Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjedahl

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Darmana, W. 2003. Ayam Lingnan. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Rasyaf, M. 1996. Beternak Ayam Petelur. Jakarta: Penebar Swadaya Sarwono, B. 1997. Beternak Ayam Buras. Jakarta: Penebar Swadaya Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Ayam Organik. Jakarta: PT Indeks

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta: Agromedia Pustaka

Sudarmono, AS. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Yogyakarta: Penerbit Kanisius


(2)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

- Labu Kjedhal Pyrex

- Beaker gelas 50 mL Pyrex

- Labu destilasi 1L Pyrex

- Erlenmeyer gelas 500 mL Pyrex

- Pipet volum 25 mL Pyrex

- Buret 25 mL Duran

- Labu ukur 250 mL Pyrex

- Corong kaca

- Neraca analitik Ohaus

- Hot plate Favorit

- Kompor gas Rinnai

- Slang - Klem - Statif - Spatula

- Desikator Duran

- Botol aquadest - Plastik timbang - Bola karet


(3)

3.1.2. Bahan

- Sampel - Cu2SO4(s)

- H2SO4 pekat

- NaOH 30%

- Indikator MR (Methil Red) - Aquadest

- Batu didih

3.2. Pembuatan Larutan

- H2SO4 0,1 N

- Dipipet 2,78 mL H2SO4 (p) 36 N dan dilarutkan dalam 1 L aquadest.

- NaOH 0,1 N

- Ditimbang 4 gram NaOH dan dilarutkan dalam 1 L aquadest. 3.3. Penentuan Kadar Protein Ransum(Crude Protein)

- Ditimbang ± 1 gram pakan ayam - Dimasukan kedalam labu Kjedahl

- Ditambahkan Cu2SO4 sebagai katalisator,

- Dimasukkan batu didih

- Ditambahkan 40mL H2SO4 pekat

- Diletakkan tabung Kjedahl dengan posisi miring pada kompor gas dan dipanaskan sambil digoyangkan sampai diperoleh larutan hijau jernih (destruksi)


(4)

- Diencerkan kedalam labu ukur 250 mL dengan aquadest - Dihomogenkan

- Dipipet sampel sebanyak 25mL masukkan kedalam labu destilasi yang telah berisi 400 mL aquadest

- Ditambahkan NaOH 30% sebanyak 40 mL dan tambahkan batu didih (untuk mencegah peletupan)

- Dipasang alat destilasi dengan penampung yang berisi H2SO4 0,1 N

sebanyak 25 mL kemudian tambahkan 3 tetes methil red - Didestilasi sampai volume 300mL

- Dititrasi dengan larutan standart NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi kuning

- Dicatatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai - Dihitung kadar proteinnya


(5)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Analisa

Data yang diperoleh dari hasil analisa Penentuan Kadar Protein di Laboratorium PT. Sucofindo Cabang Medan .

Tabel 4.1 Data Analisa Kadar Protein Pakan Ayam

NO Sampel

Berat Sampel (gram) Volume Titrasi Sampel (mL) Volume Titrasi Blanko (mL) Normalitas N NaOH 0,1N Kadar protein (%)

1. Ransum 1 0,9119 1,0382 19,40 19.10 21.95 21.95 0,0999 0,0999 24.44% 24,00%

2. Ransum 2 1,0012 1,0288 23.90 24,00 25,15 25,15 0,0999 0,0999 10,90% 9,77%

3. Ransum 3 1,0272 1,0411 20,05 20,15 21.35 21,35 0,0999 0,0999 11,06% 10,07%

4. Ransum 4 1,0943 1,1485 20,05 20,00 21,20 21,20 0,0999 0,0999 9,18% 9,13%

5. Ransum 5 1,1623 1,0544 24,00 25,00 26,95 26,95 0,0999 0.0999 22,80% 16,16%


(6)

4.2. Perhitungan

N (%) = � −� � ��� �� ��

� � � %

Keterangan : Vb = Volume blanko Vs = Volume sampel

Ar N = Massa atom nitrogen = 14

Fk = Faktor koreksi untuk protein (umumnya 6,25) Fp = Faktor pengenceran

Ransum 1

Simplo

Berat sampel = 0,9119mg

Vb = 21, 95 mL

Vs = 19,40 mL

% = , − , � , � � , �

, � � %

= 24,44% Duplo

Berat sampel = 1,0382mg

Vb = 21,95mL

Vs = 19,10mL

% = , − , x , x x , x

, � � %

= 24,00% ∑ = , %+ , % = 24,22%


(7)

