Tata Cara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat, sifat upeti (pemberian) yang semula dilakukan cuma-cuma dan sifatnya memaksa tersebut.Kemudian dibuat suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun unsur keadilan lebih diperhatikan. Guna memenuhi unsur keadilan inilah maka rakyat diikutsertakan dalam membuat aturan-aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya akan dikembalikan juga hasilnya untuk kepentingan rakyat itu sendiri. Adanya perkembangan masyarakat yang akhirnya membentuk suatu negara dan dengan dilandasi unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu ketentuan berupa undang-undang yang mengatur mengenai bagaimana tata cara pemungutan pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, siapa saja yang harus membayar serta berapa besarnya pajak yang harus bayar.

Adapun perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus meningkat dan dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, pada tahun 2000 pemerintah kembali mengadakan perubahan terhadap undang-undang perpajakan yang dibuat pada tahun 1983. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia meliputi pula kebijakan-kebijakan di bidang pajak.Oleh karena itu, pajak merupakan fenomena yang berkembang di masyarakat.Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat tidak dapat ditolak dan


(2)

harus menerima keberadaan globalisasi ekonomi serta yang paling penting yaitu mengambil kesempatan yang dapat timbul akibatnya adanya perubahaan ekonomi internasional. Sebagai salah satu perangkat pendukung yang menunjang agar tercapai keberhasilan ekonomi.Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama.Pada krisisekonomi yangmenimpa bangsa Indonesia pada tahun 1998 telah menghancurkan sektor ekonomi dan meruntuhkan sendi-sendi penerimaan negara yang paling penting.Sejak saat itu pemerintah memprioritaskan pajak sebagai penerimaan utama bagi APBN.

Setelah diadakannnya reformasi pajak pada tahun 1983 dengan mengeluarkan undang-undang dan peraturan perpajakan ditambah dengan beberapa kali perubahan sampai yang terakhir dengan Undang-Undang Pajak tahun 2000 berbagai jenis dan sektor pajak yang dikelola pemerintah pusat semakin memberikan sumbangan yang signifikan bagi pendapatan negara. Dalam kehidupan perekonomian Indonesia pajak memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Budgeter

Yakni pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengeluarannya dan untuk mengisi kas Negara dalam rangka menjalankan pemerintahan Negara Indonesia.

2. Fungsi Reguleren

Yakni pajak sebagai alat untuk mengatur dan mempengaruhi kebijaksaan pemerintahan dibidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Penerimaan


(3)

pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya

seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik. Salah satu sektor pajak yang menjadi aset utama penerimaan negara adalah

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas barang maupun jasa.Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan.Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan barang atau jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan jasa yang terutang pajak.

Dalam memenuhi kewajiban pajak, khususnya PPN dan PPnBM pemerintah memberikan beberapa fasilitas agar kewajiban pajak yang dikenakan tidak membebani kegiataan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dan dapat terus meningkatkan ekspor guna untuk mempercepat tumbuhnya perekonomian indonesia. Dengan diadakan PKLM dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan etika pekerjaan, sikap, tugas, dan tanggung jawab


(4)

serta kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

Dari permasalahan tersebut ini penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemungutan PPN Dengan judul: ”TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI IMPOR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PKL MANDIRI

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam PKLM ini adalah:

1.1. Untuk mengetahui tata cara pemungutan dan prosedur pembayaran PPN yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Medan Timur.

1.2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan cara penyelesaian yang ditempuh oleh fiskus maupun pengusaha kena pajak dengan mengikuti peraturan yang berlaku.

2. Manfaat PKLM Ini adalah: 2.1 Untuk Mahasiswa

a.Penulis dapat memberikan sumbangan berupa hasil pemikiran dan penerapan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan.

b.Memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada penulis tentang pelaksanaan kewajiban pajak di Indonesia


(5)

a. Menjalin kerjasama antara instansi dengan universitas. b. Mencari aplikasi yang nyata untuk perbaikan kurikulum. c. Meningkatkan dukungan masa depan dari alumni. 2.3 Untuk KPP Pratama Medan Timur

a. Meningkatkan pelayanan jangka pendek dan jangka panjang. b. Menimbulkan pikiran baru untuk perubahan kearah yang lebih baik c. Mempromosikan image instansi di mata masyarakat tentang kinerja

yang dilakukan oleh instansi.

C. URAIAN TEORITIS 1. Definisi Pajak

1.1Rochmat Soemitro, Memberi definisi sebagai berikut:Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang_undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membiayai penggunaan umum (Bohari, 1984:31).

1.2P.J.A. Andriani, Beliau memberikan definisi yang berbunyi sebagaiberikut: Pajak adalah iuran kepada Negara ( yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh orang yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dengan tugas pemeritah ( Bohari, 1984:31 ).


(6)

1.3Soeparman Soemahamidjaja, yang memberikan definisi pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum ( Suandy, 2008:9 ).

1.4M.J.H. Smeets, memberikan definisi pajak sebagai berikut: Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Suandy,2008:9 ).

2. Teori Pemungutan Pajak

2.1Teori Bakti

Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk memungut pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara (Judisseno, 1996:17 ).

2.2Teori Daya Pikul

Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing masyarakat dan bukan besar kecilnya kepentingan (Judisseno, 1996:17 ).


(7)

2.3Teori Daya Beli

Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara. Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam melakukan pemungutan pajak dari masyarakatnya (Judisseno, 1996:17 ).

2.4Teori Asuransi

Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya.Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi.Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi ( Judisenno, 1996:17 ).

2.5Teori Kepentingan

Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara.Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya.Ada perlindungan jaminan sosial,


(8)

keehatan, dan lan-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak (Judisseno, 1996:17 ).

