”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN J UNIOR TERHADAP PROFESI
AKUNTAN”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :
ALVIAN KUSUMA WIJ AYA
0813010084/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN J UNIOR TERHADAP PROFESI
AKUNTAN”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur)

yang diajukan
Alvian Kusuma Wijaya
0813010084/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM

Tanggal : …………

NIP. 19630524 198803 1001


Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. RA. Suwaidi. MS
NIP. 19600330 198603 1003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN J UNIOR TERHADAP PROFESI
AKUNTAN”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur)
Disusun oleh :
ALVIAN KUSUMA WIJ AYA
0813010084/FE/AK
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 03 Mei 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr s. Ec. Tamadoy T, MM

Dr. Indrawati Y. AK, MM
Sekretaris

Dra. Ec.Anik Y, MAks
Anggota

Dr s. Ec. Tamadoy T, MM

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul “Per sepsi
Mahasiswa

Senior

dan

J unior

Terhadap


Profesi

Akuntan”,

dapat

terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung hingga penyusunan skripsi
ini terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


2.

Bapak DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak DR. Hero Priono SE, Msi, Ak Selaku ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

4.

Bapak Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM, selaku Dosen Pembimbing yang
telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
memberikan bimbingan hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

5.

Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, MM. selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan
dan nasihat.


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
memberikan Ilmu Pengetahuan selama di bangku kuliah.

7.

Keluargaku yang tercinta : Bapak, Ibu, serta semua saudara-saudaraku yang
senantiasa memberikan doa restu dan tanpa lelah memberikan dukungan
moril maupun materiil dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir
penyusunan skripsi ini.

8.


Kekasihku tercinta : Ria Sulistyaningrum yang telah setia menemani saya
hingga saat ini untuk membantu terselesaikannya tugas akhir ini.

9.

Sahabat-sahabat terbaikku yang luar biasa baik untuk selalu memberi aku
canda tawa, perhatian, bantuan dan motivasi dari sebelum berlangsungnya
proses skripsi hingga terselesainya skripsi ini : HMAK big family, Ambon,
Rama, Dedy.

10.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu peneliti harapkan untuk membantu kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi referensi pendidikan dan
semua pihak yang membacanya.

Surabaya,

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Maret 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ....................................

i

KATA PENGANTAR .............................................................................

ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

x

ABSTRAKSI ...........................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................................

1


1.2. Perumusan Masalah ...........................................................................

7

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................

7

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................

7

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................

9

2.1.1. Perbedaan Penelitian saat ini dan terdahulu .....................................

12

2.2. Landasan Teori ...................................................................................

12

2.2.1. Persepsi ...........................................................................................

12

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.1. Definisi Persepsi ...........................................................................

12

2.2.1.2. Faktor-Faktor Pengembangan Persepsi .........................................

13

2.2.1.3. Pemilihan Persepsi .......................................................................

14

2.2.2. Teori Yang Berhubungan Dengan Persepsi ......................................

16

2.2.3. Pengertian Mahasiswa .....................................................................

17

2.2.3.1. Mahasiswa Akuntansi ...................................................................

17

2.2.3.2. Pendidikan Akuntansi ...................................................................

17

2.2.3.3. Visi dan Misi Pendidikan Akuntansi .............................................

21

2.2.4. Profesi Akuntansi ............................................................................

21

2.2.4.1. Pengertian Profesi Akuntansi ........................................................

21

2.2.4.2. Ciri-Ciri Profesi ............................................................................

22

2.2.4.3. Jenis Profesi Akuntan ...................................................................

23

2.2.4.4. Perkembangan Profesi Akuntan ....................................................

24

2.2.4.5. Tantangan dan Peningkatan Profesionalime Bagi Profesi Akuntan

28

2.2.5. Karir ................................................................................................

29

2.2.5.1. Pengertian Karir ...........................................................................

29

2.2.5.2. Efektifitas Karir ............................................................................

29

2.2.6. Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesi Akuntan ...............................

30

2.3. Kerangka Pikir ...................................................................................

32

2.4. Hipotesis ............................................................................................

33

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................

34

3.2. Teknik Penentuan Sampel ..................................................................

35

3.2.1. Obyek dan Populasi .........................................................................

35

3.2.2. Kriteria Sampel ...............................................................................

36

3.2.3. Sampel ............................................................................................

37

3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

38

3.3.1. Jenis Data ........................................................................................

38

3.3.2. Sumber Data ...................................................................................

38

3.3.3. Pengumpulan Data ..........................................................................

39

3.4. Teknik Analisis Data ..........................................................................

39

3.4.1. Uji Validitas ....................................................................................

39

3.4.2. Uji Reliabilitas ................................................................................

40

3.4.3. Uji Normalitas .................................................................................

40

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................................

