PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA SELATAN.

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
SKRIPSI

Diajukan Oleh :
BURHAN MAWARIDI AKHMAD
0812010164/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen

Diajukan Oleh :
BURHAN MAWARIDI AKHMAD
0812010164/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN

Oleh:
Burhan Mawaridi Akhmad
0812010164/FE/EM
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 20 Desember 2013 :

Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dra. Ec. Siti Aminah, MM
NIP. 196107121988032001

Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM
NIP. 196309241989031001
Sekretaris


Dra. Ec. Siti Aminah, MM
NIP. 196107121988032001
Anggota

Dr s. Ec. Pandji Sugiono, MM
NIP. 196410231990031002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK

MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD
0812010164/FE/EM

Disetujui untuk ujian lisan oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM

Tanggal: …………

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr s. Ec. R.A Suwaidi, MS

NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD
0812010164/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM

Tanggal: …………


Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD
0812010164/FE/EM


Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM

Tanggal: …………

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH IKLAN
TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA
SELATAN”

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta
bantuan yang sangat luar biasa, khususnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

4.

Ibu Dra. Ec. Siti Aminah selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan skripsi sehingga saya bisa merampungkan tugas
skripsi ini.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.


Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama
saya menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa
Timur.

6.

Kepada keluarga tercinta, Bapak Mat Yatim dan Ibu Mun’ayati serta
Fariz Maraghi Akhmad dan Hilman Irshadi Akhmad, terima kasih atas semua
doa, kesabaran dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Kepada Ike Yulvi Sintya Sari, terima kasih atas doa, motivasi dan
kesabarannya, terima kasih atas semuanya.

8.

Teman-teman Laviola FC; Abdul Aziz, Afian Maulana, Farizal, Fuat
Widjaya, Suhud Sasongko, Sukma Pandji, Yustian Aryanto yang selalu
menemani saya di kampus tercinta ini.


9.

Teman-teman Manajemen FC; Adi Hardiyanto, Adwityardi L.H., Bagus

Kurniawan, Deo Arda, Enes Ira, Rizal Alfahmi, Saiful Anhar, terima kasih atas
semua bantuannya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat berharap saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, saya berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Salam hormat,
Surabaya, November 2013

Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

vii

ABSTRAKSI .................................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................

6

1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................

6

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................

7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................

8

2.2. Landasan Teori .................................................................

9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ...............................................

9

2.2.2. Konsep Pemasaran ...................................................

10

2.2.3. Bauran Pemasaran ...................................................

10

2.3. Pengertian Periklanan ........................................................

13

2.4

Iklan ………………………………………….. ..................

14

2.5

Citra Merek .......................................................................

16

2.6

Hubungan antara Iklan terhadap Citra Merek ....................

18

2.7

Kerangka Konseptual …………………………… ..............

19

2.8

Hipotesis ...............................................................................

19

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel .................

20

3.1.1 Definisi Operasional ..............................................

20

3.1.2 Pengukuran Variabel ................................................

21

3.2. Teknik Penentuan Sampel .................................................

22

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.1

Populasi …………………………………………. ..

22

3.2.2

Sampel ………………………………………….. ...

22

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................

24

3.3.1. Jenis Data ................................................................

24

3.3.2. Pengumpulan Data ...................................................

24

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .......................................

25

3.4.1. Teknik Analisis ..........................................................

25

3.4.1.1. Cara Kerja PLS .......................................................

27

3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS ...........................................

27

3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS ...........................................

28

3.4.1.4. Asumsi PLS ............................................................

42

3.4.1.5. Sample Size ............................................................

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................

43

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………… ....

43

4.2.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

43

4.2.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Umur .......

44

4.2.3. Deskripsi Iklan ......................................................

44

4.2.4. Deskripsi Citra Merek ...........................................

47

4.3. Analisis Data .....................................................................

49

4.3.1. Evaluasi Outlier ....................................................

49

4.4. Partial Least Square ........................................ ....................

53

4.4.1. Model PLS .............................................................

53

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................

58

4.5.1. Iklan Berpengaruh Terhadap Citra Merek .................

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................

