Pengaruh citra merek terhadap minat beli produk mie instan "Pop Mie" studi kasus: konsumen produk mie instan "Pop Mie" di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

(1)

xiv ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK MIE INSTAN “POP MIE”

Studi kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta

Yohanes Petrus Seran Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”. penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Kampus II universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “Pop Mie”. Pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”.


(2)

Xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE TOWARDS CUSTOMER’S INTEREST OF INSTANT NOODLES PRODUCT “POP MIE”

Case Study: Consumer of the instant noodles product “Pop Mie” at Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta

Yohanes Petrus Seran Sanata Dharma University

2016

The purpose of the research was to find the image of the brand that effect towards the of the instant noodles “Pop Mie”. This research was conducted on March, 2016 at Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta. The population of the research were the students of Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta who never bought or consumed the product of instant noodles “Pop Mie”. the way of taking the samples was using incidental sampling method with total respondents 100 people. The data gathering technique was using questionnaire and then the data analysis used descriptive analysis. In conclusion, the image of the brand itself affect towards the customer’s interest of the instant noodles “Pop Mie”.


(3)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK

MIE INSTAN “POP MIE”

Studi kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Yohanes Petrus Seran NIM: 112214077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Do not put off doing a job because nobody knows whether we can meet tomorrow or not”

“jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena tidak ada yang tahu apakah kita bertemu hari esok atau tidak”

~Anonim~

BELAJARLAH MENGALAH SAMPAI TAK SEORANGPUN YANG BISA MENGALAHKANMU, BELAJARLAH MERENDAH SAMPAI TAK

SEORANGPUN YANG BISA MERENDAHKANMU ~GOBIND VASHDEV~

Hidup itu perlu dinikmati ketika gagal harus dinikmati ketika suksespun harus dinikmati

karena hidup hanya sekali maka harus dinikmati ~Penulis~

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus penuntun hidup saya

 Bapak dan Mama tercinta serta kakak dan adik-adik saya

 Teman-teman seperjuangan khususnya teman-teman kelas C

 Kekasih dengan segala perjuangannya untuk mendukung saya


(7)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK MIE INSTAN

“POP MIE”

Studi kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 08 September 2016 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 September 2016 Yang membuat pernyataan

Yohanes Petrus Seran NIM : 112214077


(8)

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Petrus Seran

NIM : 112214077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK MIE INSTAN

“POP MIE”

Studi kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet, atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 September 2016 Yang Menyatakan


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Mie Instan Pop Mie”. skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penuisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto M. Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar dan kesungguhan hati. 4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II, yang juga

telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar dan kesungguhan hati. 5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

6. Bapakku Julius Seran dan mamaku Yustina Hoar Berek yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat dan motivasi yang mendorong saya untuk terus maju dan tanpa menyerah menghadapi segala tantangan kehidupan dan juga dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakek dan Nenek Haliwa’i, yang mendukung saya baik secara materi maupun non -materi.


(10)

viii

8. Almarhum Kakek dan Almarhumah Nenek Laentuan yang selama hidupnya selalu memberikan dukungan dan motivasi.

9. Kakak dan adik yang selalu memotivasi saya untuk secepatnya menyelesaikan skripsi saya.

10.Bapak Niko sekeluarga dan Bapak Kamilus sekeluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya kepada saya.

11.Kekasih tercinta Renie yang tanpa putus asa selalu menyemangati saya.

12.Teman-teman kelas C manajemen 2011 yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman pendaki gunung yang selalu memberikan semangat dan dukungannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

14.Teman-teman kos dan teman-teman WMG yang penuh dengan kegilaannya dan kelucuannya.

15.Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak saya sebutkan.

Yogyakarta, 30 September 2016 Penulis

Yohanes Petrus Seran NIM: 112214077


(11)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

HALAMAN ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 5


(12)

x

A. Landasan Teori... 6

1. Pengertian Pemasaran ... 6

2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

3. Citra... 7

4. Merek ... 15

5. Citra Merek ... 19

6. Minat Beli ... 25

B. Penelitian Sebelumnya ... 27

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 28

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Waktu dan Lokasi Penelitiann ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional ... 35

F. Populasi dan Sampel ... 36

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

H. Jenis dan Sumber Data ... 37

I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pengujian Kuesioner ... 39

K. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 45

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 45


(13)

xi

C. Tujuan Pendidikan ... 49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Penjelasan Penelitian ... 50

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 50

C. Analisis Data ... 53

D. Pembahasan... 61

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

C. Keterbatasan ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel V.1 Validitas Citra Merek ... 49

Tabel V.2 Validitas Minat Beli ... 49

Tabel V.3 Reliabilitas Citra Merek ... 50

Tabel V.4 Reliabilitas Minat Beli ... 50

Tabel V.5 Distribusi Data Berdasarkan Program Studi ... 51

Tabel V.6 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel V.7 Distribusi Data Berdasarkan Usia ... 52

Tabel V.8 Rata-rata Variabel, Dimensi, dan Pernyataan Citra Merek ... 53

Tabel V.9 Rata-rata Variabel dan Indikator Minat Beli ... 54

Tabel V.10 Hasil Uji Normalitas ... 55

Tabel V.11 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 56

Tabel V.12 Hasil Uji t ... 57


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Kuesioner ... 67


(16)

xiv ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK MIE INSTAN

“POP MIE”

Studi kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta

Yohanes Petrus Seran Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”. penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Kampus II universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “Pop Mie”. Metode pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”.


