pengamalan zakat profesi di kota banjarm 837826bb

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

PENGAMALAN ZAKAT PROFESI DI KOTA BANJARMASIN

Nahdhah, Indah Dewi Megasari
Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan MAAB Indonesia
nahdhah_db33@yahoo.co.id, indahdewi562@gmail.com
Abstract
This research aims to study the percentage of profession zakat (purification/ support of the needy)
in Banjarmasin. Theoretically, it is also expected to enrich the Islamic knowledge particularly in
the field of Islamic social jurisprudence practice.This field research focuses on the zakat givers
(professionals) living in Banjarmasin, and studies some cases of any professions. In further, by
qualitative approach the research gains data to build a deep understanding of zakat givers
experiences in calculating their percentage of zakat.The percentage which is due on gold, silver
and cash funds that have reached the amount of 85 grams of gold and held in possession for one
lunar year is two and a half percent.A person may also give as much as he or she pleases as
voluntary charity to muzakki (the needs), or through the legal institution.

Keywords: practice, zakat, profession.

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penghitungan zakat profesi oleh muzakki di Kota
Banjarmasin. Secara teoritis diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan Islam khususnya
memperkaya tema-tema fikih sosial yang selama ini hanya pada tataran normatif saja. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian kepada muzakki yang berada
di Kota Banjarmasin terkhusus bagi pelaku pembayar zakat profesi. Dengan sifat penelitian
berupa studi kasus (case study) dengan berbagai macam profesi yang dilakukan oleh muzakki di
Kota Banjarmasin.Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif untuk memperoleh data
dan memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pengamalan zakat profesi yang dilakukan
oleh muzakki selama ini.Muzakki dengan penuh kesadaran mengeluarkan zakat profesinya.
Penghitungan zakat profesinya dengan 85 gram emas pertahun atau mencapai nisab 5 ausaq (520
kg) beras, tanpa haul dan langsung dikeluarkan zakatnya sebanyak 2.5%. Zakat yang dikeluarkan
oleh muzakki langsung dihitung sendiri oleh pribadi yang bersangkutan kemudian penyalurannya
lebih fleksibel. Boleh jadi langsung ke mustahik bisa juga melalui sebuah lembaga.
Kata kunci: pengamalan, zakat, profesi.
sebagai filantropi Islam yang mengandung

PENDAHULUAN

Membayar

zakat

merupakan

aspek ibadah, yaitu hubungan vertikal

kewajiban bagi seorang muslim karena zakat

dengan Allah SWT, juga mengandung aspek

adalah salah satu dari rukun Islam. Zakat

sosial (horizontal) sebagai sesama manusia,

287

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus


7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

dengan peran muzakki membantu mustahiq.

pada saat menerima pembayaran. Paragraf 8

Ia juga merupakan institusi Allah yang

pasal 26 menerangkan (1) Nisab zakat

diarahkan untuk menciptakan pemerataan

pendapatan senilai 653 kg gabah atau 524 kg

dan keadilan bagi masyarakat, yang kuat

beras; (2) kadar zakat pendapatan dan jasa


membantu

sebesar

yang

lemah,

yang

kaya

senilai

2,5%.

Pada

pasal


27

membantu yang miskin sehingga taraf

dilanjutkan bahwa zakat pendapatan dan jasa

kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan.1

diterima dan dibayarkan melalui amil zakat

Zakat juga mengandung aspek ritual

resmi.2

yang mengajarkan ketulusan dan kepatuhan

Zakat pendapatan dan jasa bisa

terhadap perintah Allah, ikhlas menyerahkan


disebut dengan zakat profesi. Zakat Profesi

harta zakatnya tanpa bertanya lagi untuk apa.

adalah

Zakat

dikeluarkan

dari

penghasilan profesi (hasil profesi). Zakat

untuk

profesi dikenal juga dengan istilah zakah

memberdayakan ekonomi umat. Potensi itu


rawatib al-muwazhaffin (zakat gaji pegawai)

bila digali secara optimal dari seluruh

atau zakah kasb al-‘amal wa al-mihan al-

masyarakat Islam dan dikelola dengan baik

hurrah (zakat hasil pekerjaan dan profesi

dengan manjemen amanah, profesional, akan

swasta).3

sarana

berpotensi

yang


sebagai

sebuah

sangat

zakat

yang

efektif

Zakat

mewujudkan sejumlah dana yang sangat
besar

yang

meningkatkan


bisa

dimanfaatkan
perekonomian

profesi

menurut

para

untuk

penggagasnya didefinisikan sebagai zakat

dan

yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau


kesejahteraan ummat.
Peraturan Menteri Agama Republik

keahlian profesional tertentu, baik yang
dilakukan

sendiri

maupun

bersama

Indonesia No. 52 tahun 2014 tentang Syarat

orang/lembaga lain, yang mendatangkan

dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan

penghasilan (uang) yang memenuhi nishab.


Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat
untuk Usaha Produktif, pasal 1 angka 17
menjelaskan bahwa zakat pendapatan dan
jasa itu adalah zakat yang dikeluarkan dari
penghasilan yang diperoleh dari hasil profesi
1

Ali, Mohammad Daud,Sistem Ekonomi Islam,
Zakat dan Wakaf, UI-Press, Jakarta, 1988, hlm. 30.

2

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
No. 52 tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara
Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta
Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif.
3
Yusuf Qardhawi, Zakat dalam Perekonomian
Modern, Gema Insani, cet. VI, Jakarta, 2008, hlm.
497.

288

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

Misal profesi dokter, konsultan, advokat,

dilakukan

oleh

dosen, arsitek, dan sebagainya.4

Banjarmasin.

muzakki

di

Kota

membayar

Penelitian ini menggunakan jenis

zakat, masyarakat muslim lebih condong

pendekatan kualitatif untuk memperoleh

untuk menunaikannya berdasarkan kebiasan

data dan memperoleh pemahaman lebih

setempat,

mendalam tentang pengamalan zakat profesi

Dalam

melaksanakan

memanggil

menerimakan

ulama

zakatnya

untuk
kemudian

yang dilakukan oleh muzakki selama ini.

membagikannya lagi kepada yang berhak
(mustahiq), atau menggelar acara selamatan
kemudian dibagikan kepada siapa yang hadir
dengan tidak memprioritaskan apakah yang

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uraian Kasus Pengamalan Zakat Profesi
di Kota Banjarmasin
Penelitian ini dilakukan terhadap 7

hadir mustahiq atau bukan.
Melihat

permasalahan

di

atas,

menarik sekali untuk melakukan penelitian
lebih

dalam

tentang

pelaksanaan

atau

pengamalan zakat lebih khusus kepada
muzakki yang memiliki pendapatan dengan

menjalankan

profesinya

di

Kota

kasus praktik (pengamalan) zakat perofesi di
Kota Banjarmasin yang berprofesi sebagai:
dokter, karyawan bank, PNS, konsultan,
penjahit

dan

anggota

DPRD

Kota

Banjarmasin. Beberapa kasus di atas dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Responden I

Banjarmasin.

Responden pertama adalah seorang
dokter, EH (52 tahun). Menurutnya zakat

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian

profesi

merupakan

zakat

yang

harus

lapangan (field research), yaitu penelitian

dikeluarkan dari penghasilan yang didapat

kepada muzakki yang berada di Kota

dari jasa profesi. Ia melakukan sendiri

Banjarmasin

perhitungan

terkhusus

bagi

pelaku

zakat

profesinya

dengan

sifat

menyisihkan 2.5% setiap jasa periksa satu

penelitian berupa studi kasus (case study)

pasien yang ia tangani kemudian akumulasi

dengan

dari hasil jasa praktiknya dalam satu bulan

pembayar

zakat

berbagai

profesi.

macam

Dengan

profesi

yang

dikeluarkannya sebagai zakat profesi. Setiap
4

DidinHafidhuddin,Panduan Praktis Tentang
Zakat, Infaq, Sedekah; Zakat dalam Perekonomian
Modern,Gema Insani, Jakarta, 2002, hlm. 3

bulan

dokter

EH

menyerahkan

zakat

profesinya ke yayasan anak yatim, rumah

289

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

yatim dan pembangunan mesjid. Karena

perhitungan

menurutnya, menyerahkan zakat langsung ke

penghasilannya mencapai nisab 5 ausaq (520

lembaga di atas bisa langsung dimanfaatkan.

kg)

zakat

beras,

tanpa

profesinya

haul

dan

apabila

langsung

dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5%. IM
2.