60

5.2 Saran ...........................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Burhan Mawar idi Akhmad
0812010164/FE/EM

Abstr aksi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh iklan
terhadap citra merek mie instan merek Supermie di Surabaya Selatan khususnya
untuk yang membeli produk di Toko Sumber Pangan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh konsumen yang telah
menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi Di
Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk di toko sumber pangan.
Metode pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan non probability
sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah
sebesar 90 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data
yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden dan data sekunder yaitu
data pendukung yang diperoleh dari Top Beand Index 2012. Sedangkan analisis
yang dipergunakan adalah Partial Least Square.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang
telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa iklan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan citra merek.
Keywords : Iklan dan Citra Merek

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat. Di era
globalisasi, dunia usaha secara otomatis akan dihadapkan pada persaingan
yang ketat. Dengan lingkungan yang padat persaingan ini, konsumen
memiliki peluang yang luas untuk produk dengan sederet pilihan sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin serta
berusaha mempunyai keunggulan dalam bersaing agar dapat memenuhi
tuntutan pasar dan memenangkan persaingan. Selain itu perusahaan juga
dituntut untuk menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan
konsumen pada suatu produk yang ditaarkan. Hanya perusahaan yang mampu
mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis
sekarang ini.
Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi menjadi
bagian penting dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang
mampu mempengaruhi kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.
Periklanan yang efektif akan mengubah pengetahuan publik mengenai
ketersediaan dan karakteristik beberapa produk, elastisitas permintaan produk
akan sangat dipengaruhi aktivitas periklanan. Berbagai hasil penelitian
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif terhadap penjualan
dan market share, sebaliknya peningkatan anggaran

iklan pesaing

berpengaruh negatif terhadap tingkat penjualan dan market share pesaingnya .
Dampak iklan ternyata bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian
anggaran iklan yang lebih besar tidak selalu mampu mengubah penjualan dan
market share dalam tataran yang lebih besar pula.
Periklanan juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perusahaan dalam pencapaian tujuan. Meskipun produk yang ditawarkan
adalah produk yang bagus namun apabila masyarakat belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka ,
maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Menurut kotler (2002:658) dalam jurnal Nila (2012:14) tujuan waktu
periklanan adalah salah satu tugas komunikasi spesifik dan level
keberhassilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode yang
spesifik.
Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami
kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan –
keuntungan yang spesifik, iklan yang menekankan pada tindakan spesifik
yang yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik memahami bahwa
orang tidak membeli produk tetapi membeli keuntungan dari produk tersebut
dan lebih dari itu iklan yang efektif akan lebih menguntungkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi dari tahap merek
dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu. Menurut Kotler (
2001 : 225) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 ) mendefinisikan citra
merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang
konsumen terhadap produk tertentu. Dengan citra merek yang positif,
perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra
positif. Menurut Shimp (2003 : 12) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 )
citra dari suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang
merek yang berdasarkan konsumen. Merek yang kuat dengan dengan citra
yang positif lebih tahan menghadapi isu yang tidak baik. Dilain pihak, merek
dengan citra yang negatif lebih sensitive terhadap kesalahan pemasaran. Jelasa
terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang berasal dari
atribut toko, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu suksesnya progam
marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek yang menggantungkan.
Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat asosiasi merek
menjadi positif dan terbentuk.
Berbagai kelebihan dan daya tarik produk yang ditawarkan oleh setiap
pemasar untuk memberikan kepuasan pada konsumen. Salah satu produk
yang di tawarkan adalah produk-produk Mie Instan. Salah satu Mie Instan
yang beredar di pasaran saat ini adalah merek SUPERMI.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

