Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

(1)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

ERNA WATI

030709027

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 MEDAN


(2)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Peneliti membedakan dengan jelas antara pendapat pengguna atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yangbukan dari penulis dengan mencatumkan nama pengarang, tahun serta halaman buku ditambah lagi mencantumkan tanda kutip.

Medan, Maret 2009 Peneliti

ERNA WATI 030709027


(3)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Erna Wati. 2009. Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi . Fakultas Sastra .Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Jenis penelitian ini adalah deskriftif dan menggunakan metode survey, yaitu mengambil sample dari satu populasi serta menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa-siswi SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang berjumlah 986 Siswa. Jumlah sampelnya ditentukan berdasarkan tabel kreijce sebanyak 278 responden. Teknik yang digunakan dalam mengambil sample adalah teknik proportionate stratified random sampling yaitu penentuan sample berdasarkan starum atau strata.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1Tanjung Morawa yaitu kurang medapat perhatian dari sebagian besar siswa-siswi SMP Negeri 1 Tanjung Morawa dengan melihat data menjelaskan bahwa dalam seminggu hanya 1-2 kali mengadakan kunjungan perpustakaan. Padahal perpustakaan telah dijadikan salah satu bidang studi sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar disekolah. Disamping itu penyediaan ruang baca yang kurang luas serta penyediaan kursi dan meja baca kurang memadai disesuaikan dengan data yang telah di kutip peneliti. Ditambah lagi koleksi yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan siswa dan banyak sekali buku-buku lama yang tersimpan. Tidak sesuai dengan pelajaran yang mereka terima dari guru pelajaran. Namun lokasi perpustakaan yang sekarang berdiri dibangun sendiri sangat strategis. Serta pelayanan yang diberikan pustakawan sangat baik dan pustakawan bersedia membantu siswa saat mengalami kesulitan mencari informasi.


(4)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...3

1.3Tujuan Penelitian ...4

1.4Manfaat Penelitian ...4

1.5Ruang Lingkup Penelitian ...4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ...5

2.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah ...6

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah ...7

2.2 Pengertian Persepsi ...9

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ...10

2.2.2 Proses Pembentukan Persepsi ...12

2.2.3 Persepsi Dan Prilaku ...13

2.3 Ruang Perpustakaan Sekolah ...14

2.3.1 Pengertian Tata Ruang Perpustakaan ...15

2.3.2. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan ...17

2.3.3 Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan ...18

2.3.4 Kondisi Fisik dan Tata Ruang Perpustakaan ...20

2.3.4.1 Tata Letak ...21

2.3.4.2 Sistem Ventilasi ( Suhu Ruangan ) ...21

2.3.4.3 Sistem Penerangan ...22

2.3.4.4 Sistem Pewarnaan ...23

2.3.4.5 Sistem Akustik ...24

2.4 Koleksi Perpustakaan ...24

2.4.1 Jenis - Jenis Koleksi Perpustakaan ...26


(5)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2.4.1.1.1 Buku Berdasarkan Isinya ...30

2.4.1.1.1.1 Buku Teks ...31

2.4.1.1.2 Buku Berdasarkan Bentuk Penyajiannya ...32

2.4.1.1.2.1 Buku-Buku Non Fiksi ...32

2.4.1.1.2.2 Buku Fiksi ...33

2.4.1.1.2.3 Buku Referensi ...33

2.4.2 Koleksi Dasar Perpustakaan ...36

2.4.3 Kebutuhan Koleksi ...37

2.5 Layanan Perpustakaan ...38

2.5.1 Jenis Layanan Perpustakaan ...39

2.5.2 Sistem Layanan Perpustakaan ...41

2.6 Pengguna Perpustakaan ...42

2.7 Pustakawan ...43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...46

3.2 Lokasi Penelitian ...46

3.3 Populasi dan Sampel ...46

3.3.1 Populasi ...46

3.3.2 Sampel ...46

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...47

3.5 Kisi-Kisi Kuisioner ...48

3.6 Jenis dan Sumber Data ...48

3.7 Analisis Data ...48

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Frekwensi Kunjungan Siswa ...50

4.2 Gedung Atau Ruangan Perpustakaan 4.2.1 Lokasi Gedung Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ...51

4.2.2 Ruang Baca Dan Ruang Koleksi Perpustakaan...52

4.2.3 Ruangan Perpustakaan ...53

4.2.4 Serkkulasi Udara ...53

4.3 Tata Letak Perabot Perpustakaan ...54


(6)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

4.3.2 Kursi Dan Meja Perpustakaan ...55

4.4 Koleksi Buku Perpustakaan ...56

4.4.1 Koleksi Buku Perpustakaan Sesuai Dengan Kebutuhan...56

4.4.2 Koleksi Fiksi Yang Tersedia Banyak ...57

4.4.3 Koleksi Yang Paling Sering Di Gunakan ...58

4.5 Pelayanan Perpustakaan 4.5.1 Proses Pelayanan ...59

4.5.2 Jam Pelayanan Perpustakaan...60

4.5.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan ...61

4.5.4 Proses Peminjaman Koleksi Perpustakaan ...62

4.5.5 Peraturan Perpustakaan ...63

4.6 Tenaga Perpustakaan 4.6.1 Sikap Pustakawan ...64

4.6.2 Pustakawan Membantu Siswa Ketika Mengalami Kesulitan ...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpula ...67

5.2 Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ...69

LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian ...72

2. Tabel Kreijce ...75


(7)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel -1 : Perbandingan Koleksi Dasar Dengan Jumlah Siswa ... 38

Tabel -2 : Jumlah Sampel Berdasarkan Stratum/strata ... 47

Tabel -3 : Kisi-kisi Kuisioner ... 48

Tabel -4 : Frekwensi kunjungan Siswa ke perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ... 50

Tabel -5 : Lokasi Gedung Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ... 51

Tabel -6 : Ruang Baca Dan Ruang Koleksi Perpustakaan ... 52

Tabel -7 : Ruangan Perpustakaan Tertata Dengan Rapi ... 53

Tabel -8 : Sirkulasi Udara ... 54

Tabel -9 : Tata Letak Perabot ... 55

Tabel-10: Kursi Dan Meja Baca Di Perpustakaan ... 56

Tabel-11: Koleksi Di Perpustakaan Dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi Siswa ... 57

Tabel-12: Banyaknya Koleksi Fiksi Yang Tersedia Di Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ... 58

Tabel-13: Koleksi Yang Sering Digunakan ... 59

Tabel-14: Proses Pelayanan Perpustakaan ... 60

Tabel-15: Jam Pelayanan Perpustakaan ... 61

Tabel-16: Sistem Pelayanan Terbuka Memudahkan Pengguna Menggunakan Koleksi ... 62

Tabel-17: Proses Peminjaman Koleksi Perpustakaan ... 63

Tabel-18: Pendapat Siswa Tentang Peraturan Perpustakaan ... 64

Tabel-19: Sikap Pustakawan Dalam Melayani Siswa ... 65


(8)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Sekolah adalah Perpustakaan yang terdapat pada setiap lingkungan sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Keberadaan Perpustakaan Sekolah sangat diperlukan karena merupakan unit kerja serta bagian terpadu dari sekolah. Selain itu Perpustakaan Sekolah merupakan tempat kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bahan bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna perpustakaan.

Perpustakaan Sekolah harus terletak di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Lokasi penempatannya harus strategis atau kira-kira dekat dari seluruh kelas yang ada di sekolah. Pertimbangan penempatan lokasi ruangan Perpustakaan Sekolah ini adalah yang paling mudah dijangkau oleh para guru dan murid di sekolah yang bersangkutan. Meskipun demikian, bukan berarti tempat yang paling ramai sehingga memungkinkan bisa terganggu dan kurang tenang.

Lokasi Perpustakaan Sekolah harus dipilih oleh pustakawan, guru, kepala sekolah. Lokasi perpustakaan pun sebaiknya diperhitungkan dengan seksama sehingga mampu memberikan motivasi kepada para guru dan siswa untuk datang dan memanfaatkan perpustakaan. Kondisi tata ruang Perpustakaan Sekolah cukup menentukan keberhasilan pengelolaan Perpustakaan Sekolah tersebut. Oleh karena itu perpustakaan harus ditata sebaik-baiknya, supaya dapat menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya.