3. Pengertian PPN Impor

Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009 ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor Barang Kena Pajak. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabeaan. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang dikenai PPN. Namun dalam rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha Indonesia dan meningkatkan daya saing kita, maka pemerintah menetapkan jenis-jenis Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, yang bertujuan untuk menjamin tersedianya barang-barang yang bersifat strategi.

4. Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK)

Pajak Masukan merupakan pajak yang dapat dikreditkan melalui Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.

Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/ atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar


(9)

daerah pabean dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/ atau impor Barang Kena Pajak.

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak.

D. RUANG LINGKUP PKLM

Adapun ruang lingkup PKLM adalah Tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada tahun 2004 - 2005 dan Permasalahan yang dihadapi oleh fiskus dan Pengusaha Kena Pajak dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

E. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam PKL Mandiri Ini Penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, berkonsultasi dengan pihak Program Studi D-III Administrasi Perpajakan. 2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku yang berkaitan dengan judul PKL Mandiri yang dilakukan baik itu, UU Pajak,


(10)

Peraturan Pemerintahan, Keputusan Menteri Keuangan, artikel Ilmiah serta sumber-sumber lain mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan dan kondisi kerja seksi PPN dan PTLL di KPP Pratama Medan Timur.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan antara lain:

4.1 Prosedur yang digunakan pengusaha kena pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya khususnya PPN.

4.2 Hak dan Kewajiban dari Wajib Pajak dan Fiskus dalam melaksanakan Undang-Undang maupun Peraturan-Peraturan.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis akan menganalisakan yang berbentuk analisa kualitatif dan mengevaluasi data secara objektif, jelas dan sistematis.

F. METODE PENGUMPULAN DATA PKL MANDIRI

1. Wawancara

Dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara dengan petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi serta diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.


(11)

2. Observasi

Dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan meneliti dengan benar cara pengusaha kena pajak melakukan memungut pajak dalam memenuhi kewajiban. 3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen yang berupa UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan judul yang diambil oleh penulis.

G. SISTEMATIKA LAPORAN PKL MANDIRI

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas dan menguraikan hal-hal yang menjadi Latar Belakang PKLM, Tujuan Dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam Bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Tugas Pokok, Gambaran Struktur mengenai wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Palayanan Pajak Pratama Medan Timur. BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

Bab ini berisikan tentang ketentuan perpajakan dalam peraturan perundang-undangan, objek, subjek dan cara pemungutan PPN yang dilakukan oleh wajib pajak.


(12)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam penulisan ini akan menganalisa data yang diperoleh kemudian mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang telah dikemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat diambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah yang ada.


(1)

2.3Teori Daya Beli

Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara. Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam melakukan pemungutan pajak dari masyarakatnya (Judisseno, 1996:17 ).

2.4Teori Asuransi

Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya.Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi.Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi ( Judisenno, 1996:17 ).

2.5Teori Kepentingan

Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara.Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya.Ada perlindungan jaminan sosial,


(2)

keehatan, dan lan-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak (Judisseno, 1996:17 ).

3. Pengertian PPN Impor

Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009 ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor Barang Kena Pajak. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabeaan. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang dikenai PPN. Namun dalam rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha Indonesia dan meningkatkan daya saing kita, maka pemerintah menetapkan jenis-jenis Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, yang bertujuan untuk menjamin tersedianya barang-barang yang bersifat strategi.

4. Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK)

Pajak Masukan merupakan pajak yang dapat dikreditkan melalui Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.

Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/ atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar


(3)

daerah pabean dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/ atau impor Barang Kena Pajak.

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak.

D. RUANG LINGKUP PKLM

Adapun ruang lingkup PKLM adalah Tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada tahun 2004 - 2005 dan Permasalahan yang dihadapi oleh fiskus dan Pengusaha Kena Pajak dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

E. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam PKL Mandiri Ini Penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, berkonsultasi dengan pihak Program Studi D-III Administrasi Perpajakan. 2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku yang berkaitan dengan judul PKL Mandiri yang dilakukan baik itu, UU Pajak,


(4)

Peraturan Pemerintahan, Keputusan Menteri Keuangan, artikel Ilmiah serta sumber-sumber lain mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan dan kondisi kerja seksi PPN dan PTLL di KPP Pratama Medan Timur.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan antara lain:

4.1 Prosedur yang digunakan pengusaha kena pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya khususnya PPN.

4.2 Hak dan Kewajiban dari Wajib Pajak dan Fiskus dalam melaksanakan Undang-Undang maupun Peraturan-Peraturan.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis akan menganalisakan yang berbentuk analisa kualitatif dan mengevaluasi data secara objektif, jelas dan sistematis.

F. METODE PENGUMPULAN DATA PKL MANDIRI

1. Wawancara

Dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara dengan petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi serta diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.


(5)

2. Observasi

Dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan meneliti dengan benar cara pengusaha kena pajak melakukan memungut pajak dalam memenuhi kewajiban. 3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen yang berupa UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan judul yang diambil oleh penulis.

G. SISTEMATIKA LAPORAN PKL MANDIRI

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas dan menguraikan hal-hal yang menjadi Latar Belakang PKLM, Tujuan Dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam Bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Tugas Pokok, Gambaran Struktur mengenai wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Palayanan Pajak Pratama Medan Timur. BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

Bab ini berisikan tentang ketentuan perpajakan dalam peraturan perundang-undangan, objek, subjek dan cara pemungutan PPN yang dilakukan oleh wajib pajak.


(6)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam penulisan ini akan menganalisa data yang diperoleh kemudian mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang telah dikemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat diambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah yang ada.