Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Keahlian Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian Distro di Kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan

(1)

(2)

LAMPIRAN 1

KUESIONER

PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KEAHLIAN MANAJERIAL TERHADAP KEBERHASILAN USAHA DISTRO DI KAWASAN

Jl. Dr. MANSYUR MEDAN

Kami menginginkan pendapatan daterhadap Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Keahlian Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian Distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan

PETUNJUK PENGISIAN

1. Identitas Responden Nama Usaha : Nama Pemilik :

Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

Umur : a. 16-20 b. 21-25 c. 26-30 Lama Usaha :

2. Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan tanda (√) SS : Sangat Setuju

S : Setuju R : Ragu-Ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju


(3)

A. Kecerdasan Emosi (X1)

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Saya mampu menghargai diri sendiri

2 Saya dapat Berfikir jernih dalam keadaan tertekan

3 Saya memiliki Perasaan akan sukses lebih dominan dari pada takut gagal

4 Saya Percaya diri dalam menggeluarkan gagasan baru 5 Saya memiliki Kemampuan memahami pekerja 6 Saya bisa menjadi pendengar yang baik

7 Saya dapat menghargai kemajuan pekerja

8 Saya dengan mudah dapat menjalin hubungan dengan orang lain

9 Saya mampu menghubungkan pengalaman dan kondisi secara objektif

10 Saya mampu menyesuaikan diri dengan konsumen 11 Saya Mampu menghadapi perubahan

12 Saya Mampu beradaptasi dengan pekerja dan konsumen 13 Saya Peduli terhadap pelanggan

B. KeahlianManajerial (X2)

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Saya Mampu menetapkan visi dan misi usaha 2 Mampu menetapkan dan mengidentifikasi masalah 3 Mampu merancang strategi penjualan

4 Mampu bekerjasama dengan pekerja

5 Saya mapu menerapkan kriteria prosedur operasional standar 6 Saya mampu memonitor aktivitas usaha distro

C. Keberhasilan Usaha (Y)

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Produksi usaha saya meningkat 2 Keuntungan usaha saya bertambah 3 Perputaran dana usaha saya lebih cepat 4 Jumlah karyawan usaha saya bertambah 5 Jumlah pelanggan usaha saya bertambah


(4)

LAMPIRAN 2

TABEL JAWABAN 30 RESPODEN PENGUSAHA DISTRO KAWASAN JL.DR MANSYUR KOTA MEDAN

Sampel

X1 X2 Y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5

1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3

2 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5

4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5

6 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

7 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5

8 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5

9 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5

10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5

11 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3


(5)

14 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

15 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

16 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5

17 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5

18 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5

19 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5

20 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

21 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

22 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

23 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5

24 4 4 5 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5

25 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5

26 5 4 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5

27 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5

28 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5

29 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5


(6)

LAMPIRAN 3

HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

a1 103,6333 58,309 ,317 ,924

a2 103,8667 57,982 ,320 ,924

a3 103,5667 58,116 ,412 ,922

a4 104,5333 57,154 ,484 ,921

a5 103,5333 57,637 ,423 ,922

a6 103,5667 57,013 ,568 ,920

a7 104,1000 58,714 ,369 ,923

a8 104,0667 54,271 ,641 ,918

a9 104,0667 55,651 ,547 ,920

a10 103,9000 57,403 ,441 ,922

a11 103,4333 57,151 ,543 ,920

a12 104,1667 55,937 ,524 ,921

a13 103,5333 55,499 ,699 ,917

b1 103,7667 56,806 ,491 ,921

b2 104,1000 54,921 ,722 ,917

b3 103,5000 54,879 ,710 ,917

b4 103,9000 56,921 ,445 ,922

b5 103,4000 55,214 ,865 ,915

b6 103,3333 56,782 ,727 ,918

c1 103,7000 57,666 ,446 ,922

c2 103,3667 58,585 ,389 ,922

c3 103,5000 55,638 ,701 ,917

c4 103,4000 55,076 ,887 ,915

c5 103,4333 53,633 ,822 ,914

Uji reabilitas

Cronbach's

Alpha N of Items


(7)

LAMPIRAN 4

HASIL REGRESI LINEAR BERGANDA UJI R2

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,901a ,812 ,798 ,856 ,812 58,402 2 27 ,000

a. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi

UJI F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 85,584 2 42,792 58,402 ,000b

Residual 19,783 27 ,733

Total 105,367 29

a. Dependent Variable: keberhasilan usaha


(8)

LAMPIRAN 5

HASIL UJI ASUMSI KLASIK MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig.

95,0% Confidence Interval

for B Correlations

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

Zero-order Partial Part

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340 -2,415 6,750

kecerdasan

emosi ,089 ,066 ,191 1,358 ,186 -,046 ,225 ,788 ,253 ,113 ,351 2,852

keahlian

manajerial ,602 ,115 ,740 5,254 ,000 ,367 ,837 ,894 ,711 ,438 ,351 2,852

a. Dependent Variable: keberhasilan usaha NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,82593952

Most Extreme Differences Absolute ,175

Positive ,175

Negative -,100


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

As’ad, M. 2003.Psikologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Chandra, P. E. 2001. Menjadi Entrepreneur Sukses. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Cooper, R.K. dan Sawaf, A. 2000. Excecutive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan Organisasi. Terjemahan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Drucker, P. F. 1985. Innovation and Entrepreneurship. New York: Harper & Row.

Goleman, D. 2009. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Griffin. 2003.Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Helmi, S. dan Lutfi, M. 2014. Analisa Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press

Hutagalung, R. B. dan Syahfrizal, H. S. 2008.Pengantar Kewirausahaan. Medan: USU Press

Kasmir. 2006.Kewirausahaan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kanz. R. 2003. Managing By Influence. Prentice. New Jersey: Hall :Inc

Lambing, P & Kuehl, C,R. 2000. Entrepreneurship 2nd Edition. New Jersey: PrenticeHall

Marzuki. 2005,Metodologi Riset, Yogyakarata: Penerbit Ekonisia.

Nursalam. 2009.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Nasution, A. H., Bustanul, A. R. dan Mokhamad, S. 2001. Membangun Spirit Enterpreneur Muda Indonesia. Suatu Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia.

Patton, P. 1998. EQ (Kecerdasan Emosional) di Tempat Kerja. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Delapratasa.


(10)

Pranantyo, T. 1985. Hubungan antara Kebutuhan Berprestasi dengan Prestasi Kerja Wiraniaga di PT Widyadara Cabang Yogyakarta dan Denpasar. Intisari Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. Robbin, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. (Alih Bahasa: Benyamin Molan).

Klaten: PT. Indek, Kelompok Gramedia

Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika: Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2002.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta Suhadi. 1985. Wiraswasta Sampah Satu Alternatif Ekonomi Yang Perlu Dijajaki.