Tujuan didirikannya sebuah perpustakaan adalah untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai. Perpustakaan didirikan untuk melayani informasi yang dibutuhkan pemakai, oleh sebab itu kebutuhan pemakai akan selalu diperhatikan. Tidak sama artinya jika koleksi yang telah diadakan dan disajikan kepada pemakai ternyata tidak dimanfaatkan secara maksimal. Perpustakaan yang hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku saja tidak layak disebut dengan perpustakaan. Penggunaan koleksi perpustakaan secara maksimal dapat dicapai jika


(9)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

perpustakaan dikelola dengan baik dan benar, dan perpustakaan dapat melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran informasi secara dinamis. Kegiatan tersebut perlu ditunjang dengan kegiatan lainnya yaitu promosi perpustakaan serta penciptaan lingkungan untuk mendukung terciptanya iklim yang mampu menumbuhkan peningkatan minat dan gairah membaca.

Selain hal tersebut diatas bagian pelayanan adalah merupakan ujung tombak perpustakaan, karena secara langsung berhubungan dengan pemakai. Baik buruknya citra perpustakaan yang paling utama adalah sikap yang diberikan oleh pustakawan ketika memberikan pelayanan kepda pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu setiap petugas perpustakaan perlu melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi, selalu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pengguna. Akan lebih baik jika pustakawan mengerti tentang psikologi komunikasi atau psikologi yang berkaitan dengan kegiatan layanan. Apabila pelayanan telah berjalan dengan baik dan ditambah dengan sikap empati pustakawan, maka citra perpustakan akan menjadi lebih baik.

Perpustakaan SMP negeri 1 tanjung Morawa adalah salah satu peringkat terbaik I se-kabupaten Deli serdang dalam kegiatan lomba perpustakaan terbaik mei 2007 2 tahun yang lalu. Peringkat tersebut memberikan perhatian yang besar kepada sekolah yang bersangkutan SMP Negeri 1 tanjung Morawa bahwasanya selama ini perpustakaan hanya dianggap sebagai tempat/gudang penyimpanan buku bekas dan berdebu. Namun setelah meraih kemenangan tersebut anggapan itu disalahkan. Dengan keberhasilan tersebut sekolah tersebut pun mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat sehingga pada tahun yang bersamaan itu pula dikucurkan dana untuk pembangunan perpustakaan yaitu Rp.90.000.000 ( Sembilan puluh juta rupiah ) bantuan langsung Imbal Swadaya khusus pembangunan perpustakaan Rintisan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).

Awal tahun 2008 pembangunan perpustakaan tersebut selesai dan diresmikan oleh Kepala Sekolah disaksikan oleh guru beserta siswa. Menempati ruangan baru dengan ukuran bangunan 110 m2. Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ini terbagi atas 3 ruangan yang berbeda. Diantaranya 1 ruang Kepala Perpustakaan, 1 ruang baca dan ruang koleksi. Dan yang satu lagi ruang media elektronik atau lebih di kenal dengan E-library ( perpustakaan elektronik ).


(10)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Karena keterbatasan ruangan maka penyusunan rak koleksi dan tata letak perabot menjadi tampak sempit. Hal ini terlihat dari banyaknya kunjungan siswa setiap harinya pada jam belajar rata-rata mencapai 360 orang. Walaupun perpustakaan memberikan waktu kunjungan perkelas hanya 40 menit, namun daya dampung pengunjung masih kurang di ruangan perpustakaan tersebut. Selain itu koleksi yang dimiliki di Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa tidak sebanding dengan banyaknya siswa. Dari data yang diketahui peneliti bahwa koleksi yang dimiliki kebanyakan paket/ bacaan pelajaran siswa yang tidak sesuai dengan KTSP atau kurikulum pendidikan sekarang ini nampak bahwa data buku yang diperoleh seluruhnya adalah 296 judul dengan 18508 eksemplar.

Satu hal yang cukup dapat dijadikan contoh yaitu dari 40 sekolah tingkat SMP Negeri se-Kabupaten Deli Serdang hanya sekolah inilah yang menjadikan perpustakaan termasuk bidang studi dengan jam pelajaran 40 menit perkelas setiap harinya. Kegiatan ini diberlakukan semenjak Kepala Sekolah Drs. Suriadi M.Pd pernah mengikuti Diklat Perpustakaan di SMP Negeri 30 Yoyakarta, jadi beliau menerapkan ilmu tersebut disamping perpustakaan tersebut telah ditangani oleh tenaga perpustakaan yang ahli dalam bidang ilmu perpustakaan. Namun itu tidak menjadi suatu kualifikasi bahwa adanya pustakwan ahli bila sistem layanan yang digunakan masih bersifat manual maka kinerja seorang pustakawan akan berjalan lambat, karena melayani banyaknya siswa setiap hari hanya dengan 1 orang petugas hal itu akan membuat pustakawan kewalahan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :”PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Persepsi Siswa tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ?”


(11)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Siswa tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa , sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keberdaan perpustakaan agar dapat membantu menignkatkan minat belajar siswa. 2. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman

penulis tentang pentingnya keberadaan perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi dan pengembangan kegiatan proses belajar mengajar. 3. Peneliti lain, dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian

pada topik yang sama.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang persepsi pengguna terhadap keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang dilihat dari Ruang perpustakaan, koleksi dan pelayanan pengguna perpustakaan.


(12)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa memgang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan. Maka jika dikaitkan dengan proses belajar-mengajar disekolah, Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik mapun mental dalam proses belajar.

Darmono ( 2007 : 3 ) berpendapat bahwa “ Perpustakaan Sekolah adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan”.

Sama pula dengan Yusuf dan Suhendar (2007: 2) menyatakan bahwa “Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya Perpustakaan Sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Ia berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah. Oleh karena itu, ia merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah”.

Kedua pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Soeatminah (1982: 12) berpendapat bahwa “Perpustakaan Sekolah adalah suatu perpustakaan yang diselenggarakan dan oleh sekolah untuk memberikan pelayanan kepada murid dan guru dalam melaksanakan program belajar dan mengajar disekolah”. Ditambah lagi dengan pendapat Suryana (1997: 1) yang mengartikan bahwa, “Perpustakaan Sekolah adalah sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku-buku dan bahan lainnya yang disusun secara sistematis”.

Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian yang integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan


(13)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pembelajaran di Sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik ( siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Perpustakaan Sekolah sebagai bagian intergral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, Yusuf dan Suhendar ( 2007 :3 ) berpendapat bahwa, “Tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca siswa.

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Sedangkan menurut Buku Pengolahan Perpustakaan Sekolah Menengah Umum (1998: 18), tujuan Perpustakaan Sekolah ada dua yaitu:

1. Secara Umum

Perpustakaan bertujuan untuk menunjang tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum di dalam UU RI No. 2 pasal 4 Tahun 1998 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


(14)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2. Secara Khusus

Perpustakaan Sekolah bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah (SD, SLTP, dan SLTA). Sama halnya menurut Larasati (1992: 57) berpendapat bahwa, “Perpustakaan Sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala serta pengetahuan guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan”.

Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan Perpustakaan Sekolah bukan hanya menyediakan bahan bacaan tetapi juga sebagai pusat pengetahuan dan informasi yang mampu mengembangkan kearah minat dan bakat siswa. Serta dengan tujuan ini diharapakan dapat memperlancar pencapaian proses belajar, tetapi lebih jauh lagi para siswa diharapkan mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi dari perpustakaan.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Yusuf dan Suhendar (2007: 4) menyatakan, ”Perpustakaan Sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada Perpustakaan Sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi Informastif

Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu” akan hal-hal yang berhubugan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh Perpustakaan Sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini.

3. Fungsi Rekreasi

Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala sedang ada waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini sehingga terhibur karenanya.

4. Fungsi Riset atau Penelitian Sederhana

Ini maksudnya adalah koleksi Perpustakaan Sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.


(15)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan ini sehingga dengan demikian, jika ada orang atau peneliti yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membacanya di perpustakaan.

Sedangkan menurut Darmono (2007: 4) menyatakan,”Fungsi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat:

a. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhannya.

c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

2. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan.

3. Fungsi Kebudayaan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:

a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai bahan rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok.

b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni. c. Mendorong tumbuhnya kretivitas dalam berkesenian

d. Mengembangkan sikap dan sifat hubuganan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis.

e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:

a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan


(16)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5. Fungsi Penelitian

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan lembaga.