Responden II

menggunakan

Responden kedua merupakan dokter
ahli ginjal, HS (52 tahun). Zakat profesi
menurutnya adalah zakat penghasilan yang
apabila

telah

mencapai

nisabnya

dan

dibayarkan 2,5% dari pendapatan bersih.
Nisabnya apabila mencapai hitungan 85
gram emas 24 karat dalam satu tahun. Ia
biasa

mengeluarkan

profesinya

setiap

2,5%

bulan

zakatnya

dan

langsung

menyerahkannnya ke Rumah Zakat (RZ)
dengan niat membayar zakat.
3.

menurutnya

selanjutnya

adalah

adalah

zakat

atas

nisabnya akan dikeluarkan sebanyak 2.5%
dari penghasilan bersih. Ia menunaikan zakat
profesinya setiap bulan yang langsung
dipotong oleh bank tempatnya bekerja

Responden keempat seorang Pegawai
Negeri Sipil (PNS) disebuah peguruan
IM

(53

profesinya,

yaitu

emas.

Zakat

dari

hasil

pendapatannya

sebagai PNS dikeluarkan langsung ketika
menerima gaji dan dipotong oleh bagian
keuangan di instansi tempatnya bekerja.
Sedangkan pendapatan hasil dari honorium
sebagai penceramah ia lakukan pemisahan
dicatat dalam pembukuan khusus untuk
nantinya

dikeluarkan

zakatnya
bisa

juga

melalui
lansung

5. Responden V
Responden kelima berprofesi sebagai
penjahit H (54 tahun) mengaku tidak
mengerti tentang zakat profesi, dan ia tidak
mengeluarkan zakatnya. Ia beralasan bahwa
dia banyak memiliki hutang sehingga tidak
terpikir untuk mengeluarkan zakat. Namun
ia

biasa

mengeluarkan

infaq

yang

nominalnya tidak menentu.

Responden IV

tinggi,

dalam

diserahkannya ke mustahik.

penghasilan pegawai yang apabila mencapai

4.

syabah

perpaduan antara zakat pertanian dan zakat

pegawai bank daerah, AR (42 tahun). zakat
profesi

zakat

BAZNAS/UPZ dan

Responden III
Responden

perhitungan

qiyas

tahun).Ia

melalukan

6.

Responden VI
Seorang anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin,

290

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

AS (39 tahun). zakat profesi adalah zakat

mampu

yang dikeluarkan dari penghasilan profesi

menghasilkan

seseorang.

merupakan sebuah kewajiban zakat yang

Dia

mengeluarkan

zakat

memahami
uang

profesi

yang

mencapai

nisab

sebanyak 2.5% dari total pendapatannya

wajib

setiap bulan tanpa dikurangi kebutuhan

menghitung sendiri berapa kadar zakat yang

pokok dan setiap bulan ia menghitung

harus ia keluarkan ketika penghasilannya

sendiri

mencapai nisab harta wajib zakat.

zakatnya

kemudian

disalurkan

kepada lembaga non formal yang dikelola

dikeluarkan.

dikuasai

diserahkan ke mustahiq.

Menyisihkan

Responden VII
Profesi

konsultan,

selanjutnya

MA

(48

seorang

tahun)

yang

mengeluarkan zakat profesinya ke panti
asuhan dengan pertimbangan apabila hasil
dari usahanya mencapai nisab maka ia
keluarkan zakatnya 2.5%. Penghitungan
kadar zakat yang ia gunakan adalah merujuk

Zakat Mal dan Zakat Fitrah. Yaitu nisab
zakat pendapatan senilai dengan 653 kg
gabah atau 524 kg beras dengan kadar 2.5%.

Pemahaman
muzakki

zakat

profesi

di Kota Banjarmasin

profesi-profesi
pemahaman

tertentu
yang

baik,

bagi
dengan

menunjukkan
karena

secara

langsung muzakki dengan kesadaran sendiri

si

rutinitas

mereka

penghasilan

itu

muzakki

pendapatan

2.5%

sesuatu
setiap

dari

sendiri.

profesinya
yang

menjadi

mendapatkan

profesi

tersebut.

Perhitungan zakat yang dilakukan muzakki
adalah qiyas kadar zakat emas 85 gram dan
qiyas dengan perpaduan zakat pertanian dan

emas. Yaitu apabila sudah mencapai nisab
520 kg emas maka wajib dikeluarkan
zakatnya 2.5% dengan tidak terikat haul.
Melihat pengamalan zakat profesi di
Kota Bajarmasin dari beberapa kasus di atas,
para responden sudah banyak tahu tentang
zakat

profesi,

sehingga

bagi

mereka

mengeluarkan zakat tidak lagi merupakan
sebuah

Analisis

oleh

sebanyak

peraturan Menteri Agama No. 52 tahun 2014
tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan

bisa

Cara menghitung zakat profesi sudah

oleh temannya dan terkadang langsung

7.

