Contoh artikel ilmiah KARYA PUBLIKASI ILMIAH

KARYA PUBLIKASI
ILMIAH
CIRI-CIRI UMUM:
Lebih banyak menggunakan bahasa
kajian
Sistematika tanpa huruf dan tanpa
angka
Tidak menggunakan bab dan subbab
Tidak boleh ada halaman yang kosong
Harus ada abstrak dan katakunci
Contoh Artikel Ilmiah Kajian

KARYA PUBLIKASI
ILMIAH
Karya publikasi Ilmiah adalah
karya ilmiah yang
dipublikasikan melalui jurnal
ilmiah, baik jurnal teks, CDRoom, maupun On Line.
Bahan penulisan bisa diambil
dari hasil penelitian, maupun
studi literatur/telaah pustaka.

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

SISTEMATIKA
PENULISAN KARYA PUBLIKASI ILMIAH:
DARI HASIL PENELITIAN












JUDUL (5—15 kata)
PENULIS (TANPA GELAR)
SPONSOR (Jika Penelitian ada sponsornya)

ABSTRAK
KATA KUNCI
PENDAHULUAN (pentingnya masalah diteliti, masalah, tujuan,
manfaat penelitian, landasan teori)
METODE (Dijelaskan teknik mengambil dan mengolah data)
dapat dijadikan satu dengan pendahuluan
DATA (BERSIH)
PEMBAHASAN
PENUTUP (BERISI SIMPULAN DAN SARAN)
DAFTAR RUJUKAN
Contoh Artikel Ilmiah Kajian

SISTEMATIKA
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH KAJIAN:
STUDI LITERATUR/ TELAAH PUSTAKA










JUDUL (5—15 kata)
PENULIS (TANPA GELAR)
ABSTRAK
KATA KUNCI
PENDAHULUAN (pentingnya masalah dibahas dan garis besar
topik)
PEMBAHASAN PERTOPIK
PENUTUP (BERISI SIMPULAN DAN SARAN)
DAFTAR RUJUKAN

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

Contoh artikel kajian
 GAYA

SELINGKUNG UI

 Gaya Selingkung IKIP BU
 Gaya Selingkung UB
 Artikel Populer

PENGEMBANGAN ANJING PELACAK ELEKTRONIK MENGGUNAKAN MICRO
AUTONOMOUS ROBOTIC SYSTEM
Wisnu Jatmiko, Fumihito Arai, dan Toshio Fukuda
Dept. of Micro System Engineering, Nagoya University
1 Furocho Chikusaku, Nagoya, Japan
e-mail: {wisnu,aria,fukuda}@robo.mein.nagoya-u.ac.jp

ABSTRAK
Penelitian mengenal sistem penciuman elektronik akan sangat bermanfaat terutama bagi peningkatan produktivitas sektor agricultur yaitu untuk
dapat diterapkan pada industri-industri beverage,
beverage, kosmetik dan minyak wangi, karena industri-industri tersebut sangat memerlukan kontrol kualitas
terhadap standar aroma campuran dari produknya. Maka diharapkan industri-industri tersebut akan mampu meningkatkan mutu dari produk mereka
sesuai standar internasional sehingga dapat meningkatkan ekspor. Keberhasilan penelitian ini akan sangat mempunyai nilai ekonomi yang sangat
tinggi, karena penelitian seperti ini masih sangat jarang dilakukan, dan nantinya diharapkan dapat membantu peningkatan kualitas dari sektor
agriculture.
agriculture. Peningkatan sistem menjadi mobile robot bertujuan agar sistem dapat digunakan sebagai peralatan pelacakan kebocoran gas maupun

obat terlarang. Sistem tersebut dapat disebut Anjing Pelacak Elektronik. Untuk kebocoran gas beracun yang dapat mengganggu keselamatan
manusia maka pengembangan sistem ini akan bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak.

