ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
Yang diajukan
LULUK FARIDA
1013010219/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr.Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Tanggal : …………
Mengetahui,
Ketua Progdi Akuntansi
Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak, CA
NIP. 196110111992031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
Yang diajukan
LULUK FARIDA
1013010219/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr.Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Tanggal : …………
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
DRS. H. RAHMAN A. SUWAIDI, MS
NIP. 19600330 1986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI
TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur)
Disusun Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
Sekretaris
Dra. Ec. Sri Hastuti, M.Si
Anggota
Dra. Tituk Diah Widajantie,M.Aks k
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dr. H.R.Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul :
“PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI
TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA” dengan baik.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat
menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyusun skripsi ini..
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Papa, Mama, Kakak, Adek dan seluruh keluarga yang telah memberi doa restu,
kasih sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian
skripsi ini.
7. Kepada teman saya yang selalu memberikan motivasi, dan semangat dalam
menyusun skripsi, Octorio Mulya Sukardi dan Citra Dwi Ardiani.
8. Teman-teman jurusan akuntansi 2010 khususnya Sahabat – sahabat tercinta Apri,
Dhani, Brina, Aning, Ceptian, Bunda, Frans, Ema, Sintya, Fitri, Via, Astrid, Opa,
Fajar, Arif, Mbak Titis dan teman-teman bimbingan Bapak Gideon yang selalu
memberi semangat dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
9. Seluruh staf Badan Pemeriksaan Keuangan, khusunya Ibu Atik yang telah
menginzinkan peneliti untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran”
umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, 24 Februari 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................
i
Daftar Isi ....................................................................................................
iii
Daftar Tabel ...............................................................................................
vi
Daftar Gambar ..........................................................................................
vii
Abstraksi ....................................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................
7
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................
9
2.2 Landasan Teori………………………………………………..
12
2.2.1 Persepsi .........................................................................
12
2.2.1.1 Pengertian Persepsi ...............................................
12
2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Persepsi…………………………….......................
13
2.2.2 Akuntan Pemerintah .......................................................
15
2.2.3 Mahasiswa Akuntansi …………………………………..
16
2.2.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia …………………...
17
2.2.5 Persepsi Akuntan Pemerintah terhadap Kode Etik
Akuntan ………………………………………………....
24
2.2.6 Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Akuntan …………………………………………………
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.3 Kerangka Pemikir …………………………………………….
26
2.4 Hipotesis ……………………………………………………...
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian .....................................................................
29
3.2 Operasionalisme dan pengukuran Variabel .............................
29
3.2.1 Definisi Operasional .........................................................
29
3.2.2 Teknik Pengukuran Variabel ............................................
31
3.3 Teknik Penentuan Sampel .......................................................
32
3.3.1 Populasi ............................................................................
32
3.3.2 Sampel ..............................................................................
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................
33
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ......................................................
33
3.4.2 Pengumpulan Data ............................................................
34
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...........................................
34
3.5.1 Teknik Analisis Data.........................................................
34
3.5.1.1 Uji Validitas .........................................................
34
3.5.1.2 Uji Reliabilitas …………………………………...
35
3.5.1.3 Uji Normalitas …………………………………...
35
3.5.1.4 Uji Homogenitas …………………………………
36
3.5.2 Uji Hipotesis .....................................................................
36
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian ........................................................
38
4.1.1 Rekapitulasi Jawaban Tanggungjawab Profesi.............
38
4.1.2 Rekapitulasi Jawaban Kompetensi dan Kehati-hatian ..
39
4.1.3 Rekapitulasi Jawaban Kerahasiaan ..............................
40
4.1.4 Rekapitulasi Jawaban Perilaku Profesional …………..
41
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................
42
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................
42
4.2.1.1 Uji Validitas ..................................................
42
4.2.1.2 Uji Reliabilitas ………………………………
46
4.2.2 Uji Normalitas.............................................................
47
4.2.3 Analisis pengujian Hipotesis ........................................
49
4.3 Pembahasan ...........................................................................
54
4.3.1 Tanggungjawab Profesi ..............................................
54
4.3.2 Kompetensi dan Kehati-hatian ……………………….
54
4.3.3 Kerahasiaan …………………………………………..
55
4.3.4 Perilaku Profesional ………………………………….
56
4.4 Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang .....
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................
61
5.2 Saran .....................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empir is BPK dan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur )
Oleh :
LULUK FARIDA
Abstr ak
Kode etik ikatan akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja
dilingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun dilingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akuntan pemerintah sebagai
praktisi dan persepsi mahasiswa akuntansi sebagai akademisi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. Analisisnya didasarkan pada jawaban responden yang
diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan di kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang terpilih. Kriteria responden untuk akuntan adalah
yang bekerja sebagai akuntan di pemerintahan. Sedangkan, kriteria responden untuk
mahasiswa akuntansi yang memilih konsentrasi publik adalah yang masih tercatat
sebagai mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi khususnya tentang Tanggungjawab profesi terdapat perbedaan
persepsi terhadap kode etik akuntan. Sedangkan persepsi akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi tentang kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, dan perilaku
profesional tidak terdapat perbedaan terhadap kode etik akuntan.
Kata kunci : Akuntan pemerintah, Mahasiswa Akuntansi, Kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia.
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empir is BPK dan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur )
By :
LULUK FARIDA
Abstr act
Code of Conduct accountant Indonesian bond is intended as a guide and rules
for all members, whether they practice as a public accountant, working within the
business, in government agencies, and educational environment of the world in
fulfilling their professional responsibilities.
This study aims to determine the perception of the government as an
accountant practitioner and student perceptions of accounting as an academic of the
Indonesian Institute of Accountants Code of Ethics. The analysis was based on
respondents' answers were obtained through questionnaires distributed in the city of
Surabaya.
This study uses primary data collected by distributing questionnaires to
selected respondents. Criteria for accountants respondent was working as an
accountant in government. Meanwhile, respondents criteria for accounting students
who choose a concentration that the public is still listed as a student majoring in
accounting at the University of National Development " Veteran " East Java.
From the analysis it can be concluded that the perception of government
accountants and accounting students in particular about the responsibilities of the
profession there are differences in the perception of accountants code of ethics. While
the perception of government accountants and accounting students about the
competence and prudence, confidentiality, and professional behavior there is no
difference to the code of ethics accountant.
Keywords: Government Accountants, Accounting Students, Indonesian Institute of
Accountants Code of Conduct.
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap
profesi dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan
keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan
agar profesi tersebut mampu bersaing dalam dunia usaha sekarang ini.
Selain keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu profesi,
dalam menjalankan suatu profesi juga perlu adanya Etika Profesi. Dengan
adanya Etika Profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus
yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika
Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak
melanggar batas-batas tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atau
masyarakat luas. Etika tersebut akan memberi batasan-batasan mengenai
apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi.
