ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEPENGARUHI
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan

Diajukan oleh
HANNIEF FIQIRYANSYAH W. PUTRA
0711010028 / FE / IE

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEPENGARUHI INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun oleh :
HANNIEF FIQIRYANSYAH W. PUTRA
0711010028 / FE / IE
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal :
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Ririt Iriani, SE, ME, AK
NIP. 19650208 199002 2001


Dr s. Ec. Arief Bachtiar, Msi
NIP. 19610104 199303 1001
Sekretaris

Dr. Ririt Iriani, SE, ME,AK
NIP. 19650208 199002 2001
Anggota

Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 19600810 199003 1001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi yang
berjudul “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia” dapat terselesaikan dengan lancar.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur guna memperoleh gelar kesarjanaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs.Ec. H. R.A. Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dr. Ririt Iriani SE,ME,AK selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran,
ketelatenan dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk sampai
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran” Jawa Timur, khususnya program studi Ilmu Ekonomi
Studi Pembangunan yang telah membekali kami dengan pengetahuanpengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7. Kedua Orang Tua saya, terutama ayah saya yg sedang sakit keras sewaktu itu
yang telah memberikan dukungan moral maupun materiil serta doa hingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Kakak dan Adik tercinta serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan
doa dan dukungan baik secara maril maupun materiil selama ini.
9. Kezia Chistanti tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan,

semangat, menemani dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman – teman Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan angkatan 2007,
khususnya Evan Sinyo, Bayu, Andre serta Kuro (untuk translate bahasa
inggrisnya) terima kasih atas dukungan dan doanya.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, maka kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Surabaya, Desember 2013

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
ABSTRAKSI .................................................................................................... x
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1

Latar Belakang ....................................................................... 1


1.2

Perumusan Masalah ................................................................ 7

1.3

Tujuan Penelitian.................................................................... 8

1.4

Manfaat Penelitian .................................................................. 8

TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................. 9
2.1

Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 9

2.2

Landasan Teori ....................................................................... 10

2.2.1 Pengertian Pasar Modal ................................................. 10
2.2.1.1 Manfaat Pasar Modal ....................................... 11
2.2.1.2 Jenis-Jenis Pasar Modal ................................... 13
2.2.1.3 Pelaku Pasar Modal ......................................... 16
2.2.1.4 Instrumen Pasar Modal .................................... 18
2.2.2 Tinjauan Teoritis Tentang IHSG ................................... 19
2.2.2.1

Indeks Harga Saham Gabungan ...................... 19

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.2 Jenis-Jenis Resiko Investasi yang mempengaruhi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ........... 23
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG...................... 24
2.2.3.1 Tingkat Inflasi ................................................. 24
2.2.3.2 Kurs Valuta Asing ........................................... 28
2.2.3.3 Tingkat Suku Bunga Deposito ......................... 30

2.2.3.4 Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI)................................................................ 33
2.2.4 Kerangka Pikir .............................................................. 37
2.2.5 Hipotesis ....................................................................... 39
BAB III

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN .................................................... 40
3.1

Jenis dan Sumber Data ........................................................... 40

3.2

Metode Pengumpulan Data .................................................... 40

3.3

Definisi Operasional dan Variabel .......................................... 41


3.4

Metode Analisis Data ............................................................. 42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 48
4.1

Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 48
4.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ........................... 48
4.1.2 Tujuan Penggabungan BEJ dan BES................................51

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian…......................................................52
4.2.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan ............ 53
4.2.2 Perkembangan Tingkat Inflasi ....................................... 53
4.2.3 Perkembangan Kurs Valas ............................................ 55

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito ...............56
4.2.5 Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia ..................58
4.3

Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE)..........................59
4.3.1 Autokorelasi .................................................................. .59
4.3.2 Multikolinier ................................................................. 61

4.4

Analisis dan Pengujian Hipotesis...............................................63
4.4.1 Uji Hipotesis Secara Simultan...........................................65
4.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial..............................................67

4.5
BAB V

Pembahasan................................................................................68

Kesimpulan dan Saran .................................................................. 76
5.1

Kesimpulan ............................................................................ 76

