288 1 1079 1 10 20171227
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE , KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX
AVOIDANCE
Siti Nur Faizah
Vidya Vitta Adhivinna
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Yogyakarta
[email protected]
[email protected]
ABSTRACT
This research aims to analyze and obtain empirical evidence
about the effects of Return On Asset (ROA), leverage, institutional
ownership and firm size to tax avoidance. The independent
variables use are Return On Asset (ROA), leverage, institutional
ownership and firm size. The dependent variable is tax
avoidance.The research population was manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015
period. Sample was collected by purposive sampling method. With
total 56 manufacturing companies were taken as sample.
This Research use multiple regression as analysis
method.The result of this research showed that Return On Asset
(ROA) has an effect on tax avoidance with a significance value of
0,000, leverage has no effect on tax avoidance with a significance
value of 0,292, institutional ownership has no effect on tax
avoidance with a significance value of 0,224 and firm size has no
effect on tax avoidance with a significance value of 0,065.
INFO ARTIKEL
Diterima: 26 November 2017
Direview: 27 November 2017
Disetujui: 21 Desember 2017
Terbit: 27 Desember 2017
Keywords:
Return On Asset, Leverage,
institutional ownership, Firm
Size, Tax Avoidance.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk menciptakan segala
potensi yang dimiliki oleh negara sebagai sumber pendapatan untuk membiayai semua pengeluaran
negara dalam rangka pembangunan nasional. Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar selain penerimaan dari sumber daya alam.
Menurut Darmawan & Sukarta, negara-negara berkembang khususnya Indonesia, pemerintah
menggunakan pajak untuk pembangunan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan umum di
berbagai sektor kehidupan (2014). Banyaknya perusahaan selaku wajib pajak badan yang beroperasi
di Indonesia menjadi keuntungan sendiri untuk pemerintah dalam perolehan pajak. Menurut
Mayangsari (2015) kontribusi perusahaan dalam bidang perpajakan memiliki andil yang cukup besar
dalam perolehan pajak suatu negara jika perusahaan memiliki kesadaran dalam melakukan
pembayaran pajak dengan tepat jumlah dan tepat waktu.
Berkaitan dengan pembayaran pajak, terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan
pemerintah. Bagi wajib pajak khususnya perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi
136
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan bagi negara pajak merupakan sumber penerimaan
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014)
perbedaan yang terjadi menyebabkan perusahaan cenderung mencari cara untuk mengurangi jumlah
pajak yang dibayarkan baik secara legal maupun ilegal.
Pohan (2011) menyatakan penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan upaya
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak tanpa bertentangan
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku karena metode dan teknik yang digunakan yaitu dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Undang-Undang dan Peraturan
Perpajakan. Tujuan perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) yaitu untuk
meminimalkan pajak yang dibayarkan dan memaksimalkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya penghindaran pajak (tax avoidance) adalah
Return On asset (ROA). Menurut Kurniasih & Sari (2013) ROA merupakan indikator yang
mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin baik
performa suatu perusahaan. ROA berkaitan dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan
pengenaan pajak yang wajib dibayarkan oleh perusahaan.
Selain ROA, salah satu faktor yang dapat dijadikan alat penghindaran pajak (tax avoidance)
adalah leverage. Leverage merupakan penggunaan hutang baik jangka panjang maupun pendek
dalam memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk operasiaonal perusahaan selain modal kerja
yang dimiliki.
Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) penghindaran pajak (tax avoidance) memiliki unsurunsur kerahasiaan yang mengurangi transparansi suatu perusahaan, oleh sebab itu sangat perlu untuk
ditetapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya kepemilikan institusional. Kepemilikan
saham yang dimiliki institusi diharapkan dapat memberikan peran bagi institusi untuk mengawasi,
memantau, mendisiplinkan perusahaan untuk tidak melakukan hal yang dapat merugikan perusahaan.
Faktor lain yang menjadi penentu terjadinya penghindaran pajak adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar
kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dll (Hormati, 2009). Semakin besar total aset
maka semakin besar pula ukuran perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage,
Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage, Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2011-2015.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pajak dan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 dijelaskan
bahwa, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Terdapat dua fungsi untama dari pajak, yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan mengatur (reguler ).
Fungsi penerimaan (budgeter ) merupakan fungsi pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran negara. Fungsi mengatur (reguler ) merupakan fungsi pajak
sebagai alat ukur untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
Menurut Suandy (2008) dalam manajemen pajak terdapat beberapa fungsi manajemen pajak
yang terdiri dari perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak dilakukan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, yang nantinya perusahaan dapat memilih
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Ngadiman & Puspitasari (2014) mengungkapkan,
strategi perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
137
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
melakukan penghindaran pajak (tax avoidance), yaitu cara mengurangi pembayaran pajak secara
legal dan tidak melanggar undang-undang perpajakan. Penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah
usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak untuk mengurangi beban pajak yang harus ditanggung dengan memanfaatkan kelemahankelemahan peraturan perundang-undangan.