Etika Profesi menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap
suatu profesi (Al Haryono dalam Arisetyawan 2010 : 1). Apabila etika
suatu profesi dilanggar maka harus ada sangsi yang tegas terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Jika tidak, maka akan
mengakibatkan berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
profesi tersebut. Sedangkan apabila suatu profesi dijalankan berdasarkan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Etika Profesi yang ada, maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan
umum dan akan menigkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi
tersebut.
Kode Etik Profesi diusahakan untuk mengatur tingkahlaku etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
professional tertentu. Adanya Kode Etik kepercayaan masyarakat terhadap
suatu profesi dapat diperkuat, karena setiap klien mempunyai kepastian
bahwa kepentingannya terjamin. Kode Etik ibarat kompas yang
menunjukan arah etika bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin
mutu profesi itu di mata masyarakat (Yatimin dalam Besse 2011 : 2).
Kepecayaan dari masyarakat inilah yang menjadi alasan perlunya Kode
Etik Profesi.
Profesi Akuntan dituntut untuk bertindak secara profesional dan
sesuai dengan Etika. Hal tersebut, karena profesi akuntan mempunyai
tanggungjawab moral terhadap apa yang diperbuat baik terhadap
pekerjaan, organisasi, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak
sesuai dengan etika, maka kepercayaan masyarakat terhadap Profesi
Akuntan akan meningkat.
Untuk mendukung terwujudnya profesionalisme akuntan, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik
Akuntan Indonesia”. Kode Etik disempurnakan dalam kongres IAI tahun
1981 dan tahun 1986, dan kemudian di ubah lagi dalam kongres IAI tahun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
1990, 1994 dan terakhir pada tahun 1998. Dalam Mukadimah Kode Etik
Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi
akuntan, yaitu :
1. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela.
Dengan menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban
untuk menjaga disiplin di atas dan melebihi yang disyaratkan oleh
hukum dan peraturan.
2. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan
profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa
akuntan, rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen
untuk
berperilaku
terhormat,
bahkan
dengan
pengorbanan keuntungan pribadi.
Kenyataannya dalam praktek sehari-hari di Indonesia masih
banyak terjadi pelanggaran terhadap Kode Etik tersebut yang sering
dilakukan oleh Akuntan Pemerintah.
Kasus Gayus adalah bukti betapa sindikat pajak telah begitu
menggurita di negeri ini. Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) yang berisi tentang rekening Gayus Tambunan senilai
Rp 25 miliar menarik perhatian aparat pemerintah. Gayus cuma pegawai
pajak rendahan. Golongan kepangkatannya baru III A. maksimal, gaji
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
karyawan pajak di level ini di tambah tunjangan program reformasi
birikrasi di Departemen Keuangan, hanya sekitar Rp 6 juta perbulan. Data
arus dana di berbagai rekening Gayus memperlihatkan berbagai indikasi
kuat bahwa uang segunung itu memang berkait dengan pekerjaannya
sebagai aparat tentang besaran uang yang harus mereka setor ke kas
Negara. Harta Gayus merupakan akumulasi dari berbagai transfer bank
yang banyak pihak, individu maupun perusahaan. Nilainya bervariasi,
berkisar antara Rp 100 juta hingga miliaran rupiah.
Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang bekerja diinstansi
pemerintah
yang
tugas
utamanya
adalah
melakukan
audit
atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. ( Saputro 2009 : 19).
Untuk mewujudkan seorang Akuntan Profesional yang dapat
dipercaya dibutuhkan proses pendidikan yang memadai. Dunia pendidikan
akuntansi memegang peranan penting dalam menciptakan akuntan yang
professional dan berperilaku etis. Mahasiswa (calon akuntan) akan belajar
memahami masalah-masalah etika, dalam hal ini Etika Profesi Akuntan
yang nantinya akan mereka hadapi di dunia kerja. Dunia pendidikan yang
baik akan mencetak mahasiswa menjadi calon akuntan yang mempunyai
sikap profesional yang berlandaskan pada standar moral dan etika.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap
akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan
dapat menerapkan etika secara memadai dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang akuntan yang professional. Dengan sikap akuntan yang
professional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari
dirinya sendiri ataupun dari pihak eksternal.
Dengan adanya pelanggaran yang disebutkan di atas, maka jelas
bahwa Kode Etik Akuntan selama ini kurang di patuhi. Hal tersebut
akhirnya berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
Profesi Akuntan. Agar kepercayaan masyarakat khususnya pengguna jasa
akuntan meningkat, maka seharusnya Etika yang mengatur Profesi
Akuntan sejak dini dipahami dan dilaksanakan secara disiplin yaitu
semenjak di bangku kuliah, sehingga Kode Etik Akuntan yang ada benarbenar dipahami untuk dilaksanakan pada praktek kerja nantinya.
Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman
terhadap etika profesi (Kode Etik Akuntan). Dengan pengetahuan,
pemahaman, kemauan yang lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral etika
secara memadai dapat mengurangi berbagai pelanggaran etika (Ludigdo
dalam Besse 2010 : 4). Peneliti memfokuskan penelitian pada Prinsipprinsip Etika dalam Kode Etik Akuntan yaitu Tanggungjawab Profesi,
Kepentingan Publik, Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehatihatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku, Profesional, serta Standar
Teknis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Berdasarkan permasalahan yang ada tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Per sepsi Akuntan
Pemerintah dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia.” (Studi Empiris Badan Pengawasan Keuangan
(BPK) dan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur )
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan tanggungjawab
profesi.
b. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Kompetensi dan
kehati-hatian.
c. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Kerahasiaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
d. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Perilaku profesional.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji
serta mengetahui perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik secara praktis maupun
secara akademis.
a. Manfaat Operasional (praktis).
1) Bagi pemakai jasa profesi, hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kepercayaan mereka terhadap profesi akuntan sebagaimana
layaknya yang mereka harapkan.
2) Memberikan masukan dalam mendiskusikan masalah Kode Etik
Akuntan guna penyempurnaan serta pelaksanaanya bagi seluruh
Akuntan di Indonesia.
b. Manfaat dalam Pengembangan Ilmu (akademis)
1) Penelitian dijadikan bahan perbandingan yang relevan untuk
penelitian selanjutnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
2) Penelitian ini dapat menambah pemahaman yang lebih baik
terhadap perkembangan Etika Mahasiswa Akuntansi dan dapat
memberikan masukan yang penting dalam penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi akuntansi, yaitu dengan diadakannya mata kuliah
Etika Profesi Akuntan bagi mahasiswa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berisikan cuplikan fakta atau berisi tentang temuan
serta penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu
tentang persepsi Akuntan Pemerintah dan Mahasiswa Akuntansi terhadap
Kode Etik Akuntan.
