Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

18

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG HAK DAN KEKAYAAN
INTELEKTUAL

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual
Memasuki pintu gerbang millennium III (abad 21) hampir tidak tcrlihat
lagi batas-batas negara, karena lalu lintas perdagangan dan informasi teknologi
telah berjalan sangat cepat. Fenomena tersebut oleh Sudargo Gautama,
diibaratkan dengan hidup dalam suatu dunia yang menciut (shrinking world). 5
Semenjak itu persaingan barang dalam perdagangan internasional tidak hanya
berkaitan dengan barang dan jasa semata-mata, tetapi terlibat juga sumber daya
manusia berupa hasil kemampuan intelektual dan teknologi.
Hasil kemampuan intelektual dan teknologi disebut Hak Kekayaan
Intelektual (selanjutnya disebut HaKI atau HKI), yang merupakan terjemahan
dari Intellectual Property Right (IPR). Digunakannya istilah HKI bagi
terjemahan IPR karena merupakan istilah resmi dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1997 Tentang Hak Cipta. Selain itu berdasarkan Keppres Nomor 144
Tahun 1998, mulai 1 Januari 1999 Departemen Kehakiman Direktorat Jenderal
Hak Cipta Paten dan Merek (Ditjen HCPM) diubah menjadi Direktorat

Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI).

5

Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, Pembaharuan Undang-Undang Hak Cipta,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hal. 3

18

Universitas Sumatera Utara

19

Selanjutnya

berdasarkan

Keputusan

Menteri


Hukum

dan

Perundangundangan RI No.M.03.PR-07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 24/M.PAN/1/2000
Tanggal 19 Januari 2000, mengubah istilah Hak atas Kekayaan Intelektual
menjadi Hak Kekayaan Intelektual disingkat dengan HKI atau HaKI. Alasan
pengubahan agar lebih menyesuaikan kaidah tata bahasa Indonesia yang tidak
menuliskan kata depan "atas" atau “dari” untuk memahami istilah. 6
Sejauh ini masih ditemukan berbagai pendapat diantara penyebutan
istilah HKI dengan Hak milik Intelektual (HMI). Menurut Rachmadi Usman ;
Antara kata “milik” dan kata “kekayaan”, dalam dua istilah tersebut
lebih tepat jika menggunakan kata “milik” atau kepemilikan, karena
pengertian hak milik memiliki ruang lingkup yang lebih khusus dari
pada kekayaan. Menurut sistem hukum perdata, hukum mengenai harta
kekayaan meliputi hukum kebendaan dan hukum perikatan. Intelectual
Property Rights merupakan kebendaan inmmateriil yang juga menjadi
obyek hak milik sebagaimana diatur dalam hukum kebendaan. 7

Berkaitan dengan tulisan ini dipakai istilah Hak Kekayaan Intelektual
atau disingkat HKI. HKI atau juga dikenal dengan HAKI merupakan
terjemahan atas istilah Intellectual Property Right (IPR). Istilah tersebut terdiri
dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Kekayaan
merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual.
Adapun Kekayaan Intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi
kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan

6
7

Ibid.
Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Alumni, Bandung, 2003, hal.

1.

Universitas Sumatera Utara

20


lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir, Hak atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) merupakan hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuat
sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau
hukum-hukum yang berlaku. 8
Rachmadi Usman memberi definisi Hak Kekayaan Intelektual adalah
hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena
adanya kemampuan intelektual manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karya-karya tersebut merupakan kebendaan tak berwujud sebagai
hasil dari kemampuan intelektualitas seseorang atau manusia dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa, karsa, dan karyanya. 9
HKI (Hak Kekayaan Intelektual) adalah merupakan bagian dari hukum
harta benda (hukum kekayaan). HKI dikelompokkan sebagai hak milik
perorangan yang sifatnya tidak berwujud (intangible). HKI bersifat sangat
abstrak dibandingkan dengan hak atas benda bergerak pada umumnya, seperti
hak kepemilikan atas tanah, kendaraan, dan properti lainnya yang dapat dilihat
dan berwujud. 10
HKI baru ada bila kemampuan intelektual manusia itu telah membentuk
sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dibaca, atau dapat digunakan. Berdasarkan
hal tersebut David I. Bainbridge mengatakan bahwa. Intellectual property is


8

Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 38.
Rachmadi Usman, Op.Cit. hal. 2.
10
Supasti Dharmawan. Ni Ketut, et.al., Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Bagian Hukum
Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2005, hal. 1.
9

Universitas Sumatera Utara

21

the to legal rights which protect the product of the human intellect.

