PERSAMAAN PADA POKOKNYA ANTARA MEREK CARDINAL DENGAN MEREK CARDINAR BERDASARKAN UNDANG UNDANG No. 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK.

PERSAMAAN PADA POKOKNYA ANTARA MEREK CARDINAL DENGAN MEREK
CARDINAR BERDASARKAN UNDANG – UNDANG No. 15 TAHUN 2001 TENTANG
MEREK
ABSTRAK
Dalam kegiatan perdagangan nasional maupun global, Merek merupakan unsur
yang penting untuk membedakan suatu produk dengan produk lainnya yang diproduksi
oleh pelaku usaha yang berbeda. Suatu merek dagang ada kalanya memiliki
persamaan dengan merek dagang lainnya, sehingga selain berakibat tidak saja
membingungkan konsumen, namun juga dapat merusak reputasi dari merek dagang
suatu produk karena adanya tindakan pendomplengan terhadap merek orang lain.
Meskipun telah dilindungi oleh undang – undang kasus pendomplengan merek tetap
banyak terjadi. Pada tahun 2012 CARDINAL mengajukan gugatan pembatalan merek
CARDINAR di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Niaga terhadap Syafri Jeski
sehubungan dengan penggunaan merek yang CARDINAR yang memiliki persamaan
pada pokoknya dengan merek CARDINAL. Adapun masalah yang diteliti adalah
mengenai persamaan pada pokoknya dan itikad baik dalam pendaftaran merek
CARDINAR dihubungkan dengan ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Undang –
Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Memorandum hukum ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif
dengan spesifikasi bersifat deskriptif analitis yang mempelajari dan meneliti
pelanggaran merek dihubungkan dengan Undang – Undang No. 15 Tahun 2001

Tentang Merek. Dengan menggunakan metode ini, kasus yang terjadi diuraikan
kemudian dianalisis berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang – undangan di bidang
merek.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa merek CARDINAR milik
Syafri Jeski sebagai tergugat memiliki persamaan pada pokoknya sebagaimana
terdapat pada pasal 6 ayat (1) b Undang – Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek,
dikarenakan kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur – unsur yang menonjol dari
cara penulisan serta bunyi ucapan yang terdapat dalam merek tersebut jika
dibandingkan dengan merek CARDINAL milik Tony Tjahjadi yang telah terdaftar terlebih
dahulu dibeberapa negara dan telah dikenal di dunia Internasional sehingga termasuk
dalam kategori merek terkenal. Merek CARDINAR yang didaftarkan oleh tergugat
adalah berdasarkan itikad tidak baik sebagai mana terdapat pada Pasal 4 Undang –
Undang No. 15 Tentang Merek karena adanya niat untuk menguntungkan usaha
pendaftar sekaligus merugikan pihak lain melalui cara penyesatan konsumen atau
perbuatan persaiangan curang/menjiplak/menumpang ketenaran merek milik
penggugat. Dengan demikian maka sudah sepatutnya Ditjen HKI Kementerian Hukum
dan HAM RI membatalkan merek CARDINAR atas nama Syafri Jeski dan menerima
Tony Tjahjadi sebagai pemilik tunggal atas merek CARDINAL di Indonesia.

SUBSTANTIAL SIMILARITY BETWEEN CARDINAL AND CARDINAR ACCORDING

TO INDONESIAN LAW ON TRADEMARK NO. 15 OF 2001
ABSTRACT

On a national or global commercial activity, trademark is an important element to
differentiate a product to another product which produced by a different business
enterprises. A trademark somehow has a similarity with another trademark, so that it will
causing not only confusing consumer, but also damaging a good reputation from a
trademark of one product because of the activity of hitchhiking another person’s
trademark. Although it has been protected by law, the case of trademark hitchhiking are
still constantly happens. On 2012, CARDINAL submits a claim of CARDINAR trademark
cancellation on a Trade Court addressing to Syafri Jeski with regards to the using of
CARDINAR trademark which has a substantial similarity with CARDINAL. The issue
that has been analyzed are about the substantial similarity and a good faith on a
CARDINAR trademark registration in association with the regulation on Indonesian Law
on Trademark No. 15 of 2001.
This legal memorandum is using a judicial normative research method with the
specification of analytical descriptive which learnt and analyzed the breach of trademark
associated with Indonesian Law on Trademark No. 15 of 2001. With this method, the
existing case were being untied and then analyzed based on the regulation on the law
of trademark.

According to my research, it obtain a conclusion that CARDINAR owns by Syafri
Jeski as a Respondent has a substantial similarity as mentioned in Indonesian Law on
Trademark No. 15 of 2001 Article 6 (1) b, because of the similarity of the conspicuous
element from the way of writing and the sound of pronunciation which found on that
trademark compared to CARDINAL owns by Tony Tjahjadi which has been registered in
many countries and well-known in the international world and therefore categorized as a
well-known trademark. CARDINAR trademark which registered by the Respondent is
based on the bad faith as mentioned on the Law No. 15 of 2001 Article 4, because there
is an intention to benefit their business and also to harm another party by misleading
consumer or the act of dishonest competition/ plagiarizing/ hitchhiking the trademark
popularity of the Claimant. Thus, it will be suitable if Ditjen HKI of The Ministry of Law
and Human Rights of The Republic of Indonesia annul the CARDINAR trademark in the
name of Syafri Jeski and admit Tony Tjahjadi as the only owner of CARDINAL
trademark in Indonesia.