SUPERMI adalah salah satu merek mie instan yang pertama kali
keluar di Indonesia dan bisa dikatakan sebagai pelopor mie instan. Namun
pada saat ini Citra Merek SUPERMI seakan tenggelam dibawah nama besar
produk pesaing. Dikarenakan banyak faktor iklan SUPERMI kurang atau
kalah dengan iklan mie instan yang lain. Isi pesan dari Iklan SUPERMI
kurang begitu jelas, Bintang iklan juga tidak begitu bisa mempengaruhi
konsumen, Music dan Slogan juga sangat perlu karena faktor tersebut paling
mudah diingat. Tetapi Iklan dari SUPERMI kurang begitu menarik sehingga
Citra Merek dimata masyarakat menjadi negatif.
Dengan adanya pesaing yang melekat dibenak masyarakat tentang
produk MIE INSTAN. SUPERMI berusaha untuk menyaingi pesaing yang
lebih kuat dengan meberikan variasi rasa untuk menguasai pasar .namun
peringkat yang didapatkan tidak ada perubahan dari tahun 2010 – 2012.
Tabel 1.1 Data Top Brand Index SUPERMI
MEREK

TAHUN

TAHUN

TAHUN

2010

2011

2012

INDOMIE

75,5%

75,5%

75,5%

MIE SEDAP

14,2%

16,4%

15,7%

SUPERMI

4,2%

4,4%

2,5%

Sumber: Top Brand Index
Adanya data Top Brand Index yang menurun pada produk mie instan
merek SUPERMIE bisa digambarkan IKLAN dari SUPERMIE kurang begitu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

baik sehingga mempengaruh citra merek pada masyarakat menjadi negatif
atau menurun.
Berdasarkan data dari Top Brand Index, SUPERMI berada diurutan
ketiga di tahun 2010. Sedangkan di tahun berikutnya angka penjualan
SUPERMI mengalami kenaikan sebesar 0,2%, dari 4,2% menjadi 4,4%. Hal
ini diperkuat oleh sumber yg berasal dari Top Brand Index, tetapi hal ini tidak
meningkatkan citra merek SUPERMI di mata masyarakat, sehingga
SUPERMI tetap berada di urutan ketiga dalam Top Brand di tahun 2011.
Tidak hanya sampai disitu saja, SUPERMI terus mengalami penurunan
mereknya, dalam data Top Brand Index, SUPERMI tetap bertahan diperingkat
ketiga dengan angka penurunan sebesar 1,9%. Dari yang semula 4.4%
menurun drastis menjadi 2,5%. Ada indikasi bahwa iklan SUPERMI kurang
gencar dalam promosinya. Apalagi semenjak adanya produk baru yg
promonya dalam media elektronik ditampilkan secara unik dan dianggap
cukup baik, sehingga dapat mempengaruhi semua yang menonton iklan
tersebut. Bintang iklan yg ditampilkan juga kurang begitu dikenal oleh
masyarakat. Sehingga yang menonton merasa iklan kurang menarik (
wordpress.com / http://bit.ly/14HktK4 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tabel 1.2. Data Toko Sumber Pangan
TAHUN

TOTAL
PENJUALAN
SUPERMI
240

PRESENTASE

2010

TOTAL
PENJUALAN MIE
INSTAN
10.560

2011

11.376

336

2,95%

2012

12.240

144

1,17%

2,27%

Menurut kutipan Sutherland ( 2000 ) dalam jurnal Munir mengatakan
bahwa iklan dapat mempengaruhi merek mana yang kita pilih. Periklanan
Mendorong sikap positif terhadap merek ( Hair Et Al,2001) dalam jurnal
Munir. Citra suatu merek terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan
dan keberhasilanya tercapai setelah citra positif melekat padanya. Sebuah
iklan mampu mengubah sebuah citra atau meningkatkan keunggulan sebuah
merek ( Sutherland 2001) dalam jurnal Munir. Publikasi dan periklanan sering
digunakan untuk memperbaiki citra negatif suatu merek.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yaitu:
Apakah Iklan berpengaruh terhadap Citra Merek pada Mie Instan

merek Supermi di Surabaya ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk menganalisis pengaruh Iklan terhadap Citra Merek pada Mie Instan

merek Supermi di Surabaya ?

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.

Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini penulis berkesempatan untuk mengetahui
dan menerapkan teori-teori yang didapat selama menempuh studi
khususnya tentang manajemen pemasaran.

2.

Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
perusahaan untuk memperbaiki citra merek yang selama ini kurang
begitu diterima di masyarakat.

3.

