Bimbingan Teknis Manajemen PTK Berbasis Sekolah

(1)

MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAHAN BIMBINGAN TEKNIS

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...iii

BAGIAN I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan...2

C. Ruang Lingkup...3

BAGIAN II MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN...5

A. Konsep Dasar ...5

B. Ruang Lingkup...6

1. Perencanaan Kebutuhan...6

2. Rekrutmen (Pengadaan)………. 3. Penempatan...7

4. Pembinaan dan Pengembangan...9

5. Pemotivasian...12

6. Perpindahan Kerja...13

7. Pengawasan dan Penilaian Kinerja...13

8. Pemberhentian...14

9. Pertanggungjawaban (Pelaporan)...14

C. Daftar Pustaka...15

BAGIAN III TUGAS-TUGAS...20


(3)

MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH

A. LATAR BELAKANG

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui desentralisasi pendidikan. Penerapan MBS diharapkan dapat memperkuat kehidupan demokratisasi, desentralisasi kewenangan, sumber daya, dan dana di tingkat sekolah. Setelah lebih dari satu dasawarsa, sejak MBS dirintis dan diterapkan, pencapaian keberhasilannya di sekolah sangat variatif. Banyak sekolah yang berhasil menerapkan MBS dengan baik, tetapi masih banyak pula sekolah yang kurang berhasil. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010 s.d. 2014, diharapkan pada akhir Tahun 2014, 90% sekolah telah menerapkan MBS dengan baik. Berkenaan dengan hal tersebut, upaya peningkatan jumlah sekolah yang dapat menerapkan MBS dengan baik perlu segera dilaksanakan.

Keberhasilan penerapan MBS di Sekolah Dasar (SD) masih beragam. Berdasarkan penelitian dan pengamatan tentang MBS, keberagaman keberhasilan tersebut disebabkan antara lain belum kuatnya komitmen pengambil kebijakan pendidikan di daerah (baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota), selain itu kurangnya pemahaman pihak sekolah akan makna dan signifikansi penerapan MBS dalam peningkatan mutu sekolah, yang berimplikasi MBS belum dapat berjalan secara baik. Untuk itu, walaupun konsep MBS sebagai model pengelolaan sekolah telah lama disosialisasikan, dirintis penerapannya dan telah dilaksanakan, tetapi perlu dilakukan penyegaran dan digiatkan kembali pelaksanaannya. Bagi sekolah yang telah berhasil melaksanakan dengan baik, perlu meningkatkan diri dan menjaga keberlanjutannya.

BAGIAN I

PENDAHULUAN


(4)

Sedangkan bagi sekolah yang belum optimal menerapkan atau bahkan baru melaksanakan MBS, perlu didorong dan dibuka wawasannya tentang makna dan pentingnya MBS bagi upaya perbaikan kualitas pendidikan di lingkup sekolah, daerah,maupun nasional.

Modul Bimbingan Teknis MBS komponen Pendidik dan Tenaga Pendidikan (PTK) disusun, dalam rangka penyegaran dan penggiatan kembali penerapan MBS di satuan pendidikan SD. Dengan modul ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dan tim pengembang/fasilatator MBS di seluruh Indonesia memiliki persamaan persepsi dan langkah gerak dalam melaksanakan pembinaan teknis sehingga sekolah dapat melaksanakan MBS dengan baik sesuai yang direncanakan.

B. TUJUAN

Modul Bimbingan teknis (Bintek) pada komponen PTK berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan manajemen PTK dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SD. Selanjutnya, bimtek PTK diberlakukan agar peserta bintek:

1. Menguasai konsep manajemen PTK dalam konteks MBS di SD;

2. Memiliki kesadaran dan kesiapan mengimplementasikan pengelolaan PTK sesuai kaidah MBS di SD;

3. Memiliki keterampilan dalam mengoperasikan manajemen PTK sesuai kaidah MBS di SD, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup modul Bimtek MBS komponen PTK meliputi: 1. Perencanaan kebutuhan PTK berbasis sekolah di SD;

2. Rekrutmen/pengadaan PTK berbasis sekolah di SD;

3. Pembinaan dan pengembangan PTK berbasis sekolah di SD; 4. Pemotivasian PTK berbasis sekolah di SD;

5. Perpindahan Kerja (mutasi) PTK berbasis sekolah di SD;

6. Pengawasan dan Penilaian Kinerja PTK berbasis sekolah di SD; 7. Pemberhentian PTK berbasis sekoah di SD;


(5)

A. Konsep Dasar

Secara umum, manajemen dapat diartikan sebagai aktifitas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Yang dimaksud pendidik adalah individu yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 5 dan 6).