41

3.5.1. Uji Independent Sample t Test .........................................................

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

43

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim

43

4.1.2. Tempat Kedudukan .........................................................................

46

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan .......................................................

46

4.1.3.1. Falsafah ........................................................................................

46

4.1.3.2. Visi ..............................................................................................

47

4.1.3.3. Misi ..............................................................................................

47

4.1.3.4. Tujuan ..........................................................................................

48

4.1.4. Deskripsi Fakultas Ekonomi ............................................................

48

4.1.5. Riwayat Progdi Akuntansi ...............................................................

49

4.1.5.1. Visi Progdi Akuntansi ..................................................................

50

4.1.5.2. Misi Progdi Akuntansi ..................................................................

50

4.1.5.3. Tujuan Progdi Akuntansi ..............................................................

50

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok ............................

51

4.2.2. Deskripsi Terhadap Akuntan Sebagai Karir .....................................

52

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................................................

56

4.3.1. Uji Validitas ....................................................................................

56

4.3.2. Uji Reliabilitas ................................................................................

60

4.3.3. Uji Normalitas .................................................................................

61

4.3.4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................

63

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.4.1. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi
Akuntan Pada Program S1 Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jatim ........

63

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................

65

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ................................................................

66

4.4.2. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ..

68

4.4.3. Keterbatasan Penelitian ...................................................................

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ........................................................................................

70

5.2. Saran ..................................................................................................

70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN J UNIOR TERHADAP
PROFESI AKUNTAN
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi
Univer sitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ J awa Timur)
Oleh :
Alvian Kusuma Wijaya

Abstraksi
Bersama dengan sikap profesional yang dimiliki oleh profesi akuntan,
dimana sudah sejak lama peran dan profesi menjadi sasaran kritik masyarakat
pada umumnya dan dunia usaha pada khususnya. Mengingat harapan publik
bahwa profesi akuntan dapat membantu terciptanya siklus akuntansi yang tertata
baik, sehingga masarakat mampu menerima dan memahami informasi
perkembangan kegiatan usaha secara obyektif dan lengkap. Lebih dari itu publik
menginginkan profesi akuntan lebih berpihak pada pemakai laporan keuangan
dengan tidak hanya menilai kewajaran penyajian laporan keuangan tetapi juga
kewajaran transaksi yang dilaporkan. Seiring dengan banyaknya mata kuliah dan
semakin lamanya seorang mahasiswa dalam menempuh kuliah, atau dengan kata
lain, semakin senior seorang mahasiswa maka semakin besar peluang akan
mengalami perubahan persepsi terhadap profesi akuntan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Akuntansi angkatan tahun 2009 dan mahasiswa angkatan tahun 2011 pada
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 456
mahasiswa (ADMIK FE’11/12).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa tidak ada
perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap profesi akuntan.

Keywords : Karir, ilmu, profesi , kelompok

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Globalisasi dan perdagangan bebas akan membuka kesempatan
baru dan mendorong dunia usaha ke arah yang kompetitif. Oleh karena itu
setiap organisasi harus selalu mempertahankan dan meningkatkan
keunggulan kompetitifnya agar dapat bertahan dan terus berkembang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, peningkatan
profesionalisme menjadi tuntutan utama.
Bersama dengan sikap profesional yang dimiliki oleh profesi
akuntan, dimana sudah sejak lama peran dan profesi menjadi sasaran kritik
masyarakat pada umumnya dan dunia usaha pada khususnya. Deretan
peristiwa yang menyangkut tentang peran akuntan salah satunya seperti
ang dialami oleh raksasa bisnis Enron Inc. Di Amerika Serikat beberapa
waktu lalu. Dalam kasus Enron ini, sistem kontrol berlapis-lapis ternyata
tidak

dapat

mencegah

sekelompok

pimpinan

yang

memuaskan

ketamakannya untuk kepentingan sendiri. Eksekutif Enron Inc. Yang
seharusnya berkewajiban moral memberikan data keuangan yang jujur
sebagaimana keharusan perusahaan publik, ternyata tidak melakukan tugas
itu. Begitu pula auditor independen yang semestinya tidak hanya
memastikan bahwa laporan keuangan sebuah perusahaan sesuai aturan dan
standar akuntansi, tetapi juga memberi investor gambaran yang wajar serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi, ternyata gagal menjalankan
perannya, sehingga Enron Inc. kehilangan nilai sama sekali (Tempo 23
januari 2002) seperti apa yang dikutip dari Ardi dalam Bisnis Indonesia
(2005), bahwa pelibatan akuntan dalam perpajakan sesuai dengan
keputusan Menteri Keuangan pada era 80-an bahwa laporan keuangan
yang sudah diperiksa oleh akuntan publik tidak akan diperiksa lagi oleh
instansi pajak tetapi karena ternyata banyak akuntan yang berkelakuan
seperti tukang jahit, maka ketentuan tersbut tidak diberlakukan.akuntan
publik di Indonesia bertindak seperti tukang jahit adalah riil. Anda bisa
minta akuntan untuk memberikan pendapat apa saja mengenai laporan
keuangan anda.wajar tanpa syarat, wajar dengan pengecualian, pendapat
tidak wajar, atau pendapat tidak memberikan pendapat (www.google.com).
Adanya