Ransum 2 Simplo

Berat sampel = 1,0012mg

Vb = 25,15mL

Vs = 23,90mL

% = , − , � , � � , �

, � � %

= 10,90% Duplo

Berat sampel = 1,0288mg

Vb = 25,15mL

Vs = 24,00mL

% = , − , x , x x , x

, � � %

= 9,77% ∑ = , %+ , % = 10,35% Ransum 3

Simplo

Berat sampel = 1,0272mg

Vb = 21,35 mL

Vs = 20,05 mL

% = , − , � , � � , �

, � � %


(8)

Duplo

Berat sampel = 1,0411mg

Vb = 21,35mL

Vs = 20,15mL

% = , − , x , x x , x

, � � %

= 10,07% ∑ = , %+ , % =10,56% Ransum 4

Simplo

Berat sampel = 1,0943mg

Vb = 21,20 mL

Vs = 20,05 mL

% = , − , � , � � , �

, � � %

= 9,18% Duplo

Berat sampel = 1,1485mg

Vb = 21,20mL

Vs = 20,00mL

% = , − , x , x x , x

, � � %

= 9,13%

∑ = , %+ , %


(9)

Ransum 5 Simplo

Berat sampel = 1,1623mg

Vb = 26,95mL

Vs = 24,00mL

% = , − , � , � � , �

, � � %

= 22,80% Duplo

Berat sampel = 1,0544mg

Vb = 26,95mL

Vs = 25,00mL

% = , − , x , x x , x

, � � %

= 16,16%

∑ = , %+ , %

= 20,01%

4.3. Pembahasan

Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen. Protein dalam ransum ayam


(10)

merupakan bahan penting sebagai sumber zat pembangun untuk pertumbuhan,mengganti jaringan sel rusak, dan membentuk telur. Semua zat organik yang mengandung nitrogen (N) termaksud dalam golongan protein. Protein terbagi dua golongan, yaitu protein murni (sederhana) dan protein kasar (gabungan). Protein itu sendiri terdiri dari asam amino essensial dan non essensial, yang keduanya diperlukan oleh ayam untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Tidak semua bahan makanan mengandung protein yang kadar asam aminonya lengkap, asam amino esensial tidak dapat dionuat dalam tubuh ayam, sehingga harus disediakan dalam ransum makanananya, suatu kombinasi dari bahan makanan nabati dan hewani bisa memberikan zat protein yang diperlukan tubuh, sehingga akan mendorong pertumbuhan dan produksi telur yang baik.


(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil anlisis yang dilakukan di Laboratorium PT.SUCOFINDO diperoleh kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) dengan metode kjedhal adalah sampel bungkil kelapa 24,22%, sorgum 17,22%, jagung 10,56%, dedak (I) 16,17%, dedak (II) 16,32%, tepung tulang (I) 13,26%, tepung tulang (II) 12,78%.

5.2. Saran

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan hanya menguji kadar Protein saja tetapi dengan mencoba parameter yang lainnya seperti serat kasar dan kadar abu.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya tidak hanya meneliti terhadap pakan ayam saja tetapi terhadap sampel lainnya seperti pakan sapi dan pakan hewan lainnya.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pakan Ayam

Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam bentuk ransum. Ransum dibuat dari beberapa bahan baku makanan dari berbagai sumber yang disusun dengan cara-cara tertentu, kandungan nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi ayam stater misalnya, berbeda dengan kandungan nutrisi ransum ayam remaja, demikian pularansum ayam remaja berbeda dengn ransum ayam dewasa yang tengah berproduksi (Sudarmono, 2003)

2.1.1. Pengendalian Bahan Baku Pakan

Ransume bagi ayam starter, remaja, dewasa, kesemuanya harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut:

1. Teknis

Secara teknis, ransume yang harus memenuhi persyratan sebagai berikut. a. Mengandung semua nutrisi yang diperlukan ayam dalam imbangan yang


(13)

b. Sebagian besar bahan dalam rasum mudah dicerna.

c. Bahan baku yang dipakai di dalam ransum tidak cacat, tidak tengik, tidak berjamur, tidak lembab, tidak begumpal, tidak berbau, dan tidak dipalsukan dengan bahan-bahan lain.

