PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
RIZAL PUJO SETIAWAN 0913010077
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Disusun Oleh:
RIZAL PUJO SETIAWAN 0913010077/FE/EA Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 September 2013
Pembimbing Utama Tim Penguji
Ketua
Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE MM.CA. Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM.Ak NIP. 314203 09 0276 2 NIP. 314203 09 0276 2
Sekretaris
Drs. Ec. Muslimin, M.Si. NIP. 19620712 199203 1001
Anggota
Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si NIP. 19600614 198803 1001 Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
(3)
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung baik dalam bentuk dukungan, do’a, maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus peneliti dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Hero Priono, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
(4)
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis menjadi mahasiswa.
6. Keluarga tercinta saya, kepada Kakek, Nenek, ayah, dan Ibu, serta keluarga besar saya yang selalu memberikan do’a dan motivasi tanpa henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh teman dan sahabat tercinta yang selalu ada disetiap suka maupun duka.
8. Seluruh mahasiswa Akuntansi khususnya mahasiswa akuntansi sektor public yang telah banyak membantu memberikan informasi dan dukungan dalam menyusun skripsi.
9. Semua Pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini sampai selesai
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Surabaya, 27 September 2013
(5)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 6
2.2. Landasan Teori ... 11
2.2.1. Pengertian Persepsi ... 11
2.2.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 14
2.2.1.2. Proses Persepsi ... 16
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi ... 16
2.2.2. Akuntan Pemerintah ... 19
(6)
2.2.3. Pengertian Mahasiswa ... 27
2.2.3.1. Mahasiswa Akuntansi ... 28
2.2.3.2. Mahasiswa Senior dan Junior ... 29
2.3.2.3. Persepsi Mahasiswa Terhadap Akuntan Pemerintah ... 30
2.3. Kerangka Pikir ... 31
2.4. Hipotesis ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .... 35
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 37
3.2.1. Obyek dan Populasi ... 37
3.2.2. Kriteria Sampel ... 38
3.2.3. Sampel ... 39
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.3.1. Jenis Data ... 40
3.3.2 Sumber Data ... 41
(7)
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 43
3.4.3. Uji Rata-rata Mean ... 44
3.4.4. Pengujian Hipotesis Uji Beda t-test ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Peneitian ... 46
4.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46
4.1.1.1. Visi dan Misi ... 46
4.1.1.2. Konsentrasi Prodi Akuntansi ... 47
4.1.1.3. Tujuan Prodi Akuntansi ... 48
4.1.1.4. Keunggulan Program Studi Akuntansi ... 49
4.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 49
4.2. Pembahasan ... 51
4.2.1. Uji Validitas ... 52
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 53
4.2.3. Pembahasan Persepsi ... 54
4.3. Implikasai Penelitian ... 57
4.4. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 61
(8)
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA
(9)
Halaman
Tabel 3.1. Jumlah Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 dan 2012 38
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Mahasiswa Akuntansi S-1 ... 40
Tabel 3.3. Skala Likert Jawaban Kuesioner ... 42
Tabel 4.1. Ikhitisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner ... 51
Tabel 4.2. Uji Validitas ... 53
Tabel 4.3. Uji Reliabilitas ... 54
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data ... 55
Tabel 4.5. Uji Mann-Whitney ... 56
(10)
Halaman
(11)
1. Daftar Kuesioner
2. Hasil Jawaban Responden
(12)
RIZAL PUJO SETIAWAN
ABSTRAK
Akuntan Pemerintah yang identik dengan akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan Instansi Pajak. Dan apabila hal ini ditanyakan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi khususnya pada mahasiswa senior dan junior, tentunya persepsinya akan berbeda terhadap peran BPK dalam mewujudkan good corporate governance dan dengan semakin kompleksnya tugas yang harus diselesaikan, maka auditor BPK harus mengetahui kompetensi apa saja yang harus dimiliki. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai akuntan pemerintah pada program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jurusan Akuntansi dan pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Uji Beda T-Test.
Berdasarkan pengujian diatas (1). Pengujian Jawaban Responden menunjukkan bahwa data reliable dan valid sehingga data hasil jawaban responden dapat dilanjutkan untuk penelitian (2). Pada Pengujian data homogen, terlihat bahwa data mahasiswa senior dan mahasiswa junior bersifat homogen. Dengan kata lain data antara mahasiswa senior dan junior homogen berdiri sendiri tidak ada hubungan. (3). Pengujian 4 Hipotesis yang mengatakan ada perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior terkait dengan profesi akuntan pemerintah dilihat pada aspek segi karir, ilmu, profesi dan aktivitas kelompok menunjukkan semuanya ada perbedaan, baik pada pengujian Mann-Whitney maupun Kolmogorov Smirnov Test.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar merupakan salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan berikutnya semakin besar dana yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai hasil reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat (Disclaimer) atas Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
(14)
dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan Instansi Pajak.
Dalam era reformasi ini, pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya laporan keuangan yang dapat dipercaya, lengkap dan benar sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Bentuk jawaban pemerintah atas tuntutan akan pentingnya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kini telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban telah berakhirnya tahun anggaran, yang disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan wajib diaudit oleh BPK. SAP menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara
(15)
penyusun, pengguna, dan auditor. Dengan adanya SAP maka Laporan Keuangan Pemerintah Pusat atau Daerah akan lebih berkualitas, dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (Prasinta, 2010). Menurut UU No 15 Tahun 2004 salah satu tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan keaungan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Dengan penjelasan diatas, tentunya focus penelitian ini adalah pada akuntan pemerintah yang identik dengan akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangaunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan Instansi Pajak. Dan apabila hal ini ditanyakan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi khususnya pada mahasiswa senior dan junior, tentunya persepsinya akan berbeda terhadap peran BPK dalam mewujudkan good corporate governance dan dengan semakin kompleksnya tugas yang harus diselesaikan, maka auditor BPK harus mengetahui kompetensi apa saja yang harus dimiliki.