fenomena-fenomena

diatas,

secara

empirik

dapat

mempengaruhi persepsi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada
khususnya terhadap profesi

seorang akuntan. Profesionalisme dalam

profesi akuntan baik akuntan publik maupun akuntan manajemen harus
benar-benar menepati standar akuntan dan menjaga mutu pekerjaan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Peranan informasi akuntansi yang
dihasilkan melalui sistem akuntansi yang baik sangatlah mendorong dalam
menentukan pengambilan keputusan.
Mengingat harapan publik bahwa profesi akuntan dapat membantu
terciptanya siklus akuntansi yang tertata baik, sehingga masarakat mampu
menerima dan memahami informasi perkembangan kegiatan usaha secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

obyektif dan lengkap. Lebih dari itu publik menginginkan profesi akuntan
lebih berpihak pada pemakai laporan keuangan dengan tidak hanya
menilai kewajaran penyajian laporan keuangan tetapi juga kewajaran
transaksi yang dilaporkan.
Disamping itu, isu Good Corporate Governance di Indonesia saat
ini masih hangat dibicarakan karena dianggap sebagai faktor yang akan
dapat memulihkan kepercayaan investor terhadap Indonesia dan media
menciptakan suasana bisnis yang sehat di Indonesia. Salah satu komponen
dari Corporate Governance adalah adanya pelaporan keuangan yang
memadai, sayangnya sistem pelaporan keuangan yang ada saat ini masih
perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Rendahnya kualitas laporan keuangan
dapat disebabkan kurangnya persepsi positif dari akuntan di Indonesia.
Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebut bahwa tujuan profesi
akuntansi

adalah

memenuhi

tanggung

jawab

dengan

standar

profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Lebih lanjut disebutkan bahwa salah
satu dari empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang akuntan
adalah Profesionalisme. Prinsip ketujuh Kode Etik Akuntan Indonesia
menyebutkan bahwa prinsip Profesionalisme berarti setiap anggota harus
berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi

tindakan

yang

dapat

mendiskreditkan

profesi.

Prinsip

Profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila
akuntan tersebut merasa bahwa profesi akuntan penting dan memiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

tanggung jawab yang besar dalam masyarakat. Dengan demikian akuntan
tersebut berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya dan menjaga nama
baik profesinya. Oleh karena itulah, salah satu hal penting yang perlu
ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk
nilai-nilai dan persepsi positif mahasiswa terhadap profesi akuntan. Profesi
akuntan di Indonesia pada masa yang akan datang menghadapi tantangan
yang sangat berat. Untuk itu kesiapan yang menyangkut Profesionalisme
profesi mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan 3
hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi tersebut yaitu
keahlian ( skill ), karakter ( character ), dan pengetahuan (knowledge).
Proses

pembentukan

profesionalisme

profesi

berawal

dari

pendidikan profesi, dalam hal ini pendidikan akuntansi di Perguruan
Tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, bertujuan
menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar ( knowledge
and learning experience ) bagi para mahasiswanya. Tujuan tersebut
dicapai melalui bentuk kegiatan belajar mengajar yang disebut kuliah.
Namun pendidikan akuntansi seharusnya tidak hanya menekankan pada
kebutuhan keahlian ( skill ) dan pengetahuan ( knowledge ) yang bersifat
teoritis, tetapi juga harus mampu mensosialisasikan kepada mahasiswanya
hal – hal yang berhubungan dengan dunia praktik dan lingkungan kerja
profesi akuntansi.
Di Indonesia, proses pendidikan dan pengajaran akuntansi
dipandang belum mampu menghasilkan lulusan yang profesional, yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

siap terjun ke dunia bisnis (Machfoedz, 1997 dalam Diana, 2006). Proses
tersebut meliputi: desain kurikulum, desain silabus, struktur pengajaran
dan

sistem

pengajaran.

Hal

lain

yang

menyebabkan

perlunya

restrukturisasi pendidikan akuntansi adalah adanya indikasi bahwa para
lulusan pendidikan akuntansi di perguruan tinggi meninggalkan bangku
kuliah dengan persepsi yang kurang tepat mengenai lingkungan kerja
profesi akuntan. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan yang diungkapkan
Hanno dan Turner, 1995 (dalam Diana, 2006) bahwa pendidikan akuntansi
harus mampu memberikan “ A knowledge of business and their
environtment ”. Hal penting yang perlu ditekankan dalam pendidikan
akuntansi adalah bagaimana

membentuk

nilai-nilai dan persepsi

mahasiswa terhadapa profesi akuntan. Nilai-nilai yang dianut akuntan
tidak terlepas dari bagaiman dia memandang profesi akuntan. Apabila
profesi akuntan dipandang sebagai profesi yang penting maka dengan
sendirinya pekerjaan yang dilakukan

juga akan dianggap penting.

