Hubungan Indikator Pemberian Makan pada
1
RIVANI NOOR
DEPOK, 2/3 SEPTEMBER 2015
2
PENDAHULUAN
Stunting didefinisikan sebagai TB/U < -2 SD atau
pendek dan 4 )
POLA ASUH
82,7 % baik
17,3 % kurang
PENYAKIT
INFEKSI
60,5 % sering sakit
39,5 % tidak/jarang sakit
USIA IBU
(tahun)
mean 30,14
26,3 % usia berisiko
73,7 % usia tidak berisiko
TINGGI BADAN
IBU (cm)
Mean 150,18
52 % pendek
48 % normal
PENDIDIKAN IBU
Median SMP
50,7 % pend rendah
49,3 % pend tinggi
Valid percent (n=133)
TINGKAT
PENDAPATAN
KELUARGA
60,5 % < UMR
39,5 % > UMR
6
HASIL ANALISIS BIVARIAT
1. MDD
Bayi dan anak stunting
9,7 % tidak memenuhi MDD
13,8 % memenuhi MDD
Tabel rekapitulasi
P value
= 0,606
Variabel MMF tidak dilanjutkan
analisis karena homogen
Variabel MAD tidak dilanjutkan
analisis karena dalam
perhitungan memasukkan MMF
yang homogen
2. Usia bayi dan anak
Bayi dan anak stunting
15,4 % 12-23 bulan
6,6 % 6-11 bulan
P value = 0,163
3. Jenis kelamin
Bayi dan anak stunting
11,9 % perempuan
11,8 % laki-laki
P value = 1,000
7. Umur Ibu
Bayi dan anak stunting
12,5 % berisiko
11,6 % tidak berisiko
P value = 1,000
4. Berat lahir
Bayi dan anak stunting
11,1 % BBLR
11,9 % tidak BBLR
P value = 1,000
8. Tinggi badan Ibu
Bayi dan anak stunting
16,5 % pendek
6,8 % normal
P value = 0,114
5. Panjang lahir
Bayi dan anak stunting
23,1 % pendek
8 % normal
P value = 0,019*
9. Pendidikan ibu
Bayi dan anak stunting
11,7 % pend rendah
12,0 % pend tinggi
P value = 1,000
6. Penyakit Infeksi
Bayi dan anak stunting
8 % sering sakit
19,2 jarang sakit
P value = 0,077
10.Pendidikan ayah
Bayi dan anak stunting
10,5 % pend rendah
12,6 % pend tinggi
P value = 0,897
11. Pekerjaan Ibu
Balita stunting
18,5 % ibu bekerja
10,4 % tdk bekerja
P value = 0,392
12. Jumlah Anggota Keluarga
Balita stunting
14,9 % < 4 org
7,7 % > 4 orang
P value = 0,265
13. Pola Asuh
Balita stunting
8,7 % kurang
12,7 % baik
P value = 0,738
14. Tingkat Pendapatan
Keluarga
Balita Stunting
13,0 % < UMR
10,0 % > UMR
P value = 0,756
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
Uji Interaksi
Tidak ada variabel yang berinteraksi (p value < 0,05)
Model Akhir
Variabel
P Value
OR
Panjang badan lahir
Minimum Dietary Diversity
Jumlah anggota rumah tangga
Penyakit infeksi
Usia balita
0,009
0,518
0,088
0,065
0,053
4,445
0,689
0,356
0,367
3,617
95 % CI
1,447 – 13,650
0,223 – 2,133
0,108 – 1,168
0,127 – 1,065
0,983 – 13,307
Variabel dominan berhubungan dengan stunting : panjang badan lahir, OR =
4,445 (CI 95 % : 1,447-13,650), artinya balita yang memiliki PBL pendek (< 48
cm) berisiko mengalami stunting pada usia 6-23 bulan sebesar 4,445 lebih
tinggi dibandingkan balita yang memiliki PBL normal (> 48 cm), setelah
dikontrol oleh variabel MDD, jumlah anggota rumah tangga, penyakit infeksi,
dan usia balita.
8
PEMBAHASAN
Panjang badan lahir merupakan faktor dominan kejadian stunting (Pratiwi,2013,
Mardones et al., 2014)
Faktor risiko kejadian stunting adalah panjang badan lahir yang rendah
(Anugraheni and Kartasurya, 2012, Meilyasari and Isnawati, 2014).
