Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan
hasil perusahan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik
untuk barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak
hanya sekadar untuk membedakan suatu produk dengan produk yang lain,
melainkan juga berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya,
khususnya untuk merek-merek yang berpredikat terkenal (well-known marks). 1
Untuk memperkenalkan produksi suatu perusahaan, merek mempunyai
peranan yang sangat penting bagi pemilik suatu produk. Hal ini disebabkan
oleh fungsi merek itu sendiri untuk membedakan suatu barang dan/atau jasa
dengan barang dan/atau jasa lainnya yang mempunyai kriteria dalam kelas
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
Selain membangun loyalitas konsumen, melalui merek dapat pula dilakukan
strategi pemasaran berupa pengembangan produk kepada masyarakat pemakai
atau kepada masyarakat konsumen, dimana kedudukan suatu merek
dipengaruhi oleh baik atau tidaknya mutu suatu barang yang dihasilkan oleh

perusahaan yang mempunyai merek tersebut. Jadi produk atau jasa dengan
merek yang mempunyai mutu dan karakter yang baik ataupun yang dapat

1

OK. Sadikin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual” Intellectual Property Right,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 359.

9

Universitas Sumatera Utara

10

digunakan untuk mempengaruhi pasar merupakan merek yang akan selalu
dikonsumsi oleh para konsumen.
Bahkan, kadangkala yang membuat suatu barang menjadi mahal bukan
karena produknya, tetapi mereknya. Padahal merek hanyalah sesuatu yang
dilekatkan pada produk dan bukan produk itu sendiri.
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena

melalui merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal
muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu produk tersebut
original. Melalui merek sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter
terhadap produk-produknya yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi
bisnis atas penggunaan merek tersebut. Karena itu, perusahaan-perusahaan
cenderung

berupaya

untuk

mencegah

orang/perusahaan

lain

untuk

menggunakan merek tersebut dalam produk-produknya. Upaya pemilik merek

untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain merupakan hal yang
sangat penting mengingat bahwa upaya untuk membangun sebuah reputasi
merek memerlukan biaya yang yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama.
Hal lain yang juga tidak kalah penting bahwa reputasi yang baik akan
menimbulkan kepercayaan dari konsumen. Keadaan ini akan menyebabkan
merek tiruan tersebut akan diasosiakan dengan merek yang telah digunakan
oleh perusahaan tersebut oleh para konsumen. Oleh sebab itu, setiap
pengusaha akan melakukan upaya apapun terhadap pembatalan pendaftaran
merek yang terbukti telah meniru merek yang digunakannya hingga

Universitas Sumatera Utara

11

mengajukan gugatan ke pengadilan.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam perdagangan bebas peranan
merek semakin besar, baik di pasaran nasional maupun internasional.
Pertarungan merek masih terus berlangsung mengikuti perkembangan zaman
dalam memperebutkan kedudukan di mata konsumen. Sejalan dengan hal
tersebut dan menjadi hal yang paling banyak menjadi pembicaraan di bidang

merek adalah menyangkut adanya persamaan suatu merek dengan merek
lainnya. Peniruan merek dalam bentuk persamaan pada pokoknya semakin
menjamur di Indonesia. 2
Masalah merek yang memiliki persamaan ini selain merugikan pemilik
merek yang sah dalam artian pemilik merek yang mereknya sudah terdaftar
dalam Kantor Merek (Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM) karena
mereknya didompleng, juga dapat menimbulkan kekeliruan pada khalayak
ramai tentang pemakaian merek tersebut. 3
Sebagaimana telah diamanatkan oleh undang-undang, bahwa salah satu
faktor yang menjadi penyebab ditolaknya permintaan pendaftaran merek oleh
Kantor Merek (Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM) yaitu apabila
merek yang diajukan pendaftarannya memiliki persamaan pada pokoknya
dengan merek yang sudah terdaftar. Tidaklah suatu hal yang terlalu sukar
untuk menetapkan bilamanakah suatu merek dikatakan memiliki persamaan

2

Gunawan Suryomurcito (konsumen merek), Media Indonesia, “Cegah Persaingan
Curang Melalui Merek, APHMI, Jakarta, 2007, hal. 2.
3

Sudargo Gautama, Hukum Merek Indonesia, Bandung: Alumni, 1986. hal. 84.