Penelitian sebelumnya yang dapat dipakai bahan masukan serta
bahan kajian yang berkaitan, antara lain :
a. Andi Besse Nurlan (2011)
1. Judul
“Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana persepsi Akuntan terhadap prinsip-prinsip Kode
Etk Ikatan akuntan Indoneisa.
b) Bagaimana persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap
prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
c) Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan dan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia.
9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
Independent sample t-test terdapat perbedaan antara Akuntan dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan.
b. Arisetyawan (2010)
1. Judul
“Analisis Persepsi Akuntan Publik dan Mahasiswa Pendidikan
Profesi Akuntansi terhadap Kode Etik (IAI)”.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana persepsi Akuntan Publik terhadap prinsip-prinsip
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
b) Bagaimana persepsi Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi
terhadap prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan Indonesia.
c) Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Publik dan
Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi terhadap Kode Etik
Akuntan.
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan
Mahasiswa Akuntansi PPA dan Akuntan Publik. Perbedaan
persepsi tersebut lebih banyak dipengaruhi karena faktor perbedaan
sudut pandang antara praktisi dan akademis mengenai pelaksana
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
c. Zulda Handayani (2013)
1. Judul
“Perbedaan persepsi Auditor Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.
2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan persepsi antara Auditor,
Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terdapat perbedaan persepsi antara
Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
persepsi pemahaman Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memakai alat
analisis yaitu analisis Independent sample t-test.
Perbedaan penelitian ini dengan yang terdahulu terletak pada objek
penelitian adalah Akuntan Pemerintah yang bekerja pada Badan
pemeriksanaan Keuangan (BPK) dan Mahasiswa Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sedangkan penelitian
terdahulu adalah para Akuntan yang berada di Kota Makasar dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Persepsi
2.2.1.1 Pengertian Persepsi
Menurut Ikhsan (2010 : 93), persepsi adalah bagaimana orangorang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia.
Orang-orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan
apakah
persepsi
itu
mencerminkan
kenyataan
sebenarnya.
Pada
kenyataannya, setiap orang memiliki persepsi sendiri atas suatu kejadian.
Uraian kenyataan seseorag mungkin jauh berbeda dengan uraian orang
lain.
Persepsi juga merupakan pengalaman tentang objek atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Meskipun demikian, karena persepsi tentang objek
atau peristiwa tersebut bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu,
maka persepsi akan bersifat sangat subjektif dan situasional. Persepsi
ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Faktor fungsional berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk
dalam faktor fungsional. Sementara itu, faktor struktural berasal dari sifat
fisik dan dampak saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
Menurut Robbins (2008 : 175) mendefinisikan persepsi sebagai
proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Namun,apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari
realitas obyektif. Walaupun seharusnya tidak perlu ada, perbedaan tersebut
sering timbul.
Persepsi individu dalam membuat penilaian terhadap individu lain,
akan dikaitkan dengan teori atribusi (Ikhsan, 2010 : 97). Teori atribusi
merupakan penjelasan dan cara-cara manusia menilai orang secara
berlainan, bergantung pada makna yang dihubungkan ke suatu perilaku
tertentu.
Pada dasarnya, teori ini menyarankan bahwa jika seseorang
mengamati perilakuseorang individu, orang tersebut berusaha menentukan
apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Namun,
penentuan tersebut sebagian besar bergantung pada tiga faktor berikut:
1. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seorang individu
memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan dalam situasi yang
berlainan.
2. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi
serupa bereaksi dengan cara yang sama.
3. Konsistensi, yaitu individu memberikan reaksi dengan cara yang sama
dari waktu ke waktu.
2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi dikatakan rumit dan aktif karena walaupun persepsi
merupakan pertemuan antara proses kognitif dan kenyataan, persepsi lebih
banyak melibatkan kegiatan kognitif. Persepsi lebih banyak dipengaruhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
oleh kesadaran, ingatan, pikiran, dan bahasa. Dengan demikian, persepsi
bukanlah cerminan yang tepat dari realitas (Ikhsan, 2010: 94).
Menurut Robbins (2008: 175), mengemukakan bahwa sejumlah
faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang mengubah persepsi.
Faktor-faktor ini bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri
objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana
persepsi tersebut dibuat.
Ketika seorang individu melihat sebuah target dan berusaha untuk
menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi
oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual
tersebut. Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi sikap,
kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan
seseorang. Karakteristik target yang diobservasi bisa memengaruhi apa
yang diartikan. Target tidak dilihat secara khusus, hubungan sebuah target
dengan latar belakangnya juga memengaruhi persepsi, seperti halnya
kecenderungan untuk mengelompokkan hal-hal yang dekat dan hal-hal
yang mirip. Konteks dimana kita melihat berbagai objek atau peristiwa
juga penting. Waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat
memengaruhi perhatian, sepert halnya lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah
faktor situasionalnya. (Robbins, 2008 : 176).
Jadi dalam konteks penelitian ini persepsi dapat diartikan sebagai
pandangan seseorang melalui peristiwa, objek, serta manusia yang dimana
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka
guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Pada dasarnya apa yang
diterima seseorang bisa berbeda dari kenyataan obyektif.
Gambar : 2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengar uhi Persepsi
Faktor dalam Diri Pemersepsi :
1.
2.
3.
4.
5.
Sikap
Motif-motif
Minat-minat
Pengalaman
Harapan-harapan
Faktor dalam Situasi :
1.
2.
Waktu
Keadaan Kerja
3.
Keadaan Sosial
PERSEPSI
Faktor pada Target :
1.
2.
3.
4.
5.
Sesuatu yang baru
Gerakan
Ukuran
Latar Belakang
Kedekatan
6.
Kemiripan
Sumber : Sumber : Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi
2.2.2. Akuntan Pemerintah
Adalah akuntan yang bekerja diinstansi pemerintahan yang tugas
utamanya adalah, melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan
dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini dilakukan
oleh akuntan pemerintah yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan
dan pembangunan (BPKP), Badan Pemerikasaan Keuangan (BPK).
Disamping itu, ada akuntan pemerintah yang bekerja di Direktorat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Jenderal
Pajak,
tugas
akuntan
perpajakan
adalah
memeriksa
pertanggungjawaban keuangan para wajib pajak perseorangan maupun
yang berbentuk organisasi kepada pemerintah. (Saputro, 2009 : 19)
Menurut Besse (2011 : 17), Akuntan Pemerintah harus menguasai
akuntansi dan audit pemerintahan serta audit perusahaan karena lingkup
keuangan Negara juga meliputi BUMN dan BUMD. Dengan penguasaan
teknologi informasi akan meningkat profesionalisme Akuntan Pemerintah.
Sedangkan menurut pendapat (Handayani, 2013 : 4) adalah
Akuntan-akuntan
yang
bekerja
sebagai
auditor
di
kantor-kantor
pemerintahan seperti Direktorat Jenderal Pajak, BPKP dan BPK,
Inspektorat di departemen-departemen pemerintahan pusat dan daerah.