Return On Asset (ROA)
Sartono (2011) mengungkapkan rasio rentabilitas/profitabilitas adalah kemampuan
perusahaann memperoleh laba dalam hubungan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Return On
Asset (ROA) merupakan cara yang digunakan untuk menghitung profitabilitas. ROA merupakan
teknik analisis yang sering digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Dewinta & Setiawan (2016) ROA merupakan pengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari seberapa besar perusahaan menggunakan aset. Semakin tinggi nilai ROA, semakin
tinggi keuntungan perusahaan, sehingga semakin baik pengelolaan aset suatu perusahaan. Berdasar
hal tersebut maka hipotesis pertama sebagai berikut.
H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Leverage
Leverage merupakan bagian dari rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara
utang terhadap modal maupun aset perusahaan. Leverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014), leverage adalah penggunaan dana dari pihak eksternal
berupa hutang untuk membiayai investasi atau aset perusahaan. Penambahan hutang akan
mengakibatkan munculnya beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan. Beban bunga akan
mengurangi laba sebelum pajak perusahaan, sehingga mengurangi pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan.
H2: Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Kepemilikan Institusional
Struktur kepemilikan saham pada perusahaan yang go public dapat digolongakn menjadi tiga
kelompok, yaitu kepemilikan saham perorangan, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan
saham institusional. Menurut Pohan (2009) kepemilikan institusional adalah persentase saham yang
dimiliki institusi dan kepemilikan blockholder (investor dengan kepemilikan saham diatas 5%)
namun tidak termasuk dalam golongan kepemilikan manajerial.
Kepemilikan institusional menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) merupakan kepemilikan
saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana
perwalian dan institusi lainnya. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali
yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan.
H3: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Ukuran Perusahaan
Hormati (2009) mengungkapkan ukuran perusahaan adalah suatu skala yang
mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara seperti total aktiva, log size, nilai
pasar saham. Menurut Kurniasih & Sari (2013) ukuran perusahaan dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan sedang (medium firm) dan perusahaan kecil (small
firm).
Ngadiman dan Puspitasari (2014) mengungkapkan penentuan ukuran perusahaan didasarkan
pada total aset perusahaan. Semakin besar total aset maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek baik dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan dengan aset yang besar menggambarkan
138
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
bahwa perusahaan lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan
perusahaan dengan total aset yang kecil.
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Subjek
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 148 perusahaan.
Sampel penelitian ditentukan dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive
sampling, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 perusahaan.
Variabel Dependen
Penghindaran pajak/tax avoidance adalah usaha perusahaan untuk mengurangi hutang pajak
yang harus dibayar dengan tidak melanggar peraturan undang-undang. Model estimasi pengukuran
penghindaran pajak/tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan model Cash Effective Tax Rate
(CETR) yang diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan sesuai
dengan Ngadiman dan Christiany (2014). CETR diukur dengan rumus sebagai berikut:
CETR =
�
ℎ
� �
−
Data dari Cash Tax Paid didapat dari jumlah beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan
dan untuk Pre-tax Income didapat dari Laba sebelum pajak yang tertera dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Variabel Independen
a. Return On Asset (ROA)
Return On Asset adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir periode yang
digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sesuai dengan
Waluyo, dkk. (2015). ROA diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA =
�
�ℎ
x 100%
b. Leverage
Leverage yaitu penggunaan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek dari kreditor untuk
membiayai operasional dan aktiva perusahaan yang diukur menggunakan debt to equity ratio
(Ngadiman & Puspitasari, 2014). Leverage diukur dengan rumus sebagai berikut:
DER =
��
��
�� �
c. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase saham yang
dimiliki institusi dan menggunakan blockholders yaitu kepemilikan individu diatas 5% yang tidak
termasuk kedalam kepemilikan manajerial sesuai dengan yang tercantum pada Waluyo, dkk., (2015).
