STUDI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU YANG TERDAPAT DI KAWASAN HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUNSUMATERA UTARA.

STUDI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU YANG TERDAPAT DI
KAWASAN HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN
SUMATERA UTARA

Oleh:
Romaita Newanti Lumban Raja
NIM 408241041
Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

i


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 ialah “Studi Keanekaragaman Kupu-Kupu
Yang Terdapat Di Kawasan Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera
Utara”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain: Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Ibu
Rozza Tri Kwatrina, S.Si, M.Si selaku Pembimbing Lapangan, Bapak Drs.
Lazuardi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji, Bapak
Drs. PM. Siahaan, M. Si dan Ibu Dra. Melva Silitonga, M. S selaku Dosen
Penguji, Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Bapak

Prof. Drs.Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua
tercinta dan adikku tersayang: Adriana Tioma Lumban Raja dan seluruh keluarga
besar atas segala doa, kasih sayang serta dukungannya saya sampaikan terima
kasih.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dewi, Rianto, dan
Roihotma yang telah membantu saya dalam penelitian. Terima kasih juga kepada
Bang Chandra, Febry, Kak Fitri (Aek Nauli), Kak Jamilah, Magdalena, Maya,
Ratih, Rohyana, Siti, Bang Sugianto (Aek Nauli) dan Zen selalu ada dan
membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini. Dan tak lupa buat teman
seperjuangan anak Biologi NK 08 saya ucapkan terima kasih.

iv

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.


Medan,

Agustus 2012

Romaita N. Lumban Raja
NIM 408241041

iii

STUDI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU YANG TERDAPAT DI
KAWASAN HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN
SUMATERA UTARA

Romaita Newanti Lumban Raja (NIM 408241041)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu
dikawasan hutan Aek Nauli, mengetahui spesies kupu-kupu yang paling
mendominasi dikawasan hutan Aek Nauli, mengetahui pola dispersi kupu-kupu
dikawasan hutan Aek Nauli dan kondisi fisika kimia lingkungan. Penelitian ini
dilakukan dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara

pada bulan Juli-Agustus 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
survey dengan mendata seluruh kupu-kupu yang terdapat pada kawasan hutan
Aek Nauli dan metode jelajah untuk mengumpulkan sampel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman kupukupu yang terdapat dikawasan
hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara berada dalam kategori
sedang (H’= 2,3580). Dimana ditemukan 20 spesies kupu-kupu yang berasal dari
4 famili. Kupu-kupu yang mendominasi dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara adalah Ypthima pandocus (C= 26,40%) dan
Tanaecia iapis (21,20%). Pola dispersi kupu-kupu dikawasan hutan Aek Nauli
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara adalah kelompok (65%) dan seragam
(35%). Indeks kesamaan kupu-kupu dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara dalam kategori tidak mirip berkisar antara 0,40-0,43.
Berdasarkan pengukuran faktor fisika kimia lingkungan yang dilakukan
dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan
ketinggian tempat 1100-1300 m dpl memiliki rata-rata suhu 24oC, kelembaban
65%, dan intensitas cahaya 600lux.

iv

BUTTERFLY DIVERSITY STUDY CONTAINED IN THE FOREST

DISTRICT AEK NAULI SIMALUNGUN
NORTH SUMATRA

Romaita Newanti Lumban Raja (NIM 408 241 041)
ABSTRACT

This study aims to determine the diversity of butterfly forest region Aek
Nauli, knowing butterfly species predominant forest region Aek Nauli, knowing
the dispersion pattern of the butterfly forest region Aek Nauli chemical and
physical conditions of the environment. The research was conducted forest region
Simalungun District Aek Nauli, North Sumatra in July-August 2012. This study
used a descriptive survey method to record all butterflies are found in forest areas
Aek Nauli and roaming method for collecting samples. The results showed that
the diversity index butterflies contained forest region Simalungun District Aek
Nauli, North Sumatra were in the middle category (H '= 2.3580). Where found 20
species of butterflies from four families. Butterfly forest region dominated
Simalungun District Aek Nauli, North Sumatra is Ypthima pandocus (C=26.40%)
and Tanaecia iapis (21.20%). Dispersion pattern butterfly forest region
Simalungun District Aek Nauli, North Sumatra is the group (65%) and uniform
(35%). Index of similarity butterfly forest region Simalungun District Aek Nauli,

North Sumatra in the category are not similar (0,40-0,43). Based on measurements
of chemical physics environmental factors do forest region Simalungun District
Aek Nauli, North Sumatra with altitude 1100-1300 m above sea level has an
average temperature of 24oC, 65% humidity, and light intensity 600lux.

vii

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar gambar
Daftar tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii

iii
v
vii
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Perumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
4

4
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera)
2.2. Karakteristik Kupu-kupu
2.3. Struktur Morfologi Kupu-kupu
2.4. Siklus Hidup Kupu-kupu
2.5. Makanan Kupu-kupu
2.6. Habitat Kupu-kupu
2.7. Hubungan Manusia Dan Kupu-kupu
2.8. KHDTK Aek Nauli
2.9. Kerangka Konseptual