Pendidik adalah guru dan/atau konselor yang bertugas merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan tenaga kependidikan adalah staf dan penjaga yang bertugas mendukung terjadinya proses pendidikan di SD. Dengan demikian, manajemen PTK adalah kegiatan perencanaan kebutuhan, rekrutmen/pengadaan, pembinaan dan pengembangan, pemotivasian, perpindahan kerja (mutasi), pengawasan dan penilaian kinerja, pemberhentian pertanggungjawaban (pelaporan) PTK berbasis sekolah di SD.

Pendidik pada SD sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh SD masing-masing sesuai dengan keperluan. Guru mata pelajaran di SD sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran; guru agama dan akhlak mulia; guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; selain itu, juga ada guru pembina ekstrakurikuler.

Tenaga kependidikan di SD adalah individu yang diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. PTK bertugas melaksanakan administrasi, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan di SD. Tenaga kependidikan di SD sekurang-kurangnya terdiri atas tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah. Tenaga

BAGIAN II


(6)

administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif. Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan. Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan.

Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran PTK diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 41, Ayat 3). Pengangkatan, penempatan dan penyebaran PTK diatur oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga yang mengangkatnya. Sedangkan sekolah berperan mengajukan kebutuhan PTK, menerima PTK, membina, memotivasi, menilai kinerja dan mengusulkan perberhentian PTK.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan dinyatakan bahwa: Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dengan memperhatikan standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah termasuk pembagian tugas, mengatasi apabila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka.

B. Ruang Lingkup

1. Perencanaan Kebutuhan

Langkah awal dalam pengelolaan ketenagaan adalah perencanaan, yaitu sebagai proses yang sistematis dan rasional dalam memberikan kepastian, bahwa jumlah dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbagai formasi yang ada, pada waktu tertentu benar-benar representatif dapat menuntaskan tugas organisasi yang ditetapkan.

Dalam mempersiapkan kualifikasi dan jumlah PTK yang tepat, perlu dilakukan prediksi jumlah siswa yang akan masuk sebagai dasar untuk menghitung kebutuhan PTK. Langkah selanjutnya adalah menghitung selisih kekurangan atau kelebihan PTK untuk dijadikan dasar dalam menetapkan kulifikasi dan jumlah PTK yang dibutuhkan, sehingga jumlah dan kualifikasi PTK yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Meskipun SD memiliki keterbatasan kewenangan dalam merencanakan kebutuhan PTK berstatus


(7)

pegawai negeri sipil (PNS), namun SD tetap dituntut untuk memetakan kebutuhan PTK, utamanya berkaitan dengan pengadaan guru/staf non PNS (guru/pegawai tidak tetap).

Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan bertujuan untuk: a. Mengurangi kelebihan dan menambah kekurangan PTK;

b. Mendayagunakan PTK seoptimal mungkin; c. Mengoptimalkan kinerja PTK;

d. Meningkatkan efektivitas sekolah secara menyeluruh.

2. Rekrutmen/Pengadaan

Rekrutmen PTK adalah usaha mencari dan mendapatkan calon-calon PTK yang potensial sesuai jumlah dan kualifikasi yang memadai, sehingga sekolah/daerah bisa memilih tenaga-tenaga yang sesuai dengan kebutuhan.

Rekrutmen bertujuan untuk:

a. Menentukan jumlah dan kualifikasi PTK yang dibutuhkan; b. Meningkatkan jumlah calon/pelamar;

c. Meningkatkan kualitas calon karena banyaknya jumlah pelamar kerja; d. Mengurangi adanya kemungkinan berhenti atau mutasi setelah diangkat; e. Pemerataan jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.