2. Ekonomis

Secara ekonomis atau dari segi harga, ransume tersebut tidak terlampau mahal, sehingga peternak masih dapat menikmati keuntungan. Semua nutrisi yang terkandung di dalam ransum, dapat dipakai oleh tubuh ternak ayam untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, perwataan tubuh, dan berproduksi. Sementara sisanya yang tidak tercerna dikeluarkan atau dilepas sebagai kotoran. Dengan demikian setelah kebtuhan hidup pokok terpenuhi barulah kelebihannya digunakan untuk keperluan produksi (Sudarmono, 2003).

2.2. Bahan Baku Pakan

Bahan baku pakan ayam ras yang biasanya digunakan untuk membentuk ransume, dibedakan dalam berbagai kelompok:

1. Berdasarkan kegunaannya

Menurut kegunaannya bahan baku pakan ayam dibedakan menjadi bahan pangan sebagai sumber protein, sumber energi, sumber vitamin, sumber mineral, dan pelengkap.

a). Sumber protein

Bahan baku pakan sumber protein minimal mengandung protein kasar sebesar 18%. Adapun bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok


(14)

ini adalah tepung ikan. Bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dedak, jagung, sorgum dan lain-lain.

b). Sumber energi

Bahan baku pakan sumber energi ini mengandung protein kurang dari 18%,akan tetapi memberikan energi yang cukup tinggi. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok bahan baku ini adalah jagung kuning, dengan energi 3360kcal/kg, sorghum, 3040kcal/kg, bungkil kacang kedelai 2850kcal/kg.

c). Sumber vitamin

Bahan baku pakan sumber vitamin ini, umumnya memiliki kandungan protein yang kurang, tetapi memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Sebagai contoh ialah jagung kuning dan hijauan, karena kedua bahan pakan tersebut mengandung karoten provitamin A yang cukup tinggi.

d). Sumber mineral

Bahan baku sumber mineral ini, memiliki kandungan protein energi yang memang rendah, akan tetapi kadar mineralnya cukup tinggi, terutama Ca dan P. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah tepung tulang, tepung kerang, dan grit

e). Pelengkap

Ransum ras ayam petelur pada umumnya selalu ditambahkan dengan bahan baku pelengkap yang dibuat oleh pabrik, dengan maksud untuk melengkapi unsur-unsur makanan tertentu yang terkandung di dalam ransum. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah: feed supplement


(15)

vitamin atau multivitamin, feed supplement mineral,dan lain sebagainya (Sudarmono, 2003)

2.3. Pemberian Pakan Jadi

Umur 2-14 hari sebanyak : 10-20 gram makanan tepung Umur 15-45 hari sebanyak : 20-30 gram makanan tepung

Umur 1,5-3 bulan sebanyak : 30 gram makanan tepung + 20 gram butiran

Umur 3-4 bulan sebanyak : 20 gram makanan tepung + 20 gram butiran

Umur 4-6 bulan sebanyak :10 gram makanan tepung + 60 gram butiran Umur 5-6 bulan ke atas sebanyak 100gram butiran (Sarwono,1997)

2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein

Bahan makanan di kategorikan sebagai sumber protein karena protein dan asam amino yang dikandungnya. Bahan makanan macam ini cukup banyak digunakan dan umumnya dari kelompok kacang-kacangan dan limbahnya. Bahan makanan ini memiliki kandungan energi yang tinggi karena bahan dasar minyak kacang.kandungan protein ini sangat baik karena kelompok kacang-kacangan inilah yang mampu berkadar protein yang baik.