Kata kunci: Sistem Pelacak Aroma Elektronik, Robotika Mikro, Autonomous Robotika, Fuzzy Neural Netwokrs, Komunikasi radio
frekuensi
PENDAHULUAN
Saat ini banyak industri yang membutuhkan pengenalan aroma, seperti industri beverage, kosmetik dan minyak wangi
menggunakan manusia yang telah dilatih untuk mengontrol kualitas aroma dari produk yang akan dihasilkan. Pengenalan aroma
dengan menggunakan manusia memiliki banyak keterbatasan dan relative sangat dipengaruhi oleh kesehatan atau perasaan sesaat
(mood), sehingga terkadang mengurangi ketelitian dari hasil pengenalan aroma tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk dapat meniru sistem kerja dari sistem penciuman manusia, yaitu dengan
menciptakan suatu alat elektronik yang secara otomatis dapat mengenal dan mengklasifikasikan aroma secara konstan dan
akurat. Alat tersebut dikenal dengan sistem penciuman elektronik. Penelitian pendahuluan mengenai pengembangan sistem
penciuman elektronik ini telah dilakukan di laboratorium Kecerdasan Komputesional Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

Dalam penelitian pendahuluan tersebut sistem deteksi gas dibuat dengan menggunakan resonator kwarsa yang dipadukan dengan
teknik pemetaan (identifikasi) odor dengan metoda pengenalan pola Jaringan Neural Buatan (JNB). Jaringan ini akan berkelakuan
seperti otak manusia dimana beberapa neuron secara rapi berhubungan satu sama lain untuk dapat menghasilkan pengenalan pola

yang efektik. Sistem penciuman elektronik ini dikembangkan dengan menggunakan 4 buah jenis sensor. Dalam aplikasinya, sistem
penciuman elektronik ini telah digunakan untuk membuat klasifikasi beberapa jenis aroma dari produk wewangian Martha Tilaar
Cosmetic dan beberapa jenis wewangian dari Splash Cologne Products. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa penggunaan 4 buah
sensor ini telah mampu membuat klasifikasi aroma Martha Tilaar dangan presentase pengenalan hingga 100%. Akan tetapi untuk jenis
wewangian Splash Cologne, hasilnya hanya sekitar antara 30-40% saja. Hal ini disebabkan karena aroma Splash Cologne ternyata
merupakan golongan dari beberapa aroma dasar sehingga mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari sistem untuk mengenali
pola aromanya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut penulis telah mengembangkan prototype sistem penciuman dengan menggunakan 16
sensor dangan frekuensi dasar 20 MHz. untuk mengklasifikasikan data dari sistem yang dikembangkan tersebut peneliti menggunakan
Jaringan Neural Buatan berbasis Fuzzy Learning Vector Quantization (FLVQ). Hasil yang didapat menunjukkan sistem tersebut dapat
mengenal aroma campuran dangan baik.
Dalam tulisan ini akan dibahas peningkatan sistem manjadi Anjing Pelacak Elektronik. Penciuman lokasi dan pelacakan
kebocoran gas ataupun obat terlarang (obat bius) masih merupakan pekerjaan yang sulit untuk dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan elektronik: sedangkan penentuan lokasi sumber kebocoran gas ini sangat penting untuk dapat dilakukan
dengan cepat. Hingga saat ini penentuan lokasi kebocoran gas ataupun masalah pelacakan dalam penyelundupan obat bius masih
dilakukan dengan menggunakan metode konvensional, yaitu dengan menggunakan Anjing Pelacak terlatih, ataupun dengan
menggunakan manusia pakar yang mempunyai keahlian khusus.
Akan tetapi anjing pelacak maupun manusia pakar ini mempunyai keterbatasan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
ataupun perasaan sesaat (mood), sehingga dapat mempengaruhi kepakarannya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu
dikembangkan suatu sistem deteksi secara elektronik. Untuk dapat merealisasikan sistem pelacak dan penjejak odor secara elektronik,

maka digunakan pemodelan kemampuan binatang dalam melacak odor. Banyak binatang dalam kehidupan kesehariaanya mempunyai
kemampuan untuk menentukan lokasi lawan jenis, makanan maupun bahaya berdasarkan penciuman dan pelacakan sumber odor.
SISTEM PENCIUMAN ELEKTRONIK
Sistem Penciuman Elektronik dikembangakan untuk dapat meniru sistem penciuman manusia. Sistem Penciuman Elektronik
terdiri dari tiga bagian, yaitu sistem sensor yang dapat merubah besaran aroma menjadi besaran listrik, sistem elektronik yang