Jadi dalam konteks penelitian ini Akuntan Pemerintah adalah
Akuntan yang bekerja di Instansi Pemerintahan yang melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dalam unit organisasi pemerintahan di
BPKP, BPK dan Diretorat Jenderal Pajak.
2.2.3. Mahasiswa Akuntansi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia 2007 dalam Arisetyawan
(2010 : 12). Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah Seni pencatatan dan
pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi
terhadap suatu kesatuan ekonomi (AICPA). Jadi yang dimaksud
mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
akuntansi yang telah menempuh mata kuliah auditing dan teori akuntansi.
Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi
tersebut telah mempunyai pemahaman tentang prinsip-prinsip etika dalam
Kode Etik IAI.
Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi
pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika
masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan
sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap
gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya
(Suwardjono dalam Handayani, 2013 : 4).
2.2.4. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai
pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai
akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung jawab profesionalnya. Etika profesional bagi praktik akuntan di
Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002 : 45)
Menurut Ludigdo dalam Besse (2011 : 23), menjelaskan bahwa
secara lebih luas Kode Etik Profesi merupakan kaidah-kaidah yang
menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya
kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi
masyarakat.
Sedangkan menurut Ludigdo dalam Besse (2011 : 24), terdapat
beberapa keuntungan dari adanya kode etik ini.
1. Para professional akan lebih sadar tentang aspek moral dari
pekerjaanya.
2. Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih
mudah.
3. Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang
konkret dan dapat diaplikasikan ke segala situasi.
4. Anggota sebagai suatu keseluruhan akan bertindak dalam cara yang
lebih standar pada garis profesi.
5. Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan
kebijakan profesi.
6. Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri.
7. Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya
atas kebijakan-kebijakan etisnya.
8. Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik.
Dalam kongresnya pada tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk pertama kalinya menyusun kode etik bagi profesi akuntan di
Indonesia.
Kode
Etik
Akuntan
Indonesia
senantiasa
mengalami
penyempurnaan pada saat berlangsungnya Kongres IAI pada tahun 1986,
1990, dan 1994. Penyempurnaan terakhir dilakukan ketika berlangsungnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Kongres IAI pada tanggal 23-25 September 1998 di Jakarta. Berdasarkan
hasil Kongres IAI pada tahun 1998 tersebut, Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia terdiri atas tiga bagian prinsip etika, aturan etika, dan
interpretasi aturan etika. (Mulyadi 2002 : 50)
Aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan
bisa dipaksakan pelaksanaannya, sedangkan prinsip etika
bukan
merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaannya. Prinsip Etika
memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh para anggota profesi. Sebagaimana
dirumuskan dalam
menyebutkan
bahwa
Mukadimah prinsip etika profesi antara lain
dengan
menjadi
anggota,
seorang
akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan melebihi
yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.
Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan
prinsip-prinsip etika (Mulyadi 2002 : 53) sebagai berikut:
1. Tangungjawab profesi
Dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai professional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai
professional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggungjawab
kepada semua pemakai jasa professional mereka. Anggota juga harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan anggota untuk
mengembangkan
profesi
akuntansi,
memelihara
kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggungjawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri
2. Kepentingan Publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepentingan publik dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggungjawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
kreditor, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada objektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis sacara
tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggungjawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan profesi akuntan adalah untuk
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan
dengan prestasi tinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
3. Integritas
Akuntan sebagai seorang professional, dalam memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggungjawab
profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi
mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus
mengorbankan
rahasia
penerima
jasa.
Pelayanan
dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati
baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Integritas juga
mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan
kehati-hatian profesional.
4. Objektivitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan
sebagai anggota IAI harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Anggota bekerja
dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan
objektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Anggota dalam praktek publik
perpajakan,
serta
konsultasi
memberikan
manajemen.
jasa atestasi,
Anggota
yang
lain
menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan
jasa audit internal dan
bekerja dalam kapasitas keuangan dan
manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintah. Mereka juga
mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas
pekerjaannya dan memelihara objektivitas.
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan
teknik yang paling mutakhir. Kehati-hatian profesional mengharuskan
anggota untuk memenuhi tanggungjawab
profesionalnya dengan
kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan
pengguna jasadan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Kompetensi
menunjukkan
terdapatnya
pencapaian
dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkanseorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam penugasan profesional melebihi
kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada
pihak lain yang lebih
kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan
kompetensi
masing-masing
atau
menilai
apakah
pendidikan,
pengalaman, dan pertimbangan yang diperlukan memadai tanggung
jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasian
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada
hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat
panduan mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta
mengenai berbagai keadaan di manainformasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
7. Perilaku professional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggotasebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu
dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Standarteknis dan standar profesional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur,
dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
2.2.5. Persepsi Akuntan Pemerintah terhadap Kode Etik Akuntan
Kode Etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur
hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan
sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi selurh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan
(Sihwajoni dan Gudono, 2000).
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip
moral yang mengatur tentang perilaku professional (Agoes dalam Syarah :
22). Tanpa etika profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan
adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan
bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang
membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkahlaku para anggotanya (Murtanto dan Marini dalam
Syarah : 22).
2.2.6. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan
Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika akuntan sangatlah
penting sebab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sebagai calon
akuntan di Indonesia dalam prakteknya yang berkaitan dengan persoalanpersoalan etika. (Yudi dalam Supatro 2009 : 48)
Mahasiswa akuntansi merupakan mahasiswa yang mengambil
Jurusan Akuntansi pada perguruan tinggi baik Perguruan Negeri maupun
Perguruan Tinggi Swasta. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah
Mahasiswa Akuntansi yang sedang atau sudah pernah mengambil mata
kuliah Auditing II karena pada mata kuliah inilah biasanya materi etika
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
diperkenalkan. Materi etika sangat diperlukan dalam duna pendidikan
untuk mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang utuh
sebagai mahasiswa (Yusup dalam Syarah 20011 : 23).
2.3.
Kerangka Pikir
Penelitian ini mengkaji persepsi antara akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan. Dalam Kode Etik
Akuntan ada prinsip profesi akuntan yaitu Tanggungawab Profesi,
Kompetensi dan kehati-hatian professional,
Kerahasiaan, Perilaku
profesional. Disamping itu dengan adanya kode etik, maka para anggota
profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan profesi terhadap para
anggotanya.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya, untuk
memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil penelitian, maka dapat
digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, yang disajikan pada
gambar 2.1, sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir
Prinsip-prinsip kode etik akuntan
(Tanggung Jawab Profesi,
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
Yang diajukan
LULUK FARIDA
1013010219/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr.Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Tanggal : …………
Mengetahui,
Ketua Progdi Akuntansi
Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak, CA
NIP. 196110111992031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur)
Yang diajukan
LULUK FARIDA
1013010219/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr.Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Tanggal : …………
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
DRS. H. RAHMAN A. SUWAIDI, MS
NIP. 19600330 1986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI
TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empiris BPK dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur)
Disusun Oleh :
LULUK FARIDA
1013010219/FEB/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
NIP. 267069502431
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si
Sekretaris
Dra. Ec. Sri Hastuti, M.Si
Anggota
Dra. Tituk Diah Widajantie,M.Aks k
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dr. H.R.Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul :
“PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA AKUNTANSI
TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA” dengan baik.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat
menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyusun skripsi ini..
