T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Emosional Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Remaja PPA IO935 “Air Hidup” Surakarta T1 BAB I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu akan mengalami tahapan perkembangan dan salah satunya
adalah masa remaja yaitu periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa.
Individu yang memasuki masa remaja akan mengalami perubahan–perubahan,
baik dari sisi biologis, kognitif, maupun sosio-emosional. Saat memasuki masa
remaja, individu mengalami proses untuk menemukan tempat dalam masyarakat
yang biasa dikenal dengan proses pencarian identitas.
Remaja sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain dan
sepanjang hidupnya diharuskan untuk dapat menyesuaikan diri karena situasi
kehidupan selalu mengalami perubahan. PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
adalah salah satu lembaga pelayanan sosial masyarakat bagi anak-anak. PPA IO935
“Air
Hidup”
Surakarta
memiliki
program
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan pendidikan, fisik, kerohanian dan sosioemotional maka PPA
adalah salah satu tempat dimana remaja dapat berinteraksi sosial. Di dalam
Organisasi terjadi interaksi sosial antara anggota dengan anggota lain.PPA IO-935
“Air Hidup” Surakarta di bagi menjadi beberapa kelompok usia dan salah satunya
adalah usia remaja, masa ini disebut pula masa transisi dari kanak-kanan ke masa
dewasa.
Di dalam berinteraksi soaial maka tidak lepas dari konflik antar individu.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakter di setiap individu dengan
lingkungan sehingga dapat menimbulkan adanya kesalahfahaman serta perbedaan
1
pendapat. Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode “badai
dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosional meninggi sebagai akibat
dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosional remaja sering kali sangat kuat, tidak
terkendali dan tampaknya irasional.
Kematangan emosional merupakan kemampuan individu melalui situasi
secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi
bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidak
matang. Selain itu, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Walgito (2004) mengatakan bahwa, kematangan emosional merupakan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara obyektif pada seseorang yang
dipengaruhi oleh kematangan emosional yang dimiliki. Seseorang yang memiliki
kematangan emosional yang baik, akan mampu menerima keadaan, baik diri
sendiri
maupun
orang
lain,
tidak
impulsive,
dapat
mengontrol
dan
mengekspresikan emosional secara baik, bersikap sabar serta memiliki tanggung
jawab yang baik.
Mengacu dengan tugas remaja menurut Havighurst (dalam Agustina,
2009) mengemukakan 8 jenis tugas perkembangan remaja, salah satunya yaitu,
mencapai relasi yang lebih matang untuk bergaul dengan teman seusia dari kedua
jenis kelamin. Salah satu fase kehidupan yang akan dilewati manusia yang terlahir
kedunia adalah masa remaja. Menurut Darajat (1982), remaja adalah masa
peralihan dari anak menjelang dewasa.
2
Namun pada kenyataannya remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
usia remaja belum semuanya dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya
dengan baik. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terdapat hubungan yang
kurang harmonis dari remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta. Hal ini di
karenakan remaja belum dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya dengan
baik. Contohnya seperti jika remaja memiliki konflik atau berbeda pendapat,
remaja lebih cenderung akan bersikkap menjauhi satu dengan yang lain sehingga
terjadi adanya perbedaan pendapat antar individu, kurang mampu menyelesaikan
masalah dan ketidakseimbangan antara individu dengan lingkungan.
Tabel 1.1 hasil skala kematangan emosional remaja PPA IO-935
“Air Hidup” Surakarta
Kategori
Skala
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
47 – 94
10
26,32%
Sedang
95 – 142
13
34,21%
Tinggi
143 – 190
15
39,47%
38
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta yang mempunyai kematangan emosional tinggi berjumlah 15 (39,47%),
untuk remaja dengan kategori sedang berjumlah 13 (34,21%), remaja yang
memiliki kategori rendah berjumlah 10 (26,32%). Dari data tersebut penulis
memilih subjek penelitian dengan kategori rendah dalam skala kematangan
3
emosional dikarenakan remaja yang berada dalam kategori rendah lebih
membutuhkan layanan untuk meningkatkan kematangan emosionalnya.
