Fashion Distro (Studi Deskriptif Konsep Pakaian Distro di Jalan Dr. Mansyur Medan)

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian ini membahas mengenai distro yang merupakan salah satu
industri kreatif yang bergerak dibidang kebutuhan sandang. Distro sendiri
merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet, mengacu
pada hal tersebut distro dapat diartikan sebagai jenis toko di Indonesia yang
menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian atau
diproduksi sendiri 1. Distro memiliki keunikan fashion tersendiri berbeda dengan
kebanyakan industri fashion lainnya yang tumbuh subur di berbagai pusat
perbelanjaan, secara umum distro merupakan usaha kreatif dalam sebuah toko
kecil yang menjual pakaian-pakaian dari merek yang berbeda dan sama dengan
nama distro.
Kehadiran distro ditengah banyaknya pusat perbelanjaan, butik, olshop,2
store merek, bahkan pasar pakaian bekas tertentu membuat masyarakat memiliki
banyak pilihan untuk memuaskan permintaan masyarakat akan konsep pakaian
yang tiada habisnya. Sebagai makhluk hidup yang beradab dan menjungjung nilai
dan norma serta adat istiadat, pakaian bagi setiap personal masyarakat menjadi
kebutuhan pokok disamping kebutuhan pangan dan sandang.
1


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Distro_(pakaian) (diakses pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 14.45)

2

Olshop adalah singkatan dari online shop yang melakukan transaksi jual beli melalui online.

1

Universitas Sumatera Utara

Awalnya kebutuhan sandang hanya mengacu pada pakaian terbuat dari
kulit kayu dan kulit hewan yang diberdayakan manusia untuk digunakan menutupi
tubuhnya untuk terlindung dari panas dan dinginnya cuaca alam 3. Berkembangnya
zaman dari masa ke masa yang menghadirkan globalisasi dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Globalization is a term that has, in many instances, come to
replace the older and no less complex notion of “development” 4. Globalisasi
menghadirkan inovasi dan kemudahan informasi yang memperbaharui gagasan
mengenai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali aspek kebutuhan sandang
manusia. Sebagai kebutuhan sandang manusia pakaian mengalami pembaharuan,

pakaian tidak dipandang dari fungsionalitasnya saja melainkan segi estetikanya
juga.
Pada awal pakaian yang berasal dari kulit hewan dan kulit kayu dengan
peralatan dan keahlian membentuk kulit tersebut untuk digunakan menutupi tubuh
menghindari cuaca alam yang berubah. Kebutuhan dasar tersebut semakin
berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong
lahirnya industri-industri mode pakaian untuk memproduksi pakaian yang dapat
menunjang penampilan pengguna pakaian. Permintaan dan terdapat kebutuhan
manusia yang tidak pernah puas, melahirkan desainer yang bekerja sama dengan
industri pakaian memproduksi pakaian dengan fungsi yang berbeda sesuai
kebutuhan konsumen. Pakaian yang bersifat formal dapat digunakan pada acaraacara formal, pakaian simpel yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari, dan
3

http://yuk–fashion.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-perkembangan-fashion.html?m=1 (diakses

pada tanggal 28 Maret 2016 pada pukul 20.30)
4

st


H. James Birx. 21 Century Anthropology. SAGE Publications, Inc: Mexico. 2010

2

Universitas Sumatera Utara

pakaian yang diproduksi untuk kebutuhan olahraga tertentu atau aktivitas diluar
ruangan, sampai kepada pakaian yang dapat dijangkau oleh kalangan-kalangan
tertentu pada pilihan budget besar yang menjamin kualitas untuk pakain mewah
dan berasal dari merek ternama atau budget kecil untuk pakaian

menjamin

dengan kualitas seadanya dan merek yang tidak terkenal.
Pada perkembangan fashion mencakup pakaian yang dapat memperindah
tampilan tubuh seseorang sehingga terlihat menarik dilihat kalangan banyak
sesuai naluri individu yang memiliki keinginan selalu diperhatikan. Pakaian dari
ujung kepala sampai pada ujung kaki didesain untuk kemudian dikomersilkan
melalui proses produksi pada industri mode atau pakaian. Banyak perusahaan
yang berkembang dan memiliki merek yang telah mendunia dan sejak lama fokus

pada produksi mode atau pakaian yang mengkhususkan pada suatu bidang yang
memiliki keunggulan masing-masing, baik pada kenyamanan fungsi atau pada
desain yang diproduksi. Nike, Adidas, Puma, Umbro, Diadora, New Balance,
Specs, League, Macron, Lotto, Mizuno, Asics, Joma, Eureka, Kappa, Reebok,
adalah sederet perusahaan yang fokus pada olahraga sepakbola, basket, volley,
dan olahraga lari. Terdapat Volcom, Hurley, Oakley, Stussy, Quicksilver, Ripcurl,
Billabong, Roxy, fokus pada olahraga surfing. Atau Huf, The Hundrends,
Diamond, Airwalk, Vans, Macbeth, Atticus, Famous, Converse, Dickies, Juice
Matic, DC fokus pada kegiatan urban street semisal sepeda bmx, skateboard,
musik dengan ragam genre. Dan merek Zara, H&M, Gucci, Polo, Piere Cardin,
Mango, Lacoste, Hush Puphies, Louis Vuitton, Fossil, Timberland, Calvin Klein,
Prada, GEOX, Pedro, sederet merek yang fokus pada gaya formal sampai casual.

3

Universitas Sumatera Utara

Merek tersebut adalah deretan merek yang terkenal sampai ke Indonesia dan
menghiasi pusat perbelanjaan di Indonesia.
Merek tersebut menjadi kiblat pada industri pakaian di Indonesia, merek

tersebut tumbuh subur menghiasi masyarakat Indonesia. Toko resmi berdiri
dibeberapa kota di Indonesia atau membaur dengan megahnya pusat perbelanjaan
yang menyediakan lahan bagi merek- merek luar negeri dan dalam negeri yang
mempunyai kemampuan modal yang kuat untuk menyambut datangnya konsumen
yang memiliki kebutuhan untuk tampil dengan gaya pakain tertentu sesuai
keinginan konsumen. Kalangan konsumen di Indonesia dengan budget menengah
keatas menjadi peminat belanja di pusat perbelanjaan dengan merek yang sudah
memilki nama.
Mengacu pada konsep pakaian yang berbeda-beda, fashion hadir dengan
menyediakan lahan untuk konsumen yang lapar akan keindahan fashion.
Indonesia sendiri banyak terdapat tempat-tempat pemenuhan kebutuhan akan
fashion, salah satunya adalah distro. Fashion yang ditawarkan dari sebuah distro
memilki penggemarnya tersendiri di masyarakat, distro menawarkan fashion yang
dapat menggolongkan masyarakat kepada kelompok golongan atau komunitas
yang memiliki minat yang sama, ataupun konsep pakaian dijadikan sebagai trend5
masyarakat untuk berpakain bahkan menjadi citra diri seseorang untuk dilihat
dikalangan masyarakat banyak. Trend pakaian yang selalu berubah dan
merupakan kebutuhan pokok masyarakat memunculkan inovasi yang lahir dari
kalangan masyarakat itu sendiri melihat peluang lahirnya sebuah industri kreatif.
5


Trend adalah keadaan dimana suatu hal sedang digemari atau sedang menjadi perhatian

kebanyakan orang.