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Papa, Mama, Kakak, Adek dan seluruh keluarga yang telah memberi doa restu,
kasih sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian
skripsi ini.
7. Kepada teman saya yang selalu memberikan motivasi, dan semangat dalam
menyusun skripsi, Octorio Mulya Sukardi dan Citra Dwi Ardiani.
8. Teman-teman jurusan akuntansi 2010 khususnya Sahabat – sahabat tercinta Apri,
Dhani, Brina, Aning, Ceptian, Bunda, Frans, Ema, Sintya, Fitri, Via, Astrid, Opa,
Fajar, Arif, Mbak Titis dan teman-teman bimbingan Bapak Gideon yang selalu
memberi semangat dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
9. Seluruh staf Badan Pemeriksaan Keuangan, khusunya Ibu Atik yang telah
menginzinkan peneliti untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran”
umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, 24 Februari 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................
i
Daftar Isi ....................................................................................................
iii
Daftar Tabel ...............................................................................................
vi
Daftar Gambar ..........................................................................................
vii
Abstraksi ....................................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................
7
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................
9
2.2 Landasan Teori………………………………………………..
12
2.2.1 Persepsi .........................................................................
12
2.2.1.1 Pengertian Persepsi ...............................................
12
2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Persepsi…………………………….......................
13
2.2.2 Akuntan Pemerintah .......................................................
15
2.2.3 Mahasiswa Akuntansi …………………………………..
16
2.2.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia …………………...
17
2.2.5 Persepsi Akuntan Pemerintah terhadap Kode Etik
Akuntan ………………………………………………....
24
2.2.6 Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Akuntan …………………………………………………
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.3 Kerangka Pemikir …………………………………………….
26
2.4 Hipotesis ……………………………………………………...
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian .....................................................................
29
3.2 Operasionalisme dan pengukuran Variabel .............................
29
3.2.1 Definisi Operasional .........................................................
29
3.2.2 Teknik Pengukuran Variabel ............................................
31
3.3 Teknik Penentuan Sampel .......................................................
32
3.3.1 Populasi ............................................................................
32
3.3.2 Sampel ..............................................................................
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................
33
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ......................................................
33
3.4.2 Pengumpulan Data ............................................................
34
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...........................................
34
3.5.1 Teknik Analisis Data.........................................................
34
3.5.1.1 Uji Validitas .........................................................
34
3.5.1.2 Uji Reliabilitas …………………………………...
35
3.5.1.3 Uji Normalitas …………………………………...
35
3.5.1.4 Uji Homogenitas …………………………………
36
3.5.2 Uji Hipotesis .....................................................................
36
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian ........................................................
38
4.1.1 Rekapitulasi Jawaban Tanggungjawab Profesi.............
38
4.1.2 Rekapitulasi Jawaban Kompetensi dan Kehati-hatian ..
39
4.1.3 Rekapitulasi Jawaban Kerahasiaan ..............................
40
4.1.4 Rekapitulasi Jawaban Perilaku Profesional …………..
41
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................
42
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................
42
4.2.1.1 Uji Validitas ..................................................
42
4.2.1.2 Uji Reliabilitas ………………………………
46
4.2.2 Uji Normalitas.............................................................
47
4.2.3 Analisis pengujian Hipotesis ........................................
49
4.3 Pembahasan ...........................................................................
54
4.3.1 Tanggungjawab Profesi ..............................................
54
4.3.2 Kompetensi dan Kehati-hatian ……………………….
54
4.3.3 Kerahasiaan …………………………………………..
55
4.3.4 Perilaku Profesional ………………………………….
56
4.4 Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang .....
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................
61
5.2 Saran .....................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empir is BPK dan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur )
Oleh :
LULUK FARIDA
Abstr ak
Kode etik ikatan akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja
dilingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun dilingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akuntan pemerintah sebagai
praktisi dan persepsi mahasiswa akuntansi sebagai akademisi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. Analisisnya didasarkan pada jawaban responden yang
diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan di kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang terpilih. Kriteria responden untuk akuntan adalah
yang bekerja sebagai akuntan di pemerintahan. Sedangkan, kriteria responden untuk
mahasiswa akuntansi yang memilih konsentrasi publik adalah yang masih tercatat
sebagai mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi khususnya tentang Tanggungjawab profesi terdapat perbedaan
persepsi terhadap kode etik akuntan. Sedangkan persepsi akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi tentang kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, dan perilaku
profesional tidak terdapat perbedaan terhadap kode etik akuntan.
Kata kunci : Akuntan pemerintah, Mahasiswa Akuntansi, Kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia.
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
(Studi Empir is BPK dan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur )
By :
LULUK FARIDA
Abstr act
Code of Conduct accountant Indonesian bond is intended as a guide and rules
for all members, whether they practice as a public accountant, working within the
business, in government agencies, and educational environment of the world in
fulfilling their professional responsibilities.
This study aims to determine the perception of the government as an
accountant practitioner and student perceptions of accounting as an academic of the
Indonesian Institute of Accountants Code of Ethics. The analysis was based on
respondents' answers were obtained through questionnaires distributed in the city of
Surabaya.
This study uses primary data collected by distributing questionnaires to
selected respondents. Criteria for accountants respondent was working as an
accountant in government. Meanwhile, respondents criteria for accounting students
who choose a concentration that the public is still listed as a student majoring in
accounting at the University of National Development " Veteran " East Java.
From the analysis it can be concluded that the perception of government
accountants and accounting students in particular about the responsibilities of the
profession there are differences in the perception of accountants code of ethics. While
the perception of government accountants and accounting students about the
competence and prudence, confidentiality, and professional behavior there is no
difference to the code of ethics accountant.
Keywords: Government Accountants, Accounting Students, Indonesian Institute of
Accountants Code of Conduct.
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap
profesi dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan
keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan
agar profesi tersebut mampu bersaing dalam dunia usaha sekarang ini.
Selain keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu profesi,
dalam menjalankan suatu profesi juga perlu adanya Etika Profesi. Dengan
adanya Etika Profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus
yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika
Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak
melanggar batas-batas tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atau
masyarakat luas. Etika tersebut akan memberi batasan-batasan mengenai
apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi.