Seseorang perlu mengontrol emosinya dan belajar mengekpresikan emosi
dengan cara yang lebih dapat diterima atau disetujui oleh kelompok sosial dan
pada saat yang sama tetap dapat memberikan kepuasan yang maksimum dan
mengurangi gangguan ketidakseimbangan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berupaya meningkatkan kematangan
emosional remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta dengan melakukan layanan
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan agar remaja mampu
menghargai pendapat orang lain serta bertanggung jawab atas pendapat yang
dikemukakannya. Selain itu, dengan adanya bimbingan kelompok remaja mampu
mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat bertenggang rasa dan menjadi
akrab satu sama lainnya.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti kemukakan tersebut, maka
dengan layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat membantu remaja PPA
IO-935 “Air Hidup”
Surakarta untuk dapat meningkatkan kematangan
emosionalnya. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang apakah layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO935 “Air Hidup” Surakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Apakah layanan bimbingan kelompok dapat
4
meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kematangan emosional
remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi dalam
pengembangan pada bidang psikologi perkembangan remaja
mengenal sejauh mana peningkatan kematangan emosional melalui
bimbingan kelompok pada remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait
dengan bimbingan kelompok dengan kematangan emosional.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat
memberikan
layanan
bimbingan
kelompok
untuk
meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO-935 “Air
Hidup” Surakarta.
b. Bagi Remaja
5
Untuk meningkatkan kematangan emosional dan sebagai bahan
evaluasi apakah remaja mencapai kematangan emosional dalam
situasi sosial.
c. Bagi PPA
Dapat digunakan oleh mentor PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
untuk merencanakan bimbingan kelompok dalm meningkatkan
kematangan emosional.
6
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu akan mengalami tahapan perkembangan dan salah satunya
adalah masa remaja yaitu periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa.
Individu yang memasuki masa remaja akan mengalami perubahan–perubahan,
baik dari sisi biologis, kognitif, maupun sosio-emosional. Saat memasuki masa
remaja, individu mengalami proses untuk menemukan tempat dalam masyarakat
yang biasa dikenal dengan proses pencarian identitas.
Remaja sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain dan
sepanjang hidupnya diharuskan untuk dapat menyesuaikan diri karena situasi
kehidupan selalu mengalami perubahan. PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
adalah salah satu lembaga pelayanan sosial masyarakat bagi anak-anak. PPA IO935
“Air
Hidup”
Surakarta
memiliki
program
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan pendidikan, fisik, kerohanian dan sosioemotional maka PPA
adalah salah satu tempat dimana remaja dapat berinteraksi sosial. Di dalam
Organisasi terjadi interaksi sosial antara anggota dengan anggota lain.PPA IO-935
“Air Hidup” Surakarta di bagi menjadi beberapa kelompok usia dan salah satunya
adalah usia remaja, masa ini disebut pula masa transisi dari kanak-kanan ke masa
dewasa.
Di dalam berinteraksi soaial maka tidak lepas dari konflik antar individu.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakter di setiap individu dengan
lingkungan sehingga dapat menimbulkan adanya kesalahfahaman serta perbedaan
1
pendapat. Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode “badai
dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosional meninggi sebagai akibat
dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosional remaja sering kali sangat kuat, tidak
terkendali dan tampaknya irasional.
Kematangan emosional merupakan kemampuan individu melalui situasi
secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi
bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidak
matang. Selain itu, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Walgito (2004) mengatakan bahwa, kematangan emosional merupakan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara obyektif pada seseorang yang
dipengaruhi oleh kematangan emosional yang dimiliki. Seseorang yang memiliki
kematangan emosional yang baik, akan mampu menerima keadaan, baik diri
sendiri
maupun
orang
lain,
tidak
impulsive,
dapat
mengontrol
dan
mengekspresikan emosional secara baik, bersikap sabar serta memiliki tanggung
jawab yang baik.