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

mengukur perubahan besaran listrik dan memindahkannya ke komputer, dan perangakt lunak dari Jaringan Neural Buatan (JNB) yang
akan mengenal pola aroma yang akan dideteksi. Dalam bab ini akan dibahas secara rinci mengenai teori dasar dan cara kerja dari
sistem, yang meniru cara kerja sistem penciuman manusia. Dalam hal ini akan diperlihatkan hasil respons yang berbeda-beda dari
pengalaman aroma yang berbeda-beda.
Teori Dasar Sistem Penciuman
Berdasarkan teori, syarat utama agar semua bahan dapat dicium oleh manusia adalah bahan tersebut mudah menguap. Aliran
udara beraroma tersebut ditarik masuk melewati lubang hidung untuk dihangatkan dan disaring saat melewati 3 buah tulang turbinate.
Kemudian aliran ditarik kearah 2 celah yang terdiri dari organ penciuman. Organ ini terdiri dari 2 jaringan kecil, dimana pada jaringan ini
terdapat 2 jenis serat syaraf yang tertanam didalamnya. Ujung-ujung kedua syaraf ini merupakan penerima yang mendeteksi aroma.
Ujung-ujung syaraf ini mengirim sinyal ke olfactory bulb dan pusat otak yang lebih tinggi, dimana sinyal dipadukan dan diterjemahkan
dalam bentuk karakter dan intensitas aroma. Syarat utama lain dari bahan yang dapat menembus air, karena ujung-ujung syaraf
tertutup oleh lapisan berair. Syarat lainnya adalah bahan tersebut juga harus dapat menembus lapisan lipida yang membentuk

membrane permukaan tiap sel.
Peralatan Sistem Penciuman Elektronik
Hidung Elektronik yang telah dikembangkan, ini menggunakan teknologi gas sensor yang disebut SAW ( surface acoustic wave)
dan piezoelectric (kwarsa). Kedua peralatan ini bertindak sebagai neraca-micron, yang digunakan untuk mengukur perubahan massa
dari zat yang akan dianalisa. Perubahan massa zat itu menyebabkan nilai parameter (frekuensi) pada sensor berubah. Perubahan nilai
parameter dari setiap sensor tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan pola dari setiap zat yang
akan dianalisa. Untuk menangkap pola dari zat yang dihasilkan diperlukan beberapa ranglaian elektronik tambahan pada hidung
elektronik tersebut. Pola yang dihsilkan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menganalisa aroma dari gas/zat yang dianalisa.
Pada hidung elektronik dikembangkan pola-pola yang akan diklasifikasikan dengan menggunakan metoda jaringan neural buatan.
Dalam system sensor yang dikembangkan, cairan cuplikan yang disuntikkan harus dari bahan yang sangat mudah diuapkan
dengan cepat, dan suhu pengukuran harus dijaga tetap tinggi. Untuk lebih jelasnya sistem pengujian pengenalan aroma dapat dilihat
pada gambar 2.
Semua sensor yang berjumlah enam belas ditempatkan disebuah mulut tabung uji. Untuk menjaga kestabilan suhu, tekanan dan
volume digunakan dua buah pompa udara, yaitu pompa udara bersih dan pompa udara beraroma. Kerja dari kedua pompa udara ini
bergantian yang diatur oleh computer lewat rangkaian antar-muka yang akan menggerakkan sebuah Relay Catu Daya.
Hasil eksperimen dari kemampuan algoritma JNB-BP, JNB-PNN dan JNB-FLVQ untuk mengenal aroma dua campuran dan tiga

campuran dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Dari tabel 3 terlihat bahwa JNB-PNN dan JNB-FLVQ mempunyai hasil pengenalan
yang baik untuk mengenal aroma 2 campuran yaitu hasil pengenalannya rata-rata diatas 90%. Sedangkan pengenalan dengan
menggunakan JNB-BP hasil pengenalannya ada yang masih dibawah 80% terutama pengenalan menggunakan 18 pola. Dalam

