Tata Cara Pemunungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat, sifat upeti (pemberian)
yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut. Kemudian
dibuat suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada,
namun unsur keadilan lebih diperhatikan. Guna memenuhi unsur keadilan inilah
maka rakyat diikutsertakan dalam membuat aturan-aturan dalam pemungutan pajak,
yang nantinya akan dikembalikan juga hasil untuk kepentingan rakyat itu sendiri.
Adanya perkembangan masyarakat yang akhirnya membentuk suatu negara dan
dengan dilandasi unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu
ketentuan berupa undang-undang yang mengatur mengenai bagaimana tata cara
pemungutan pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, siapa saja yang
harus membayar serta berapa besarnya pajak yang harus dibayar.
Adapun perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus meningkat dan dalam
rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak,
pada tahun 2008 pemerintah kembali melakukan perubahan terhadap undang-undang
perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yaitu Undang- undang Nomor 7 Tahun 1983

diubah dengan Undang- undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Seiring dengan perkembangan perkembangan perekonomian Indonesia meliputi pula
kebijakan-kebijakan dibidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan fenomena
4

Universitas Sumatera Utara

5

yang berkembang di masyarakat. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas
inilah cepat atau lambat tidak dapat ditolak dan harus menerima keberadaan
globalisasi ekonomi serta yang paling penting yaitu mengambil kesempatan yang
dapat timbul akibatnya adanya perubahan ekonomi internasional. Sebagai salah satu
perangkat pendukung yang menunjang agar tercapai keberhasilan ekonomi. Pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama. Pada krisis ekonomi yang
menimpa bangsa Indonesia pada tahun 1998 telah menghancurkan sektor ekonomi
dan meruntuhkan sendi-sendi penerimaan negara yang paling penting. Sejak saat itu
pemerintah memprioritaskan pajak sebagai penerimaan utama bagi APBN.
Pada tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi pajak dengan telah
mengeluarkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1991 dan
Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1994 peraturan perpajakan yang baru dengan
penambahan beberapa kali perubahan sampai yang terakhir dengan Undang-Undang
Pajak tahun 2008 yaitu Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Berbagai jenis dan sektor pajak yang dikelola pemerintah pusat semakin
memberikan sumbangan yang signifikan bagi pendapatan negara. Dalam kehidupan
perekonomian Indonesia pajak memiliki fungsi sebagai berikut :
1.

Fungsi Budgeter
Yakni pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya dan untuk mengisi kas Negara dalam rangka
menjalankan pemerintahan Negara Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

6

2.


Fungsi Reguleren
Yakni pajak sebagai alat untuk mengatur dan mempengaruhi kebijaksanaan
pemerintahan dibidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Penerimaan
pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya
seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik.
Salah satu sektor pajak yang menjadi aset utama penerimaan negara adalah
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah. Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah.
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas
barang maupun jasa. Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan dan dipungut
beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan
barang atau jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang
dan jasa yang terutang pajak.

Dalam memenuhi kewajiban pajak, khususnya PPN dan PPnBM pemerintah
memberikan beberapa fasilitas agar kewajiban pajak yang dikenakan tidak
membebani kegiatan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dan dapat terus

Universitas Sumatera Utara

7

meningkatkan ekspor guna mempercepat tumbuhnya perekonomian Indonesia.
Dengan diadakan PKLM dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan
dan mengembangkan ketrampilan etika pekerjaan, sikap, tugas, dan tanggung jawab
serta kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan.
Dari permasalahan tersebut ini penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemungutan
PPN Dengan judul : “Tata cara pemungutan pajak pertambahan nilai impor
pada kantor pelayanan pajak pratama medan timur”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam PKLM ini adalah :
1.1. Untuk mengetahui tata cara pemungutan dan prosedur pembayaran PPN

yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak yang terdaftar pada KPP
Pratama Medan Timur.
1.2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan cara penyelesaian yang
ditempuh oleh fiskus maupun pengusaha kena pajak dengan mengikuti
peraturan yang berlaku.
2. Manfaat PKLM ini adalah :
Untuk Mahasiswa
a. Penulis dapat memberikan sumbangan berupa hasil pemikiran dan
penerapan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

8

b. Memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada penulis tentang
pelaksanaan kewajiban pajak di Indonesia.

Untuk Universitas
a. Menjalin kerjasama antara instansi dengan universitas
b. Mencari aplikasi yang nyata untuk perbaikan kurikulum

c. Meningkatkan dukungan masa depan dari alumni
Untuk KPP Pratama Medan Timur
a. Meningkatkan pelayanan jangka pendek dan jangka panjang
b. Menimbulkan pikiran baru untuk perubahan kearah yang lebih baik
c. Mempromosikan image instansi di mata masyarakat tentang kinerja
yang dilakukan oleh instansi.
C. Uraian Teoritis
1. Defenisi Pajak
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang “pajak” yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
1.1 Menurut P.J.A Andriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan)
dan terutang oleh wajib pajak, membayarnya menurut peraturan peraturan umum (undang - undang) dengan tidak mendapatkan prestasi
kembali

yang

langsung

dapat


ditunjuk

dan

yang gunanya untuk

membiayai pengeluaran - pengeluaran umum yang berhubungan

dengan

Universitas Sumatera Utara

9

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
1.2 Menurut Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.
1.3 Menurut Soeparman Soemahamidjaja
Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Dari defenisi pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat
pada pengertian pajak adalah:
1.

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan.

2.

Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.

3.

Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

4.