Bagi Lembaga
Dengan penelitian ini lembaga dapat mengetahui masalah yang
diteliti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Ter dahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi
acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan :
1.

Munir

“Pengaruh efektitas iklan terhadap citra merek obat flu

decolgen wilayah surabaya selatan” Sampel pada penelitian ini adalah
konsumen yang menonton iklan. Kesimpulan: Seorang konsumen
yang tergerak mungkin akan mencari informasi yang lebih banyak
terhadap produk yang diinginkannya, yang dapat diperolehnya
memalui pesan iklan dari berbagai sumber, seperti: media televisi,
radio, majalah, surat kabar, internet dan masih banyak lagi media
informasi lainnya.
Tujuannya informasi ini adlah untuk merangsang konsumen
atau pembeli untuk mempunyai Citra positif atas produk yang
ditawarkan. Dengan informasi yang diberikan melalui iklan tersebut,
yang berupaya untuk mengenalkan merek dari produk yang
ditawarkan, sehingga

menimbulkan citra yang positif, maka

diharapkan para konsumen dan calon konsumen akan mempunyai citra

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

merek yang baik terhadap produk yang ditawarkan melalui iklan
tersebut.

2.2.

Landasan Teor i

2.2.1 Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok pendapatkan apa yang mka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan

pihak

lain

(Kotler 997,

8) dalam jurnal ( Rr. Siti

Munawaroh 2011 ) . Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Irawan, 2001, 5) dalam jurnal (
Rr. Siti Munawaroh 2011 ).
Pengertian pemasaran dari kedua pendapat diatas menerangkan
bahwa kegiatan pemasaran mencakup

ruang

lingkup

kegiatan yang

sangat luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula
dan berakhir pada konsumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2.2

Konsep P emasar an
Bagi perusahaan yang berorientasi pada konsumen (pasar), maka
kegiatan pemasaran akan bermula dan berakhir pada konsumen.Artinya
dimulai dari menetukan apa yang diinginkan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat mutlak bagi kelang-sungan hidup perusahaan seperti yang tercermin
dalam konsep pemasaran yang dikemukakan oleh

Dharmmesta dan

Irawan (2000, 10) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh, 2011 ) bahwa konsep
pemasaran adalah suatu fal-safah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan
kebutuhan

konsumen

merupakan syarat ekonomi

dan

sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Dari konsep pemasaran diatas jelaslah
bahwa

perusahaan harus

mampu

memberikan

kepuasan

kepada

konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya agar
perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

2.2.3 Baur an Pemasaran ( Marketing Mix )
Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai
keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap
perusahaan perlu menyusun strategi
mengkombinasikan elemen-elemen

pemasaran
dalam

yang efektif

dengan

bauran pemasaran.

Dalam

bauran pemasaran (marke-ting mix) terdapat variabel-variabel yang saling

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan
digabungkan untuk
didalam

pasar

memperoleh tanggapan-tanggapan

sasaran.

yang diinginkan

Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat

mempengaruhi permintaan akan produknya.
Strategi
manajemen

pemasaran

memerlukan

keputusan-keputusan

tentang elemen-elemen marketing mix

keputusan-keputusan

dibidang

dari

perusahaan yaitu

perencanaan produk, penetapan harga,

saluran distribusi serta promosi (harmmesta dan Irawan, 2001, 67) dalam
jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Marketing mix atau bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Dharmmesta dan Handoko,2000,
124) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Keempat unsur bauran
pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain,
sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran
yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam
bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu
dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk
memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.
Dengan

perangkat

tersebut

perusahaan dapat mempengaruhi

permintaan akan produknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1. Produk
Kotler (1997

13) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawar kan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 165) produk adalah suatu sifat
yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

2. Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanan (Dharmmestadan Irawan, 2001, 241).

3. Promosi
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 :349) promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi,dan membujuk serta mengingatkan pelanggan

sasaran

tentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal
diatas maka dibutuhkan persiapan ataupun sarana promosi agar apa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

yang diinginkan perusahaan dapat memenuhi sasaran dan efisien.