4

Universitas Sumatera Utara

Industri kreatif yang bergerak lewat ide dan kreatifitas konsep pakaian untuk
memenuhi permintaan masyarakat yang memiliki selera berbeda dalam konsep
pakaian.
Masyarakat dari kalangan konsumen rela meluangkan waktu dan tenaga
bahkan finansial yang terbilang tidak sedikit demi mendapatkan kepuasan dengan
memenuhi kebutuhan konsep pakaian yang tidak pernah habisnya. Secara
personal masyarakat menjadi penonton dan ditonton dalam berpakaian, seseorang
melihat konsep pakaian yang menjadi ciri khas dari seseorang dalam lingkungan
masyarakat yang mendorong seseorang tersebut untuk berpakain sama atau
memodifikasi konsep pakaian bahkan menciptakan konsep pakaian yang berbeda.
Usaha personal tersebut menunjukan konsep pakaian dijadikan sebagai eksistensi

untuk menunjukkan karakter seseorang ketika berpakaian dengan konsep pakaian
tertentu di kalangan masyarakat.
Fenomena permintaan masyarakat yang tidak pernah habisnya terhadap
konsep pakaian menjadi peluang bagi kalangan masyarakat industri kreatif yang
mengembangkan usaha yang bergerak di industri pakaian dengan menghadirkan
lahan pemenuhan berbelanja pakaian, salah satunya distro. Distro sebagai salah
satu industri kreatif menjadi lahan untuk masyarakat memilih konsep pakaian
yang mereka inginkan. Distro menyediakan produk-produk fashion mulai dari
pakaian atasan seperti kaos, kemeja, sweater, dan kaos berkerah dengan
klasifikasi model yang banyak. Pakaian bawahan terdapat celana jeans panjang
dan pendek dengan desain model yang beragam, selain atasan dan bawahan
terdapat juga sepatu dan tas serta aksesoris seperti topi, beanie atau kupluk,

5

Universitas Sumatera Utara

bracelet atau gelang, dompet, buff atau masker, ikat pinggang, kaos kaki, dan
lainnya.
Fashion yang berbeda-beda tergantung waktu memiliki trend atau gaya

yang selalu mengalami perubahan. Banyak faktor yang mempengaruhi lahirnya
sebuah trend konsep pakaian yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sebagai
pengguna atau pengkonsumsi wajib dari sebuah fashion yang menjadi kebutuhan
pokok manusia. Distro sebagai lahan penyedia kebutuhan permintaan masyarakat
akan konsep pakaian memiliki trend tersendiri yang membuat usaha industri
kreatif ini berbeda dengan usaha pakaian sejenisnya. Distro dapat diidentikkan
dengan menargetkan konsep pakaian untuk kalangan anak muda yang didominasi
konsep pakaian casual 6, simpel dan elegan. Konsep pakaian yang ada di distro
ada juga yang mengikuti sebuah aliran musik hingga hobi yang digemari
kebanyakan kalangan anak muda, seperti skateboard 7sampai aliran musik
tertentu.
Sebagai salah satu lahan pemenuhan permintaan pakaian, distro
berkembang pesat dikawasan perkotaan yang setiap harinya sibuk dengan
masyarakat yang konsumtif. Jika diperkotaan banyak tumbuh subur pusat
perbelanjaan yang lengkap dengan variasi barang yang diperdagangkan. Fashion
menjadi salah satu komoditi yang banyak diperdagangkan di pusat perbelanjaan,
berbagai store merek yang sudah memiliki konsumen dalam jumlah banyak
6

Casual adalah konsep pakaian yang digunakan sehari-hari, yang nyaman digunakan untuk


kegiatan apa saja tanpa tujuan.
7

Skateboard adalah suatu alat yang digunakan para skater untuk melakukan olahraga

skateboarding, pada umumnya terdiri dari suatu papan memanjang dengan 4 roda, dengan
ukuran masing-masing bagian tergantung kepada medan yang akan digunakan.

6

Universitas Sumatera Utara

tumbuh subur menghiasi pusat perbelanjaan. Budaya konsumtif, tingginya gengsi
untuk selalu tampil dengan gaya yang uptodate 8 atau terkini serta permintaan
yang banyak dan tidak pernah habisnya dari masyarakat perkotaan membuat toko
atau industri fashion berkembang pesat melahirkan store merek pakaian yang
banyak dijumpain di pusat perbelanjaan suatu kota.
Berkembangnya pusat perbelanjaan dengan banyaknya store pakaiannya
yang ada tidak menjadi penghalang untuk masyarakat yang bergerak lewat sebuah

indutri kreatif yang memasarkan barangnya lewat usaha kecil menengah seperti
distro. Distro yang banyak berkembang dikota membuka lahan yang dapat
dikunjungi dengan mudah layaknya mengunjungi kebanyakan toko dan tidak
serumit ketika memasuki pusat perbelanjaan. Konsumen yang hendak berbelanja
ke distro dapat dengan mudah menjumpai distro dipinggir jalan atau terpusat
disuatu kawasan yang terdapat di suatu kota.
Suatu kawasan yang dijadikan lahan berkumpulnya beberapa distro secara
tidak langsung memperkenalkan kawasan tersebut menjadi pusat tempat
berkumpulnya distro disuatu kota. Indonesia memiliki banyak kota besar dengan
ciri khas masing masing, fashion menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
industri ekonomi kreatif. Berbagai model pakaian yang memiliki pelanggan
tersendiri dari kalangan masyarakat banyak tumbuh subur di kota besar di
Indonesia. Fashion di Indonesia identik dengan Kota Bandung yang dijuluki
sebagai Paris Van Java 9 dan di Kota Bandung sendiri menjadi awal berdirinya
8

Uptodate adalah segala hal yang sifatnya terkini.