Pada kenyataannya, penelitian-penelitian yang terdahulu pada umumnya memfokuskan pada perbedaan persepsi pada Akuntan Publik, sementara untuk Akuntan Pemerintah masih sedikit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN
(16)
AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah; Apakah Terdapat Perbedaan Persepsi Mahasiswa Senior Dan Junior Mengenai Akuntan Pemerintah pada program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Persepsi Mahasiswa Senior Dan Junior Mengenai Akuntan Pemerintah pada program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
a. Bagi Peneliti,
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis, terutama yang terkait dengan masalah persepsi mahasiswa akuntansi tentang akuntan pemerintah, sebagai wadah dalam rangka menerapkan teori yang telah dipelajari, serta secara umum agar dapat memecahkan
(17)
Akuntan agar dapat sukses dimasa yang akan datang serta dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Akuntansi dalam hal mengantisipasi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa Akuntansi dalam proses pencapaian kesuksesan pemilihan profesi Akuntan, khususnya profesi Akuntan Pemerintah.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya,
Sebagai tambahan perbendaharaan referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan tulisan penelitian dimasa datang. Memberikan masukan pada para akademisi dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan model yang lebih kompleks dari penelitian sebelumnya.
c. Bagi Institusi Pendidikan,
Dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi tentang pengajaran akuntansi khususnya tingkat pemahaman mahasiswa terhadap akuntan pemerintahan serta memberikan informasi kepada para pendidik untuk sekiranya dapat menyampaikan sisi lain dari akuntansi pemerintah sehingga mahasiswa diharapkan semakin menghargai dan dengan demikian menganggap bahwa akuntansi pemerintahan merupakan hal yang penting sehingga mendorong mereka meningkatkan kemampuan di bidang akuntansi khususnya akuntansi sektor publik serta dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian sejenis yang mungkin dapat diterapkan di masa yang akan datang.
(18)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta sebagai bahan pengkajian yang berkaitan tentang penelitian ini pernah dilakukan oleh :
A. Puspitasari Soekamto (2009) - Judul Penelitian
Perbedaan Persepsi Mahasiswa Senior Dan Junior Mengenai Profesi Akuntan Pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
- Permasalahan
1. Apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universtas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
2. Apakah terdapat perbadaan persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur bila ditinjau dari segi gender?
(19)
- Hipotesis
H1 : terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
H2 : terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior perempuan dan junior perempuan mengenai profesi akuntan pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
H3 : terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior laki-laki dan junior laki-laki mengenai profesi akuntan pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
- Kesimpulan
1. mahasiswa senior dan junior mempunyai perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan, sehingga Hipotesis ke-1 penelitian ini “terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur teruji kebenarannya.
2. mahasiswa senior perempuan dan junior perempuan mempunyai perbadaan persepsi mengenai profesi akuntan, sehingga Hipotesis ke-2 penelitian ini “terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior perempuan dan junior perempuan mengenai profesi akuntan pada
(20)
Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur teruji kebenarannya.
3. mahasiswa senior laki-laki dan junior laki-laki tidak mempunyai perbadaan persepsi mengenai profesi akuntan, sehingga Hipotesis ke-2 penelitian ini “terdapat perbedaan persepsi mahasiswa senior laki-laki dan junior laki-laki mengenai profesi akuntan pada Program S-1 Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” tidak teruji kebenarannya. B. Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono (2008)
- Judul Penelitian
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Lingkungan Kerja Akuntan Publik (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Surakarta)
- Permasalahan
Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yunior dengan mahasiswa akuntansi senior Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap lingkungan kerja akuntan publik di Indonesia?
- Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yunior dengan mahasiswa akuntansi senior Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap lingkungan kerja akuntan publik.
(21)
- Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
1. Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan hasil uji T Test masing-masing variabel menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi Senior dan mahasiswa akuntansi Yunior dilihat dari persepsi tentang Lingkungan Kerja Akuntan Publik mempunyai perbedaan yang signifikan hal ini dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,015 (P<0,05).
2. Dengan mendasarkan pada perbandingan nilai mean, bisa diketahui bahwa mahasiswa akuntansi senior mempunyai persepsi lebih baik terhadap Lingkungan Kerja Akuntan Publik dibanding mahasiswa akuntansi yunior, hal ini bisa dilihat dari nilai mean untuk persepsi mahasiswa akuntansi senior sebesar 99,10 lebih besar dibanding mahasiswa akuntansi yunior yaitu 95,06, sehingga pemahaman mahasiswa akuntansi senior terhadap Lingkungan Kerja Akuntan Publik lebih baik dibandingkan mahasiswa akuntansi yunior. C. Alexander Appi Pasorong (2009)
- Judul penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
(22)
- Permasalahan
Apakah Nilai Intrinsik Pekerjaan, Gaji, dan Pertimbangan Pasar Kerja Berpengaruh Terhadap Pemilihan Profesi Bagi Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
- Hipotesis
Nilai intrinsik pekerjaan, gaji, dan pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
- Kesimpulan
Nilai intrinsik pekerjaan dan pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, sedangkan gaji berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Puspitasari Soekamto (2009), Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono (2008) dan Alexander Appi Pasorong (2009) adalah menguji tentang perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dengan Puspitasari Soekamto (2009) adalah pada persepsi mahasiswa terhadap akuntan pemerintah, sedangkan perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dengan Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono (2008) adalah pada objek penelitiannya yang pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran”
(23)
Jawa Timur dan pada persepsi mahasiswa terhadap akuntan pemerintah. Dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dengan Alexander Appi Pasorong (2009) adalah tentang persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap akuntan pemerintah.
Dengan demikian penilitian sekarang merupakan sebuah wacana baru untuk nantinya bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif
(24)
maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Persepsi setiap orang dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang dalam menyikapi permasalahan tersebut. Menurut Robbins dan Coulter (2005:49), “Persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran kesan inderawi guna mendapatkan arti (pengertian mendalam) atas lingkungan”. Dalam hal ini persepsi dapat dianggap sebagai penafsiran individu terhadap objek di kelilingnya, berdasarkan kesan yang diperoleh dari indera mereka”. Dalam hal ini dapat menimbulkan berbagai persepsi yang berbeda terhadap penilaian suatu objek yang sama.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.
(25)
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006: 118).
Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
Dari pendapat mengenai persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan seorang individu mengenai pemahaman dan penilaian suatu objek, dimana setiap orang memiliki persepsi yang
(26)
berbeda-beda dari sudut pandang dalam menafsirkan suatu objek, atau dengan kata lain kesamaan atas teori-teori yang dijelaskan adalah persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
2.2.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007) dalam Sembiring (2009), ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu :
1. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
2. Target
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersiapkan. Orang-orang yang keras suaranya lebih mungkin untuk diperhatikan dalam suatu kelompok daripada mereka yang pendiam. Demikian pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik. Gerakan,
(27)
bunyi, ukuran, atribut-atribut lain dari target membentuk cara seseorang memandang.
3. Situasi
Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi individu.
Menurut Baltus (1983) dalam Siregar (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu ataupun permanen. 2. Kondisi lingkungan
3. Pengalaman masa lalu
Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau bereaksi terhadap stimulus tergantung dari pengalaman masa lalunya.
4. Kebutuhan dan keinginan
Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan dan diinginkannya tersebut.
5. Kepercayaan, prasangka, dan nilai.
Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya. Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsi sesuatu.
(28)
2.2.1.2. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu :
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi
Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi dapat meliputi (Thoha, 2004:148):
(29)
1. Faktor-faktor perhatian dari luar
Adapun faktor-faktor perhatian dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan antara lain :
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
b. Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c. Keberlawanan atau kontras
Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulasi luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya akan menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
e. Gerakan
Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadp obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan obyek
(30)
2 Faktor-faktor dari dalam
Beberapa aktor dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain :
a. Belajar atau pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan yang selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi yanng dipunyai oleh masing-masing orang.
b. Motivasi dan Persepsi
Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi. Dapat dicontohkan dengan suatu masyarakat yang miskin, orang-orang banyak membutuhkan makanan, maka pada setiap pembicaraan, penyebutan, atau juga pembauan mengenai sesuatu jenis makanan akan merangsang perhatian dan minat oang-orang dalam masyarakat tersebut.
c. Kepribadian dan Persepsi
Dalam membentuk persepsi, unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri suatu situasi.
(31)
2.2.2. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan Instansi Pajak. Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.
Tugas akuntan pemerintah antara lain:
a. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap aliran keuangan Negara. b. Melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah.
2.2.2.1. Prinsip Etika Akuntan
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :
(32)
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
(33)
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. 8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya
harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
2.2.2.2. Definisi Akuntansi Pemerintah
Defenisi akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi merupakan aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan kepada pengguna dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk aktivitas tersebut dilakukan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk
(34)
menghasilkan informasi keuangan pada waktu tertentu, disertai dengan suatu penafsiran informasi keuangan tersebut.
Menurut Revision Baswir (2000:21) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai berikut: ”Akuntansi pemerintahan adalah bagian dari mikro yang berfungsi mencatat serta melaporkan realisasi pelaksanaan anggaran ”.
Menurut Bahtiar Arif (2002:3) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai berikut: “Akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah sistem penafsiran atas informasi keuangan”.
Pada umumnya tujuan akuntansi pemerintahan adalah menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah dan bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah. Sedangkan kedalam (bagi manajemen) adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber dana dan berbagai proyek alternatif sehingga menyebabkan manajemen mengambil keputusan atas dasar perasaan dan bukan atas dasar rasionalitas.
(35)
Menurut Abdul Halim (2004:29) akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggung jawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintahan. Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan pertanggungjawaban atau perhitungan.
2. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis, salah satu penyebabnya adalah ketergantungannya pada sistem politik yang berlaku. Akan tetapi akhir-akhir ini tuntutan
(36)
masyarakat menjadikan akuntansi pemerintahan harus berubah. Tuntutan akuntabilitas bernegara yang semakin kencang menuntut pula peranan akuntansi pemerintahan harus betul-betul mampu menjawab persoalan tersebut.
Adapun peranan dari akuntansi pemerintahan dikemukakan Bahtiar Arif (2000:10) yaitu :
1. Membuat keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas, termasuk identifikasi bidang keputusan yang rumit dan pemantapan tujuan serta sasaran organisasi.
2. Mengarahkan dan mengendalikan secara efektif sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
3. Menjaga dan melaporkan kepemilikan atas sumber daya yang dikuasai oleh organisasi.
Pengelolaan keuangan dalam suatu pemerintahan tidak selalu berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis hal ini dibuktikan dengan kebocoran keuangan atau anggaran hal demikian tentu berpengaruh pada upaya pencitraan pemerintah yang selama ini sudah menjadi konsensus semua pihak, apa yang diinginkan oleh masyarakat umum dari pemerintah terkadang kontradiksi dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terutama dalam pengelolaan keuangan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi pemerintahan dikemukakan Bahtiar Arif (2002:6) adalah sebagai berikut :
(37)
1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintahan. Didalam sistem monarchi atau kerajaan, akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan sistem demokrasi parlementer atau presidentil yang banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislatif yang mengalami chek and balance.
2. Sifat Sumber Daya
Sumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung dengan hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak tidak mengharapkan kontak prestasi langsung dan kontribusi tersebut. Berbeda dengan akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya seperti adanya dividen. 3. Politik
Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh politik sebagai contoh adalah anggaran yang sarat aspek politik . anggaran diartikan sebagai alat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negoisasi politik antara lembaga legislatif yang terdiri dari wakil politik dan pemerintah.
2.2.2.3. Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi dalam pengelolaan keuangan
(38)
manajemen. Organisasi bisnis bertujuan meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi secara berkelanjutan. Sedangkan pemerintahan memiliki tujuan secara umum untuk mensejahterakan rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut, rakyat membuat aturan umum yang harus dipatuhi pemerintah, berupa kontribusi atau Undang-Undang Dasar dan Undang-undang peraturan-peraturan lainnya.
Meskipun tujuan kedua organisasi berbeda, tujuan akuntansi bisnis pada hakikatnya adalah sama, yaitu memberikan informasi keuangan atas transaksi keuangan yang dilakukan oleh organisasi kepada para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan.
Aktifitas organisasi pemerintah dilakukan semata-mata untuk menyediakan layanan dan meningkatkan layanan tersebut dimasa yang akan datang, laba bukan merupakan orientasi utama. Hal ini sangat berbeda dengan organisasi financial karena tingkat keberhasilan organisasi diukur dari laba yang diperolehnya. Karena laba bukan merupakan orientasi utama, organisasi pemerintah tidak mengadakan perhitungan dan pelaporan laba rugi.