Tentunya nilai-nilai ini juga akan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya
individual, seperti karakteristik sosial dan pengalaman masa lalunya.
Walaupun demikian, pada saat mahasiswa tersebut memilih jalur karirnya
menjadi seorang akuntan, mahasiswa tersebut telah memiliki pandangan
mengenai akuntan sebagai sebuah profesi.
Seiring dengan banyaknya mata kuliah dan semakin lamanya
seorang mahasiswa dalam menempuh kuliah, atau dengan kata lain,
semakin senior seorang mahasiswa maka semakin besar peluang akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

mengalami perubahan persepsi terhadap profesi akuntan. Dimungkinkan
bahwa seorang mahasiswa akan semakin tidak inigin untuk menjadi
seorang akuntan. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan persepsi
mahasiswa dalam memahami profesi akuntan, yang bisa dikarenakan oleh
kekurangtepatan dalam penyampaian suatu mata kuliah tertentu, sehingga
mahasiswa semakin tidak tertarik dengan profesi yang mungkin akan
digelutinya tersebut atau dengan kata lain persepsinya terhadap profesi
akuntan menjadi negatif. Sedangkan untuk mahasiswa junior kemungkinan
besar mereka masih memiliki persepsi yang positif terhadap profesi
akuntan, hal itu dimungkinkan karena mereka masih belum mendapatkan
tekanan dari banyaknya mata kuliah yang ditempuh dan semakin sulitnya
mata kuliah di semester-semester berikutnya.
Penelitian ini seperti halnya penelitian Fitriyani dan Yulianti
(2007). Perbedaanya adalah pada penelitian ini hanya meneliti perbedaan
persepsi antara mahasiswa senior dan junior pada program S-1 reguler saja
, sedangkan penelitian Fitriyani dan Yulianti (2007) meneliti perbedaan
persepsi antara mahasiswa senior dan junior pada program S-1 reguler, S-1
ekstensi dan D3. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti persepsi
mengenai profesi akuntan antara mahasiswa senior dan junior pada
mahasiswa akuntansi program S-1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Berdasarkan uraian tersebut
melakukan

penelitian

dengan

diatas peneliti tertarik untuk

judul

“PERSEPSI

MAHASISWA

SENIOR DAN J UNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi
Kasus

Pada

Mahasiswa

Akuntansi

Univer sitas

Pembangunan

Nasional ‘Veteran’ J awa Timur) ”.

1.2.

Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan
junior terhadap profesi akuntan?

1.3.

Tujuan Penelitian
Untuk menguji secara empirik apakah terdapat perbedaan persepsi
antara mahasiswa senior dan junior terhadap profesi akuntan.

1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1.

Bagi Civitas Akademika
Dapat memberikan informasi mengenai persepsi mahasiswa akuntansi
terhadap profesi akuntan untuk dijadikan dasar penyusunan kurikulum
akuntansi, serta memberikan informasi kepada

para pendidik untuk

sekiranya dapat menyampaikan sisi lain dari profesi akuntan sehingga
mahasiswa diharapkan semakin menghargai dan dengan demikian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

menganggap bahwa profesi akuntan merupakan profesi yang penting
sehingga mendorong mereka meningkatkan kemamapuan di bidang
akuntansi.
2.

Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin melakukan
pendekatan terhadap masalah yang terjadi berdasarkan metode ilmiah,
sehingga dapat

memberikan

manfaat

dalam perkembangan

ilmu

pengetahuan itu sendiri.
3.

Ikatan Akuntan Indonesia
Memberikan informasi kepada Ikatan Akuntan Indonesia khususnya
kompartemen akuntan pendidik untuk menentukan kebijakan-kebijakan
dalam meningkatkan profesionalisme akuntan Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dipakai sebagai bahan
masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini
pernah dilakukan oleh:

1.

Yulianti dan fitriany (2007)
a. Judul :
“Perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior mengenai
profesi akuntan pada program S-1 reguler, S-1 ekstensi dan program
diploma 3”.
b. Perumusan masalah :
Apakah terdapat Perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan
junior

mengenai profesi akuntan pada program S-1 reguler, S-1

ekstensi dan program diploma 3 ?
c. Kesimpulan :
Penelitian tersebut membuktikan bahwa pada program S-1 reguler
,mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan mahasiswa junior. Pada program S-1 ekstensi, ,mahasiswa
senior juga memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

mahasiswa junior. Pada program D-3 tidak ada perbedaan signifikan
antara mahasiswa senior dan junior.
2.