6. Fungsi Deposit

Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Perpustakaan Sekolah membantu para siswa dan guru untuk menggunakan perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi yang berguna di dalam proses belajar mengajar atau dalam melaksanakan program pendidikan yang didalamnya banyak bragam informasi yang bisa membantu kelancaran dalam media pembelajaran.

2.2Pengertian Persepsi

Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkungannya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya.

“Persepsi adalah kesan sesorang terhadap objek prestasi tertentu yang dipengaruhi factor internal, yakni perilaku yang berada dibawah kendali pribadi dan factor eksternal, yakni perilaku yang dipengaruhi oleh situasi diluarnya”. ( Depdiknas, 2003)

Menurut Pareek dan Milton dalam Arisandy (2004: 25) “Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya”.

Senada dengan Salim ( 2002 : 146 ) menyatakan bahwa,” Persepsi adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal, peristiwa yang didapat atau diterima”.

Sedangkan menurut Walgito (2002: 69) “Persepsi merupakan suatu program yang didahului oleh proses diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indra namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”.


(17)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin ( 1998 : 51 ), adalah,” Pengalaman tentang objek,peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.

Desmita ( 2006 : 107 ) menambahkan bahwa, “ Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu melalui indera. Indera dapat mengingatkan individu akan bahaya serta memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan mengantisipasikan masa depan. Proses memahami informasi tentang dunia atau lingkungan inilah yang disebut dengan persepsi”.

Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard ( 1991 : 201 ) mengemukakan bahwa,” Persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan”. Ditambah lagi oleh Gibson dan Donely ( 1994 : 53 ) menjelaskan bahwa,” Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu”. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus mengggerakan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera ( Chaplin, 2002 : 358).

Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus yang diterima seseorang sangant komplek, stimulus masuk kedalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi ( Atkinson dan Hilgrad, 1991 : 209 ).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah cara pandang seseorang tentang sesuatu hal atau peristiwa melalui proses penginderaan dan merupakan hasil dari suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasi stimulus.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

“Seseorang belum tentu mempunyai persepsi yang sama tentang suatu objek yang sama. Perbedaan ini ditentukan bukan hanya pada stimulus sendiri, tetapi juga pada latar belakang keadaan stimulus itu”.( Mahmud 1990 : 41 ). Latar belakang yang dimaksud mencakup pengalaman-pengalaman sensoris, perasaan, saat terjadinya suatu peritiwa, prasangka, keinginan, sikap, dan tujuan.


(18)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Arikunto dalam Ali, 1994 : 19 menyatakan bahwa Persepsi dipengaruhi factor-faktor yaitu :

1. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang akan mepersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat menyenangkan bagi seseorang.

2. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti taraf kecerdasan, minat, emosional, dan lain sebagainya.

3. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di lingkungannya dapat memberikan arah kesuatru tingkah laku.

4. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku cultural ( kebiasaan).

Sedangkan menurut Walgito ( 2002 : 70 ), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa factor, yaitu :

1. Objek yang dipersiapkan

Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersiapkannya tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagi pusat kesadaran.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

Namun ada pendapat lain yang menyatakan,” Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi sesorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai factor-faktor personal ( Rakhmat 1998 : 55 ). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan bahwa yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karasteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda.

Oleh karena itu, Milton dalam Arisandy (2004: 26) mengemukakan,” adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (perceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain”.


(19)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Selanjutnya, Pareek dalam Arisandy (2004: 26) mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu faktor internal yang berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari objek yang diperhatikan.

2.2.2 Proses pembentukan Persepsi

Pada proses pembentukan persepsi disini merupakan hal harus dibahas dalam penelitian, karena merupakan langkah pertama unutk mennentukan bagaimana persepsi pengguna terhadap keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Maka dari itu proses pembentukan persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, perlu dikemukan antara objek dan stimulus itu menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini disebut sebagai proses psiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang didengar atau apa yang diraba.Proses yang terjadi diotak atau dalam pusat kesadaran ini disebut psikologis. Dengan demikian dapat dikemukan terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya : apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraba yaitu stimulus


(20)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

yang diterima oleh alat indera, proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk”. ( Walgito, 2002 : 71).

Sedangkan menurut Pareek dan Milton dalam Arisandy (2004: 25) Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penerimaan rangsang

Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya. 2. Proses menyeleksi rangsang

Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.

4. Proses penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokonya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakuakan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.

6. Proses reaksi

Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan persepsi dimulai dari tahap penerimaan rangsang, proses menyeleksi rangsang, proses pengorganisasian, proses penafsiran, proses pengecekan, dan proses reaksi.

2.2.3 Persepsi dan Perilaku

Persepsi dapat memepngaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya. Manusia akan selalu terpengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dan manusia akan dikenal berbagai rangsangan yang datang dari lingkungannya.


(21)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Persepsi akan berarti bila diperlihatkan dalam bentuk pernyataan, baik lisan maupun perbuatan. Meskipun demikian, terkadang apa yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan prilaku yang terlihat belum tentu sesuai dengan persepsi yang asli.

“ Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat bahwa perilaku dapat dibentuk, diperoleh, dipelajari melalui proses belajar dan dapat dikendalikan, oleh sebab itu perilaku dapat berubah melalui proses, seperti proses belajar” (Walgito, 2002 : 10).

2.3Ruang Perpustakaan Sekolah

Setiap perpustakaan memiliki tempat atau bagian tertentu dari sebuah gedung terdiri dari sejumlah ruangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ruangan disediakan untuk perpustakaan harus terpisah dari aktifitas lain. Selain penempatan ataupun pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah, pengguna, jumlah staf, dan keamananm dan tata kerja perpustakaan. Sehingga kelancaran pelaksanaan kegiatan perpustakaan berjalan dengan lancar.

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007 : 95) menyatakan “Ruangan Perpustakaan adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Sebagian besar kegiatan-kegiatan perpustakaan berada dalam ruangan tersebut. Demikian pentingnya kedudukan ruangan perpustakaan sehingga banyak ahli yang memberikan batasan perpustakaan sebagai ruangan tempat dihimpunnya berbagai macam sumber informasi”.

Sama halnya perpustakaan sekolah juga merupakan sarana pusat informasi bagi masyarakat sekitarnya, penataan ruangan perpustakaan harus diperhatikan dan dipertimbangkan dengan baik.

Menurut Purwati ( 2007 : 2 ) menyatakan bahwa, “ Suatu ruangan perpustakaan tidak hanya menyediakan ruangan yang kemudian diisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu system tertentu serta siap dipinjamkan, tetapi letak perpustakaan, bentuk ruangan, penataan perabot dan perlengkapan, alur petugas dan pengguna serta penerangan, keserasian warna, dan sirkulasi udara yang baik perlu diperhatikan oleh penyelanggaraan perpustakaan”.

Tempat yang disediakan unutk perpustakaan harus terpisah-pisah dari aktivitas lain, seperti penempatan ruang kepala, ruang rapat dan sebagainya. Harus


(22)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

mudah dicapai secara langsung dan tidak melalui ruang kerja orang lain. Betapapun kecilnya ruangan yang tersedia kenyaman perlu dijaga, sehingga pengunjung dan pengguna perpustakaan merasa betah berada dalam perpustakaan.

Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 16 ( 1990 : 133 ) menyatakan bahwa, “ Tata ruang adalah upaya penataan dan pemanfaatan ruang”.

Sedangkan menurut Sedarmayanti ( 2001 : 125 ) menyatakan bahwa : “ Tata ruang adalah pengaturan dan penyususnan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak, sehingga tercapai efesiensi kerja”.

Dan menurut Afrianto ( 2007 : 3) menyatakan bahwa :

“ Tata ruang adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan. Ruangan yang tertata rapi dan buku-buku yang juga tertata akan membuat suatu perpustakaan memberi nuansa nyaman sehingga pemakai perpustakaan tertarik untuk membaca buku dan berlama-lama di perpustakaan”.

Dari semua uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa tata ruang perpustakaan adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan dengan uapaya penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan dan tata letak dan susunan yang tepat serta pengaturan kerja sehingga memberi kepuasan kerja pustakawan dan pengguna perpustakaan secara efisien dan efektif di sebuah perpustakaan.