9


Paris Van Java merupakan julukan yang diberikan kepada Kota Bandung yang disamakan seperti

halnya Kota Paris yang dikenal masyarakat dunia sebagai kota fashion dan banyak masyarakat

7

Universitas Sumatera Utara

konsep distro pada sekitar tahun 1994 dengan hadirnya Reverse didirikan oleh
Richard yang merupakan drummer Pas Band, kemudian ada Helvi dan Didit pada
akhirnya mereka dikenal dengan Dxxxt sebagai tiga orang pendiri pertama
Reverse 10.
Selain Reverse sebagai pelopor lahirnya distro di Indonesia, Kota Bandung
banyak menghadirkan distro yang mendiami beberapa kawasan di Kota Bandung
sehingga menjadi salah satu destinasi wisata fashion bagi wisatawan domestik dan
mancanegara jika hendak berkunjung ke Kota Bandung. Kota Bandung sebagai
barometer perkembangan fashion di Indonesia menjadi kiblat untuk kota-kota
besar lainnya di Indonesia membuat distro sebagai penyedia pakaian untuk
kalangan anak muda yang berorientasi kepada ciri khas suatu komunitas maupun
fashion yang mencirikan aliran band tertentu.
Medan sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia turut menjadi
lahan tumbuh suburnya distro dengan fashion yang berkiblat pada fashion distro
di Kota Bandung sebagai tempat awal kelahiran distro di Indonesia. Distro di
Kota Medan masih berkiblat pada distro di Kota Bandung serta merek yang
berasal dari luar negeri yang tentunya sudah memiliki pasar dikalangan konsumen
distro. Model fashion distro yang berbeda disetiap daerah dan menarik melihat
fashion yang diandalkan atau yang menjadi ciri khas dari setiap distro yang berada
dalam satu kawasan atau bahkan dalam satu kota menjadi sesuatu yang menarik
dari luar Kota Paris sebagai ibukota Perancis untuk berbelanja dikota tersebut. Demikian halnya
Kota Bandung yang merupakan salah satu kiblat fashion dengan banyaknya aktifitas indutri
fashion diBandung yang dikunjungi dari berbagai negara tetangga Indonesia.
10

http://www.lacasacomics.com /2014/02/sejarah-dan-perkembangan-Distro-di.html?m=1

(diakses pada tanggal 6 Juni 2016 pada pukul 11.07)

8

Universitas Sumatera Utara

untuk diteliti. Sebagai salah satu UMKM yang bergerak dibidang perdagangan,
dengan fokus bisnis pada usaha penjualan pakaian dan aksesoris yang dititipkan
atau yang diproduksi sendiri 11. Berbagai macam distro berdiri disepanjang
kawasan Jalan Dr. Mansyur dan Kawasan Jalan Halat dan biasanya distro di Kota
Medan hadir bersamaan dengan adanya tempat-tempat nongkrong yang menarik
konsumen dari kalangan anak muda.
Sengaja atau tidak, distro di Kota Medan terpusat dan sangat familiar
dengan kawasan Jalan Dr. Mansyur dan Kawasan Jalan Halat. Jika melintas
sepanjang Jalan Dr. Mansyur mulai dari pintu empat Universitas Sumatera Utara
sampai simpang Dr. Mansyur yang tembus ke Jalan Setia budi berjejer cafe-cafe
dan distro serta UMKM lainnya. Ada banyak Distro yang dapat

dijumpai

sepanjang Jalan Dr. Mansyur, termasuk Snug x Raw, Victory, Box 19, Flangship
mdn, Outlet Biru, Ckt, S.T.O.R.E, Rumah Sepatu, Dreamer, Scrabble, Kontjo Neo,
LOCCAL Apparel, Rama Sport, Euphoria Rockstore, Ammunition, Ouval
Research atau RSCH akan ditemukan berjejer dikiri dan kanan Jalan Dr. Mansyur.
Untuk Jalan Halat sendiri, jika dilihat mulai simpang Jalan Halat hingga ke
simpang Jalan A.R Hakim, ramai berjejer ragam kuliner, distro, boutique, warnet
serta berbagai bisnis lainnya. Tercatat ada sekitar 29 distro, untuk yang pertama
sekali dibuka adalah distro milik Rahmat dan Ijup yang bernama Kontjo 12.
Kemudian ada X148, Gaul Khabe, Casablangka, Borneo, Byuse, Samurai, Blu
11

Diana Hasyim, “Kualitas Manajemen Keuangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi

Kasus pada Distribution Store (DISTRO) di Kota Medan)”, JUPIIS Volume 5 Nomor 2, Desember
2013, Hal 107
12

http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/arsip/read/2012/02/19/70429/jalan-halat-dulu-

ditakuti-kini-disenangi/ (diakses pada tanggal 6 April pukul 23.09)

9

Universitas Sumatera Utara

Sky, HD & F Home, Sport ID, Sentral, Rock Line. Selain didua kawasan tersebut,
tersebar diberbagai wilayah di kota Medan. Tisena, Akar bumi, Blue, D’vero,
Bengkel, What’s, Presiden, Wad, Cafe, The Revolusion, Red Extreme, What East,
Ontoy Brother, Buzz, Vectodrama, Cybercool adalah beberapa distro yang dapat
dijumpai di Kota Medan.
Kebutuhan akan penampilan dianggap sangat penting meskipun tidak
terlalu mendesak. Fashion distro Kota Medan memiliki pasar tersendiri di
kalangan anak muda yang menjadi target pemasaran pakaian, kawasan Jalan Dr.
Mansyur menjadi salah satu yang familiar ditelinga anak muda Kota Medan
sebagai pusat distro. Berbagai toko distro berderet di sepanjang jalan dengan
konsep dari segi merek terutama yang terlihat jelas untuk konsumen. Distro di
Kota Medan biasanya menawarkan percampuran produk pakaian dengan merek
dagang sendiri, luar negeri dan merek lokal yang menawarkan pilihan barang dan
desain yang beragam dan tentunya dengan jumlah terbatas. Selain itu harga
produk yang ditawarkan beorientasi pada golongan masyarakat menengah.
Keunikan yang ditawarkan distro dengan produk dan konsep pakaian yang
dijual dengan jumlah tertentu (limited edition), yang memungkinkan produk
pakaian akan jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk
mempertahankan eksklusifitas produk dari distro 13. Selain itu, ciri khas yang
ditampilkan memiliki kreatiftas tersendiri. Hal itu terlihat dari lingkungan distro
dengan lahan yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas yang bisa disulap
menjadi tempat berbelanja yang nyaman didukung dengan variasi desain toko
13

http://solop.co.id/kaos-Distro-itu-bisnis-paling-asyik-tau/ (diakses pada tanggal 1 April 2016

pukul 22.37)

10

Universitas Sumatera Utara

yang menampilkan graffiti 14 yang unik, foto-foto, maupun nuansa lampu dan
alunan musik yang menambah keunikan distro itu sendiri.
Distro dengan segala keunikan dan ketertarikan para konsumen untuk
menjadikannya sebagai tempat pemenuhan keinginan untuk memenuhi gaya
berpakaian

turut

serta

mempengaruhi

perkembangan

distro

yang

bisa

dikategorikan sangat pesat. Hal ini terbukti dengan perkembangan jumlah distro di
Kota Medan yang diperkirakan berjumlah 100-an yang tersebar di Kota Medan 15.
Semakin tumbuh pesatnya distro yang berada dalam satu

kota akan sangat

mempengaruhi kota tersebut mengalami budaya massa. Karena dengan mudahnya
konsumen yang dapat menjangkau distro tanpa harus susah payah ketika berada
pada suatu pusat perbelanjaan yang secara tidak langsung merupakan kawasan
untuk kalangan masyarakat dengan taraf perekonomian kelas menengah keatas.
Tantangan bagi pengusaha fashion distro yang menargetkan pasar usaha
pada kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah untuk menarik
masyarakat menggunakan fashion distro yang notabene merupakan usaha yang
khas masyarakat Indonesia. Hadirnya distro dengan konsep toko yang berbaur
dengan usaha bisnis lainnya pada lingkungan masyarakat, kenyamanan dan
pelayanan yang diberikan tidak kalah dari pusat penyedia pakaian dengan fashion
tertentu. Pakaian identik dengan kebutuhan manusia yang tidak ada pernah ada
habisnya,