Yogyakarta: PT. Bina Ilmu.

Sulipan, 2007. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Alexmedia Komputindo

Suliyanto. 2006.Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Trenggono, H. 2011. Tiga Masalah Pokok Dunia Usaha Di Indonesia. Forum Bisnis IIBF, Jogjakarta

Jurnal:

Ifham dan helmi, 2002. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kewirausahaan pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 2002, No, 2, 89-111. Universitas Gajah Mada

Kourilsky, M.L. dan W. B. Walstad. 1998. Entrepleneurship and female youth: knowledge, attitude, gender, differences, and educational practices. Journal of business venturing. Vol 13.

Ranto, B. 2007. Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entrepreneurship dan Independensi dan The Entrepreneur’s Performance pada Kawasan Industri Kecil.Jurnal Usahawan No. 10 Tahun XXXVI Oktober 2007.

Widhiandono dan Miftahuddin. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Latar Belakang Sosial pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diakses dari download.portalgaruda.org/article

Skripsi :

Abrar. 2001.Faktor-faktor Kewirausahaan Yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada Warung Internet Binjai Kota. Skripsi. Universitas Sumatera


(11)

Ranova. 2009.Analisis Faktor–Faktor Kewirausahaan Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Surbakti Gamestation dan 24 Hours Gamestation). Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Dapsari, I. 2001. Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa Eksakta dan Non Eksakta di UGM. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Malini, S. 2015. Hubungan Adversity Quotient Dengan Kepuasan Berwirausaha Pada Wirausaha Wanita. Skripsi. Diakses dari repository.usu.ac.id

Sumber lainnya:

BPS, 2015.Indonesia Dalam Angka. Diakses darihttp://www.bps.go.id/

Faozi. 2008. Membangkitkan Kewirausahaan. Diakses dari http://mmfaozi.com/ kewirausahaan-dan-kemakmuran/

Firmansyah dan Bachtiar. 2007. Hubungan Antara Perilaku Inovatif Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha Kecil. Diakses dari psychology.uii.ac.id/images/stories/.../naskah-publikasi-02320124.pdf Prastina, S. 2012.Kaos Distro. Diakses darihttp://infohp.web.id/kaos-distro/


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian studi kasus dengan eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X1), keahlian manajerial (X2) dan keberhasilan usaha (Y). pendekatan kauantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, pertimbangan, rumus, dan kepastian data numerik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan Jl. Dr.Masyur Kota Medan. Penelitian ini dilakukan di bulan Agustus 2016.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut:

1. Variable Independen (X) dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan keahlian manajerial.


(13)

3.4 Definisi Operasional

Tujuan utama pemberian definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dalam penelitian ini defenisi operasional variabel adalah:

a. Kecerdasan emosional (Variabel X1)

Kecerdasan emosional adalah keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Berdasarkan Iskandar (2009), pengukuran indikator dalam mengukur kecerdasan emosi ialah terpenuhinya aspek-aspek berikut ini:

1. Intrapersonal merupakan keahlian untuk dapat menghargai dan menerima sifat dasar pribadi yang pada dasarnya baik.

2. Interpersonal mencakup empati, yaitu: merupakan keahlian memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain.

3. Penyesuaian diri mencakup pengujian realitas, yaitu: merupakan keahlian untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. b. Keahlian Manajerial (Variabel X2)

Keahlian manajerial diartikan sebagai segala potensi dan keahlian yang digunakan pemimpin dalam bekerja dengan dan melalui orang lain. Menurut Kanz (2003), pengukuran indikator dalam mengukur keahlian manajerial ialah:


(14)

1. Keahlian konseptual adalah keahlian yang mengalami kompleksitas organisasi dan penyesuian terhadap bidang gerak unit kerja masing-masing kedalam pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh.

2. Keahlian teknis ini akan bersinggungan dengan keahlian yang berhubungan dengan pengetahuan yang berupa penggunaan metode teknik dan peralatan yang digunakan dalam tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha.

3. Keahlian hubungan manusiawi ialah keahlian yang berkenaan dengan keahlian manajer atau pemimpin dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) maupun diluar (eksternal) sebagai inti dari keahlian dari pimpinan dalam mengelola usaha.

c. Keberhasilan Usaha (Variabel Y)

Menurut Nasution (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.


(15)

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No . Variabel Defenisi Operasional

Dimensi Indikator Skala

1 Kecerdasan Emosional Kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan

Intrapersonal 1. Kemampuan untuk dapat menghargai diri sendiri

2. Berfikir jernih dalam keadaan tertekan 3. Perasaan akan sukses

lebih dominan dari pada takut gagal 4. Percaya diri dalam

menggeluarkan gagasan baru

Likert

Interpersonal 1. Kemampuan memahami orang orang lain/ pekerja 2. Mampu menjadi

pendengar yang baik 3. Menghargai kemajuan

orang lain 4. Mudah berelasi 5. Mampu untuk

menjadi seorang pemimpin Likert Penyesuaian Diri 1. Kemampuan menyesuaikan diri dengan konsumen 2. Mampu menghadapi

perubahan

3. Mampu beradaptasi dengan pekerja 4. Mampu beradaptasi

dengan konsumen Likert 2 Keahlian Manajerial Sebagai segala potensi dan keahlian yang digunakan pemimpin dalam bekerja dengan dan melalui orang lain Keahlian Konseptual

1. Mampu menetapkan prioritas usaha 2. Mampu

mengidentifikasi masalah

3. Mampu membuat keputusan

4. Mampu membuat strategi bisnis


(16)

Keahlian Teknis

1. Menerapkan kriteria prosedur operasional standar

2. Mampu memonitor aktivitas usaha

Likert

3 Keberhasilan usaha

Keberhasilan usaha adalah sebuah pencapaian dari perusahaan dalam mencapai target dan tujuan yang telah terencana dalam visi dan misi perusahaan yang tercermin dari berbagai aspek setelah tercapainya target dan tujuan dibangunnya perusahaan tersebut

1. Produksi meningkat 2. Keuntungan usaha

bertambah

3. Perputaran dana lebih cepat

4. Jumlah karyawan bertambah

5. Jumlah pelanggan bertambah

Likert

Sumber: Iskandar (2009),Kanz(2003), dan Nasution (2001) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2002).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.


(17)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi dan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha atau manajer usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan sebanyak 30 orang dari 30 unit usaha.

3.7 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodesensus, Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik sensus. Teknik penentuan sampel sensus digunakan bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil, yaitu hanya 30 orang. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002). Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus.

3.8. Jenis Data Penelitian

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang


(18)

dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005). Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, melalui kuisioner dan wawancara pada pengusaha atau manajer usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.

