Bimbingan Teknis Manajemen Pembiayaan Berbasis Sekolah

BAHAN BACAAN
MANAJEMEN PEMBIAYAAN BERBASIS SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR

BAHAN BIMBINGAN TEKNIS
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KERJA SAMA
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
DAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015

BAGIAN I
PENDAHULUAN

Diharapkan peserta dapat mendalami dan mampu mempraktikkan
Manajemen Pembiayaan (Perencanaan Pembiayaan, Penyusunan Rencana Kerja
Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT), Penggalian Sumber-sumber, Pembukuan, sesuai Peraturan

Perundangan, Pengawasan (Pemantauan), dan Pertanggungjawaban/ Pelaporan)
secara tepat sehingga Bimtek Manajemen Pembiayaan dapat diimplementasikan
di sekolah dasar secara terus menerus dalam jangka panjang.

BAB II
URAIAN MATERI

A. Perencanaan Pembiayaan
Perencanaan pembiayaan di sekolah harus memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM), dan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Penyusunan RKS oleh sekolah didasarkan pada beberapa kebijakan.
Pertama, Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab VIII tentang Standar Pengelolaan, Pasal 53, ayat (1) dinyatakan
bahwa: “Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”; Kedua, Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Sistem Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan Bagian Keenam, Pasal 51 dinyatakan bahwa: “Kebijakan pendidikan
…. oleh satuan pendidikan dasar, …. Dituangkan dalam: (a) rencana kerja tahunan
satuan pendidikan; (b) anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan
pendidikan; dan (c) peratuan satuan atau program pendidikan; dan Ketiga,
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang dinyatakan bahwa: sekolah wajib membuat: (1)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan
yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan, (2) Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan Rencana
Kerja Jangka Menengah.
C. Penggalian Sumber-Sumber,
Berdasarkan Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan
Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar, terkait sumbersumber pendanaan pendidikan dinyatakan sebagai berikut:

a. Pendanaan pendidikan bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip
keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.

b.

Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah:
1)
2)
3)
4)

Anggaran pendapatan dan belanja negara;
Anggaran pendapatan dan belanja daerah;
Sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
Sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar peserta
didik atau orang tua/walinya;
5) Bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat;
6) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
7) Sumber lain yang sah.
c. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh masyarakat:
1)

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan;
Pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
Bantuan dari masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya;
Bantuan pemerintah;
Bantuan pemerintah daerah;
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
Bantuan lembaga lain yang tidak mengikat;
Hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau
Sumber lain yang sah.

d. Satuan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan masyarakat, dapat menerima

bantuan biaya operasional dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Namun jika terdapat penolakan terhadap bantuan biaya operasional, satuan
pendidikan dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik atau orang
tua/walinya.
e. Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh masyarakat wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Didasarkan pada perencanaan investasi dan/ atau operasi yang jelas dan
dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran
tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;

2) Perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan
kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan terutama orang tua/wali
peserta didik, komite sekolah, dan penyelenggara satuan pendidikan dasar;
3) Dimusyawarahkan melalui rapat komite sekolah; dan
4) Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan
dasar terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan
pendidikan dasar dan disimpan dalam rekening atas nama satuan
pendidikan dasar.
5) Sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana pungutan
peserta didik atau orang tua/ walinya digunakan untuk peningkatan mutu

pendidikan.
f. Beberapa Larangan Terkait Pungutan:
1) Satuan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh Pemerintah, dan/ atau
pemerintah daerah dilarang memungut biaya satuan pendidikan.
2) Satuan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
mendapatkan bantuan pemerintah dan/ atau pemerintah daerah pada tahun
ajaran berjalan, dapat memungut biaya pendidikan yang digunakan hanya
untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi.
3) Satuan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
tidak sedang mendapatkan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah
pada tahun ajaran berjalan, dapat memungut biaya satuan pendidikan.
4) Pungutan tidak boleh: (1) dilakukan kepada peserta didik atau orang
tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis; (2) dikaitkan dengan
persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil
belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan; dan (3) digunakan untuk kesejahteraan anggota komite
sekolah atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan
pendidikan baik langsung maupun tidak langsung.
5) Bagi Satuan Pendidikan Dasar yang telah melakukan pungutan yang
bertentangan dengan peraturan menteri harus mengembalikan sepenuhnya

kepada perserta didik/orang tua/wali peserta didik.
Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana pungutan dan sumbangan
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik, komite
sekolah, dan penyelenggara satuan pendidikan dasar

D. Pembukuan
Sekolah diharuskan menyelenggarakan pembukuan pembiayaan sekolah.
Pembukuan menyangkut sumber dana, pengunaan dan besarnya dana untuk
tiap-tiap penggunaan.
Kepala sekolah dan pengelola keuangan di sekolah hendaknya
memperhatikan: (1) perlengkapan administrasi keuangan sekolah, yaitu
tempat buku-buku, alat hitung, dan keperluan lain yang perlu, misalnya alat
pendeteksi uang palsu; (2) RKAS yang telah disyahkan harus dilaksanakan,
dan sebaliknya; dan (3) pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki
sejumlah buku untuk membukukan keuangan sekolah secara lengkap.
E. Penggunaan sesuai Peraturan Perundangan
Dalam Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan
Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar, terkait sumbersumber pendanaan pendidikan dinyatakan sebagai berikut:
a. Pendanaan pendidikan bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip
keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
b. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah:

yang

1)
2)
3)
4)