4. Distribusi
Saluran distribusi sering disebut saluran perdagangan atau saluran
pemasaran. Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 285) saluran
merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer
melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan.Perantara
pemasaran

merupakan

menjalankan kegiatan
pedagang

dan

lembagan atau
khusus

perantara

individu-individu

dibidang distribusi,
agen. Alasan

yang

yaitu perantara

utama

perusahaan

menggunakan perantara adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi
distribusi.

2.3

Penger tian Per iklanan
Kotler dan Armstrong ( 1997 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012
) mendifinisikan periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan
promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Sedangkan pengertian Iklan menurut Rhenald Kasali ( 2000 )
dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012 ) ialah pesan dari produk, jasa atau ide
yang disampaikan kepada masyarakat melalui suatu media yang diarahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

untuk menarik konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuan
media promosi, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan
melalui bantuan media-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak.
Luaskan berita kepada masyarkat. Berita inilah yang disebut iklan atau
advertensi. Jadi periklanan berbeda dengan iklan. Periklanan adalah
prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya.
Periklanan merupakan satu adri empat alat penting yang digunakan
oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap
pembelian dan masyarakat yang ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan
periklanan yang dipopulerkan oleh AMA ( American Marketing Association )
adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mengimplementasikan dan
mempromosikan ide, barang atau jasa secaranon personal oleh sponsor yang
jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan ( Fandy Tjiptono, 1997:229 )
dalam jurnal Yudi Farola Bram.

2.4

Iklan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “ semua bentuk aktivitas
untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non
personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai
kegiatan untuk memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran
akan adanya suatu produk baik berupa barang, jasa, atau ide. Berhasil
tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan
untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklantidak
hanya didasarkan pada pemikiran saja, melainkan harus diperhatikan sifatsifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang
dilakukan.
Menurut Kotler ( 2002:658 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi iklan
pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan dan menjaga
hubungan dengan konsumen akan tertarik pada produk yang ditawarkan, serta
salah satu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai
atau audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik. Pesan yang
disampaikan dalam iklan harus mampu menarik perhatian, mempertahankan
ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakkan tindakan,
sehingga citra merek dapat terbentuk dibenak konsumen disaat konsumen
mengenal, memakai produk. Konsumen yang puas akan membeli kembali
produk, memuji produk yang dibelinya dihadapan orang lain dan sedikit
menaruh perhatian pada merek pesaing. Maka hal ini akan sangat
menguntungkan sekali bagi perusahaan karena konsumen tersebut akan
cenderung loyal karena kepuasan yang telah mereka peroleh dari produk yang
dikonsumsinya. Untuk itu perusahaan selalu berupaya untuk menampilkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

produk, merenew produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen.

2.5

Citra Mer ek
Citra merek lebih dahulu dipahami sebagai konsep penting dalam
marketing. Dalam literature pemasaran, focus terhadap merek dipelajari dari
persepektif perusahaan dan persepektif konsumen.
Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu
produk atau jasa. Menurut Kotler (2005) dalam ( Praba Sulistya ), merek
adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat
pengertian sebagai berikut:
1. Atribut: suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat: atribut-atribut

harus diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional.
3. Nilai:

suatu

merek

juga

mengatakan

sesuatu

tentang

nilai

produsennya.
4. Budaya: suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.
5. Kepribadian: suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai: suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan suatu produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Jelas terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang
berasal dari atribut produk, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu
suksesnya program marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek
yang menguntungkan. Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan
manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat
keseluruhan asosiasi merek menjadi positif dan terbentuk.
American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2005)
dalam ( Praba Sulistya ) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda,
simbol, desain, atau kombinasi semuanya. Yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjualan dan
untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Kotler ( 2001 : 225 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012
) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang
konsumen terhadap produk tertentu. Menurut Shimp ( 2003 : 12 ) citra dari
suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang
berdasarkan konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.6