(17)

xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE TOWARD BUYING INTEREST OF

INSTANT NOODLES PRODUCT “POP MIE”

Case Study: Consumer “Pop Mie” instant noodles products at Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta

Yohanes Petrus Seran Sanata Dharma University

2016

This study aims to determine whether the brand image influence the buying interest of instant noodle products “Pop Mie”. This study was conducted on March, 2016 at Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta. The population in this study were the students of Campus II Sanata Dharma University, Mrican, Yogyakarta who have never purchased or consumed of instant noodles product “Pop Mie”. Sampling method using incidental sampling method with the number of respondents as many 100 people. Data collection techniques was using questionnaire. Data analysis using descriptive analysis. The results of this study can be concluded that brand image influenced toward buying interest of instant noodles product “Pop Mie”.


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki arti sangat penting dalam dunia usaha, karena semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap orang atau lembaga (perusahaan) untuk selalu berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran yang seminimal mungkin.

Menjadi pemimpin dalam suatu pasar dapat diukur dari penerimaan pasar dan posisinya di saat krisis dan tantangan global. Kenyataannya menjadi pemenang tidaklah selalu mudah, terlebih pada level kosumen yang mudah tergoda untuk mencoba atau berpindah ke merek atau produk lain. Perusahaan harus mampu bersaing dan mempertahankan bisnisnya dalam lingkungan bisnis yang ketat, adanya produk pesaing baru, kemajuan teknologi, hukum atau kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah secara cepat diharapkan perusahaan mampu bertahan dan terus bersaing dengan harapan gerak langkah perusahaan sesuai keinginan dan harapan konsumen.

Dengan adanya semua itu perusahaan dalam menjalankan usahanya dituntut untuk tetap kompetitif sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan lama dan juga mendapatkan pelanggan baru termasuk perusahaan yang memasarkan produk mie instan. Pada dasarnya produk mie instan


(19)

diketahui merupakan salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin digemari oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan dan usia. Semakin banyaknya merek mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan selera, oleh karena itu sangat perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merek mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan untuk bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat.

Assel (dalam Untung Gundar;2013) mengatakan bahwa keinginan untuk membeli merupakan tendensi konsumen untuk membeli suatu produk. Pengukuran keinginan untuk membeli tersebut merupakan suatu hal yang penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.

Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah.


(20)

Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi. Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen mie instan produk Indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.

Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Salah satu aset untuk mencapai hal tersebut adalah melalui manajemen merek. Citra merek yang kuat memungkinkan preferensi dan loyalitas dari konsumen terhadap perusahaan semakin kuat. Semakin besar prefensi dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek produk, maka kesempatan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar semakin besar. Di tengah persaingan yang semakin ketat, merek bisa menjadi senjata andalan untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas pelanggan.

Merek yang sejati adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat. Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu


(21)

merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk atau jasa. Pertimbangan tersebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek yang rasional mapupun emosional. Secara rasional, konsumen percaya bahwa merek tertentu bisa memberikan jaminan kualitas. Secara emosional, merek tersebut dianggap mampu menjaga atau meningkatkan citra dan gengsi penggunanya.

Berdasarkan ulasan-ulasan di atas, peneliti ingin meneliti dan mengidentifikasi seberapa besar pengaruh citra merek mie instan “pop mie” terhadap minat beli konsumen khususnya konsumen Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta. Dari uraian di atas, penulis ingin

meneliti masalah dengan judul: “PENGARUH CITRA MEREK

TERHADAP MINAT BELI PRODUK MIE INSTAN “POP MIE” Studi

kasus: Konsumen Produk Mie Instan “Pop Mie” di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah yang dipaparkan penulis di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah citra merek produk mie instan “pop mie” berpengaruh terhadap minat beli konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(22)

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek produk mie instan “pop mie” terhadap minat beli konsumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan yang lebih luas dan dapat

mengembangkan cara berpikir serta menerapkan teori-teori yang di dapat di bangku kuliah.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah bagi

mahasiswa dan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penulisan karya ilmiah pada penelitian selanjutnya


(23)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

The American Marketing Association (dalam Morissan 2010;2) mendefinisikan pemasaran sebagai: “The process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and

organizational objectives” (proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi). Definisi di atas, meletakkan konsep pertukaran sebagai konsep sentral dalam pemasaran.

Sedangkan pemasaran menurut Kotler (dalam Fajar Laksana 2008;4) adalah “is a societal process by which individual and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely

exchanging products and services of value with others” (pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain). Menurut Fajar Laksana (2008;4) pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk


(24)

Menurut Venkatesh & Penaloza (dalam Fandy Tjiptono dkk, 2008;4) pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikan kepada para pelanggan.

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (dalam Fajar Laksana 2008;4) manajemen pemsaran adalah "is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, services

to create exchanges that satisfy individual and organizational goals”

(proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran - sasaran individual dan organisasi). Menurut Fajar Laksana (2008;5) manajemen pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktivitas dari bauran pemasaran, yaitu Produk, Price, Promotion dan Place.

3. Citra

a. Pengertian Citra

Ada beberapa definisi citra yang dikemukakan oleh para ahli antara

lain: Pengertian citra (Ruslan,2008:80) adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu.


