Pengaruh Perbandingan Sari Bit (Beta vulgaris L.) dengan Sari Kuini (Mangifera odorata Griff) dan Jumlah Gum Arab Terhadap Mutu Yoghurt

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. dan Al, M. 2006. Minuman Fungsional Berbahan Dasar Teh dan Kayu
Manis untuk Penderita Diabetes. Balai Besar Pengembangan Teknologi
Tepat Guna-LIPI dan Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung, Tasikmalaya.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anam, C., Kawiji, dan Setiawan, R. D. 2013. Kajian Karakteristik Fisik dan
Sensori serta Aktivitas Antioksidan dari Granul Effervescent Buah Beet
(Beta Vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi dan Kombinasi
Sumber Asam. Jurnal Teknosains Pangan. Vol 2 (2) : Hal 21-28.
Anonim. 2015. 33 Manfaat Buah Kuini Bagi Kesehatan. http://manfaat.co.id
(Diakses pada 10 Februari 2016).
AOAC (Association of Official Analytical Chemistry). 1995. Official Methods of
Analysis of The Association of Analytical Chemists. Washington D.C.
Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N. L., Yasni, S., dan Budiyanto, S.
1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Aspinal. 1970. Edible Coating and Film to Improve Food Quality. Technmic
Publishing, Inc. USA.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Kadar Abu. SNI 01-3451-1994. Badan

Standarisasi Nasional. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI Yoghurt 2981:2009. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.
Buckle, K. A., Edwars, R. A., Fleet, H. A., dan Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah: Purnomo H. dan Andiono. UI-Press, Jakarta.
Budianto, A. 2008. Metode penentuan koefisien kekentalan zat cair dengan
menggunakan regresi linear hokum stokes. Seminar Nasional IV. SDM
Teknologi Nuklir. 157-166.
de Man, J. M. 1997. Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB-Press,
Bandung.
Dickinson, E. 2003. Hydrocolloids at interfaces and the influence on the
properties of dispersed systems. Food Hydrocolloids. 17 : 25-39.

Universitas Sumatera Utara

62

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
El-Kheir, M. K., Gasim, A. E., Yagoub, A., Asma, A., dan Baker, A. 2008.

Emulsion-Stabilizing Effects of Gum from Acacia Senegal (L) Wild, The
Role of Quality and Grade of Gum, Oil Type, Temperature, Stiring Time
and Concentration. Pakistan Journal of Nutrition. Vol 7 (3) : Hal 395-399.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Farinde, E. O., Obatolu, V. A., Oyarekua, M. A., Adeniran, H. A., Ejoh, S. I., dan
Olanipekun, O. T. 2010. Physical and microbial properties of fruit
flavoured fermented cowmilk and soymilk (yoghurt like) under different
temperature of storage. African Journal Science and Technology. 1(5) :
120-127.
Food Chemical Codex. 1996. Pectins. http://arjournals.annualreviews.org
(Diakses pada 2 Juni 2016).
Fox, 1981. Food Analysis a Laboratory Manual. Departement of Animal Sciences.
Universityof Kentucky, Lexington.
Goda. 2012. Isi Kandungan Gizi Gula Pasir-Komposisi Nutrisi Bahan Makanan.
http://www.organisasi.org (Diakses pada 10 Februari 2016).
Goff, D. 2003. Yoghurt, Diary Science, and Technology. University ofguelph,
Canada.
Glicksman, M. 1992. Gum Arabic. In Whistler, R. L. and J. N. D. E. Miller.
Industrial Gums: Polysaccaharides and Their Derivates. Academic Press,
New York.

Handayani, I. 2011. Kenalan dengan Buah Bit. http://kesehatan.kompasiana.com
(Diakses pada 10 Februari 2016).
Herawati, P. 2011. Jenis dan Manfaat Susu. http://id.shvoong.com (Diakses pada
10 Februari 2016).
Hidayat, N., Padaga, M. C., dan Suhartini,S.. 2006. Mikrobiologi Industri.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Hutagalung, H. 2014. Karbohidrat. Digital Library USU, Medan.
Hutching. J. B. 1999. Food Appearance. 2nd Ed. Aspen Publ. Inc. Gaitersburg,
Maryland.