Rekrutmen PTK di SD meliputi kegiatan penetapan, pengangkatan, penempatan PTK non PNS (tenaga sukarelawan dan magang) dengan memperhatikan kualifikasi dan kompetensi serta tugas dan tanggung jawab yang dibutuhkan. Sedangkan untuk tenaga tetap/PNS SD hanya berkewenangan untuk mengusulkan serta menerima penempatan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rekrutmen di SD, khususnya PTK non PNS:

1. Guru non PNS yang direkrut harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Guru non PNS dipersyaratkan memiliki: (1) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD, kependidikan lain, atau psikologi; dan (3) sertifikat profesi guru SD. Dalam keadaan tertentu yang mendesak persyaratan tersebut bersifat fleksibel, dengan catatan diputuskan bersama komite sekolah dan berkonsultasi dengan dinas pendidikan setempat.


(8)

3. Pembina/pelatih diperyaratkan sesuai kebutuhan bidang pembinan/pelatihan kesiswaan yang akan diampunya. Paling tidak berlatar pendidikan SLTA dan memiliki sertifikat pelatih di bidangnya.

4. Tenaga kependidikan non PNS adalah: tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboran, dan tenaga kebersihan sekolah.

Langkah-langkah rekrutmen di sekolah dilakukan dengan langkah langkah: a. Pengumuman adanya kebutuhan PTK non PNS;

b. Pendaftaran calon;

c. Seleksi calon yang terdiri atas seleksi persyaratan administratif, seleksi edukatif, dan wawancara, yang dilaksanakan secara fleksibel sesuai kebutuhan;

d. Pengumuman hasil seleksi;

e. Pengangkatan dengan surat keputusan; f. Penempatan sesuai keperluan.

3. Pembinaan dan Pengembangan

Pembinaan dan pengembangan PTK dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja PTK. Pembinaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain: (1) studi lanjut (pendidikan) , (2) pelatihan, (3) lokakarya, (4) kursus keterampilan, (5) rapat, (6) pertemuan anggota seprofesi, (7) diskusi, (8) seminar, (9) wawancara face-to-face, (10) studi banding, (11) kunjungan lapangan, dan (12) tukar pengalaman.

Pembinaan dan pengembangan PTK dilakukan dengan memperhatikan prinsip:

a. Pembimbingan secara terus menerus; b. Pengakuan perbedaan individu;

c. Pemberian kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan sesuai bidang tugasnya; d. Pemberian penghargaan dan sanksi;

e. Adanya tindak lanjut.

Selain itu, pembinaan dan pengembangan hendaknya memperhatikan: bidang yang akan dibinakan, pelaku pembinaan, sasaran pembinaan, ketersediaan sumber daya bagi terlaksananya pembinaan. Aspek pembinaan yang diperlukan PTK, dalam hal ini staf sekolah adalah: (1) keterampilan dasar yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas; (2) teknis yang terkait tugasnya; (3) hubungan antar pribadi; dan (4) konseptual umum, misalnya perencanaan strategis dan perencanaan operasional, rancangan organiasi dan kebijakan organisasi.


(9)

Aspek pembinaan yang dilakukan pada pendidik (guru) merujuk pada beban kerja guru seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 52, Ayat 1 dan 2, mencakup kegiatan pokok: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran; dan membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Beban kerja guru sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Konsekuensi dari tidak terpenuhinya jumlah jam mengajar sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 63 Ayat (2) yang berbunyi: Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan tidak mendapatkan pengecualian dari Menteri, dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.

Pembinaan dan pengembangan pendidik diarahkan pada peningkatan empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Sedangkan pembinaan kompetensi tenaga kependidikan diarahkan pada optimalisasi pelaksanaan tugas masing-masing. Untuk kepentingan hal tersebut, PTK PNS di sekolah diwajibkan untuk mengisi Standar Kinerja Pegawai (SKP) untuk satu tahun yang ditandatangani kepala sekolah dan dan diketahui oleh pengawas. Selain itu, di akhir tahun diwajibkan mengisi format realisasi kinerja selama satu tahun yang ditandatangani kepala sekolah dan pengawas. Selanjutnya setiap tahun, setiap PNS dinilai kinerjanya yang merujuk pada capaian kinerja selama satu tahun, yang ditandatangani kepala sekolah dan pengawas.