Universitas Sumatera Utara

12

pada keseluruhannya dengan merek milik pihak lain, akan tetapi lain halnya
dengan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya yang merupakan
suatu hal yang tidak mudah dalam menentukannya, karena undang-undangnya
sendiri dalam pengaturannya belum memberikan batasan secara jelas, yang
secara teknis sering menyebabkan multitafsir. Perkara merek yang memiliki
persamaan pada pokoknya merupakan perkara yang tidak mudah dan rumit
dalam pemecahannya, sehingga kejelian dan kehati-hatian hakim sangat
diperlukan dalam penanganannya.
Dalam Undang-undang Merek No.15 Tahun 2001 selanjutnya disebut
UU Merek 2001, suatu merek dikatakan memiliki persamaan pada pokoknya
dengan merek pihak lain apabila ditemukan adanya kemiripan yang
disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu
dengan merek yang lain, yang menimbulkan kesan adanya persamaan baik
mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara

unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merekmerek tersebut.
Melihat isi Pasal 6 ayat (1) huruf a UU Merek 2001 berikut
penjelasannya, kemungkinan adanya unsur subjektivitas dari pemeriksa merek
untuk menolak pendaftaran suatu merek dengan alasan ada persamaan pada
pokoknya cukup beralasan. Hal ini juga berdampak terhadap putusan hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tersebut, menyebabkan
putusan tersebut tidak memiliki interpretasi yang jelas apa kriteria suatu merek

Universitas Sumatera Utara

13

yang memiliki persamaan pada pokoknya.6 Sehingga jelas berdampak buruk
dan menimbulkan ketidakpastian dalam penegakan hukum kita.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul tentang
"Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek".

B. Permasalahan
Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Apakah faktor penyebab terjadinya pemakaian merek yang memiliki
persamaan pada pokoknya?
2. Apakah akibat hukum terjadinya pemakaian merek yang memiliki
persamaan pada pokoknya?
3. Bagaimana penyelesaian sengketa terjadinya pemakaian merek yang
memiliki persamaan pada pokoknya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi agar dapat dilakukan suatu
analisis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah merek, khususnya
mengenai merek yang memiliki persamaan pada pokoknya, sehingga dapat
diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hal-hal sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

14

1. Untuk mengetahui dan mengkaji faktor penyebab terjadinya pemakaian

merek yang memiliki persamaan pada pokoknya.
2. Untuk mengetahui dan mengkaji akibat hukum terjadinya pemakaian
merek yang memiliki persamaan pada pokoknya.
3. Untuk mengetahui dan mengkaji penyelesaian sengketa terjadinya
pemakaian merek yang memiliki persamaan pada pokoknya.

D. Manfaat Penulisan
Sedangkan yang menjadi manfaat penulisan dalam hal ini adalah:
a. Secara teoritis kajian ini diharapkan memberikan kontribusi penelitian
perihal akibat hukum pemakaian merek yang memiliki persamaan pada
pokoknya.
b. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak terkait baik itu
pihak yang terkait langsung khususnya masyarakat dalam memandang
akibat hukum pemakaian merek yang memiliki persamaan pada pokoknya.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
metode penelitian yuridis normatif bersifat deskriptif analisis, yaitu

penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka (data

Universitas Sumatera Utara

15

sekunder) atau penelitian hukum perpustakaan. 4
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data sekunder. Data
sekunder terdiri dari:
a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah UndangUndang Dasar (UUD) 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
serta Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi
yang diteliti.
c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum
maupun kamus umum dan website internet baik itu melalui Google
maupun Yahoo.
3. Alat pengumpulan data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah melalui studi dokumen dengan yuridis normatif.

4. Analisis data
Untuk

mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan,

maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif
ini pada dasarnya merupakan pemaparan dari hasil penelitian selanjutnya
dianalisis dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

4

Ediwarman, Monograf, Metodologi Penelitian Hukum, Program Pascasarjana Univ.
Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 2010, hal. 24.

Universitas Sumatera Utara

16

menarik kesimpulan.


F. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini didasarkan atas ide atau gagasan penulis dan telah
dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum USU oleh Petugas
Pustaka bahwa judul skripsi “Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang
Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek”, ini tidak ditemukan dan tidak ada yang mirip.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan ini adalah asli.
Skripsi ini asli ditulis dan diproses melalui pemikiran penulis, referensi
dari peraturan-peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari
pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan
skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I

:

Pendahuluan
Bab merupakan bab yang berisi tentang Latar Belakang,
Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode
Penelitian, Keaslian Penulisan serta Sistematika Penulisan.

Universitas Sumatera Utara

17

BAB II :

Tinjauan Umum Tentang Hak Kekayaan Intelektual
Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yakni Pengertian Hak
Kekayaan Intelektual, Jenis-Jenis Hak Kekayaan Intelektual
serta Hak Yang menyertai Kekayaan Intelektual.

BAB III :

Tinjauan Umum Tentang Hak Merek
Bab ini akan menguraikan tentang Pengertian Hak Merek,
Perlindungan Hak Merek serta Masa Berlakunya Hak Merek dan
Pendaftaran Hak Merek.

BAB IV :

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan
Pada Pokoknya.
Bab ini membahas tentang: Faktor Penyebab Terjadinya
Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya,
Akibat Hukum Terjadinya Pemakaian Merek Yang Memiliki
Persamaan Pada Pokoknya, serta Penyelesaian Sengketa
Terjadinya Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada
Pokoknya.

BAB V :

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan Kesimpulan dan Saran.

Universitas Sumatera Utara