Universitas Sumatera Utara

63

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Isi Kandungan Gizi YoghurtKomposisi dan Nutrisi Bahan Makanan. http://www.organisasi.org
(Diakses pada 18 Februari 2016).
Manurung, D. F., Rusmarilin, H., dan Ridwansyah. 2014. Pengaruh perbandingan
sari biji nangka dengan sari buah naga merah dan perbandingan zat
penstabil terhadap mutu yoghurt buah naga. Jurnal Rekayasa Pangan. 2(4):
9-19.

Mahmood, A., Abbas, N., dan Gilani, A. H. 2008. Quality of stirred guffalo mills
yoghurt blended with apple and banana fruits. Jurnal Of Agriculture
Science. 45(2) : 275-279.
Mastuti, R., Cai, Y., dan Corke, H. 2010. Identifikasi Pigmen Betasianin Pada
Beberapa Jenis Inflorescence Celosia. Jurnal Biologi UGM, Yogyakarta.
Meliala, M., Suhaidi, I. dan Nainggolan, R. J. 2014. Pengaruh penambahan
kacang merah dan penstabil gum arab terhadap mutu susu jagung. Jurnal
Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(1) : 57-64.
Muchtadi, D. 1989. Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Pangan.
Departemen P&K. Pusat Antar Univeritas-IPB, Bogor.
Muharni, Elfita, dan Amanda. 2013. Aktivitas antioksidan senyawa (+) morello
flavon dari kulit batang tumbuhan gamboge (Garcinia xanthochymus).
Prosiding Seminar FMIPA Universitas Lampung. 265-268.
Nutrifacts. 2015. Beta-Carotene at a Glance. www.nutri-facts.org (Diakses pada 2
Juni 2016).
Parkin, K. dan Wettasinghe, M. 2003. Increasing the chemoprotective amount of
at least one phase II enzyme, particulary a phase II enzyme, in a mammal
by administering an extract comprising a betalain. Pattent Application
Publication. http://www.google.com/patents (Diakses pada 10 Februari
2016).

Paulinus, Y. V. G., Jayuska, A., Ardiningsih, P., dan Noviani, R. 2015. Aktivitas
antioksidan dan kandungan total fenol fraksi etil asetat buah palasu
(Mangifera caesia Jack). JKK ISSN 2303-1077. 4(1) : 38-41.
Prabandari, W. 2011. Pengaruh penambahan berbagai jenis bahan penstabil
terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik yoghurt jagung.
Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebeleas Maret, Surakarta.
Pracaya. 2011. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

64

Prasetyo, H. 2010. Pengaruh penggunaan starter yoghurt pada Level tertentu
terhadap karakteristik Yoghurt yang dihasilkan. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Prayitno. 2006. Kadar asam laktat, dan laktosa yoghurt hasil fermentasi
menggunakan berbagai rasio jumlah sel bakteri dan persentase starter.
Journal of Animal Product. 2(8) : 131-136.
Purba, R. A., Rusmarilin, H., dan Nurminah, M. 2012. Studi Pembuatan Yoghurt

Bengkoang Instan Dengan Berbagai Konsentrasi Susu Bubuk dan Starter.
Jurnal Rekayasa Pangan. 1(1) : 6-15.
Ranganna, S. 1977. Manual of Analysis for Fruit and Vegetable Products. Mc.
Graw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga-Rosella. Skripsi.
Teknologi Pertanian. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Santoso, M. A. 2014. Kinetika Degradasi Antioksidan Serbuk Bit Merah (Beta
vulgaris) Selama Proses Pemanasan dan Perubahan pH. Skripsi.
Semarang. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata.
Sawitri, M. E ., Manab, A., dan Palupi, T. W. L. 2008. Kajian penambahan gelatin
terhadap keasaman, pH, daya ikat air dan sineresis yoghurt. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Hasil Ternak. 3(1) : 35-42.
Silalahi, R. C., Suhaidi, I. dan Limbong, L. N. 2014. Pengaruh perbandingan sari
buah sirsak dengan markisa dan konsentrasi gum arab terhadap mutu
sorbet air kelapa. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(2) : 26-34.
Singh, B. dan Hathan, S. 2014. Chemical composition, functional properties and
processing of beetroot. International Journal of Scientific & Engineering
Research. 5(1) : 679-684.
Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan.