5.2

Saran

................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK J AKARTA

ABSTRAK
Suatu negara membutuhkan dana investasi yang tidak sedikit untuk
berkembang oleh karena itu dibutuhkan sumber pendanaan yang berasal dari dana
perhimpunan masyarakat. Salah satu indikatornya adalah pasar modal dan yang
dapat menunjukkan indikasi perkembangan perekonomian suatu negara adalah
Indeks Harga Saham Gabungan yang dapat mengalami fluktuasi karena faktor
mikro dan makro. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kurs valas,
inflasi, dan tingkat suku bunga deposito mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dan variabel mana yang lebih dominan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Metode penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik, Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia. Variabel penelitian yang
digunakan adalah tingkat inflasi (X1), kurs valas (X2), tingkat suku bunga deposito
(X3) suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X4) dan Indeks harga saham gabungan
(Y) dianalisis menggunakan regresi linier berganda dan uji hipotesis nya
menggunakan uji t dan uji F.
Dari pengujian hipotesis secara parsial diperoleh hasil bahwa Inflasi, Kurs
Valas dan Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Sedangkan Suku Bunga Deposito berpengaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan terbukti kebenarannya. Hal ini dikarenakan
apabila tingkat bunga deposito meningkat maka para investor yang semula
melakukan investasi saham akan terpengaruh untuk mengalihkan investasinya ke
dalam bentuk deposito dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga deposito turun
maka para investor akan melakukan investasi dalam bentuk saham sehingga
mempengaruhi semua investasi pasar modal
Keywords : Pasar modal, Tingkat Inflasi, Kurs Valas, Tingkat Suku Bunga
Deposito, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Indeks Harga Saham
Gabungan,

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Adanya krisis ekonomi global memiliki dampak yang signifikan terhadap

perkembangan pasar modal di Indonesia. Dampak krisis keuangan yang terjadi di
Amerika pada akhir tahun 2008 jelas-jelas sangat berpengaruh terhadap Indonesia.
Salah satu dampak yang paling berpengaruh dari krisis ekonomi global adalah
nilai tukar mata rupiah terhadap dollar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
dan kegiatan ekspor yang terhambat karena kurangnya permintaan pasar global itu
sendiri.
Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun
eksternal. Pengaruh-pengaruh eksternal seperti pergerakan tingkat suku bunga
begitu juga dengan indeks saham luar negeri dipercaya telah menjadi faktor
dominan yang mempengaruhi IHSG. Serta faktor internal lebih dipengaruhi oleh
peristiwa dalam negeri seperti ekspektasi rasional investor serta pergerakan
beberapa variabel ekonomi makro lainnya seperti Kurs rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat, tingkat inflasi, suku bunga deposito, Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan jumlah uang beredar. (www.bi.go.id)
Pembangunan nasional yang sedang berlangsung dewasa ini pada dasarnya
merupakan usaha yang berkesinambungan untuk mewujudkan kondisi masyarakat
yang lebih baik tingkat kesejahteraannya agar proses pembangunan dapat berjalan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

lancar maka semua aspek di dalamnya meliputi pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha diharapkan dapat berperan secara aktif dan bekerjasama.
Menyadari bahwa pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi
yang tidak sedikit, maka diperlukan upaya untuk mengeksplortasi sumber-sumber
dan pembangunan lewat instrument yang bermuara pada efisiensi dan mutlak
dilaksanakan secara serasi sehingga menciptakan akselerasi dalam pembangunan.
Jadi masalah penyediaan dana pembangunan tersebut perlu mendapat
perhatian yang serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat
(swasta), dimana untuk mencapai target rata-rata pertumbuhan ekonomi yang
telah ditargetkan, dana tersebut diharapkan berasal dari tabungan pemerintah.
Data perhimpunan dana masyarakat menunjukan bahwa perbankan dan
pasar modal merupakan lembaga keuangan dengan kemampuan terbesar dalam
mobilisasi dana masyarakat Indonesia. Menurut data perhimpunan dana
masyarakat perbankan memobilisasi dana masyarakat sebanyak Rp. 214.764
milyar dan pasar modal sebanyak Rp. 44.089 milyar, sehingga kedua lembaga
keuangan ini menguasai 91% dari hasil mobilisasi dana masyarakat yang
dilakukan sistem keuangan Indonesia.
Dalam rangka itu pemerintah berupaya untuk mengusahakan pemanfaatan
dana sebaik mungkin dengan jalan