Rahayu (2003)
a. Judul :
"Persepsi

Mahasiswa

akuntansi

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi pemilihan karir”
b. Perumusan masalah :
apakah ada perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi yang
memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan akuntan intern ?
c. Kesimpulan :
Karir yang paling banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi dari
universitas negeri dan swasta adalah karir sebagai akuntan perusahaan,
kemudian akuntan pemerintah, akuntan publik, dan akuntan pendidik.
Sedangkan berdasarkan gender, karir sebagai akuntan perusahaan
banyak diminati oleh mahasiswa dan mahasiswi dari universitas negeri
dan swasta. Karir sebagai akuntan pendidik kurang diminati oleh
mahasiswa akuntansi yang berjenis kelamin pria. Dan karir sebagai
akuntan publik kurang diminati oleh mahasiswa berjenis kelamin
perempuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

3.

Puspitasari soekamto (2009)
a. Judul :
“Perbedaan Persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai profesi
akuntan pada program S-1 Jurusan akuntansi”.
b. Perumusan masalah :
Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior
mengenai profesi akuntan pada program S-1 Jurusan akuntansi
Universitas Pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur.
Apakah terdapat perbedaan Persepsi mahasiswa senior dan junior
mengenai profesi akuntan pada program S-1 Jurusan akuntansi
Universitas

Pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur bila

ditinjau dari segi gender?
c. Kesimpulan :
Ada perbedaan Persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai
profesi akuntan pada program S-1 Jurusan akuntansi Universitas
Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur.
Ada perbedaan Persepsi mahasiswa senior perempuan dan junior
perempuan mengenai profesi akunttan pada program S-1 Jurusan
akuntansi Universitas

Pembangunan nasional “Veteran” Jawa

Timur.
Tidak ada perbedaan Persepsi mahasiswa senior pria dan junior
pria mengenai profesi akuntan pada program S-1 Jurusan akuntansi
Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan

penelitian

terdahulu

yang

telah

disebutkan

sebelumnya diatas, dapat dilihat perbedaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian saat ini, perbedaannya yaitu terletak pada tahun dan
obyek penelitian.
2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Persepsi
2.2.1.1.Definisi Per sepsi
Kehidupan sehari-hari manusia sering mengadakan persepsi
terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh panca
indera yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat
pula berupa peristiwa atau kejadian dilingkungan atau nilai-nilai yang
dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Persepsi merupakan faktor
psikologis yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Rachmat (1993 : 51) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman
tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan atau dalam perkataan
lain, persepsi yaitu memberikan makna pads stimuli indrawi.
Menurut Robbbins (2006:169) persepsi mmerupakan suatu proses
yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan pesan inderra
mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan konsep
yang sangat kompleks. Setiap individu akan memiliki penafsiran dan
pemahaman yang berbeda terhadap sesuatu keadaan yang sama. Biasanya
individu akan bertindak atas dasar persepsi mereka tanpa memperhatikan
apakah persepsi itu mencerminkan realita yang sebenarnya. Hal ini
disebabkan karena persepsi timbul dari keadaan yang terintegrasi dari
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dorongan yang ada dalam
diri inidividu dalam pengalaman-pengalaman individu serta lingkungan
akan aktif dalam membentuk persepsi individu.
2.2.1.2.Faktor-faktor Pengembangan Persepsi
Adapun faktor-faktor ysang dapat mempengaruhi pengembangan
persepsi seseorang, antara lain : (Thoha, 2004:147)
1. Psikologis
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu dialam dunia ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2. Famili
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya.
Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus didalam
memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan
persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.
3. Kebudayaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Kebudayaan dan lingkungan mssyarakat tertentu juga merupakan salah
satu faktor yang kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara
seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.
2.2.1.3.Pemilihan Per sepsi
Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi dapat meliputi (Thoha,
2004:148) :
1. Faktor-faktor perhatian dari luar
Adapun faktor-faktor perhatian dari luar yang terdiri dari
pengaruh-pengaruh lingkungan antara lain :
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa
semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar
pula hal-hal itu dapat dipahami.
b. Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu obyek,
maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
c. Keberlawanan atau kontras
Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulasi luar yang
penampilannya

berlawanan dengan

latar

belakangnya atau

sekelilingnya akan menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang
diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sekali dilihat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

e. Gerakan
Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan
memberikan banyak perhatian terhadp obyek yang bergerak dalam
jangkauan pandangannya dibandingkan dengan obyek yang diam.
2

Faktor-faktor dari dalam
Beberapa aktor dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses
seleksi persepsi antara lain :
a. Belajar atau pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor-faktor dari dalam

yang membentuk adanya

perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya
persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan yang
selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi
yanng dipunyai oleh masing-masing orang.
b. Motivasi dan persepsi
Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa
dipisahkan

dari

proses

belajar,

tetapi

keduanya

juga

mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan
persepsi. Dapat dicontohkan dengan suatu masyarakat yang
miskin, orang-orang banyak membutuhkan makanan,maka
pada setiap pembicaraan, penyebutan, atau juga pembauan
mengenai sesuatu jenis makanan akan merangsang perhatian
dan minat oang-orang dalam masyarakat tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

c. Kepribadian dan persepsi
Dalam membentuk persepsi, unsur ini amat erat hubungannya
dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat
tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri suatu situasi.