2.3.2. Kadar protein pakan ayam


(16)

Dedak 13,50%

Jagung kuning 8-11%

Sorghum 10%

Bungkil kacang kedelai 40-50% Bungkil kacang tanah 40-55% Bungkil kacang kuning 37,2% Bungkil kacang hijau 23% Ikan kering tawar 53,3%

Tepung darah 80,1% (Rasyaf,1997)

Protein sering dikaitkan dengan harga ransu, semakin tinggi kadar protein ransum, semakin tinggi pula harga ransum karena pemakaian tepung ikan dan bungkil kacang kedelai juga semakin tinggi. Namun, menilai manfaat ransum tidak layak hanya dari harga ransum. Meskipun harga ransum yang tinggi, jika produksi telurnya baik, akan memberikan manfaat yang tinggi.

Protein, asam amino, energi, vitamin, dan mineral yang berada di dalam bahan makanan terpilih akan dijadikan ransum. Dari ransum yang dimakan itulah ayam memperoleh semua kebutuhan nutrisi atau zat-zat makananya.

Bahan-bahan makanan yang biasa digunakan untuk menyusun ransum di indonesia adalah sebagai berikut:

1. Berasal dari tumbuh-tumbuhan jagung kuning, jagung putih, kedelai, rumput muda, daun turi muda, dan ubi kayu. Tidak banyak bahan makanan dari tumbuhan yang langsung digunakan.

2. Sisa proses produksi pertanian: bungkil kelapa, dedak, bekatul, bungkil kacang tanah, bungkil kacang kedelai, gaplek, bungkil inti sawit, ampas tahu


(17)

3. Berasal dari hewan: tepung ikan, tepung darah, sisa-sisa dari rumah potong, tepung tulang, tepung katak.

4. Bahan makanan nonkonvensional: protein, peragian ubi kayu, tepung daun kacang tanah

5.

Gambar 39. Posisi bahan pakan makanan ransum

(Rasyaf.M,1996)

2.4. Protein

Kata protein berasal dari protos atau protein yang berarti pertama dan utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentukan tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, Bahan makanan asal hewan Bahan makanan asal tumbuhan

Pakan Dikombinasikan untuk

memenuhi kebutuhan ayam

Ransum sudah sesuai dengan kebutuhan ayam


(18)

dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi,1994)

2.4.1. Manfaat Protein

Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,mengganti jaringan tubuh yang rusak, dan untuk berproduksi. Telur mengandung protein yang tinggi, banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan kebutuhan protein pada ayam calon bibit dan ayam untuk menghasilkan telur.

Selain itu, kebutuhan protein dipengaruhi pula oleh berbagai faktor lainya antara lain: jenis ayam, suhu daerah, saat pertumbuhan ayam, dan sebagainya. Sumber protein pada ayam organik adalah bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, kacang ijo, daun lamtoro, tepung ikan tanpa garam, cacing tanah, rayap, insek yang terbang, belalang dan sebagainnya. (Sitepoe. M,2008)

Nutrisi berupa protein yang dibentuk dari berbagai asam amino, sangat diperlukan dalam berberapa proses seperti :

a. Pembentukan dan pembangunan jaringan tubuh

b. Pembentukan berbagai enzim yang berperan dalam proses pencernaan c. Produksi

Dengan demikian kebutuhan protein bagi setiap kelompok ayam berbeda-beda sesuai dengan tingkatan umumnya yaitu sebagai berikut :

a. Masa awal, starter : 20%-21%


(19)

c. Masa dewasa, masa berproduksi : 17%-18% (Sudarmono,2003) Protein berguna bagi pertumbuhan tulang, otot, dan daging. Selain itu digunakan untuk membentuk atau mengganti jaringan yang rusak,menumbuhkabn bulu, dan meningkatkan produksi telur. Protein terdiri atas asam amino penting yang berguna bagi proses perkembangan tubuh(metabolisme). Bahan pakan sumber protein antara lain: tepung ikan, tepung daging, tepung kedelai, kacang hijau, bungkil kacang tanah, dan jagung. (Darmana w,2003)

2.4.2 Tiga tahap analisa protein cara kjeldahl

1. Tahap destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon,hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogen nya (N) akan berubah menjadi

(NH4)2SO4. Asam sulfat yang dipergunakan untuk destruksi diperhitungkan

adanya bahan protein lemak dan karbohidrat. Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat, untuk 1 gram lemak perlu 17,8 gram, sedangkan 1 gram karbohidrat perlu asam sulfat sebanyak 7,3 gram. Karena lemak memerlukan waktu destruksi dilakukan. Asam sulfat yang digunakan minimal 10 ml (18,4 gram). Sampel yang dianalisa sebanyak 0,4-3,5 gram mengandung nitrogen sebanyak 0.02-0,04 gram. Untuk cara mikro kjeldahl bahan tersebut lebih sedikit lagi yaitu b10-30mg.