memberikan alternatif bagi masyarakat

melalui berbagai cara yang dapat menunjang proses pembangunan nasional.
Sektor swasta adalah merupakan andalan bagi pemerintah guna mengumpulkan
dana yang diperlukan bagi suatu proses pembangunan, sektor swasta dapat
melakukan investasi yang lebih dari total investasi yang ada sekarang ini bila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dibandingkan dengan volume investasi pemerintah itu sendiri. Oleh karena itu
keputusan investasi harus diambil dengan melihat dan memperhatikan kondisi
pasar modal sekarang ini atau saat yang akan datang. Dana yang bersumber dari
dalam negeri ini dapat berupa tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan
penerimaan devisa dari luar negeri. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menabung, pihak pemerintah mengusahakan efektifitas pengerahan
tabungan masyarakat itu kepada sektor-sektor yang produktif. Berdasarkan
pertimbangan diatas perlu dibentuk pasar modal yang merupakan intitusi dalam
usahanya menghimpun dana masyarakat untuk pembangunan. Semakin tinggi
modal yang tersedia semakin tinggi pula potensi pertumbuhan perekonomian
suatu negara. Salah satu upaya alternatif yang telah dan terus dilakukan
pemerintah adalah meningkatkan peranan pasar modal, hal ini mengingat pasar
modal adalah sumber pembiayaan alternatif terbaik sesudah perbankan, ini
dibuktikan dengan kontribusinya dalam mobilisasi dana masyarakat sebesar Rp.
44.089 milyar atau sebesar 15,5% pada tahun 2011 dari seluruh jumlah yang
bersangkutan berkaitan dengan

usaha memobilisasi dana dalam masyarakat

melalui pasar modal. Selain melihat volume perdagangan, kapitalisasi pasar serta
jumlah perusahaan yang listing dibursa, dikenal indikator lain untuk menilai suatu
kinerja pasar modal yaitu dengan melihat besar kecilnya angka indeks dari harga
saham yang tercatat dibursa yang bersangkutan, dimana ada BEJ dikenal dengan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Seperti terlihat pada kondisi
perekonomian saat ini, berpengaruh pula pada kondisi pasar modal dimana
kondisi pasar modal mengalami perkembangan yang bervariasi terkadang naik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dan terkadang juga turun (melemah) namun posisinya yang penting sebagai
indikator kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian bagi pemerintah
tetap merupakan untuk dapat menyerap dana yang ada dimasyarakat guna
membantu pembiayaan pelaku bisnis kita.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah
sebuah bursa saham di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah
satu bursa tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1
Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan merger
(pengabungan usaha) yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007
dengan nama baru Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengkajian yang dilakukan
menunjukkan kinerja BES semakin membaik jika digabung dengan BEJ.
Penggabungan ke dua bursa tersebut merupakan salah satu langkah BAPEPAM
untuk memperkuat pasar modal di Indonesia.
Bursa Efek Surabaya (BES) memberikan persetujuan untuk di merger
dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 30 Oktober 2007. BEJ dan BES
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30 November 2007.
Selanjutnya BEI mulai aktif pada tanggal 30 Desember 2007 dan aka nada masa
transisi untuk kedua bursa sampai tahun 2008.(Pasaribu, 2007)
Merger BEJ dan BES bertujuan meningkatkan efisiensi dan likuiditas
transaksi saham di pasar modal, sehingga bursa Indonesia memiliki daya saing
yang kuat. Hasil kajian dari Lembaga Manajemen UI yang telah diserahkan
kepada manajemen BES pada 9 November 2007 mmperlihatkan kinerja BES akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

jauh meningkat jika perseroan bergabung dengan BEJ karena akan terjadi efisiensi
dan itu terlihat dari berkurangnya beban kerja.
Tabel 1.1 Kajian Kelayakan Penggabungan BEJ dan BES
M anfaat ekonomis penggabungan BEJ dan BES
1. Pengurangan biaya t eknologi
Informasi
2. Pengurangan beberapa biaya
SDM yang sama
Peningkat an pendapat an jasa
t ransaksi perdagangan
Peningkat an sumber daya t anpa
perubahan st t rukt ur modal

Efisiensi biaya

Peningkat an pendapat an
Opt malisasi perm odalan

Sumber : Laporan akhir kajian kelayakan penggabungan BEJ dan BES oleh
Lembaga Manajemen Universitas Indonesia tahun 2010

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2013
diwarnai kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah krisis ekonomi
global sepanjang tahun di level 4.316,69. Dihitung dari penutupan akhir tahun
2012, IHSG BEI di tutup naik 34,83 poin atau 0,81 persen. Berikut adalah tabel
pergerakan IHSG di BEI pada awal tahun 2013.
Tabel 1.2 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Pada Awal Tahun
2013
Dat e