3.9. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 2. Wawancara

Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Adapun teknik ini penulis lakukan dengan cara mewawancarai pengusaha atau manajer usaha distro di Jalan Dr. Mansyur Kota Medan.


(19)

3. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Instrumen yang valid berarti kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2002).

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variable yang diteliti secara tepat (Helmi dan Lutfi, 2015). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 22.0 For Windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung> rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung< rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Nilai rhitung dapat dilihat pada kolomcorrected item total correlation. b. Uji Reliabilitas


(20)

Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Helmi dan Lutfi, 2015). Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atu dapat diandalkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan programSPSS versi 22.00. butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika ralphapositif atau lebih besar dari rtabelmaka pertanyaan reliabel.

2) Jika ralphanegatif atau lebih kecil dari rtabelmaka pertanyaan tidak reliabel.

3.11. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnyatabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Tahap terakhir dilakukancleaningdanentry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Langkah analisis yang dilakukan adalah secara univariat masing-masing variabel, penelitian ini untuk menilai distribusi frekuensi dan presentasenya, hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.


(21)

Regresi Linier Berganda merupaan model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh antara satu variable terikat dengan beberapa variable bebas. Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda dalam pengolahan data dan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) IBM 22 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X2+e

Keterangan:

Y = Keberhasilan Usaha Distro a = Koefisien Intersep

X1 = Kecerdasan Emosional

X2 = Keahlian Manajerial

b1 = Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional

b2 = Koefisien Regresi Keahlian Manajerial

e =Standard error

3.11.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai Variance Inflantion Faktor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1


(22)

serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi (Helmi danLutfi, 2015).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Helmi dan Lutfi, 2015). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah:

1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.11.3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Uji secara Parsial / Individual (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

− H0: bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang


(23)

− Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

− H0diterima jika–thitung< ttabelpada α = 5%

− Haditerima jika–thitung> ttabelpada α = 5%

b) Uji secara Simultan/ Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

− H0: b1=b2=b3=0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

− Ha : b1=b2=b3≠0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

− H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

− Ha diterima jika Fhitung> Ftabelpada α = 5%

c) PengujianGoodness of Fit(R2)

Koefisien Goodness of Fit atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh keahlian variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati 1) berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.


(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai salah satu kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha.

Usaha yang lagi trend di kalangan remaja atau mahasiswa adalah usaha distro. Usaha distro merupakan usaha yang menjual pakaian, kaos, sepatu, tas dan aksesoris lainnya yang dititipkan oleh pembuat [akaian atau diproduksi sendiri tentunya barangnya pun terbatas. Salah satu kawasan yang terkenal dengan usaha distro nya di Kota Medan adalah kawasan Jl.Dr. Mansyur. Daerah kawasan jalan Dr. Masyur merupakan salah satu kawasan yang ramai dengan berbagai usaha seperti distro, restoran, salon, laundry dan usaha lainnya. Apalagi daerah ini merupakan daerah yang dekat dengan kampus.

Usaha distro di Kawasan Dr.Mansyur sudah berdiri lama mulai dari 2 tahun hingga 6 tahun. Produk yang dijual beragam mulai dari pakaian, sepatu, tas, dan peralatan outdoor lainnya. Produk yang dijual distro di kawasan dr mansyur berasal dari kota Bandung, sehingga produk yang dijual sangat keren dan disukai mahasiswa. Harga untuk produk yang dijual pun terjangkau, dengan merk terbaik para pelanggan selalu puas.


(25)

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan uraian atas hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang menjelaskan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan distribusi jawaban responden terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Laki-laki 30 100%

Perempuan 0 0

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada wanita atau dapat dikatakan bahwa pemilik semua distro yang jadi sampel adalah laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa pemilik dari usaha distro kawasan Dr.Masyur adalah laki laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Umur Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Umur Rentang umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

16-20 0 0

21-25 0 0

>30 30 100%


(26)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah dengan usia >30 tahun. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa pemilik usaha distro di kawasan Jl. Dr.masyur adalah laki-laki dengan usia diatas 30 tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha

Lama usaha Jumlah Persentase (%)

1 tahun 0 0

>2 tahun 30 100%

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas bahwa responden dalam penelitian ini memiliki usaha distro lebih dari 2 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pengusaha distro sudah menjalankan usahanya lebih dari 2 tahun di kawasan Jl. Dr.Mansyur.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional, Keahlian Manajerial Dan Keberhasilan Usaha

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Responden sudah diminta keterangan mengenai ketiga variabel, berikut ini merupakan

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional

Setelah dilakukan penyebaran kuisioner dan menganalisis data, maka dapat dilihat hasil jawaban responden pemilik distro kawasan Jl.Dr Mansyur:


(27)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional

Butir Frekuensi

SS % S % R % TS % STS %

1 19 64 10 33 1 3 0 0 0 0

2 13 44 15 50 2 6 0 0 0 0

3 20 67 10 33 0 0 0 0 0 0

4 19 63 10 33 1 3 0 0 0 0

5 22 73 7 23 1 3 0 0 0 0

6 20 66 10 33 0 0 0 0 0 0

7 4 14 24 80 2 6 0 0 0 0

8 10 33 15 50 5 17 0 0 0 0

9 9 30 17 57 4 13 0 0 0 0

10 11 37 18 60 1 3 0 0 0 0

11 25 83 4 14 1 3 0 0 0 0

12 6 20 21 70 3 10 0 0 0 0

13 22 74 7 23 1 3 0 0 0 0

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel kecerdasan emosional pada Tabel 3.9 yaitu:

1) Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 64 persen mengenai variabel kecerdasan emosional dimana pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menghargai diri sendiri.

2) Mayoritas responden pada butir 2 menjawab setuju, dengan nilai persentase sebesar 50 persen mengenai pernyataannya pemilik usaha dapat berpikir jernih dalam keadaan tertekan.


(28)

3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 67 persen mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha memiliki perasaan akan sukses lebih dominan dari pada takut gagal.

4) Mayoritas responden pada butir 4 menjawab setuju, dengan nilai persentase 63 persen, mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha memiliki percaya diri dalam mengeluarkan gagasan baru.

5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 73 persen yang menyatakan bahwa pemilik memahami pekerja.

6) Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 66 persen yang menyatakan bahwa pemilik mampu menjadi pendengar yang baik.

7) Mayoritas responden pada butir 7 menjawab setuju sebesar 80 persen yang menyatakan bahwa pemilik mampu menghargai kemajuan pekerja.

8) Mayoritas responden pada butir 8 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 50 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha dengan mudah dapat menjalin hubungan dengan orang lain.

9) Mayoritas responden pada butir 9 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 57 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif.

10) Mayoritas responden pada butir 10 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 60 persen, yang menyatakan bahwa pemilik mampu meyesuaikan diri terhadap konsumen.