Retained effect pertumbuhan anak yang dipengaruhi pertumbuhan pada
masa sebelumnya (masa janin) dan faktor luar terutama penyakit infeksi dan
konsumsi makanan bayi sebagai efek tambahan (Baker,1996 dan Achadi,2005 dalam
Minarto,2006)
Bayi dengan panjang lahir pendek, kondisi stunting merupakan retained effect
kondisi kekurangan gizi sejak dalam masa kandungan
Retained effect terjadi karena 2/3 bayi dan anak sering mengalami infeksi dan
konsumsi makanan yang kurang beragam (umumnya kelompok padi-padian
dan sayur buah kaya vitamin A, setengahnya telah mengonsumsi kelompok
susu dan daging/ikan/jeroan, kurangdari setengah mengonsumsi kacangkacangan, telur dan sayur buah lainnya)
9
KESIMPULAN DAN SARAN
Prevalensi kejadian stunting
sebesar 11,8 % (2 % severe
stunting). Kejadian stunting
terbanyak pada usia 12-23
bulan (77,8 %)
Pola pemberian makan 99,3%
memenuhi secara kuantitas
(Minimum Meal Frekuensi), namun
secara kualitas (Minimum Dietary
Diversity) masih rendah yaitu 52,6 %.
Minimum Acceptable Diet (kuantitas
dan kualitas) rendah yaitu 42,1%.
Gizi seimbang
remaja,WUS,ibu
hamil dan PMBA
yang tepat
(kuantitas dan
kualitas) 1000
HPK
Sosialisasi
dan Advokasi
Faktor dominan kejadian
stunting adalah panjang badan
lahir dengan OR= 4,445 setelah
dikontrol oleh variabel Minimum
Dietary Diversity, penyakit infeksi,
jumlah anggota rumah tangga
dan usia balita.
Indikator PMBA tidak menunjukkan
hubungan yang bermakna secara
signifikan karena infeksi cukup tinggi
(65,8 %) serta hambatan
pertumbuhan yang terjadi sejak
masa kandungan (retained effect)
Kinerja
posyandu
terkait
edukasi
Penelitian
terkait
10
@ GiziBangsa
RIVANI NOOR
DEPOK, 2/3 SEPTEMBER 2015
2
PENDAHULUAN
Stunting didefinisikan sebagai TB/U < -2 SD atau
pendek dan 4 )
POLA ASUH
82,7 % baik
17,3 % kurang
PENYAKIT
INFEKSI
60,5 % sering sakit
39,5 % tidak/jarang sakit
USIA IBU
(tahun)
mean 30,14
26,3 % usia berisiko
73,7 % usia tidak berisiko
TINGGI BADAN
IBU (cm)
Mean 150,18
52 % pendek
48 % normal
PENDIDIKAN IBU
Median SMP
50,7 % pend rendah
49,3 % pend tinggi
Valid percent (n=133)
TINGKAT
PENDAPATAN
KELUARGA
60,5 % < UMR
39,5 % > UMR
6
HASIL ANALISIS BIVARIAT
1. MDD
Bayi dan anak stunting
9,7 % tidak memenuhi MDD
13,8 % memenuhi MDD
Tabel rekapitulasi
P value
= 0,606
Variabel MMF tidak dilanjutkan
analisis karena homogen
Variabel MAD tidak dilanjutkan
analisis karena dalam
perhitungan memasukkan MMF
yang homogen
2. Usia bayi dan anak
Bayi dan anak stunting
15,4 % 12-23 bulan
6,6 % 6-11 bulan
P value = 0,163
3. Jenis kelamin
Bayi dan anak stunting
11,9 % perempuan
11,8 % laki-laki
P value = 1,000
7. Umur Ibu
Bayi dan anak stunting
12,5 % berisiko
11,6 % tidak berisiko
P value = 1,000
4. Berat lahir
Bayi dan anak stunting
11,1 % BBLR
11,9 % tidak BBLR
P value = 1,000
8. Tinggi badan Ibu
Bayi dan anak stunting
16,5 % pendek
6,8 % normal
P value = 0,114
5. Panjang lahir
Bayi dan anak stunting
23,1 % pendek
8 % normal
P value = 0,019*
9. Pendidikan ibu
Bayi dan anak stunting
11,7 % pend rendah
12,0 % pend tinggi
P value = 1,000
6. Penyakit Infeksi
Bayi dan anak stunting
8 % sering sakit
19,2 jarang sakit