(25)

Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek akan ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya. Menurut Philip Henslowe (2000; 2) citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Rhenald Kasali (2003; 30) juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Seperti yang dikemukakan Assael ( 1987) yaitu : “An Image is a total perception of the subject that this formed by processing information from various sources over time“ (Citra merupakan keseluruhan dari persepsi seseorang terhadap satu hal yang dibentuk melalui proses informasi yang diperoleh dari berbagai sumber). Cornelissem (2000) menyatakan bahwa “ an image is a perception of a receiver of his or her received projection of the corporate identity and own reflection of interpretations of various attributes from various source. It is a complex of cognitive interpretations that members of the key publics hold of an organization”.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu citra adalah

persepsi dari seorang penerima berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya terhadap identitas perusahaan dan daya reflek interpretasi terhadap berbagai atribut perusahaan dari berbagai


(26)

sumber. Citra memiliki sebuah interpretasi yang kompleks dimana masyarakat merasa berkepentingan terhadap sebuah organisasi. Ind (1990) dalam John Christie (2002:41) menyatakan bahwa corporate image as what the organization transmits to its receivers about itself and how these projections are received” . Pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan apa yang organisasi sampaikan kepada para penerima mengenai dirinya dan hal-hal yang bagaimana dipertimbangkan untuk diterima.

Dari definisi - definisi tersebut, maka dapat diambil pengertian umum dari citra yaitu: Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Suatu citra bisa sangat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda - beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai


(27)

objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.

b. Jenis Citra

Menurut Jefkins, ada beberapa jenis citra yaitu: 1) Citra bayangan

Citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi. Biasanya adalah pimpinannya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

2) Citra yang berlaku

Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku (current image) ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai.


(28)

Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.

4) Citra majemuk

Setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak, dan sadar atau tidak, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

5) Citra perusahaan

Ada juga yang menyebutnya citra lembaga adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra produk dan pelayanannya.

c. Citra Perusahaan

Citra perusahaan dikemukakan oleh Andreassen dan Lindestad (1997:74) bahwa “corporate image is an overall evaluation of the company and is measured using three indicator: overall opinion of the company contribution to society and company network” (citra perusahaan merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap perusahaan dan diukur dengan menggunakan tiga indikator;


(29)

pendapat mengenai perusahaan, pendapat mengenai kontribusi perusahaan terhadap masyarakat dan jaringan perusahaan).

Menurut Petty dan Cacioppo, 1986 dalam Cornelissem (2000:120) berbagai tingkat pemahaman dalam konsep citra perusahaan didasarkan atas hubungan antara tingkat keterlibatan individu dengan objek dan tingkat dari pengembangan citra terhadap suatu objek. Keterlibatan tersebut dilihat sebagai sebuah konsekuensi dari kapasitas proses informasi bagi setiap individu sehingga memotivasinya terhadap objek tersebut. Sebuah tingkat keterlibatan yang tinggi memiliki hubungan dengan sebuah tingkat dari pengembangan.

Praya (1990) dalam Cornelissem (2000) mengenalkan tiga macam citra perusahaan berdasarkan tingkat pengembangannya:

1) Citra dilihat dari sebuah jaringan atau bagan struktur yang kompleks (pengembangan tingkat tinggi atau high elaboration). 2) Citra dilihat dari suatu sikap penilaian (pengembangan tingkat

menengah atau midlle elaboration).

3) Citra dilihat dari suatu kesan global yang sederhana (pengembangan tingkat rendah atau low elaboration)

Citra perusahaan yang baik merupakan sebuah aset bagi kebanyakan perusahaan, karena citra perusahaan memiliki suatu dampak terhadap persepsi pelanggan dari komunikasi dan operasi


(30)

perusahaan yang sangat menghormati pelanggan. Gronroos (1990:169) menyebutkan citra mempunyai dua fungsi:

1) Citra perusahaan merupakan komunikasi dengan berbagai harapan.

2) Citra perusahaan merupakan sebuah fungsi dari pengalaman yang paling baik sebagaimanan berbagai harapan pelanggan. Menurut Nguyen dan LeBlanc (1988:55) ada sejumlah item sebagai kontribusi di dalam membangun citra perusahaan yaitu tradisi, ideologi, nama perusahaan, reputasi, berbagai tingkat harga, keragaman jasa dan kualitas komunikasi yang dimiliki setiap karyawan dalam menyampaikan jasa perusahaan, identitas perusahaan, tingkat dan kualitas dari media periklanan serta sistem penyampaian jasa.

Sedangkan menurut Kennedy (1977) dalam Nguyen dan LeBlanc (1988:55) menyatakan bahwa secara prinsip ada dua komponen citra perusahaan yaitu fungsional dan emosional. Komponen fungsional berkaitan dengan komponen yang yang bersifat nyata (tangible) sehingga pengukurannya lebih mudah, sedangkan komponen emosional berkaitan dengan bentuk psikologis yang ditunjukkan melalui berbagai perasaan dan sikap.

Gronroos (1984) dalam Nguyen dan LeBlanc (1988:55) berpendapat bahwa citra dibangun sebagian besar melalui technical quality (kualitas teknik) seperti manfaat apa yang diterima pelanggan


(31)

dari pengguna jasa dan functional quality (kualitas fungsional), yaitu bagaimanan cara perusahaan menyampaikan jasa tersebut.

Siswanto Sutojo (2004:37) mengemukaan, citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. 2) Menjadi perisai selama masa krisis.

3) Menjadi daya tarik eksekutif handal.

4) Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.

Selanjutnya, Siswanto Sutujo (2004:39) juga mengemukakan bahwa keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu:

1) Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran.

2) Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis.

3) Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 4) Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran. 5) Citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha. Kottler (2003) yang menyebutkan bahwa citra perusahaan menggambarkan sekumpulan kesan (impressions), kepercayaan (believe), dan sikap (attitudes), yang ada di dalam benak konsumen terhadap perusahaan. (mirzualone.wordpress.com/2012)


(32)

4. Merek

a. Pengertian Merek

Kotler dan Amstrong (1999) juga Keller (2001) (dalam Ferrinadewi 2008;137) berpendapat bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Sementara Keegan et.al (1995) (dalam Ferrinadewi 2008;137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Fajar Laksana (2008;77) merek atau brand adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang dan jasa dari produk pesaing.

