
Ekspor
Manggis
Gambar 7. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan:
: Menyatakan alur
: Menyatakan pengaruh
: Menyatakan kesamaan
: Kerangka Pemikiran Masalah (1)
: Kerangka Pemikiran Masalah (2)
: Kerangka Pemikiran Masalah (3)
: Kerangka Pemikiran Masalah (4)
35
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah:
1. GDP perkapita riil negara tujuan, Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar,
Volume ekspor manggis, Harga ekspor manggis secara serempak berpengaruh
nyata terhadap Nilai ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara. GDP
perkapita riil negara tujuan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor manggis,
Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar berpengaruh positif terhadap nilai
ekspor, Volume ekspor manggis berpengaruh positif terhadap nilai ekspor
manggis, Harga ekspor manggis berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
2. Terdapat hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan harga
domestik manggis tingkat petani di Provinsi Sumatera Utara.
3. Harga ekspor manggis berpengaruh positif terhadap penerimaan petani
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
36
Universitas Sumatera Utara