1. Pengendalian Manajemen (Manajemen Control)
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi
(39)
2. Akuntanbilitas (Accountability)
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif. Program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada public atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.
2.2.3. Pengertian Mahasiswa
Pengertian Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Mahasiswa secara bahasa berasal dari dua suku kata yakni Maha dan Siswa. Maha itu berarti ter(tinggi), sedang siswa adalah pelajar yang masih berproses dalam mencari pengetahuan dan mengekspresikan apa yang ada pada dirinya. Dengan demikian mahasiswa adalah seseorang yang melakukan proses pendidikan di perguruan tinggi.
Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi dan menurut mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
(40)
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
2.2.3.1. Mahasiswa Akuntansi
Mahasiswa akuntansi adalah calon-calon profesional yang harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang penyajian informasi ekonomi baik itu dari pengolahan data hingga penyajian data bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk kedalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya (Suwardjono 1992 dalam Abdullah 2002).
Program Studi S1 Akuntansi merupakan program studi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang siap menjadi akuntan profesional dan kompeten berlandaskan wawasan berpikir manajerial. Agar menjadi sarjana yang siap untuk menjadi akuntan yang profesional dan kompeten di era globalisasi sekarang ini maka para mahasiswa dibekali dengan keterampilan, pengetahuan, dan karakter. Selain itu, guna pengembangan diri yang berkelanjutan maka mahasiswa juga akan dibekali dengan kemampuan melakukan penelitian yang akan dapat dimanfaatkan bagi
(41)
pengembangan ilmu atau secara khusus dapat digunakan untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2.2.3.2. Mahasiswa Senior dan Junior
Senior adalah seseorang yang memberikan kontribusi pengetahuan kepada kita, atau dengan kata lain ia telah membagi pengalaman dan pengetahuannya kepada kita. Jika bentuk kelaziman yang biasa kita dapatkan bahwasanya senior adalah mahasiswa yang lebih dahulu terdaftar namanya di perguruan tinggi yang ada.
Senior adalah seseorang yang telah sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Ilmu Pengetahuan. Dengan demikian seorang senior mampu menjawab persoalan-persoalan yang berkembang saat ini dan ia mampu menjelaskan kepada juniornya mengenai solusi yang ia tawarkan Dan mampu mempertanggung jawabkan apa yang ia jelaskan.
Dengan demikian senior adalah orang-orang yang mumpuni secara intelektual atau tidak di ragukan lagi dan satu hal yang tak kalah pentingnya lagi bahwa ia secara spiritual dekat dengan sang pencipta.
Sementara junior merupakan transisi dari predikat siswa menjadi mahasiswa, atau dengan kata lain mahasiswa yang baru terdaftar namanya di perguruan tinggi yang ada. Sementara pemahaman dan pengetehuan yang dimiliki belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkini tentang ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntasi.
(42)
2.2.3.3. Persepsi Mahasiswa Terhadap Akuntan Pemerintah
Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari aspek/dimensi:
a. Akuntan Sebagai Profesi
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. b. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c. Akuntan Sebagai Karir
Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan.
(43)
d. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.
Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian ini akan melihat bagaimana persepsi mahasiswa senior dan junior Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap Akuntan Pemerintah. Untuk mengetahuinya, peneliti menggunakan empat indikator yaitu persepsi mahasiswa akuntansi terhadap akuntan sebagai karir, persepsi mahasiswa akuntansi terhadap akuntan sebagai bidang ilmu, persepsi mahasiswa akuntansi terhadap akuntan sebagai profesi, persepsi mahasiswa akuntansi terhadap akuntan sebagai aktifitas kelompok.
(44)
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Akuntan Pemerintah 1. Akuntan Sebagai Profesi 2. Akuntan Sebagai Bidang Ilmu 3. Akuntan Sebagai Karir
4. Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok
Mahasiswa Akuntansi Senior
Mahasiswa Akuntansi Junior
Persepsi
Independent Sample t-test Dengan varian kelompok 1. Mahasiswa Senior 2. Mahasiswa Junior
Hasil Independent Sample t-test
Hipotesis
(45)
2.4. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:68) menyatakan bahwa hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Berdasarkan data - data diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 Jurusan Akuntansi Univeristaas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mengenai akuntan pemerintah sebagai profesi.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 Jurusan Akuntansi Univeristaas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mengenai akuntan pemerintah sebagai bidang ilmu.
H3 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 Jurusan Akuntansi Univeristaas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mengenai akuntan pemerintah sebagai karir.
(46)
H4 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 Jurusan Akuntansi Univeristaas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mengenai akuntan pemerintah sebagai aktivitas kelompok.
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi Operasional menurut Nazir (1998:152) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memebrikan sutau operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
1. Persepsi
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) didefinisikan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal. Robbins (2003:160) mengartikan persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungannya. Robbins (2003 : 161) secara implisit menyatakan bahwa persepsi suatu individu terhadap obyek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi individu lainnya terhadap obyek yang sama.
2. Akuntan Pemerintah
Akuntan Pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit
(48)
organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Berkaitan dengan Profesi Akuntan Pemerintah, penulis menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari aspek/dimensi:
e. Akuntan Sebagai Profesi
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. f. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
g. Akuntan Sebagai Karir
Dalam berkarier menjadi akuntan pemerintah, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi
(49)
akuntan pemerintah mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan pemerintah.
h. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok
Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan pemerintah lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.
3. Mahasiswa Akuntansi
Mahasiswa akuntansi adalah calon-calon profesional yang harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang penyajian informasi ekonomi baik itu dari pengolahan data hingga penyajian data bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Dalam penelitian ini mahasiswa akuntansi terbagi atas mahasiswa senior dan mahasiswa junior
3.2. Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1. Obyek dan Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unutuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2007:72).
(50)
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi angkatan tahun 2010 dan mahasiswa angkatan tahun 2012 pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 445 mahasiswa (ADMIK FE 2012/2013).
Berikut ini data jumlah mahasiswa akuntansi angkatan 2010 dan 2012 yang Masih aktif di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur :
Tabel 3.1.
Jumlah Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 dan 2012 No Kategori angkatan Jumlah Mahasiswa (Orang) 1.
2.
Angkatan 2010 (Senior) Angkatan 2012 (Yunior)
187 258
Jumlah 445
Sumber : TU FE-UPN 2012/2013.
