PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERADAAN GEREJA GRAHA MARIA ANNAI VELANGKANI DI TAMAN SAKURA INDAH TANJUNG SELAMAT MEDAN.

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERADAAN GEREJA
GRAHA MARIA ANNAI VELANGKANI DI TAMAN
SAKURA INDAH TANJUNG
SELAMAT MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Antropologi

OLEH :
MARIA S PASARIBU
NIM : 309122037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama

: Maria S. Pasaribu

Nim

: 309122037

Jurusan

: Pendidikan Antropologi

Fakultas

: Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, Agustus 2013
Saya yang membuat pernyataan,

Maria S. Pasaribu
NIM. 309122037

ABSTRAK

Maria S. Pasaribu, 309122037, Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan
Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman Sakura Indah Tanjung
Selamat Medan , Skripsi : Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi
Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah berdirinya Gereja
Velangkani kemudian makna dan simbol dari arsitektur Gereja, dan bagaimana
persepsi masyarakat khususnya umat Katolik dan agama lainnya tentang
keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang terletak di Taman
Sakura Indah Tanjung Selamat Medan. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu teknik penelitian yang memaparkan data
yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) dengan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Melalui hasil penelitian lapangan yang penulis dapatkan asal mula Annai
Velangkani berawal dari penampakan Bunda Maria di Vailankanni, sebuah
dusun pesisir Tanjung Bengala di bagian India Selatan di propinsi Tamilnadu dan
telah melakukan pelbagai penyembuhan baik jasmani maupun rohani sehingga
Pastor James Bharataputra seorang misionaris asal India yang sudah 30 tahun
berkarya di keuskupan Agung Medan berinisiatif membangun Graha( tempat
berdevosi kepada Maria Annai Velangkani ) di Medan sebagai bentuk
penghormatan dan kerinduan kepada Bunda Maria sosok Ibu Yesus di kitab suci
Alkitab. Adanya Graha Maria di Medan akan menghadirkan Maria Annai
Velangkani agar dapat melakukan keajaiban-keajaiban seperti yang terjadi di
India.
Gereja Graha Maria Annai Velangkani dibangun pada September 2001
sampai Oktober 2005 dan menghabiskan biaya sekitar 4 Miliyar. Selama proses
pembangunannya, terjadi beberapa kejadian yang menarik yaitu bermula dari
dana awal pembangunan Gereja yang selamat dari tragedi kebakaran dan
munculnya mata air saat peresmian Gereja Graha Maria Annai Velangkani pada

tahun 2005.
Kesaksian yang terjadi dan didengar dari mulut ke mulut yang akhirnya
mendatangkan para peziarah untuk melihat langsung ke Graha Maria dan
membuktikan semua yang telah didengar. Dengan melihat, maka orang akan
percaya. Arsitektur bangunan Gereja yang unik dan penuh simbol yang
menceritakan kejadian seperti yang tertera di kitab suci Alkitab juga menjadi
daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Dengan demikian keindahan arsitektur
bangunan Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang penuh dengan makna dan
arti dan keberadaannya menciptakan persepsi yang berbeda- beda dari setiap
kalangan masyarakat baik umat Katolik maupun agama lainnya.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mengkaruniakan kesehatan dan kelapangan berpikir kepada penulis sehingga
akhirnya tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi ini dapat juga terselesaikan oleh
penulis.
Skripsi penulis ini berjudul “Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan

Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman Sakura Indah Tanjung
Selamat

Medan”. Penulisan

skripsi

ini

dimaksudkan untuk memenuhi

persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Antropologi di Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tulisan ini penulis telah banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ilmu Sosial (FIS) yang telah memberikan surat ijin penelitian dari

fakultas.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si

selaku Ketua Prodi Pendidikan

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing akademik
dan dosen penguji I yang senantiasa membimbing penulis selama
perkuliahan
5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing
penulis.