mengenal aroma 3 campuran, penggunaan algoritma JNB-BP dan JNB-PNN mempunyai hasil pengenalan yang tidak baik, yaitu
semakin meningkat penggunaan pola dalam mengenal aroma maka hasil yang didapatkan semakin menurun. Penggunaan JNB-BP
rata-rata menghasilkan pengenalan masih dibawah 50%. Untuk kasus pengenalan dengan menggunakan 18 pola sekaligus
pengenalan dari JNB-BP dan JNB-PNN hasil pengenalannya sangat jelek yaitu dibawah 50%. Sedangkan JNB-FLVQ hasil
pengenalannya rata-rata diatas 70% kecuali untuk kasus pengenalan 18 aroma sekaligus, hasil pengenalannya hanya mencapai 50%.
Hasil pengenalan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.
SISTEM PELACAK SUMBER GAS ARTIFISIAL (ANJING PELACAK ELEKTRONIK)
Penentuan lokasi dan pelacakan kebocoran gas ataupun obat terlarang (obat bius) masih merupakan pekerjaan yang sulit untuk
dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan elektronik; sedangkan penentuan lokasi sumber kebocoran gas ini sangat penting
untuk dapat dilakukan dengan cepat. Hingga saat ini penentuan lokasi kebocoran gas ataupun masalah pelacakan dalam
penyelundupan obat bius masih dilakukan dengan menggunakan metode konvensional, yaitu dengan menggunakan anjing pelacak
terlatih, ataupun dengan menggunakan manusia pakar yang mempunyai keahlian khusus.
Akan tetapi anjing pelacak maupun manusia pakar ini mempunyai keterbatasan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
ataupun perasaan sesaat (mood), sehingga dapat mempengaruhi kepakarannya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu
dikembangkan suatu sistem penentuan lokasi sumber gas berdasarkan sistem deteksi secara elektronik. Untuk dapat merealisasikan
sistem pelacak dan penjejak odor secara elektronik, maka digunakan pemodelan kemampuan binatang dalam melacak odor. Banyak
binatang dalam kehidupan kesehariannya mempunyai kemampuan untuk menentukan lokasi lawan jenis, makanan maupun bahaya
berdasarkan penciuman dan pelacakan sumber odor.
Beberapa penelitian telah dimulai untuk dapat meniru ( mimicking) sifat binatang ini dengan membuat sistem hidung artifisial
dengan menggunakan sensor-array, ataupun mobile-sensor yang pergerakannya dikontrol oleh komputer. Untuk memudahkan

implementasi robot anjing pelacak, keseluruhan proses yang dilakukan oleh anjing pelacak dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Plume
Finding (Menemukan daerah distribusi gas yang akan dicari), Plume Traversal (Mengikuti distribusi gas untuk mencari kebocoran gas),
dan Source Declaration (Menentukan daerah sumber kebocoran gas). Untuk lebih jelas mengenai keseluruhan proses tersebut dapat
dilihat di gambar 9. Penelitian pendahuluan pelacakan sumber gas yang pernah dilakukan menggunakan empat buah sensor gas semi
konduktor yang ditempatkan diatas papan beroda, akan tetapi pergerakan sistem masih dilakukan secara manual [16-19]. Empat buah
sensor gas semikonduktor tersebut digunakan sebagai ujung hidung pelacak elektronik, seperti terlihat dalam gambar 10. Sistem

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

sensor ini kemudian diletakkan dalam terowongan angin miniatur (gambar 11) dan sumber gas kemudian dilewatkan didalamnya.
Penelitian awal ini menyimpulkan bahwa sistem pelacak aroma ini berfungsi dengan baik [19]. Akan tetapi beberapa perbaikan
mendasar perlu dilakukan sebelum sistem pelacak ini diterapkan dalam sistem pergerakan udara terbuka.
Pengembangan Sistem Pelacak Sumber Gas Artifisial (Anjing Pelacak Elektronik)
[1] Pengembangan dari sistem pelacak sumber gas dilakukan dengan memperbaharui jenis sensor menjadi sensor semikonduktor
TGS-822 dengan penghirup udara dan penambahan micro controller yang bertugas untuk mengambil data dari lingkungannya serta
menggerakkan roda penggerak ke sumber odor dari sisi modul pelacak. Dari sis Modul tersebut berkomunikasi menggunakan modem
yang dilewatkan pada pemancar dan penerima FM atau sering disebut modem-radio.
Dalam pengembangannya system pelacak sumber gas artificial akan dicobakan dalam udara terbuka, yaitu tanpa menggunakan
terowongan angina lagi. Untuk lebih jelasnya blok diagram dari pengembangan system tersebut dapat dilihat pada gambar 12.
Pengembangan Sistem Sensor

Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan, ada beberapa kelemahan dalam system sensor yang akan diperbaiki. Sistem
sensor yang menggunakan empat buah sensor semi konduktor TGS-822 akan diteliti kelemahannya, dan akan dilakukan pengurangan
jumlahnya untuk dapat memperbaiki kinerja system. Sistem penjejak ini juga akan dilengkapi dengan kipas angina miniature, yang
berfungsi untuk ‘menghirup’ udara beraroma sehingga dalam proses ‘penciumannya’, system sensor dapat secara aktif bekerja dan
memberi response yang lebih cepat.
Pengembangan Modul Komunikasi
Dalam penelitian tahap berikutnya, probe pelacak sumber akan ditempatkan dalam suatu modul robotic berbasis komunikasi RF
yang pergerakannya juga akan diatur oleh komputer. Pergerakan modul pelacak ini dilakukan dengan memberi perintah kepada dua
stepping-motor yang akan mengerakkan roda modul penjejak. Komunikasi data antara komputer dan modul pelacak sumber akan
dilakukan dengan gelombang radio tanpa kabel (wireles RF communication) yang digunakan untu data akuisisi maupun data
pergerakan motor. Penggunaan elombang radio tanpa kabel ini dimaksudkan untuk memudahkan pergerakan modul pelacak dalam
medan yang sesungguhnya
Pengembangan Algoritma Pencapaian Sasaran
Pencapaian sasaran sumber ododr dilakukan dengan bebeapa metoda diantaranya adalah metoda selangkah demi selangkah
dan metoda zig-zag. Untuk dapat memperepat tanggapan dari sistim sensor terhadap arah sumber maka dalam pengembangannya,