2.3.1 Pengertian Tata Ruang Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan pada saat ini dapat ditemui pada setiap instansi baik dari pemerintahan sampai daerah, instansi swasta maupun umum serta dilembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat telah memperhitungkan keberadaan sebuah perpustakaan yang dijadikan sebagai sumber informasi. Seiring dengan perkembangan perpustakaan tersebut, dalam penyelenggaraan perpustakaan terdapat factor utama dalam lingkungan perpustakaan yang mempengaruhi kelancaran tugas dan fungsi perpustakaan yang terkadang terabaikan yaitu tata ruang perpustakaan.


(23)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007: 98) menyatakan “Tata Ruang Perpustakaan Sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Perabotan dan peralatan Perpustakaan Sekolah harus ditata secara rapi dan sesuai dengan fungsinya masing-masing serta dapat memudahkan proses kegiatan pelayanan di perpustakaan”.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001: 125) menyatakan “Tata Ruang adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak sehingga tercapai efesiensi kerja”.

Melalui Tata Ruang perpustakaan ini diharapkan tercipta hal-hal sebagai berikut:

1. Komunikasi dan hubungan antar ruangan, staf, dan pengguna perpustakaan, tidak terganggu.

2. Pengawasan dan pengamanan koleksi perpustakaan harus dilakukan dengan baik.

3. Aktivitas layanan bisa dilakukan dengan lancar.

4. Udara dapat masuk ke ruangan perpustakaan dengan leluasa, namun harus dihindari sinar matahari menembus koleksi perpustakaan secara langsung.

5. Tidak menimbulkan gangguan terhadap pembaca/pengguna dan staf perpustakaan.

(Yusuf dan Suhendar, 2007: 99).

Sehubungan dengan persyaratan dan harapan terciptanya suasana dan kondisi seperti itu, maka yang terpenting dari adanya Tata Ruang Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Pintu masuk dan ke luar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu, yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja sebagai pintu darurat.

2. Meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga berfungsi sebagai meja informasi umum.

3. Lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugas untuk memberikan membantu pengunjung yang menemui kesulitan.

4. Rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja peminjaman.

5. Di sekitar rak buku perlu disediakan meja baca atau meja belajar, terutama diperuntukkan bagi mereka yang hanya ingin membaca dan belajar di perpustakaan.


(24)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

6. Ruang referens sebaiknya terpisah dengan ruangan koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang.

7. Penempatan parabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya masing-masing.

(Yusuf dan Suhendar, 2007: 99).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi tata ruang perpustakaan sekolah cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut. Oleh karena itu penataan ruangan perpustakaan harus ditata sebaik-baiknya, supaya dapat menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya.

Tujuan Tata Ruang Perpustakaan

Pengaturan tata ruang yang menarik dan fungsional akan mengakibatkan pelaksanaan tugas dan fungsi perpustakaan dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi baik antar petugas ( Pustakawan) maupun pengguna perpustakaan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta mendapatkan pencapaian efesiensi dan kenyaman kerja.

Menurut Lasa ( 2005 : 148) menyatakan bahwa, “ Penataan ruangan perpustakaan bertujuan untuk :

1. Memperoleh efektifitas kegiatan dan efesiensi waktu, tenaga dan anggaran.

2. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara, dan nyaman warna.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan.

4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan.

Disamping itu asas tujuan tata ruang perpustakaan dapat dicapai, perlu juga diperhatikan asas-asas tata ruang, agar penataan dan pemanfaatan ruangan dapat tertata dengan baik. Adapun asas tata ruang tersebut antara lain :

1. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek.

2. Asas rangkaian kerja, yaitu suatu tat ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.

3. Asas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada. ( Lasa, 2005 : 149)


(25)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya penataan ruangan dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan asas-asas tata ruang agar tercapainya keefesienan dan kenyaman kerja.

Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

Selain memerlukan gedung dan penataan ruang yang memadai, penyelenggaraan perpustakaan memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengguna maupun untuk kegiatan rutin perpustakaan mulai dari kegiatan ketatausahaan, sampai pada kegiatan pengolahan buku untuk segera dimanfaatkan. Peralatan perpustakaan meliputi perabot dan peralatan pendukung lainnya. Perabot perpustakaan perlu didesain secara khusus karena perabot untuk perpustakaan agak berbeda dengan perabot-perabot kantor pada umumnya. Tentunya perbedaan ini disebabkan oleh fungsi dari lembaga yang berbeda. Perpustakaan merupakan lembaga yang memberikan layanan peminjaman bahan pustaka baik untuk dibaca di tempat atau dibawa pulang.

Dalam buku Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan (Depdikbud, 1992: 4), Perabot Perpustakaan adalah,“Barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, rak buku, papan peraga atau lainnya. Dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dan suatu komponen atau kegiatan perpustakaan misalnya mesin ketik, komputer, layar proyektor dan sebagainya”.

Perabot dan perlengkapan perpustakaan merupakan komponen yang sangat penting untuk menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan perabot dan perlengkapan agar nantinya kegiatan dan fungsi perpustakaan dapat berjalan efisien, yakni:

1. Inventaris perabot dan perlengkapan yang ada masih dapat dimanfaatkan.

2. Kapasitas ruang tersedia.

3. Spesifikasi perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan. 4. Rencana tata ruang perpustakaan.

5. Keperluan bantuan evaluasi contoh perabotan dan penawaran. (Depdiknas RI, 2004: 136).

Di samping itu juga, pustakawan harus merencanakan perabot dan perlengkapan berdasarkan identifikasi kegiatan yang akan dilakukan, yakni:


(26)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

1. Kegiatan harus sesuai dengan rincian tahap pekerjaan sehingga perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan tahap-tahap pekerjaan.

2. Kegiatan harus dihubungkan dengan ruang tempat dimana kegiatan dilakukan. Hal ini menyangkut bentuk dan ruangan.

3. Aspek lain yang diperlukan dalam penentuan perabot dan perlengkapan adalah:

a. Jumlah dan jenis koleksi; bahan cetak atau bentuk lain yang ada dan akan dimiliki perpustakaan dalam rencana lima tahun mendatang.

b. Jangkauan layanan yang akan diselenggarakanm termasuk jumlah tenaga yang akan menempati tiap ruangan dan pengembangannya lima tahun mendatang.

c. Pada keadaan tertentu ruangan pasti dipakai untuk perkantoran/kegiatan administrasi dan pengembangannya.

(Yusuf, 1996: 115)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan perpustakaan dimaksudkan untuk menampung segaligus sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan.

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007 : 103) Jenis Perabot dan perlengkapan yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah sebagaimana ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI (1998/1999) meliputi sepuluh jenis, yakni:

1. Rak buku

Ada tiga macam rak buku yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni:

a. Rak buku satu muka b. Rak buku dua muka c. Rak buku rendah 2. Rak majalah

Ada dua macam rak majalah yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni:

a. Rak majalah bentuknya seperti setengah trapesium b. Rak majalah dengan laci penyimpanan

3. Lemari katalog

Lemari katalog merupakan lemari tempat penyimpanan kartu-kartu katalog yang terbuat dari kayu atau besi.

4. Meja dan kursi sirkulasi 5. Meja dan kursi baca

Ada dua macam meja dan kursi baca yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni:

a. Meja baca b. Kursi baca


(27)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Ada dua macam meja kerja pegawai/petugas yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni:

a. Meja kerja b. Kursi tik 7. Rak surat kabar 8. Rak atlas dan kamus 9. Papan pengumuman

10.Laci tempat penitipan barang

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan dan digunakan perpustakaan untuk membantu kelancaran kegiatan kerja pegawai perpustakaan dan pengguna perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan.

2.3.4 Kondisi Fisik Tata Ruang Perpustakaan

Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Selain itu, perpustakaan harus memperhatikan faktor lingkungan fisik pada tata ruang perpustakaan, karena lingkungan dan kondisi fisik tata ruang yang baik dapat mempengaruhi hasil kerja seseorang. Bila kondisi lingkungan kerja baik, keadaan seseorang tersebut mampu melakukan kegiatannya secara optimal dengan baik, sehat, nyaman, dan tenang.

Dalam penataan ruangan perpustakaan sebaiknya dihindari penataan ruangan yangt tersekat-sekat secara mati dan menutup pandangan, hal ini menyebabkan cepat timbulnya rasa bosan dan jenuh bagi pemakai perpustakaan. Ibarat sebuah bangunan rumah, suatu penataan ruangan yang baik akan berpengaruh pada penghuninya yaitu bisa menimbulkan rasa betah tinggal dirumah, demikian juga dengan penataan ruangan perpustakaan.