Open

High

Low

Close

Volume

Adj Close

1/ 3/ 2013

4356.41

4401.33

4356.4

4399.26

4326774400

4399.26

1/ 2/ 2013

4322.58

4364.67

4316.4

4346.48

3279431600

4346.48

12/ 28/ 2012

4298.93

4324.93

4289.4

4316.69

0

4316.69

12/ 27/ 2012

4276.01

4289.82

4264.3

4281.86

2506594000

4281.86

12/ 26/ 2012

4251.83

4275.1

4245.3

4275.09

1844251000

4275.09

Sumber : Badan Pusat Statistik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu Negara.
Karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana
jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Selain
itu, pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaanperusahaan disuatu negara. Karena hampir semua industri disuatu Negara
terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang sedang mengalami peningkatan
(Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish) terlihat dari naik turunnya hargaharga saham yang tercatat yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau
lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan
nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham
(perusahaan/emiten) tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepentingan untuk mengetahui dan mengamati perubahan angka indeks
harga saham sebagai indikator kinerja pasar modal, memiliki manfaat. Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) digunakan sebagai indikator resmi pasar modal
Indonesia, dengan mengamati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat
diketahui keadaan atau kecenderungan haraga saham yang terjadi di pasar modal.
Pada suatu saat pasar modal dapat dikatakan sedang mengalami masa bull market,
yaitu iklim perdagangan surat berharga dimana harga-harga cenderung naik.
Gerakan harga bagaikan banteng atau tanduk banteng saat berlaga. Gerakan
tersebut berbeda dengan Bear Market, dimana harga-harga saham bergerak turun
dan lesu seperti saat beruang bertarung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Seperti uraian diatas, bahwa IHSG digunakan sebagai indikator resmi di
dalam kinerja pasar Indonesia. Disamping itu, perkembangan IHSG di BEJ
sepanjang sejarah pasar modal Indonesia selalu mengalami fluktuasi. Fluktuasi
indeks harga saham gabungan yang terjadi tersebut, disamping dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berkaitan dengan perusahaan emiten (faktor mikro) juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar emiten (faktor makro) dimana hal tersebut
merupakan resiko sistematis dalam investasi saham.
Resiko sistematis adalah resiko yang ditimbulkan oleh faktor makro
sehingga mempengaruhi semua perusahaan yang go public meliputi pertumbuhan
ekonomi, tingkat bunga deposito, inflasi, kurs valas, harga emas dan
kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi.
Faktor-faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
mengakibatkan IHSG mengalami kenaikan dan penurunan seiring perubahanperubahan yang terjadi pada kondisi makro dinegara yang bersangkutan.
Melihat fenomena yang menarik diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
masalah yang berkaitan dengan pasar modal Indonesia dengan judul : Analisis
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa
Efek Jakarta. (www.bi.go.id)
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1. Apakah tingkat inflasi, kurs valas, tingkat suku bunga deposito, dan suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial dan simultan mempunyai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia ?
2. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya tujuan
yang ingin di capai dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi, kurs valas, tingkat suku bunga
deposito, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial dan
simultan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pasar modal
2. Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

penelitian

selanjutnya

yang

berhubungan dengan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia.
3. Sebagai bahan studi komparatif bagi peneliti lain yang berkaitan dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Indek Harga Saham gabungan di Bursa
Efek Indonesia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No.

Peneliti

J udul

Var iabe
Depend
en

Var iabel
Independen

Hasil

1.

Gede Budi Analisis Pengaruh Variabel IHSG
Satrio
Makroekonomi
terhadap
(2006)
IHSG di BEJ (Dengan
Metode Pendekatan ECM
Engle Granger)

Kurs
Rupiah,Inflasi,
Suku Bunga SBI

Hasil regresi jangka pendek kurs rupiah
berpengaruh negatif, inflasi berpengaruh
positif, tingkat suku bunga SBI berpengaruh
negatif. Hasil regresi jangka panjang kurs
rupiah
berpengaruh
positif,
inflasi
berpengaruh positif tingkat suku bunga SBI
berpengaruh negatif,

2.

Adisetiawan
(2009)

Suku
Bunga
Deposito , SBI
dan Inflasi

Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan timbal balik yg signifikan
antara inflasi dan suku bunga SBI,
sebaliknya
tidak
ada
hubungan
signifikan antara suku bunga SBI dan
IHSG

Hubungan Tingkat Suku
Bunga SBI, Inflasi, dan
IHSG

IHSG

3.

Dedi Azhar
Maulino
(2010)

Analisis
Faktor-faktor IHSG
yang
Mempengaruhi
Pergerakan IHSG di BEI

Indeks
Bursa
Asing , Harga
Minyak Dunia,
Suku
Bunga
SBI,
Inflasi,
Nilai tukar

Hasil
penelitian secara parsial faktor
eksternal yang mempengaruhi pergerakan
IHSG adalah Indeks Bursa Asing ( Indeks
Dow Jones, Hang Seng, KLSE) dan harga
minyak dunia. sedangkan faktor internal
dari dalam negeri yang mempengaruhi
adalah suku bunga SBI dan inflasi

4.

