Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia memiliki mangrove yang terluas di dunia dan memiliki keragaman
hayati yang terbesar serta strukturnya paling bervariasi. Warisan alam yang sangat
luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi Indonesia untuk
melestarikannya, sekaligus memberikan kesempatan yang berharga bagi mereka yang
bermaksud mempelajari dan menikmati habitat ini (Noor dkk, 2006).
Mangrove sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir memegang peranan
yang cukup penting, baik di dalam memelihara produktivitas perairan pesisir maupun
di dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah tersebut. Bagi wilayah pesisir,
keberadaan hutan mangrove, terutama sebagai jalur hijau di sepanjang pantai/muara
sungai sangatlah penting untuk suplai kayu bakar, ikan, dan udang serta
mempertahankan kualitas ekosistem pertanian, perikanan dan permukiman yang
berada di belakangnya dari gangguan abrasi, instrusi dan angin laut yang kencang
(Onrizal, 2002).
Kerusakan ekosistem mangrove akibat terjadinya penebangan hutan mangrove
secara besar-besaran untuk dikonversikan menjadi beberapa bentuk pemanfaatan
secara ekonomi misalnya usaha pertambakan, pertanian, perindustrian, permukiman,
pariwisata, pertambangan dan penangkapan ikan. Fakta ini merupakan kondisi umum
di kawasan pesisir Sumatera Utara. Usaha pertambakan dapat menyebabkan

terputusnya siklus hidup sumberdaya ikan dan udang disekitarnya. Berkurangnya
ikan dan udang di daerah ini berarti mengurangi pendapatan nelayan-nelayan kecil

Universitas Sumatera Utara

yang biasanya beroperasi di sekitar pantai, penyudu udang, pencari kepiting dan
penjala ikan. Di pesisir timur Sumatera Utara, berkurangnya ikan hasil tangkapan
menyebabkan sebagian nelayan beralih profesi sebagai penebang kayu di hutan
mangrove, atau setidaknya menebang kayu tersebut menjadi aktivitas alternatif pada
saat musim tidak melaut (Yayasan Mangrove, 1993).
Hutan mangrove mengabsorpsi CO2 selama proses fotositesis dan
menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi
organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu
merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran
kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas
fisiologisnya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa.
Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi
penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk
mengestimasi produktivitas hutan. Pendugaan besarnya biomassa dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan bagi kegiatan pengolahan hutan, karena hutan dapat

dianggap sebagai sumber (source) dan rosot (sink) dari karbon (Heriansyah, 2006).
Kondisi lingkungan di masa depan dapat diprediksi dari komposisi dan
struktur hutan pada saat ini. Spesies atau komunitas tertentu yang interaksinya unik
dalam ekosistem dapat digunakan sebagai bioindikator untuk mengetahui kualitas
lingkungan, mengidentifikasi permasalahan kawasan, dan memberikan peringatan
awal berbagai perubahan yang kemungkinan terjadi pada masa depan. Pengetahuan
tentang pola pertumbuhan berbagai vegetasi hutan dapat menjadi dasar untuk

Universitas Sumatera Utara

memprediksi kemungkinan perubahan lingkungan yang akan terjadi di masa depan
(Aumeeruddy, 1994).
Oleh karena itu, penelitian tentang keanekaragaman jenis dan pendugaan
cadangan karbon tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau
Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten langkat Sumatera Utara ini
menjadi sangat penting. Penelitian ini menghasilkan data dan informasi tentang flora
dan habitat hutan mangrove Pulau Sembilan Sumatera Utara yang dapat dijadikan
sebagai dasar dan acuan untuk (a) rehabilitasi mangrove yang sudah rusak, (b)
pengelolaan mangrove untuk masa kini dan masa mendatang, dan (c) sekaligus
memperkaya data dan pengetahuan tentang hutan mangrove.


Perumusan Masalah
Berdasarkan survei pendahuluan dan sumber data yang ada, maka disusun
rumusan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah tingkat struktur hutan sekunder dan tambak di kawasan hutan
mangrove Pulau Sembilan.
b. Bagaimanakah keadaan komposisi hutan hutan sekunder dan tambak di
kawasan hutan mangrove Pulau Sembilan.
c. Bagaimanakah potensi karbon tersimpan hutan sekunder dan tambak di
kawasan mangrove Pulau Sembilan.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui struktur hutan sekunder dan tambak di kawasan hutan mangrove
Pulau Sembilan, dan untuk mengetahui komposisi hutan sekunder dan tambak di
kawasan hutan mangrove Pulau Sembilan.
b. Untuk mengetahui potensi karbon tersimpan hutan sekunder dan tambak di kawasan
hutan mangrove Pulau Sembilan.


Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Struktur, Komposisi dan Potensi Karbon Tersimpan Hutan
Sekunder dan Tambak di kawasan Hutan Mangrove desa Pulau Sembilan ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Diperoleh keadaan struktur, komposisi dan potensi karbon hutan sekunder dan
tambak di kawasan hutan mangrove Pulau Sembilan.
b. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada pengelola kawasan hutan mangrove
Pulau Sembilan untuk menentukan arah dan kebijakan managemen, agar tercapai
optimalisasi fungsi hutan mangrove.
c. Menambah kasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang potensi karbon
tersimpan pada hutan mangrove.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Plankton Di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 26 57

Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

0 17 66

Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 50 72

Keanekaragaman Ikan di Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 22 46

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

2 39 114

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 12

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 2

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 10

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 4

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 54