14

perkembangan

pakaian

dipengaruhi

oleh

perkembangan

ilmu

Graffiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis,

bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, symbol, atau kalimat tertentu.
15

http://www.hariansumutpos.com/arsip/Distro-rebut-pasar-pelajar-dan-mahasiswa?p=19217

(diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 19.43)

11

Universitas Sumatera Utara

pengetahuan dan teknologi serta terdapat suatu peluang yang dimanfaatkan pihak
tertentu sebagai sebuah peluang usaha pemenuhan kebutuhan pakaian manusia.
Perkembangan dan peluang yang ada menciptakan munculnya konsep pakaian
yang berbeda pada setiap waktu yang tidak tentu jangka waktu suatu konsep
pakaian bertahan dalam lingkungan masyarakat dalam suatu wilayah bahkan
secara global.
Munculnya konsep pakaian dalam lingkungan masyarakat menimbulkan
efek penggolongan masyarakat pada kalangan sosial tertentu, melalui konsep
pakaian sesorang dapat menunjukkan kepada masyarakat sebuah identitas diri
sampai citra diri gambaran seseorang dalam lingkungan masyarakat. Terdapat
golongan masyarakat yang terikat dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan
budaya yang terdapat dalam lingkungan individu berada, selain itu terdapat
golongan masyarakat yang ingin bebas mengekspresikan diri tanpa terikat dengan
aturan dan budaya yang berlaku, termasuk dalam hal ini konsep pakaian.
Golongan masyarakat yang ingin bebas dalam mengekspresikan diri
mereka melalui konsep pakaian yang dianut, model konsep pakaian ini adalah
model konsep pakaian yang disebut streetwear 16. Filosofi bebas dan memiliki
gaya seperti kebanyakan orang dijalanan, baik yang identik dengan kegiatan
ekstrim tertentu atau genre musik tertentu yang berkembang dijalanan. Pada
perkembangannya konsep pakaian ini banyak ditiru oleh individu yang berada
pada kalangan anak muda, dengan usia yang sedang mencari jati diri. Kalangan
16

Streetwear adalah gaya khas fashion jalanan yang secara konstan dengan jenis pakaian yang
umumnya berpusat pada pakaian casual, celana seperti jeans, t-shirt,, topi bisbol, dan sepatu
kets. Gaya ini berakar dari budaya surfing dan skate di West Coast, dan telah berkembang
mencakup unsure-unsur hiphop, street fashion Jepang, dan budaya haute modern.

12

Universitas Sumatera Utara

anak muda memiliki sifat yang mudah menerima perkembangan yang ada dan
keinginan mencoba hal baru untuk mencari jati diri, dalam hal ini termasuk
konsep pakaian.
Indonesia berkembang dengan konsep pakaian streetwear melalui
pengenal merek luar negeri terhadap olaraga ekstrim, seperti BMX, surfing, dan
skateboard atau genre musik, seperti metal, rock metal, hiprock, death metal,
hiphop, dan punk menjadi dasar produksi pakaian yang mendukung kegiatan
tersebut. Banyak lahan yang bertindak sebagai produsen sampai pada pihak yang
mendistribusikan pakaian tersebut. Untuk proses pendistribusian, Indonesia secara
awam mengenal distro sebagai model usaha ekonomi yang mendistribusikan
produk-produk fashion dari merek tertentu. Sebagai salah satu lahan penyedia
produk pakaian yang hanya terdapat di Indonesia, distro tidak hanya sebagai
model usaha ekonomi melainkan sebuah lahan penyedia produk pakaian yang
memiliki model fashion tersendiri.
Distro sebagai penyedia produk pakaian identik dengan sebuah toko, baik
dengan ukuran besar sampai kecil dengan tujuan menjual produk pakaian distro.
Sebagai lahan belanja buat konsumen, distro dihadapkan pada situasi model
belanja secara elektronik yang dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia.
Pada satu sisi perkembangan ini membantu mengenalkan produk pakaian distro
kepada kalangan masyarakat Indonesia yang dapat terjangkau melalui saluran
elektronik, seperti media sosial internet instagram, facebook, sampai twitter yang
menyediakan fitur tampilan foto. Perkembangan ini tentu semakin memudahkan

13

Universitas Sumatera Utara

masyarakat untuk mengenal fashion sebuah distro yang menyediakan produk
pakaian.
Selain strategisnya suatu lokasi distro, fashion yang mengacu pada model
konsep pakaian yang dapat ditinjau dari segi motif, bentuk, serta warna yang
ditawarkan oleh sebuah distro. Distro berkembang seiring arus globalisasi yang
menghadapkan perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah tantangan
yang harus dihadapi pengusaha distro, termasuk pesatnya perkembangan online
shop yang tentunya terdapat strategi untuk menghadapinya. Hal ini mendorong
keinginan penulis untuk meneliti fashion distro. Sebagai seorang individu yang
merupakan seorang mahasiswa dan tergolong pada kalangan anak muda Kota
Medan, penulis melakukan penelitian pada salah satu pusat distro yang sudah
awam pada kalangan anak muda Kota Medan untuk mengetahui model fashion
yang ditawarkan oleh distro yang terdapat pada kawasan Jalan Dr. Mansyur.

1.2. Tinjauan Pustaka
Fashion identik dengan pakaian atau busana, baik pakaian yang diproduksi
dengan dengan desain model, bentuk, sampai motif atau hasil modifikasi dari
beberapa jenis pakaian yang menghasilkan sebuah pakaian yang mengahasilkan
sebuah konsep pakaian yang menjadi suatu fenomena yang berubah setiap waktu.
Pakaian yang merupakan hasil cipta seorang manusia memiliki tampilan
luar yang menjadi penerapan atas keinginan dari seorang individu untuk
mencipakan bentuk pakaian yang sesuai dengan hasil pola pikir individu, dan
menjadi hal yang membedakan dengan tipe pakaian yang sama. Seperti celana