Bambang
Sukono
Indarto
(2012)

Analisis
Faktor-Faktor IHSG
yang Mempengaruhi IHSG
di BEI periode tahun 20072011

Suku
bunga,
kurs
tengah
BI,jumlah uang
beredar, Inflasi,
Indeks
Dow
Jones

Hasil analisis adalah Suku Bunga SBI,
jumlah uang beredar, inflasi, Indeks
Dow Jones berpengaruh signifikan
terhadap IHSG. Sedangkan Kurs tengah
BI tidak berpengaruh signifikan terhadap
IHSG

5.

Muhammad
Zuhdi Amin
(2012)

Pengaruh Tingkat Inflasi, IHSG
Suku Bunga SBI, Nilai
Kurs Dollar, dan Indeks
Dow Jones Terhadap
Pergerakan IHSG di BEI

Inflasi,
Suku
bunga SBI, kurs
dollar,
Indeks
Dow Jones

Hasil penelitian secara simultan semua
variabel
independen
tersebut
berpengaruh terhadap IHSG. Secara
parsial inflasi tidak berpengaruh

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan
baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta.(Husnan, 2003)
Umaran (1986) menyebutkan 3 pengertian (definisi) mengenai pasar modal
sebagai berikut :
1. Definisi dalam arti yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk
bank-bank komersil an semua investasi di bidang keuangan, serta surat-surat
kertas berharga/ klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak
langsung.
2. Definisi arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang
meperdagangkan warkat-warkat kredi (jangka waktu lebih dari 1tahun)
termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka dan tabungan serta
deposito berjangka.
3. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan sahamsaham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa para makelar, komisioner,
dan underwritter.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Sedangkan menurut Darmadji (2008), pasar modal (capital market)
merupakan pasar

untuk

berbagi keuangan

jangka

panjang

yang

bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrument derivatif
maupun dalam bentuk modal sendiri. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang di dalam
keputusan presiden (kepres) no.52 tahun 1976 tentang pasa modal Bab I pasal 1
dimana disebutkan “pasar modal” adalah bursa efek seperti yang dimaksud dalam
undang-undang no.15 tahun 1952 (lembaran negara, tahun 1957 no.67). jadi pasar
modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk
perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek.
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
panjang dalam bentuk surat-surat berharga yang umumnya berupa saham atau
obligasi yang oleh suatu perusahaan yang lebih dikenal dengan nama efek.
2.2.1.1 Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah
maupun penunjang (PAU-UGM, 27-28 Januari 1991)
Manfaat pasar modal bagi emiten :
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah banyak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.
3. Tidak ada “Convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengolahan dana/ perusahaan.
4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.
5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut :
1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital
gain.
2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/ memegang saham dan
bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.
3. Mempunyai hak suara dalam Rups bagi pemegang saham, mempunyai hak
suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi.
4. Dapat dengan mudah mengubah instrumen investasi, misal dari saham A ke
saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko.
Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
investasi. (Anoraga dkk, 2001)
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang :
1. Menuju kearah profesional di dalam memberikan pelaynannya sesuai dengan
bidang dan tugas masing-masing.
2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel.
3. Semakin memberikan variasi pada jenis lembaga penunjang.
4. Likuiditas efek semakin tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah :
1. Mendorong laju pertumbuhan ekonomi
2. Mendorong investasi
3. Penciptaan lapangan kerja
4. Memperkecil debt service ratio (DSR)
5. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN
2.2.1.2 J enis Pasar Modal
Lembaga-lembaga keuangan menjembatani jurang pemisah antara pihak
yang menggunakan dana dan pihak penyediaan dana. Tanpa lembaga-lembaga
perantara sesungguhnya pasar modal tidak akan dapat berfungsi secara baik dan
akan merusak pembangunan ekonomi. Demikian juga apabila pasar modal tidak
berkembang maka lembaga perantara juga tidak akan berkembang dengan baik.
Di pasar modal ada istilah pasar perdana, pasar sekunder dan bursa paralel
yang meliputi pasar ketiga dan keempat. Untuk lebih jelasnyan mengenai istilah
ini bisa dilihat uraian berikut :
a. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau sertifikat atau penjualan
yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di bursa atau pasar sekunder. Pada
pasar ini efek atau sertifikat diperdagangkan dengan harga emisi, yang dimaksud
harga emisi disini adalah harga saham yg pertama kali ditawarkan kepada investor
dalam penawaran umum perdana. Pada pasar perdana perusahaan akan
memperoleh dana dengan menjual sekuritas (saham, obligasi, hipotek)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Selanjutnya perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi tersebut
untuk menambah barang modal dan seterusnya digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa. Artinya pasar perdana ini sangat penting untuk pertumbuhan
ekonomi. (Pakarti dkk, 2001)
Menurut Sunariyah (2003) pasar perdana adalah penawaran saham dari
perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan
di pasar sekunder.
b. Pasar Sekunder
pasar sekunder adalah penjualan efek atau sertifikat setelah pasar perdana
berhasil. Pada pasar ini efek diperdagangkan dengan harga kurs (Danareksa, PT
1986). Menurut pasar sekunder merupakan pasar dimana surat berharga dijual
setelah pasar perdana. (Darmadji dkk, 2001)
Ditinjau dari sudut investor, pasar sekunder harus dapat menjamin
likuiditas dari efek. Artinya investor menghendaki dapat membeli kembali
sekuritas jika ia punya dana dan juga menghendaki menjual sekuritas untuk
memperoleh uang tunai atau dapat mengalihkan kepada investor lain.
Dari sudut pandang perusahaan, pasar sekunder merupakan wadah untuk
menghimpun para investor baik investor lembaga maupun investor perorangan.
Apabila pasar sekunder tidak cukup likuid, tentunya investor tidak akan membeli
efek-efek pada pasar perdana. Di dalam hal ini, lembaga-lembaga pasar sekunder
meliputi para broker dan dealers yang membeli dan menjual surat berharga untuk
para investor. Jual beli diajukan di bursa reguler bagi perusahaan yang belum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

