Kritikan Kecil di Jejaring Sosial Argume (1)

Handika Arisdianto
14810134045
MP B 2014

Kritikan Kecil di Jejaring Sosial
Kita telah mengetahui jika sekarang ini teknologi semakin berkembang
dengan pesat dan semakin canggih, sehingga hal itu menyebabkan fungsi dari
teknologi menjadi bertambah dan semakin memanjakan kehidupan manusia.
Salah satu contohnya adalah jejaring sosial atau yang sering kita sebut medsos
(media sosial), seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lainnya. Jejaring
sosial telah menjadi kebutuhan tambahan yang penting karena berhubungan
dengan interaksi antar manusia. Kita bisa membayangkan betapa susahnya
berinteraksi dengan orangtua, teman, rekan kerja yang berada di luar kota
ataupun luar negeri pada jaman dahulu. Tetapi dengan adanya jejaring sosial,
kita dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan mudah layaknya membalikan
telapak tangan.
Namun dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu
terbuka akan dirinya di hadapan orang lain atau pun dengan orang yang belum
dikenalnya, khususnya para kaum remaja yang mempunyai sifat labil dan
mengumbar-umbar perasaannya terhadap sesuatu. Di tambah lagi dengan
munculnya smartphone dan provider yang menyediakan kebebasan bersosial

media. Hal ini jelas mengakibatkan manusia sering melupakan batasan-batasan

dalam hal membuat komentar atau status di jejaring sosial, yang bisa
membuatnya masuk kedalam jeruji besi.
Contohnya dalam hal mengkritik, kita boleh mengkritik seseorang atau
sesuatu tetapi tidak dengan menghina atau menggunakan kata-kata yang kasar,
apalagi dengan frontal (mencantumkan nama). Hal tersebut bisa membuat anda
masuk penjara karena telah melakukan pencemaran nama baik seseorang. Sudah
banyak kasus tersebut yang diakhiri dengan masuknya ke penjara, contohnya
adalah kasus Florence Sihombing (Mahasiswi S2 UGM) yang ditahan karena
diadukan LSM akibat “Kicauan”-nya di Path karena dianggap menghina Kota
Yogyakarta dengan kata “miskin, tolol dan tak berbudaya”. Hal tersebut telah
menjadi sesuatu masalah karena telah menyangkut pencemaran nama baik kota
Yogyakarta.
Kemajuan teknologi saat ini juga memunculkan kebutuhan peraturan dan
perundang-undangan yang melindungi seseorang dari perbuatan penghinaan atau
fitnah yang kemungkinan disebar melalui jejaring sosial. Sejak tahun 2008,
Indonesia telah mengatur pencemaran nama baik di jejaring sosial. Yaitu melalui
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE). Sehingga jika ada orang yang melakukan perbuatan sengaja menyebarkan

info atau dokumen yang menghina seseorang, maka dapat diancam pidana
penjara paling lama selama 6 (enam) tahun, serta denda maksimal 1.000.000.000
(satu miliar rupiah).

Maka dari itu, sekarang jika kita ingin mengkritik sesuatu yang
berbentuk lisan maupun tulisan, di dunia nyata maupun dunia maya, kita harus
menggunakan kata-kata yang sopan agar orang yang kita kritik menjadi
termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi, karena tujuan dari mengkritik itu
adalah untuk mengubah yang negatif menjadi positif. Jangan menggunakan kata
– kata yang bersifat fitnah atau hinaan, karena itu dapat membuat subjek yang
dituju akan merasa dijatuhkan karena pencemaran nama baik dan lebih
bermasalah lagi jika hinaan tersebut telah dilaporkan ke kantor polisi. Jika hal itu
terjadi, siap tidak siap anda harus masuk ke penjara atau membayar denda hanya
karena menulis komentar atau status yang jumlahnya tak lebih dari 140 karakter.