11

Menambahkan hal tersebut John F. Wiliam menyatakan, the term intellectual
property seem, to be the best available to cover that body of legal rights arise
from mental and artistic endeavour. 12

Dari uraian ini diketahui bahwa HKI merupakan hak yang berasal dari
hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan
kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk, yang memiliki manfaat serta
berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai
ekonomi. Bentuk nyata dari kemampuan karya intelektual tersebut berupa
bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Pengaturan HKI secara implisit ditemukan dalam sistem hukum benda
yang mengacu pada ketentuan Pasal 499 KUH Perdata adalah sebagai baikut:
"Menurut paham undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap
barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik."
Mahadi menguraikan lebih lanjut mengenai rumusan pasal tersebut
yaitu. yang dapat menjadi objek hak milik adalah barang dan hak. Adapun
yang dimaksud dengan barang adalah benda materiil, sedangkan hak adalah
immateriil. 13

benda

Selanjutnya

Pitlo


sebagaimana

dikutip

Mahadi

menegaskan pula bahwa HKI termasuk dalam hak-hak yang disebut Pasal 499
KUH Perdata sebagai berikut:

11

Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia, Citra Aditya Bakti, 1997, Bandung. hal. 65.
12
Ibid.
13
Mahadi, Hak Milik Immateriil, Binacipta, Bandung, 1985, hal. 65.

Universitas Sumatera Utara


22

HKI termasuk ke dalam hak-hak yang disebut oleh Pasal 499 KUH
Perdata. Hal ini menyebabkan hak milik immateriil itu sendiri dapat
menjadi objek dari suatu hak benda. Hak benda, adalah hak absolut atas
sesuatu benda, tetapi ada hak absolud yang objeknya bukan benda.
Inilah yang disebut dengan HKI (intellectual property rights). 14
Selanjutnya Pasal 503 KUH Perdata menggolongkan benda ke dalam
dua bentuk yaitu, "Tiap-tiap kebendaan adalah bertubuh atau tidak bertubuh".
Ketentuan ini berarti barang adalah benda bertubuh atau benda materiil yang
ada wujudnya, karena dapat dilihat dan diraba (tangible good,). Misalnya
kendaraan, komputer, rumah, tanah. Hak, adalah benda tidak bertubuh atau
benda immateriil yang tidak ada wujudnya karena tidak dapat dilihat dan tidak
dapat diraba (intangible good,). misalnya HKI, gadai, hipotik, piutang, hak
pakai, hak pungut hasil, hak guna usaha.
Sebagai suatu hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan
intelektualitas manusia, maka pemilikan terhadap HKI dalam masyarakat
beradab diakui seperti yang dinyatakan oleh Roscoe Pound sebagai berikut:
Atas hasil kreasi dari kemampuan intelektual dalam masyarakat beradab diakui

bahwa

yang

mencipfakan

boleh

menguasai

untuk

tujuan

yang

menguntungkannya. Kreasi sebagai milik berdasarkan postulat hak milik
dalam arti seluas-luasnya meliputi milik tak berwujud." 15
Berkaitan dengan masalah ini, Van Apeldoorn menyatakan sebagai
berikut: "Hak pemilikan hasil intelektual sangat abstrak jika dibandingkan

dengan hak pemilikan benda yang terlihat, tetapi hak-hak tersebut mendekati

14
15

Ibid., hal. 5.
Ibid., hal. 7.