i

6. Ibu Dra. Trisni Handayani, M.Si selaku dosen penguji II dan Ibu
Sulian Ekomila,S.Sos,MSP selaku dosen penguji III yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan proposal.
7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Antropologi, sekaligus staff
administrasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
8. Teman-teman se-almamater terkhusus teman-teman seperjuangan

selama 4 tahun di Pendidikan Antropologi stambuk 2009, khususnya
Afriani Simanjuntak dan Dewi Sartika Manurung
9. Teman-teman seperjuangan satu dosen pembimbing skripsi ( Dewi
kucun, Triadi, ayu lestari, dan Reni Barus)
10. Teman-teman satu PPL SMP N 2 Perbaungan yang turut membantu
memberi masukan dalam penyelesaian skripsi penulis.
11. Buat Christon Vien Manalu yang turut membantu selama 2 bulan
penelitian dan membantu dalam penyelesaian skripsi.
12. Abang dan adek penulis yang turut disusahkan dalam penelitian
penulis.
13. Terkhusus penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibunda tercinta yang

telah

banyak

memberi banyak masukan,

pandangan, dan kasih sayang yang berlimpah.

14. Skripsi ini penulis persembahkan kepada alm. Bapak , seluruh
keluarga, dan para rekan yang turut membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, semoga kesuksesan tetap menyertai kita.

ii

Demikian penulis hajatkan, dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat buat
kita semua.

Medan, Juli 2013

Maria S. Pasaribu

iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................

i


ABSTRAK.....................................................................................

iv

DAFTAR ISI .................................................................................

v

DAFTAR TABEL .........................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah ................................................

1


1.2. Identifikasi Masalah .....................................................

4

1.3. Perumusan Masalah ......................................................

5

1.4. Tujuan Penelitian ..........................................................

5

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Konseptual....................................................


7

2.1.1. Sejarah………………………………………………...

7

2.1.2. Persepsi………………………………………………..

8

2.1.3. Arsitektur……………………………………………...

9

2.1.4. Kebudayaan…………………………………………..

10

2.1.5. Simbol…………………………………………………

12

2.2. Kerangka Teori………………………………………….

13
v

2.2.1. Teori Simbol…………………………………………..

13

2.2.2. Teori Fungsi…………………………………………...

14

2.2. Kerangka berpikir .........................................................

15

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ........................................................

17

3.2. Lokasi Penelitian ..........................................................

18

3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................

18

3.4. Teknik Analisis Data ....................................................

19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi lokasi Penelitian dan Data kependudukan ........

21

4.1.1. Letak Geografis ..................................................

21

4.1.2. Asal usul ‘Annai Velangkani’ .............................

23

4.1.3. Sejarah Gereja Velangkani ...............................

26

4.2. Makna dan Simbol dari bangunan Gereja
Velangkani……………………………………………..

31

4.2.1. Pintu Gerbang Gereja……………………………...

31

4.2.2. Bentuk Bangunan Gereja……………………………

32

4.2.3. Jalan Aspal dan Jalan Layang……………………….

33

4.2.4. Sumur Yakub ……………………………………….

34

4.2.5. Aula Utama Gereja Graha Maria Annai
Velangkani………………………………………….

35
vi

4.2.6. Kapel Maria Annai Velangkani…………………….

36

4.3. Persepsi Masyarakat tentang Gereja Velangkani ...........

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................

61

5.2. Saran ...........................................................................

63

DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR INFORMAN

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk kelurahan Tanjung Selamat ................... ..

22

Tabel 2. Makna dan pengertian 7 warna bangunan Gereja
Velangkani...................................................................................... ..

39

Tabel 3. Daftar Informan di Gereja Graha Maria Annai Velangkani..