kepemilikan institusional diiukur dengan rumus sebagai berikut:
INST =
ℎ
ℎ
ℎ
�
ℎ
�
�+
�
ℎ
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
139
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset karena ukuran
perusahaan diproksi dengan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi nilai asal yang
sebenarnya. Ukuran perusahaan diukur dengan rumus sebagai berikut:
SIZE = Ln (Total Asset)
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
observasi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dari situs resmi
perusahaan dan situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), leverage,
kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2015. Data dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011-2015. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode
purposive sampling. Berdasarkan hasil seleksi sampel, terdapat 56 perusahaan manufaktur yang dapat
dijadikan sampel, dengan data observasi sebanyak 280. Berikut tabel kriteria pemilihan sampel dan
perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini:
Tabel 1. Kriteria Sampel
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Statistik Deskriptif
Tabel 2. Statistik Deskriptif
ROA
Leverage
Kepemilikan Institusional
Ukuran Perusahaan
Tax Avoidance
Valid N (listwise)
N
Minimum Maximum
280
0,00
0,99
280
0,00
7,39
280
0,32
7,26
280
11,49
19,32
280
0,06
0,93
280
Mean
Std. Deviation
0,1213
0,11763
0,8469
0,96128
0,7823
0,54845
14,4132
1,71861
0,2783
0,13101
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
140
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikoliniearitas
Tabel 3. Hasil Uji Multikoliniearitas
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh data bahwa masing masing variabel memiliki nilai VIF0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi
multikoliniearitas.
c. Uji autokorelasi
Tabel 4. Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai Durbin-Wantson sebesar 0,852.Nilai DW yang berada
diantara -2 dan +2 menunjukkan bahwa penelitian ini terbebas dari adanya autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
141
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2, hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplots terlihat
titik-titik menyebar secara acak dan berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil
uji menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Hipotesis
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi
Variabel
Konstan
ROA
Leverage
INST
Size
Koefisien
Regresi
0,434
-0,240
0,008
-0,017
-0,008
t hitung
6,485
-3,631
1,057
-1,219
-1,853
Adjust R Square = 0,066
Sig
Tolerance
VIF
0,000
0,000
0,948
1,055
0,292
0,968
1,034
0,224
0,988
1,012
0,065
0,963
1,038
F Ratio = 5,922
Probabilitas= 0,000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
a. Uji statistik F
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji F menghasilkan nilai F ratio sebesar 5,922 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000. hasil uji menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Leverage,
Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Tax Avoidance.
b. Uji t
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Tax
Avoidance, Leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Tax Avoidance.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi Return On Asset (ROA) sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,240 sehingga H1 dalam
penelitian ini terdukung. Hal tersebut berarti bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2015. Nilai Koefisien Regresi pada variabel Return On Asset (ROA)
sebesar -0,240. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan bahwa setiap perusahaan yang
mengalami kenaikan variabel Return On Asset (ROA) menurunkan tindakan praktik penghindaran
pajak (tax avoidance).
Adanya pengaruh pada penelitian ini menunjukkan bahwa besar atau kecil laba bersih yang
dihasilkan dan aset yang dimiliki perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih & Sari (2013) dan Damayanti & Susanto (2015) yang menyatakan bahwa Return
On Asset (ROA) berpengaruh terhadap tax avoidance.
142
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Return On Asset (ROA) mencerminkan performa keuangan perusahaan, kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset perusahaan. Pengelolaan aset
yang baik memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan adanya insentif pajak bagi perusahaan.
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun dapat
digunakan sebagai pengurang pajak.
2. Pengaruh Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi leverage sebesar 0,292 lebih besar
dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,008 sehingga H2 dalam penelitian ini tidak
terdukung. Hal tersebut berarti bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112015. Nilai koefisien regresi pada variabel leverage sebesar 0,008. Nilai koefisien regresi positif
menujukkan bahwa setiap kenaikan variabel leverage meningkatkan praktik penghindaran pajak
(tax avoidance).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ngadiman &
Christiany (2014) dan Reinaldo (2017) yang menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Penggunaan utang yang berasal dari sumber dana
eksternal berakibat pada munculnya beban bunga oleh perusahaan. Beban bunga yang muncul
digunakan perusahaan sebagai insentif pajak yang akan mengurangi laba kena pajak perusahaan.
Semakin tinggi penggunaan utang dari pihak eksternal perusahaan maka semakin besar beban
bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan sehingga mengindikasikan perusahaan melakukan
tindakan penghindaran pajak (tax avoidance).
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi kepemilikan institusional sebesar
0,224 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,017 sehingga H3 dalam
penelitian ini tidak terdukung. Hal tersebut berarti bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Nilai koefisien regresi pada variabel kepemilikan
institusional sebesar -0,017. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan menurunkan tindakan penghindaran pajak
(tax avoidance).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi & Jati (2014)
dan Reinaldo (2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menunjukkan kepemilikan institusional tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan
tindakan penghindaran pajak (tax avoidance). Pemilik institusional berdasarkan besar dan hak
suara yang dimiliki memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen membuat keputusan
yang dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham institusional sehingga hanya berfokus
pada manajemen laba (Ngadiman & Puspitasari, 2014).