IPB. Bogor.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Sumarny, R., Djamil, R., dan Afrilia, I. S. 2012. Kadar kurkumin dan potensi
antioksidan ekstrak etanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg)
Roscoe), temu mangga (Curcuma mangga Val et Zyp) dan temu lawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb). Prosiding Seminar Nasional Pokjanas
TOI XLII. 1(1): 1-9.

Universitas Sumatera Utara

65

Sunarjono, H. H. 2007. Hortikultura Seri Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Susanti, I., Pramudiyanto, K., dan Munandar. J. 2007. Kajian
PenambahanStabilizer terhadap Kualitas Yoghurt Probiotik dalam
SeminarNasional PATPI 2007 . Bandung.
Sutardi, Hadiwiyoto, S. Dan Murti, C. R. N. 2010. Pengaruh dekstrin dan gum
arab terhadap sifat kimia dan fisik bubuk sari jagung manis (Zeamays

saccharata). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 21(2) : 102-107.
Tamime. 2002. Microbiology of starter cultures. Dairy microbiology handbook
(ed. R. K. Robinson). Third Edition. John Wiley & Sons Inc, New York.
Triwitono, P. 2012. Stabilitas Vitamin Larut Air Selama Pengolahan Pangan.
UGM, Yogyakarta.
Triyono, A. 2010. Mempelajari pengaruh maltodekstrin dan susu skim terhadap
karakteristik yoghurt kacang hijau (Phaseolus radiates I.) Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro, Semarang.
USDA. 2010. Nutritional value of Beets raw. http:ndb.nal.usda.gov (Diakses pada
10 Februari 2016).
Utami, R., Andriani, M., Putri, Z. A. 2010. Kinetika fermentasi yoghurt yang
diperkaya ubi jalar (Ipomea batatas). Jurnal Caraka Tani. 25(1) : 50-55.
Utomo, S. 2014. Pengaruh perbandingan sirsak dan daun katuk dengan
konsentrasi gum arab terhadap mutu fruit leather berlapis cokelat. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wahyudi, A. dan Samsundari, S. 2008. Bugar dengan Susu Fermentasi. UMMPress, Malang.
Wibawanto, N. R., Ananingsih, V. K., dan Pratiwi, R. 2014. Produksi serbuk
pewarna alami bit merah (Beta vulgaris L.) dengan metode oven drying.
Prosiding SNST ke-5. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Semarang.38-43.
Widhiana. 2000. Ekstraksi bit (Beta vulgaris L. var. rubra L.) sebagai alternatif
pewarna alami pangan. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Widianto, A. 2012. Kemasan aktif buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.)
dengan penyerap gas etilen dan gas karbondioksida. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.
Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

66

Widyaningrum, M. L. dan Suhartiningsih. 2014. Pengaruh penambahan puree bit
(Beta vulgaris) terhadap sifat organoleptik kerupuk. E-Journal Boga.
3(1): 233-238.
Wijaya, F. D. 2009. Penambahan Gum Arabik Sebagai Senyawa Penstabil Pada
Yoghurt Probiotik. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya, Surabaya.
Wikipedia. 2014a. Kuweni. https://id.wikipedia.org (Diakses pada 10 Februari
2016).

Wikipedia. 2014b. Pektin. https://id.wikipedia.org (Diakses pada 2 Juni 2016).
Winarno, F. G. dan Kartawidjajaputra, F. 2007. Pangan Fungsional dan Minuman
Energi. Cetakan 1.M-Brio Press, Bogor.
Winarno, F. G., Fardiaz, S., dan Fardiaz, D. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wong, K. C. dan Ong, C. H. 1993. Volatile components of the fruit of bachang
(Mangifera foetida Loer.) and kuini (Mangifera odorata Griff). J. Flavour
and Fragrance. 8(1) :147-151.
Yusmarini dan Efendi, R. 2004. Evaluasi mutu soyghurt yang dibuat dengan
penambahan jenis gula. Jurnal Nature Indonesia. 6(2) : 104-110.

Universitas Sumatera Utara