Universitas Sumatera Utara

23

hak-hak benda, lagi pula kedua hak tersebut bersifat mutlak. Selanjutnya
terdapat analogi, bahwa setelah benda yang tidak berwujud itu keluar dari
pikiran manusia, maka menjelma dalam suatu ciptaan seni, sastra dan ilmu
pengetehuan atau dalam bentuk pendapat, jadi berupa benda berwujud
(lichamelijk zaak) yang dalam pemanfaatannya (exploit), dan reproduksinya
dapat merupakan sumber keuntungan uang. Inilah yang membenarkan
pengolongan hak tersebut ke dalam hukum harta benda. 16
Sistem hukum hak kekayaan intelektual pada awal perkembangannya

kurang dikenal dan kurang mendapat perhatian di Indonesia, sering diabaikan
dan banyak terjadi pelanggaran di bidang hukum ini . Hal ini tidak
mengherankan, mengingat konsepsi dan sistem hukum HKI pada dasarnya
memang tidak berakar dari budaya hukum dan sistem hukum nasional (asli)
Indonesia yang lebih menekankan pada konsep komunal, melainkan sistem
hukum HKI berasal dari dunia Barat, yang cendrung memiliki konsep hukum
kepemilikan dengan bersifat individual / individual right. Konsep kepemilikan
yang berlandaskan konsep individual right lebih menekankan pada pentingnya
diberikan perlindungan hukum kepada siapa saja yang telah menghasilkan
suatu karya intelektual yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi,
dimana karya tersebut lahir dari proses yang sangat panjang penuh
pengorbanan baik pengorbanan berupa tenaga, waktu maupun uang. Kepada
orang-orang yang sudah bekerja keras seperti itu dan menghasilkan karya

16

Van Apeldoom L.J. Penganfar Ilmu Hukum, Oetarid Sadino (penerjemah), Cetakan
Pradnya Paramita, Jakarta, 1985, hal. 173

Universitas Sumatera Utara

24

intelektual yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi sudah
sepantasnya diberikan penghargaan (reward) dan perlindungan hukum secara
individual berupa diberikannya Hak Eksklusif atas karya yang dihasilkannya.
Sementara itu konsep kepemilikan secara komunal yang berkembang
dalam masyarakat lebih menekankan bahwa terhadap karya-karya intelektual
seperti misalnya karya Cipta adalah diciptakan untuk kepentingan orang
banyak dan bukan hanya untuk kepentingan individu semata. Konsep Komunal
beranggapan bahwa hasil karya intelektual adalah merupakan karya milik
bersama.
Meskipun ada anggapan seperti itu dalam masyarakat, sehingga
menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya penegakan hukum HKI di
Indonesia, namun dalam perkembangannya sekarang ini, Hukum HKI
berkembang secara bertahap dan pasti, mulai melekat dan menjadi bagian dari
sistem hukum nasional sebagai konsekuensi pergaulan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa industri maju dan bangsa-bangsa dari negara-negara
berkembang lainnya, lebih-lebih setelah Indonesia ikut serta dalam Organisasi
Perdagangan Dunia / World Trade Organization (WTO) yang antara lain
mencakup Perjanjian Aspek-Aspek Dagang Hak Kekayaan Latelektual /
TRIPS (Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights). 17
Dalam kerangka pembangunan sistem hukum Hak Kekayaan
Intelektual

nasional,

serta

dengan

diratifikasinya

Konvensi

tentang

17

Insan Budi Maulana, Kewenangan Polisi, PPNS dan Jaksa Dalam UU Desain Industri,
Rahasa Dagang dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Makalah Seminar, 2000, hal. 1.

