Elektronika Dasar Pengenalan Komponen (1)

BAB 1
UNIT PERCOBAAN EL 01
PENGENALAN KOMPONEN – KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN
PENGGUNAAN ALAT – ALAT UKUR

1.1 Maksud Percobaan
Dalam praktikum unit - 01 elektronika dasar ini bertujuan untuk
mengenal bermacam – macam komponen elektronika dan dapat mempergunakan
alat – alat ukur yang digunakan dalam bidang elektronika.
1.2 Peralatan Yang Digunakan
a. Osiloscope (CRO)
b. Multitester
c. Audio Frekuensi Generator (AFG)
d. Unit percobaan 01, dan perlengkapannya
1.3 Landasan Teori
A. Tahanan (Resistor)
Tahanan atau resistor merupakan salah satu komponen penting dalam
sebuah

rangkaian


elektronika,

walaupun

dalam

rangkaian

modern

sekalipun.Nilai dari komponen ini dapat dilihat dari kode berupa pita warna
yang melingkari pada badannya. Kode warna untuk toleransinya sbb :
Hitam

: 0 (nol)

Emas

: 5%


coklat

: 1 (satu)

Perak

: 10 %

merah

: 2 (dua)

Tanpawarna

: 20 %

jingga

: 3 (tiga)


kuning

: 4 (empat)

hijau

: 5 (merah)

biru

: 6 (enam)

ungu

: 7 (tujuh)

kelabu

: 8 (delapan)


putih

: 9 (Sembilan)

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Gambar 1.1 Penunjukkan Kode Warna
Keterangan Gambar :
1. Pita warna pertama melambangkan angka pertama
2. Pita warna kedua melambangkan angka kedua
3. Pita warna ketiga melambangkan banyaknya angka nol
4. Pita warna keempat melambangkan toleransi
Tahanan tetap

Tahanan Variable

Gambar 1.2 Simbol Tahana ( Resistor )

Keterangan :


1. Tahanan Tetap
2. Tahanan Variabel

Rumus – rumus tahanan :
1.

Tahanan Seri :

Re = R1 + R2 + R3 + …. +Rn
Re = Tahanan Ekivalen
2.

Tahanan Paralel :

1


3.

Rn = Tahanan ke-n


=

1
1
1
1
+
+
+…+
R1 R2 R3
R4

Khusus untuk dua tahanan yang paralel

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Re =
B.


R 1. R 2
R 1+ R 2

(1-3)

Kapasitor
Kapasitor mempunyai satuan Farad dan besar kapasitasnya ditulis dengan
angka pada lapisan luar badannya.Satuan yang lebih kecil daripada Farad
adalah :
1 F = 10⁶ µF
1 µF = 10³ nF
1 nF = 10³ pF
Jenis – jenis kapasitor:
1. Kapasitor mika

4.

Kapasitor milar

2. Kapasitor tantalum


5.

Kapasitor elektrolit

3. Kapasitor kertas

6.

Kapasitor keramik

Tetap

Variabel

Berkutub

Gambar 1.3 Simbol Kapasitor tetap Variabel berkutub
Rumus – rumus kapasitor :
1. Kapasitor seri


1
1
1
1
1
=
+
+
… .+
Ct C 1 C 2 C 3
Cn
2. Kapasitor Paralel :
Ct = C1 + C2 + C3 +….+Cn
Ct = Kapasitor total
Cn = Kapasitorke-n
C. Induktor
Induktor biasanya dinyatakan dengan lambang L dan mempunyai satuan
Henry. Satuan yang lebih kecil dari Henry :
Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015


1H

= 10³ mH

1 mH = 10³ µH

Induktor ini dengan inti udara satu lapis

Satu lapis

Beberapa lapis

Gambar 1.4 Induktor

Besar induktansi :
1. Untuk induktor satu lapis
L=

a2 N 2

9 a+10 b

Keterangan :
L = Induktansi (mH)
a = Radius coil (inchi),

b =Lebar coil (inchi),

N = jumlah lilitan

2. Untuk induktor beberapa lapis
L=

0,8 . a2 . N 2
6 a+9 b +10 c

c = Tebal rata-rata (inchi)
Untuk induktor dengan inti bukan udara perhitungannya lain lebih sulit.
D. Transistor
Notasi transistor biasa dengan kode yang berlainan untuk setiap pabrik yang
mengeluarkannya. Khususnya untuk transistor buatan Jepang atau Taiwan
mempuyai notasi sebagai berikut :


