Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara
ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain,
pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya
yang ada. Peningkatan kesejahteraan ini antara lain dapat diukur dari kenaikan
tingkat pendapatan nasional atau laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap
tahunnya (Sukirno, 1985).
Dua masalah besar yang umumnya dihadapi oleh negara-negara
berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pandapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi
dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau
jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan ( poverty line ) (Tambunan, 2001).
Permasalahan ketimpangan pendapatan tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan kemiskinan, biasanya terjadi pada negara miskin dan berkembang.
Menurut Arsyad (1997), banyak negara sedang berkembang yang mengalami
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa
pertumbuhan yang semacam itu hanya sedikit manfaatnya dalam memecahkan
masalah kemiskinan.
Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002), penyebab utama kemiskinan
suatu rumah tangga adalah rendahnya pendapatan yang mereka terima. Sedangkan
1
Universitas Sumatera Utara
karakteristik penduduk miskin tersebut antara lain adalah memiliki rata-rata
jumlah tanggungan yang banyak. Jumlah anggota dalam rumah tangga adalah
indikasi yang dominan dalam menentukan miskin atau ketidakmiskinannya rumah
tangga. Namun, penyebab tersebut tidak sama untuk setiap kondisi.
Menurut Kuznets (1996), pada tahap – tahap awal pertumbuhan ekonomi
pendistribusian pendapatan cenderung memburuk namun pada tahap-tahap
berikutnya akan membaik. Hipotesis ini lebih dikenal sebagai hipotesis “Uterbalik” Kuznets, sesuai dengan bentuk rangkaian perubahan kecenderungan
distribusi pendapatan dengan ukuran koefisien Gini dan pertumbuhan GNP per
kapita yang akan terlihat seperti kurva yang berbentuk U terbalik. Menurut
Kuznets, distribusi pendapatan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi (Todaro, 2000).
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan
pembangunan yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi. Dalam mengukur
keberhasilan pelaksanaan suatu pembangunan dapat dilihat melalui laju
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dimana dengan peningkatan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah tentunya akan meningkatkan distribusi pendapatan
masyarakatnya.
Kota Medan merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
di provinsi Sumatera Utara yaitu 2.117.224 jiwa dengan luas wilayah 265,10 km 2.
Secara administratif, kota Medan dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151
kelurahan. Karena jumlah penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan
ekonomi juga terus bertambah, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap
2
Universitas Sumatera Utara
waktu. Hal ini bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan
jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Adapun laju
pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Medan Deli Tahun 2006-2010 dapat
diuraikan pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB di Kecamatan Medan Deli Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2006-2010
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Pertumbuhan PDRB
8,19
6,54
7,22
8,27
7,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan di Kecamatan Medan Deli cukup baik setiap tahunnya dengan angka
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009 dengan angka pertumbuhan 8,27%. Angka
pertumbuhan terkecil terjadi di tahun 2007 sebesar 6,54%. Laju pertumbuhan
PDRB di Kecamatan Medan Deli yang cukup baik ini tidak diikuti oleh
penurunan jumlah KK miskin secara signifikan dari tahun 2007-2009.
Tabel 1.2
Jumlah Kepala Keluarga Miskin Di Kecamatan Medan Deli
Tahun 2007-2009
Tahun
2007
2008
2009
Jumlah KK Miskin
29.421
16.766
24.721
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Dari tabel di atas, jumlah KK miskin di Kecamatan Medan Deli pada
tahun 2007 sebesar 29.421 KK miskin mengalami penurunan di tahun 2008
menjadi 16.766 KK miskin. Namun pada tahun 2009 tren penurunan KK miskin
3
Universitas Sumatera Utara
tidak berlanjut bahkan mengalami kenaikan yang cukup besar menjadi 24.721 KK
miskin. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita di
Kecamatan Medan Deli yangrelatif cukup baik, namun masih perlu untuk
ditingkatkan kualitas distribusinya sehingga distribusi pendapatan semakin merata
dan pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan yang masih ada.
Berdasarkan pembahasan diatas, distribusi pendapatan sangatlah penting
dalam meningkatkan kesejahteraan sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut
untuk mengetahui seberapa besar ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi
di Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Analisis
Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan di Kota Medan
(Studi Kasus: Kecamatan Medan Deli)”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pola distribusi rumah tangga berdasarkan kelas pendapatan?
2. Bagaimana
tingkat
ketimpangan
distribusi
pendapatan
dan
tingkat
kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah disimpulkan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk
menganalisispola
distribusi
rumah
tangga
berdasarkan
kelas
pendapatan.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menganalisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan tingkat
kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi penulis dan
pembaca
khususnya
yang
berkaitan
dengan
ketimpangan
distribusi
pendapatan.
2. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya berkenaan dengan ketimpangan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan.
3. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah, dalam hal
pemerataan pembangunan.