Etika Profesi menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap
suatu profesi (Al Haryono dalam Arisetyawan 2010 : 1). Apabila etika
suatu profesi dilanggar maka harus ada sangsi yang tegas terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Jika tidak, maka akan
mengakibatkan berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
profesi tersebut. Sedangkan apabila suatu profesi dijalankan berdasarkan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Etika Profesi yang ada, maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan
umum dan akan menigkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi
tersebut.
Kode Etik Profesi diusahakan untuk mengatur tingkahlaku etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
professional tertentu. Adanya Kode Etik kepercayaan masyarakat terhadap
suatu profesi dapat diperkuat, karena setiap klien mempunyai kepastian
bahwa kepentingannya terjamin. Kode Etik ibarat kompas yang
menunjukan arah etika bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin
mutu profesi itu di mata masyarakat (Yatimin dalam Besse 2011 : 2).
Kepecayaan dari masyarakat inilah yang menjadi alasan perlunya Kode
Etik Profesi.
Profesi Akuntan dituntut untuk bertindak secara profesional dan
sesuai dengan Etika. Hal tersebut, karena profesi akuntan mempunyai
tanggungjawab moral terhadap apa yang diperbuat baik terhadap
pekerjaan, organisasi, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak
sesuai dengan etika, maka kepercayaan masyarakat terhadap Profesi
Akuntan akan meningkat.
Untuk mendukung terwujudnya profesionalisme akuntan, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik
Akuntan Indonesia”. Kode Etik disempurnakan dalam kongres IAI tahun
1981 dan tahun 1986, dan kemudian di ubah lagi dalam kongres IAI tahun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
1990, 1994 dan terakhir pada tahun 1998. Dalam Mukadimah Kode Etik
Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi
akuntan, yaitu :
1. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela.
Dengan menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban
untuk menjaga disiplin di atas dan melebihi yang disyaratkan oleh
hukum dan peraturan.
2. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan
profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa
akuntan, rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen
untuk
berperilaku
terhormat,
bahkan
dengan
pengorbanan keuntungan pribadi.
Kenyataannya dalam praktek sehari-hari di Indonesia masih
banyak terjadi pelanggaran terhadap Kode Etik tersebut yang sering
dilakukan oleh Akuntan Pemerintah.
Kasus Gayus adalah bukti betapa sindikat pajak telah begitu
menggurita di negeri ini. Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) yang berisi tentang rekening Gayus Tambunan senilai
Rp 25 miliar menarik perhatian aparat pemerintah. Gayus cuma pegawai
pajak rendahan. Golongan kepangkatannya baru III A. maksimal, gaji
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
karyawan pajak di level ini di tambah tunjangan program reformasi
birikrasi di Departemen Keuangan, hanya sekitar Rp 6 juta perbulan. Data
arus dana di berbagai rekening Gayus memperlihatkan berbagai indikasi
kuat bahwa uang segunung itu memang berkait dengan pekerjaannya
sebagai aparat tentang besaran uang yang harus mereka setor ke kas
Negara. Harta Gayus merupakan akumulasi dari berbagai transfer bank
yang banyak pihak, individu maupun perusahaan. Nilainya bervariasi,
berkisar antara Rp 100 juta hingga miliaran rupiah.
Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang bekerja diinstansi
pemerintah
yang
tugas
utamanya
adalah
melakukan
audit
atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. ( Saputro 2009 : 19).
Untuk mewujudkan seorang Akuntan Profesional yang dapat
dipercaya dibutuhkan proses pendidikan yang memadai. Dunia pendidikan
akuntansi memegang peranan penting dalam menciptakan akuntan yang
professional dan berperilaku etis. Mahasiswa (calon akuntan) akan belajar
memahami masalah-masalah etika, dalam hal ini Etika Profesi Akuntan
yang nantinya akan mereka hadapi di dunia kerja. Dunia pendidikan yang
baik akan mencetak mahasiswa menjadi calon akuntan yang mempunyai
sikap profesional yang berlandaskan pada standar moral dan etika.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap
akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan
dapat menerapkan etika secara memadai dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang akuntan yang professional. Dengan sikap akuntan yang
professional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari
dirinya sendiri ataupun dari pihak eksternal.
Dengan adanya pelanggaran yang disebutkan di atas, maka jelas
bahwa Kode Etik Akuntan selama ini kurang di patuhi. Hal tersebut
akhirnya berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
Profesi Akuntan. Agar kepercayaan masyarakat khususnya pengguna jasa
akuntan meningkat, maka seharusnya Etika yang mengatur Profesi
Akuntan sejak dini dipahami dan dilaksanakan secara disiplin yaitu
semenjak di bangku kuliah, sehingga Kode Etik Akuntan yang ada benarbenar dipahami untuk dilaksanakan pada praktek kerja nantinya.
Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman
terhadap etika profesi (Kode Etik Akuntan). Dengan pengetahuan,
pemahaman, kemauan yang lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral etika
secara memadai dapat mengurangi berbagai pelanggaran etika (Ludigdo
dalam Besse 2010 : 4). Peneliti memfokuskan penelitian pada Prinsipprinsip Etika dalam Kode Etik Akuntan yaitu Tanggungjawab Profesi,
Kepentingan Publik, Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehatihatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku, Profesional, serta Standar
Teknis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Berdasarkan permasalahan yang ada tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Per sepsi Akuntan
Pemerintah dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia.” (Studi Empiris Badan Pengawasan Keuangan
(BPK) dan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur )
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan tanggungjawab
profesi.
b. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Kompetensi dan
kehati-hatian.
c. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Kerahasiaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
d. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi
Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Perilaku profesional.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji
serta mengetahui perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik secara praktis maupun
secara akademis.
a. Manfaat Operasional (praktis).
1) Bagi pemakai jasa profesi, hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kepercayaan mereka terhadap profesi akuntan sebagaimana
layaknya yang mereka harapkan.
2) Memberikan masukan dalam mendiskusikan masalah Kode Etik
Akuntan guna penyempurnaan serta pelaksanaanya bagi seluruh
Akuntan di Indonesia.
b. Manfaat dalam Pengembangan Ilmu (akademis)
1) Penelitian dijadikan bahan perbandingan yang relevan untuk
penelitian selanjutnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
2) Penelitian ini dapat menambah pemahaman yang lebih baik
terhadap perkembangan Etika Mahasiswa Akuntansi dan dapat
memberikan masukan yang penting dalam penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi akuntansi, yaitu dengan diadakannya mata kuliah
Etika Profesi Akuntan bagi mahasiswa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berisikan cuplikan fakta atau berisi tentang temuan
serta penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu
tentang persepsi Akuntan Pemerintah dan Mahasiswa Akuntansi terhadap
Kode Etik Akuntan.