pun

Muzakki

beban,

tetapi

memang

sebuah

kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap
orang muslim untuk mengeluarkan zakatnya.
Dalam kasus ini responden dengan penuh
kesadaran mengeluarkan zakat penghasilan
yang ia dapat. Baik dihitung dalam sehari

291

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

(kasus responden I) sampai sebulan. Mereka

ditransfer ke rekening lembaga amil zakat

menghitung sendiri kadar zakat yang harus

tersebut.

ia keluarkan, dan mereka memilih sendiri

Beberapa

kebijakan

tentang

kepada siapa yang berhak menerima dana

pengelolaan zakat dalam sebuah instansi di

zakat dari profesi yang ia dapatkan itu.

Banjarmasin juga sudah mulai bergerak.

Media

diakses

Pada kasus III, responden tunduk dalam

menyebabkan pesan zakat juga sangat

aturan kebijakan instansi tempatnya bekerja,

mudah disampaikan kepada pelaku-pelaku

yang

profesi

menghasilkan

pegawainya sudah langsung dipotong oleh

pendapatan wajib zakat, sehingga dengan

unit pengumpul zakat dan dikelola sendiri

kesadaran yang tinggi mereka bisa dengan

oleh UPZ tersebut. Sehinga ia tidak repot

kesadaran mengeluarkan zakatnya. Berbeda

untuk

dengan kasus V, berprofesi sebagai penjahit

zakatnya.

informasi

tertentu

yang

mudah

yang

mana

penghasilan

menghitung

dan

perbulan

mengeluarkan

pakaian yang cukup dikenal. Zakat profesi

Kesadaran berzakat profesi lainnya

masih asing bagi dia sehingga ia belum

ditunjukkan oleh kasus IV. Ia sebagai

mengerti arti dari zakat profesi itu sendiri

pegawai negeri sipil (PNS) dan juga

dan ia tidak mengeluarkan zakatnya, hanya

penceramah

sesekali ia mengeluarkan infak dengan

profesinya. Penghasilan dari PNS sudah

nominal yang tidak menentu.

langsung dipotong sebagai zakat oleh bagian

memisahkan

penghasilan

Pada kasus ke II responden lebih

keuangan dan disalurkan kepada mustahiq,

memilih lembaga amil zakat resmi untuk

sedangkan hasil honor dan pendapatan lain

menyalurkan zakatnya, ia menilai kalau

dari penceramah ia catat dalam pembukuan

zakat diserahkan kepada lembaga resmi

tertentu sehingga ia bisa menghitung berapa

maka ia yakin zakat yang ia keluarkan akan

kewajiban zakat yang harus ia keluarkan.

sampai kepada yang berhak. Menariknya,

Zakat profesi tiap bulan ia keluarkan dan

lembaga amil zakat yang ia tunjuk ini

serahkan ke BAZNAS atau langsung ke

menjadi

zakat

mustahiq yang belum terjangkau program

profesinya. Ia hanya transaksi zakat lewat

BAZNAS. Kasus ini tidak jauh berbeda

pesan singkat atau telepon dan uang zakat

denga kasus VI, seorang anggota DPRD

“langganan”

penyaluran

Kota

Banjarmasin.

Setiap

bulan

ia

292

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

mengeluarkan 2,5% hasil dari profesinya

menutup peluang penyerahan dana zakat

yang langsung ia serahka kepada mustahiq

kepada yang bukan mustahiq.

atau ke lembaga non resmi yang dikelola
oleh temannya.
Zakat

sesungguhnya

merupa-kan

ajaran yang punya pesan keadilan sosial.

PENUTUP
Kesimpulan

Agama telah menetapkan penerima zakat

Kesadaran

berzakat

di

kalangan

sebagaimana telah disinggung dalam At

muzakki berprofesi di Kota Banjarmasin

Taubah ayat 60. Ketentuan syariat tentang

sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil

mustahiq zakat ini secara tidak langsung

penelitian bahwa para muzakki dalam

menandakan bahwa berzakat tidak bisa

perbagai profesi yang dilakoninya dengan

dilakukan sembarangan.

penuh

Pengelolaan zakat seyogyanya mesti

kesadaran

profesinya.