Darmono (2001: 205) menyatakan bahwa:

“Unsur kelengkapan-kelengkapan khusus dalam penataan ruangan yang perlu diperhatikan adalah tingkat intensitas penerangan, pengaturan udara dan ventilasi, warna-warna yang diinginkan, tata letak serta pengaturan akustik ruangan agar kedap suara dan tidak menimbulkan pantulan gelombang suara yang menyebabkan ruangan menjadi bergema”.

Sedangkan menurut Lasa (2005: 161) bahwa:

Yang termasuk fisik Tata Ruang Perpustakaan adalah: 1. Tata letak

2. Temperatur (suhu ruangan) 3. Pencahayaan (penerangan)


(28)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

4. Pewarnaan 5. Akustik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu subsistem dari suatu sistem yang ada di lembaga induknya dimana perpustakaan itu berada. Dalam hal ini faktor lingkungan serta fisik tata ruang perpustakaan meliputi tata letak, ventilasi (suhu ruangan), penerangan, pewarnaan, dan akustikharus dipertimbangkan sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.

2.3.4.1 Tata Letak

Selain kondisi tata ruang yang cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan, masalah tata letak perabot dan perlengkapan perpustakaan pun cukup penting kedudukannya. Dengan pengaturan yang bagus, dapat menambah kesenangan dan kebetahan pengunjung perpustakaan untuk duduk berlama-lama di perpustakaan.

Untuk itu perlu diadakan Penataan dan Pangaturan Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan sedemikian rupa, agar:

1. Tidak terjadi hambatan lalu lintas pemakai pelaksanaan kerja di setiap ruangan dan antarruang.

2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik.

3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja.

4. Adanya efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional RI, 1992: 175).

Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa dalam menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah, tata letak haruslah di kelola sebaik-baiknya, supaya dapat menumbukan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya.

2.3.4.2Sistem Ventilasi (Suhu Ruangan)

Setiap bangunan perpustakaan mempunyai sistem ventilasi yang berbeda-beda, karena ventilasi merupakan salah satu komponen yang terdapat pada lingkungan dan kondisi fisik dari tata ruang perpustakaan. Dengan adanya


(29)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

ventilasi yang cukup, dapat memberikan kenyamanan dan kesegaran udara bagi para petugas/pegawai yang bekerja di perpustakaan maupun penggunanya.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 130) menyatakan bahwa, “Perpustakaan yang terang dan sejuk berkat ventilasi yang baik dan lebih besar peluangnya untuk menarik perhatian pengunjung serta menyenangkan staf perpustakaan untuk itu perlu diperhatikan, karena selain untuk petugas/pegawai dan penggunanya, ventilasi juga diperlukan untuk bahan pustaka.”

Purwati (2007: 9) menyatakan bahwa terdapat 2 macam Sistem Ventilasi yang digunakan perpustakaan, yakni:

1. Ventilasi aktif adalah ventilasi yang menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC (air Conditioning). Karena temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan komputer.

2. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10% dari ruang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ventilasi perpustakaan terdapat dua sistem penghawaan yaitu ventilasi aktif dan ventilasi pasif.

Adapun mengenai ventilasi udara, yang penting diusahakan agar ruangan tidak pengap. Lubang-lubang angin perlu dibuat dengan jumlah yang cukup sehingga udara bisa masuk secara leluasa. Melalui lubang angin ini juga perputaran oksigen di dalam ruangan perpustakaan dengan di luar bisa lebih lancar.

2.3.4.3Sistem Penerangan

Menurut Pamuntjak (2000: 19) “Penerangan harus mendapat perhatian yang cukup diruang baca jendela dipasang sebelah barat atau timur memberi penerangan paling banyak sebab cahaya matahari masuk pagi dan sore”.


(30)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Di samping itu juga, kelebihan penerangan/cahaya pada ruangan perpustakaan perlu dihindarkan, karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:

1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelelahan mental.

3. Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata. 4. Keluhan kerusakan penglihatan.

5. Meningkatkan kecelakaan (Lasa, 2005: 169).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai penerangan ruangan perpustakaan sekolah jika menggunakan penerangan cahaya matahari, sebaiknya dihindari cahaya matahari menembus secara langsung kepada koleksi perpustakaan, terutama buku, karena dalam waktu yang lama hal ini merusak buku.

2.3.4.4Sistem Pewarnaan

Dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu dipahami sifat dan pengaruh warna. Warna mempengaruhi suasana orang bekerja dan membaca di perpustakaan.

Menurut Purwono dalam Supriyanto (2006: 355) menyatakan bahwa: “Pemilihan warna untuk suatu ruangan agar tampil indah dan nyaman dipadukan dengan perabot, asesoris pendukung, tata ruang (lay-out) serta sistem pencahayaan akan menghadirkan suasana ruang yang berbeda-beda. Seperti warna terang (kuning, merah, orange) membuat ruangan terasa meriah, hangat serta akrab”.

Menurut Lasa (2005: 164) menyatakan bahwa,” Warna yang kondusif untuk ruangan perpustakaan antara lain:

1. Warna Merah, menggambarkan panas, kegemaran dan kegiatan bekerja. Warna ini berguna untuk merangsang panca dan jiwa agar bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.

2. Warna Kuning, menggambarkan kehangatan. Warna ini akan merangsang mata dan syaraf yang dapat menimbulkan gembira.

3. Warna Hijau menimbulkan suasana sejuk dan kedamaian. Oleh karena itu, warna ini cocok untuk tempat-tempat ibadah, perpustakaan, rumah tinggal dan sebagainya.

Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa warna cat untuk ruangan sebaiknya tidak menyilaukan mata, namun juga tidak suram. Dan warna memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap psikis seseorang.


(31)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2.3.4.5Sistem Akustik

Kenyamanan ruangan dipengaruhi oleh kenyamanan suara, baik dari dalam ruangan atau dari luar. Untuk kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan maka pihak perpustakaan sebaiknya memperhatikan sistem akustiknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan perpustakaan, yakni:

1. Pemenuhan tingkat intensitas suara (Noise Creteria) yang memadai dalam setiap fungsi ruangan berikut:

Ruang baca NC 3035

Ruang buku NC 3035

Ruang kerja umum NC 3035

Ruang audio NC 2025

Ruang kelas NC 25

2. Mengurangi secara optimal gangguan suara dari luar dengan menetapkan sistem pemilihan bangunan dan rancangan sisi luar bangunan, baik buruk rancangan bentuk maupun bahan bangunan. 3. Menerapkan sistem kompartemensi sumber suara, yaitu dengan

pendaerahan ruang-ruang yang merupakan sumber suara pada lokasi/daerah terisolasi.

4. Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi suara untuk lantai/langit-langit dinding pada ruang-ruang ang dianggap dapat menjadi sumber suara pada ruang yang memerlukan intensitas suara yang rendah. Misalnya dengan menggunakan bahan karpet pada areal yang menjadi jalur lalu lalang pengguna perpustakaan.

(Depdiknas RI, 2004: 133).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam merencanakan dan membangun suatu perpustakaan haruslah memperhatikan sistem akustiknya, karena Gangguan-gangguan yang ditimbulkan dari suara/bunyi dalam mempengaruhi ketenangan di dalam perpustakaan.

2.4 Koleksi Perpustakaan

Suatu perpustakaan belum dapat melakukan kegiatannya, jika tidak memiliki koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh pemakainya.sesuai dengan tujuan perpustakaan meningkatkan kualitas sumber daya pengguna yang memanfaatkan perpustakaan, maka koleksi perpustakaan itu harus ditata secara sistematis agar mudah ditemukan oleh penggunanya.


(32)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ( 20002 : 420 ) menyatakan bahwa ” Koleksi adalah kumpulan sesuatu yang berhubungan dengan studi penelitian ”.

Sedangkan menurut Magestsari (1992:109) disebutkan bahwa ” Koleksi adalah sejumlah buku atau bahan lain yang mengenai suatu subjek atau merupakan jenis yang dihimpun oleh seseorang atau badan”.

Adapun pengertian Koleksi Perpustakaan menurut Yusuf ( 2007 : 9 ) adalah ” Sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku atau pun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengajar disekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Paijo ( 2004 : 46 ) bahwa ” Koleksi Perpustakaan terdiri dari buku dan bukan buku.Koleksi buku terdiri dari buku pelajarn pokok, buku pelajaran pelengkap dan buku sumber”.