Universitas Sumatera Utara

25

Pernbentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melalui Undang-Undang
No. 7 tahun 1994, dan juga untuk menunjang keikutsertaan Indonesia dalam
Konvensi Paris (Paris Convention for the Protector of Industrial Property),
The Hague Agreement (London Act) concerning the International Deposit of
Industrial Designs, Provision of the Treaty on intellectual Property in Respect
of Integrated Circuit (Washington Treaty), maka Indonesia wajib membentuk
peraturan perundang-undangan yang mengatur perlindungan hak atas kekayaan
intelektual, serta wajib mengharmoniskan sistem hukum HKI-nya dengan
standar-standar yang ditetapkan TRIPS Agreement. Bagi negara-negara
berkembang ketentuan peralihan dan persiapan pembentukan perundangundangan di bidang HKI adalah 5 tahun sejak pembentukan WTO di Maroko
tahun 1994. Indonesia agar dapat diterima dalam pergaulan bangsa-bangsa
yang beradab, khususnya dalam pergaulan perdagangan internasional, maka
dalam jangka waktu tersebut, Indonesia sudah harus memiliki perangkat
hukum HKI secara lengkap, serta dapat mengimplementasikannya dengan
baik.

B. Jenis-Jenis Hak Kekayaan Intelektual
Dalam persetujuan mengenai aspek-aspek dagang hak atas kekayaan
intelektual yang merupakan bagian dari dokumen GATT/WTO, ruang lingkup
Hak Milik Intelektual yang memerlukan perlindungan hukum secara
internasional sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

26

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hak cipta dan hak-hak berkaitan dengan hak cipta,
Merek
Indikasi geografis,
Rancangan industri,
Paten,
Desain layout dari lingkaran elektronik terpadu,
Perlindungan terhadap rahasia dagang (undisclosed information)
dan.
8. Pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam
perjanjian lisensi. 18
Pembagian lainnya yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan

mengelompokkan hak milik intelektual sebagai induknya yang memiliki dua
cabang besar yaitu:
1. Hak milik perindustrian/hak atas kekayaan perindustrian (industrial
property right) dan
2. Hak cipta (copyright) beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta
(neighboring rights). 19
Hak atas kekayaan perindustrian berkaitan langsung dengan kegiatan
atau kehidupan perindustrian dan atau perdagangan, sedangkan hak cipta
beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta tidak seluruhnya berkaitan
langsung dengan perindustrian dan perdagangan. Keberadaan atau kreativitas
penciptaan di
kesenian, dan

dalam

bidang ruang lingkup hak cipta (ilmu pengetahuan,

kesusasteraan) tidak semata-mata didorong dalam praktek

perindustrian dan perdagangan produk yang berbasis hak cipta dan hak-hak
berkaitan dengan hak cipta, perkembangannya tidak kalah dengan produk yang

18

Sanusi Bintang dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2000, hal. 78.
19
Ibid, hal. 78.

Universitas Sumatera Utara

27

berbasis hak atas kekayaan perindustrian.
Secara historis kedua macam hak tersebut memang dibedakan melalui
pengaturan di dalam konvensi yang terpisah. Misalnya, secara internasional
hak cipta diatur dalam Konvensi Berne, sedangkan hak atas kekayaan
perindustrian diatur dalam Konvensi Paris.
Ruang lingkup hak milik intelektual tersebut cukup luas meliputi
berbagai macam hak yang timbul dari adanya produk-produk hasil pemikiran
manusia yang terus berkembang, baik kualitas maupun kuantitasnya, sesuai
dengan perkembangan kehidupan dan kreativitas manusia itu sendiri.
Jenis-jenis haknyapun yang dilindungi hukum di berbagai negara terus
berkembang. Pada awalnya perlindungan hanya berkisar pada tiga jenis hak
atas kekayaan intelektual utama saja

yaitu hak cipta, paten dan merek.

Sekarang ini sudah dilengkapi dengan jenis-jenis hak atas hak milik intelektual
baru seperti hak-hak berkaitan dengan hak cipta (neighboring rights), indikasi
geografis (geographycal indication), rahasia dagang (undisclosed information)
dan lain-lain.
Jenis-jenis hak atas kekayaan intelektual tersebut berbeda satu dengan
yang lainnya karena masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Setiap
jenis hak atas kekayaan intelektual mempunyai syarat-syarat perlindungan
yang berbeda, yang diatur di dalam perundang-undangan khusus berkaitan
dengan masing-masing jenis hak atas kekayaan intelektual tersebut.