4. Pemotivasian

Pemotivasian dapat dimaknai pemberian penguatan positif dan negatif kepada PTK untuk bekerja lebih baik. Penguatan positif diberikan kepada PTK yang telah memenuhi kewajiban serta menunjukkan kinerja atau prestasi yang baik. sedangkan pembinaan diberikan pada PTK yang menunjukkan kinerja atau prestasi yang belum baik.


(10)

Pemotivasian PTK dapat dilakukan dengan cara mendorong secara terus menerus untuk melaksanakan kewajiban:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai

dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Selain itu juga sekolah hendaknya melakukan pemenuhan hak PTK yang dilakukan dengan cara:

a. Memberikan kesejahteraan sosial yang pantas sesuai kemampuan sekolah; b. Memberikan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. Melakukan pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d. Memberikan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;

e. Memberi kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk kesetiaan terhadap negara, maka bagi PNS yang telah menunjukan kesetiaan atau telah berjasa terhadap negara diusulkan untuk memperoleh penghargaan dari pemerintah. Pemberian penghargaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1994, PNS yang telah mempunyai masa kerja 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun atau lebih secara terus menerus dan dapat menjadi teladan bagi pegawai lain berhak mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya.

Pemimpin di sekolah juga diharapkan memberikan penguatan terhadap PTK berupa penguatan positif dan negatif. Penguatan positif diberikan kepada PTK yang menunjukkan kinerja yang baik, memajukan sekolah, dan membawa dampak positif bagi perkembangan sekolah. Namun bagi PTK yang memiliki kinerja sebaliknya, maka diberikan penguatan negatif.

Penguatan positif dapat berupa: (1) pemberian piagam, (2) kenaikan pangkat atau jabatan, (3) pemberian hadiah, dan (4) pengumuman capaian prestasi. Penguatan negatif dapat diwujudkan antara lain: (1) teguran, (2) penundaan atau penurunan pangkat atau jabatan, dan (3) pengumuman capaian prestasi buruk.


(11)

Mutasi merupakan perpindahan pegawai dari satu posisi ke posisi lain yang didasarkan pada analisis jabatan/tugas sesuai kebutuhan. Mutasi bertujuan untuk penyegaran dan pemberian pengalaman kepada PTK. Di SD sebenarnya mutasi PTK tidak mungkin dilakukan, karena jumlah pegawai terbatas. Kewenangan PTK dalam mutasi, ke lembaga lain hanya sebatas pemberian rekomendasi/izin pengusulan mutasi pada PTK yang menginginkan mutasi, atau merekomendasikan kepada dinas untuk pemutasian PTK.

Mutasi internal di sekolah, dilakukan dengan melakukan mutasi (rotasi) mengajar guru dari kelas satu ke kelas lain sesuai karakteristik kelas dan guru yang bersangkutan. Selain itu mutasi dapat dilakukan untuk pemberian tugas di luar mengajar, seperti tugas pembina kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya yang sejenis. Dalam hal ini perlu memperhatikan kemampuan dan minat PTK yang bersangkutan.

6. Pengawasan dan Penilaian Kinerja

Pengawasan PTK diartikan sebagai pemantauan selama proses pelaksanaan pekerjaan. Pemantauan dapat dilakukan secara formal maupun non-formal. Secara formal dilakukan dengan pengukuran menggunakan instrumen penilaian kinerja, dan melalui catatan harian kepala sekolah. Secara non-formal dapat dilakukan setiap saat, dan dalam waktu yang tepat. Hasil pengawasan dapat digunakan sebagai bahan untuk penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah pengukuran secara sistematis dan terstruktur untuk mengetahui hasil pekerjaan, prestasi, loyalitas, sikap, tingkah laku, dan kehadiran, sehingga dapat disimpulkan tingkat pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PTK. Secara khusus, penilaian kinerja pendidik, dalam hal ini guru, diarahkan pada kinerja dalam mengajar yang terdiri dari: (a) kinerja dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP, bahan ajar, LKS, instrumen penilaian); (b) penguasaan dalam pelaksanaan pembelajaran, terkait dengan penguasaan materi, metode, dan penggunaan media dan alat pembelajaran); serta (c) kemampuan melaksanakan penilaian.