5
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara
ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain,
pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya
yang ada. Peningkatan kesejahteraan ini antara lain dapat diukur dari kenaikan
tingkat pendapatan nasional atau laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap
tahunnya (Sukirno, 1985).
Dua masalah besar yang umumnya dihadapi oleh negara-negara
berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pandapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi
dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau
jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan ( poverty line ) (Tambunan, 2001).
Permasalahan ketimpangan pendapatan tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan kemiskinan, biasanya terjadi pada negara miskin dan berkembang.
Menurut Arsyad (1997), banyak negara sedang berkembang yang mengalami
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa
pertumbuhan yang semacam itu hanya sedikit manfaatnya dalam memecahkan
masalah kemiskinan.
Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002), penyebab utama kemiskinan
suatu rumah tangga adalah rendahnya pendapatan yang mereka terima. Sedangkan
1
Universitas Sumatera Utara
karakteristik penduduk miskin tersebut antara lain adalah memiliki rata-rata
jumlah tanggungan yang banyak. Jumlah anggota dalam rumah tangga adalah
indikasi yang dominan dalam menentukan miskin atau ketidakmiskinannya rumah
tangga. Namun, penyebab tersebut tidak sama untuk setiap kondisi.
Menurut Kuznets (1996), pada tahap – tahap awal pertumbuhan ekonomi
pendistribusian pendapatan cenderung memburuk namun pada tahap-tahap
berikutnya akan membaik. Hipotesis ini lebih dikenal sebagai hipotesis “Uterbalik” Kuznets, sesuai dengan bentuk rangkaian perubahan kecenderungan
distribusi pendapatan dengan ukuran koefisien Gini dan pertumbuhan GNP per
kapita yang akan terlihat seperti kurva yang berbentuk U terbalik. Menurut
Kuznets, distribusi pendapatan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi (Todaro, 2000).
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan
pembangunan yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi. Dalam mengukur
keberhasilan pelaksanaan suatu pembangunan dapat dilihat melalui laju
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dimana dengan peningkatan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah tentunya akan meningkatkan distribusi pendapatan
masyarakatnya.
Kota Medan merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
di provinsi Sumatera Utara yaitu 2.117.224 jiwa dengan luas wilayah 265,10 km 2.
Secara administratif, kota Medan dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151
kelurahan. Karena jumlah penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan
ekonomi juga terus bertambah, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap
2
Universitas Sumatera Utara
waktu. Hal ini bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan
jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Adapun laju
pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Medan Deli Tahun 2006-2010 dapat
diuraikan pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB di Kecamatan Medan Deli Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2006-2010
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Pertumbuhan PDRB
8,19
6,54
7,22
8,27
7,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan di Kecamatan Medan Deli cukup baik setiap tahunnya dengan angka
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009 dengan angka pertumbuhan 8,27%. Angka
pertumbuhan terkecil terjadi di tahun 2007 sebesar 6,54%. Laju pertumbuhan
PDRB di Kecamatan Medan Deli yang cukup baik ini tidak diikuti oleh
penurunan jumlah KK miskin secara signifikan dari tahun 2007-2009.
Tabel 1.2
Jumlah Kepala Keluarga Miskin Di Kecamatan Medan Deli
Tahun 2007-2009
Tahun
2007
2008
2009
Jumlah KK Miskin
29.421
16.766
24.721
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Dari tabel di atas, jumlah KK miskin di Kecamatan Medan Deli pada
tahun 2007 sebesar 29.421 KK miskin mengalami penurunan di tahun 2008
menjadi 16.766 KK miskin. Namun pada tahun 2009 tren penurunan KK miskin
3
Universitas Sumatera Utara
tidak berlanjut bahkan mengalami kenaikan yang cukup besar menjadi 24.721 KK
miskin. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita di
Kecamatan Medan Deli yangrelatif cukup baik, namun masih perlu untuk
ditingkatkan kualitas distribusinya sehingga distribusi pendapatan semakin merata
dan pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan yang masih ada.
Berdasarkan pembahasan diatas, distribusi pendapatan sangatlah penting
dalam meningkatkan kesejahteraan sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut
untuk mengetahui seberapa besar ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi
di Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Analisis
Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan di Kota Medan
(Studi Kasus: Kecamatan Medan Deli)”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pola distribusi rumah tangga berdasarkan kelas pendapatan?
2. Bagaimana
tingkat
ketimpangan
distribusi
pendapatan
dan
tingkat
kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah disimpulkan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk
menganalisispola
distribusi
rumah
tangga
berdasarkan
kelas
pendapatan.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menganalisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan tingkat
kesejahteraan di Kecamatan Medan Deli.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi penulis dan
pembaca
khususnya
yang
berkaitan
dengan
ketimpangan
distribusi
pendapatan.
2. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya berkenaan dengan ketimpangan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan.
3. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah, dalam hal
pemerataan pembangunan.
5
Universitas Sumatera Utara