Hubungan antar a Iklan ter hadap Citr a Merek
Para konsumen akan lebih reseptif terhadap periklanan setelah
mengidentifikasi adanya kebutuhan. Periklanan bagi konsumen merupakan
sumber utama informasi tentang merek beserta atribut produk lainnya.
Menurut Sutherland ( 2000 : 14 ) dalam jurnal Munir “Iklan juga dapat
mengubah image kita terhadap sebuah merek”. Menurut Shimp ( 2000 : 442 )
dalam jurnal Munir “Periklanan berupaya untuk mengembangkan citra atau
identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan
simbol-simbol tertentu. Menurut Sutisna ( 2001 : 107 ) dalam jurnal Munir
“Iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif terhadap
merek”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ada
hubungan antara iklan dan citra merek. Untuk menciptakan citra merek pada
suatu produk yang baik, maka diperlukan suatu periklanan yang baik dengan
iklan yang baik dan menarik dapat menimbulkan kesan yang positif bagi
konsumen yang mendengarkan dan melihatnya sehingga citra merek akan
produk yang diiklankan akan mendapatkan kepercayaan positif dari
konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.7

2.8

Kerangka Konseptual

Iklan

Cit ra M erek

X₁

Y₁

Hipotesis
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan landasan teori yang ada, maka

hipotesis penelitian dapat penulis uraikan sebagai berikut:
Diduga terdapat pengaruh positif antara Iklan terhadap Citra Merek pada
mie instan merek SUPERMI.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian didefinisikan sebagai
berikut:
A. Iklan (X1)
Iklan adalah segala bentuk penyajian non personal dan
promosi ide, barang, atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran. ( Kotler dan Armstrong 1997 ).
Indikator Iklan Menurut Nila Kesuma dewi ( 2012 ) antara
lain :


Daya tarik pesan



Media pesan yang digunakan



Bintang iklan



Musik



Slogan

20
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

B. Citra Merek ( Y1 )
Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan
yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu ( Kotler ( 2001 :
225 ) ).
Indikator Citra Merek antara lain:


Kualitas Merek



Merek yang sangat familier sesuai
dengan manfaatmya



Kemudahan dalam memperoleh



Merek dapat di ingat

3.1.2 Pengukuran Variable

Skala pengukuran variabel menggunakan skala likert.
Adapun teknik pengukuran menggunakan skala likert yaitu metode
pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian lima butir
yang berada dalam rentang dua sisi (Umar, 2000:137). Digunakan
jenjang 1-5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut,
misalnya:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1
Sangat tidak setuju

5
sangat setuju

Keterangan :
1 = Sangat tidak setuju

4 = Setuju

2 = Tidak setuju

5 = Sangat setuju

3 = Netral

3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini populasi yaitu seluruh konsumen yang telah
menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi
di Surabaya Selatan dan yang membeli produk di toko Sumber
Pangan.

3.2.2. Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa
anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus
tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena
itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut Sampel
(Ferdinand, 2006 : 223).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Penarikan sampel yang digunakan adalah teknik non
probability sampling dengan cara purposive sampling. Teknik non
probability yaitu dimana semua elemen populasi belum tentu
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan perseorangan atau pertimbangan penelitian. Pada
teknik ini penelitian memilih sampel purposif bertujuan secara
subjektif. Pertimbangan dalam pengambilan sampel yang diperlukan
dimana yang diambil memiliki ciri-ciri atau karakteristik yaitu
berumur lebih dari 17 tahun, pernah menyaksikan iklan Mie Instan
merek supermi di Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk
di toko Sumber Pangan.
Pedoman pengukuran sample menurut Ferdinand (2002 : 48) :
1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likehood Estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
adalah 5 – 10 jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5
sampai 10. Bila terdapat indikator, besarnya sampel adalah
antara 100 – 200.
Jumlah parameter yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah 10 parameter oleh sebab itu maka jumlah sampel yang
dipergunakan 9 x 10 = 90 responden produk minimum konsumen
mie instan merek Supermi di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
a. Data Primer
Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari jawaban responden melalui survey, dengan
menggunakan wawancara secara langsung melalui media kuesioner
untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian
dengan menggunakan skala likert.

b. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari kondisi tingkat
nilai merek pada masyarakat dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2012 yang diperoleh dari data TOP Brand Index 2012. melalui
media cetak maupun data lain yang diperlukan dan yang
berhubungan dengan obyek penelitian agar relevan dengan
penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

a. Metode Kuesioner
Metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan (Angket) kepada responden untuk
memperoleh informasi langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk
mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktorfaktor terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold
sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang
menggunakan variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga
merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful
karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala
tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial least Square berasal
dari ilmu sosial (khususnya ekonomi, Herman Wold, 1996). Model
ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori
pada perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak
memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan
sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun
hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian
proposisi. Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sample
yang besar.
SEM berbasis covariance based,

adapun perbedaan antara

covariance based SEM dengan component based PLS adalah dalam
penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau
pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5) .
Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan
pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset,
maka metode dengan covariance based (Generalized Least Squares)
lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi
factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian
teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok.
Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap
sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan
masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari
komponen skor.
PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi,
hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif.
Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya,
maka prediksi nilai dari variabel laten dapat dengan mudah
diperoleh,

sehingga

prediksi

terhadap

variabel

laten

yang

dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008).
Sedangkan SEM kurang cocok untuk tujuan prediksi karena
indikatornya bersifat refleksif, sehingga perubahan nilai dari suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel
laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu
dalam penelitian ini digunakan metode PLS.
3.4.1.1. Cara Kerja PLS
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat
dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate
yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten.
Kedua

mencerminkan

estimasi

jalur

(path

estimate)

yang

menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan
indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel
laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan
proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan
estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua
menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap
ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).
Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan
untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu
outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside
approximation weight. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika
persentase perubahan setiap outside approximation weight relatif
terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model
pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model
struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan
linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara
peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model
struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen,2000).
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri
dari tiga set hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi
hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model
yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator
atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight
relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS
Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS
dengan software adalah seperti dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

1

Merancang Model Struktural
(inner model)

2

Merancang Model
Pengukuran (outer model)

3

Mengkonstruksi Diagram
Jalur

4

Konversi Diagram Jalur ke
Sistem Persamaan

5

Estimasi: Weight , Koef.
Jalur, dan Loading

6

Evaluasi Goodness of Fit

7

Pengujian Hipotesis
(Resampling Bootstraping)

Gambar 2 Langkah-langkah Analisis PLS
(1). Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (inner model)
Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten
pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi pada
PLS bisa berupa:
(a) Teori, kalau sudah ada
(b) Hasil penelitian empiris
(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain
(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain
sebagainya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

(e) Rasional.
Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi
hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan
model struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan
di dalam SEM, yaitu perancangan model berbasis teori, shingga
pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada di
dalam hipotesis.
(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)
Pada SEM perancangan model pengukuran hanya merujuk
pada definisi operasional variabel, sesuai dengan proses perancangan
instrumen penelitian. Model indikator di dalam SEM semua bersifat
refleksif,

sehingga

perancangan

model

pengukuran

jarang

dibicarakan secara detail.
Di sisi lain, pada PLS perancangan model pengukuran (outer
model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan apakah indikator
bersifat refleksif atau formatif. Merancang model pengukuran yang
dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat indikator dari
masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif.
Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat
fatal, yaitu memberikan hasil analisis yang salah.
Dasar

yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk

menentukan sifat indikator apakah refleksif atau formatif adalah:
teori, penelitian empiris sebelumnya, atau kalau belum ada adalah
rasional.

Pada tahap awal penerapan PLS, tampaknya rujukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih jarang, atau
bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi
konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus
dapat dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau
formatif.
(3). Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagram J alur
Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar
hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan
outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram
jalur. Contoh bentuk diagram jalur untuk PLS dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 3 Contoh Diagram Jalur untuk PLS
(4).

Langkah Keempat: Konversi diagram J alur ke dalam Sistem

Persamaan
a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

model,

mendefinisikan

karakteristik

variabel

laten

dengan

indikatornya. Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya
sebagai berikut:
x = Λ x ξ + εx
y = Λ y η + εy
Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ)
dan endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading
yang menggambarkan seperti k