Contoh Artikel Ilmiah Kajian dan

system sensor ini akan diputar dengan sudut putar sebesar 360° dengan menggunakan step-motor (apabila menggunakan jumlah sensor
yang lebih sedikit). Sebelum system pelacak aroma ini diuji cobakan dalam system udara terbuka, beberapa eksperimen akan dilakukan
dalam system terowongan angina miniature yang lebih luas.
Cara Kerja Sistem Anjing Pelacak Elektronik
Sensor TGS-822 dilapisi oleh bahan semi konduktor Sn02 yang mempunyai nilai konduktivitas yang rendah pada uadara normal
(bersih). Apaila udara disekitar sensor tersebut terdapat aroma lain, konduktivitas dari sensor meningkat tergantung dari jenis aroma dan
konsentrasi yang terkandung. Dengan penambahan rangkaian listrik sebagai converter sederhana maka perubahan konsentrasi dari zat
yang ada disekeliling senor tersebut dapat dibaca dan diklasifikasikan. Jenis sensor yang dipakai dalam pelacak sumber gas artificial ini
adalah sensor yang sangat sensitif terhadap alkohol.
Cara kerja sitem secara umumdapat dijelaskan sebagai erikut : Sensor TGS-822 akan diputar 180 derajat yang dibagi menjadi 28
titik pengambilan data. Setiap titik pengambilan data dibaca nilai tegangan keluaran sensor TGS-822 yang diubah oleh Analog to Digital
Converter menjadi bilngan antara 0-255. Setiap selesai melakukan pengambilan data, setiap nilai data langsung dikirimkan setelah
dimodulasi terlebih dahulu oleh modem melalui pemancar FM pada frekuensi tertentu/ rekuensi kirimdta. Data diterima oleh model
pengolah data melalui penerima FM kemudian didemodulasi oleh modem dan masuk melalui serial device di komputer. Data disimpan
oleh komputer, sampai ke 28 titik data. Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan nilai tebesar (konsentrasi alkohol ~
tegangan keluaran ~ nilai data dalam byte). Dari 28 titik data pengamatan dibagi menjadi 5 daerah arah gerak modul pelacak. PC akan
memerintahkan BS-1 untuk menggerakkan modul pelacak kea rah yang dikehendaki (hasil pengolahan data). Dengan cara mengirimkan
sinyal melalui serial kemudian dimodulasi modem masuk ke pemancar FN dengan frekuensi yang berbeda (frekuensi perintah) dari
frekuensi kirim data tadi. Penerima FM dimodul pelacak menerima difrekuensi perintah dan sinyal masukan masuk BS-1 untuk aksekusi.
Proses ini dilakukan berulang sampai mencapai titik sumber odor [18,19].
Proto-tipe yang telah berhasil dikembangkan dengan mengacu dari gambar 13 dan gambar 14 dapat dilihat pada gambar 15.
Hasil Eksperimen Sistem Anjing Pelacak Elektronik
Pengujian pertama yang dilakukan terhadap system anjing pelacak elektronik adalah mencari sumber ordo. Eksperimen yang
dilakukan adalah mencari sumber ordo yang berada tepat modul pelacak dalam lima titik searah jarum jam, yaitu -90°(sebelah kiri), -45°
9sebelah kiri), 0°(lurus depan), +45°(sebelah kanan) dan +90°(sebelah kanan). Arah yang mampu dicari oleh modul pelacak hanya 5
arah, hal ini disebabkan karena keterbatasan memori yang dimiliki oleh microcomroller dari system.
Adapun percobaanya mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:wadah sumber alkohol berdiameter 7,115 +0,001 cm, konsentrasi
alcohol 70% dan didekat sumber diberi kipas 220 volt AC. Sebelum diujicobakan terlebih dulu harus diketahui tingkat keberhasilan