3.2.2. Kriteria sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mahasiswa tingkat awal (junior) dan mahasiswa tingkat akhir (senior). Mahasiswa junior diwakili oleh mahasiswa akuntansi strata 1 (S-1) reguler semester 3 yang dianggap belum mendapatkan pemahaman yang cukup tentang profesi akuntan khusunya akuntan pemerintah. Mahasiswa senior diwakili oleh mahasiswa akuntasi strata 1 (S-1) reguler semester 7, proses pendidikan di
(51)
memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai profesi akuntansi khusunya akuntan pemerintahan.
3.2.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116). Rumus pengambilan sampel menurut Slovin (Umar, 2004:78).
n =
2 1 Ne
N
Keterangan : n : ukuran sample
N = ukuran populasi yang berjumlah
e = persentase kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengembalian sampel masih dapat diteliti 10%
n = 2 ) 1 . 0 ( 445 1 445
= 81,65 = 82 mahasiswa
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel (www.google.com). Selanjutnya untuk menghitung berapa jumlah sampel yang diambil adalah :
(52)
Keterangan perhitungan :
jumlah mahasiswa senior/junior
Tabel 3.2.
Jumlah Sampel Mahasiswa Akuntansi S-1 No Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa (Orang)
1. 2.
2010 (Senior) 2012 (Yunior)
34 48
Jumlah 82
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari
sumber pertama tentang masalah yang diungkapkan (Husein Umar,
2002:81).Data primer dalam penelitian ini berupa data isian kuesioner.
2. Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
terkait dengan kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian.
(53)
3.3.2. Sumber Data
Sumber data primer ini bersumber dari jawaban responden yaitu mahasiswa akuntansi aktif angkatan 2010 dan mahasiswa aktif angkatan 2012 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan penulis melakukan prosedur sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah Pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disiapkan dan diberikan secara langsung kepada responden dengan mengguakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) untuk mendapatkan data yang diperlukan (Nazir, 1998:234).
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan objek secara langsung dan mencatat segala data yang diperlukan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti (Sugiyono, 2007 : 138).
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2007 : 135)
(54)
3.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan bentuk penyebaran kuesioner yang menggunakan skala likert, yaitu skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu (Husein Umar, 2001:89). Dalam hal ini berhubungan dengan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior terhadap Akuntan Pemerintah.
Untuk selanjutnya responden diminta menjawab pertanyaan dalam skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama (Husein Umar, 2001:71).
Dari jawaban yang dikemukakan oleh responden kemudian diberikan skala jawaban yang terdiri dari 5 poin yaitu :
Tabel 3.3.
Skala Likert Jawaban Kuesioner
Jawaban Pernyataan Skor
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Agak Setuju 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
(55)
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total variabel. (Ghozali, 2001:135).
Menurut Azwar (2003:157-158), Koefisien validitas itu kurang dari pada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subyek yang berjumlah besar, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid
b. Jika nilai rhitung < 0,30 berarti pernyataan tidak valid
(Azwar, 2003:158).
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2001:132). Kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel b. Jika nilai alpha < 0,60 berarti pernyataan tidak reliable
(56)
3.4.3. Uji Rata-rata (Mean Test)
Rata-rata yang diuji adalah rata-rata jawaban responden yang telah diberi skor. Apabila thitung < ttabel, maka keputusan yang diambil adalah tidak dapat menerima H0, sedangkan jika thitung > ttabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima H0. Dalam penelitian ini tingkat kesalahan alpha yang digunakan adalah 0,05 untuk satu sisi. Dengan demikian kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
H0 ditolak apabila thitung > ttabel H0 diterima apabila thitung < ttabel
3.4.4. Pengujian Hipotesis Uji Beda t-test
Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standart error dari perbedaan rata-rata dua sample atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut :
t =
Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Imam Ghozali, 2005 : 56).
(57)
Ada dua tahapan analisis yang dilakukan dalam uji beda, pertama
dengan melihat nilai F (levene test) di output setelah F diketahui variance
sama atau tidak, langkah kedua dengan melihat nilai t test untuk
menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata secara signifikan.
Pengambilan keputusan berdasarkan keputusan :
− Jika probabilitas > 0,05 maka Ho ditolak
− Jika probabilitas < 0,05 maka Ho diterima
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah UPN “Veteran” Jawa Timur khususnya Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, dimana Program studi ilmu ekonomi adalah suatu lembaga dibawah fakultas ekonomi yang secara berkesinambungan melaksanakan tugas Tri Darma Perguruan Tinggi di lingkungan UPN " veteran"Jatim secara khusus lembaga ini diformat sebagai pusat keunggulan (center of excelence) dan bergarak dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian (Research center) serta sebagai pusat studi dan pelatihan (Training center) untuk pengembangan bidang ilmu ekonomi dan pengabdian untuk kesejahteraan masyarakat.
4.1.1.1. Visi dan Misi
1. Visi
Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses belajar
mengajar bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan perusahaan global.
(59)
2. Misi
Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang memiliki nilai dan jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional serta siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya, melalui pendidikan yang berkomitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan, dan berorientasi global.
4.1.1.2. Konsentrasi Prodi Akuntansi
1. Konsentrasi Akuntansi Keuangan : Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilai kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.
2. Konsentrasi Akuntansi Manajemen : Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilai kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.
3. Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik : Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi sektor publik (akuntan pemerintah) yang handal dan kompeten yang mampu
(60)
bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan, penilai kinerja pemerintahan, dan pertanggung jawaban pemerintah daerah ke pusat.
4.1.1.3. Tujuan Prodi Akuntansi
Untuk menunjang misi dan visi jurusan Akuntansi, jurusan Akuntansi disiapkan untuk membentuk individu pada berbagai sektor industri, pendidikan, organisasi nir-laba, dan organisasi lainnya. Keberhasilan sangat tergantung pada kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan dan membuktikan kemampuan yang efektif. Secara umum tujuan pendidikan Jurusan Akuntansi meliputi:
a. Memahamkan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip-prinsip
kedisiplinan dalam membantu memecahkan masalah-masalah akuntansi.
b. Membangun keahlian dalam mengidentifikasi dan menganalisis
masalah dan mampu menghubungkan teori dan praktek.
c. Menumbuhkan rasa ingin tahu secara intelektual sehingga tetap
berkeinginan untuk selalu belajar setelah lulus.
d. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan inisiatif, imaginatif,
kreatif, etis, bernilai dan nalar yang dibutuhkan agar dapat berfungsi secara efektif dalam suatu organisasi perusahaan yang kompleks.
