S PGSD 1200224 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran yang berhasil salah satunya dilihat dari kadar kegiatan belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran itu dapat dilihat dari kegiatan siswa yang berupa
keaktifan belajar siswa. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan
otak, baik untuk menemukan ide, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa
yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata
(Zaini, dkk. 2008, hlm. xiv).

Dalam proses pembelajaran, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik
bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan, dan
sebagainya sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah
pengetahuan yang dimiliki dalam

memecahkan masalah yang dihadapi,

membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan dan kegiatan psikis lainnya Rusman (dalam Yati, 2015, hlm. 1).

Sejalan dengan Sudjana & wari (2010, hlm. 3-5) yang menyatakan bahwa
aktivitas belajar siswa atau keaktifan siswa belajar terjadi dalam setiap
pengajaran. Perbedaannya terletak dalam kadar keaktifan belajar yang
rentangannya mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Aktivitas
belajar yang harus dioptimalkan mencakup aktivitas sosial-emosionalintelektual-motorik.

Membelajarkan

siswa

artinya

mengkondisikan

lingkungan belajar dan cara belajar yang lebih efesien, efektif, dan produktif
dalam mencapai tujuan intruksional. Konsep yang digunakan dalam proses
pembelajaran, bukan hanya apa yang harus dipelajari siswa, melainkan
bagaimana siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain siswa belajar

tentang bagaimana belajar (learning how to learn).

Dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran yang terjadi di salah satu
sekolah dasar yang terletak di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, peneliti
yang juga sebagai peserta PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) di

Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1
1

2

sekolah dasar tersebut menemukan beberapa masalah yang muncul di dalam
pembelajaran IPA di kelas IV, yaitu:
1. kurangnya perhatian dan antusias siswa dalam proses pembelajaran, siswa
ribut ketika pembelajaran berlangsung, kurangnya kerjasama dengan
teman, siswa bersifat pasif. Ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya
ada enam siswa dari jumlah tiga puluh satu siswa secara keseluruhan

(19%) yang berani untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
siswa yang berani bertanya sebanyak empat orang siswa (13%), siswa
yang mau mengeluarkan pendapat dikelas sebanyak tiga siswa (10%).
Selain itu, model pembelajaran konvensional yang guru terapkan tidak
memberi kesempatan untuk seluruh siswa dapat aktif dalam pembelajaran.
2. siswa ribut ketika pembelajaran berlangsung. Ada dua orang siswa lakilaki

yang

selalu

ribut

dan

mengganggu

temannya

sehingga


mengakibatkan siswa lain yang memperhatikan menjadi terganggu.
3. ketika

siswa

dikelompokkan

dan

diberikan

tugas

kelompok

pengerjaannya didominasi oleh satu atau dua orang siswa sehingga siswa
yang lain tidak diberi kesempatan untuk berpikir mengerjakan tugas
kelompok.
4. selain itu juga berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran

berlangsung, dari tiga puluh satu orang siswa hanya tiga belas orang siswa
yang aktif atau baru sebesar 42% siswa yang aktif dan 58% siswa tidak
aktif.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang disebutkan di atas, ada
beberapa faktor yang menyebabkannya, bisa karena faktor guru atau siswanya
sendiri. Setelah dilakukan refleksi dan diskusi, diketahui beberapa
penyebabnya yaitu, guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang
konvensional. Hal ini terlihat dari cara guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang lebih sering menggunakan metode ceramah, tidak
menggunakan media pembelajaran yang menarik, dan tidak adanya
penggunaan reward sehingga menyebabkan perhatian dan semangat siswa
tehadap pembelajaran menjadi rendah. Guru kurang memberikan kesempatan
Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

3


yang sama kepada setiap siswa untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam
diskusi kelompok maupun pembelajaran biasa, sehingga pembelajaran hanya
didominasi oleh siswa tertentu serta kurangnya rasa kerjasama diantara siswa.
Sehubungan

dengan

itu

maka

perlu

diberikan

stimulus

untuk


meningkatkan keaktifan. Maka peneliti menganggap perlu melakukan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Guru hendaknya
dapat menggunakan model, metode serta media pembelajaran yang menarik
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa khususnya pada pembelajaran
IPA agar setiap siswa aktif dan tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu
saja. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Salah satu strategi alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan
menerapkan model Cooperative Learning tipe time token. Model ini
digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali (Huda, 2013, hlm.
239). Model pembelajaran ini dirasa tepat untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa karena dalam model time token seluruh siswa akan diberikan
kesempatan yang sama untuk mengungkapkan pendapat, atau pertanyaan yang
mereka miliki dengan menukarkan kupon yang diberikan oleh guru pada awal
pembelajaran. Dengan penggunaan kupon dalam model time token ini
diharapkan didalam proses pembelajaran tidak ada lagi siswa yang ragu-ragu
berbicara didepan kelas, mengeluarkan pendapat, berani bertanya, atau
menyanggah pendapat dari temannya. Sehingga pembelajaran menjadi lebih
aktif dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian dan identifikasi awal tersebut terkait masih kurangnya
keaktifan siswa di salah satu sekolah dasar yang terletak di Kecamatan
Sukajadi Kota Bandung, maka peneliti tertarik dan termotivasi untuk
melaksanakan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Time Token Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar Siswa SD”.

Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan secara
umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana penerapan model

time token pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan belajar

siswa?”.
Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka
secara khusus dibuat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
cooperative learning tipe time token pada pembelajaran IPA untuk

meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV?
2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV dengan
menerapkan

model

cooperative

learning

tipe


time

token

pada

pembelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model time token pada
pembelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Adapun
secara khusus tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative
learning

tipe time token pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa kelas IV.
2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV dengan menerapkan model

cooperative learning tipe time token pada pembelajaran IPA.

D. Manfaat Penelitian

Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara khusus manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
Memberikan masukan bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia
pendidikan untuk memberikan variasi dalam pembelajaran dan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik
siswa dan kondisi pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Dengan menerapkan model cooperative learning tipe time token ini dapat
membuat siswa lebih meningkatkan keaktifan belajarnya, selain itu juga dapat
menumbukan karakter pemberani dalam diri siswa serta menghilangkan
pendominasian dalam kelas..
b. Bagi guru
1) Memberikan informasi mengenai model cooperative learning tipe time
token dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2) Mendorong guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
dan menyenangkan, sehingga siswa memiliki rasa ketertarikan belajar
yang tinggi dan siswa dapat menemukan makna dalam proses
pembelajarannya.
3) Bahan perbaikan untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar
di kelas
c. Bagi sekolah
1) Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas, menjadi sekolah yang
menghasilkan siswa yang unggul, artinya siswa yang bukan hanya ahli
teori dengan menghafal rumus tetapi ahli dalam praktik kehidupan dan
berakhlak mulia.
Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

6

2) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran IPA
melalui penerapan model cooperative learning tipe Time Token.
d. Bagi Peneliti
Peneliti dapat terlatih dan terampil untuk melakukan PTK di kelasnya
sendiri. Peneliti dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru agar dapat
meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan model coopeartive learning
tipe Time Token pada pembelajaran IPA Sekolah Dasar.

Wulan Mega Kartini, 2016
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6