AKREDITASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI pdf

AKREDITASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: harapan dan fakta

Semua lembaga pendidikan di Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi dituntut untuk selalu meningkatkan standar kualitasnya demi mencapai output yang
berkualitas tinggi. Pengukuran kualitas suatu lembaga pendidikan dilakukan secara berkala
dengan suatu program yang disebut akreditasi sesuai dengan jenjang pendidikan lembaga
yang bersangkutan. Pada tingkat pendidikan tinggi akreditasi dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Akreditasi di lingkungan pendidikan tinggi
dilakukan dalam dua aspek yaitu institusi dan program studi. Di sisi lain, khusus untuk
bagian perpustakaan terdapat akreditasi tersendiri yang diselenggarakan oleh Perpusnas.
Tujuan Perpusnas untuk menyelenggarakan akreditasi perpustakaan adalah dalam
rangka pembinaan agar perpustakaan di Indonesia dapat berkembang menjadi
perpustakaan yang berkualitas. Perpustakaan berani menjamin apabila suatu perpustakaan
telah mencapai nilai akreditasi A, maka perpustakaan tersebut pasti sudah mampu
memberikan kualitas layanan yang bermutu tinggi.
Namun, dalam pelaksanaan akreditasi perpustakaan perguruan tinggi nampaknya
ada infrastruktur yang belum sepenuhnya siap. Infrastruktur pokok yaitu borang akreditasi
belum bisa menjadi tolok ukur yang benar-benar akurat. Borang akreditasi perpustakaan
perguruan tinggi, apabila kita cermati pada setiap komponennya akan sangat jelas terlihat
bahwa borang tersebut didesain untuk mengukur kualitas perpustakaan perguruan tinggi
dalam skala universitas. Padahal fakta di lapangan, perguruan tinggi di Indonesia sangat

beragam dan bervariasi, mulai dari yang paling kecil berupa akademi (yang hanya memuliki
satu prodi), sekolah tinggi (beberapa prodi), sampai yang berbentuk universitas (beberapa
fakultas). Dari semua bentuk perguruan tinggi tersebut hanya ada satu borang akreditasi
perpustakaan sebagai instrumen/alat ukur, sayangnya skala yang dipakai adalah skala yang
paling tinggi yaitu skala universitas. Hal ini dapat dipastikan, untuk lembaga pendidikan
setingkat akademi akan berat sekali untuk memenuhi standar yang sudah ditetapkan di
dalam borang tersebut, karena akademi hanya memiliki satu prodi saja, sedangkan
universitas bisa memiliki puluhan prodi.

Apabila borang satu-satunya tersebut dipaksakan untuk mengasesi beragam
perpustakaan perguruan tinggi, maka akan terjadi ketidakadilan, karena ukuran minimal dari
lembaga yang memiliki satu prodi pasti berbeda dengan ukuran minimal dari lembaga yang
memiliki puluhan prodi. Untuk itu kami berharap agar pihak berkompeten dalam hal ini
Perpusnas agar merancang borang kreditasi yang disesuaikan dengan bentuk perpustakaan,
agar borang bisa benar-benar bisa menjadi alat ukur yang akurat.[]