14

Universitas Sumatera Utara

jeans, nama bahan dan jenis pakaian yang sama dapat menghasilkan banyak
bentuk celana jeans, sebagai contoh celana skinny jeans yang memiliki potongan
sempit dan melekat secara pas dikaki dari atas hingga bawah. Kemudian celana
wide leg jeans yang memiliki potongan yang lebar mulai dari atas pada bagian
bokong sampai kebawah tepat dimata kaki. Atau celana high rise jeans yang
memiliki potongan tinggi atau high waist yang melekat pada bagian pinggang.
Sebuah jenis pakaian bawahan atau celana dengan bahan jenis jeans dapat
menghasilkan bentuk atau tampilan luar yang berbeda. Celana jeans sebagai salah
satu produk pakaian merupakan bagian dari konsep pakaian dengan model atau
tampilan luar celana jeans yang berbeda megikuti kebutuhan konsumen atau
perkembangan fashion pada suatu waktu tertentu.
Pakaian sebagai salah satu kebutuhan manusia merupakan hasil pemikiran
manusia dalam sebuah karya yang digunakan pada awalnya untuk menutupi
bagian tubuh manusia, selain menambah nilai estetika penampilan seseorang.
Pakaian yang digunakan adalah golongan atasan, bawahan, sampai pada bagian
aksesoris. Atasan misalnya terdapat jenis kaos, kemeja, jaket dengan klasifkasi
masing-masing jenis. Pada bagian bawahan terdapat celana dengan jenis dan
bentuk beragam sedangkan pada bagian aksesoris terdapat topi, ikat pinggang, tas,
sepatu, gelang, kalung, anting, kacamata, kaos kaki dengan bentuk beragam.
Pada awalnya jenis pakaian tersebut hanya sebatas kulit hewan dan kulit
kayu yang didapatkan dari alam dari hasil berburu, dibentuk sedemikian untuk
menutupi tubuh serta melindungi tubuh dari cuaca dan iklim. Seperti halnya Idi
Subandy Ibrahim, dalam Budaya Populer Sebagai Komunikasi (2011:267),

15

Universitas Sumatera Utara

pakaian bisa melindungi kita dari cuaca yang buruk atau dalam olahraga tertentu
dari kemungkinan cedera. Pakaian juga membantu kita menyembunyikan bagianbagian tertentu dari tubuh kita dan karenanya pakaian memiliki suatu
kesopanan(modesty fuction).
Jika melihat aspek fungsi pakaian digunakan manusi untuk melindungi
tubuh dari perubahan cuaca dan iklim ekstrem ketika berada atau sedang
beraktivitas baik dalam suatu ruangan atau ketika berada diluar ruangan. Fungsi
pakaian dapat membantu seseorang untuk tidak mengalami gangguan dikarenakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada cuaca dan iklim yang berasl dari alam.
Contohnya jaket yang merupakan bagian jenis pakaian yang digunakan seseorang
yang berada dilingkungan cuaca dan iklim alam yang dingin untuk menjaga
kehangatan pada tubuh pengguna jaket.
Pakaian yang memiliki spesialisasi tertentu digunakan untuk aktivitas
olahraga tertentu supaya dapat dengan leluasa bergerak dan terhindar dari cedera
dalam suatu olahraga tertentu yang telah memiliki perlakuan khusus dari segi
bentuk sampai bahan pakaian tersebut. Contohnya jersey pemain sepakbola yang
dibentuk dari bahan yang dapat mengikuti bentuk tubuh seorang pemain
sepakbola dengan tujuan memudahkan gerak seorang pemain sepakbola dalam
mengolah bola dilapangan.
Selain itu pakaian digunakan untuk menutupi bagian tubuh seseorang
untuk lebih memantaskan diri dari segi kesopanan supaya dapat diterima dalam
suatu lingkungan sosial. Contohnya celana dalam sampai celana panjang dan

16

Universitas Sumatera Utara

celana pendek merupakan sebagian dari jenis pakaian yang digunakan seorang
pria untuk menutupi bagian aurat.
Menurut Desmond Morris, dalam Manwatching: A Field Guide to Human
Behaviour (1977), pakaian juga menampilkan peran sebagai pajangan budaya
(cultural display) karena ia mengkomunikasikan afiliasi budaya kita (dalam Idi
Subandy Ibrahim 2011: 267). Negara atau daerah menunjukkan identitas dan
budaya melalui pakaian yang digunakan, sehingga masyarakat dapat mengetahui
seseorang berasal dari negara atau daerah melalui pakaian yang digunakan.
Sebagai contoh pakaian tradisonal dari Jepang, kimono. Pakaian lapis-lapis, ikat
perut yang berat, ditambah gelungan rambut yang besar, dan sandal kayu kecil
dan tinggi. Bagi wanita Jepang kimono adalah sebuah pakaian kehormatan, selain
menunjukkan jati diri sebagai orang Jepang yang berkelas. Kimono sering
digunakan dalam suatu upacara perayaan dan acara tertentu.
Lewat pakaian seseorang dapat mengetahui identitas pengguna pakaian.
Pakaian sebagai penanda seseorang yang dapat dilihat dari luar yang membuat
kalangan banyak melihat dan menggolongkan seseorang pada bagian kultur
tertentu. Keindentikan dalam pakaian yang menjadi gambaran seseorang
berkembang menjadi sebuah gengsi dan penunjukan eksistensi seseorang dalam
lingkungan sosial. Masyarakat bertransformasi dalam dunia yang memperhatikan
detail desain, corak, dan bentuk pakaian yang dapat membuat seseorang dengan
tampilan luar yang terdapat pada pakaian dapat menggolongkan seorang pengguna
pakaian pada kelas sosial tertentu.

17

Universitas Sumatera Utara

Fashion selalu identik dengan penampilan diri dan gaya hidup. Oleh
Featherstone (1987), gaya hidup dilihat mencakup praktik-praktik, cita rasa,
perilaku, konsumsi, aktivitas waktu luang, modus bicara dan busana orang seharihari. Konsep pakaian dalam fashion dengan segala aksesoris pendukung bukan
hanya sekedar penutup tubuh dan hiasan saja. Jenis fashion tertentu akan mampu
memaksimalkan penampilan luar pengguna pakaian yang sesuai dengan
kebutuhan jenis fashion tersebut. Selain sebagai pakaian yang digunakan sebagai
penutup tubuh, pengguna pakaian dari fashion tertentu memiliki keinginan untuk
dapat dilihat masyarakat sesuai dengan kelas sosial, komunitas, sampai pada citra
diri tertentu yang diharapkan oleh pengguna fashion.
Sebagai contoh, seorang yang menggunakan kaos sebagai atasan, celana
jeans panjang, sneakers pada bagian kaki, serta aksesoris snapback dapat
dikategorikan pada jenis fashion streetwear

yang digunakan ketika bermain

skateboard dijalanan. Semua pakaian yang digunakan dapat membantu dan
melindungi seorang pemain skateboarding ketika meluncur dengan papan
skateboard dengan manuver-manuver berbahaya khas olahraga outdoor. Selain
membantu dan melindungi, pakaian yang digunakan menunjukkan para atlet
olahraga skateboard yang cocok menggunakan pakaian mudah, ringan, serta
gampang. Model fashion ini menjadi gambaran pada masayarakat umum tentang
pakaian seorang pemain skateboard ketika bermain atau tidak bermain
skateboard.