Pajak diperuntukkan baik pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan untuk membiayai
publik invesment.

5.

Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

Universitas Sumatera Utara

10

2. Fungsi Pajak
2.1 Fungsi Budgeter
Pajak sebagai alat untuk memasukkan uang ke dalam kas negara untuk digunakan
sebagai dana pembiayaan pengeluaran negara.

2.2 Fungsi Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaaan Pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Teori Pemungutan Pajak, Resmi (2008, hal:32)
3.1 Teori Bakti
Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk memungut
pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal
penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara.
3.2 Teori Daya Pikul
Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari
warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing masyarakat
dan bukan besar kecilnya kepentingan.
3.3 Teori Daya Beli
Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggaraan berbagai
kepentingan

yang

mendukung


kesejahteraan

masyarakat

dan

Negara.

Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam
melakukan pemungutan pajak dari masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

11

3.4 Teori Asuransi
Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari
segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta
bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam
perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini
dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang
karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.
3.5 Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari masingmasing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.
Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula
pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada
kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi
daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain.
Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.
4. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka
pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:
4.1 Pemungutan pajak harus adil
4.2 Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang.
4.3 Tidak mengganggu perekonomian

Universitas Sumatera Utara

12

4.4 Pemungutan pajak harus efisien.
4.5 Sifat pemungutan pajak harus sederhana.
5. Pengelompokan Pajak
5.1 Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
5.2 Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
5.3 Menurut lembaga pemungutannya
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Universitas Sumatera Utara

13

6. Cara pemungutan pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu:
6.1 Stelsel. nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga
pemungutannya bare dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
6.2 Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Penggenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang-undang.
6.3 Stelsel campuran (mix stelsel)
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.yang
dimana pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya.
7. Asas Pemungutan Pajak
7.1 Asas Domisili (Asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri.
7.2 Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara

14

7.3 Asas Kebangsaan
Penggenaan pajak yang dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.
8. Sistem Pemungutan Pajak
8.1 Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menetukan besarnya, pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Sejak berlakunya. UU Perpajakan yang berupa UU No. 6 Tahun 1983
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan dan UU No. 7 Tahun 1983
tentang pajak penghasilan sistem Official Assessment tidak digunakan lagi.
8.2 Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
8.3 With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi. wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
9. Pengertian PPN Impor
Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
sebagaimana telah beberapa diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor
adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah

Universitas Sumatera Utara

15

Pabean. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang dikenai PPN. Namun dalam
rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha Indonesia dan meningkatkan daya
saing kita, maka pemerintahan menetapkan jenis-jenis Barang Kena Pajak Tertentu
yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai,
yang bertujuan untuk menjamin tersedianya barang-barang yang bersifat strategi.
1. Pajak masukan (PM) dan Pajak keluaran (PK)
Sebagai Masukan merupakan pajak yang dikreditkan melalui Faktur Pajak
sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka
25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.
Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah
dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud
dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutama yang wajib dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak,
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.
D. Ruang lingkup praktek kerja lapangan mandiri
Adapun ruang lingkup PKLM adalah Tentang Cara Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai Impor yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada tahun 2004 – 2005 dan Permasalahan

Universitas Sumatera Utara

16

yang dihadapi oleh fiskus dan Pengusaha Kena Pajak dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Dalam PKL Mandiri ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari
peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal,
berkonsultasi dengan pihak Program Studi D-III Administrasi Perpajakan.
2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku yang
berkaitan dengan judul PKL Mandiri yang dilakukan baik itu, UU Pajak,
Peraturan Pemerintahan, Keputusan Menteri Keuangan, artikel Ilmiah serta
sumber-sumber lain mendukung penulisan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan dan kondisi
kerja seksi PPN dan PTLL di KPP Pratama Medan Timur.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan antara
lain :
-

Prosedur yang digunakan pengusaha kena pajak dalam memenuhi
kewajiban pajaknya khususnya PPN.

Universitas Sumatera Utara

17

-

Hak dan Kewajiban dari Wajib Pajak dan Fiskus dalam melaksanakan
Undang-Undang maupun Peraturan-Peraturan.

5. Analisis Dan Evaluasi Data
Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis akan menganalisa yang
berbentuk analisa kualitatif dan mengevaluasi data secara objektif, jelas dan
sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan Mandiri
a. Wawancara
Dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara dengan
petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi serta
diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan meneliti dengan benar
cara pengusaha kena pajak melakukan memungut pajak dalam memenuhi
kewajiban.
c. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen yang berupa UU
No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM serta sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan judul yang diambil oleh penulis.

Universitas Sumatera Utara

18

G. Sistematika Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ini adalah
sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas dan menguraikan hal-hal yang menjadi Latar
Belakang PKLM, Tujuan dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup
PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN OBJEK LOKASI PKLM
Dalam Bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan
Pajak Medan Timur, Tugas Pokok, Gambaran Struktur mengenai
wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur.

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTEK
Bab ini berisikan tentang ketentuan perpajakan dalam peraturan
perundang-undangan, objek, subjek dan cara pemungutan PPN yang
dilakukan oleh wajib pajak.

BAB IV

ANALISI DAN EVALUASI DATA
Dalam penulisan ini akan menganalisa data yang diperoleh kemudian
mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab
perumusan masalah.

Universitas Sumatera Utara

19

BAB V

KESIMPULAN
Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pertanyaan mengenai halhal yang telah dikemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat
diambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah yang ada.

Universitas Sumatera Utara