2. Tahap destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3)


(20)

destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia yang yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standart. Asam standart yang berlebihan supaya kontak antar asam dan ammonia lebih baik maka di usahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka deberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilasi tidak bereaksi basis.

3. Tahap titrasi

Apabila penampung destilat digunakan asam klorida maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.

%N = � − �

� � � � x N.NaOH x 14,008x100%

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat y6ang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan ekuivalen nitrogen.

%N = ��� − �


(21)

Setelah diperoleh%N, Selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada presentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan. (Sudarmadji. S,1987)


(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ayam tergolong unggas pemakan segala makanananya dapat terdiri dari bahan-bahan nabati den hewan. Bahan – bahan itu mengandung zat-zat yang memelihara dan membangun tubuh, serta menghasilkan produksi (telur, daging). Zat makanan yang terkandung dalam makanan ayam adalah air, hidrat arang, protein, asam amino, lemak, mineral, dan vitamin.

Air bukan zat makanan, tetapi sangat diperlukan ayam untuk melunakan dan memudahkan proses pencernaan makanan, sehingga zat makanan gampang terserap tubuh. Air juga membantu mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan serta membantu pengeluaran sisa-sisa makanan ke luar tubuh. Sekitar 70% tubuh ternak ayam terdiri dari air. Kekurangan air sampai 20% berakibat kematian.

Hidrat arang berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak dalam tubuh ayam. Zat itu merupakan bagian terbesar dari makanan ayam. Hampir ¾ bagian dari berat biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan terdiri dari hidrat arang. Kandungan serat kasar anak ayam umur sehari jangan melebihi 5,5%, dara 6%, dan dewasa 6%. Jagung, padi, dan beras merupakan sumber hidrat arang yang banyak dipakai untuk makanan ayam.


(23)

Protein dalam ransum ayam merupakan bahan penting sebagai sumber zat pembangun umtuk pertumbuhan, mengganti jaringan sell rusak, dan membentuk telur. Semua zat organik yang mengandung nitrogen (N) termasuk dalam golongan protein. Protein terbagi dua golongan, yaitu protein murni (sederhana) dan protein kasar (gabungan). Protein itu sendiri terdiri dari asam amino esensial dan nonesensial, yang keduanya diperlukan oleh ayam untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Asam amino esensial tidak dapat dibuat dalam tubuh ayam, sehingga harus disediakan dalam ransum makanananya. Suatu kombinasi dari bahan makanan nabati dan hewani bisa memberikan zat protein yang diperlukan tubuh, hingga akan mendorong pertumbuhan dan produksi telur yang baik.

Lemak merupakan sumber energi bagi ayam. Lemak nabati pada pakan dari biji-bijian, kandungannya berbeda-beda kadarnya. Fungsi lemak sebagai cadangan energi. Pelarut vitamin dan memberi rasa enak pada makanan yang diberikan. Pemakaian lemak dalam ransum rata-rata 2,5-10%. Kelebihan lemak dalam tubuh disimpan di bawah kulit, sekeliling ginjal. Usus, jantung, dan sebagai cadangan energi.

Mineral sangat di perlukan dalam ransum ayam, karena 3-4% tubuh ayam dan 10% telurnya terdiri dari zat mineral. Kulit telur dan tulang hampir seleruhnya terdiri dari mineral kalsium karbonat. Kalsium, fosfor dan magnesium dalam bentuk garam – garam anorganik merupakan bagian penting dari tulang. Belerang dan fosfor banyak terkandung dalam isi telur. Zat besi, Tembaga, dan khlor banyak terkandung dalam darah.