60

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. : Pintu Gerbang Gereja
Gambar 2 : Gereja Velangkani tampak depan
Gambar 3 : Bentuk badan manusia yang bersujud di depan Gereja
Gambar 4 : Pancuran air Sumur Yakub
Gambar 5 : Aula Utama yang terletak di lantai atas
Gambar 6 : Altar Utama : Altar Ekaristi
Gambar 7 : Aula Utama Gereja Velangkani
Gambar 8 : Kapel yang terletak di sisi sebelah kanan Gereja
Gambar 9 : Kapel dalam tahap renovasi

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan “ Agama
adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan
peribadatan

kepada Tuhan

berhubungan dengan pergaulan

yang

MahaKuasa

serta tata kaidah yang

manusia dan manusia serta lingkungannya”.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Agama terdiri dari dua suku kata, yaitu a yang berarti tidak,
dan gamma artinya kacau. Jadi agama berarti tidak kacau. Melalui adanya
agama, diharapkan dapat membuat suatu keadaan yang

damai dan tentram

walau terdiri dari beberapa agama yang berbeda-beda. Indonesia memiliki agama
yang sah yang terdiri dari 6 yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Buddha dan konghucu namun ada juga individu yang memiliki
kepercayaan- kepercayaan

lain yang tidak masuk dalam salah satu agama

tersebut. Semua agama sebagai wujud bentuk kepercayaan manusia kepada
Tuhan dan dengan adanya agama bisa membentuk

rasa

tanggung – jawab

terhadap diri sendiri, sesama dan terkhusus kepada Tuhannya. Salah satu
penyebaran agama Kristen Katolik itu adalah ke India. Masyarakat India yang
sebagian besar beragama Hindu, sebagian Islam, Budha, Kristen, dan aliran

1

kepercayaan mulai dipengaruhi oleh persebaran agama Katolik yang dibawa
ke India oleh orang-orang Portugis ketika singgah di Goa kemudian mereka
ada pula yang berpindah ke Asia Tenggara, termasuk

Indonesia kemudian

menyebar ke Sumatera Utara dan masuk ke Medan.

Masyarakat

India yang beragama Katolik sebagian menetap di desa

Velangkani di India, namun di antara mereka ada pula yang migrasi ke berbagai
tempat di dunia ini, termasuk Medan, Indonesia. Mereka migrasi dengan berbagai
alasan diantaranya adalah untuk kepetingan ekonomi, yaitu menaikkan taraf
hidupnya. Selain itu, adapula alasan untuk mengembangkan agama. Agama
biasanya selain didasari oleh firman Tuhan juga diwarnai oleh kebiasaan yang
akhirnya membentuk kebudayaan.

Adanya pembelajaran budaya dalam pengembangan agama dapat penulis
dapatkan di suatu tempat di kota Medan yang terletak di Taman Sakura Indah
Tanjung Selamat yang merupakan wujud dari pengungkapan iman kepada
Tuhan yang diungkapkan
memadukan

unsur

melalui

kebudayaan

sebuah

Gereja yang dibangun dengan

India. Tempat ini merupakan Gereja yang

berbentuk rumah ibadah umat Hindu ( kuil ). Gereja ini dinamakan dengan
Graha

Maria Annai

Velangkanni yang terletak di Taman Sakura Indah di

Tanjung Selamat Medan.

Menurut teologi Katolik Bunda Maria sebagai simbol dari lahirnya Gereja
Graha Maria Annai Velangkani merupakan perawan suci yang mengandung anak
Roh Kudus dan melahirkan putera Allah, yaitu Yesus Kristus, Sang Juru

2

Selamat Manusia. Dalam teologi Kristen , Tuhan itu adalah tritunggal, yang
terdiri dari Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Bunda Maria sebagai
Ibu dari Sang Juru Selamat dipilih karena memiliki sifat-sifat dan nilai -nilai
yang berkaitan dengan Tuhan. Oleh karenanya Bunda Maria ini wajar untuk
dihormati, dihargai, dan diimani perilakunya.