(29)

11) Mayoritas responden pada butir 11 menjawab sangat setuju dengan persentase sebesar 83 persen, yang menyatakan bahwa pemilik mampu menghadapi perubahan.

12) Mayoritas responden pada butir 12 menjawab setuju dengan persentase sebesar 70 persen, yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu beradaptasi dengan pekerja dan konsumen.

13) Mayoritas responden pada butir 13 menjawab sangat setuju dengan persentase sebesar 74 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha peduli terhadap pekerja dan konsumen.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keahlian Manajerial

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, mengenai variabel keahlian manajerial, maka diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel Keahlian Manjerial

Butir Frekuensi

SS % S % R % TS % STS %

1 15 50 14 47 1 3 0 0 0 0

2 7 23 20 67 3 10 0 0 0 0

3 24 80 4 14 2 6 0 0 0 0

4 12 40 16 54 2 6 0 0 0 0

5 26 87 3 10 1 3 0 0 0 0

6 28 94 1 3 1 3 0 0 0 0

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

1) Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 50 persen mengenai variabel keahlian manajerial dimana


(30)

pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menetapkan prioritas usaha.

2) Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 67 persen mengenai pernyataannya pemilik usaha mampu mengidentifikasi masalah.

3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 80 persen mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha mampu membuat keputusan.

4) Mayoritas responden pada butir 4 menjawab setuju, dengan nilai persentase 54 persen, mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha mampu bekerjasama dengan pekerja.

5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 87 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menerapkan kriteria prosedur operasional standar.

6) Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 94 persen pemilik usaha mampu memonitor aktivitas usaha.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha

Berdasarkan wawancara dengan responden, maka diperoleh jawaban untuk variabel keberhasilan usaha seperti tabel di bawah ini:


(31)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha

Butir Frekuensi

SS % S % R % TS % STS %

1 16 53 14 46 0 0 0 0 0 0

2 27 90 2 7 1 3 0 0 0 0

3 23 76 6 20 1 3 0 0 0 0

4 26 87 3 10 1 3 0 0 0 0

5 27 90 0 0 3 10 0 0 0 0

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

1) Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 53 persen mengenai variabel kecerdasan emosional dimana pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mempu menghargai diri sendiri.

2) Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 90 persen yang menyatakan bahwa keuntungan usaha bertambah.

3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 76 persen mengenai pernyataannya bahwa perputaran dana usaha berkembang.

4) Mayoritas responden pada butir 4 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase 87 persen, mengenai pernyataan bahwa jumlah kayawan bertambah.


(32)

5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase 90 persen, mengenai pernyataan bahwa jumlah pelanggan bertambah.

4.3 Uji Validitas Dan Uji Reabilitas

Uji validitas dibuat untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Berikut ini merupakan hasil uji validitas yang dilakukan pada aitem pertanyaan dalam penelitian ini:

Tabel 4.7 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Kecerdasan Emosi 1 103,6333 58,309 0,371 0,924

Kecerdasan Emosi 2 103,8667 57,982 0,380 0,924

Kecerdasan Emosi 3 103,5667 58,116 0,412 0,922

Kecerdasan Emosi 4 104,5333 57,154 0,484 0,921

Kecerdasan Emosi 5 103,5333 57,637 0,423 0,922

Kecerdasan Emosi 6 103,5667 57,013 0,568 0,920

Kecerdasan Emosi 7 104,1000 58,714 0,369 0,923

Kecerdasan Emosi 8 104,0667 54,271 0,641 0,918

Kecerdasan Emosi 9 104,0667 55,651 0,547 0,920

Kecerdasan Emosi 10 103,9000 57,403 0,441 0,922

Kecerdasan Emosi 11 103,4333 57,151 0,543 0,920

Kecerdasan Emosi 12 104,1667 55,937 0,524 0,921

Kecerdasan Emosi 13 103,5333 55,499 0,699 0,917

Keahlian Manajerial 1 103,7667 56,806 0,491 0,921

Keahlian Manajerial 2 104,1000 54,921 0,722 0,917

Keahlian Manajerial 3 103,5000 54,879 0,710 0,917

Keahlian Manajerial 4 103,9000 56,921 0,445 0,922

Keahlian Manajerial 5 103,4000 55,214 0,865 0,915

Keahlian manajerial 6 103,3333 56,782 0,727 0,918

Keberhasilan usaha 1 103,7000 57,666 0,446 0,922

Keberhasilan usaha 2 103,3667 58,585 0,389 0,922


(33)

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Corrected Item-Total Correlation dan akan di bandingkan dengan nilai rtabel (0,361). Berikut ini

merupakan validasi instrumen yang menunjukan perbandingan r hitung dengan r tabel dan menyatakan bahwa pertanyaan valid atau tidak.

Tabel 4.8 Validasi Instrumen

Pertanyaan Corrected

Item-Total Correlation

rtabel Keterangan

Kecerdasan Emosi 1 0,371 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 2 0,380 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 3 0,412 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 4 0,484 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 5 0,423 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 6 0,568 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 7 0,369 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 8 0,641 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 9 0,547 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 10 0,441 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 11 0,543 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 12 0,524 0,361 Valid

Kecerdasan Emosi 13 0,699 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 1 0,491 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 2 0,722 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 3 0,710 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 4 0,445 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 5 0,865 0,361 Valid

Keahlian Manajerial 6 0,727 0,361 Valid

Keberhasilan Usaha 1 0,446 0,361 Valid

Keberhasilan Usaha 2 0,389 0,361 Valid

Keberhasilan Usaha 3 0,701 0,361 Valid

Keberhasilan Usaha 4 0,887 0,361 Valid

Keberhasilan Usaha 5 0,822 0,361 Valid


(34)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari seluruh pertanyaan mempunyai nilaiCorrected Item-Total Correlationlebih besar dari r tabel ( > 0,361), sehingga semua butir pertanyaan dalam penelitian ini valid.

Tabel 4.9 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

0,923 24

Sumber: Hasil Data Penelitian 2016 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha > 0,80, maka setiap pertanyaan dinyatakan sangat menyakinkan dan reliable.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Kecerdasan Emosional (X1), Keahlian Manajerial (X2) dan variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut:


(35)

Tabel 4.10 Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340

Kecerdasan Emosi ,089 ,066 ,391 3,358 ,018

Keahlian Manajerial ,602 ,115 ,740 5,254 ,000 Sumber: hasil data penelitian 2016 (diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel 4.10 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel kecerdasan emosional sebesar 0,089, nilai b2 variabel keahlian manajerial sebesar 0,60 dan nilai konstanta (a) sebesar 2,168 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 2,168 ini menunjukan bahwa jika variabel variabel kecerdasan emosional dan variabel keahlian manajerial memiliki nilai nol maka nilai variabel keberhasilan usaha adalah sebesar 2,168.