6
6
7
8
9
11

11
12
13
15

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Bahan dan Alat Penelitian
3.4. Teknik Pengambilan Data
3.5. Teknik Analisis Data dan Parameter yang diamati

16
16
16
16
16
19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data
4.3. Pembahasan

23
23
24
39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

43
44

DAFTAR PUSTAKA

45


ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Format tabel jenis dan jumlah spesies pada
ketinggian yang berbeda

20

Tabel 4.1. Jumlah rata-rata individu kupu-kupu

23

Tabel 4.2. Data Analisis Indeks Keanekaragaman ShannonWienner dikawasan hutan Aek Nauli

24

Tabel 4.3. Data Analisis Indeks Dominansi kupu-kupu
dikawasan hutan Aek Nauli

25

Tabel 4.4. Data Analisis Pola Dispersi kupu-kupu
dikawasan hutan Aek Nauli

26

Tabel 4.5. Data Analisis Indeks kesamaan kupu-kupu
dikawasan hutan Aek Nauli

27

Tabel 4.6. Faktor Fisika Kimia

27

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data mentah hasil penelitian kupu-kupudikawasan
Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara

47

Lampiran 2. Perhitungan indeks keanekaragaman, dominansi spesies,
pola dispersi, dan indeks kesamaan

48

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

56

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia

dan

harus

dijaga

kelestariannya

dari

kepunahan

maupun

penurunan

keanekaragaman jenisnya. Menurut Borror (1992) kupu-kupu termasuk dalam
ordo Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik, yang lepas
seperti debu pada jari-jari seseorang bila sayapnya dipegang.
Menurut Noprin (2010) di alam keanekaragaman jenis kupu–kupu berbeda
di setiap tempat. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis
tanaman, udara yang bersih, dan pencahayaan yang cukup. Selain itu keberadaan
kupu-kupu tidak terlepas dari daya dukung habitatnya, yakni habitat yang
memiliki penutupan vegetasi perdu dan pohon yang berakar kuat, serta adanya
sungai-sungai yang mengalir. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi areal
hutan, sawah, dan perkebunan yang menjadi habitat bagi kupu-kupu, dapat
menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupu-kupu di alam. Kupu-kupu
telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, seperti estetika atau
keindahan, budaya pendapatan ekonomi, penelitian, petunjuk mutu lingkungan,
dan penyebaran tumbuhan.
Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya sebagai obyek yang memiliki
keindahan, namun dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting lain.
Menurut Anonim (2010) penyebaran geografi yang baik dan keanekaragaman
kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik dalam studi lingkungan
sebagai indikator lingkungan, serta perubahan yang mungkin terjadi. Kupu-kupu
juga memberi andil yang sangat berarti dalam mempertahankan keseimbangan
alam dengan bertindak sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama
hewan penyerbuk lainnya.
Secara geografis Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Aek Nauli
terletak diantara 2˚ 41’ – 2˚ 44’ LU dan 98˚ 57’ – 98˚ 58’ BT dan termasuk pada
Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun.
Kawasan ini merupakan daerah pegunungan pada ketinggian sekitar 1100 – 1500
1

meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 3 – 65 %. Curah hujan
bulanan rata-rata sebesar 206,5 mm dan curah hujan tahunan rata-rata sebesar
2452 mm dengan jumlah hari hujan sekitar 151 hari/tahun. Suhu maksimum
bulanan berkisar antara 21,1 – 25 ˚C dengan kisaran suhu minimum antara 15,8 –
17,8 ˚C. Kelembaban relatif maksimum dan minimum bulanan rata-rata berkisar
antara 67,5% - 85,6% dan 49,6% - 73,9% (Chandra, 2010)
KHDTK Aek Nauli telah berfungsi sebagai bagian Daerah Tangkapan Air
(DTA) bagi Danau Toba, habitat beragam jenis tumbuhan dan satwaliar
dilindungi, dan kawasan ekowisata. Sebagian besar hutan KHDTK Aek Nauli
merupakan hutan pinus dan hutan sekunder yang ditumbuhi beragam jenis
tumbuhan. Keanekaragaman hayati yang terkandung di KHDTK Aek Nauli belum
seluruhnya teridentifikasi. Diantara jenis-jenis pohon endemik yang dapat
ditemukan antara lain: Quercus sp, Pinus merkusii, Litsea sp., Podocarpus
imbricatus, dacrydium junghunii, Lithocarpus spicatus (Hoting balanga), Stryrax
benzoin, Schima walicii, Macadamia sp, Pinus Oocarpa. Selain itu kawasan ini
juga terdapat jenis tanaman hias seperti kantung semar, berbagai jenis anggrek
dan jenis tanaman obat seperti Pasak bumi, antarasa/lemo (Anonim, 2011).
Hutan Aek Nauli saat ini mengalami tekanan dari berbagai aktivitas
masyarakat di sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Tekanan tersebut berupa pengambilan sumber daya hutan seperti penebangan
kayu dan reklamasi hutan untuk dijadikan sebagai area perkebunan. Kondisi
tersebut dapat berdampak buruk dan dapat mengalami kepunahan bagi keberadaan
kupu-kupu di hutan Aek Nauli, karena kupu-kupu akan kehilangan habitat yang
menjadi tempat hidupnya. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk adanya
peraturan desa yang menetapkan area desa tersebut sebagai area konservasi,
namun pada pelaksanaan di lapangan tetap saja terjadi pelanggaran walaupun
sudah mulai berkurang.
Untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan tersebut, maka salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman dan pelestarian tanaman
yang menjadi sumber makan kupu-kupu. Selain itu dapat dilakukan penangkaran
kuku-kupu yang dapat membawa nilai ekonomis bagi masyarakat dan dapat
meningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
2