18

Universitas Sumatera Utara

Dalam ungkapan Chaney, “penampakan luar” menjadi salah satu situs
yang penting bagi gaya hidup. Hal-hal permukaan akan menjadi lebih penting
daripada substansi. Gaya desain menjadi lebih penting daripada fungsi 17.
Gaya itu diciptakan, dipraktikkan, dijiplak, dan didaur-ulang dalam siklus
kehidupan, terutama yang digerakkan oleh arus komunikasi dan budaya popular18.
Dewasa ini fashion digunakan untuk berkeskpresi menunjukkan cara untuk dapat
diterima dalam suatu kelompok sosial tertentu. Thomas Carlyle , pakaian menjadi
“perlambang jiwa” (emblems of the soul) 19. Pakaian dapat menunjukkan siapa
pemakainya. Seperti kata Umberto Eco, “I speak through my cloth”. (Aku
berbicara lewat pakaianku). Pakaian yang dikenakan menjadi gambaran tentang
busana kita, bahkan orang yang berinteraksi akan menafsir mereka yang tidak
penuli busana seolah-olah sengaja membuat suatu pesan lewat penampilan 20.
Komunikasi semacam ini adalah komunikasi artifaktual bersifat nonverbal
yang berlangsung melalui pakaian, dan penataan berbagai artefak. Misalnya
pakaian, dandanan, barang perhiasan, kancing baju, atau furnitur dirumah dan
penataannya, ataupun dekorasi ruangan. Pakaian yang digunakan seseorang secara
tidak langsung adalah bentuk komunikasi yang menyelipkan suatu makna dan
keinginan untuk diperhatikan orang disekitar. Pengguna pakaian yang telah
mendesain konsep pakaian supaya sesuai dengan fashion yang diinginkan
seseorang dengan tujuan untuk menunjukkan eksistensi, identitas, sampai pada

17

David Chaney, Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprenhensif. Jalasutra: Yogyakarta. 1996.

18

Idy Subandy Ibrahim. Kritik Budaya Komunikasi. Jalasutra:Yogyakarta.2007. Hal 307.

19

Idy Subandy Ibrahim. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Jalasutra:Yogyakarta.2007. Hal 266.

20

Malcom Barnard. Fashion Sebagai Komunikasi. Jalasutra: Yogyakarta. 2011.

19

Universitas Sumatera Utara

kalangan sosial seorang pengguna fashion hendak digolongkan dihadapan
masayarakat yang menjadi penonton. Komunikasi secara tidak langsung terjalin
antara mereka yang ingin selalu diperhatikan, yaitu pengguna fashion tertentu dan
mereka yang berada pada golongan penonton yang mengamati setiap detail
fashion. Umumnya setiap orang dihadapkan pada posisi untuk merasakan kedua
hal tersebut, individu yang ingin diperhatikan dan individu yang memperhatikan,
begitulah proses komunikasi tersebut terjadi dalam fashion.
`Perkembangan fashion turut dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju. Media dengan bebas dengan tayangan yang dapat
megundang keinginan masayarakat awam untuk meniru materi yang disediakan
media. Media elektronik dengan tayangan televisi sampai pada aktivitas media
sosial yang menyediakan eksplor dunia fashion. Bahkan media massa pada setiap
cetakan serta terdapat media cetak yang khusus berbicara mengenai fashion,
menjadi pembimbing bagi individu yang membaca untuk memilih fashion yang
mengikuti perkembangan zaman. Seperti halnya Idi Subandy Ibrahim, dalam
Budaya Populer Sebagai Komunikasi (2011:267), fashion dan kosmetika mengkin
adalah arena yang paling jelas tempat bekerjanya hasrat konsumen untuk membeli
produk karena mereka berhasrat untuk tampak seperti para model fashion yang
mereka lihat dimajalah pop. Pahlawan dari dunia pop dan para model fashion
menjadi penentu trend (trendsetter)

yang memainkan model peran (the role

models) terutama bagi kawula muda.
Fashion pada penggunaanya menjadi produk konsumsi yang tidak hanya
menekankan pada fungsinya saja, tetapi sudah lebih mendetail pada aspek gaya

20

Universitas Sumatera Utara

dan model fashion yang berkembang. Proses konsumsi simbolis merupakan tanda
penting dari pembentukan gaya hidup dimana nilai-nilai simbolis dari suatu
produk dan praktik telah mendapat penekanan yang besar dibandingkan dengan
nilai-nilai kegunaan dan fungsional 21.
Fashion menjadi sesuatu gaya berpakaian yang mendefenisikan dan
mendeskripsikan diri melalui ekspresi pakaian untuk dapat berinteraksi dengan
alam dan lingkungan sesama manusia. Fashion menjadi sesuatu yang jelas dari
luar yang menjadikan tampilan lebih baik. Oleh Nancy Etcoff, dalam Survival of
the Prettiest: The Science of Beauty (1999) menyebut gejala tersebut dengan
“Lookism.” Lookism adalah teori yang menganggap bahwa lebih baik tampilan
Anda, maka akan lebih sukseslah Anda dalam kehidupan 22. Sehingga
menempatkan seseorang berada pada kelompok tertentu sesuai identitas yang
berkembang dalam kelompok tersebut. Citra atau gambaran luar penampilan
seorang individu menjadi bagian dari pemikiran dan penilaian masyarakat yang
melihat seorang individu. Melalui tampilan luar seorang individu yang
menunjukkan penampilan yang menggunakan pakaian yang menghias tubuh yang
dapat terlihat dari luar oleh masyarakat yang didominasi oleh persepsi citra
terhadap penilaian dan pemikiran masyarakat yang menyaksikan seorang individu.
Kaidah-kaidah berpakaian menjadi sarana dalam membentuk dan
mereproduksi berbagai kelompok masyarakat dalam pengertian bahwa ikatan
terjalin diantara kelompok ini menjadi terlihat jelas sehingga sangat sulit di lintasi
21

Irwan Abdullah. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2006. Hal

33
22

David Chaney. Lifestyle: Sebuah Pengantar Komprehensif. Jalasutra: Yogyakarta. 1996. Hal 18

21

Universitas Sumatera Utara

(Hobsbawn, 1983: Weiner dan Schneider, 1985:1: Eicher, 1995). Dengan
memperhatikan arti penting berpakaian sebagai suatu ekspresi dari identitas sosial,
asal-usul, komitmen dan kesetiaan individu, tidaklah mengherankan bahwa orangorang seharusnya memandang pakaian hampir seperti perpanjangan diri mereka
sendiri. Sekarang dapat dimengerti mengapa hubungan seseorang dengan
pakaiannya bersifat langsung dan lebih akrab daripada hubungannya dengan
semua objek materi yang lain. (Kuper 1973:366)
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan ada 3 macam:
1. Kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan , nilai, norma dan peraturan
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola manusia
dalam masyarakat dan
3. Benda-benda sebagai karya manusia (Koentjaraningrat, 1976:186)
Konsep 3 wujud kebudayaan ini relevan dengan fashion distro. Distro
sebagai tempat pemenuhan keinginan mahasiswa untuk mengkonsumsi produkproduk pakaian dengan konsep yang beragam berawal dari gagasan atau ide kaum
muda yang menjalani industri ekonomi kreatif. Para pelaku industri kreatif
berkreasi dengan menghasilkan produk-produk yang menjadi ciri khas kalangan
anak muda yang tertata dalam fashion distro. Pengamatan dan pengalaman dari
pengusaha distro melihat aktivitas dan segala hal yang sedang berlangsung dalam
lingkungan kalangan anak muda menjadi ide untuk menciptakan suatu kreasi
pakaian yang menunjukkan citra diri pengguna pakaian, yaitu kalangan anak
muda.