2.2.2. Teori yang Berhubungan dengan Persepsi
Teori

persepsi

mengembangkan

sikap

diri

menganggap

berdasarkan

bahwa

bagaimana

orang-orang

mengamati

dan

menginterpretasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap
dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten
dengan perilaku. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah
perilaku berubah. Pertama, para akuntan perilaku harus mengubah perilaku
mereka kemudian perubahan sikap akan terjadi. Dalam rangka mengubah
sikap, manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan
dikembangkan berdasarkan pada kebutuhannya (Ikhsan, 2005:48).
Teori atribusi merupakan penjelasan dari cara-cara manusia menilai
orang secara berlainan, bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke
suatu perilaku tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika
seseorang mengamati perilaku seseorang individu, orang tersebut berusaha
menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan oleh faktor internal atau
eksternal. Tetapi, penentuan tersebut sebagian besar bergantung pada tiga
faktor : (Ikhsan, 2005:61)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

a. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada seseorang individu
memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan dalam situasi yang
berlainan.
b. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi situasi yang
serupa bereaksi dengan cara yang sama.
c. Konsistensi, disini dicari konsistensi dari tindakan seseorang, apakah
orang itu memberikan reaksi dengan cara yang sama dari waktu ke
waktu.

2.2.3. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon profesional harus memiliki pengetahuan
(knowledge), dan kemampuan (ability) dalam berkarir (bensinger, et.Al,
2003 dalam R. Eko, sri Rahayu, dan Dody Setiawan)

2.2.3.1.Mahasiswa Akuntansi
Mahasiswa akuntansi adalah calon-calon profesional yang harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang penyajian informasi
ekonomi baik itu dari pengolahan data hingga penyajian data bagi pihakpihak yang membutuhkan informasi tersebut.

2.2.3.2.Pendidikan Akuntansi
Pengaturan mengenai pendidikan akuntansi telah diatur dalam
Undang-Undang No. 34 Tahun 1994 tentang pemberian gelar akuntan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Undang-Undang ini dibuat untuk penertiban kantor atau biro-biro jasa
yang menawarkan jasa akuntan dan sejenisnya. Penertiban tersebut
diperlukan untuk melindungi masyarakat dari praktik para akuntan yang
kurang sehat serta melindungi mereka yang benar-benar memiliki jasa
akuntan.
Sasaran dari Undang-Undang tersebut adalah penertiban pekerjaan
jasa atau profesi akuntan, seperti pada tahun 1950-an maraknya malpractice dalam bidang profesi akuntan. Dengan semakin banyak dan
berkembangnya perusahaan, kebutuhan akan jasa akuntan semakin
meningkat. Melihat peluang tersebut semakin banyak orang yang
menyebut dirinya seorang ‘akuntan’ padahal tidak memiliki pengetahuan
dan pengalaman profesi akuntan yang memadai.
Menurut undang-Undang No. 34 / 1954, gelar akuntan hanya
diberikan kepada mereka yang telah memperoleh pendidikan akuntan dan
lulus dengan baik dari Universitas Negeri atau Perguruan Tinggi lain yang
diakui oleh pemerintah, misalnya STAN (Sekolah Akuntansi Negara).
Kepada mereka akan diberikan nomer register akuntan. Konsekuensinya
bagi lulusan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk mendapatkan gelar
akuntan harus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang
diselenggarakan oleh panitia ahli. Pada kenyataannya tidak semua
Perguruan Tinggi Negeri dapat secara langsung menyelenggrakan
pendidikan akuntan sesuai dengan UU ini. Sehingga untuk menghasilkan
akuntan PTN yang belum mampu tersebut akan dibina oleh PTN yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