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi lain, seperti
investor luar negeri, pemerintah, perusahaan asuransi, bank dan lembaga-lembaga lainnya. Adanya
kepemilikan saham oleh pihak institusi memberikan peran bagi investor untuk mengawasi,
memantau, mendisiplinkan perusahaan untuk tidak melakukan hal yang dapat merugikan
perusahaan. Menurut Pohan (2009) tingginya kepemilikan saham institusi cenderung akan
mengurangi praktik penghindaran pajak (tax avoidance), dikarenakan fungsinya pemilik institusi
untuk mengawasi dan memastikan manajemen untuk patuh terhadap pajak.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menujukkan nilai signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,065
lebih besar dari 0,05 dengan koefisien regresi sebesar -0,008 sehingga H4 dalam penelitian ini
tidak terdukung Hal tersebut berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
143
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Indonesia periode 2011-2015. Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar -0,008. Nilai
koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel ukuran
perusahaan dapat menurunkan tindakan penghindaran pajak (tax avoidance).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reinaldo (2017)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance). Membayar pajak merupakan kewajban perusahaan selaku wajib pajak badan. Besar
kecilnya suatu perusahaan akan dikejar oleh fiskus apabila melanggar ketentuan perpajakan.
Perusahaan dengan aset yang tinggi cenderung dapat menghasilkan laba yang stabil dibandingkan
dengan perusahaan dengan aset lebih kecil, sehingga perusahaan dengan aset yang tinggi lebih
mampu dalam mengelola dan membayar kewajiban pajaknya. Menurut Dewi & Jati (2014)
perusahaan dengan skala besar akan mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah, sehingga
sering menarik perhatian fiskus untuk dikenai pajak yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
5. Pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi Return On Asset (ROA), leverage,
kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai
F sebesar 5,922 sehingga H5 dalam penelitian ini terdukung. Hal tersebut berarti bahwa Return
On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Kurniasih & Sari (2013) dan Ngadiman &
Christiany (2014) yang menyatakan Return On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional
dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan pengujian data yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
2. Leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai periode 2011-2015.
3. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Return On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Selain itu, terdapat beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini yang mungkin dapat menimbulkan bias, antara lain:
1. Variabel independen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan Return On
Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan.
2. Penghindaran pajak (tax avoidance) pada penelitian ini diproksikan dengan Cash Effective Tax
Rate (CETR).
3. Variabel independen leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER).
4. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015.
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas lagi dengan memasukkan beberapa hal, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen yang terkait yang belum
terdapat dalam penelitian ini.
2. Pengukuran penghindaran pajak (tax avoidance) dapat menggunakan proksi yang lain.
144
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Penelitian disarankan menggunakan perusahaan dari sektor lain atau menggunakan semua sektor
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
REFERENSI
Dewi, Ni Nyoman K. & Jati, I Ketut. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik
Perusahaandan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek
Indonesia . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
Damayanti, F. & Susanto, T. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional, Risiko Perusahaan dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Bisnis
dan Manajemen Vol 5. No. 2.
Darmawan, I. G. H. & Sukartha, I. M. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage,
Return On Assets dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana ISSN: 2302-8556.
Dewinta, I. A. R & Setiawan, P. E. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14. No. 3.
Hormati, Asrudin. 2009. Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas Implementasi Corporate
Governance. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13. No. 2.
Kurniasih, T & Sari, M. M. R. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi
Vol. 18. No. 1.
Mayangsari, Veronica Ria. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang.
Ngadiman & Puspitasari, C. 2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran
Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Sektor
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012. Jurnal Akuntansi Vol. XVIII. No. 03.
Pohan, Hotman T. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q, Akrual Pilihan,
Tarif Efektif Pajak dan Biaya Pajak Ditunda Terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan
Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik Vol. 4. No.2.
Pohan, Chairil Anwar. 2011. Optimizing Corporate Tax Management: Kajian Perpajakan dan Tax
Planning-nya . Terkini Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Reinaldo, Rusli. 2017. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional,
Kompensasi Rugi Fiskal dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. JOM Fekon Vol. 4. No. 1.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, dkk. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi
Fiskal dan Kepemilikan Institusi Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi Vol. XVII.
www.idx.co.id
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
145
PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE , KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX
AVOIDANCE
Siti Nur Faizah
Vidya Vitta Adhivinna
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Yogyakarta
[email protected]
[email protected]
ABSTRACT
This research aims to analyze and obtain empirical evidence
about the effects of Return On Asset (ROA), leverage, institutional
ownership and firm size to tax avoidance. The independent
variables use are Return On Asset (ROA), leverage, institutional
ownership and firm size. The dependent variable is tax
avoidance.The research population was manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015
period. Sample was collected by purposive sampling method. With
total 56 manufacturing companies were taken as sample.