Pegguna, terutama pada lingkungan sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda.oleh sebab itu, perpustakaan sesuai dengan kebutuhan siswa baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, folio,film,pita rekaman dan lain-lain.

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa koleksi sangat memegang peranan penting sekali dalam kegiatan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan adalah koleksi yang akan dilayankan kepada penggunanya, sehingga kualitas dari koleksi harus benar-benar diperhatikan dan bukan kwantitas koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan.

Menurut Sutarno ( 2006 : 54 ) secara umum,” Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu :

a. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku teks, surat kabar, majalah, bultein, pamplet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman dll. b. Bahan pustaka yang terkam, yang termasuk dalam kelompok ini adalah


(33)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Sedangkan menurut Gobel ( 1998 : 6 ) Koleksi Perpustakaan secara umum dapat dibagi atas 3 bagian yaitu :

a. Menurut fisiknya dibagi atas :

1. Koleksi tercetak seperti buku majalah, surat kabar,brosur, gambar, peta.

2. Koleksi terekam seperti kaset,slide, film, microfilm, microfis dan bahan rekam lainnya.

b. Menurut isinya, secara garis besar isi koleksi perpustakaan baik yang terekam dan yang tercetak.

c. Menurut fisik penyajiannya, koleksi buku dibedakan atas buku-buku fiksi, buku non fiksi dan buku referensi atau rujukan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi dalam bentuk apapun sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting dalam menunjang serta meningkatkan kualitas pengetahuan pengguna perpustakaan, dan perkembangan koleksi perpustakaan harus terus diperhatikan supaya sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut.

2.4.1 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi yang beraneka ragam, dimana selalu menambah jenis bahan pustaka dan harus selalu menambah informasi yang terbaru sehingga para pengguna tidak jenuh. Jenis-jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan sekolah harus berkembang dan harus pula dapat mendukung kegiatan-kegiatan yang ada pada sekolah tersebut.

Menurut Zahara 2003 menjabarkan bahwa “Pengelompokkan Koleksi Perpustakaan Sekolah. Murid-murid di sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu Perpustakaan Sekolah harus dapat menyajikan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan anak baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti: buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, foto, film, pita rekaman dan lain-lain.”

A. Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan atas: 1. Buku-Buku Teks Utama

Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses Belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.

2. Buku-Buku Teks Pelengkap

Buku-buku leks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Buku jenis ini


(34)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Buku-Buku Rujukan

Termasuk ke dalam jenis buku-buku rujukan (referensi) adalah : a. Kamus

b. Ensiklopedia c. Almanak d. Buku tahunan e. Buku petunjuk f. Terbitan pemerintah

g. Sumber biografis, seperti apa dan siapa (Who is Who) h. Bibliografi

i. Indeks dan abstrak

j. Sumber geografi seperti atlas, globe.

Buku rujukan dapat membantu pelajar mendapatkan informasi tentang:

a. Makna suatu istilah, data atau informasi yang ditemukan dalam buku teks atau bacaan lainnya.

b. Memperoleh pengetahuan dasar bagi suatu masalah yang sedang dibahas dalam kelas.

c. Memberi keterangan tambahan bagi guru dan murid.

d. Mencari keterangan dimana suatu informasi atau bahan dapat diperoleh.

4. Buku Fiksi (rekaan)

Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatan kegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk mendorong minat baca murid.

5. Majalah dan Surat Kabar

Perpustakaan Sekolah sedikitnya harus melanggan satu Surat Kabar terbitan daerah dan satu terbitan pusat. Surat kabar memuat informasi yang paling baru dan selalu informasinya segar artinya yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Surat kabar sangat digemari pelajar karena memuat berbagai macam informasi.Majalah dan terbitan berkala lainnya harus benar-benar dipilih yang sesuai dengan tingkatan sekolahnya. Isi majalah penyajiannya singkat, tidak bertele-tele dan mengandung informasi yang baru. Para siswa dan guru senang membaca majalah.

6. Bahan Bukan Buku.

Bahan bukan buku, seperti : kaset, piringan hitam, film, slide, foto, gambar, lukisan, mikrofis, model dan lain sebagainya baik dimiliki perpustakaan sebagai alat peraga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

B. Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah.

Koleksi Perpustakaan secara garis besar dapat dikelompokkan atas : 1. Koleksi Fiksi (buku cerita)


(35)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Jenis-jenis bahan pustaka yang seharusnya dimiliki Perpustakaan Sekolah meliputi :

a. Bahan tentang Pancasila, UUD 1945 dan GBHN b. Buku tentang Sejarah perjuangan Bangsa

c. Buku tentang Agama

d. Buku tentang pertanian, perikanan dan kehutanan e. Buku tentang teknologi dan ilmu pengetahuan

f. Buku-buku tentang perhubungan dan alat perhubungan dan pengangkutan.

g. Buku-buku tentang ilmu pengetahuan praktis h. Buku tentang jenis hewan Indonesia dan dunia i. Buku tentang kerajinan tangan dan industri rumah. j. Buku-buku tentang seni lukis, seni pahat, seni ukir, dsb.

k. Riwayat hidup tokoh-tokoh politik, kebudayaan, kesenian, ilmu pengetahuan, industri, dsb.

l. Buku tentang ilmu kesehatan dan cara memberi pertolonganpada kecelakaan.

m. Buku-buku tentang kegemaran (hobbi)

n. Buku-buku tentang binatang-binatang kesayangan.

o. Buku-buku tentang karya-karya sastra nasional dan internasional

p. Buku-buku cerita dongeng

q. Buku-buku yang berisi Sajak dan Drama r. Buku-buku sejarah Indonesia dan dunia s. Buku-buku tentang lingkungan hidup t. Buku-buku tentang Koperasi

u. Buku-buku tentang lalu lintas v. Buku-buku tentang keparawisataan

w. Buku-buku tentang olah raga, senam dan beladiri x. Buku-buku tentang surat menyurat

y. Buku-buku tentang PBS dan badan-badan khususnya z. Buku-buku tentang keluarga berencana dan kependudukan. aa. Buku-buku referensi, seperti kamus, ensiklopedia, direktori,

who's who, Statistik, buku tahunan, Atlas, Almanak, dsb. bb.Buku tentang administrasi, organisasi dan managemen

cc. Buku-buku cerita (fiksi) yang bersifat paedagogis baik oleh pengarang dalam dan luar negeri.

C. Koleksi bukan buku, seperti :

1. Surat kabar, Majalah dan Buletin. 2. Pamflet

3. Kliping : artikel, gambar

4. Gambar anatomi, binatang dan tumbuh-tumbuhan 5. Peta

6. Lukisan

7. Hasil karya pelajar yang dianggap balk 8. Album foto


(36)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Sedangkan berdasarkan isi/subjeknya, koleski perpustakaan sekolah menurut Yoesop ( 1998 :2) dapat dibagi atas :

1. Koleksi buku terdiri dari:

a. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan depdikbud.

b. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh depdikbud. c. Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanak,buku tahunan,

dan lain-lain dipergunakan untuk mencari keterangan /informasi. d. Buku bacaan fiksi ( hiburan ) untuk mendorong dan meningkatkan

minat dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa.

2. Koleksi Majalah dan Surat Kabar.Setiap sekolah berlangganan beberapa majalah dan surat kabar terbitan nasional dan lokal.

3. Bahan Bacaan lain adalah terbitan pemerintah seperti buku peraturan lalu lintas,peraturan tentang pendidikan, brosur dan lain-lain.

4. Bahan Non Cetak adalah audiovisual dengan peralatannya.

Menurut Sulistyo-Basuki (1991) menjelaskan bahwa isi koleksi yang mendukung berdirinya perpustakaan sekolah yaitu :

1. 5 % Bahan pendidkan anak luar biasa 2. 10 % Bahan teks book

3. 5 % Audio Visual 4. 15 % Koleksi Referensi

5. 1 % Literatur tentang Perpustakaan 6. 50 % Bahan-bahan Rekreatif

7. 4 % Bahan bacaan yang menyangkut suatu daerah 8. 10 % Bahan pengembangan profesi guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk koleksi perpustakaan sekolah adalah semua koleksi dari buku pelajaran pokok, buku bacaan, buku pelajaran pendukung mata pelajaran, terbitan berkala yang dapat medukung proses kegiatan belajar mengajar, serta media ataupun perlatan yang dapat membantu mudahnya kegiatan proses belajar-mengajar disekolah.