sepenuhnya memenuhi persyaratan listing, yang dimaksud persyaratan listing
yaitu proses mendaftarkan barang suatu perusahaan ke dalam website. Emisi pada
pasar perdana dan perdagangan pada hakikatnya adalah saling memerlukan satu
sama lain. Pasar perdana membutuhkan pasar sekunder untuk menjamin likuiditas
sekuritas dan sebaliknya, pasar sekunder membutuhkan pasar perdana di dalam
menambah sekuritas untuk di perdagangkan.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang
dinamakan lantai bursa atau floor trading. Operasi pada pasar ketiga berupa
pemusatan informasi yang disebut “Trading Information”. Informasi yang di
berikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi, dan
keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem
perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai perdagangan
efek maupun sebagai perantara pedagang.(Sunariyah, 2003)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market) di Indonesia, pasar ketiga ini disebut dengan
bursa paralel. Bursa pasar paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang
terorganisir di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yangdiatur dan
diselenggarakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek-efek (PPUE),
dengan dibina dan diawasi oleh badan pengawas pasar modal (BAPEPAM).
(Anoraga dkk, 2001)
d. Pasar Keempat (Fourth Market)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor atau
dengan kata lain pengalihan saham dari suatu pemegang saham ke pemegang
saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam
perdagangan ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar. Tetapi transaksi antar
investor tetap harus dicatat pula pada bursa efek.
(Sunariyah, 2003)
2.2.1.3 Pelaku Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana
yang di harapkan untuk meningkatkan partisispasi aktif masyarakat di dalam
pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional, pasar
modal melibatkan banyak pihak.
Menurut Sunariyah (2003) pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar
modal

Indonesia

sesuai

dengan

SK

Menteri

Keuangan

RI

Nomor

1548/KMK.013/1990 tentang pasar modal yaitu :
a. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
Sesuai dengan keputusan menteri keuangan Republik

Indonesia nomor

503/kmk 01/1997, Badan Pengawas Pasar Modal adalah pelaksana tugas di
bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan pasar modal yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan
dan dipimpin oleh seorang ketua.
b. Pelaksana Bursa
Pelaksana bursa adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