Sebenarnya pada awal pembangunan tidak pernah ada sesuatu keajaiban ajaib
atau sesuatu penampakan Maria di Tanjung Selamat Medan untuk menjadikan
tempat itu suci seperti yang diharapkan pendirinya namun dimulai dari cita-cita
Pastor James Bharataputra untuk mendatangkan Bunda Maria ke Medan adalah
agar dapat melakukan keajaiban-keajaiban di Medan seperti yang telah terjadi
di India dimana dilakukannya di India supaya orang-orang yang datang ke
tempat ziarah milik Keuskupan Agung Medan di Tanjung Selamat dapat
juga mengalaminya dan hal itu terbukti bahwa sejak kehadiran Gereja Maria
Annai Velangkani ke Medan , banyak terjadi keajaiban yang dialami orang
beriman yang mengunjungi tempat suci ini. Setiap orang yang masuk ke Gereja
Graha Maria Annai Velangkani di Tanjung Selamat ini memberi kesaksian
bahwa sungguh kuasa Tuhan dapat dirasakan di tempat suci ini.

Saat memasuki Gereja terlihat di pintu gerbang Graha ( Rumah ), sebuah
gapura yang menunjukkan beberapa rumah adat beberapa suku dengan pakaian
adatnya yang mempunyai makna bahwa semua orang yang datang dengan
kehendak baik akan diterima hangat dan disambut dengan hati terbuka hangat,
dan ramah juga depan gapura akan berhadapan dengan bangunan yang unik dan

3

“fantastis” yang menjalin keindahan .Inkulturasi

budaya pun tampak

disini

dimana Pastor James Bharataputra tidak hanya ingin menjadikan Gereja ini
sebagai sarana untuk mempertebal iman umat Katolik khususnya orang-orang
beriman umumnya namun juga

ingin memperkenalkan Gereja Maria Annai

Velangkani ke Indonesia dan ke seluruh dunia sebagai Gereja yang mempunyai
keunikan dan ingin menunjukkan pada dunia bahwa akan ada kejadian yang
terjadi (keajaiban) pada setiap orang yang beriman kepada Tuhannya masingmasing.

Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang melahirkan arsitektur yang
terdiri dari banyak simbol-simbol sebagai lambang dari kejadian-kejadian yang
terjadi sesuai dengan Kitab suci Alkitab . Makna dan simbol yang terdapat pada
Gereja Graha Maria Annai Velangkani merupakan ciri khas dari ajaran agama
Katolik

sehingga

timbul

pertanyaan

bagaimana

pandangan

masyarakat

terhadap keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang terletak di
Taman

Sakura

Indah

Tanjung

Selamat

Medan

ini sehingga

adanya

tanggapan-tanggapan masyarakat tersebut akan penulis bahas dan teliti dengan
judul skripsi “Persepsi masyarakat tentang keberadaan Gereja Maria

Annai

Velangkani di Taman Sakura Indah Tanjung Selamat Medan”.
1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

di

atas

maka

peneliti mengungkapkan

beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :

4

1. Sejarah berdirinya Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman
Sakura Indah Tanjung Selamat Medan
2. Makna dan simbol yang terbentuk dari arsitektur Gereja Graha Maria
Annai Velangkani di Taman Sakura Indah Tanjung Selamat Medan
3. Persepsi masyarakat yang beragama Katolik dan agama lainnya mengenai
keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman Sakura Indah
Tanjung Selamat Medan

1.3.

Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Graha Maria Annai Velangkani di
Taman Sakura Indah Tanjung Selamat Medan?
2. Apa arti dari makna dan simbol yang terbentuk dari arsitektur Gereja
Graha

Maria

Annai

Velangkani

di Taman Sakura Indah Tanjung

Selamat Medan?
3. Bagaimana

persepsi masyarakat yang beragama Katolik dan agama

lainnya mengenai keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani?

1.4.

Tujuan Penelitian

1. Untuk

mengetahui

sejarah berdirinya Gereja Graha Maria Annai

Velangkani di Taman Sakura Indah Tanjung Selamat Medan.

5

2. Untuk mengetahui arti dari makna dan simbol

yang terbentuk dari

arsitektur Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman Sakura
Indah Tanjung Selamat Medan
3. Mengetahui persepsi masyarakat yang beragama Katolik dan agama lain
mengenai keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani

1.5.

Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang sejarah
berdirinya Gereja Graha Maria Annai Velangkani di Taman Sakura
Indah Tanjung Selamat Medan.
2. Dapat

memberikan pengetahuan kepada pembaca

yang membaca

tulisan ini mengenai bangunan ini dan memahami arti dari makna dan
simbol dari arsitektur Gereja Graha Maria Velangkani di Taman
Sakura Indah Tanjung Selamat Medan.
3. Dapat memberikan pengetahuan tentang persepsi dari setiap pengunjung
Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang beragama Katolik dan agama
lain juga masyarakat yang tinggal di sekitar Gereja tentang keberadaan
Gereja tersebut.
4. Melatih penulis untuk melakukan penelitian sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana.

6

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Asal mula „Velangkani‟ bermula pada abad ke-17 dimana Bunda Maria pernah
menampakkan di di sebuah desa di India tepatnya di sebelah di bagian India
Selatan propinsi Tamilnadu yang bernama “Vailangkanni” sehingga Pastor James
Bharataputra seorang Misionaris dari India membangun Gereja dengan nama
Gereja Graha Maria Annai Velangkani.

2. Pastor James Bharataputra selaku pendiri dan perancang arsitektur Gereja
Graha Maria Annai Velangkani yang sudah bekarya lebih dari 30 tahun di
Keuskupan Agung Medan, yang secara khusus ikut melayani selama 12 tahun
umat keturunan India suku Tamil di Medan sengaja mendirikan Gereja dengan
tujuan untuk mempertebal iman umat Katolik, selain itu juga sebagai wujud
kerinduan Pastor untuk menyembah Bunda Maria dan untuk membangun suatu
wadah untuk bertemu dan berkumpulnya semua orang dari setiap suku,
bangsa, agama yang berbeda sehingga

berdirilah

sebuah

Gereja dengan

arsitektur yang unik.

3. Simbol-simbol

yang

terbentuk

dalam arsitektur Gereja Velangkani

merupakan suatu relief yang terbentuk dari setiap kejadian-kejadian yang
terjadi dalam kitab suci Alkitab. Setiap relief atau gambar maupun tulisan
yang memiliki

makna dan pesan

agama

61

kemudian disesuaikan dengan

rancangan Pastor James Bharataputra yang juga sangat kuat berimajinasi dan
juga mendapat pesan dari Tuhan melalui mimpi sehingga terbentuklah simbol
dari setiap sisi bangunan Gereja yang merupakan tempat bertemunya surga dan
dunia atau dalam artian sebagai tempat bertemunya Tuhan sang Pencipta dan
umat manusia sebagai ciptaannya.

4. Persepsi masyarakat khususnya umat Katolik tentang keberadaan Gereja
Graha Maria Annai Velangkani memiliki pandangan yang sama

yaitu

beranggapan Gereja Velangkani sebagai rumah ibadah yang merupakan tempat
suci bagi umat Kristen khususnya Kristen Katolik yang memberi ajaran agama
Katolik untuk

mempertebal iman dan keyakinan umat Katolik. Tidak jauh

berbeda dengan umat Katolik, agama lain yang non-Katolik juga berpresepsi
bahwa rumah ibadah pada umumnya memiliki tujuan yang baik yaitu untuk
menyampaikan ajaran-ajaran agama dan mengarahkan umatnya ke jalan yang
lebih baik, sekaligus sebagai wadah berkomunikasi antara Tuhan dengan umatnya

5. Tingkat pendidikan, umur juga agama mempengaruhi persepsi masyarakat
yang datang ke Gereja Velangkani, dimana semakin tinggi umur dan tingkat
pendidikan

maka

semakin tinggi persepsi masyarakat dan juga agama

masyarakat yang berbeda-beda juga mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat
akan keberadaan Gereja Graha Maria Annai Velangkani.