Tjiptono (2008:104) menyatakan definisi merek sebagai nama, istilah, simbol, atau lambing, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan sebagai pembeda terhadap produk pesaing.

Kotler and Keller (2007:332) juga mendefinisikan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, atau lambang, atau desain, atau


(33)

kombinansinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa pesaing.

Berbagai definisi di atas menekankan bahwa merek erat kaitannya dengan alam pikiran manusia. Alam pikir manusia meliputi semua yang eksis dalam pikiran konsumen terhadap merek seperti perasaan, pengalaman, citra, persepsi, keyakinan, sikap sehingga dapat dikatakan merek adalah sesuatu yang sifatnya imaterial.

Merek merubah atau mentranformasi hal yang sifatnya tangible menjadi sesuatu yang bernilai. Proses transformasi berjalan dengan menyediakan sesuatu yang bernilai. Proses transformasi sepenuhnya menjadi wewenang konsumen untuk melanjutkan atau menghentikan.

Alasan merek sangat diperlukan oleh suatu produk karena selain merek memiliki nilai yang kuat, merek juga bermanfaat bagi konsumen dan produsen, maupun masyarakat. Manfaat merek menurut Tjiptono (2005:20) untuk mengidentifikasikan dan memudahkan pelacakan produk sejenis bagi perusahaan, untuk melindungi suatu produk di mata hukum, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan membelinya lagi di lain waktu, untuk menciptakan asosiasi yang dapat membedakan produk dari para pesaing, sumber keunggulan kompetitif, dan sumber financial return terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.


(34)

b. Manfaat Merek Secara Umum Ada 2 jenis manfaat merek yaitu:

1) Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan.

2) Manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi (Aaker & Joachimstahler, 2000).

Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan

diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri.

Dalam rangka menciptakan pengalaman yang positif antara merek dan konsumen, maka sebuah merek perlu mengembangkan pemahaman yang menyeluruh tentang konsumennya. Pemahaman ini akan mempermudah merek dalam mendekatkan diri dengan konsumen menjadi terintegrasi dalam kehidupan sehari - hari.

Manfaat merek bagi penjual yaitu:

1) Nama merek memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.


(35)

2) Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindung penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk, karena bila tidak demikian maka setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran.

3) Merek memberi penjual peluang kesitiaan konsumen pada produk.

4) Merek dapat membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen.

5) Citra perusahaan dapat di bina dengan adanya merek yang baik. Dengan membawa nama perusahaan, merek ini sekaligus mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan.

Manfaat merek bagi konsumen yatu:

1) Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti. 2) Konsumen akan mendapat informasi tentang produk tersebut

(Fajar Laksana,2008;78-79). c. Strategi Merek

Ada dua macam strategi merek yaitu: 1) Brand Extantion Strategy

Suatu usaha untuk menggunakan brand yang sudah berhasil terhadap produk yang baru.


(36)

Untuk produk yang sejenis yang diberikan merek yang berbeda individual brand yang maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut saling bersaing (Fajar Laksana, 2008;81).

5. Citra Merek

a. Pengertian

Definisi Citra Merek menurut Kotler and Keller (2009:403) adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen saat pertama kali mendengar slogan yang diingat dan tertanam di benak konsumen.

Citra merek (Keller, 1993) adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat dikatakan juga citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Setiadi (2003;180) berpendapat: Citra merek mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan atau karakteristik pembuat dari produk


(37)

merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek. Konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif. Brand image yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005: 49).

Menurut Kotler dan Armstrong (2001;225) “Brand image adalah keyakinan tentang merek tertentu”. Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek (aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek afektif). Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan serangkaian kepercayaan konsumen tentang merek tertentu sehingga asosiasi merek tersebut melekat di benak konsumen (http://www.pendidikanekonomi.com).


(38)

b. Faktor-faktor yang membentuk citra merek

Menurut Keller (1993:3) faktor-faktor yang membentuk citra merek adalah:

1) Kekuatan asosiasi merek

Tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari brand image.

2) Keuntungan asosiasi merek

Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses terciptanya asosiasi merek yang menguntungkan, dimana konsumen dapat percaya pada atribut yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

3) Keunikan asosiasi merek

Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi merek dpat berdasarkan atribut produk, fungsi produk atau citra yang dinikmati konsumen.

(http://www.kajianpustaka.com)

c. Komponen-komponen yang membentuk citra merek

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) komponen-komponen yang membentuk citra merek adalah :


(39)

Citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain ingin agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

2) Citra Produk / konsumen

Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut.

3) Citra Pemakai

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.

d. Dimensi citra merek

1) Brand Identity atau Identitas merek

Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo,


(40)

warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang memayunginya, slogan, dan lain-lain.

2) Brand Personality atau Personalitas merek.

Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia, sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, berwibawa, ningrat, atau murah senyum, hangat, penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan sebagainya.

3) Brand Association atau Asosiasi Merek.

Brand association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person, simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada suatu merek, misalnya “ingat beras ingat cosmos”, art+technology=apple, bola=Djarum, koboi=Marlboro, kulit putih=Ponds, Bola=Djarum, Surya Paloh=MetroTV, Korupsi=Partai Demokrat, Konflik=PSSI, Gramedia=Buku, Lifebuoy=Kebersihan, anak muda rebel=A Mild, dan sebagainya. 4) Brand Attitude atau Sikap dan Perilaku Merek


(41)

Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek menggunakan cara-cara yang kurang pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk sehingga memengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku merek tersebut, atau sebaliknya, sikap dan perilaku simpatik, jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek tersebut. Jadi brand attitude & behavior mencakup sikap dan perilaku komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.