c. Perusahaan yang Go Public (emiten)
Emiten adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan
penawaran umum surat berharga.
d. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan atau manager investasi (UU
Pasar Modal).
e. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian
transaksi yang terjadi di bursa efek. Penyimpanan efek serta penitipan harta
untuk pihak lain.
f. Reksa Dana (Investment Fund)
Mengacu pada Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat
(27). Di definisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di
investasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi.
g. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal meliputi tempat penitipan harta, biro
administrasi efek, wali amanat atau penanggung yang menyediakan jasanya.
h. Profesi Penunjang Pasar Modal
Terdiri dari akuntan, notaris, perusahaan penilai dan konsultan hukum.
i. Pemodal (Investor)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam
efek-efek yang diperdagangkan dalam pasar modal.
2.2.1.4 Instrumen Pasar Modal
Menurut Anoraga dkk 2001 yang dimaksud dengan instrumen pasar modal
adalah semua surat-surat berharga (securities) yang di perdagangkan di bursa
efek. Instrumen pasar modal ini pada umumnya bersifat jangka panjang. Dengan
ini instrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari :
a. Saham
b. Obligasi
c. Sertifikat
(Anoraga dkk, 2001)
Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah saham, obligasi,
sedangkan sertifikat di perdagangkan di luar bursa melalui bank pemerintah. Dari
berbagai jenis saham yg di kenal di bursa, yang di perdagangkan yaitu saham
biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Saham biasa (common stock) adalah saham yang tidak memperoleh hak
istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan sedangkan saham preferen
merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau
bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa,
di samping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi
atau komisaris.(Anoraga dkk, 2001)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Sedangkan Saham preferen (preferred stock) adalah saham yang pemiliknya
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham
preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih
dibanding dengan pemilik saham biasa, seperti hak suara dalam pemilihan direksi.
Dan pemegang saham preferen akan memiliki hak utama atas harta pada saat
perusahaan dilikuidasi. (www.bisnisinvestasisaham.com)
Obligasi adalah surat berharga yang bersifat hutang. Lebih jauh lagi dapat
didefinisikan bahwa bukti pengakuan hutang dari perusahaan yang hendak
memperoleh modal. Keuntungna dari membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk
kupon. Berbeda dengan saham, obligasi tidak mempunyai hak terhadap
manajemen dan kekayaan perusahaan. Artinya perusahaan yang mengeluarkan
obligasi hanya mengakui memiliki hutang kepada pemegang obligasi sebesar
obligasi yang dimiliknya. Oleh karena itu, dalam struktur modal perusahaan yang
terlihat dalam neraca, obligasi dimasukkan dalam modal asing atau utang jangka
panjang dan akan dilunasi apabila telah sampai tenggang waktunya. Derivatif dari
efek adalah efek-efek yang ada kaitannya dengan efek seperti saham dan obligasi.
(Koetin, 2002)

2.2.2. Tinjauan Teoritis Tentang IHSG
2.2.2.1. Indeks Harga Saham Gabungan
Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui Indeks
Harga Saham Gabungan. Untuk perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan ini,
harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Dari angka indeks inilah
kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang ramai, lesu atau dalam keadaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan semua saham yang
tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Tanggal 10 Agustus 1982
ditetapkan sebagai hari dasar (nilai indeks = 100).
Ada 3 cara dalam mehitung IHSG :
1. Menghitung rata-rata (Arithmatic mean)harga saham yag masuk dalam
anggota indeks
2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk
anggota indeks
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar
Angka IHSG menunjukan diatas 100 berarti kondisi pasar sedang ramai,
sedangkan pada saat IHSG menunjukan dibawah 100 berarti kondisi pasar sedang
lesu, IHSG menunjukan nilai 100 berarti pasar dalam keadaan stabil. (Anoraga
dkk. 2001)
Indeks Harga Saham setiap hari di hitung menggunakan harga saham
terakhir yang terjadi di Bursa Efek. Dua macam indeks yang digunakan di bursa
adalah indeks harga saham individual yang mencerminkan perkembangan harga
suatu saham dan indeks saham gabungan yang mencerminkan perkembangan
pasar secara keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks
di bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan memang secara signifikan di
pengaruhi oleh pergerakan atau perubahan harga saham-saham dengan kapitalisasi
besar, sebaliknya dalam indeks yang di hitung berdasarkan rata-rata tertimbang
nilai pasar, perubahan harga saham-saham dengan kapitalisasi kecil nyaris tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan. Hal tersebut dikarenakan
timbangan

bobot

masing-masing

saham

yang

berbeda,

sehingga tidak

mengherankan jika pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan sangat di tentukan
oleh saham-saham dengan kapitalisasi besar.
Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham yang dihitung
berdasarkan harga yang terakhir terjadi. Nilai dasar adalah nilai yang dihitung
berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau berdasarkan harga
yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan pemberian saham bonus
atau deviden saham. (Darmadji dkk, 2001)
Pergerakan nilai indeks akan menunjukan perubahan situasi pasar yang
terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan
dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang
biasanya menunjukan keadaan yang dinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan
dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan pasar yang lesu ditunjukkan
dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.
Karena waktu dasar merupakan komponen yang penting dalam penentuan
indeks harga saham, maka untuk menentukan waktu dasar harus dilakukan dengan
benar karena akan dipakai sebagai patokan. Waktu dasar dipilih pada saat situasi
sedang stabil. Pada saat waktu dasar sedang tidak stabil, misalkan pada saat
indeks harga saham sedang tinggi, untuk penentuan indeks harga saham
selanjutnya kurang valid, karena akan menunjukan indeks harga saham akan
cenderung terus menerus mnurun. Sebaliknya jika penentuan waktu dasar saat
pasar sedang lesu,indeks harga akan cenderung menunjukan peningkatan. Indeks