Anggaran pendapatan dan belanja negara;
Anggaran pendapatan dan belanja daerah;
Sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
Sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar
peserta didik atau orang tua/walinya;
5) Bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat;
6) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
7) Sumber lain yang sah.

c. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat:
1) Bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan;
2) Pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik atau orang
tua/walinya;
3) Bantuan dari masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya;

4) Bantuan pemerintah;
5) Bantuan pemerintah daerah;
6) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
7) Bantuan lembaga lain yang tidak mengikat;
8) Hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau
9) Sumber lain yang sah.
10) Satuan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan masyarakat, dapat
menerima bantuan biaya operasional dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah. Namun jika terdapat penolakan terhadap bantuan
biaya operasional, maka satuan pendidikan dilarang memungut biaya
tersebut dari peserta didik atau orang tua/walinya.
11) Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut:
a) Didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas
dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta
anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
b) Perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan
kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan terutama orang
tua/wali peserta didik, komite sekolah, dan penyelenggara satuan
pendidikan dasar;
c) Dimusyawarahkan melalui rapat komite sekolah; dan
d) Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan
pendidikan dasar, terpisah dari dana yang diterima dari
penyelenggara satuan pendidikan dasar dan disimpan dalam rekening
atas nama satuan pendidikan dasar.
e) Sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana
pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk
peningkatan mutu pendidikan.
f) Beberapa larangan terkait pungutan meliputi:
(1) Satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
dan/atau pemerintah daerah dilarang memungut biaya satuan
pendidikan.

(2) Satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat
yang mendapatkan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah
daerah pada tahun ajaran berjalan, dapat memungut biaya

pendidikan yang digunakan hanya untuk memenuhi kekurangan
biaya investasi dan biaya operasi.
(3) Satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat
yang tidak sedang mendapatkan bantuan Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah pada tahun ajaran berjalan, dapat memungut
biaya satuan pendidikan.
(4) Pungutan tidak boleh: (1) dilakukan kepada peserta didik atau
orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis; (2)
dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan
peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan (3)
digunakan untuk kesejahteraan anggota komite sekolah atau
lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan
baik langsung maupun tidak langsung.
(5) Bagi satuan pendidikan dasar yang telah melakukan pungutan
yang bertentangan dengan Peraturan Menteri ini harus
mengembalikan sepenuhnya kepada perserta didik/orang
tua/wali peserta didik.
(6) Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana pungutan
dan sumbangan dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara
transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan terutama
orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, dan penyelenggara
satuan pendidikan dasar.
F. Pengawasan (Pemantauan),
Pengawasan adalah seuatu usaha untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan
penyimpangan dari rencana instruksi, arahan, saran dari pimpinan. Dengan
pengawasan diharapkan penyimpangan yang mungkin terjadi dapat ditekan
sehingga kerugian dapat dihindari. Kepala sekolah hendaknya memahami
pekerjaan yang dilakukan pelaksana administrasi keuangan, dan peraturan
mengatur
tentang
penggunaan
dan
pertanggungjawaban
serta
pengadministrasian uang negara.
Pengawasan dilakukan baik secara administratif dengan melihat pembukuan
pembiayaan sekolah dan pengawasan penggunaan sesuai dengan periode waktu
penggunaan.

G. Pertanggungjawaban/Pelaporan
Dalam pelaporan memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas
atau responsibilitas. Transparansi adalah adanya keterbukaan dari yang
bertangungjawab terhadap penggunaan keuangan sekolah. Akuntabilitas atau
responsibilitas yaitu pertangungjawaban pemakai keuangan sekolah kepada
phak-pihak pemberi dana. Akuntabilitas atau reponsibilitas digolongkan
beberapa jenis, yaitu akuntabilitas/responsibilitas administratif, hukum,
politik, moral dan pendidikan. Akuntabilitas administratif ditandai dengan
adanya bukti-bukti formal penggunaan dana antara lain kuitansi, bon atau
faktur serta surat berharga lainnya. Akuntabilitas hukum bermakna bahwa
boleh tidaknya sumber daya keuangan tersebut digali dan dibelanjakan sesuai
denan prosedur yang berlaku. Akuntabilitas politik berarti suatu bentuk
pertanggungjawaban sumber daya keuangan sehingga formulasi, penggalian,
dan pembelanjaan/penggunaan keuangan dapat diterima oleh lembaga
perwakilan di mana sumber daya keuangan tersebut dikelola. Dengan demikian
pengelolaan keuangan harus memenuhi aspirasi pihak-pihak yang
berkepentingan atau pemberi dana. Akuntabilitas moral dimaknai sebagai
bentuk petanggungjawaban sumber daya keuangan dengan mempehatikan
kaidah moral yang mengarah pada nuansa keadilan dan kepatutan.