SA berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi tinggi



SB berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi rendah



SC berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi tinggi



SD berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi rendah

Sedang huruf dibelakang nomor seri adalah kualitas, contoh : Tr 2 SA 70 C

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015



2 = transistor (satu dioda)



SA = jenis PNP frekuensi tinggi



70 = nomor seri



C = kwalitas baik

Untuk kwalitas misal A,B,C dst, maka semakin ke kanan semakin baik pula.
E. Intergrated Circuit (IC)
IC sebenarnya merupakan suatu untai rangkaian tertentu yang
disederhanakan dan dicetak dalam suatu bentuk yang kompak dan kompleks.
IC mempunyai jenis dan kegunaan yang bermacam – macam. Jadi untuk
setiap pabrik tidaksama, untuk menggunakan IC sebagai salah satu
komponen, harus diketahui lebih dulu watak dan susunan dari IC tersebut.
1.4 Langkah Penggunaan Alat Ukur
A. Multitester
Multitester adalah suatu alat yang digunakan untuk bermacam –
macam jenis pengukuran, seperti untuk menganalisa suatu kerusakan pada
alat listrik, mengukur tegangan AC dan DC. Khusus untuk pengukuran “High
Power sistem” tidak diperkenankan sama sekali melakukan kesalahan dalam
pengoperasian alat ini, karena dapat membahayakan pemakainya.
Berikut petunjuk pemakaian multitester
1. Pointer Zero Correction
Bagian ini digunakan untuk menyetel agar jarum (pointer) dari meter
benar-benar tepat pada angka nol pada sebelah kiri dari skala sebelum alat
digunakan untuk mengukur.
2. Teast Lead Conection
Sebagai pedoman bahwa colok (test lead) merah dihubungkan jack
positif(+) Dalam colok hitam pada jack negatif (-)/ com. Untuk mengukur
arus sampai 10 A DC, maka colok merah dihubungkan dengan jack 10 A,
colok hitam pada 10 A negatif.

3. Pembacaan skala
Skala berwarna hitam paling atas digunakan untuk mengukur tahanan.
Bilangan pada garis 1X menunjukkan nilai sebesar 34 ohm sebenarnya.
Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Skala berwarna merah tepat diatas cermin digunakan untuk membaca AC
10 volt lebih.
HFE : Skala berwarna merah tepat diatas cermin adalah untuk
pembacaan faktor penguat arus DC atau IC/IB dari suatu transistor.
Skala 0 – 300 dibagi menjadi 30 bagian.
D :

Skala berwarna hitam dibawah untuk pembacaan daya output

AF dimana 0 Db ditetapkan pada 0,775 Volt AC. Tetapi pembacaan
Db pada skala berhubungandengan AC volt sesuai dengan rumus
berikut :
AC Volt terbac a
0,775 volt
4. Pengukuran = DC Volt (100mV- 1 KV)


Sebagai aturan “Polarity Switch“ dipasang pada posisi positif (+)



Colok negatif selalu dihubungkan dengan jalur “Ground” untuk
tegangan negatif, “Skala Polaritas” digeser kearah posisi negatif
(-),untuk mengatasi kesulitan daripada arus membalik kedua colok.

5. Pemakaian Probe HV (High Voltage)


Probe HV ukuran kecil dipakai untuk pengukuran teg. Tinggi DC
sampai 25 KV



Jalur 0-25 digunakan untuk pembacaan 25 KV untuk skala penuh



Penggunaan probe HV hanya untuk tegangan tinggi dalam rangkaian
impedansi tinggi, misalnya televisi

6. Pengukuran Positif (+) DC A (µA,mA dan A)


Jika pada pengukuran tegangan DC, tester dipasang secara paralel
terhadap beban ataudaya, tetapi pada pengukuran arus DC harus
dipasang secara seri karena itu rangkaian harus dibuka ditempat yang
harus diukur.



Tester ini dilengkapi dengan jangkauan pengukuran arus DC mulai
dari tingkat µA sampai 10 A. Hal ini berguna untuk pemeriksaan
rangkaian transistor pada waktu mengatur bias.