2. Koefisien b1 (X1) = 0,089 menunjukan bahwa jika variabel kecerdasan emosional meningkat satu satuan, maka akan meningkatkan keberhasilan usaha sebesar 0,089 satuan.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,060 menunjukan bahwa jika variabel keahlian manjerial meningkat sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan keberhasilan usaha sebesar 0,060 satuan.


(36)

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Multikolinearitas

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance> 0,1 dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Kecerdasan Emosi 0,351 2,852

Keahlian Manajerial 0,351 2,852

Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 memperlihatkan semua nilai variabel independen untuk Tolerance >0,1 dan VIF < 5, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas. 4.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut: probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.


(37)

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

Gambar 4.2 Uji Normalitas

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan gambar grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.


(38)

4.6.1 Uji Secara Parsial / Individual (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen kecerdasan emosi dan keahlian manajerial secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen keberhasilan usaha.

Tabel 4.12 Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340

kecerdasan emosi 0,089 ,066 ,391 3,358 ,018

keahlian manajerial 0,602 ,115 ,740 5,254 ,000 Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini nilai t tabel adalah sebesar 2,04 dengan df=27 (dimana df=n-k yaitu n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel bebas dan variabel terikat):

4. Variabel kecerdasan emosi memiliki nilai t hitung sebesar 3,358 dan t tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 2,04 maka untuk variabel kecerdasan emosional t thitung > t tabel artinya H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha, hal ini juga ditunjukan dari nilai sig. sebesar 0,018 (<0,05).

5. Variabel keahlian manajerial memiliki nilai t hitung sebesar 5,254 dan t tabel sebesar 2,04 maka untuk variabel keahlian manajerial t thitung > t tabel artinya H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulan bahwa variabel


(39)

keahlian manajerial berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha, hal ini juga ditunjukan dari nilai sig. sebesar 0,000 (<0,05).

4.6.2 Uji secara Simultan/ Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat.

Tabel 4.13 ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 85,584 2 42,792 58,402 ,000b

Residual 19,783 27 ,733

Total 105,367 29

a. Dependent Variable: keberhasilan usaha

b. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat nilai F hitung sebesar 58,402 dan nilai F tabel yang diperoleh adalah sebesar 3,35 dengan df1=2 dan df2=27

(dimana df1=k-1 dan df2=n-1), sehingga F hitung >F tabel (58,402>3,35) maka

Ha diterima dan Ho di tolak. Dapat disimpulkan, secara serempak variabel kecerdasan emosional dan keahlian manajerial berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai signifikan yaitu sebesar 0,00 (<0,05).

4.6.3 PengujianGoodness of Fit(R2)

Koefisien Goodness of Fit atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh keahlian variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai


(40)

dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati 1) berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.

Tabel 4.14 Model Summary Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change 1 ,901a

,812 ,798 ,856 ,812 58,402 2 27 ,000

a. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi Sumber: Hasil Data Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Interpretasi dari tabel di atas adalah yaitu:

1. Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh nilai R2 Adjusted R Square sebesar 0,812 berarti variabel kecerdasan emosi dan variabel keahlian manajerial dapat menjelaskan variabel keberhasilan usaha sebesar 81 % dan sisanya 19% dapat dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan tabel di atas nilai R = 0,901 artinya hubungan antara variable

bebas (kecerdasan emosi dan keahlian manajerial) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha distro) adalah sebesar 90,1%, artinya hubungannya sangat erat.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Keberhasilan Usaha Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap keberhasilan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian uji t


(41)

terhadap keberhasilan usaha. Hal ini didukung oleh penelitian Widhiandono dan Miftahuddin (2011), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

Menurut Goleman (2009) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan dari emosi diri dan emosi orang lain agar bisa berhasil dan bisa mencapai kehidupan yang lebih memuaskan. Kecerdasan emosi menunjukkan bahwa ketrampilan - ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi dapat membedakan antara orang yang berkinerja tinggi dan yang rata-rata. Usaha akan maju dan berkembang apabila pemilik dapat memotivasi diri, tahan dalam menghadapi kegagalan, dapat mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pemilik usaha digambarkan melalui sikap pengusaha bagaimana menghadapi situasi-situasi rumit, menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan serta keahlian manajerial yang dimiliki pengusaha distro (Chandra, 2001). Hal ini sesuai dengan penelitian Abrar (2001) yang mengatakan bahwa faktor motivasi, kreatifivitas dan percaya diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan.

4.7.2 Pengaruh Keahlian Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha

Keahlian manajerial memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha hal ini ditunjukan dari hasil penelitian uji t yang menyatakan bahwa keahlian manajerial


(42)

signifikan memiliki pengaruh positif. Seorang pengusaha yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, akan menhasilkan kesuksesan usaha. Dimana pemilik mampu mengatur, merencanakan, dan mengkoordinir usahanya.

Suryana (2003) juga mengemukakan bahwa keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor-faktor berupa keahlian dan kemauan, memiliki tekad yang kuat dan kerja keras, serta ketepatan dan peluang. Hal ini merupakan keahlian manajerial yang harus dikuasai oleh para pengusaha.

Penelitian oleh Firmansyah dan Bactiar (2007) menyatakan bahwa keberhasilan usaha sangat berhubungan dengan sifat kepribadian, keahlian berhubungan dengan pelanggan, keahlian memahami lingkungan bisnis, orientasi ke masa depan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik usaha. Hal ini menggambarkan bahwa keahlian manajerial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan.

Sesuai dengan teori Kanz (2003) bahwa keahlian manajerial terdiri dari keahlian konseptual, keahlian teknis, dan hubungan manusiawi. Dan hal ini sangat diperlukan dalam kesuksesan sebuah usaha. Bila keahlian manajerial yang dimiliki buruk maka usaha tidak akan berjalan dengan baik, sebab hal hal yang menyangkut keahlian manajerial juga buruk, seperti tidak mampu menetapkan visi dan misi usaha, tidak mampu mengidentifikasi masalah, tidak dapat merancang strategi, tidak dapat bekerjasama dengan para pekerja, dan tidak mampu memonitoring kegiatan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan. Maka keahlian manajerial sangat diperlukan dalam persaingan usaha bisnis Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan agar usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengenai analisis pengaruhi kecerdasan emosional dan keahlian manjerial terhadap keberhasilan usaha di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial variabel kecerdasan emosional berpengaruh signifikan positif terhadap keberhasilan usaha distro di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan hal ini ditunjukan dari nilai t hitung sebesar 3,358 dengan nilai t tabel sebesar 2,04 (t hitung > t tabel).