5) Brand Benefit And Competence atau Manfaat dan Keunggulan Merek.

Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut. Nilai dan benefit di sini dapat bersifat functional, emotional, symbolic maupun social, misalnya merek produk deterjen dengan benefit membersihkan pakaian


(42)

(functional benefit/ values), menjadikan pemakai pakaian yang dibersihkan jadi percaya diri (emotional benefit/ values), menjadi simbol gaya hidup masyarakat modern yang bersih (symbolic benefit/ values) dan memberi inspirasi bagi lingkungan untuk peduli pada kebersihan diri, lingkungan dan hati nurani (social benefit/ values). Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan memengaruhi brand image produk, individu atau lembaga/ perusahaan tersebut. (www.komunikasiana.com)

6. Minat Beli

a. Pengertian

Minat beli adalah sesuatu diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu (Mowen dalam Oliver (2006).

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor dalam Tjiptono (2003), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Mowen dalam Oliver (2006) efek hierarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs).


(43)

Sikap (attitudes) dan perilaku pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan atribut, manfaat, dan obyek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap mengacu pada perasaan atau respon efektifnya. Sikap berlaku sebagai acuan yang mempengaruhi dari lingkungannya (Loudon dan Dela Bitta, 1993).

b. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2002;129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.


(44)

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang akan penulis kemukakan pada penelitian sebelumnya, penulis akan membahas Skripsi yang disusun oleh Maria Nurfita Dwi Lestari, SE, (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) dengan judul penelitian “Pengaruh kesan kualitas dan citra merek tehadap keputusan pembelian dan loyalitas merek”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesan kualitas terhadap keputusan pembelian dan pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian serta pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas merek. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada konsumen sabun mandi merek LUX dengan jumlah sampel 200 responden. Teknik penggumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpose dan convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Persentase, Uji validitas, Uji reliabilitas, dan structural Equation Modeling. Hasil analisis data menunjukkan: kesan kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian, citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan keputusan pembelian berpengaruh terhadap loyalitas merek.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah variabel bebas(citra merek). Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah variabel bebas (kesan kualitas), variabel mediasi (keputusan pembelian), variabel terikat (loyalitas merek) dan penulis meneliti produk mie instan “pop mie” serta tempat penelitian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(45)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut: citra merek (variabel independen) mempengaruhi minat beli (variabel dependen) atau minat beli (variabel dependen) dipengaruh oleh citra merek (variabel independen), seperti pada gambar 2.1. berikut ini:

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 = ada pengaruh citra merek terhadap minat beli.

Citra

Merek

Minat

Beli


(46)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen atau mahasiswa Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah citra merek dan minat beli.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007;59). Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(47)

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah citra merek (X). Dimensi-dimensi citra merek dalam penelitian ini adalah:

1) Identitas Merek

Identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain.

2) Personalitas atau Kepribadian Merek

Karakter khas sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu, sehingga konsumen dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori yang sama.

3) Asosiasi Merek

Hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person, simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada suatu merek.


(48)

Sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek menggunakan cara-cara yang kurang pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk sehingga memengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku merek tersebut, atau sebaliknya, sikap dan perilaku simpatik, jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek tersebut.

5) Manfaat dan Keunggulan Merek

Nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.

b. Variabel Dependen

Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau variabel dependen adalah Minat Beli (Y). Indikator minat beli mie in-stan “Pop Mie” yang diteliti adalah:

1) Kecenderungan mencari informasi tentang produk mie instan “Pop Mie”.


(49)

2) Kecenderungan membicarakan produk mie instan “Pop Mie”. 3) Kecenderungan mengunjungi tempat yang menjual produk mie

instan “Pop Mie”.

4) Kecenderungan membeli produk mie instan “Pop Mie”.

2. Definisi Variabel

Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Dapat dikatakan juga citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. (www.pendidikanekonomi.com).

Minat beli adalah sesuatu diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. (Mowen dalam Oliver, 2006).

3. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini peneliti telah menetapkan 2 variabel yang akan diteliti yaitu citra merek dan minat beli.


(50)

Peneliti akan menggunakan skala pengukuran data, yaitu teknik skala Likert yang berskala 1 sampai 5. Pernyataan kuisioner dibuat dalam bentuk checklist dan masing masing item jawaban memiliki bobot yang berbeda. Bobot dari masing-masing kuisioner sebagai berikut:

Sangat setuju diberi bobot 5

Setuju diberi bobot 4

Netral diberi bobot 3

Tidak setuju diberi bobot 2 Sangat tidak setuju diberi bobot 1

Dapat diketahui bobot tertinggi 5 dan bobot terendah 1. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval = nilai maksimum – minimum Kelas interval

Interval = 5 – 1 5 = 0,8

Dengan rentang skala 0,8 maka dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Sangat Rendah (SR) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan citra merek dan minat beli sangat rendah.

b. Rendah (R) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan citra merek dan minat beli rendah.


(51)

c. Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan citra merek dan minat beli cukup.

d. Tinggi (T) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan citra merek dan minat beli tinggi.

e. Sangat Tinggi (ST) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menunjukkan citra merek dan minat beli sangat tinggi.