Universitas Sumatera Utara

28

Masyarakat, termasuk kalangan akademis, bisnis dan pers pada
umumnya belum begitu memahami adanya perbedaan demikian sehingga
seringkali terjadi kesalahan pengucapan, penulisan dan atau pemahaman.
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “ seorang atau beberapa orang secara
bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Perbedaan hak cipta (copyright) dengan hak-hak yang berkaitan
dengan hak cipta (neighboring rights) antara lain terletak pada subjek haknya.
Pada hak cipta subjek haknya adalah pencipta, sedangkan pada neighboring
rights subjek haknya adalah artis pertunjukan terhadap penampilannya,
produser rekaman yang dihasilkannya, dan organisasi penyiaran terhadap
program radio dan televisinya. Baik hak cipta maupun hak-hak yang berkaitan
dengan hak cipta di Indonesia diatur dalam satu undang-undang, yaitu
Undang-Undang Hak Cipta.
Dalam penegakan hukum di bidang perlindungan hak cipta ini maka
dikatakan oleh Insan Budi Maulana bahwa :
Seandainya hukum khusus (lex specialis) dianggap tidak mengatur
maka hukum (lex generalis) yang terdapat dalam KUH Pidana (Pasal
382) bis) dan KUH Perdata (Pasal 1365), walaupun secara umum, telah
mengaturnya. Selain itu, nilai atau norma masyarakat merupakan jiwa
yang menata tingkah laku masyarakat, jelas tidak dapat membenarkan
memperbanyak suatu karya/ciptaan pihak lain atau bahkan menjualnya

Universitas Sumatera Utara

29

padahal pihak lain itu tidak memberi izin. Maka disini hati nurani harus
dapat berfungsi. 20
Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Ilmu pengetahuan yang
bukan tehnologi tidak dilindungi hukum paten. Di samping paten, dikenal pula
paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi
memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten
sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten.
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk
(barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka
memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan
konsumen. Indikasi geografis merupakan tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu

barang

yang karena faktor lingkungan geografis, termasuk alam,

faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang memberikan
ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
Jadi, di samping tanda berupa merek juga dikenal tanda berupa
indikasi geografis berkaitan dengan faktor tertentu. Merek dan indikasi
geografis di Indonesia diatur dalam undang-undang yang sama yaitu UndangUndang Merek.
Hak khusus atas merek diberikan kepada siapapun dan hanya
disyaratkan daya beda merupakan lingkup yang sangat luas. Karena dengan

20

Insan Budi Maula, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1997, hal. 143.

Universitas Sumatera Utara

30

demikian, setiap hal yang memiliki daya beda dapat memperoleh hak khusus
atas merek. 21
Rancangan industri (industrial design) menurut Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Desain Produk Industri adalah “ suatu ciptaan atau kreasi
tentang bentuk, konfigurasi atau pola dari suatu barang yang dapat diproduksi
oleh perorangan dan atau perusahaan industri “. Dalam konsep dan tanggapan
atas Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut Tim Pengembangan Hukum
Ekonomi ELIPS menyarankan penyederhanaan definisi menjadi aspek
rancangan tiga dimensi dari sebuah barang buatan pabrik yang bermanfaat dan
dapat dilihat dengan jelas oleh pemakai barang tersebut dan dipergunakan
secara

normal

serta memenuhi syarat untuk dilindungi menurut Pasal 3

sampai dengan Pasal 7 dari Peraturan Pemerintah ini.
Rancangan industri berbeda dengan hak cipta dalam hal bahwa
rancangan industri dipakai dalam proses industri secara berulang-ulang dan
berkaitan dengan estitika produk, kemudahan dan kenyaman dalam pemakaian
sehingga menarik minat pembeli. Apabila hak cipta melindungi seni murni,
rancangan industri melindungi seni pakai.
Desain lay out dari lingkaran elektronik terpadu digunakan pada TV,
Radio, komputer, mobil, dan alat-alat elektronik lainnya, Desain lay out dari
lingkaran elektronik terpadu tidak mendapatkan perlindungan melalui
rancangan industri, karena disini yang penting bukan penampilan luarnya

21

Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia Dari Masa Ke Masa,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 21.