2.4.1.1 Jenis Koleksi Buku

Perpustakaan sekolah perlu menyediakan berbagai jenis koleksi.Koleksi yang paling umum tersedia diperpustakaan adalah koleksi buku.Buku yang tersedia di perpustakaan sekolah harus dapat menunjang kurikulum sekolah, sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.


(37)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2.4.1.1.1 Buku Berdasarkan Isinya

Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola unutk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstrakurikuler.

Menurut Yoesop (1998: 2) berdasarkan isi/ subjeknya koleksi buku terdiri dari:

1. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan Depdikbud.

2. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud. 3. Buku rujukan berupa ensiklopedi, kamus almanak, buku tahunan dan

lain-lain dipergunakan untuk mencari keterangan/ informasi.

4. Buku bacaan fiksi (hiburan) untuk mendorong dan meningkatkan minat dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa. Menurut Gobel (1998: 6) berdasrkan isinya, secara garis besar isi koleksi perpustakaan baik yang terekam dan tercetak haruslah :

1. Mampu berfungsi sebagai sarana kurikulum di sekolahnya

2. Mampu membimbing pemakai menjadi manusia taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa

3. Mampu mengembangkan bakat dan minat

4. Memenuhi kebutuhan untuk penelitian sederhana 5. Mempertinggi budi pekerti

6. Mempertebal semangat kebangsaan

7. Membantu usaha meningkatkan keterampilan

Menurut Yoesop (1998: 3) persyaratan buku perpustakaan adalah sebagai berikut:

Materi dan ketahanan nasional

1. Tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila 2. Mendukung kurkulum yang berlaku

3. Tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah 4. Metode penyajian mudah dipahami

5. Ilustrasi sesuai dengan isi, menunjang teks,jelas dan menarik perhatian.


(38)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Kemudian beliau juga menambahkan bahwa semua buku Perpustakaan Sekolah harus mendapat penilaian dari Tim Penilai Buku dan disahkan oleh Dirjen Dikdasmen (1991). Penilaian meliputi:

1. Segi isi buku pelajaran lengkap, sebagai berikut: a. Menunjang kurikulum

b. Kebenaran materi

c. Organisasi dan tata krama penulisan d. Penyajian

e. Daftar Pustaka

2. Segi isi untuk buku bacaan fiksi sebagai berikut : a. Kebenaran materi

b. Relevansi dengan tujuan pendidikan c. Pengembangan imajinasi

d. Nilai kebudayaan

e. Pemberian hiburan sehat

3. Segi isi buku bacaan non fiksi sebagai berikut : a. Kebenaran materi

b. Penyajian

c. Relevansi dengan tujuan pendidikan d. Daftar pustaka

4. Segi fisik/ grafika sebagai berikut : a. Tata letak

b. Kualitas cetak c. Ilustrasi d. Perwajahan e. Tipografi f. Ukuran buku g. Kesesuaian kertas

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi yang baik bagiperpustakaan sekolah adalah koleksi yang sesuai dengan UUD 1945 dan pancasila, sesuai dengan kurikulum,metode penyajiannya mudah dipahami dan memiliki ilustrasi yang sesuai dengan isi buku tersebut.

2.4.1.1.1.1 Buku Teks

Buku yang paling banyak tersedia di Perpustakaan Sekolah adalah buku teks. Buku teks merupakan penunjang dalam kegiata belajar mengajar.Menurut Magetsari (2002: 22) menjelaskan bahwa buku teks adalah “buku yang ditulis khusus untuk mereka yang sedang belajar dan akan mengikuti ujian mengenai suatu subjek”. Sedang dalam On-line dictionary for library and information


(39)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

science (2007: 2) menyatakan bahwa, “Buku teks merupakan sumber informasi yang disusu dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan buku teks adalah buku yang khusus ditulis dan dibuat untuk orang yang sedang belajar dan disusun dengan struktur urutan berdasarkan suatu bidang ilmu tertentu”.

2.4.1.1.2. Buku Berdasarkan Bentuk Penyajiannya

Untuk perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku bersangkutan, buku-buku non fiksi, dan buku-buku fiksi. Karena buku-buku non fiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajiannya maupun pola isinya.

Berdasarkan bentuk penyajiannya, Yusuf (2007: 10) menjelaskan bahwa “ untuk perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik di sesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku nonfiksi, dan buku-buku fiksi “.

2.4.1.1.2.1 Buku-Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi merupakan buku tentang ilmu pengetahuan yang sering digunakan dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Menurut Hermandono 1999: 14 ) menyatakan bahwa "Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum". Senada dengan Yusuf (2007: 10) menjelaskan bahwa "pengertian buku-buku yang termasuk kedalam kelompok nonfiksi ini adalah bahwa mereka tulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita. Sifat alam, kondisi sosial, dan budaya masyarakat pada umumnya, dan masyarakat tertentu, perjalanan seseorang, sejarah, dan lain-lain. Yang jelas buku-buku ini disusun atas dasar hasil pengamatan dan bahkan hasil penelitian mendalam untuk menjaga kebenaran fakta yang ditulisnya".

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku nonfiksi adalah bahan bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan, yang dapat menunjang dan


(40)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan yang bersifat umum dan diketahui bahwa karya tersebut hasil karya seseorang dan bukan karya imajinasi atau karangan belaka.

Sesuai buku yang telah diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1981 menjelaskan bahwa "buku nonfiksi merupakan buku tentang agama, pengetahuan dan teknologi, kegemaran/hobby, olah raga, musik, bahasa, dan sebagainya. Buku-buku nonfiksi haruslah teliti isinya dan cara mejelaskan masalahnya terang".

Untuk lebih memahami tentang buku nonfiksi, maka terlebih dahulu diketahui tentang jenis koleksi non fiksi. Adapun bahan pustaka yang tergolong dalam nonfiksi menurut Kellerman ( 1977 : 646 ) adalah " any prose work that is not fictional, as essays, biogrphies, and histories ". Pernyataan di atas menjelaskan nonfiksi adalah karya yang tidak bersifat fiksional, essay, biografi dan sejarah.

Untuk kepentingan perpustakaan sekolah, Soekarman (1981: 29) menerangkan bahwa "perbandingan antara jumlah judul buku-buku cerita dan buku-buku pengetahuan baiknya diatur 40 % : 60 %". Hal ini juga didukung oleh pernyataan Saetre (2002: 15)" sekurang-kurangya 60 % dari pada stok bahan mesti merangkumi bahan bukan fiksi yang berkaitan dengan kurikulum". Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah dalam mengadakan bahan pustaka harus lebih mengutamakan buku-buku pelajaran dan buku-buku tentang ilmu pengetahuan yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah daripada buku-buku cerita (fiksi)”.

2.4.1.1.2.2 Buku Fiksi

Yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buyku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Buku fiksi tersebut ditulis atas dasar kehendak dan khayalan pengarangnya saja. Imajinasi pengarang dan juga termasuk kencenderungan perasaan pada saat menulis sering tertuang dalam wujud tulisan pada buku yang ditulisnya dalam bentuk cerita, baik pendek maupun lengkap. Nama lain untuk buku-buku fiksi ibni sering dikaitkan dengan novel, romans. Hanya yang terakhir ini lebih menedekati kepada karya sastra dilihat dari bobot tulisannya.

Perkataan fiksi berasal dari kata latin " fictio " yang berarti sesuatu yang ditemukan, sesuatu yang dikarang-karang menurut Haditjaroko (1981 : 30) menjelaskan buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seorang pengarang berdasarkan khayalannya. Walaupun terkadang pengarang memakai fakta sebagai bahan karangannya, karya itu tidak dapat dianggap sebagai karya bukan hal khayalan".


(41)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seorang pengarang berdasarkan khayalannya, tidak berdasarkan fakta dan merupakan buku yang memberikan hiburan bagi pembacanya.

Pengarang-pengarang besar ingin menjalin cita-cita atau pandangan mereka dengan karyanya. Karya-karya seperti itu dapat membuka mata rakyat banyak di suatu negara atau diseluruh dunia dan tidak jarang pengaruh karya-karya itu dapat menghindarkan perbuatan yang curang, memperbaiki yang salah demi hidup lebih adil dan bahagia. Karya pengarang Amerika, harriet beecher stowe yang berjudul" uncle tom's cabin" misalnya telah menyadarkan orang akan buruknya perbudakan. Sedikit banyaknya buku itu telah ikut menjadi sebab pecahnya perang saudara yang melanda negara itu dari tahun 1860 - 1865 untuk mengakhiri perbudakan.