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

saham gabungan sangat penting, khususnya bagi calon investor dalam penentuan
jenis saham yang akan dibelinya. (Supranto, 2002)
Indeks harga saham gabungan tidak akan berubah jika pasar saham tersebut
tidak berubah. Hal ini disebabkan karena harga dasar bersifat tetap. Besarnya
harga dasar harga ini akan tetap, sepanjang tidak ada perubahan harga pasar akibat
dari harga teoritis baru suatu saham sebagai hasil perhitungan dari pengaruh aksi
emiten.
Dalam menentukan Indeks Harga Saham Gabungan merupakan cara yang
sederhana

(tertimbang).

Indeks

tertimbang

merupakan

indeks

yang

mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik turunnya angka
indeks tersebut. Besar kecilnya bobot tergantung dari besarnya pengaruh
perubahan harga saham terhadap keseluruhan harga saham yang ada. Saham yang
berperan besar besar dalam mempengaruhi harga pasar akan diberi beban besar.
Sedangkan untuk saham yang berperan kecil dalam mempengaruhi pasar akan
diberi bobot kecil.
Metode perhitungan angka indeks dengan menggunakan timbangan
(pembobotan) di kemukakan oleh Laspeyres dan Paasche. Kedua orang ini
menggunakan faktor timbangan yang berbeda. Layspeyres mendasarkan pada
jumlah saham pada waktu dasar. Sedangkan Passche menggunakan jumlah saham
pada waktu yang bersangkutan. (Anoraga dkk, 2001)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.2.2 J enis-jenis Resiko Investasi Saham yang Mempengaruhi Indeks
Harga Saham Gabungan
Menurut Tandelilin, Eduardus (2001) terdapat beberapa sumber resiko
saham adalah sebagai berikut :
a. Resiko suku bunga atau tingkat bunga, merupakan ketidakpastian yang terjadi
dimasa yang akan datang terhadap nilai pasar yang disebabkan oleh adanya
fluktuasi tingkat

bunga

pasar.

Perubahan

suku

bunga

yang

akan

mempengaruhi harga saham dan surat berharga lainnya dengan tingkat atau
suku bunga, yang berarti apabila suku bunga atau tingkat bunga meningkat
maka harga saham cenderung turun. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan
bahwa harga saham merupakan cerminan dari nilai sekarang dan pendapatan
saham di masa akan datang.
b. Resiko pasar, merupakan fluktuasi pasar secara keseluruhan yang biasanya
ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.
Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi
ekonomi, kerusuhan ataupun perubahan politik.
c. Resiko inflasi atau daya beli, merupakanketidakpastian terhadap daya beli dan
pendapatan yang diterima di masa yang akan datang. Resiko ini disebabkan
karena adanya inflasi.
d. Resiko bisnis, merupakan resiko yang timbul dari kondisi operasional suatu
perusahaan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi bersifat internal
maupun eksternal. Faktor internal antara lain kualitas manajemen perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dan efisiensi

operasi.

Faktor

eksternal

berupa

siklus

usaha

yang

mempengaruhi kinerja perusahaan.
e. Resiko nilai tukar mata uang, resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar
mata uang domestic (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang
negara lainnya, yang disebabkan karena adanya fluktuasi nilai tukar.

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG
2.2.3.1. Tingkat Inflasi
Definisi inflasi adalah proses kenaikan harga umum barang-barang secara
terus-menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan harga-harga tersebut tidak
tergantung besar atau kecilnya prosentase meskipun terjadi kenaikan dalam
prosentase yang besar tetapi hanya sekali saja ini terjadi bukan merupakan
inflasi.(Iswardono, 1996) bahwa yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu
kenaikan harga terus-menerus dari barang-barang dan jasa secara umum (bukan
suatu macam barang saja dan sesaat). Menurut definisi ini kenaikan harga suatu
barang yang sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi.
Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang menunjukan suatu
kecenderungan harga-harga yang m