mampu. Jika tidak, untuk mendapatkan gelar akuntan, lulusannya masih
disyaratkan untuk mengikuti ujian negara, seperti halnya Perguruan Tinggi
Swasta. Sedangkan implikasi dari Kepmendikbud No. 36 Tahun 1993
tentang gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi adalah bahwa sebutan
profesi akuntan itu diperoleh sesudah gelar akademik. Untuk menjadi
akuntan, seseorang harus sarjana dulu dan menempuh pendidikan
profesional. Padahal ketentuan yang ada tidak seperti itu, apabila telah
lulus S-1 dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi atau STAN, lalu daftar
ke Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan, yang sudah
dapat gelar akuntan.
Akhirnya banyak kritikan terhadap ketentuan yang berlaku selama
ini dari mereka yang merasa kurang ‘beruntung’ dalam mendapatkan gelar
akuntan. Ditambah lagi dengan sulitnya lulus dari ujian negara akhir dan
juga disebut sebagai penganaktirian terhadap lulusan Perguruan Tinggi
Swasta dan Perguruan Tinggi Negeri yang belum mampu.
Menjadi seorang akuntan ternyata memang tidaklah mudah.
Apalagi peraturan mengenai pendidikan akuntan itu saja masih banyak
mendapatkan kritikan dari banyak pihak. Akuntan sering kali dikatakan
terbelit oleh sistem pendidikan. Sebagai contoh lain adalahdikeluarkannya
surat keputusan Mendikbud No. 36 / 1993 tentang pengaturan gelar profesi
dan sebutan gelar perguruan tinggi, munculnya tidak bersamaan dengan
surat keputusan Mendikbud No. 56 / 1999 tentang penyelenggaraan
pendidikan profesi akuntansi. Seharusnya kedua surat keputusan tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

muncul secara bersamaan agar lulusan Perguruan Tinggi Swasta dapat
langsung mengikuti pendidikan profesi akuntansi.
Seperti apa yang dikutip dari Anshori (2005) dalam perkembangan
selanjutnya, dikeluarkan surat keputusan Mendiknas RI No. 179/U/2001
tentang

penyelenggaraan

Pendidikan

Profesi

Akuntansi

(PPA).

Berdasarkan surat keputusan tersebut, maka gelar profesi akuntandiberikan
apabila seseorang telah menempuh dan lulus pendidikan profesi akuntansi.
Beberapa Fakultas Ekonomi, atas rekomendasi dari Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) telah memperoleh ijin dari Dirjen Dikti untuk
menyelenggarakan

PPA.

Apabila

sarjana

akuntansi

yang

ingin

memperoleh gelar profesi akuntan harus menempuh dan lulus PPA.
Dengan demikian para lulusan sarjana akuntansi harus mengorbankan
waktu, tenaga, dan mengeluarkan biaya guna mengikuti PPA tersebut.
Keputusan Mendikbud tersebut membuka peluang untuk perguruan
tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri yang ingin memperoleh gelar
akuntan harus menempuh dan lulus PPA. Berbagai gambaran diatas,
menjelaskan

untuk

semua

sarjana

akuntansi

seharusnya

sangat

membutuhkan gelar profesi akuntan khususnya yang mensyaratkan adanya
gelar profesi akuntan, seperti akuntan publik dan seperti yang kita ketahui
bahwa profesi akuntan sangat dibutuhkan terutama disaat iklim usaha yang
sudah maju dan banyaknya perusahaan yang telah go public.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.3.3. Visi dan Misi Pendidikan Akuntansi
Visi pendidikan akuntansi yaitu membidik tenaga akuntan yang
cerdas dan utuh sebagai insan profesional dan meneliti, mengembangkan,
serta memasyarakatkan disiplin akuntansi yang sangat vital untuk
merealisasikan terbentuknya good corporate and public governance dalam
global civil society.
Sebaliknya, misi pendidikan akuntansi adalah menghasilkan
lulusan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kontemporer dunia
usaha dan dunia pendidikan akan tenaga staf, tenaga manajer,serta tenaga
pendidik profesional. Pendidikan profesi akuntan di Indonesia diatur
melalui Keputusan Mendikbud No: 056/U/1999 tentang penyelenggaraan
Profesi Akuntansi, yang mulai berlaku 30 Maret 1999.

2.2.4. Profesi Akuntan
2.2.4.1.Pengertian Profesi Akuntan
Menurut Carey (1970) dalam Regar (1993), menyebutkan bahwa
profesi menurut pengertian yang sempit adalah suatu jenis pekerjaan yang
dipangku untuk suatu jabatan khusus tertentu dalam masyarakat dengan
memenuhi syarat dan ciri tertentu, antara lain :
1.

Pengetahuan yang diperlukan yang diperoleh dengan cara mengikuti
pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijazah
keahlian dan memiliki kewenangan dan keahliannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.

Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki
monopoli dalam memberikan pelayanan

3.

Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau
pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya
serta memiliki budaya profesi.

4.

Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni tidak
mengejar

keuntungan

yang

sebesar-besarnya,

tetapi

lebih

mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu
dengan balas jasa yang setimpal. Pada dasarnya ciri profesi ini
berlaku untuk semua profesi seperti kedokteran, pengacara, akuntan
publik dan lain-lain.
Profesi

akuntan

adalah

semua

bidang

pekerjaan

yang

menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan
akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri,
keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan
sebagai pendidik (Regar,1993 dalam Aprianto:2010).