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

sistem pelacakan odor ini untuk mengetahui arah sumber yang benar. Untuk itu di ambil dua sample jarak yaitu 40 cm. Pengujian ini di
ulang 20 kali secara kontinu untuk setiap titik sumber. Hasilnya dapat dilihat dalam gambar 16.
Dari gambar 16 terlihat bahwa sistem pelacak sumber gas artificial dapat melacak dengan bail pada jarak 40 cm. terlihat untuk
semua arah sumber hasil pengenalan masih diatas 75% [18]. Pengujian kedua adalah menguji jumlah langkah yang dibutuhkan oleh s
pelacak sumber gas artificial untuk mencapai sumber odor dengan jarak yang berbeda beda. Satu langkah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah satu siklus proses dari data yang diambil oleh modul pelacak lalu dikirim ke modul pengolah data untuk dianalisa,
setelah itu modul pengolah data akan mengirim hasil analisa kepada modul pelacak untuk melakukan respon [18].
Dari gambar 17 terlihat bahwa semakin jauh jarak sumber odor yang dituju semakin banyak langkah yang dibutuhkan.
KESIMPULAN
Analisis
Prototype anjing pelacak yang telah diimplementasikan di Lab. Jaringan Syaraf tiruan Fasilkom UI mempunyai beberapa
kekurangan seperti keterbatasan jumlah langkah algoritma yang diimplementasikan dan pemrosesan data dilakukan oleh Personal
computer. Hal tersebut dikarenakan kecilnya kapasitas memori di mikro controller yang digunakan.
Pengembangan Sistem Lebih Lanjut
Penelitian lebih lanjut mengenai anjing pelacak akan dilakukan di jepang adalah menjadikan anjing pelacak sumber gas artificial
menjadi sistem yang otomatis mengacu pada penelitian Prof. Fukuda di Nangoya university yaitu MARS ( Mikro Autonomous Robotic
System). [20-21].
Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjadikan suatu sistem menjadi MARS :
1. Actuator dari sistem tersebut harus dapat bergerak fleksibel dan cepat.
2. Sensor dapat menangkap informasi dari sistem dengan jelas.
3. Mikro controller yang dapat merespon informasi yang diberikan dari sensor yang akan diterjemahkan untuk menggerakkan actuator
dalam hal ini implementasi algoritma searching.
DAFTAR RUJUKAN
Fausset, F. 1994. Fundamental of Neural Networks: Architecture Algorithms and Aplikation. Prentice Hall Inc.
Ishida, H. Suetsugu, K. Nakamato T. and Moriizumi, T. 1994. Study of outonomus mobile sensing system for localization of odor source
using gas sensors and anemometric sensors (page 153-157). Sensors and Actuators A-45.

Contoh Artikel Ilmiah Kajian dan

Jatmiko, W. 2000. Improfing the Electronik nose System Uses 16 sensors: Characteristic and Aplication. Jakarta: Universitas Indonesia.
J, Ide. M, Ito. Nakamato, T. and Moriizumi, T. 1994. Development of Odor-Sensing System Using an Auto-Sampling Stage and
Identification of Natural Essensial Oils (page 727-730). Tokyo: Olfaction and Taste XI.
Kusumoputro, B. Budiarto, H. and Jatmiko, W. 2002. Fuzzy-Neural LVQ and Its Comparison with Fuzzy Algorithm LVQ in Artifical Odor
Diskrimination System. ISA Transaction on the Science and Engineering of Measurement and Automation.

Contoh Artikel Ilmiah Kajian

 

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH
BERBASIS DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING
Umi Salamah
Dirjen Dikti DP2M
ABSTRACT: The problems usually found in scientific writing leaning in higher institution are to
find, choose, specify, and develop the topic. In current semesters, the writer implemented deep
dialogue/critical thinking (DD/CT) technique to guide the students solving those problems. The
developed principles in DD/CT are, moreover, the presence of two ways communication and the
best take-give principle, building equality and trust between lecturer and students, and high
empathy. So, DD/CT contains democratic and ethic values to show the idea in systematic way.
The focus of analysis in CC/CT approach is concentrated on finding out knowledge and
experience through deep dialogue and critical thinking. Based on three cycles in a classroom
action research, it was found: (1) DD/CT could improve enthusiasm along the scientific writing
leaning process; (2) DD/CT could optimize the students’ intellectual potency to find, choose,
specify, and develop the topics through good rule and format; (3) Students’ mentality, emotion,
and spirituality developed along dialogue process; (4) the lecturer and students could function as
good listeners, speakers, writers, and thinkers; and (5) this learning model can be implemented
in daily life because of focusing on value, attitude and sportiveness. In conclusion, learning
based on DD/CT can improve students’ had skill and soft skill in scientific writing, even in oral
communication.