(61)
4.1.1.4. Keunggulan Program Studi Akuntansi
Program studi Akuntansi memiliki tiga konsentrasi yaitu:
konsentrasi Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Sektok Publik. Dengan adanya konsentrasi Akuntansi Sektor Publik
yang mana konsentrasi tersebut merupakan keunggulan dari program
studi akuntansi, karena masih jarang dimiliki oleh perguruan tinggi lain.
Adanya konsentrasi Akuntansi Sektor Publik tersebut dapat
mengantisipasi kebijakan Pemerintah tentang Otonomi Daerah, sehingga
para lulusan dari program studi akuntansi UPN “Veteran” Jatim sudah
siap memasuki bursa kerja di bidang Pemerintahan (untuk perusahaan
non-bisnis). Di samping itu, para lulusan dari program studi akuntansi
juga sudah siap berkompetisi untuk memasuki bursa kerja di bidang
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen untuk perusahaan bisnis.
Motto : “Menciptakan Leadership Dan Akuntan Profesional Yang Berakhlak Mulia”
4.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pengumpulan data untuk keperluan analisis dalam penelitian ini
dilakukan melalui penyebaran kuisioner yang disebarkan langsung oleh
penulis ke mahasiswa-mahasiswa jurusan akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Pendistribusian dan
pengumpulan kuisioner tersebut dilakukan selama enam hari berturut-turut
(62)
disebar terdapat 82 kuisioner yang diterima kembali. Dari jumlah tersebut,
makajumlah kuisioner yang diolah yaitu sebanyak 82 responden.
Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang
diklasifikasikan menjadi dua yaitu mahasiswa senior dan mahasiswa
junior, mahasiswa junior yaitu mahasiswa angkatan 2012 dikarenakan
pada saat proses pengambilan sampel mahasiswa angkatan 2012 masih
semester tiga dengan asumsi bahwa gambaran profesi seorang akuntan
pemerintah masih kurang sedangkan mahasiswa senior yaitu angkatan
2010 dikarenakan pada saat proses pengambilan sampel angkatan 2010
telah berada di semester tujuh dengan asumsi bahwa telah banyak
memperoleh gambaran mengenai profesi seorang akuntan pemerintah.
Mahasiswa-mahasiswa yang telah memenuhikriteria-kriteria dimaksudkan
oleh penulis dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap telah
memperoleh informasi awal terkait dengan objek kajian dalam penelitian
ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui perbedaan persepsi antara
mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pemerintah. Total kuisioner yang disebarkan selama tiga hari yaitu sebanyak 100 kuisioner.
Dari 100 kuisioner itu, yang diterima kembali oleh penulis sebanyak 82
kuisioner yang akan diolah sehingga menghasilkan output yang diinginkan
dalam penelitian ini. Adapun ikhtisar pengembalian kuisioner dijelaskan
(63)
Tabel 4.1.
Ikhitisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Distribusi Kuesioner 100 100%
2 Kuesioner Tidak Kembali 18 18%
3 Kuesioner Kembali 82 82%
4 Kuesioner Bisa Diolah 82 82%
Sampel = 82
Responden Rate = (82/100) x 100% = 82% Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2013.
4.2. Pembahasan
Penelitian ini ditujukan untuk melihat perbedaan persepsi mahasiswa senior dan mengenai profesi akuntan. Persepsi mahasiswa ini diukur dengan
menggunakan program SPSS 17 yang terbagi menjadi 15 pertanyaan dengan
skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju). Penelitian ini berhasil mendapat 82 orang responden mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang mengembalikan kuisioner. Terdiri dari 34 orang responden senior dan 48 orang responden junior. Item pertanyaan dalam kuisioner terdiri atas 15. Masing-masing pilihan jawaban mempunyai nilai yang akan diolah lebih jauh untuk mendapatkan kesimpulan mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan pemerintah. Format kuisioner yang penulis gunakan terlampir.
(64)
4.2.1. Uji Validitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistic dengan menggunakan pendekatan validitas konstruk metode Pearson Correlation dengan alat analisis berupa Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS.17). Dasar pengambilan keputusan valid tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner adalah:
a. Kuesioner rhitung (koefisien korelasi) harus positif dan lebih besar dari
rtabel (Product Moment Pearson)
b. Nilai rhitung untuk masing-masing butir pertanyaan bisa dilihat langsung
pada output uji validitas pada kolom correct item – total correlation yang diperoleh dari hasil uji dua arah dengan alpha 5 % (interval kepercayaan 95%)
c. Besarnya nilai rtabel diperoleh dari tabel daftar nilai kritis Pearson
produk momen dengan menentukan Df (Degree of Fredoom) = n – 1 =
– 1 Sehingga pada alpha sebesar 0,05 diperoleh rtabel sebesar 0,515.
(65)
Tabel 4.2. Uji Validitas Correlations
karir ilmu profesi kelompok
Karir Pearson Correlation 1 .652** .837** .610**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
Ilmu Pearson Correlation .652** 1 .658** .808**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
Profesi Pearson Correlation .837** .658** 1 .632**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
kelompok Pearson Correlation .610** .808** .632** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Perhitungan SPSS ver.17.0, page 1.
Berdasarkan tabel hasil uji validitas di atas, diketahui bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai koefisien
korelasi positif dan lebih besar dari pada rtabel.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil dari Cronbach’s
Alpha Coefficient. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Hasil pengujian
(66)
Tabel 4.3. Uji Reliabilitas
Inter-Item Correlation Matrix
Karir ilmu profesi kelompok
karir 1.000 .652 .837 .610
ilmu .652 1.000 .658 .808
profesi .837 .658 1.000 .632
kelompok .610 .808 .632 1.000
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS ver.17.0, page 2.