This Research use multiple regression as analysis
method.The result of this research showed that Return On Asset
(ROA) has an effect on tax avoidance with a significance value of
0,000, leverage has no effect on tax avoidance with a significance
value of 0,292, institutional ownership has no effect on tax
avoidance with a significance value of 0,224 and firm size has no
effect on tax avoidance with a significance value of 0,065.
INFO ARTIKEL
Diterima: 26 November 2017
Direview: 27 November 2017
Disetujui: 21 Desember 2017
Terbit: 27 Desember 2017
Keywords:
Return On Asset, Leverage,
institutional ownership, Firm
Size, Tax Avoidance.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk menciptakan segala
potensi yang dimiliki oleh negara sebagai sumber pendapatan untuk membiayai semua pengeluaran
negara dalam rangka pembangunan nasional. Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar selain penerimaan dari sumber daya alam.
Menurut Darmawan & Sukarta, negara-negara berkembang khususnya Indonesia, pemerintah
menggunakan pajak untuk pembangunan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan umum di
berbagai sektor kehidupan (2014). Banyaknya perusahaan selaku wajib pajak badan yang beroperasi
di Indonesia menjadi keuntungan sendiri untuk pemerintah dalam perolehan pajak. Menurut
Mayangsari (2015) kontribusi perusahaan dalam bidang perpajakan memiliki andil yang cukup besar
dalam perolehan pajak suatu negara jika perusahaan memiliki kesadaran dalam melakukan
pembayaran pajak dengan tepat jumlah dan tepat waktu.
Berkaitan dengan pembayaran pajak, terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan
pemerintah. Bagi wajib pajak khususnya perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi
136
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan bagi negara pajak merupakan sumber penerimaan
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014)
perbedaan yang terjadi menyebabkan perusahaan cenderung mencari cara untuk mengurangi jumlah
pajak yang dibayarkan baik secara legal maupun ilegal.
Pohan (2011) menyatakan penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan upaya
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak tanpa bertentangan
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku karena metode dan teknik yang digunakan yaitu dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Undang-Undang dan Peraturan
Perpajakan. Tujuan perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) yaitu untuk
meminimalkan pajak yang dibayarkan dan memaksimalkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya penghindaran pajak (tax avoidance) adalah
Return On asset (ROA). Menurut Kurniasih & Sari (2013) ROA merupakan indikator yang
mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin baik
performa suatu perusahaan. ROA berkaitan dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan
pengenaan pajak yang wajib dibayarkan oleh perusahaan.
Selain ROA, salah satu faktor yang dapat dijadikan alat penghindaran pajak (tax avoidance)
adalah leverage. Leverage merupakan penggunaan hutang baik jangka panjang maupun pendek
dalam memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk operasiaonal perusahaan selain modal kerja
yang dimiliki.
Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) penghindaran pajak (tax avoidance) memiliki unsurunsur kerahasiaan yang mengurangi transparansi suatu perusahaan, oleh sebab itu sangat perlu untuk
ditetapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya kepemilikan institusional. Kepemilikan
saham yang dimiliki institusi diharapkan dapat memberikan peran bagi institusi untuk mengawasi,
memantau, mendisiplinkan perusahaan untuk tidak melakukan hal yang dapat merugikan perusahaan.
Faktor lain yang menjadi penentu terjadinya penghindaran pajak adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar
kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dll (Hormati, 2009). Semakin besar total aset
maka semakin besar pula ukuran perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage,
Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage, Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2011-2015.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pajak dan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 dijelaskan
bahwa, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Terdapat dua fungsi untama dari pajak, yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan mengatur (reguler ).
Fungsi penerimaan (budgeter ) merupakan fungsi pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran negara. Fungsi mengatur (reguler ) merupakan fungsi pajak
sebagai alat ukur untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
Menurut Suandy (2008) dalam manajemen pajak terdapat beberapa fungsi manajemen pajak
yang terdiri dari perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak dilakukan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, yang nantinya perusahaan dapat memilih
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Ngadiman & Puspitasari (2014) mengungkapkan,
strategi perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
137
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
melakukan penghindaran pajak (tax avoidance), yaitu cara mengurangi pembayaran pajak secara
legal dan tidak melanggar undang-undang perpajakan. Penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah
usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak untuk mengurangi beban pajak yang harus ditanggung dengan memanfaatkan kelemahankelemahan peraturan perundang-undangan.