7. Pengukuran Ohm

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015



Kedua colok pada posisi (+) dan negatif (-) com kemudian saling
dihubungkan (shorted) dan jarum diatur oleh 0 adj/zero agar
kedudukannya tetap 0 disebelah kiri pada skala paling atas.



Bila pengatur 0 seperti diatas sulit dilakukan maka baterry harus
diganti.



Bila dilakukan pengukuran pada posisi saklar x10K. Polarity Switch
harus pada posisi positif (+). Jika pada posisi negatif (-) maka jarum
akan berputar terbalik sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran.



Polarity Switch pada posisi positif (+) maka colok yang berhubungan
dengan (-) com adalah kutub positif dan colok (+) adalahkutub
negatif.

Cara pembacaan multitester yang benar :
1. Menempatkan switch pada posisi yang dikehendaki lalu pasang coloknya
pada posisi dan terminal yang benar. Jangan sekali-kali colok dipasang
pada rangkaian apapun sebelum menentukan besaran apa yang akan
diukur.
2. Dalam pembacaan ada skala, jarum harus menutupi bayangan pada
cermin. Jadi membacanya harus tegak lurus diatas bidang skala.
3. Perlu diketahui terlebih dahulu berapa harga tiap – tiap skla yang akan
diukur.
B. Osciloscope (CRO)
Cathode Ray Osciloscope (CRO) merupakan suatu alat berguna untuk
menganalisa sinyal-sinyal listrik. Terutama untukk menyelidiki gejala – gejala
periodis diantaranya :
1. Bentuk gelombang 2. Beda Phase 3. Amplitudo 4. Frekuensi dll.
Bagian – bagian CRO adalah :


Tabung sinar katoda (cathoda ray tube)



Penguat (amplifier)



Catu daya (power supply)

Tabung sinar katoda mempunyai komponen pokok :


Elektron Gun



Deflection System



Display Screen

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Gambar 1.5 Tegangan Berbentuk Gelombang Sinus
Tegangan Gigi Gergaji
Misalnya suatu teganganperiodis yang besarnya berbanding lurus dengan waktu
dan digambar sebagai tegangan fungsi waktu yang mempunyai bentuk seperti gigi
gergaji.

Gambar 1.6 Tegangan Berbentuk Gelombang Gergaji
Penggunaan CRO
A . Pengukuran tegangan puncak ke puncak (Vpp)
1. Melakukan persiapan pengoperasian CRO sebagai berikut :


Menghidupkan CRO, mengatur switch AC/GND/DC ke posisi A, akan
timbul garis horizontal.



Mengatur variabel kontrol (VOLTS/DIVE) ke posisi max.



Memutar switch V MODE pada channel yg digunakan (CH-1, CH-2,
DUAL)



Memencet tombol variabel pada CAL



Memutar switch trigger mode pada AUTO



Memutar switch trigger source pada Vert.



Mengontrol trigger level pada posisi tengah-tengah



Menggunakan tombol pengaturan posisi vertikal dan posisi horizontal
agar garis horizontal tersebut pada posisitengah layar.

2. Menghubungkan vertical output unit 01 dengan vertical CRO (CH-2 – YIN),ground unit 01 dengan ground pada CRO,saklar unit 01 pada posisi A.
Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

3. Memutar switch TIME/DIVE untuk mendapatkan dua atau tiga siklus
bentuk gelombang sinus dan putar VOLTS/DIVE untuk mendapatkan
besar/kecil amplitudo sehingga gambar gelombang dapat terlihat pada
layar CRO dengan baik dan jelas.
4. Mengamati tegangan puncak ke puncak 3 macam besaran VOLTS/DIVE
yang berbeda-beda. Lalu catat skala amplitudo dan gambar bentuk
gelombang pada lembar data. Hitunglah tegangan puncak ke puncak
(Vpp). Dengan rumus :
Vpp = Skala Amplitudo x VOLTS/DIVE......Volt.