Berdasarkan tabel hasil uji reabilitas data, menunjukkan bahwa setiap instrumen memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti setiap pernyataan tersebut telah reliabel. Dapat dilihat pada tabel data yang telah diolah dengan bantuan SPSS 17.0 for windows Cronbach’s Alpha bahwa masing-masing instrumen menunjukkan nilai reliabel rata-rata di atas 0.900, itu berarti bahwa tingkat reliabilitas data terhitung tinggi karena telah mendekati angka satu. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dibahas pada bab metodologi penelitian tentang uji reliabilitas dimana nilai reliabel yang mendekati angka 1 dikategorikan tinggi.
4.2.3. Pembahasan Persepsi
Untuk mengetahui persepsi Mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap profesi akuntan pemerintah, penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu membagi
(67)
keseluruhan pertanyaan menjadi empat kelompok berdasarkan perspektif atau sudut pandangnya. Pertanyaan –pertanyaan tersebut dibagi atas.
Setelah dilakukan analisis data kuesioner, penelitian ini kemudian membuktikan ada tidaknya perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior jurusan akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mengenai profesi akuntan pemerintah. Untuk mengetahui itu, maka digunakanalat analisis berupa Statistical Product and Service Solution (SPSS) yang kemudian diuji dengan menggunakan Mann Whitney. Sebelum pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji data homogen atau tidak, yaitu dengan analisa compare meanindependent samples t-test.
Pada lampiran hasil pengolahan data pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances merupakan kolom untuk melihat uji homogenitas (perbedaan varian).
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Keterangan Levene’s Test Equal Variances
Assumed
Equal Variances Not Assumed
F Sig. t t
Karir 1,753 0,189 3,626 3,449
Ilmu 13,004 0,001 2,199 2,033
Profesi 1,437 0,234 4,207 4,109
Kelompok 0,610 0,437 2,013 1,966
(68)
Pada table diatas terlihat pada Fkarir = 1,753, Filmu = 13,004, Fprofesi
= 1,437, Fkelompok = 0,610, nilai ini semuanya diatas nilai keyakinan 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior. Dengan kata lain data antara mahasiswa senior dan junior homogen berdiri sendiri tidak ada hubungan.
Karena data yang dalam penelitian ini homogen, maka selanjutnya
dilihat pada lajur equal variance assumed (data diasumsikan homogen).
Terlihat bahwa nilai tkarir = 3,626, tilmu = 2,199, tprofesi = 4,207, tkelompok =
2,013 dengan df=82, (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior.
Setelah mengetahui, kondisi data yang akan dianalisa merupakan data homogen, maka selanjutnya akan dianalisa dengan uji non parametric.
Tabel 4.5. Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
karir ilmu profesi Kelompok
Mann-Whitney U 475.500 531.500 414.500 572.000
Wilcoxon W 1651.500 1707.500 1590.500 1748.000
Z -3.234 -2.698 -3.801 -2.324
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .007 .000 .020
a. Grouping Variable: Status.
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS ver.17.0, t-test, page 3.
Berdasarkan table 5.12 diperoleh bahwa nilai signifikansi uji Mann
(69)
sebagai profesi = 0,000 < 0,05, dan akuntan pemerintah sebagai aktivitas kelompok = 0,020 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior dalam mempersepsikan profesi akuntan pemerintah baik pada segi karir, segi ilmu, segi profesi dan segi aktivitas kelompok
4.3. Implikasi Penelitian
Profesi Akuntan Pemerintah berbeda dengan profesi Akuntan Publik, dimana Akuntan Pemerintahan adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintahan, yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Instansi Pajak.
Sementara Akuntan Publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasa konsultan pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi, dan penyusunan laporan keuangan (Auditing ; Mulyadi, 1992:27). Yang disebut
(70)
(KAP). Untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja. Telah lulus dari fakultas ekonomi, jurusan akuntansi. Telah mendapat gelar akuntan dari panitia ahli pertimbangan persamaan ijazah akuntan dan mendapat ijin praktik dari menteri keuangan. Profesi akuntan publik dibayar oleh kliennya tapi berbeda dengan profesi lainnya, karena seorang akuntan harus bersikap independen atau tidak memihak kepada siapapun sekalipun klien yang telah membayarnya.
Disinilah yang mengakibatkan persepsi mahasiswa senior dan mahasiswa junior berbeda, karena mereka beranggapan bahwa profesi akuntan publik lebih menjanjikan dari segi materi, dan sebaliknya dengan profesi akuntan pemerintah. Karena pada etika akuntan pemerintah mengacu pada Aturan akuntan pemerintah ini harus diterapkan oleh pemeriksa BPKP dalam menjalankan tugas profesinya menberikasn jasa kepada pemerintah dan masyarakat sangat memerlukan kepercayaan hasil kerjanya. Aturan diterapkan untuk menjaga citra instansi sebagai instansi kepercayaan dibidang pengawasan. Akuntan ini bekerja disektor pemerintah. Ada pun penganturan prilaku pemeriksa BPKP dibagi dalam 3 bagian yaitu:
1. Perilaku pemeriksa sesuai tuntuntan organisasi
a. Wajib menanti segala peraturan perundang – undangan b. Harus memiliki semanat pengabdian tinggi kepada organisasi c. Harus memiliki keahlian integritas tinggi
(71)
e. Harus mempertahankan objektivitas
f. Wajib menyimpan rahasia Negara, auditee, dan hanya mengemukakan kepada dan atas perintah penjabat berwenang.
2. Perilaku pemeriksa dalam interaksi dengan sesama pemeriksa a. Wajib menggalangkan kerjasama yang sehat sesama pemeriksa
b. Harus saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi
perilaku
c. Harus memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan
3. Perilaku pemeriksa dalam interaksi dengan pihak yang diperiksa
a. Senantiasa harus jaga penampilan
b. Harus mampu menjalininteraksi sehat dengan auditee c. Harus mampu menciptakan iklim kerja yang sehat d. Wajib menggalangkan kerjasama sehat
Sementara menurut saya dengan profesi akuntan pemerintah ini adalah sangat bagus. Dimana adanya suatu profesi yang bertanggung jawab dalam tugasnya, berprilaku professional dalam tugas yang diembannya.