Return On Asset (ROA)
Sartono (2011) mengungkapkan rasio rentabilitas/profitabilitas adalah kemampuan
perusahaann memperoleh laba dalam hubungan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Return On
Asset (ROA) merupakan cara yang digunakan untuk menghitung profitabilitas. ROA merupakan
teknik analisis yang sering digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Dewinta & Setiawan (2016) ROA merupakan pengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari seberapa besar perusahaan menggunakan aset. Semakin tinggi nilai ROA, semakin
tinggi keuntungan perusahaan, sehingga semakin baik pengelolaan aset suatu perusahaan. Berdasar
hal tersebut maka hipotesis pertama sebagai berikut.
H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Leverage
Leverage merupakan bagian dari rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara
utang terhadap modal maupun aset perusahaan. Leverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Menurut Ngadiman & Puspitasari (2014), leverage adalah penggunaan dana dari pihak eksternal
berupa hutang untuk membiayai investasi atau aset perusahaan. Penambahan hutang akan
mengakibatkan munculnya beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan. Beban bunga akan
mengurangi laba sebelum pajak perusahaan, sehingga mengurangi pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan.
H2: Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Kepemilikan Institusional
Struktur kepemilikan saham pada perusahaan yang go public dapat digolongakn menjadi tiga
kelompok, yaitu kepemilikan saham perorangan, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan
saham institusional. Menurut Pohan (2009) kepemilikan institusional adalah persentase saham yang
dimiliki institusi dan kepemilikan blockholder (investor dengan kepemilikan saham diatas 5%)
namun tidak termasuk dalam golongan kepemilikan manajerial.
Kepemilikan institusional menurut Ngadiman & Puspitasari (2014) merupakan kepemilikan
saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana
perwalian dan institusi lainnya. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali
yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan.
H3: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Ukuran Perusahaan
Hormati (2009) mengungkapkan ukuran perusahaan adalah suatu skala yang
mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara seperti total aktiva, log size, nilai
pasar saham. Menurut Kurniasih & Sari (2013) ukuran perusahaan dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan sedang (medium firm) dan perusahaan kecil (small
firm).
Ngadiman dan Puspitasari (2014) mengungkapkan penentuan ukuran perusahaan didasarkan
pada total aset perusahaan. Semakin besar total aset maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek baik dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan dengan aset yang besar menggambarkan
138
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
bahwa perusahaan lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan
perusahaan dengan total aset yang kecil.
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Subjek
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 148 perusahaan.
Sampel penelitian ditentukan dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive
sampling, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 perusahaan.
Variabel Dependen
Penghindaran pajak/tax avoidance adalah usaha perusahaan untuk mengurangi hutang pajak
yang harus dibayar dengan tidak melanggar peraturan undang-undang. Model estimasi pengukuran
penghindaran pajak/tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan model Cash Effective Tax Rate
(CETR) yang diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan sesuai
dengan Ngadiman dan Christiany (2014). CETR diukur dengan rumus sebagai berikut:
CETR =
�
ℎ
� �
−
Data dari Cash Tax Paid didapat dari jumlah beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan
dan untuk Pre-tax Income didapat dari Laba sebelum pajak yang tertera dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Variabel Independen
a. Return On Asset (ROA)
Return On Asset adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir periode yang
digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sesuai dengan
Waluyo, dkk. (2015). ROA diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA =
�
�ℎ
x 100%
b. Leverage
Leverage yaitu penggunaan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek dari kreditor untuk
membiayai operasional dan aktiva perusahaan yang diukur menggunakan debt to equity ratio
(Ngadiman & Puspitasari, 2014). Leverage diukur dengan rumus sebagai berikut:
DER =
��
��
�� �
c. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase saham yang
dimiliki institusi dan menggunakan blockholders yaitu kepemilikan individu diatas 5% yang tidak
termasuk kedalam kepemilikan manajerial sesuai dengan yang tercantum pada Waluyo, dkk., (2015).