Ada

mengeluarkan
yang

zakat

menganalogikan

dilakukan oleh amil, lembaga atau badan

penghitungan zakat profesinya dengan 85

pengelola

gram

zakat

yang

mengandalkan

emas

pertahun

dan

dikeluarkan

akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.

zakatnya perbulan sekali. Perhitungan zakat

Lembaga amil ini dituntut professional agar

profesinya lainnya yang digunakan apabila

zakat yang dikeluarkan muzakki tetap

penghasilan seseorang mencapai nisab 5

berstatus zakat yang sah sesuai dengan

ausaq (520 kg) beras, tanpa haul dan

syariat.

langsung dikeluarkan zakatnya sebanyak
Kehadiran lembaga amil zakat yang

2,5%. Sebagian muzakki malah memisahkan

profesional belakangan ini cukup membantu

penghasilannya antara penghasilan resmi dia

dalam mendistribusikan zakat. Lembaga-

sebagai PNS dan sebagai penceramah yang

lembaga yang dikelola layaknya sebuah

sering diminta orang dalam berbagai acara.

perusahaan
memudahkan

professional
para

itu

lebih

Penghasilan dari PNS langsung dipotong

muzakki

untuk

sebagai

zakat

oleh

bagian

keuangan

menyalurkan zakatnya tepat sasaran. Sudah

tempatnya

tentu, Islam juga tidak melarang untuk

honorium dari penceramah ia simpan dan

menyalurkan langsung ke mustahiq secara

dicatat dalam pembukuan tertentu. Dan hasil

pribadi, namun dalam hal penyaluran harus

perhitungan dari pendapatan pribadinya ini

bekerja,

sedangkan

hasil

293

Al’Adl, Volume IX Nomor , Agustus

7

ISSN 979-4940/ISSN-E 2477-0124

kemudian disalurkannya ke BAZNAS/UPZ

profesi

dan ada kalanya langsung ke mustahiq.

selayaknya para amil zakat, praktisi dan

Zakat

yang

ia

keluarkan

oleh

di

Kota

Banjarmasin,

sudah

pegiat zakat harus lebih intens dan masif

muzakki langsung dihitung sendiri oleh

mensosialisasikan

pribadi

kemudian

informasi tentang zakat terlebih zakat profesi

penyalurannya tidak terbatas kepada satu

terlepas dari perbedaan pendapat tentangnya.

yang

bersangkutan

asnaf saja tetapi lebih fleksibel. Ada kalanya
muzakki

menyerahkannya

langsung

Badan

dan

Amil

menyebarkan

Zakat

Nasional

ke

(BAZNAS) atau Lembaga Amil Zakat

mustahiq, panti asuhan dan ada juga yang

(LAZ) dituntut aktif menjadi sasaran utama

melewati amil zakat tertentu.

bagi

Kebijakan tempat muzakki berprofesi

pelaku

Pengelolaan

profesi di Kota Banjarmaisn. Diantaranya

sebuah

Unit

transparansi

Zakat

(UPZ)

yang

zakat

untuk

mengelola zakat yang mereka keluarkan.

juga turut menyukseskan pengamalan zakat

Pengumpul

pembayar

yang

profesional

perusahaan
yang

baik,

layaknya

besar
maka

dengan
kedua

diselenggarakan oleh sebuah bank daerah

pengelola zakat ini akan menjadi pilihan

dan

penyaluran zakat oleh muzakki.

instansi

kampus

terhadap

gajih

karyawannya. Media informasi yang bisa
diakses kapan dan di mana saja sangat
membantu penyebaran informasi tentang
zakat profesi, sehingga bagi orang yang
„melek‟ informasi dengan kesadaran sendiri
akan tergerak hatinya untuk mengeluarkan
zakatnya. Namun sayangnya kesadaran ini
belum menyentuh profesi tertentu, misal
dalam kasus di atas, seorang penjahit yang
mempunyai

pendapatan

lumayan

besar

belum mengetahui adanya zakat profesi.
Saran
Melihat

fenomena

kurangnya

DAFTAR PUSTAKA
Ali,

Mohammad Daud, 1988, Sistem
Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf,
UI-Press, Jakarta.

Hafidhuddin, Didin, 2002, Panduan Praktis
Tentang Zakat, Infaq, Sedekah;
Zakat
dalam
Perekonomian
Modern,Gema Insani, Jakarta.
Qardhawi, Yusuf, 2008, Zakat dalam
Perekonomian Modern, Gema Insani,
cet. VI, Jakarta.
Peraturan
Menteri
Agama
Republik
Indonesia No. 52 tahun 2014 tentang
Syarat dan Tata Cara Penghitungan
Zakat Mal dan Zakat Fitrah Serta
Pendayagunaan Zakat untuk Usaha
Produktif.

informasi bagi profesi tertentu tentang zakat

294