Penelitian sebelumnya yang dapat dipakai bahan masukan serta
bahan kajian yang berkaitan, antara lain :
a. Andi Besse Nurlan (2011)
1. Judul
“Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana persepsi Akuntan terhadap prinsip-prinsip Kode
Etk Ikatan akuntan Indoneisa.
b) Bagaimana persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap
prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
c) Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan dan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia.
9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
Independent sample t-test terdapat perbedaan antara Akuntan dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan.
b. Arisetyawan (2010)
1. Judul
“Analisis Persepsi Akuntan Publik dan Mahasiswa Pendidikan
Profesi Akuntansi terhadap Kode Etik (IAI)”.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana persepsi Akuntan Publik terhadap prinsip-prinsip
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
b) Bagaimana persepsi Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi
terhadap prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan Indonesia.
c) Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Publik dan
Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi terhadap Kode Etik
Akuntan.
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan
Mahasiswa Akuntansi PPA dan Akuntan Publik. Perbedaan
persepsi tersebut lebih banyak dipengaruhi karena faktor perbedaan
sudut pandang antara praktisi dan akademis mengenai pelaksana
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
c. Zulda Handayani (2013)
1. Judul
“Perbedaan persepsi Auditor Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi
terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.
2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan persepsi antara Auditor,
Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terdapat perbedaan persepsi antara
Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
persepsi pemahaman Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memakai alat
analisis yaitu analisis Independent sample t-test.
Perbedaan penelitian ini dengan yang terdahulu terletak pada objek
penelitian adalah Akuntan Pemerintah yang bekerja pada Badan
pemeriksanaan Keuangan (BPK) dan Mahasiswa Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sedangkan penelitian
terdahulu adalah para Akuntan yang berada di Kota Makasar dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Persepsi
2.2.1.1 Pengertian Persepsi
Menurut Ikhsan (2010 : 93), persepsi adalah bagaimana orangorang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia.
Orang-orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan
apakah
persepsi
itu
mencerminkan
kenyataan
sebenarnya.
Pada
kenyataannya, setiap orang memiliki persepsi sendiri atas suatu kejadian.
Uraian kenyataan seseorag mungkin jauh berbeda dengan uraian orang
lain.
Persepsi juga merupakan pengalaman tentang objek atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Meskipun demikian, karena persepsi tentang objek
atau peristiwa tersebut bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu,
maka persepsi akan bersifat sangat subjektif dan situasional. Persepsi
ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Faktor fungsional berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk
dalam faktor fungsional. Sementara itu, faktor struktural berasal dari sifat
fisik dan dampak saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
Menurut Robbins (2008 : 175) mendefinisikan persepsi sebagai
proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Namun,apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari
realitas obyektif. Walaupun seharusnya tidak perlu ada, perbedaan tersebut
sering timbul.
Persepsi individu dalam membuat penilaian terhadap individu lain,
akan dikaitkan dengan teori atribusi (Ikhsan, 2010 : 97). Teori atribusi
merupakan penjelasan dan cara-cara manusia menilai orang secara
berlainan, bergantung pada makna yang dihubungkan ke suatu perilaku
tertentu.
Pada dasarnya, teori ini menyarankan bahwa jika seseorang
mengamati perilakuseorang individu, orang tersebut berusaha menentukan
apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Namun,
penentuan tersebut sebagian besar bergantung pada tiga faktor berikut:
1. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seorang individu
memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan dalam situasi yang
berlainan.
2. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi
serupa bereaksi dengan cara yang sama.
3. Konsistensi, yaitu individu memberikan reaksi dengan cara yang sama
dari waktu ke waktu.
2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi dikatakan rumit dan aktif karena walaupun persepsi
merupakan pertemuan antara proses kognitif dan kenyataan, persepsi lebih
banyak melibatkan kegiatan kognitif. Persepsi lebih banyak dipengaruhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
oleh kesadaran, ingatan, pikiran, dan bahasa. Dengan demikian, persepsi
bukanlah cerminan yang tepat dari realitas (Ikhsan, 2010: 94).
Menurut Robbins (2008: 175), mengemukakan bahwa sejumlah
faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang mengubah persepsi.
Faktor-faktor ini bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri
objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana
persepsi tersebut dibuat.
Ketika seorang individu melihat sebuah target dan berusaha untuk
menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi
oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual
tersebut. Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi sikap,
kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan
seseorang. Karakteristik target yang diobservasi bisa memengaruhi apa
yang diartikan. Target tidak dilihat secara khusus, hubungan sebuah target
dengan latar belakangnya juga memengaruhi persepsi, seperti halnya
kecenderungan untuk mengelompokkan hal-hal yang dekat dan hal-hal
yang mirip. Konteks dimana kita melihat berbagai objek atau peristiwa
juga penting. Waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat
memengaruhi perhatian, sepert halnya lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah
faktor situasionalnya. (Robbins, 2008 : 176).
Jadi dalam konteks penelitian ini persepsi dapat diartikan sebagai
pandangan seseorang melalui peristiwa, objek, serta manusia yang dimana
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka
guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Pada dasarnya apa yang
diterima seseorang bisa berbeda dari kenyataan obyektif.
Gambar : 2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengar uhi Persepsi
Faktor dalam Diri Pemersepsi :
1.
2.
3.
4.
5.
Sikap
Motif-motif
Minat-minat
Pengalaman
Harapan-harapan
Faktor dalam Situasi :
1.
2.
Waktu
Keadaan Kerja
3.
Keadaan Sosial
PERSEPSI
Faktor pada Target :
1.
2.
3.
4.
5.
Sesuatu yang baru
Gerakan
Ukuran
Latar Belakang
Kedekatan
6.
Kemiripan
Sumber : Sumber : Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi
2.2.2. Akuntan Pemerintah
Adalah akuntan yang bekerja diinstansi pemerintahan yang tugas
utamanya adalah, melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan
dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini dilakukan
oleh akuntan pemerintah yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan
dan pembangunan (BPKP), Badan Pemerikasaan Keuangan (BPK).
Disamping itu, ada akuntan pemerintah yang bekerja di Direktorat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Jenderal
Pajak,
tugas
akuntan
perpajakan
adalah
memeriksa
pertanggungjawaban keuangan para wajib pajak perseorangan maupun
yang berbentuk organisasi kepada pemerintah. (Saputro, 2009 : 19)
Menurut Besse (2011 : 17), Akuntan Pemerintah harus menguasai
akuntansi dan audit pemerintahan serta audit perusahaan karena lingkup
keuangan Negara juga meliputi BUMN dan BUMD. Dengan penguasaan
teknologi informasi akan meningkat profesionalisme Akuntan Pemerintah.