kepemilikan institusional diiukur dengan rumus sebagai berikut:
INST =
ℎ
ℎ
ℎ
�
ℎ
�
�+
�
ℎ
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
139
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset karena ukuran
perusahaan diproksi dengan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi nilai asal yang
sebenarnya. Ukuran perusahaan diukur dengan rumus sebagai berikut:
SIZE = Ln (Total Asset)
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
observasi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dari situs resmi
perusahaan dan situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), leverage,
kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2015. Data dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011-2015. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode
purposive sampling. Berdasarkan hasil seleksi sampel, terdapat 56 perusahaan manufaktur yang dapat
dijadikan sampel, dengan data observasi sebanyak 280. Berikut tabel kriteria pemilihan sampel dan
perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini:
Tabel 1. Kriteria Sampel
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Statistik Deskriptif
Tabel 2. Statistik Deskriptif
ROA
Leverage
Kepemilikan Institusional
Ukuran Perusahaan
Tax Avoidance
Valid N (listwise)
N
Minimum Maximum
280
0,00
0,99
280
0,00
7,39
280
0,32
7,26
280
11,49
19,32
280
0,06
0,93
280
Mean
Std. Deviation
0,1213
0,11763
0,8469
0,96128
0,7823
0,54845
14,4132
1,71861
0,2783
0,13101
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
140
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikoliniearitas
Tabel 3. Hasil Uji Multikoliniearitas
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh data bahwa masing masing variabel memiliki nilai VIF0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi
multikoliniearitas.
c. Uji autokorelasi
Tabel 4. Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai Durbin-Wantson sebesar 0,852.Nilai DW yang berada
diantara -2 dan +2 menunjukkan bahwa penelitian ini terbebas dari adanya autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
141
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2, hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplots terlihat
titik-titik menyebar secara acak dan berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil
uji menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Hipotesis
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi
Variabel
Konstan
ROA
Leverage
INST
Size
Koefisien
Regresi
0,434
-0,240
0,008
-0,017
-0,008
t hitung
6,485
-3,631
1,057
-1,219
-1,853
Adjust R Square = 0,066
Sig
Tolerance
VIF
0,000
0,000
0,948
1,055
0,292
0,968
1,034
0,224
0,988
1,012
0,065
0,963
1,038
F Ratio = 5,922
Probabilitas= 0,000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017
a. Uji statistik F
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji F menghasilkan nilai F ratio sebesar 5,922 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000. hasil uji menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Leverage,
Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Tax Avoidance.
b. Uji t
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Tax
Avoidance, Leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Tax Avoidance.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi Return On Asset (ROA) sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,240 sehingga H1 dalam
penelitian ini terdukung. Hal tersebut berarti bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2015. Nilai Koefisien Regresi pada variabel Return On Asset (ROA)
sebesar -0,240. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan bahwa setiap perusahaan yang
mengalami kenaikan variabel Return On Asset (ROA) menurunkan tindakan praktik penghindaran
pajak (tax avoidance).
Adanya pengaruh pada penelitian ini menunjukkan bahwa besar atau kecil laba bersih yang
dihasilkan dan aset yang dimiliki perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih & Sari (2013) dan Damayanti & Susanto (2015) yang menyatakan bahwa Return
On Asset (ROA) berpengaruh terhadap tax avoidance.
142
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Return On Asset (ROA) mencerminkan performa keuangan perusahaan, kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset perusahaan. Pengelolaan aset
yang baik memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan adanya insentif pajak bagi perusahaan.
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun dapat
digunakan sebagai pengurang pajak.
2. Pengaruh Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi leverage sebesar 0,292 lebih besar
dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,008 sehingga H2 dalam penelitian ini tidak
terdukung. Hal tersebut berarti bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112015. Nilai koefisien regresi pada variabel leverage sebesar 0,008. Nilai koefisien regresi positif
menujukkan bahwa setiap kenaikan variabel leverage meningkatkan praktik penghindaran pajak
(tax avoidance).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ngadiman &
Christiany (2014) dan Reinaldo (2017) yang menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Penggunaan utang yang berasal dari sumber dana
eksternal berakibat pada munculnya beban bunga oleh perusahaan. Beban bunga yang muncul
digunakan perusahaan sebagai insentif pajak yang akan mengurangi laba kena pajak perusahaan.
Semakin tinggi penggunaan utang dari pihak eksternal perusahaan maka semakin besar beban
bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan sehingga mengindikasikan perusahaan melakukan
tindakan penghindaran pajak (tax avoidance).
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi kepemilikan institusional sebesar
0,224 lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,017 sehingga H3 dalam
penelitian ini tidak terdukung. Hal tersebut berarti bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Nilai koefisien regresi pada variabel kepemilikan
institusional sebesar -0,017. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan menurunkan tindakan penghindaran pajak
(tax avoidance).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi & Jati (2014)
dan Reinaldo (2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menunjukkan kepemilikan institusional tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan
tindakan penghindaran pajak (tax avoidance). Pemilik institusional berdasarkan besar dan hak
suara yang dimiliki memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen membuat keputusan
yang dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham institusional sehingga hanya berfokus
pada manajemen laba (Ngadiman & Puspitasari, 2014).