2. Secara parsial variabel keahlian manajerial berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha distro di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan hal ini ditunjukan dari nilai t hitung sebesar 5,254 dengan nilai t tabel sebesar 2,04 (t hitung > t tabel).

3. Secara simultan variabel kecerdasan emosional dan keahlian manjerial dapat menjelaskan varaibel keberhasilan usaha sebesar 81% hal ini ditunjukan dari nilai R2sebesar 0,81 dan nilai R sebesar 0,90 menunjukan bahwa pengaruh antara variabel kecerdasan emosional dan keahlian manjerial terhadap keberhasilan usaha sangat kuat.


(44)

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi para pengusaha diharapkan mampu mneghargai diri sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan pekerja dan pelanggan, mampu menetapkan visi dan misi usaha, merangcang strategi penjualan, mampu memonitor usaha dengan baik dan hal hal yang mneyangkut dengan kecerdasan emosional dan keahlian manajerial.

2. Untuk peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel independen lainnya seperti kompetensi, efikasi diri dan lain-lain serta diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan di lokasi yang berbeda karena terdapat kemungkinan bahwa adanya yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pada wirausaha di lokasi tersebut.


(45)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Drucker (1985) dalam bukunya yang berjudul Innovation and Entrepreneurship mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, keahlian, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk memperoleh keuntungan diperlukan kreativitas dan penemuan hal-hal baru. Kewirausahaan adalah proses yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausaha.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan didalam kegiatan usahanya (Sulipan, 2007).

Suryana dan Bayu dalam Malini (2015) menjelaskan bahwa wirausaha ialah orang yang mempunyai keahlian menjalankan usaha secara mandiri dan


(46)

berwirausaha berarti melakukan kegiatan dengan menciptakan dan menjalankan usaha mandiri.

2.2. Ciri-ciri Tingkah Laku, Karakteristik, dan Sifat Seorang Wirausaha Suhadi (1985) dalam bukunya Wiraswasta Sampah Satu Alternatif Ekonomi Yang Perlu Dijajaki mengemukakan karakteristik wirausaha ialah percaya pada keahlian diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman.

Pada penulisan ini, penulis menggunakan ciri perilaku yang merupakan aspek kewirausahaan yang dikemukakan olehDrucker(1985), yaitu:

a. Mampu mengindera peluang usaha, yakni keahlian melihat dan memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan menuju masa depan yang lebih baik.

b. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil.

c. Berperilaku memimpin, yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggungjawab untuk meningkatkan usaha.

d. Memiliki inisiatif, kreatif, dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk/metode baru yang lebih baik mutu atau jumlahnya, agar mampu bersaing.


(47)

f. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik, yaitu berorientasi ke masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga langkah yang diambil sudah dapat diperhitungkan.

g. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu. Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang. h. Tanggap terhadap saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik

sebagai dorongan untuk berbuat lebih baik.

2.3. Kecerdasan Emosional

Patton (1998)dalam bukunya yang berjudul “(EQ) Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja” memberi definisi mengenai kecerdasan emosi adalah keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Goleman (2009) juga menyatakan bahwa kecerdasan emosi bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.

Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah keahlian lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.


(48)

Menurut Goleman(2009), ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasan masing-masing faktor:

1. Faktor internal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang, otak emosional dipengaruhi oleh keadaan amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal dan hal-hal lain yang berada pada otak emosional.

2. Faktor eksternal dimaksudkan sebagai faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk atau mengubah sikap. Pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit.

Menurut Iskandar (2009) dimensi kecerdasan emosi terdiri dari:

1. Intrapersonal merupakan harga diri, yang merupakan keahlian untuk dapat menghargai dan menerima sifat dasar pribadi yang pada dasarnya baik. Aspek lain penyusun intrapersonal ialah berfikir jernih dalam keadaan tertekan, dipengaruhi perasaan akan sukses daripada takut gagal, dan merasa percaya diri dalam menggeluarkan gagasan baru.


(49)

2. Interpersonal mencakup empati yang merupakan keahlian memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain. Menjadi pendengar yang baik, menghargai kemajuan, beranggung jawab, mudah berelasi, dan mampu untuk menjadi seorang pemimpin

3. Penyesuaian diri mencakup pengujian realita yang merupakan keahlian untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. Mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau orang baru, mengatasi kekurangan bersama, pelopor perubahan, mampu beradaptasi, dan peduli terhadap lingkungan.

Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek kecerdasan emosional adalah keahlian intrapersonal (mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri), keahlian interpersonal (mengenali emosi orang lain dan membina hubungan), penyesuaian diri (realistis, fleksibel, pengendalian diri dan pemecahan masalah) (Iskandar, 2009).

2.4. Keahlian Manajerial

Keahlian manajerial diartikan sebagai segala potensi dan keahlian yang digunakan pemimpin dalam bekerja dengan dan melalui orang lain. Menurut Kanz(2003) keahlian manajerial meliputi:

a. Keahlian Konseptual

Keahlian yang mengalami kompleksitas organisasi dan penyesuian terhadap bidang gerak unit kerja masing-masing kedalam pelaksanaan pekerjaan secara menyeruluh. Keahlian ini memungkinkan seseorang bertindak sesuai dengan tujuan organisasi secara menyeluruh, dan hanya atas dasar tujuan dan keputusan kelompok sendiri. Keahlian ini berkenaan dengan keahlian dalam


(50)

membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan yang penting dalam mencapai tujuan, rician dari keahlian unsur pimpinan dalam keahlian manajerial, meliputi antara lain: (1) mengidentifikasi karakteristik anggota; (2) mengukur keahlian pekerja; (3) menetapkan prioritas; (4) menganalisis lingkungan usaha; (5) mendesain alternatif contingency; (6) memonitor atau mengontrol aktivitas. Untuk dapat menerapkan ini pemimpin ditutut memiliki pemahaman utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya. agar dapat mencapai tujuan.

Untuk dapat menerapkan keahlian ini pemimpin dituntut memiliki pemahaman utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya tujuannya agar dapat bertindak sesuai dengan tujuan organisasi secara menyeluruh berdasar tujuan dan kebutuhan kelompoknya. Berdasarkan dengan konsep ini dalam organisasi perusahaan dapat dilihat bahwa keterampilanan konseptual adalah keahlian yang dimiliki oleh manajer untuk melihat lingkungan dan program perusahaan sebagai suatu kesatuan, keahlian menjalankan secara efektif setiap komponen perusahaan, program perusahaan sebagai suatu sistem pengembangan dan berfungsi mengorganisasi manusia.

b. Keahlian teknis

Keahlian teknis ini akan bersinggungan dengan keahlian yang berhubungan dengan pengetahuan yang berupa penggunaan metode teknik dan peralatan yang digunakan dalam tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha.