(24)

Vitamin diperlukan ayam untuk merangsang pertumbuhan, reproduksi, menjaga kesehatan dan pigmentasi bulu. Makanan yang hanya mengandung protein, hidrat arang, lemak dan mineral, tak akan memberikan hasil memuaskan kalau tidak mengandung vitamin dalam jumlah yang cukup. Vitamin A,D,E,dan K yang larut dalam air, vitamin B12, cholin, inositol, sam nikotinal, asam patotenat,

piridoksin, riboflavin, dan thiamin, yang semuanya termaksud dalam vitamin B kompleks. Kedua golongan vitamin tersebut sangat diperlukan ayam dalam proses produksi. (Sarwono, B)

Telur merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan nilai ekonominya pun tinggi pula. ayam akan bertelur dengan baik apabila ia dipelihara dengan baik pula dan mendapat makanan sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, masalah makanan harus menjadi perhatian kita. Ayam yang hanya sekedar kenyang tidak akan mampu bertelur banyak. Oleh karena itu mengenai hewan-hewan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya hal yang pertama-tama menjadi perhatian kita adalah masalah makananya. Makanan yang diberikan harus memenuhi syarat kebutuhan hidup hewan secara wajar. Ayam tidak mampu memproduksi telur yang banyak biasanya karena makanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk hidupnya. Perhatian terhadap pakan menjadi besabila pemeliharaan hewan tersebut menjadi usaha bisnis untuk memperoleh keuntungan. Ayam petelur yang hendak diambil telurnya sebagai komoditas bisnis telah berkembang baik di indonesia. Oleh karena itu, pemilik harus mengetahui bahwa makanan yang diberikan tidak boleh hssanya sekedar kenyang tetapi harus berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan ayam itu sendiri. Bahkan, untuk ayam petelur komersial tidak perlu kenyang, tetapi perlu


(25)

berkualitas. Sebab kekenyangan justru akan membuat ayam tersebut tidak dapat memproksi telur secara maksimal.(Rasyaf. M, 1997).

1.2. Permasalahan

a. Berapakah kadar protein pada pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO Cabang Medan.

1.3. Batasan Masalah

Didalam penulisan karya ilmiah ini penulis membatasi masalah tentang analisa kadar protein dalam pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO Cabang Medan dengan metode Kjehdal.

1.4. Tujuan

Untuk menentukan kadar protein yang terdapat pada pakan ayam petelur (Ransum) di laboratorium PT.SUCOFINDO Cabang Medan dengan metode Kjehdal.

1.5. Manfaat

a. Untuk mengetahui komponen-komponen pada makanan ayam

b. Dapat mengetahui tahap-tahap analisa protein secara Kjedhal dalam penentuan kadar protein dalam pakan ayam petelur (Ransum)


(26)

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR (RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar protein pakan ayam petelur (ransum) dengan metode Kjedhal. Ransum merupakan butiran kasar berwarna coklat muda. Sampel yang dianalisa adalah Ransum dari PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa ransum menggunakan indikator methilen Red dengan perubahan warna dari merah muda menjadi kuning. Dari hasil penelitian diperoleh kadar protein pada sampel bungkil Kelapa(I) 24,22%, sampel sorgum (I)10,35%, sampel sorgum(II)10,56%, sampel jagung 9,15%, sampel bungkil kelapa (II) 20,01 sampel dedak(I) 13,26%, sampel dedak(II) 13,15%. Sesuai dengan syarat mutu pakan ayam petelur (ransum).


(27)

DETERMINING THE LEVELS OF PROTEIN FEED CHICKEN EGGS (RANSUM) WITH KJEDHAL METHOTH

ABTRACT

Has done determinating the levels of the protein at feed chicken eggs with kjedhal metodh. Ransum is rough kernels brown young. Sample that analisa in ransum of PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa of ransume using indicator mhetilen red with a change of color of the pink to be yellow. The results of research obtainedlevels pf the protein at sample bungkil cocount 24,22%, sorgum(I) 10,35%, sorgum(II)10,56 %, corn 9,15%, bungkil cocount 20,01%, mixture of rice and bran (I) 13,26%, mixture of rice and bran (II) 13,15%. In accordance with the condition of the quality of chicken feed eggg.