22

Universitas Sumatera Utara

Menurut Barnouw, dalam Pengantar Psikologi Lintas Budaya (1985:6),
budaya didefenisikan sebagai sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku
yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang dikomunikasikan dari satu
generasi ke generasi berikutnya lewat bahasa atau beberapa sarana komunikasi
lain. Fashion dengan produk pakaian yang memiliki konsep pada desain yang
sesuai dengan keinginan dari konsumen sebagai pengguna pakaian distro menjadi
salah satu sarana komunikasi. Melalui desain yang menjadi gambaran atau citra
dari suatu identitas kelompok atau kelas sosial tertentu untuk menumbuhkan
identitas pada setiap generasi yang ada. Fashion menjadi sarana untuk
menunjukkan seorang konsumen atau pengguna pakaian tersebut ingin dipandang
sebagai citra dari suatu identitas tertentu sesuai keinginan konsumen atau
pengguna pakaian.
Konsep berasal dari bahasa latin

conceptum, artinya sesuatu yang

dipahami. Aristoteles dalam “The Classical Theory of Concepts” menyatakan
bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan
ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. 23 Konsep merupakan abstraksi suatu ide
atau gambar mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep
dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam karakteristik.
Konsep dalam fashion distro adalah tentang produk pakaian yang
diproduksi oleh distro yang memiliki karakteristik yang membedakan dengan
jenis produk pakaian dari suatu fashion. Produk pakaian distro merupakan hasil

23

https://id.m.wikipedia.org/wiki/konsep (diakses pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 11.02)

23

Universitas Sumatera Utara

ide dan pengalaman dalam mengamati lingkungan anak muda perkotaan dengan
kegiatan yang menjadi citra dari seorang anak muda yang tinggal dikota.
Kegiatan yang familiar dengan anak muda di perkotaan dan yang sedang
menjadi trend menjadi sebuah ide yang terwujud dalam sebuah produk pakaian
distro. Produk pakaian distro yang memiliki desain mengutamakan penampilan
khas anak muda perkotaan dengan mengangkat konsep seperti musik atau
olahraga ekstrem bmx dan skateboard yang familiar dengan anak muda perkotaan.
Konsep ini dikemas dalam sebuah produk pakaian distro yang memiliki desain
yang berbeda pada jenis produk pakaian, bahan pakaian, bentuk pakaian yang
secara bentuk, motif, warna serta model dari sebuah produk pakaian menjadi citra
seorang anak muda di perkotaan.
Adanya ide ataupun gagasan mendorong setiap pelaku industri untuk
menuangkan kreatifitas meraka dalam suatu kegiatan produksi produk fashion.
Dalam hal ini proses clothing pakaian dan pembuatan aksesoris dengan
menggunakan sentuhan teknologi untuk menghasilkan produk fashion yang
menggambarkan citra fashion distro.
Konsep dalam sebuah pakaian adalah tentang pakaian yang mengandung
unsur bentuk yang dapat menjadi wujud dari sebuah ide dari pembuat sebuah
produk pakaian. Desain sebuah produk pakaian, motif warna atau motif pola yang
terdapat dari sebuah produk pakaian yang membuat produk pakaian tersebut
identik dengan fashion distro. Desain warna dan bentuk dari sebuah produk
pakaian yang memiliki ciri khas pada produk pakaian distro pada umumnya yang
memiliki pasar penjualan pada konsumen dari kalangan anak muda. Desain jenis

24

Universitas Sumatera Utara

produk yang umum dijual pada sebuah distro adalah produk kaos yang memiliki
desain yang berbeda pada setiap distro.
Distro adalah sebuah akronim untuk mengungkapkan distribution store
atau toko distribusi. Yaitu sejenis toko yang menjual pakaian, sepatu, atau
aksesoris lainnya yang digunakan anak muda, yang komoditasnya terbatas.Merek
independen ini biasanya digemari anak muda karena tidak pasaran dan
mencitrakan diri eksklusif. Produk yang ada di distro biasanya tidak diproduksi
secara massal. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan citra lux 24 pada suatu
produk (Choesny 2011 : 6).
Distro merupakan suatu fenomena dalam perkembangan fashion
khususnya kaum muda. Distro sangat kental dengan konsep independent, yaitu
tidak terikat dengan major label fashion tertentu. Distro memiliki desain dan
merek sendiri, sekaligus pemasaran sendiri dengan membuka outlet-outlet yang
khusus menyediakan produk fashion tersebut. Selain itu produk fashion yang
diproduksi tidak bersifat massal, hal ini bertujuan untuk menjaga eksklusifitas
produk dari distro.
Pada sebuah distro yang memiliki kesamaan konsep antara konsep dari
distro sendiri dan konsep yang dimiliki oleh produk pakaian yang dipasarkan, baik
produk pakaian dari merek yang berbeda dari nama distro dan produk pakaian
sebagai hasil produksi dari suatu distro. Kaos menjadi produk yang umum
dijumpai pada distro menjadi wadah mengenalkan nama sebuah merek produk
pakaian distro atau sebagai wadah mengenalkan sebuah paham atau aliran

24

Citra lux atau luxury adalah citra kemewahan dari sebuah barang.

25

Universitas Sumatera Utara

tertentu, musik semisal hardcore dan punk yang berkembang dari jalanan
perkotaaan, atau aktivitas anak perkotaan seperti bmx dan skateboard.
Lewat proses produksi tercipta produk fashion berupa pakaian, semisal
kaos, kemeja, celana, topi bahkan sepatu dan aksesoris seperti gelang, buff 25,
gantungan kunci, sticker menjaadi wujud nyata dari hasil ide ataupun gagasan
para pelaku industri kreatif. Nantinya produk fashion distro ini digunakan sebagai
identitas diri maupun gambaran serta ekspresi diri para konsumen fashion distro
yang mengalami penerimaan maupun penolakan dari lingkungan. Wilson
menunjukkan , “fashion adalah wajah seni yang mengalami degradasi atau tak
bisa diterima”. (Wilson, 1990:209)
Distro merupakan suatu fenomena dalam perkembangan fashion
khususnya kaum muda. Distro sangat kental dengan konsep independent, yaitu
tidak terikat dengan major label fashion tertentu. Distro memiliki desain dan
merek sendiri, sekaligus pemasaran sendiri dengan membuka outlet-outlet yang
khusus menyediakan produk fashion tersebut. Selain itu produk fashion yang
diproduksi tidak bersifat massal, hal ini bertujuan untuk menjaga eksklusifitas
produk dari distro.
Sebagai salah satu fenomena yang terdapat pada anak muda perkotaan,
distro tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Tekonologi informasi berkembang
dan memudahkan masyarakat dalam segala aspek kehidupan setiap hari. Kegiatan
bisnis distro yang bergerak dalam bidang produk pakaian bersaing dengan bidang
yang sama namun dalam ranah digital. Dalam Wikipedia Globalisasi diartikan
25

Buff adalah masker/slayer yang punya fungsi melindungi bagian tubuh, digunakan sebagai

masker mulut, bandana, ikat rambut, dan ikat kepala.