Keahlian ini juga berkaitan dengan pengetahuan khusus yang dipelukan untuk mengimformasikan fungsi-fungsi pokok atau tugas-tugas yang berkenaan


(51)

dengan posisi sebagai supervisor. Dalam prakteknya keterlibatan seorang

pemimpin dalam setiap bentuk ”technical skill” disesuaikan dengan status

tingkatan pimpinan itu sendiri. Intinya, keahlian ini merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau keahlian menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode dan peengetahui tentang lapangan lapangan yang secara benar dan tepat dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan berdasarkan pada keahlian ini, atara lain meliputi menerapkan kriteria operasional standar penjualan, menerapkan kriteria prosedur operasional standar, menganalisis data observasi pasar, menemukan visi dan misi, mengembangkan kreatifitas produk dan prosedur penjualan dan pemasaran, mengklasifikasikan tugas pekerja, mendemontrasikan keterampilan.

c. Keahlian Hubungan Manusiawi

Keahlian ini berkenaan dengan keahlian manajer atau pemimpin organisasi dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) hubungan dengan pekerja, dan staf administrasi, maupun diluar (eksternal) seperti cara berkomunikasi dengan pelanggan, investor, kalangan pengusaha yang dapat dikatakan sebagai inti dari keahlian dari pimpinan dalam mengelola usaha.

Jika dirinci, keahlian hubungan kemanusiaan yang harus dimiliki pemimpin usaha dalam perannya adalah merespon perbedaan individual, mendiagnosa kelebihan atau potensi individu, mengklasifikasi nilai, variasi persepsi, menentukan komitmet pekerjaan, memimpin diskusi, mendengar,


(52)

memimpin intraksi secara koperatif, memecahkan konflik, merangkul sikap kebersamaan dan memberi contoh yang baik.

Dari sekian aspek keahlian tersebut diatas, maka dapat dipandang bahwa aspek penting lain dari keahlian manusiawi, terletak pada keahlian manajerial personel. Keahlian ini berkenaann dengan keahlian membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan penting dalam mencapai tujuan, keahlian personal dapat juga dikatakan keahlian bekerjasama, memahami dan memotivasi orang lain baik secara perorangan.

2.5. Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Ranto (2007) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.


(53)

sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat memulai usaha, penyebab susksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh wirausaha yang mengetahui apa yang harus dikerjakan.

Wirausaha pada umumnya percaya bahwa mampu bekerja lebih baik dari pada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar. Wirausaha mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan keahlian yang lebih baik dari pada teman sekerja ataupun atasannya. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan sukses.

Suryana (2003) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor-faktor berupa keahlian dan kemauan, memiliki tekad yang kuat dan kerja keras, serta ketepatan dan peluang. Faktor-faktor penting dalam membangun awal kesuksesan usaha yaitu: (1) Mempunyai visi jangka panjang, (2) merekrut orang-orang terbaik dan megelolanya dengan baik, (3) Tetap fokus, (4) Inovasi, (5) Membuat ekspektasi yang ralistis, (6) memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas, (7) Jalankan bisnis dengan disiplin, (8) Mencari rekan yang tepat, (9) Mengembangkan budaya sukses didalam orgnisasi, (10) Melakukan tinjauan


(54)

bisnis dan market secara teratur, (11) Belajar dan terus belajar, (12) Siap akan perubahan.

Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah (Nasution, 2001).

2.7. Usaha Distro

Distro singkatan daridistribution storeadalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan (Prastina, 2012).

Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen (Indie) di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di


(55)

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Penelitian Judul Penelitian

dan tahun peneliti

Hasil Penelitian

1 Widhiandono dan Miftahuddin Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Latar Belakang Sosial pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (2011)

Kecerdasan emosi dan latar belakang sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap kewirausahan dikalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2 Ranova Analisis Faktor–

Faktor

Kewirausahaan Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Surbakti Gamestation dan 24Hours Gamestation) (2009)

Faktor–faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti

pengimplementasian faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu faktor teknis, faktor pemasaran, faktor manajemen serta rencana keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. 3 Firmansyah dan

Bachtiar Hubungan Antara Perilaku Inovatif Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha Kecil (2007)

Keberhasilan usaha berkaitan erat dengan

• Sifat Kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk malakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar.

• Keahlian berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil pada pelanggan, pemasok, dan staf dan dengan orang lain.

• Keahlian memahami

lingkungan bisnis (15%), yaitu keahlian belajar dari pihak


(56)

pesaing, ketertarikan pada industri, bidang usaha, pengalaman /pengetahuan tentang produk dan jasa, serta pemahaman persaingan.

• Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%) yaitu, berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.

• Kesadaran pribadi (4%) yaitu, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.

• Faktor lain (4%). 4 Ifham dan Helmi Hubungan

Kecerdasan Emosi Dengan

Kewirausahaan Pada Mahasiswa (2002)

Kecerdasan emosi berkorelasi positif dengan kewirausahaan pada mahasiswa. Variabel Kecerdasan Emosi memberikan sumbangan efektif pengaruh terhadap Variabel

Kewirausahaan pada Mahasiswa sebesar 39,9%. Sumbangan efektif masing-masing aspek kecerdasan emosi terhadap kewirausahaan pada mahasiswa berdasarkan urutan terbesar adalah aspek kebugaran emosi, aspek kedalaman emosi, aspek kesadaran emosi, dan aspek alkimia emosi

5 Abrar Faktor-faktor

Kewirausahaan Yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada Warung Internet Binjai Kota (2001)

Faktor-faktor kewirausahaan yang terdiri dari visi,

perencanaan, motivasi, kreativitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko, adaptasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha sebesar 72,5%.


(57)

2.9. Kerangka Konseptual

Chandra (2001) berpendapat bahwa wirausaha yang memiliki kecerdasan emosi yang optimal akan lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya. Sosok semacam ini sangat diperlukan dalam membangun masyarakat wirausaha Indonesia. Wirausaha yang memiliki kecerdasan emosi optimal akan tetap menganggap bahwa krisis itu adalah sebuah peluang. Itulah sebabnya mengapa wirausaha itu harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya. Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas, kerap kali justru bukanlah seorang wirausaha yang berhasil dalam dunia bisnis dan kehidupan pribadinya. Seorang wirausaha harus yakin, bahwa di dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa mendatang, kecerdasan emosi akan tetap lebih berperan.