 
Key Words: learning, writing, scientific writing, DD/CT
  ================================================================

Dra. HJ. Umi Salamah, M.Pd adalah dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Budi Utomo Malang. Beliau juga
mengajar Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi, di antaranya UB, UIN, UMM, dan PT Asia. Dia juga aktif mengisi
artikel di beberapa jurnal imiah, antara lain Paradigma, Warta, Kata, dan Sains, dan Humaniora

PERANAN TI DALAM BIMBINGAN KONSELING (BK)
MENGGUNAKAN MICROSOFT WINDOWS
Tutang
Penerima Penghargaan MVP 2002 Shanghai, Global MVP 2002 dan 2003 Amerika Serikat
Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer banyak mengubah pola hidup dan gaya hidup secara global. Dengan
sendirinya berubah pula kebiasaan, baik dalam bergaul, berteman, dalam lingkungan kerja, sekolah maupun dalam keluarga. Hal ini
sangat dirasakan dampaknya dimana tingkah laku dan kebiasaan yang sebelumnya tidak pernah terjadi kini dapat kita baca di media
masa, kita tonton melalui layar TV dan kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak sampai disitu, dalam dunia pendidikan misalnya, pola dan gaya hidup ini sudah dapat kita rasakan dalam pergaulan anak
didik kita, yang tadinya pendiam kini berubah jadi periang, yang tadinya pemalu kini berubah menjadi pemberani dan seterusnya. Ini
berarti kebiasaan dan gaya hidup siswa sudah mulai berubah. Hal ini bisa berdampak positif dan bisa juga berdampak negatif
tergantung bagaimana kita mengarahkannya.
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah
dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan
Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui
tatap muka maupun secara pnline. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media
konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu
dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini
mahasiswa atau siswa bisa mengikuti matakuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang
berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan
multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control
yang dipegangnya.
Di negara maju dan di beberapa negara berkembang dimana tingkat pendidikannya sudah bisa dikatakan cukup baik, penerapan
teknologi tinggi ini sudah berjalan lebih dari 20 talu. Sementara di Indonesia baru beberapa tahun saja sejak teknologi jaringan mulai
dikenal dan diterapkan sebagai salah satu materi pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) beberapa tahun lalu

dan untuk Sekolah Lanjutan Atas dengan masuknya kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dengan teknologi ini seorang dosen atau
guru dalam menyampaikan materinya tidak hanya dalam bentuk tatap muka saja melainkan sudah menggunakan berbagai media
komunikasi yang dipadukan dengan teknologi networking, misalnya Intranet dan Internet.
Dengan teknologi jaringan tersebut tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini,
melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa
memanfaatkan teknologi tinggi ini.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini BK belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam
yang cukup untuk materi BK ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran
Guru BK akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau
tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan
teknolgi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut.
JARINGAN KOMPUTER
Seperti telah disampaikan dimuka bahwa perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan termasuk BK (bimbingan dan konseling). Komunikasi antara guru dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai
media yang tersedia saat ini seperti telpon, Internet, Intranet dan lain-lain. Dari sekian banyak teknologi yang murah dan mulai banyak
digunakan sebagai media komunikasi antara murid dan guru atau antara dosen dengan mahasiswanya adalah penggunaan e-mail. Email adalah salah satu sarana yang ada di jaringan Internet yang paling murah dan bisa digunakan untuk saling tukar menukar
informasi, menyampaikan materi, dan sebagainya. Sebenarnya saat ini hampir semua kampus atau sekolah sudah terpasang jaringan
LAN (Local Area Network) karena sudah menjadi pelajaran wajib dalam KBK dan Telpon sebagai media komunikasinya, maka media
ini sudah bisa diaplikasikan sebagai media komunikasi yang ampuh dilingkungan sekolah atau kampus.
Dengan sudah terpasangnya jaringan tersebut, kita sudah bisa menginstalasi atau mensetup jaringan komputer berbasis Web,
yaitu Intranet dan Internet. Intranet adalah jaringan komputer berbasis Web yang hanya ditampilkan secara lokal dengan
memanfaatkan teknologi LAN (Local Area network). Sedangkan Internet adalah jaringan komputer berbasis Web dengan
memanfaatkan jaringan secara global.
Dalam suatu jaringan komputer harus tersedia minimal satu buah Server dan beberapa client. Secara sederhana Server adalah
yang mengatur lalulintas data dalam suatu jaringan sedangkan client adalah yang menerima data tersebut. Hal ini hampir senada
dengan interaksi antara konselor dengan klien yang tidak mengandalkan hubungan tatap muka tetapi dilakukan dengan memanfaatkan
media berupa jaringan komputer.