Penilaian kinerja PTK di SD dapat digunakan untuk: (1) umpan balik, (2) perbaikan kinerja, (3) penelitian, (4) promosi, (5) pelatihan, (6) mutasi, dan (7) pemberian penguatan positif dan negatif.


(12)

7. Pemberhentian

Pemberhentian PTK yang berstatus Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 atau peraturan lain yang berlaku di daerah. Pemberhentian PNS daerah yang berpangkat Pembina Tingkat I (golongan IV/b) ke bawah ditetapkan oleh Pembina Pegawai Daerah. Khusus untuk perberhentian PNS pusat karena mencapai batas usia pensiun, meninggal dunia, cacat karena dinas ditetapkan oleh BKN. Sedangkan yang berstatus bukan pegawai negeri diatur tersendiri oleh SD atau penyelenggara pendidikan.

Secara umum pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan disebabkan antara lain: (1) menggunakan hak pensiun, (2) permintaan sendiri, (3) sakit fisik atau mental, (4) hukuman jabatan, (5) keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dan (6) meninggal dunia.

Untuk kepentingan pemberhentian PTK non PNS perlu disediakan SOP pemberhentian dengan memperhatikan azas kemanusiaan, keadilan dan kebutuhan sekolah. SOP tersebut selanjutnya dijadikan panduan dalam melakukan pemberhentian.

8. Pertanggungjawaban (Pelaporan)

Pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan PTK berupa pelaporan tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan dapat dilakukan berdasarkan penugasan dari kepala sekolah atau pejabat lain yang berwenang. Bentuk pertanggungjawaban PTK terhadap implementasi MBS di SD, secara umum adalah adanya peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pendidikan, termasuk prestasi akademik dan non-akademik siswa.


(13)

C. Daftar Pustaka

Owens, R. G. 1991. Organizational Behavior Education. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Weber, C. A. 1964. Personnel Problem of School Administrators. New York:

McGraw-Hill Book Company, Inc.

Dessler, G. 1991. Personnel/Human Resources Management. Englewood Cliffs, New Jersey: Printice Hall.

Rowland, K. M. and Ferris, G. R. (eds.). 1982. Personnel Management. Boston: Allyn and Bacon.

Gorton, R. A. and Schnelder, G. T. 1991. School Based Leadership: Challenges and

Opportunities (Third Edition). New York: WCB Publisher.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Badan Standar

Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara RI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007

Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007

Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Nomor 19 Tahun 2007 tentang

Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008

Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008

Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan.


(14)

Practitioner (Second Edition). Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2003. Manajemen

Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2004. Perspektif


(15)

BAGIAN III

TUGAS-TUGAS

TUGAS 1

Buatlah laporan jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah saat ini, untuk kebutuhan 3 – 5 tahun mendatang di sekolah Bapak/Ibu.

TUGAS 2

Susunlah SOP rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan (selain PNS) sesuai keperluan sekolah.

TUGAS 3

Susunlah perencanaan pembinaan dan pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan, baik di luar sekolah (dengan mengirimkan) maupun

melaksanakan sendiri.

TUGAS 4

Rencanakan pemberian penguatan positif dan negatif kepada PTK sesuai kinerja atau prestasinya.

TUGAS 5

Rencanakan mutasi PTK untuk 2- 5 tahun mendatang, dengan mempertimbangkan penempatan pada formasi baru yang dibutuhkan sekolah

TUGAS 6

Rencanakan penilaian pendidik dan tenaga kependidikan yang dilengkapi instrumen penilaian secara sistematis.

TUGAS 7

Buatlah SOP pengangkatan dan pemberhentian PTK berstatus bukan pegawai negeri sipil dengan mempertimbangkan unsur kemanusiaan, keadilan dan kepatutan.

TUGAS 8

Buatlah contoh laporan pendidik dan tenaga kependidikan untuk periode waktu semester atau tahun.


(16)

Lampiran

USULAN PENGADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN: ……….

No.

Urut Jenis Komponen Keadaan Sekarang Kebutuhan Tambahan Keterangan

1 2 3 4 5 6

1.

2.

Data Penunjang a. Jumlah Siswa b. Jumlah Kelas c. Jumlah

Rombongan Belajar (Rombel) Data Kepegawaian / Guru

a. Kepala Sekolah b. Guru kelas c. Guru Agama d. Guru Bahasa

Inggris e. Guru Seni

Budaya f. Guru PJOK g. Guru TIK h. Lain-lain

i. Penjaga Sekolah

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...