Sedangkan menurut pendapat (Handayani, 2013 : 4) adalah
Akuntan-akuntan
yang
bekerja
sebagai
auditor
di
kantor-kantor
pemerintahan seperti Direktorat Jenderal Pajak, BPKP dan BPK,
Inspektorat di departemen-departemen pemerintahan pusat dan daerah.
Jadi dalam konteks penelitian ini Akuntan Pemerintah adalah
Akuntan yang bekerja di Instansi Pemerintahan yang melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dalam unit organisasi pemerintahan di
BPKP, BPK dan Diretorat Jenderal Pajak.
2.2.3. Mahasiswa Akuntansi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia 2007 dalam Arisetyawan
(2010 : 12). Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah Seni pencatatan dan
pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi
terhadap suatu kesatuan ekonomi (AICPA). Jadi yang dimaksud
mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
akuntansi yang telah menempuh mata kuliah auditing dan teori akuntansi.
Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi
tersebut telah mempunyai pemahaman tentang prinsip-prinsip etika dalam
Kode Etik IAI.
Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi
pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika
masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan
sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap
gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya
(Suwardjono dalam Handayani, 2013 : 4).
2.2.4. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai
pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai
akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung jawab profesionalnya. Etika profesional bagi praktik akuntan di
Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002 : 45)
Menurut Ludigdo dalam Besse (2011 : 23), menjelaskan bahwa
secara lebih luas Kode Etik Profesi merupakan kaidah-kaidah yang
menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya
kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi
masyarakat.
Sedangkan menurut Ludigdo dalam Besse (2011 : 24), terdapat
beberapa keuntungan dari adanya kode etik ini.
1. Para professional akan lebih sadar tentang aspek moral dari
pekerjaanya.
2. Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih
mudah.
3. Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang
konkret dan dapat diaplikasikan ke segala situasi.
4. Anggota sebagai suatu keseluruhan akan bertindak dalam cara yang
lebih standar pada garis profesi.
5. Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan
kebijakan profesi.
6. Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri.
7. Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya
atas kebijakan-kebijakan etisnya.
8. Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik.
Dalam kongresnya pada tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk pertama kalinya menyusun kode etik bagi profesi akuntan di
Indonesia.
Kode
Etik
Akuntan
Indonesia
senantiasa
mengalami
penyempurnaan pada saat berlangsungnya Kongres IAI pada tahun 1986,
1990, dan 1994. Penyempurnaan terakhir dilakukan ketika berlangsungnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Kongres IAI pada tanggal 23-25 September 1998 di Jakarta. Berdasarkan
hasil Kongres IAI pada tahun 1998 tersebut, Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia terdiri atas tiga bagian prinsip etika, aturan etika, dan
interpretasi aturan etika. (Mulyadi 2002 : 50)
Aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan
bisa dipaksakan pelaksanaannya, sedangkan prinsip etika
bukan
merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaannya. Prinsip Etika
memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh para anggota profesi. Sebagaimana
dirumuskan dalam
menyebutkan
bahwa
Mukadimah prinsip etika profesi antara lain
dengan
menjadi
anggota,
seorang
akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan melebihi
yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.
Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan
prinsip-prinsip etika (Mulyadi 2002 : 53) sebagai berikut:
1. Tangungjawab profesi
Dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai professional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai
professional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggungjawab
kepada semua pemakai jasa professional mereka. Anggota juga harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan anggota untuk
mengembangkan
profesi
akuntansi,
memelihara
kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggungjawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri
2. Kepentingan Publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepentingan publik dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggungjawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
kreditor, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada objektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis sacara
tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggungjawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan profesi akuntan adalah untuk
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan
dengan prestasi tinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
3. Integritas
Akuntan sebagai seorang professional, dalam memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggungjawab
profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi
mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus
mengorbankan
rahasia
penerima
jasa.
Pelayanan
dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati
baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Integritas juga
mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan
kehati-hatian profesional.
4. Objektivitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan
sebagai anggota IAI harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Anggota bekerja
dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan
objektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Anggota dalam praktek publik
perpajakan,
serta
konsultasi
memberikan
manajemen.
jasa atestasi,
Anggota
yang
lain
menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan
jasa audit internal dan
bekerja dalam kapasitas keuangan dan
manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintah. Mereka juga
mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas
pekerjaannya dan memelihara objektivitas.
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan
teknik yang paling mutakhir. Kehati-hatian profesional mengharuskan
anggota untuk memenuhi tanggungjawab
profesionalnya dengan
kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan
pengguna jasadan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Kompetensi
menunjukkan
terdapatnya
pencapaian
dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkanseorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam penugasan profesional melebihi
kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada
pihak lain yang lebih
kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan
kompetensi
masing-masing
atau
menilai
apakah
pendidikan,
pengalaman, dan pertimbangan yang diperlukan memadai tanggung
jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasian
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada
hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat
panduan mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta
mengenai berbagai keadaan di manainformasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
7. Perilaku professional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggotasebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu
dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Standarteknis dan standar profesional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur,
dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
2.2.5. Persepsi Akuntan Pemerintah terhadap Kode Etik Akuntan
Kode Etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur
hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan
sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi selurh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan
(Sihwajoni dan Gudono, 2000).
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip
moral yang mengatur tentang perilaku professional (Agoes dalam Syarah :
22). Tanpa etika profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan
adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan
bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang
membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkahlaku para anggotanya (Murtanto dan Marini dalam
Syarah : 22).
2.2.6. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan
Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika akuntan sangatlah
penting sebab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sebagai calon
akuntan di Indonesia dalam prakteknya yang berkaitan dengan persoalanpersoalan etika. (Yudi dalam Supatro 2009 : 48)
Mahasiswa akuntansi merupakan mahasiswa yang mengambil
Jurusan Akuntansi pada perguruan tinggi baik Perguruan Negeri maupun
Perguruan Tinggi Swasta. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah
Mahasiswa Akuntansi yang sedang atau sudah pernah mengambil mata
kuliah Auditing II karena pada mata kuliah inilah biasanya materi etika
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
diperkenalkan. Materi etika sangat diperlukan dalam duna pendidikan
untuk mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang utuh
sebagai mahasiswa (Yusup dalam Syarah 20011 : 23).
2.3.
Kerangka Pikir
Penelitian ini mengkaji persepsi antara akuntan pemerintah dan
mahasiswa akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan. Dalam Kode Etik
Akuntan ada prinsip profesi akuntan yaitu Tanggungawab Profesi,
Kompetensi dan kehati-hatian professional,
Kerahasiaan, Perilaku
profesional. Disamping itu dengan adanya kode etik, maka para anggota
profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan profesi terhadap para
anggotanya.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya, untuk
memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil penelitian, maka dapat
digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, yang disajikan pada
gambar 2.1, sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir
Prinsip-prinsip kode etik akuntan
(Tanggung Jawab Profesi,