(28)

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR

(RANSUM) DENGAN METODE KJELDAHL

KARYA ILMIAH

EKTRI ELISA LUMBAN GAOL

132401089

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016


(29)

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR

(RANSUM) DENGAN METODE KJELDAHL

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh

Ahli Madya

EKTRI ELISA LUMBAN GAOL

132401089

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016


(30)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjedahl

Kategori : Pengajuan Judul Karya Ilmiah Nama : Ektri Elisa Lumban Gaol Nomor Induk Mahasiswa : 132401089

Program Studi : Diploma-3 Kimia Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui di Medan, Mei 2016

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D-3 Kimia Dosen Pembimbing

Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si Dra.Herlince Sihotang,M.Si

NIP : 19551218198701 2001 NIP : 195503251986012002

Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

Dr. Rumondang Bulan,MS NIP : 19540830 198503 2001


(31)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR(RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL

KARYA ILMIAH

Saya mengaku bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2016

EKTRI ELISA LUMBAN GAOL 132401089


(32)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyratan untuk menyelesaikan pendidikan Progman Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dangan judul “Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjeldahl”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kandala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan, kesempaan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir.

2. Ibu Dra.Herlince Sihotang,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Dapertemen Kimia FMIPA USU yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga


(33)

5. Ibu Melyanti selaku kepala laboratorium di PT.Sucifindo yang telah bersedia meluangkan waktunnya untuk membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian dan memberikan fasilitas serta ilmu yang berharga bagi penulis.

6. Kepada Ibu Tiarma Ulina, Bapak Tono Sarito, Bapak Roma Doyan Maret Sinurat, Ibu Elita Yenni, Bapak Surya, Bapak Ryansyah Putra Sirega, Bapak Kadarianto, Bapak Ryansyah Putra Siregar, Ibu Cindy Meriem Agustina, Bapak Patra Daimanta Sembiring, Bapak Marwan Lubis, Bapak Dedy Evander S.S yang siap membantu penulis sehingga selesainya Tugas Akhir ini.

7. Kepada Dina Oktaviana Togatorop, Rio Maretanti Sinaga, Surya Graha Siahaan yang turut membantu penulis selama PKL juga penelitian penulis.

8. Teman-teman seperjuangan D-3 kimia stambuk 2013 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu Tugas Akhir ini.

9. Kedua Orang Tua tercinta, Ayah handa Nelson Lumban Gaol dan Ibunda tercinta Linda Sinaga serta Saudara penulis tersayang Friska Lumban Gaol, Arif Bona Tua Lumban Gaol,Sulastri Lumban Gaol,Yusleli Lumban Gaol,Kevin Wijaya Lumban Gaol.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis,semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Mei 2016


(34)

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR (RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar protein pakan ayam petelur (ransum) dengan metode Kjedhal. Ransum merupakan butiran kasar berwarna coklat muda. Sampel yang dianalisa adalah Ransum dari PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa ransum menggunakan indikator methilen Red dengan perubahan warna dari merah muda menjadi kuning. Dari hasil penelitian diperoleh kadar protein pada sampel bungkil Kelapa(I) 24,22%, sampel sorgum (I)10,35%, sampel sorgum(II)10,56%, sampel jagung 9,15%, sampel bungkil kelapa (II) 20,01 sampel dedak(I) 13,26%, sampel dedak(II) 13,15%. Sesuai dengan syarat mutu pakan ayam petelur (ransum).


(35)

DETERMINING THE LEVELS OF PROTEIN FEED CHICKEN EGGS (RANSUM) WITH KJEDHAL METHOTH

ABTRACT

Has done determinating the levels of the protein at feed chicken eggs with kjedhal metodh. Ransum is rough kernels brown young. Sample that analisa in ransum of PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa of ransume using indicator mhetilen red with a change of color of the pink to be yellow. The results of research obtainedlevels pf the protein at sample bungkil cocount 24,22%, sorgum(I) 10,35%, sorgum(II)10,56 %, corn 9,15%, bungkil cocount 20,01%, mixture of rice and bran (I) 13,26%, mixture of rice and bran (II) 13,15%. In accordance with the condition of the quality of chicken feed eggg.