(17)

(1)

7. Pemberhentian

Pemberhentian PTK yang berstatus Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 atau peraturan lain yang berlaku di daerah. Pemberhentian PNS daerah yang berpangkat Pembina Tingkat I (golongan IV/b) ke bawah ditetapkan oleh Pembina Pegawai Daerah. Khusus untuk perberhentian PNS pusat karena mencapai batas usia pensiun, meninggal dunia, cacat karena dinas ditetapkan oleh BKN. Sedangkan yang berstatus bukan pegawai negeri diatur tersendiri oleh SD atau penyelenggara pendidikan.

Secara umum pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan disebabkan antara lain: (1) menggunakan hak pensiun, (2) permintaan sendiri, (3) sakit fisik atau mental, (4) hukuman jabatan, (5) keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dan (6) meninggal dunia.

Untuk kepentingan pemberhentian PTK non PNS perlu disediakan SOP pemberhentian dengan memperhatikan azas kemanusiaan, keadilan dan kebutuhan sekolah. SOP tersebut selanjutnya dijadikan panduan dalam melakukan pemberhentian.

8. Pertanggungjawaban (Pelaporan)

Pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan PTK berupa pelaporan tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan dapat dilakukan berdasarkan penugasan dari kepala sekolah atau pejabat lain yang berwenang. Bentuk pertanggungjawaban PTK terhadap implementasi MBS di SD, secara umum adalah adanya peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pendidikan, termasuk prestasi akademik dan non-akademik siswa.


(2)

C. Daftar Pustaka

Owens, R. G. 1991. Organizational Behavior Education. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Weber, C. A. 1964. Personnel Problem of School Administrators. New York:

McGraw-Hill Book Company, Inc.

Dessler, G. 1991. Personnel/Human Resources Management. Englewood Cliffs, New Jersey: Printice Hall.

Rowland, K. M. and Ferris, G. R. (eds.). 1982. Personnel Management. Boston: Allyn and Bacon.

Gorton, R. A. and Schnelder, G. T. 1991. School Based Leadership: Challenges and Opportunities (Third Edition). New York: WCB Publisher.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara RI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.


(3)

Practitioner (Second Edition). Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2004. Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang.


(4)

BAGIAN III

TUGAS-TUGAS

TUGAS 1

Buatlah laporan jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah saat ini, untuk kebutuhan 3 – 5 tahun mendatang di sekolah Bapak/Ibu.

TUGAS 2

Susunlah SOP rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan (selain PNS) sesuai keperluan sekolah.

TUGAS 3

Susunlah perencanaan pembinaan dan pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan, baik di luar sekolah (dengan mengirimkan) maupun

melaksanakan sendiri. TUGAS 4

Rencanakan pemberian penguatan positif dan negatif kepada PTK sesuai kinerja atau prestasinya.

TUGAS 5

Rencanakan mutasi PTK untuk 2- 5 tahun mendatang, dengan mempertimbangkan penempatan pada formasi baru yang dibutuhkan sekolah

TUGAS 6

Rencanakan penilaian pendidik dan tenaga kependidikan yang dilengkapi instrumen penilaian secara sistematis.

TUGAS 7

Buatlah SOP pengangkatan dan pemberhentian PTK berstatus bukan pegawai negeri sipil dengan mempertimbangkan unsur kemanusiaan, keadilan dan kepatutan.

TUGAS 8

Buatlah contoh laporan pendidik dan tenaga kependidikan untuk periode waktu semester atau tahun.


(5)

Lampiran

USULAN PENGADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN: ……….

No.

Urut Jenis Komponen Keadaan Sekarang Kebutuhan Tambahan Keterangan

1 2 3 4 5 6

1.

2.

Data Penunjang a. Jumlah Siswa b. Jumlah Kelas c. Jumlah

Rombongan Belajar (Rombel) Data Kepegawaian / Guru

a. Kepala Sekolah b. Guru kelas c. Guru Agama d. Guru Bahasa

Inggris e. Guru Seni

Budaya f. Guru PJOK g. Guru TIK h. Lain-lain

i. Penjaga Sekolah

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...


(6)