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi lain, seperti
investor luar negeri, pemerintah, perusahaan asuransi, bank dan lembaga-lembaga lainnya. Adanya
kepemilikan saham oleh pihak institusi memberikan peran bagi investor untuk mengawasi,
memantau, mendisiplinkan perusahaan untuk tidak melakukan hal yang dapat merugikan
perusahaan. Menurut Pohan (2009) tingginya kepemilikan saham institusi cenderung akan
mengurangi praktik penghindaran pajak (tax avoidance), dikarenakan fungsinya pemilik institusi
untuk mengawasi dan memastikan manajemen untuk patuh terhadap pajak.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menujukkan nilai signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,065
lebih besar dari 0,05 dengan koefisien regresi sebesar -0,008 sehingga H4 dalam penelitian ini
tidak terdukung Hal tersebut berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
143
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Indonesia periode 2011-2015. Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar -0,008. Nilai
koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel ukuran
perusahaan dapat menurunkan tindakan penghindaran pajak (tax avoidance).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reinaldo (2017)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance). Membayar pajak merupakan kewajban perusahaan selaku wajib pajak badan. Besar
kecilnya suatu perusahaan akan dikejar oleh fiskus apabila melanggar ketentuan perpajakan.
Perusahaan dengan aset yang tinggi cenderung dapat menghasilkan laba yang stabil dibandingkan
dengan perusahaan dengan aset lebih kecil, sehingga perusahaan dengan aset yang tinggi lebih
mampu dalam mengelola dan membayar kewajiban pajaknya. Menurut Dewi & Jati (2014)
perusahaan dengan skala besar akan mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah, sehingga
sering menarik perhatian fiskus untuk dikenai pajak yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
5. Pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Hasil uji statistik SPSS 16 menunjukkan nilai signifikansi Return On Asset (ROA), leverage,
kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai
F sebesar 5,922 sehingga H5 dalam penelitian ini terdukung. Hal tersebut berarti bahwa Return
On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Kurniasih & Sari (2013) dan Ngadiman &
Christiany (2014) yang menyatakan Return On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional
dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan pengujian data yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
2. Leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai periode 2011-2015.
3. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Return On Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Selain itu, terdapat beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini yang mungkin dapat menimbulkan bias, antara lain:
1. Variabel independen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan Return On
Asset (ROA), leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan.
2. Penghindaran pajak (tax avoidance) pada penelitian ini diproksikan dengan Cash Effective Tax
Rate (CETR).
3. Variabel independen leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER).
4. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015.
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas lagi dengan memasukkan beberapa hal, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen yang terkait yang belum
terdapat dalam penelitian ini.
2. Pengukuran penghindaran pajak (tax avoidance) dapat menggunakan proksi yang lain.
144
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
JURNAL AKUNTANSI VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2017
Penelitian disarankan menggunakan perusahaan dari sektor lain atau menggunakan semua sektor
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
REFERENSI
Dewi, Ni Nyoman K. & Jati, I Ketut. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik
Perusahaandan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek
Indonesia . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
Damayanti, F. & Susanto, T. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional, Risiko Perusahaan dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Bisnis
dan Manajemen Vol 5. No. 2.
Darmawan, I. G. H. & Sukartha, I. M. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage,
Return On Assets dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana ISSN: 2302-8556.
Dewinta, I. A. R & Setiawan, P. E. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14. No. 3.
Hormati, Asrudin. 2009. Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas Implementasi Corporate
Governance. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13. No. 2.
Kurniasih, T & Sari, M. M. R. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi
Vol. 18. No. 1.
Mayangsari, Veronica Ria. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang.
Ngadiman & Puspitasari, C. 2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran
Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Sektor
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012. Jurnal Akuntansi Vol. XVIII. No. 03.
Pohan, Hotman T. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q, Akrual Pilihan,
Tarif Efektif Pajak dan Biaya Pajak Ditunda Terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan
Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik Vol. 4. No.2.
Pohan, Chairil Anwar. 2011. Optimizing Corporate Tax Management: Kajian Perpajakan dan Tax
Planning-nya . Terkini Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Reinaldo, Rusli. 2017. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional,
Kompensasi Rugi Fiskal dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. JOM Fekon Vol. 4. No. 1.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, dkk. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi
Fiskal dan Kepemilikan Institusi Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi Vol. XVII.
www.idx.co.id
p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI 10.24964/ja.v5i2.288
145