(36)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 3

1.3 Tujuan 4

1.4 Manfaat 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Ayam 5

2.1.1 .Pengendalian Bahan Baku Pakan 5

2.2. Bahan Baku Pakan 6

2.3 Pemberian Pakan Jadi 8

2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein 8

2.3.2. Kadar Protein Pakan Ayam 8

2.4. Protein 10

2.4.1. Manfaat Protein 11

2.4.2. Tiga Tahap Analisa Protein Cara Kjedahl

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat-alat 14

3.2 Bahan-bahan 15

3.3 Prosedur Penelitian 16

3.4.Pembuatan Larutan 17

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


(37)

4.2 Pembahasan 23

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 24

5.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25


(1)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyratan untuk menyelesaikan pendidikan Progman Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dangan judul “Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjeldahl”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kandala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan, kesempaan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir.

2. Ibu Dra.Herlince Sihotang,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Dapertemen Kimia FMIPA USU yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir.


(2)

5. Ibu Melyanti selaku kepala laboratorium di PT.Sucifindo yang telah bersedia meluangkan waktunnya untuk membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian dan memberikan fasilitas serta ilmu yang berharga bagi penulis.

6. Kepada Ibu Tiarma Ulina, Bapak Tono Sarito, Bapak Roma Doyan Maret Sinurat, Ibu Elita Yenni, Bapak Surya, Bapak Ryansyah Putra Sirega, Bapak Kadarianto, Bapak Ryansyah Putra Siregar, Ibu Cindy Meriem Agustina, Bapak Patra Daimanta Sembiring, Bapak Marwan Lubis, Bapak Dedy Evander S.S yang siap membantu penulis sehingga selesainya Tugas Akhir ini.

7. Kepada Dina Oktaviana Togatorop, Rio Maretanti Sinaga, Surya Graha Siahaan yang turut membantu penulis selama PKL juga penelitian penulis.

8. Teman-teman seperjuangan D-3 kimia stambuk 2013 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu Tugas Akhir ini.

9. Kedua Orang Tua tercinta, Ayah handa Nelson Lumban Gaol dan Ibunda tercinta Linda Sinaga serta Saudara penulis tersayang Friska Lumban Gaol, Arif Bona Tua Lumban Gaol,Sulastri Lumban Gaol,Yusleli Lumban Gaol,Kevin Wijaya Lumban Gaol.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis,semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.


(3)

PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR (RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar protein pakan ayam petelur (ransum) dengan metode Kjedhal. Ransum merupakan butiran kasar berwarna coklat muda. Sampel yang dianalisa adalah Ransum dari PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa ransum menggunakan indikator methilen Red dengan perubahan warna dari merah muda menjadi kuning. Dari hasil penelitian diperoleh kadar protein pada sampel bungkil Kelapa(I) 24,22%, sampel sorgum (I)10,35%, sampel sorgum(II)10,56%, sampel jagung 9,15%, sampel bungkil kelapa (II) 20,01 sampel dedak(I) 13,26%, sampel dedak(II) 13,15%. Sesuai dengan syarat mutu pakan ayam petelur (ransum).


(4)

DETERMINING THE LEVELS OF PROTEIN FEED CHICKEN EGGS (RANSUM) WITH KJEDHAL METHOTH

ABTRACT

Has done determinating the levels of the protein at feed chicken eggs with kjedhal metodh. Ransum is rough kernels brown young. Sample that analisa in ransum of PT.SUCOFINDO jl.Jendral Gatot Subroto. Analisa of ransume using indicator mhetilen red with a change of color of the pink to be yellow. The results of research obtainedlevels pf the protein at sample bungkil cocount 24,22%, sorgum(I) 10,35%, sorgum(II)10,56 %, corn 9,15%, bungkil cocount 20,01%, mixture of rice and bran (I) 13,26%, mixture of rice and bran (II) 13,15%. In accordance with the condition of the quality of chicken feed eggg.


(5)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 3

1.3 Tujuan 4

1.4 Manfaat 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Ayam 5

2.1.1 .Pengendalian Bahan Baku Pakan 5

2.2. Bahan Baku Pakan 6

2.3 Pemberian Pakan Jadi 8

2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein 8

2.3.2. Kadar Protein Pakan Ayam 8

2.4. Protein 10

2.4.1. Manfaat Protein 11

2.4.2. Tiga Tahap Analisa Protein Cara Kjedahl

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat-alat 14

3.2 Bahan-bahan 15

3.3 Prosedur Penelitian 16

3.4.Pembuatan Larutan 17

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Analisa 18


(6)

4.2 Pembahasan 23

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 24

5.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25