Universitas Sumatera Utara

31

(external

appearance), melainkan

lokasi

fisiknya

di dalam suatu

lingkaran elektronik terpadu. Hukum patenpun tidak melindunginya karena
perlindungan desain ini tidak perlu memenuhi syarat langkah inventif yang
diharuskan untuk perlindungan paten. Oleh karena itu, perlu dilindungi secara
khusus karena proses penemuannya membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Pengaturan desain tata letak sirkuit terpadu merupakan peraturan baru
yang dimiliki Indonesia sebagai konsekuensi dari diratifikasinya perjanjian
WTO/TRIPs dengan UU No. 7 Tahun 1994. 22
Di samping cara perlindungan paten dan desain layout dari lingkaran
elektronik terpadu seperti di atas, teknologi dapat juga memperoleh alternatif
melalui rahasia dagang (undisclosed information).
Rahasia dagang yang sering juga disebut know-how merupakan
teknologi yang rahasia,

berharga,

dan tidak dipatenkan. Pengertian rahasia

dagang sering dipakai dalam arti luas yang mencakup, baik rahasia teknologi
(seperti metode produksi, formula kimia, cetak biru dan prototype) maupun
rahasia perdagangan (seperti metode penjualan dan distribusi, bentuk-bentuk
kontrak, skedul bisnis, persetujuan lengkap mengenai harga, keterangan
mengenai konsumen, strategi pemasaran dan daftar pelanggan atau klien).
Berbeda dengan perlindungan melalui paten yang akan membuka atau
mempublikasikan teknologi tersebut kepada masyarakat luas selama jangka
waktu

perlindungan,

perlindungan

melalui

rahasia dagang justru

22

Suyud Margono, Aset Interektual, Aspek Hukum Bisnis, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 13.

Universitas Sumatera Utara

32

melindungi kerahasiaan dari teknologi tersebut dan dari adanya upaya
pembocoran secara tidak sah.
Perjanjian lisensi (License agreement) merupakan salah satu jenis
kontrak bisnis yang berkaitan dengan Hak Milik Intelektual. Ia bukanlah salah
satu jenis hak milik intelektual, melainkan merupakan media yang menampung
pengaturan hak dan kewajiban pihak pemilik hak milik intelektual dengan
pihak lainnya yang ingin menggunakan hak milik intelektual tersebut secara
komersil. Kebebasan para pihak dalam pembuatan dan perumusan isi
perjanjian lisensi diatur dalam perundang-undangan hak milik intelektual yang
berlaku untuk mencegah dan menanggulangi persaingan tidak sehat.

C. Hak Yang Menyertai Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu kata yang biasa digunakan
dan dipakai untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul
bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis
hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah
karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Hak Kekayaan Intelektual memiliki empat jenis

hak yang

menyertainya yaitu:
1. Hak cipta (copyright)
2. Paten (patent)

Universitas Sumatera Utara

33

3. Merk dagang (trademark)
4. Rahasia dagang (trade secret) 23
Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai empat jenis HAKI
tersebut:

1. Hak Cipta (copyright)
Hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya
dan salinannya. Pembuat sebuah ciptaan memiliki hak penuh terhadap
ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya tersebut. Hak-hak tersebut
misalnya adalah hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut, hak
untuk membuat produk derivatif, dan hak-hak untuk menyerahkan hak-hak
tersebut ke pihak lain. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut
dibuat. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.

2. Paten (Patent)
Berbeda dengan hak cipta yang melindungi sebuah karya, paten
melindungi sebuah ide, bukan ekspresi dari ide tersebut. Pada hak cipta,
seseorang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak
dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada
paten, seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yang cara
bekerjanya sama dengan sebuah ide yang dipatenkan.

23

Yanuwariza, "Macam-Macam Hak Kekayaan Intelektual", Melalui http://yanuwariza.
wordpress.com/2014/05/04/macam-macam-hak-kekayaan-intelektual/, Diakses tanggal 27 Juni
2014.