Seperti kita ketahui bersama saat ini ada istilah Cyberspace, Cybermedia, CyberMall, Cybercounseling dan sebagainya.
Dengan istilah ini seolah-olah kita berhubungan dengan dunia yang serba maya, padahal sesungguhnya ini tidak demikian,
memang kalau media tersebut hanya berupa Website saja mungkin bisa dikatakan sebagai dunia maya, namun kini sudah
bisa dilakukan interaksi secara langsung dengan memanfaatkan Teknologi Messanger, MIRC, dan sebagainya. Bahkan
dengan Microsoft Windows XP dan Messanger-nya kita bisa Sharing aplikasi, Sharing file, Sharing dokumen, dan
sebagainya.
BAGAIMANA KERJA KONSELOR?
Dengan internet seorang konselor bisa berkomunikasi dengan clientnya dalam hal ini siswanya kapan saja dan dimana saja.
Saat ini teknologi internet sudah bukan barang baru dan bukan hal yang perlu ditakuti apalagi harus dihindari. Karena
dengan teknologi ini kita akan mudah berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja serta tidak terikat dengan ruang dan
waktu. Sehingga proses bimbingan bisa dilakukan kapan dan dimana saja, dengan demikian sorang siswa bisa saja akan
merasa nyaman kalau konsultasi dilakukan melalui jaringan inernet ini, karena mungkin saja tidak merasa risi dan takut
diketahui oleh orang lain. Dengan demikian proses interaksi antara konselor dengan klien akan terasa lebih akrab dan lepas
tanpa beban.
KESIMPULAN
Dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun Internet proses belajar mengajar, proses interaksi
antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian
peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dan maksimal. Terlepas dari itu semua apakah seorang konselor dalam hal ini Guru BK (Bimbingan dan
Konseling) sudah siap dengan teknologi ini? Jika sudah siap maka kapan lagi kalau tidak dimulai dari sekarang, karena
banyak sarana, bahan dan sebagainya yang bisa kita dapatkan melali dunia maya tersebut.

PERBEDAAN KARYA
PUBLIKASI DAN MAKALAH
MAKALAH
HARUS ADA SAMPUL
TERDAPAT BAB I, II, III
SETIAP BAB HARUS
PADA HALAMAN BARU
WALAUPUN ADA
HALAMAN YANG
MASIH KOSONG
TIDAK ADA ABSTRAK
DAN KATA KUNCI

ARTIKEL
TIDAK PERLU SAMPUL
TIDAK ADA BAB
TIDAK ADA HALAMAN
KOSONG

HARUS ADA ABSTRAK
DAN KATA KUNCI
Perbedaan Artikel

PERBEDAAN KARYA
PUBLIKASIILMIAH KAJIAN DAN
POPULER
ILMIAH POPULER
ILMIAH KAJIAN
ADA ABSTRAK DAN
KATA KUNCI
FORMAT RELATIF
BAKU
BAHASA BAKU
MEDIA JURNAL
ILMIAH

TIDAK PERLU
FLEKSIBEL/BISA
MEMILIH: PIRAMIDA
TERBALIK, 3P, ABC,
123
BAHASA POPULER.
HIDUP. SEGAR,
KOMUNIKATIF
MEDIA JURNALISTIK

PERSAMAAN KARYA
PUBLIKASI DAN MAKALAH
SALAH SATU JENIS KARYA ILMIAH
HARUS ADA RUJUKAN DAN DAFTAR
RUJUKAN
BAHASA BAKU, LUGAS, OBJEKTIF, DAN
DENOTATIF

Persamaan Artikel

PERSAMAAN KARYA
PUBLIKASI POPULER DAN
ILMIAH
BERSIFAT AKTUAL DAN KONTROVERSIAL
HARUS MEMILIKI RUJUKAN DAN BERVISI
INTELEKTUAL
BAHASA INDONESIA, LUGAS, OBJEKTIF,
DAN DENOTATIF

Persamaan Artikel

Terima Kasih

atas partisipasi Anda dalam
diskusi ini

WASALAM