Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjedahl

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ayam tergolong unggas pemakan segala makanananya dapat terdiri dari
bahan-bahan nabati den hewan. Bahan – bahan itu mengandung zat-zat yang
memelihara dan membangun tubuh, serta menghasilkan produksi (telur, daging).
Zat makanan yang terkandung dalam makanan ayam adalah air, hidrat arang,
protein, asam amino, lemak, mineral, dan vitamin.
Air bukan zat makanan, tetapi sangat diperlukan ayam untuk melunakan dan
memudahkan proses pencernaan makanan, sehingga zat makanan gampang
terserap tubuh. Air juga membantu mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan
tubuh yang memerlukan serta membantu pengeluaran sisa-sisa makanan ke luar
tubuh. Sekitar 70% tubuh ternak ayam terdiri dari air. Kekurangan air sampai 20%
berakibat kematian.
Hidrat arang berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak dalam
tubuh ayam. Zat itu merupakan bagian terbesar dari makanan ayam. Hampir ¾
bagian dari berat biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan terdiri dari hidrat arang.
Kandungan serat kasar anak ayam umur sehari jangan melebihi 5,5%, dara 6%,
dan dewasa 6%. Jagung, padi, dan beras merupakan sumber hidrat arang yang
banyak dipakai untuk makanan ayam.


Universitas Sumatera Utara

Protein dalam ransum ayam merupakan bahan penting sebagai sumber zat
pembangun umtuk pertumbuhan, mengganti jaringan sell rusak, dan membentuk
telur. Semua zat organik yang mengandung nitrogen (N) termasuk dalam
golongan protein. Protein terbagi dua golongan, yaitu protein murni (sederhana)
dan protein kasar (gabungan). Protein itu sendiri terdiri dari asam amino esensial
dan nonesensial, yang keduanya diperlukan oleh ayam untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya. Asam amino esensial tidak dapat dibuat dalam tubuh ayam,
sehingga harus disediakan dalam ransum makanananya. Suatu kombinasi dari
bahan makanan nabati dan hewani bisa memberikan zat protein yang diperlukan
tubuh, hingga akan mendorong pertumbuhan dan produksi telur yang baik.
Lemak merupakan sumber energi bagi ayam. Lemak nabati pada pakan dari
biji-bijian, kandungannya berbeda-beda kadarnya. Fungsi lemak sebagai cadangan
energi. Pelarut vitamin dan memberi rasa enak pada makanan yang diberikan.
Pemakaian lemak dalam ransum rata-rata 2,5-10%. Kelebihan lemak dalam tubuh
disimpan di bawah kulit, sekeliling ginjal. Usus, jantung, dan sebagai cadangan
energi.
Mineral sangat di perlukan dalam ransum ayam, karena 3-4% tubuh ayam

dan 10% telurnya terdiri dari zat mineral. Kulit telur dan tulang hampir seleruhnya
terdiri dari mineral kalsium karbonat. Kalsium, fosfor dan magnesium dalam
bentuk garam – garam anorganik merupakan bagian penting dari tulang. Belerang
dan fosfor banyak terkandung dalam isi telur. Zat besi, Tembaga, dan khlor
banyak terkandung dalam darah.

Universitas Sumatera Utara

Vitamin diperlukan ayam untuk merangsang pertumbuhan, reproduksi,
menjaga kesehatan dan pigmentasi bulu. Makanan yang hanya mengandung
protein, hidrat arang, lemak dan mineral, tak akan memberikan hasil memuaskan
kalau tidak mengandung vitamin dalam jumlah yang cukup. Vitamin A,D,E,dan K
yang larut dalam air, vitamin B12, cholin, inositol, sam nikotinal, asam patotenat,
piridoksin, riboflavin, dan thiamin, yang semuanya termaksud dalam vitamin B
kompleks. Kedua golongan vitamin tersebut sangat diperlukan ayam dalam proses
produksi. (Sarwono, B)
Telur merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan
nilai ekonominya pun tinggi pula. ayam akan bertelur dengan baik apabila ia
dipelihara dengan baik pula dan mendapat makanan sesuai dengan kebutuhannya.
Oleh karena itu, masalah makanan harus menjadi perhatian kita. Ayam yang

hanya sekedar kenyang tidak akan mampu bertelur banyak. Oleh karena itu
mengenai hewan-hewan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya hal yang
pertama-tama menjadi perhatian kita adalah masalah makananya. Makanan yang
diberikan harus memenuhi syarat kebutuhan hidup hewan secara wajar. Ayam
tidak mampu memproduksi telur yang banyak biasanya karena makanan yang
diberikan tidak memenuhi syarat untuk hidupnya. Perhatian terhadap pakan
menjadi besabila pemeliharaan hewan tersebut menjadi usaha bisnis untuk
memperoleh keuntungan. Ayam petelur yang hendak diambil telurnya sebagai
komoditas bisnis telah berkembang baik di indonesia. Oleh karena itu, pemilik
harus mengetahui bahwa makanan yang diberikan tidak boleh hssanya sekedar
kenyang tetapi harus berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan ayam itu sendiri.
Bahkan, untuk ayam petelur komersial tidak perlu kenyang, tetapi perlu

Universitas Sumatera Utara

berkualitas. Sebab kekenyangan justru akan membuat ayam tersebut tidak dapat
memproksi telur secara maksimal.(Rasyaf. M, 1997).

1.2. Permasalahan
a. Berapakah kadar protein pada pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO

Cabang Medan.

1.3. Batasan Masalah
Didalam penulisan karya ilmiah ini penulis membatasi masalah tentang
analisa kadar protein dalam pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO Cabang
Medan dengan metode Kjehdal.

1.4. Tujuan
Untuk menentukan kadar protein yang terdapat pada pakan ayam petelur
(Ransum) di laboratorium PT.SUCOFINDO Cabang Medan dengan metode
Kjehdal.

1.5. Manfaat
a. Untuk mengetahui komponen-komponen pada makanan ayam
b. Dapat mengetahui tahap-tahap analisa protein secara Kjedhal dalam
penentuan kadar protein dalam pakan ayam petelur (Ransum)

Universitas Sumatera Utara