Universitas Sumatera Utara

34

3. Merk Dagang (Trademark)
Merk dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan
sebuah produk atau layanan. Merk dagang meliputi nama produk atau layanan,
beserta logo, simbol, gambar yang menyertai produk atau layanan tersebut.
Contoh merk dagang misalnya adalah “Kentucky Fried Chicken”. Yang
disebut merk dagang adalah urut-urutan kata-kata tersebut beserta variasinya
(misalnya “KFC”), dan logo dari produk tersebut. Jika ada produk lain yang
sama atau mirip, misalnya“Ayam Goreng Kentucky”, maka itu adalah
termasuk sebuah pelanggaran merk dagang.
Berbeda dengan HAKI lainnya, merk dagang dapat digunakan oleh
pihak lain selain pemilik merk dagang tersebut, selama merk dagang tersebut
digunakan untuk mereferensikan layanan atau produk yang bersangkutan.
Sebagai contoh, sebuahartikel yang membahas KFC dapat saja menyebutkan
“Kentucky Fried Chicken” di artikelnya, selama perkataan itu menyebut
produk dari KFC yang sebenarnya. 24
Merk dagang diberlakukan setelah pertama kali penggunaan merk
dagang tersebut atau setelah registrasi. Merk dagang berlaku pada negara
tempat pertama kali merk dagang tersebut digunakan atau didaftarkan. Tetapi
ada beberapa perjanjian yang memfasilitasi penggunaan merk dagang di
negara lain. Misalnya adalah sistem Madrid.

24

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

35

Sama seperti HAKI lainnya, merk dagang dapat diserahkan kepada
pihak lain, sebagian atau seluruhnya. Contoh yang umum adalah mekanisme
franchise. Pada franchise, salah satu kesepakatan adalah penggunaan nama
merk dagang dari usaha lain yang sudah terlebih dahulu sukses.

4. Rahasia Dagang (Trade Secret)
Berbeda dari jenis HAKI lainnya, rahasia dagang tidak dipublikasikan
ke publik. Sesuai namanya, rahasia dagang bersifat rahasia. Rahasia dagang
dilindungi selama informasi tersebut tidak ‘dibocorkan’ oleh pemilik rahasia
dagang.
Contoh dari rahasia dagang adalah resep minuman Coca Cola. Untuk
beberapa tahun, hanya Coca Cola yang memiliki informasi resep tersebut.
Perusahaan lain tidak berhak untuk mendapatkan resep tersebut, misalnya
denga// n membayar pegawai dari Coca Cola.
Cara yang legal untuk mendapatkan resep tersebut adalah dengan cara
rekayasa balik (reverse engineering). Sebagai contoh, hal ini dilakukan oleh
kompetitor Coca Cola dengan menganalisis kandungan dari minuman Coca
Cola. Hal ini masih legal dan dibenarkan oleh hukum. Oleh karena itu saat ini
ada minuman yang rasanya mirip dengan Coca Cola, semisal Pepsi atau RC
Cola.
Contoh lainnya adalah kode sumber (source code) dari Microsoft
Windows. Windows memiliki banyak kompetitor yang mencoba meniru
Windows, misalnya proyek Wine yang bertujuan untuk dapat menjalankan

Universitas Sumatera Utara

36

aplikasi Windows pada lingkungan sistem operasi Linux. Pada suatu saat, kode
sumber Windows pernah secara tidak sengaja tersebar ke Internet. Karena
kode sumber Windows adalah sebuah rahasia dagang, maka proyek Wine tetap
tidak diperkenankan untuk melihat atau menggunakan kode sumber Windows
yang bocor tersebut.
Sebagai catatan, kode sumber Windows termasuk rahasia dagang
karena Microsoft memilih untuk tidak mempublikasikannya. Pada kasus lain,
produsen perangkat lunak memilih untuk mempublikasikan kode sumbernya
(misalnya pada perangkat lunak Opensource). Pada kasus ini, kode sumber
termasuk dalam hak cipta, bukan rahasia dagang.

Universitas Sumatera Utara