Kode etik untuk profesi akuntan pemerintah mengacu pada kode etik profesi akuntan pada umumnya, dimana :
1. Tanggung jawab profesi
bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
(72)
2. Kepentingan publik
Berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi
Kehati-hatian profesional akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
(73)
6. Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
4.4. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu
Sementara hasil penelitian ini, jika dibandingkan dengan jurnalnya sangatlah berbeda, seperti terangkum dalam tabel berikut ini :
(74)
Tabel 4.6
Perbedaan Jurnal dan Penelitian Saat ini
No Peneliti Kesimpulan Penelitian
1 Puspitasari Soekamto (2009) Kesimpulan : mahasiswa senior dan junior
mempunyai perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan,
2 Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono (2008)
Kesimpulan : Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan hasil uji T Test masing-masing variabel menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi Senior dan mahasiswa akuntansi Yunior dilihat dari persepsi tentang Lingkungan Kerja Akuntan Publik mempunyai perbedaan yang signifikan hal ini dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,015 (P<0,05).
3. Alexander Appi Pasorong (2009)
Kesimpulan : Nilai intrinsik pekerjaan dan pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, sedangkan gaji berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur..
5. Rizal Pujo Setiawan, UPN Surabaya (2013)
Kesimpulan : Ada Perbedaan antara Mahasiswa Senior dan Junior mengenai Akuntan Pemerintah baik segi karir, ilmu, profesi maupun aktivitas kelompok
4.5. Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel yang hanya sebesar 82 responden, yaitu 34 mahasiswa
senior, 48 mahasiswa juniorserta dilakukan dalam satu universitas, karenanya hasil dari penelitian ini bisa saja “unik” dalam artian hanya terjadi dalam universitas tempat dilakukannya survey saja, sehingga jika dilakukan penelitian serupa dan dalam sampel yang lebih besar mungkin
(1)
Tabel 4.6
Perbedaan Jurnal dan Penelitian Saat ini
No Peneliti Kesimpulan Penelitian
1 Puspitasari Soekamto (2009) Kesimpulan : mahasiswa senior dan junior mempunyai perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan,
2 Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono (2008)
Kesimpulan : Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan hasil uji T Test masing-masing variabel menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi Senior dan mahasiswa akuntansi Yunior dilihat dari persepsi tentang Lingkungan Kerja Akuntan Publik mempunyai perbedaan yang signifikan hal ini dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,015 (P<0,05).
3. Alexander Appi Pasorong (2009)
Kesimpulan : Nilai intrinsik pekerjaan dan pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, sedangkan gaji berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa S1 jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur..
5. Rizal Pujo Setiawan, UPN Surabaya (2013)
Kesimpulan : Ada Perbedaan antara Mahasiswa Senior dan Junior mengenai Akuntan Pemerintah baik segi karir, ilmu, profesi maupun aktivitas kelompok
4.5. Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel yang hanya sebesar 82 responden, yaitu 34 mahasiswa senior, 48 mahasiswa juniorserta dilakukan dalam satu universitas, karenanya hasil dari penelitian ini bisa saja “unik” dalam artian hanya terjadi dalam universitas tempat dilakukannya survey saja, sehingga jika dilakukan penelitian serupa dan dalam sampel yang lebih besar mungkin terdapat hasil yang berbeda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(2)
63
2. Survei dalam penelitian ini dilakukan secara tertulis sehingga tidak
terlepas kemungkinan adanya responden yang kurang memahami
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dimungkinkan mengandung
unsur subjektivitas yang tinggi, sehingga tidak dapat digeneralisir untuk
semua mahasiswa akuntansi.
3. Peneliti tidak melakukan penelitian terhadap faktor-faktor dominan
penyebab kurangnya pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai profesi
akuntan pemerintah dan survei hanya dilakukan sekali, yaitu awal tahun
2013.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada Pengujian Jawaban Responden menunjukkan bahwa data reliable dan valid sehingga data hasil jawaban responden dapat dilanjutkan untuk penelitian
2. Pada Pengujian data homogen, terlihat bahwa data mahasiswa senior dan mahasiswa junior bersifat homogen. Dengan kata lain data antara mahasiswa senior dan junior homogen berdiri sendiri tidak ada hubungan.
3. Pengujian 4 Hipotesis yang mengatakan ada perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior terkait dengan profesi akuntan pemerintah dilihat pada aspek segi karir, ilmu, profesi dan aktivitas kelompok menunjukkan semuanya ada perbedaan, baik pada pengujian Mann-Whitney maupun kolmogorov smirnov test.
5.2. Saran
Hasil penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris mengenai topik perbedaan persepsi mahasiswa senior dan junior terhadap akuntan pemerintah. Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(4)
65
1. Penelitian selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih besar pada berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Surabaya, sehingga hasil yang didapatkan dapat digeneralisir untuk kelompok yang lebih luas.
2. Melakukan teknik penelitian survei yang disertai wawancara terstruktur agar memperoleh hasil yang lebih mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Penelitian yang berkaitan dengan perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior mengenai akuntan pemerintah bisa dilakukan dengan mengeksplorasi factor-faktor dominannya.
(5)
Azwar, Saifuddin, 2003, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Cetakan Keempat, Yogyakarta.
Dewi Nur Paradiba, 2012, Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Hasanuddin), Skripsi.
Ghozali, 2002, Statistik Non Parametik, Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, M., 2005, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat, Jakarta
Ludigdo, Unti, dan Mas’ud Machfoedz, 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Januari: 1-19. Mahfoedz, Mas’ud. 1997. Strategi Pendidikan Akuntansi dalam Era Globalisasi,
Perspektif , No. 07.
Nazir, Moh, 1998, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pasorong, Alexander Appi, 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Rakhmat, Jalaludin, 1993, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit PT Remaja Rosodakarya, Bandung.
Regar, Moenaf, H., et.al., 2003, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Robbins, P. Stephen, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Soekamto, Puspitasari, 2009, Perbedaan Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan Pada Program S-1 Jurusan Akuntansi, Skripsi Akuntnasi UPN “Veteran” Jawa Timur, 20 November.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh,CV Alfabeta, Bandung.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(6)
Suyatmin, M. Abdul Aris, dan Wahyono 2008, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Lingkungan Kerja Akuntan Publik (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Ke Lima Belas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Umar husein, 2004, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
KUTIPAN
http://marishi-lucky.blogspot.com/2010/11/akuntan-pemerintahan.html
http://windablog-klorofil.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/eda/section3/eda353.htm http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/eda/section3/eda35a.htm .