P value = 0,077
10.Pendidikan ayah
Bayi dan anak stunting
10,5 % pend rendah
12,6 % pend tinggi
P value = 0,897
11. Pekerjaan Ibu
Balita stunting
18,5 % ibu bekerja
10,4 % tdk bekerja
P value = 0,392
12. Jumlah Anggota Keluarga
Balita stunting
14,9 % < 4 org
7,7 % > 4 orang
P value = 0,265
13. Pola Asuh
Balita stunting
8,7 % kurang
12,7 % baik
P value = 0,738
14. Tingkat Pendapatan
Keluarga
Balita Stunting
13,0 % < UMR
10,0 % > UMR
P value = 0,756
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
Uji Interaksi
Tidak ada variabel yang berinteraksi (p value < 0,05)
Model Akhir
Variabel
P Value
OR
Panjang badan lahir
Minimum Dietary Diversity
Jumlah anggota rumah tangga
Penyakit infeksi
Usia balita
0,009
0,518
0,088
0,065
0,053
4,445
0,689
0,356
0,367
3,617
95 % CI
1,447 – 13,650
0,223 – 2,133
0,108 – 1,168
0,127 – 1,065
0,983 – 13,307
Variabel dominan berhubungan dengan stunting : panjang badan lahir, OR =
4,445 (CI 95 % : 1,447-13,650), artinya balita yang memiliki PBL pendek (< 48
cm) berisiko mengalami stunting pada usia 6-23 bulan sebesar 4,445 lebih
tinggi dibandingkan balita yang memiliki PBL normal (> 48 cm), setelah
dikontrol oleh variabel MDD, jumlah anggota rumah tangga, penyakit infeksi,
dan usia balita.
8
PEMBAHASAN
Panjang badan lahir merupakan faktor dominan kejadian stunting (Pratiwi,2013,
Mardones et al., 2014)
Faktor risiko kejadian stunting adalah panjang badan lahir yang rendah
(Anugraheni and Kartasurya, 2012, Meilyasari and Isnawati, 2014).
Retained effect pertumbuhan anak yang dipengaruhi pertumbuhan pada
masa sebelumnya (masa janin) dan faktor luar terutama penyakit infeksi dan
konsumsi makanan bayi sebagai efek tambahan (Baker,1996 dan Achadi,2005 dalam
Minarto,2006)
Bayi dengan panjang lahir pendek, kondisi stunting merupakan retained effect
kondisi kekurangan gizi sejak dalam masa kandungan
Retained effect terjadi karena 2/3 bayi dan anak sering mengalami infeksi dan
konsumsi makanan yang kurang beragam (umumnya kelompok padi-padian
dan sayur buah kaya vitamin A, setengahnya telah mengonsumsi kelompok
susu dan daging/ikan/jeroan, kurangdari setengah mengonsumsi kacangkacangan, telur dan sayur buah lainnya)
9
KESIMPULAN DAN SARAN
Prevalensi kejadian stunting
sebesar 11,8 % (2 % severe
stunting). Kejadian stunting
terbanyak pada usia 12-23
bulan (77,8 %)
Pola pemberian makan 99,3%
memenuhi secara kuantitas
(Minimum Meal Frekuensi), namun
secara kualitas (Minimum Dietary
Diversity) masih rendah yaitu 52,6 %.
Minimum Acceptable Diet (kuantitas
dan kualitas) rendah yaitu 42,1%.
Gizi seimbang
remaja,WUS,ibu
hamil dan PMBA
yang tepat
(kuantitas dan
kualitas) 1000
HPK
Sosialisasi
dan Advokasi
Faktor dominan kejadian
stunting adalah panjang badan
lahir dengan OR= 4,445 setelah
dikontrol oleh variabel Minimum
Dietary Diversity, penyakit infeksi,
jumlah anggota rumah tangga
dan usia balita.
Indikator PMBA tidak menunjukkan
hubungan yang bermakna secara
signifikan karena infeksi cukup tinggi
(65,8 %) serta hambatan
pertumbuhan yang terjadi sejak
masa kandungan (retained effect)
Kinerja
posyandu
terkait
edukasi
Penelitian
terkait
10
@ GiziBangsa