(52)

E. Definisi Operasional

Variabel Dimensi Definisi operasional Item-item

Citra

merek

1. Identitas merek

Identitas fisik merek yang mudah dikenali dan mudah dibedakan dengan merek atau produk lain.

1) Mudah dikenali 2) Mudah dibedakan

2. Kepriba dian merek

Karakter merek yang membentuk kepribadian tertentu layaknya pribadi konsumen.

1) Membentuk kepribadian 2) Semakin keren 3. Asosiasi

merek

Hal-hal spesifik yang pantas yang selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, atau aktivitas yang berulang dan konsisten.

1) Sponsor kegiatan 2) Tanggung jawab

sosial

4. Sikap dan per-ilaku merek

Sikap dan perilaku merek dalam berkomunikasi dan dan berinteraksi dengan konsumen dalam menawarkan keuntungan-keuntungan dan nilai yang dimilikinya.

1) Konsisten antara janji dan realitas 2) Memiliki kepedulian 5. Manfaat dan keunggu-lan merek

keunggulan merek yang ditawarkan kepada konsumen membuat konsumen merasakan manfaat karena kebutuhan dan keinginan, konsumen terwujudkan oleh apa yang ditawarkan.

1) Sesuai kebutuhan 2) Mengikuti selera


(53)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009;115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Kampus II Universitas Sanata Dharma yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “Pop Mie”.

Populasi ini merupakan jenis populasi tidak terbatas karena jumlah pembeli produk mie instan “Pop Mie” jumlahnya berbeda setiap hari. Populasi tidak terbatas adalah suatu populasi yang mengalami proses secara terus – menerus sehingga ukuran N (jumlah populasi) menjadi tidak terbatas perubahan nilainya. (Suharyadi dan Purwanto, 2004).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 2009;116). Sampel penelitian ini adalah sebagian mahasiswa Kampus II Universitas Sanata Dharma yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “Pop Mie”.

Dalam penelitian ini karena ukuran populasi tidak diketahui, maka untuk menentukan ukuran sampel digunakan beberapa asumsi berikut (Sugiarto, 2004, 70):

Rumus : n =

n =


(54)

= 96,04 responden

= 97 responden

Keterangan: n = Sampel

e = besarnya toleransi / rentang interval (0,1) Pq = ukuran penyebaran populasi (0,25)

Z (0,05) = 1,96

Minimal responden yang diambil untuk penelitian ini sebagai sampel adalah 97 responden, tetapi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik non-probability sampling, teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sumarni dan Wahyuni, 2006: 76).

Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah incidental sampling yaitu teknik pemgambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang menjadi bagian dari populasi dan kebetulan bertemu dengan peneliti maka akan dijadikan sampel oleh peneliti.

H. Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data Kualitatif


(55)

Data yang tidak dapat di ukur dalam skala numerik seperti teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.

2. Data Kuantitatif

Data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka).

Ada dua jenis sumber data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu:

1. Data primer

Data ini dikumpulkan atau diperoleh langsung dari individu yang menjadi subyek penelitian dimana data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya yaitu konsumen produk mie instan “Pop Mie” Kampus II Universitas Sanata Dharma yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “Pop Mie”.

2. Data sekunder

Sumber data ini diperoleh dari sumber-sumber data yang telah ada seperti laporan-laporan penelitian terdahulu.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner (angket) dengan cara menyebarkanya kepada mahasiswa Kampus II Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono,2009;199).


(56)

J. Teknik Pengujian Kuesioner

Teknik pengujian kuesioner digunakan untuk mengetahui ketepatan dan konsistensi dari kuesioner yang digunakan, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa baik indikator dalam mengukur variabelnya. Uji kuesioner data terdiri dari:

1. Uji Validitas

Menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

=

Koefisiensi korelasi

X = Skor pertanyaan tiap nomor Y = Jumlah skor total pertanyaan n = Jumlah responden

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

─ Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan dinyatakan valid.

─ Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan dinyatakan tidak valid.


(57)

2. Uji Reliabilitas

Seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama. Kriteria penilaian uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach (Arikunto, 1999; 193), yaitu:

Keterangan:

=

Reliabilitas instrumen

=

Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varians butir

=

Varians total

Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai (α) 0,60. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen produk mie instan “Pop Mie” yang berada di kampus II Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, diambil sebagai sampel adalah 100 orang. Hasil penelitian dari 100 responden sampel dapat dideskriptifkan sebagai berikut:


(58)

1) Deskriptif responden berdasarkan program studi. 2) Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin. 3) Deskriptif responden berdasarkan usia.

b. Deskriptif Variabel

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu citra merek sebagai variabel (X) dan minat beli sebagai variabel (Y). Variabel citra merek terdiri dari beberapa item yaitu:

1) Mudah dikenali 2) Mudah dibedakan 3) Membentuk kepribadian 4) Semakin “keren”

5) Sponsor kegiatan 6) Tanggung jawab sosial

7) Konsisten antara janji dan realitas 8) Memiliki kepedulian

9) Merasakan manfaatnya

10)Mengikuti kebutuhan konsumen

Dari setiap item memiliki satu pernyataan, dalam penelitian ini untuk variabel citra merek memiliki 10 pernyataan.

Variabel minat beli terdiri dari beberapa indikator yaitu:

1) Kecenderungan mencari informasi tentang produk mie instan “Pop Mie”.


(59)

3) Kecenderungan mengunjungi tempat yang menjual produk mie instan “Pop Mie”.

4) Kecenderungan membeli produk mie instan “Pop Mie”.

Dari setiap indikator memiliki satu pernyataan, dalam penelitian ini untuk variabel minat beli ada 4 pernyataan.