Mengacu dengan tugas remaja menurut Havighurst (dalam Agustina,
2009) mengemukakan 8 jenis tugas perkembangan remaja, salah satunya yaitu,
mencapai relasi yang lebih matang untuk bergaul dengan teman seusia dari kedua
jenis kelamin. Salah satu fase kehidupan yang akan dilewati manusia yang terlahir
kedunia adalah masa remaja. Menurut Darajat (1982), remaja adalah masa
peralihan dari anak menjelang dewasa.
2
Namun pada kenyataannya remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
usia remaja belum semuanya dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya
dengan baik. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terdapat hubungan yang
kurang harmonis dari remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta. Hal ini di
karenakan remaja belum dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya dengan
baik. Contohnya seperti jika remaja memiliki konflik atau berbeda pendapat,
remaja lebih cenderung akan bersikkap menjauhi satu dengan yang lain sehingga
terjadi adanya perbedaan pendapat antar individu, kurang mampu menyelesaikan
masalah dan ketidakseimbangan antara individu dengan lingkungan.
Tabel 1.1 hasil skala kematangan emosional remaja PPA IO-935
“Air Hidup” Surakarta
Kategori
Skala
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
47 – 94
10
26,32%
Sedang
95 – 142
13
34,21%
Tinggi
143 – 190
15
39,47%
38
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta yang mempunyai kematangan emosional tinggi berjumlah 15 (39,47%),
untuk remaja dengan kategori sedang berjumlah 13 (34,21%), remaja yang
memiliki kategori rendah berjumlah 10 (26,32%). Dari data tersebut penulis
memilih subjek penelitian dengan kategori rendah dalam skala kematangan
3
emosional dikarenakan remaja yang berada dalam kategori rendah lebih
membutuhkan layanan untuk meningkatkan kematangan emosionalnya.
Seseorang perlu mengontrol emosinya dan belajar mengekpresikan emosi
dengan cara yang lebih dapat diterima atau disetujui oleh kelompok sosial dan
pada saat yang sama tetap dapat memberikan kepuasan yang maksimum dan
mengurangi gangguan ketidakseimbangan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berupaya meningkatkan kematangan
emosional remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta dengan melakukan layanan
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan agar remaja mampu
menghargai pendapat orang lain serta bertanggung jawab atas pendapat yang
dikemukakannya. Selain itu, dengan adanya bimbingan kelompok remaja mampu
mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat bertenggang rasa dan menjadi
akrab satu sama lainnya.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti kemukakan tersebut, maka
dengan layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat membantu remaja PPA
IO-935 “Air Hidup”
Surakarta untuk dapat meningkatkan kematangan
emosionalnya. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang apakah layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO935 “Air Hidup” Surakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Apakah layanan bimbingan kelompok dapat
4
meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kematangan emosional
remaja PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi dalam
pengembangan pada bidang psikologi perkembangan remaja
mengenal sejauh mana peningkatan kematangan emosional melalui
bimbingan kelompok pada remaja PPA IO-935 “Air Hidup”
Surakarta.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait
dengan bimbingan kelompok dengan kematangan emosional.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat
memberikan
layanan
bimbingan
kelompok
untuk
meningkatkan kematangan emosional remaja PPA IO-935 “Air
Hidup” Surakarta.
b. Bagi Remaja
5
Untuk meningkatkan kematangan emosional dan sebagai bahan
evaluasi apakah remaja mencapai kematangan emosional dalam
situasi sosial.
c. Bagi PPA
Dapat digunakan oleh mentor PPA IO-935 “Air Hidup” Surakarta
untuk merencanakan bimbingan kelompok dalm meningkatkan
kematangan emosional.
6