B. Pengukuran Frekuensi dengan Pola Lissayous
1. Switch TIME/DIVE diputar pada posisi X-Y (maksimum searah jarum
jam)
2. VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.
3. Vertical output alat dihubungkan dengan output CRO (CH-2 – Y-IN),
Variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2) diatur sehingga
menghasilkan amplitudo 3 – 4 cm, atur switch AC/GND/DC pada posisi
GND.
4. Output AFG dihubungkan dengan horizontal CRO (CH-1- X-IN),variabel
kontrol (VOLTS/DIVE CH-1) diatur sehingga menghasilkan satu garis
horizontal 3 – 4 cm.
5. Mengatur kembali switch AC/GND/DC pada posisi AC, dengan cara
mengatur frekuensi AFG maka akan didapatkan pola Lissayous tersebut.
6. Mengamati Pola Lissayous yang lainnya sesuai pada lembar data, catat
besarnya frekuensi AFG yang menghasilkan pola Lissayous tersebut.

Vert. : Hor. = 1:1

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Vert. : Hor. = 3:2

Vert. : Hor. = 1:2

Vert. : Hor. = 2:1

Gambar 1.7 Frekuensi Pola Lyssayous

C. Pengukuran Frekuensi dengan Perbandingan Panjang Gelombang
1. Pengamatan Panjang Gelombang dari AFG


Output AFG dihubungkan dengan CH-2 atau CH-1 CRO dan groundnya



Mengatur TIME/DIVE sehingga didapatkan gambar gelombang yang
tenang.



Mengatur AFG untuk 3 macam harga frekuensi yang berbeda. Catatlah
skala panjang gelombang untuk satu gelombang sinus dan gambar
bentuk gelombangnya.

2. Panjang Gelombang dari Alat


Output alat dihubungkan dengan vertical input CRO (pada CH-2) serta
groundnya, apabila gelombang sinus pada layar CRO masih bergerak,
atur potensio Variabelnya.



Mencatat satu gelombang sinus ada beberapa skala panjang
gelombangnya. Untuk lebih teliti, amati dua atau tiga gelombang ada
berapa skalanya lalu dibagi jumlah gelombangnya.

3. Membandingkan kedua hasil pengukuran pada AFG dan unit alat, maka
frekuensi alat dapat dicari sesuai dengan hasil pengamatan dengan rumus
dibawah ini :
Frekuensi unit alat=

SkalaAFG
X frekuensiAFG
SkalaAlat

D. Pengamatan Beda Phase
1. Mengatur saklar unit alat pada posisi A.
2. TIME/DIVE pada posisi X-Y (memutar switch searah jarum jam)
VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.
3. Menghubungkan Vertical unit dengan Vertical Input CRO (CH-2) serta
groundnya. Mengatur Variabel CH-2 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2)
untuk mendapatkan skala amplitudo 3-4 cm. Kemudian atur switch
AC/GND/DC pada posisi GND
4. Menghubungkan horizontal unit alat dengan horizontal input CRO (CH-1)
Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

5. Mengatur variabel CH-1 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-1) untuk
mendapatkan satu garis horizontal 3 – 4 cm. Kemudian atur CH-1, CH-2
pada posisi AC.
6. Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk gelombang
beda phase sesuai pada lembar data yang diinginkan.
7. Menghitung besarnya harga beda phase : Arc sin

x
X

Gambar 1.8 Beda Phase Pola Lissayous

Mengatur horizontal gain dan vertical gain sehingga membentuk gambar
lissayous pada layar CRO
8. Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk beda phase yang
diamati. Kemudian gambarkan grafiknya setiap beda phase yang telah
diamati yaitu : 180⁰,135⁰,90⁰,45⁰,0⁰.
9. Mengatur letak posisi R pada unit 01 kira-kira ditengah-tengah, sehingga
terbentuk gambar lissayous berupa lingkaran

Gambar 1.9 Skema Rangkaian Percobaan Unit 01
1.5 Hasil Percobaan

1. Pengukuran Resistor/pembacaan

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

N

Tuliskan kode warna dari

o
1
2
3
4
5

Resistor
Coklat, hijau, jingga, emas
Coklat, merah, jingga, emas
Jingga, jingga, jingga, emas
Hijau, biru, jingga, emas
Coklat, hijau, kuning, emas

2.