2. Analisis Regresi

a. Uji Asumsi Klasik

Agar mendapat regresi yang baik harus memenuhi asumsi yang disyaratkan yaitu memenuhi uji asumsi normalitas.

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari data normal.

b. Persamaan Regresi

(1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau


(60)

negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Y’ = a + bX

Keterangan :

Y’ = Variabel dependen (Minat Beli) X = Variabel independen (Citra Merek)

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai kenaikan atau penurunan)

c. Uji Hipotesis

Ho : t ≤ 0 artinya tidak ada pengaruh citra merek terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”.

Ho : t > 0 artinya ada pengaruh citra merek terhadap minat beli produk mie instan “Pop Mie”.

1) Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan. Uji t dilakukan untuk membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel α = 5%. Apabila signifikan t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Sebaliknya jika signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Bila Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen (citra merek) terhadap variabel dependen (minat beli) (Ghozali, 2004: 55).


(61)

2) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Jika koefisien determinasi semakin besar (mendekati 1), maka dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (citra merek) adalah besar terhadap variabel dependen (minat beli). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika koefisien determinasi semakin kecil (mendekati 0), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) adalah kecil terhadap variabel dependen (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.


(62)

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

1. PTPG Sanata Dharma (1955 - 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.


(63)

Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma" sebenarnya dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958 - 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status "disamakan" dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B - Swt /U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September


(64)

1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993 – sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru.

Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya),


(65)

administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) 5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014) 9. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (2014-sekarang)

B. Visi, Misi dan Motto

1. Visi

"Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat."

2. Misi

Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistik, dan transformatif.


(66)

Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha menggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui publikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan pemberdayaan para alumni dalam pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

3. Motto

"Memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan, disingkat: Cerdas dan Humanis.”

C. Tujuan Pendidikan

Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu mencerdaskan putra - putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai - nilai Kristiani yang universal dan cita - cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.


(67)

50

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Penelitian

Pada Bab ini, peneliti menyajikan hasil pengumpulan dan analisis data yang telah dianalisis. Dalam rangka mendapatkan data, peneliti membagikan 100 kuisioner kepada mahasiswa kampus II Universitas Sanata Dharma.

Pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang menjadi bagian dari populasi dan kebetulan bertemu dengan peneliti maka akan dijadikan sampel oleh peneliti. Seluruh kuisioner yang terkumpul kemudian ditabulasikan menggunakan perangkat lunak yaitu program excel 2010 dan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS 16.

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid tidaknya kuisioner. Hasil uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment (Pearson). Dalam uji validitas, kriteria suatu nilai dikatakan valid adalah nilai tersebut lebih besar dari rtabel.

Untuk mengetahui nilai rtabel dapat dilakukan dengan rumus : rtabel

dari tabel product moment. Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah 100, dan α = 5%, maka : rtabel(5%, 100) = 0,197. Setiap item

pertanyaan dapat dikatakan valid jika lebih besar dari 0,197. Adapun uji validitas data adalah sebagai berikut:


(1)

1

Saya cenderung mencari informasi tentang

produk “Pop Mie” ketika akan membeli

produk tersebut.

2

Saya cenderung membicarakan produk

“Pop

Mie” ketika akan membelinya.

3

Saya cenderung mengunjungi tempat yang

menjual produk “Pop Mie” seperti

minimarket dan lainnya.


(2)

LAMPIRAN 2

Data Hasil Penelitian


(3)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah Rata2

1 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 38 3,8

2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 36 3,6

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 3,9

4 5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 44 4,4

5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 41 4,1

6 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 45 4,5

7 4 3 5 5 3 5 4 5 5 3 42 4,2

8 4 4 5 3 4 5 1 5 5 4 40 4

9 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 44 4,4

10 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 46 4,6

11 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 43 4,3

12 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 39 3,9

13 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 41 4,1

14 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37 3,7

15 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 3,8

16 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39 3,9

17 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8

18 4 4 4 2 3 3 4 4 5 4 37 3,7

19 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9

20 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 41 4,1

21 4 4 2 5 4 4 5 3 5 4 40 4

22 5 4 4 5 4 4 3 4 4 2 39 3,9

23 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 40 4

24 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47 4,7

25 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 45 4,5

26 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 45 4,5

27 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 45 4,5

28 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9

29 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49 4,9

30 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 41 4,1

31 4 4 4 4 3 5 3 5 5 5 42 4,2

32 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7

33 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37 3,7

34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9

35 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 4,8

36 5 5 5 5 3 5 5 5 3 4 45 4,5

37 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 45 4,5

38 5 3 3 5 4 5 4 4 4 3 40 4

39 5 5 3 5 5 5 4 4 3 3 42 4,2

40 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 44 4,4

41 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 39 3,9

42 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38 3,8

43 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 37 3,7

44 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9

45 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 41 4,1

46 5 4 5 5 3 2 4 3 2 3 36 3,6

47 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4,2

48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5

49 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8


(4)