2.2.4.2.Ciri-ciri Profesi
Menurut Harahap dalam Benny (2006), ciri-ciri profesi adalah :
a.

Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan
pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya.

b.

Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku
anggotanya dalam profesi itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

c.

Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh
masyarakat/pemerintah.

d.

Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat

e.

Bekerja bukan dengan `motif komersil tetapi didasarkan kepada
fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

2.2.4.3.J enis Profesi Akuntan
Profesi akuntan terdiri atas beberapa ragam spesialisasi. Paling
tidak ada empat bidang spesialisasi yang akuntan dapat menyumbang
profesinya, yakni : (Sugiri, 2004:5)
1.

Akuntan Privat
Merupakan akuntan yang bekerja pada perusahaan tertentu dan
merupakan karyawan dari perusahaan tersebut.

2.

Akuntan Publik
Merupakan akuntan yang bergerak dalam bidang akuntan publik,
yaitu menyerahkan rupa-rupa jasa akuntansi untuk organisasi bisnis
atau pun non bisnis. Atas penyerahan jasa-jasa itu, akuntan
memperoleh prestasi yang disebut fee.

3.

Akuntan Pemerintah
Akuntan tersebut meliputi akuntan baik yang bekerja untuk Badan
Pemeriksaan Keuangan maupun yang bekerja untuk Badan
Pengawas

Keuangan

dan

Pembangunan

(BPKP).

Akuntan

Pemerintah dibutuhkan tenaganya untuk pengawasan anggaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

negara, pengawasan perminyakan, pengawasan intern, perencanaan
dan pengawasan keuangan daerah.
4.

Akuntan Pendidik
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang pesat, maka
dibutuhkan akuntan yang semakin banyak pula. Dalam konteks
permasalahan inilah pendidikan tenaga akuntansi sangat relevan.
Perguruan tinggi membutuhkan tenaga akuntan pendidik untuk
mencetak akuuntan-akuntan baru yang profesional. Disamping
mengajar, akuntan pendidik ini melakukan pengabdian masyarakat
dan penelitian dibidang akuntansi.

2.2.4.4.Per kembangan Profesi Akuntan
Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan jenis jasa yang
diminta oleh masyarakat yang makin lama makin kompleks. Sementara itu
jenis jasa yang diminta sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia
usaha.
Untuk mengetahui laba atau rugi, pedagang-pedagang dari Genoa,
pada pertengahan abad ke-14 cukup menghitung harta yang ada pada akhir
suatu pelayaran dan membandingkannya dengan harta yang dibawa pada
waktu berangkat berlayar. Perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir
suatu pelayaran. Pada akhir abad ke-15 tepatnya tahun 1494, keluar buku
pertama yang berbicara mengenai akuntansi. Buku itu berjudul “Summa
De Aritmatica Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang dikarang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

oleh Luca Pacioli, buku ini merupakan tonggak sejarah dalam bidang
akuntansi. Didalamnya memuat cara-cara pembukuan yang sampai kini
masih banyak dianut (Hendrikson, 2000: 34).
Peran romawi sebagai gelanggang percaturan politik dunia surut
pada akhir abad ke-15. Ditambah dengan penemuan belahan dunia dan
jalur perdagangan baru, pusat perdagangan berpindah ke Spanyol dan
Portugal, kemudian Belanda. Sejalan dengan perpindahan tersebut
otomatis sistem akuntansi romawi juga ikut berpindah ke negara ini, dalam
perpindahan tersebut ada kemajuan mencolok dalam bidang akuntansi
yaitu mulai dibuatnya perhitungan laba rugi tahunan. Hal ini mendorong
dikembangkannya penyusunan neraca pada setiap saat setelah jangka
waktu tertentu.
Abad ke-19 ditandai dengan kejadian-kejadian ekonomi penting,
yang akibatnya juga terasa di bidang akuntansi. Dalam abad ini revolusi
industri berkecamuk di daratan eropa, dampak langsung dari perubahan
teknologi industri tersebut adalah berkembangnya bidang akuntansi biaya
dan munculnya konsep penyusutan. Di abad ke-20 perkembangan besar
terjadi pada tahun 1930, pada saat itu untuk pertama kalinya diadakan
pembahasan antara New York Stock Exchange dengan American Institute
of Certified Public Accountant guna menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
yang harus diikuti oleh perusahaan yang saham-sahamnya terdaftar di
bursa. Sebelumnya, pada tahun 1925 Inggris telah mengeluarkan undangundang yang mengatur sistem pelaporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Di Indonesia , akuntansi mulai diterapkan sejak tahun 1942, tet

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN ANTARA MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN ANTARA MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S-1 REGULER DI SURAKARTA (Studi Kasus pada Universitas Sebelas Maret,

0 0 14

ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 76

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 79

”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 95

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur).

3 12 81

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 2 99

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 1 109

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 1 21

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 17