Pembacaan

Pengukura

15000 Ω/5%
12000 Ω/5%
33000 Ω/5%
56000 Ω/5%
150000 Ω/5%

n
15000 Ω
12000 Ω
33000 Ω
56000 Ω
150000 Ω

Pengukuran tegangan AC dari trafo

Tegangan DC

a) 0 – 6 volt = 6,2 volt

a)

minimum = 0

b) 0 – 9 volt = 9,6 volt

b)

medium = 0,6 volt

c) 6 – 9 volt =

c)

maximum = 1,6 volt

3 volt

volt

3 . Pengamatan gambar gelombang dengan Osciloscope
N

Frek. Dari

o
1
2
3

AFG
75
150
200

λ

Time/Dive

SA

Volt/Dive

Gambar
Gelombang

1,4
1,1
0,6

5 ms
5 ms
5 ms

2
2
2

1 mV
1 mV
1 mV

4 . Pengukuran frekuensi dengan gelombang Lissayous
N

Bentuk gb pada CRO

Frekuensi AFG

o

Perbandingan
V:H

1

48 Hz

1: 1

2

96 Hz

1 : 2

3

24 Hz

2 : 1

4

32 Hz

3 : 2

5 . Mengukur frekuensi dengan perbandingan panjang gelombang
1 . Gb. Gelombang dari AFG

No

Frek. dari AFG

Skala

2

80

amplitudo
3,6
3,6

3

120

3,6

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember
201540
1

2 . Gb. Gelombang dari alat (unit 01)
Gambar Gelombang

Skala amplitudo

3,6

6. Mengamati Beda Phase

Bentuk Gambar Beda Phase yang dicari pada CRO

x = 0,6

x = 2,2

x = 3,6

x = 2,2

x = 0,6

X = 3,6

X = 3,6

X = 3,6

X = 3,6

X = 3,6

Tugas:
1. Jelaskan apa Multitester itu dan apa kegunaanya?
2. Apa fungsi CRO dan AFG
3. Apa perbedaan AC dan DC ?, jelaskan
4. Sebutkan jenis kapasitor dan gambarkan simbolnya?
Jawaban:

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

1. Multitester adalah suatu alat yang dipakai untuk bermacam-macam jenis
pengukuran listrik, untuk mengukur tegangan AC-DC,polaritas suatu sumber
tegangan,polaritas dioda,mengukur aau mengetahui kontak atau tindaknya
suatu hubungan pengantar dan kegunaan lainya.
2. CRO atau Osciloscope adalah suatu yang berfungsi untuk menganalisa sinyal
– sinyal listrik
Fungsi AFG adalah sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik
3. Arus searah ( DC ) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap
( konstan) sedangkan Arus bolak - balik ( AC ) adalah arus yang mengalir
dengan polaritas yang selalu berubah - ubah.
AC = Alternative Current
DC = Direct Current
4.

Kapasitor Mika

Kapasitor Tantalum

Kapasitor Kertas

Kapasitor Milar

Kapasitor Elektrolit

Kapasitor Keramik

1.6 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek unit 01 merupakan pengamatan yang
dilakukan bertujuan untuk mengamati serta memahami berbagai komponen –
komponen elektronika. Mampu mengetahui dan memahami cara menggunakan
alat – alat ukur dengan baik dan benar.

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Tahanan atau resistor merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah
rangkaian elektronika, walaupun dalam rangkaian modern sekalipun.Nilai dari
komponen ini dapat dilihat dari kode berupa pita warna yang melingkari pada
badannya. Kode warna untuk toleransinya sbb :
Hitam

: 0 (nol)

Emas

: 5%

coklat

: 1 (satu)

Perak

: 10 %

merah

: 2 (dua)

Tanpawarna

: 20 %

jingga

: 3 (tiga)

kuning

: 4 (empat)

hijau

: 5 (merah)

biru

: 6 (enam)

ungu

: 7 (tujuh)

kelabu

: 8 (delapan)

putih

: 9 (Sembilan)

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

1.7 Daftar Pustaka
http://elektonikado.blogspot.com/2011/12/daasar-dasar-transistor.html
http://ramhadi.blogspot.com/2014/01/contoh-laporan-praktikum.html
Panduan praktikum elektronika dasar tahun 2015 Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta

Catatan Asisten :

Nama Asisten

Reza Radiannor/151041006/Eldas – 01/2 Desember 2015

Nilai