26

Universitas Sumatera Utara

sebagai proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan
dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Keajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunjulan telegraf dan
internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin medorong
saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya.
Menurut Arjun Appadurai dalam 21st Century Anthropology (2010:868869) proposes that this chaotic world be grasped through five dimensionshe call
scape, or the landscapes across which cultural flows travel: ethnoscapes,
mediascapes,

technoscapes,

financescapes,

and

ideoscapes.

Globalisasi

diidentifikasi dalam lima tipe salah satu diantaranya adalah technoscapes,
penyebaran teknologi keseleruh penjuru dunia yang marak dipraktekkan dinegara
berkembang yang merupakan hasil penemuan negara-negara barat. Distro sebagai
bentuk usaha dalam produk pakaian mengalami globalisasi dalam pemasaran dan
proses pemesanan yang menggunakan sistem internet untuk dapat bersaing
dengan usaha sejenis yang sudah berkembang diinternet menggunakan sistem
belanja daring atau onlineshop.
Menurut Ediko Waran dalam Perkembangan Teknologi Komunikasi
Online (2009) kegiatan belanja daring merupakan bentuk komunikasi baru yang
tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat
dilakukan secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media notebook,
computer, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan akses internet.
Telah banyak literatur, tulisan, atau thesis yang menyinggung mengenai
fashion yang dalam perkembangan terdapat jenis pakaian yang menjadi viral pada

27

Universitas Sumatera Utara

kalangan masyarakat, termasuk fenomena fashion yang ditawarkan oleh distro
sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang menyediakan produk pakaian yang
memiliki fashion yang berbeda dengan usaha ekonomi dalam bidang produk
pakaian. Literatur, tulisan, atau thesis yang berkembang membahas fenomena
yang terdapat dalam sebuah distro, baik tulisan yang membahas distro sebagai
sebuah usaha ekonomi yang dipandang dari segi teori-teori ekonomi. Selain itu
terdapat literatur, tulisan, atau thesis yang membahas mengenai desain sebuah
distro dengan menggunakan paham ilmu arsitektur atau ilmu komputer yang
membahas penggunaan aplikasi komputer untuk mencetak desain sebuah produk
pakaian distro.
Tulisan dari Kalvin Napitupulu (2013) adalah mahasiswa Departemen
Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara, dengan judul skripsi Clothing Tauko Medan sebuah studi etnografi tentang
ide pembuatan kaos berdasarkan identitas Kota Medan.
Dalam tulisan ini dibahas mengenai clothing yang memiliki kemiripan
dengan distro, baik dalam hal jenis produk pakaian dan konsep toko sebagai
tempat pemasaran produk pakaian. Hanya yang membedakan pada konsep
produksi dan desain produk pakaian, jika pada distro yang merupakan model
usaha ekonomi yang memasarkan produk pakaian yang dititipkan oleh suatu
merek yang memproduksi pakaian untuk sebuah distro. Sementara pada clothing
adalah model usaha yang memasarkan produk pakaian hasil produksi sendiri
dengan merek yang sama dengan nama toko.

28

Universitas Sumatera Utara

Pada skripsi yang membahas Clothing Tauko Medan sebagai sebuah studi
etnografi tentang ide pembuatan kaos berdasarkan identitas kota medan terdapat
data dalam tulisan sebagai hasil sebuah penelitian dan pengamatan tentang
Clothing Tauko Medan. Dalam skripsi ini dibahas mengenai Clothing Tauko
Medan bekerja sebagai sebuah usaha, tentu terdapat sebuah sistem organisasi yang
mengatur aktivitas pemasaran produk pakaian dan aktivitas produksi produk
pakaian. Kemudian dibahas mengenai ide dalam pembuatan produk pakaian
Clothing Tauko Medan, ada sebuah identitas sebagai citra Clothing Tauko Medan
yang identik dengan Kota Medan dengan lingkungan sosial.
Pemanfaatan istilah, budaya, dan yang menjadi identitas Kota Medan baik
suatu tempat, benda-benda yang hanya terdapat di kota medan, sampai alat
transportasi digunakan sebagai ide dalam desain produk pakaian Clothing Tauko
Medan.
Ruth O Ginting (2016) dalam skripsi Mahasiswa Antropologi Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terdapat kajian
mengenai fashion androgini yang terdapat di lingkungan Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang

dianggap seorang androgini, yaitu pembagian karakter antara feminim dan
maskulin secara bersamaan.
Androgini dari segi fashion mempunyai gaya tersendiri, dimana beberapa
dapat mengunakan pakaian laki-laki dan laki-laki menggunakan pakaian
perempuan. Lebih jauh androgini yang terdapat pada mahasiswa di Fakultas Ilmu

29

Universitas Sumatera Utara

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dibahas mengenai eksistensi
dalam penggunaan fashion pada kehidupan sehari-hari.
Belum adanya penelitian tentang model pakaian distro, membuat penulis
tertarik dan memunculkan ide dari penulis untuk mengkaji tentang pakaian yang
terdapat dalam distro sebagai bagian dari fashion, terutama fashion distro yang
terdapat dikawasan Jalan Dr. Mansyur Medan.

1.3. Rumusan Masalah
Perubahan zaman yang mengikut perubahan dari waktu kewaktu
mempengaruhi sedikit banyak pemilihan pakaian pada setiap individu manusia.
Sebagai hasil dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
produksi pakaian berkembang menjadi industri fashion yang memproduksi
pakaian dengan fashion tertentu dalam sebuah merek. Fashion dengan ragam
bentuk, corak sampai jenis bahan memproduksi pakaian-pakaian yang
diklasifikasikan dalam beberapa jenis fashion. Beberapa industri fashion
memiliki pasar ekonomi masing-masing, masyarakat diberi pilihan untuk
memenuhi hasrat memiliki penampilan dan menjadi citra diri untuk dapat diterima
pada kalangan masyarakat tertentu.
Dalam hal salah satu industri fashion yang akrab dengan masyarakat
Indonesia menjadi pilihan yang ideal untuk kalangan anak muda dan tentunya
untuk masyarakat yang memilki ekonomi dengan taraf menengah kebawah.
Pada penelitian ini memiliki pertanyaan peneliti yang sekaligus menjadi
masalah