51 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 40 4

52 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 41 4,1

53 5 4 1 4 2 3 4 4 3 4 34 3,4

54 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4,1

55 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 44 4,4

56 5 2 5 5 3 3 5 5 5 4 42 4,2

57 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 44 4,4

58 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 45 4,5

59 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 36 3,6

60 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 36 3,6

61 2 2 4 5 3 5 4 5 5 4 39 3,9

62 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 37 3,7

63 5 3 4 4 4 4 5 4 1 4 38 3,8

64 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 36 3,6

65 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9

66 4 3 4 4 4 3 2 4 4 5 37 3,7

67 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39 3,9

68 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 36 3,6

69 5 3 5 5 4 4 3 5 5 5 44 4,4

70 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 48 4,8

71 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 46 4,6

72 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 46 4,6

73 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 46 4,6

74 2 5 3 5 1 5 5 5 5 3 39 3,9

75 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 47 4,7

76 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 48 4,8

77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5

78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4

79 5 5 5 5 1 5 4 5 5 5 45 4,5

80 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42 4,2

81 4 4 2 4 1 4 1 1 4 4 29 2,9

82 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 47 4,7

83 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 45 4,5

84 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 46 4,6

85 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 3,7

86 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 3,8

87 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 36 3,6

88 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 41 4,1

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9

90 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 43 4,3

91 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 43 4,3

92 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9

93 5 5 4 4 2 3 5 5 4 4 41 4,1

94 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 41 4,1

95 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 41 4,1

96 5 5 3 5 2 3 4 3 4 4 38 3,8

97 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 37 3,7

98 4 5 3 4 3 5 4 3 3 4 38 3,8

99 2 5 3 4 5 4 4 3 3 4 37 3,7

100 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 35 3,5

432 414 409 421 364 420 406 410 409 402 4087 408,7 4,32 4,14 4,09 4,21 3,64 4,2 4,06 4,1 4,09 4,02 40,87 4,087 Jumlah


(5)

1 2 3 4 jumlah Rata2

3 4 4 4 15 3,75

5 3 4 5 17 4,25

4 4 4 4 16 4

4 3 5 5 17 4,25

4 5 5 5 19 4,75

4 4 5 5 18 4,5

5 5 5 5 20 5

5 5 4 5 19 4,75

5 5 4 5 19 4,75

5 4 4 5 18 4,5

1 4 1 4 10 2,5

4 2 4 4 14 3,5

4 4 3 4 15 3,75

3 3 3 4 13 3,25

4 4 4 4 16 4

3 4 4 4 15 3,75

5 4 2 5 16 4

3 4 3 5 15 3,75

3 4 4 5 16 4

4 4 5 2 15 3,75

5 4 3 4 16 4

5 3 4 3 15 3,75

5 4 4 5 18 4,5

5 5 5 5 20 5

4 4 5 5 18 4,5

5 5 5 5 20 5

5 3 5 4 17 4,25

4 3 4 4 15 3,75

5 5 5 5 20 5

4 4 4 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 4 3 4 15 3,75

4 4 4 4 16 4

4 3 4 4 15 3,75

5 5 5 5 20 5

5 5 5 5 20 5

5 5 5 5 20 5

3 3 3 4 13 3,25

3 3 3 4 13 3,25

4 4 4 5 17 4,25

4 4 3 4 15 3,75

4 4 4 4 16 4

3 3 4 4 14 3,5

4 4 5 4 17 4,25

4 4 4 4 16 4

5 3 5 5 18 4,5

4 4 4 5 17 4,25

3 4 4 4 15 3,75

4 3 4 4 15 3,75


(6)

4 4 4 3 15 3,75

4 2 3 4 13 3,25

4 3 4 4 15 3,75

5 4 4 4 17 4,25

4 4 4 4 16 4

4 4 3 4 15 3,75

4 3 3 4 14 3,5

4 4 4 5 17 4,25

3 3 4 4 14 3,5

4 4 4 4 16 4

4 5 5 4 18 4,5

4 4 4 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 5 4 4 17 4,25

4 4 4 4 16 4

4 4 5 4 17 4,25

5 3 4 2 14 3,5

4 4 4 4 16 4

5 3 5 5 18 4,5

5 4 5 5 19 4,75

5 4 5 5 19 4,75

4 4 5 3 16 4

5 4 5 5 19 4,75

5 3 5 5 18 4,5

5 5 3 5 18 4,5

5 5 5 3 18 4,5

5 3 5 4 17 4,25

4 4 4 4 16 4

5 5 5 4 19 4,75

4 5 4 4 17 4,25

4 4 4 4 16 4

5 5 5 5 20 5

3 5 4 5 17 4,25

5 5 5 5 20 5

4 3 4 4 15 3,75

4 4 4 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 3 4 4 15 3,75

4 4 4 3 15 3,75

4 4 4 5 17 4,25

3 4 5 4 16 4

4 4 4 4 16 4

4 3 4 4 15 3,75

5 4 4 4 17 4,25

5 4 4 5 18 4,5

4 4 4 4 16 4

5 4 5 5 19 4,75

4 4 5 4 17 4,25

418 393 414 427 1652 413


Dokumen yang terkait

Perencanaan Jumlah Produksi Mie Instan Dengan Penegasan (Defuzzifikasi) Centroid Fuzzy Mamdani (Studi Kasus : Jumlah Produksi Indomie di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tanjung Morawa)

9 87 62

Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kota Medan)

2 77 98

Penetapan Bilangan Asam (Acid Value) Dalam Mie Instan Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur tbk. Medan

44 184 26

Pembuatan Mie Instan dari Tepung Komposit Biji-Bijian

9 75 81

Peningkatan Gizi Mie Instan Dari Campuran Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar Melalui Penambahan Tepung Tempe dan Tepung Ikan

1 62 91

PENGARUH PERSEPSI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK POP MIE (Studi Kasus: Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang)

3 18 51

Analisis preferensi konsumen terhadap produk mi instan merek pop mie (Kasus di Kelurahan Tegallega, Bogor)

0 11 119

Pengaruh Faktor-Faktor Kemasan Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pop Mie di Supermarket Giant Wiyung

0 0 17

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAAP (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) - repository perpustakaan

0 0 14

Pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 119