Maka dengan memiliki kecerdasan emosi yang optimal, seseorang akan lebih bisa mentransformasikan situasi sulit dan bahkan menjadi semakin peka akan adanya peluang wirausaha dalam situasi apapun. Kalau seseorang memiliki kecerdasan emosi yang optimal, maka seseorang tersebut akan mampu mengatasi berbagai konflik sehingga mampu membawa keberhasilan bagi usaha yang dipimpinnya

Menurut Kanz (2003), keahlian manajerial berupa keahlian konseptual, teknis, dan manusiawi. Keahlian konseptual berkenaan dengan keahlian dalam membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan yang penting dalam mencapai tujuan, rician dari keahlian unsur pimpinan. Keahlian teknis bersinggungan dengan keahlian yang berhubungan dengan pengetahuan yang berupa penggunaan metode teknik dan peralatan yang digunakan dalam tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang


(58)

didapat semasa memimpin dan menjalani usaha. Keahlian manusiawi berkenaan dengan keahlian pemimpin dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) hubungan dengan pekerja, dan staf administrasi, maupun diluar (eksternal).

Menurut Nasution (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Dengan kecerdasan emosional, wirausaha akan lebih mampu mentransformasikan situasi sulit dan menjadi semakin peka akan peluang usaha dalam situasi apapun dan dengan didukung oleh keahlian manajerial, wirausaha mampu membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan yang penting dalam mencapai tujuan, rician dari keahlian unsur pimpinan baik yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha, serta mampu mengatasi berbagai konflik sehingga mampu membawa keberhasilan bagi usaha yang dipimpinnya.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Keberhasilan Usaha Kecerdasan Emosional


(59)

2.10. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui penelitian. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyanto, 2006). Hipotesis penelitian ini yaitu kecerdasan emosional dan keahlian manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan.


(60)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Sampai dengan tahun 2015 tercatat penduduk Indonesia adalah sebesar 260 juta jiwa (BPS, 2015). Jumlah penduduk yang fantastis dan memiliki potensial yang strategis jika dipandang dengan potensi pangsa pasar bagi dunia industri. Di samping itu, jika dilakukan pengelolaan dan pengembangan keterampilannya, SDM Indonesia akan menjadi kekuatan yang besar bagi pembangunan negara dari posisi tawar dimata dunia.

Setiap tahunnya universitas di Indonesia meluluskan ribuan mahasiswa dan terus meningkat, namun peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan pekerjaan. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan harsrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky and Walstad, 1998).

Pembangunan bangsa Indonesia akan lebih mantap apabila ditunjang dengan adanya para wirausaha yang ulet dan tangguh. Saat ini sudah bukan rahasia lagi bahwa pemerintah sudah sulit untuk menyediakan lapangan pekerjaan baru. Jadi para pengusaha merupakan kunci suksesnya bangsa Indonesia. Pada masa pembangunan dan era perdagangan global seperti ini, sangat dibutuhkan mental dan kemampuan wirausaha agar Indonesia mampu bersaing dengan dunia


(61)

Indonesia masih banyak kekurangan pengusaha untuk menggenjot ekonomi negara ini. Mc Clelland dalam Faozi (2008) menyatakan bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Indonesia memerlukan wirausaha baru untuk meningkatkan perekonomian nasional. Menurut Trenggono (2011) hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya 570.339 orang atau 0,24% dari jumlah penduduknya.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan didalam kegiatan usahanya. Menurut Machfoedz (2005) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan keahlian seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki keahlian untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausaha perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausaha adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelolah, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005).


(62)

Seorang wirausaha memerlukan kecerdasan emosi dalam mengelola usahanya. Kecerdasan emosional yaitu keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Wirausaha perlu memahami kecerdasan emosional sebagai keahlian yang dimiliki dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa (Chandra, 2001).

Selain itu, wirausaha juga memerlukan keahlian manajerial dalam menjalankan usaha. Keahlian manajerial merupakan kompetensi yang harus dimiliki seseorang untuk mendayagunakan sumber daya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Keahlian manajerial diperlukan untuk melaksanakan tugas manajemen secara efektif. Menurut Kanz (2003) tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan adalah keahlian konseptual, keahlian teknis, dan keahlian hubungan manusiawi. Keahlian manajerial bersifat praktis operasional untuk menggerakkan sumber daya organisasi supaya berdaya guna dan berhasil guna. Dalam sebuah usaha, wirausaha dituntut mempunyai keahlian manajerial untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan.

Keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha yaitu mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang


(1)

10. Seluruh teman-teman angkatan 2011 Program Studi Manajemen yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2016


(2)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Pengertian Kewirausahaan ... 8

2.2 Ciri-ciri Tingkah Laku, Karakteristik,dan Sifat Seorang Wirausaha 9 2.3 Kecerdasan Emosional ... 10

2.4 Keahlian Manajerial ... 13

2.5 Keberhasilan Usaha... 15

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 16

2.7 Usaha Distro ... 18

2.8 Penelitian Terdahulu ... 19

2.9 Kerangka Konseptual ... 22

2.10 Hipotesis... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Defenisi Operasional ... 25

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel ... 29

3.7 Teknik Pengambilan Sampel... 29

3.8 Jenis Data Penelitian ... 29

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.11 Analisis Data ... 32

3.11.1 Regresi Linier Berganda ... 33

3.11.2 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.11.3 Uji Hipotesis ... 34


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Kawasan Jl.Dr Mansyur Kota Medan ... 39

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian ... 40

4.2.2 Distribusi Jawaban Kuisioner Responden ... 41

4.3 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 45

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.5.1 Uji Multikolinearitas ... 47

4.5.2 Uji Normalitas ... 49

4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian... 49

4.6.1 Uji Parsial ... 51

4.6.2 Uji Secara Simultan /Serempak (F)... 52

4.6.3 PengujianGoodnes of fit(R2) ... 53

4.7 Pembahasan ... 54

4.7.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Keberhasilan Usaha . 54 4.7.2 Pengaruh Keahlian Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...57

5.2 Saran ...58 DAFTAR PUSTAKA


(4)

iii

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Hal

Tabel 1.1 Usaha Distro Di Kawasan Jl Dr Mansyur Medan 2016 ...5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...19

Tabel 3.1 Operasional Variabel ...27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur ...38

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha ...39

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keahlian Manajerial ...42

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha ...43

Tabel 4.7 Aitem Total Statistics...45

Tabel 4.8 Validasi Instrumen ...46

Tabel 4.9 Reability Statistics ...47

Tabel 4.10 Coeficients...48

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas ...49

Tabel 4.12 UjiCoefficients ...51

Tabel 4.13 Anova ...52

Tabel 4.13 Model sumary ...53


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ...22 Gambar 2.1 Uji Normalitas ... 50 Gambar 2.1 Uji Normalitas ... 50


(6)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Kuisioner Penelitian

2 Tabel Jawaban Responden

3 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas 4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

5 Hasil Uji Asumsi Klasik

6 Tabel T

7 Tabel F