2.4.1.1.2.3 Buku Referensi

Buku-buku refernsi atau rujukan adalah buku- buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung kepada pembacanya. Karena buku – buku refernsi ini bersifat langsung jawabtadi, biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam unutk di bawa keluar/ pulang. Inti dari pengertian refernsi yang sebenarnya dalam dunia perpustakaan adalah proses komunikasi antara pengguna perpustakaan ( bias murid, guru, atau pengguna perpustakaan lainnya yang mencari informasi dengan pustakawan.

Menurut Darmono (2001: 156) buku referensi adalah, "buku yang dapat memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya".

Bersamaan pula dengan pendapat Suhendar (2007: 12) menjelaskan bahwa” buku referensi adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukan secara langsung bagi pembacanya. Karena buku-buku referens ini bersifat langsung jawab tadi, maka biasanya buku tersebut hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk dibawa keluar/pulang”.


(1)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

12.Apakah lama peminjaman koleksi sudah sudah sesuai dengan kebutuhan Saudara ?

A. Sangat Sesuai B. Sesuai

C. Kurang Sesuai D. Tidak Sesuai

13.Apakah peraturan yang ditetapkan perpustakaan memberatkan Saudara? A. Sangat Memberatkan

B. Memberatkan

C. Kurang Memberatkan D. Tidak Memberatkan

14.Bagaimana sikap petugas/ pustakawan dalam memberikan pelayanan ? A. Sangat Baik

B. Baik

C. Kurang Baik D. Tidak Baik

15.Jika anda membutuhkan informasi, apakah pustakawan membantu Saudara ? A. Sangat Membantu

B. Membantu

C. Kurang Membantu D. Tidak Membantu


(2)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

LAMPIRAN 2 : TABEL KREIJCE

TABEL KREIJCE

TABEL FOR DETERMINING NEEDED SIZE OF A RANDOMLY CHOSEN SAMPLE FROM A GIVEN FINITE POPULATION ON N

CASES SUCH THAT THE SAMPLE PROPORTION ρ WILL BE

WITHIN + 05 OF POPULATION PROPORTION P WITH A 95 PERCENT LEVEL OF CONFIDENCE

Keterangan : N = Populasi S = Sampel

N S N S N S

10 10 220 140 1.200 291

15 14 230 144 1.300 297

20 19 240 148 1.400 302

25 24 250 152 1.500 306

30 28 260 155 1.600 310

35 32 270 159 1.700 313

40 36 280 162 1.800 317

45 40 290 165 1.900 320

50 44 300 169 2.000 322

55 48 320 175 2.200 327

60 52 340 181 2.400 331

65 56 360 186 2.600 335

70 59 380 191 2.800 338

75 63 400 196 3.000 341

80 66 420 201 3.500 346

85 70 440 205 4.000 351

90 73 460 210 4.500 354

95 76 480 214 5.000. 357

100 80 500 217 6.000 361

110 86 550 226 7.000 364

120 92 600 234 8.000 367

130 97 650 242 9.000 368

140 103 700 248 10.000 373

150 108 750 254 15.000 375

160 113 800 260 20.000 377

170 118 850 265 30.000 379

180 123 900 269 40.000 380

190 127 950 274 50.000 381

200 132 1.000 278 75.000 382


(3)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

LAMPIRAN 3

SEKILAS TENTANG

PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

1.1 Sejarah singkat berdirinya Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

SMP Negeri 1 Tanjung Morawa pertama kali berdiri pada tahun 1978 dengan SK Akreditasi terakhir No.07/01.DP.0055.05 pada tahun 2005. Dimana luas areal sekolah tersebut 9.283 m2 dengan lebar bangunan 3.713 m2 dan memiliki halaman kurang lebih 4.057 m2 disamping lapangan olah ragag sekitar 1.252 m2. Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa terus mengalami perkembangan. Pada tahun 1980 perpustakaan ini di kelola oleh 2 orang guru yaitu guru bidang studi bahasa Indonesia dan guru bidang studi Agama Islam dimana kedua guru tersebut diperbantukan karena memiliki jam mengajar yang kurang. Sampai pada tahun 2006 perpustakaan tersebut mengalami kemajuan dan perubahan dengan pengelolaan yang lebih baik. SMP Negeri 1 Tanjung Morawa adalah sekolah berstandar Nasional dengan kepala Sekolah bernama Drs.Suriadi beserta Kepala Perpustakaan Tirohana Hasibuan S.Pd berlatar belakang guru bidang studi Bahasa Indonesia. Disamping itu tambahan pegawai honorer yang memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa saat ini menjadi lebih luas dan telah memiliki bangunan tersendiri yang dibangun atas dasar dana Imbal Swadaya 2007 atas partisipasi telah menjadi perpustakaan Sekolah terbaik I Tingkat Kabupaten setelah sekian lama perpustakaan itu berdiri.Bangunan tersebut dibangun dengan model tipe C, ukuran 9X7 m2 yang meliputi ruang baca disatukan dengan koleksi, ruang media serta ruang kepala perpustakaan yang dijadikan tempat penyimpanan koleksi paket. Pada ruangan media terdapat E-Library ( Electronic E-Library : perpustakaan Elektronik ). Perpustakaan elektronik dengan memanfaatkan fasilitas internet yang di khususkan untuk guru.

1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

Perpustakaan merupakan sumber penyedia informasi dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Secara khusus perpustakaan digunakan oleh sivitas akdamika SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, maka perpustakaan membentuk


(4)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

dan mempunyai organisasi. Dengan struktur organisasi diharapakan dapat memudahkan posisi atau kedudukan serta tugas dari masing-masing unit kerja. Untuk mengetahui dengan jelas struktur organisasi mikro Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, dapat dilihat sebagai berikut :

Struktur Organisasi Mikro Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

Sumber : Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa Keterangan :

Susunan Organisasi perpustakaan terdiri dari : 1. Kepala Sekolah

2. Majelis Dewan Guru 3. Kepala Perpustakaan 4. Pustakawan

Dalam pengurusan perpustakan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang bertanggung jawab atas kinerja dan kegiatan di perpustakaan diserahkan kepada pustakawan, sedangkan pengawas kegiatan dikepalai oleh Kepala perpustakaan dan Majelis dewan guru.

Kepala Sekolah

Majelis Dewan Guru Kepala Perpustakaan

Pustakawan

Pengadaan Sirkulasi Pemeliharaan

Guru / Pegawai / Siswa-Siswi Anggota perpustakaan SMP Negeri 1


(5)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

1.3 Layanan dan Fasilitas Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa Sistem layanan yang digunakan di perpustakaan ini adalah system layanan terbuka. Diman pengguna bebas menelusur koleksi yang tersedia di rak dengan banatuan pustakawan dalam mencari koleksi yang dibutuhkan. Pada system layanan ini bersifat manual. Jam buka layanan dilakukan setiap hari pada ssat sekolah mulai pukul 07.45-13.25 wib ( Senin sampai Sabtu). Adapun layanan yang diberikan adalah :

• Peminjaman koleksi paket pelajaran 2 eksemplar dalam 2 minggu

• Peminajaman koleksi fiksi 2 eksemplar dalam 2 minggu

• Kliping 2 eksemplar dalam 2 Minggu

• Kamus 1 eksemplar pada saat jam pelajaran berlangsung, peminjaman dilakukan dengan menunjukkan Kartu Tanda Pengenal Siswa

Selain itu fasilitas yang tersedia yaitu Layanan Nonton TV bersama dikhusukan pada saat jam istirahat.

1.4 Koleksi Perpustakaan.

Pada saat ini koleksi Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang tersedia berjumlah 281 judul buku dengan jumlah 18508 eksemplar. Koleksi tersebut terdiri dari :

No. Jenis koleksi Jumlah

Judul

Jumlah eksemplar

1. Buku Teks 42 16520

2. Buku Penunjang 3 15

3. Buku Referensi 119 265

4. Buku Fiksi 91 467

5. Buku Paket 3 1080

6. Surat kabar 4 4

7. Majalah 5 25

8. Kliping 2 120

9. Novel (Sumbangan Siswa) 12 12

T o t a l 281 18508


(6)

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

1.5 Keanggotaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa melayani seluruh sivitas akademik sekolah secara otomatis.