6. Gereja Graha Maria Annai Velangkani tidak hanya sebagai tempat suci
yang didatangi orang untuk bertemu dengan Tuhan, atau tempat orang beriman
untuk merenungkan imannya tetapi juga sebagai tempat ziarah bagi siapa saja

62

yang percaya tampa membedakan agama, suku ataupun ras. Setiap umat dapat
datang dan menikmati keindahan dan ketenangan di Gereja Velangkani.

5.2. Saran

1. Dengan

adanya keberadaan

Gereja

Graha

Maria Annai Velangkani

diharapkan mampu melahirkan Gereja-Gereja seperti Gereja Velangkani yang
menyediakan tempat khusus untuk berdoa dan bersekutu dengan Tuhan, tidak
hanya dapat beribadah seminggu sekali pada saat Misa, namun setiap hari
terbuka buat siapa saja yang ingin berkomunikasi dengan Tuhan tampa batasan
ruang dan waktu.

2. Gereja Graha Maria Annai Velangkani yang merupakan tempat suci bagi
umat

Katolik

sebaiknya dijaga dan dilestarikan keutuhan bangunan

dan

lingkungannya, tidak hanya tugas Pastor, para suster, umat Katolik, tetapi
kepada setiap pengunjung yang berziarah menjaga kelestarian

bangunan

Gereja Graha Maria Annai Velangkani.

3. Setiap masyarakat yang datang dan berkunjung ke Gereja Graha Maria Annai
Velangkani diharapkan tidak hanya datang ataupun sekedar

melihat

dan

mengangumi keindahan arsitektur bangunan Gereja Velangkani tetapi juga
dapat mencoba mengerti makna dari simbol pada setiap sisi bangunan Gereja
sehingga dapat memahami

arti yang sesungguhnya dari makna arsitektur

bangunan Gereja Graha Maria Annai Velangkani.

63

DAFTAR PUSTAKA

Bharataputra, James.2005. Buku Panduan Graha Maria Annai Velangkani.
Medan.
Deddy dan Jalaluddin. 2005. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi III. Jakarta : Balai Pustaka
Diansyah,Arfan.2011.Makna

Arsitektur

Dan

Ornamen

Istana

Kerajaan

Kotapinang di KotaPinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan.Medan : Fakultas
Imu Sosial, Universitas Negeri Medan
Febri.2012. Tema Arsitektur Simbolisme. Diakses dari http://sittinur.blogspot.com
/2011/11/tema-arsitektur-simbolisme.html pada tanggal 22 Februari 2013
Goodman dan Ritzer. 2010. Teori sosiologi Modern. Jakarta : Kencana
Hadi, Sumandiyo. 2006. Seni dalam ritual religi. Yogyakarta : buku PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT
Gramedia
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Kusumastuti,Eny. 2009. Proses Sosialisasi, Enkulturasi, dan Internalisasi dalam
Pendidikan Seni Tari di Taman Kanak-kanak. Diakses dari http://eny-

tari.blogspot.com/2009/05/proses-sosialisasi-enkulturasi-dan.html pada tanggal 18
Februari 2013
Moleong,Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Mulia,Bunga.2013. Definisi arsitektur menurut Para Ahli. Diakses dari http://ww
w.scribd.com/doc/57673058/Definisi-Arsitektur-Menurut-Para-Ahli pada tanggal
25 Februari 2013.
Saifuddin,F.A. 2005. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis
Mengenai Paradigma. Jakarta. Prenada Media Group
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Soekanto,soerjono.2003.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada
Soekmono,R. 1990. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.Yogyakarta :
Kanisius
Soekmono,R.2003. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesai 3. Yogyakarta :
Kanisius
Spradley,P. 2007. Metode Etnografi. Pengantar DR. Amri Marzali, M.A.
Yogyakarta : Tiara Wacana
Triutami, Kartika. 2012. Proses Masuk dan berkembangnya pengaruh HinduBuddha di Indonesia.Diakses dari http://kartikatriutami.wordpress.com/materi/sej
arah/tik-2/ pada tanggal 25 Februari 2013