Upaya lain yang dapat menlindungi potensi kupu-kupu di kawasan hutan Aek
Nauli dapat dijadikan tempat ekowisata sehingga pengunjung dapat ikut serta
menjaga kelestarian kupu-kupu dikawasan hutan Aek Nauli dan untuk dapat
mempertahankan nilai penting fungsi hutan bagi kelangsungan hidup kupu-kupu
dan nilai penting kupu-kupu untuk keseimbangan ekosistem di kawasan hutan
Aek Nauli. Untuk mengetahui potensi kupu-kupu di kawasan hutan Aek Nauli
perlu

dilakukan

berbagai

penelitian,

terutama

penelitian

mengenai

“Keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan Hutan Aek Nauli”.
1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:
a. Kupu-kupu memiliki peranan penting dalam ekosistem yaitu sebagai
pollinator bagi banyak jenis tumbuhan.
b. Kupu-kupu sebagai salah satu daya tarik ekowisata di kawasan hutan Aek
Nauli
c. Kawasan hutan Aek Nauli adalah kawasan hutan untuk pelestarian dan
ekowisata, salah satu potensinya yaitu keanekaragaman kupu-kupu.

1.3.

Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, batasan masalah dibatasi pada:
a. Subjek penelitian adalah jenis kupu-kupu yang berhasil tertangkap di
kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
b. Tempat penelitian di kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara.
c. Paremeter yang diukur adalah keanekaragaman, dominansi, pola sebaran
dan kesamaan jenis kupu-kupu pada setiap perbedaan ketinggian.

3

1.4.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :
a. Bagaimana indeks keanekaragaman kupu-kupu yang ada di kawasan hutan
Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara?
b. Bagaimana indeks dominansi kupu-kupu yang ada di kawasan hutan Aek
Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara?
c. Bagaimana pola persebaran kupu-kupu di kawasan hutan Aek Nauli
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara?
d. Bagaimana tingkat kesamaan jenis kupu-kupu pada setiap perbedaan
ketinggian di kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara?
e. Bagaimana kondisi fisika-kimia lingkungan pada kawasan hutan Aek
Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara?

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman kupu-kupu yang ada di
kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui indeks dominansi kupu-kupu yang ada di kawasan
hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
c. Untuk mengetahui pola persebaran kupu-kupu di kawasan hutan Aek
Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
d. Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis kupu-kupu pada setiap
perbedaan ketinggian di kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara.
e. Untuk mengetahui kondisi fisika kimia lingkungan pada kawasan hutan
Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

4

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut:
a. Sebagai informasi dasar untuk keperluan penelitian dan pelestarian kupukupu di kawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara.
b. Sebagai sumbangsih nyata bagi ilmu pengetahuan.
c. Sebagai bahan masukan serta bahan pertimabangan bagi penelitian
kehutanan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
d. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat sekitar kawasan hutan Aek
Nauli agar mendukung dan membantu kelestarian potensi alam yang ada.
e. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pelestarian kawasan hutan Aek
Nauli dapat terus terjaga untuk kelestarian ekosistem yang ada
disekitarnya.

5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keanekaragaman kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan Aek Nauli
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara berada dalam kategori sedang
dengan nilai H’=2,3580. Pada ketinggian 1100 berada pada kategori
keanekaragaman jenis rendah dengan nilai H’=1,5750, pada ketinggian 1200
hampir berada pada kategori keanekaragaman jenis sedang dengan nilai
H’=2,2965 dan pada ketinggian 1300 berada pada kategori keanekaragaman
jenis rendah dengan nilai H’=1,6315. Dimana ditemukan 20 spesies laba-laba
pejaring yang berasal dari 4 famili.
2. Kupu-kupu yang mendominasi dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara adalah Ypthima pandocus (26,40%) dan
Tanaecia iapis (21,20%). Pada ketinggian 1100 yang paling dominan adalah
Ypthima pandocus (56,86%), pada ketinggian 1200 dan 1300 yang paling
dominan adalah Tanaecia iapis (25,27% dan 40,98%).
3. Pola dispersi kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara adalah kelompok (65%) dan seragam (35%).
4. Kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara memiliki indeks kesamaan yang tidak mirip
pada setiap perbedaan ketinggian.
5. Berdasarkan pengukuran faktor fisika kimia lingkungan yang terdapat
dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan
ketinggian tempat 1100-1300 m dpl memiliki rata-rata suhu 24oC,
kelembaban 65%, dan intensitas cahaya 600lux.

43

5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pentingnya keberadaan
kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara sebagai kawasan ekowisata.
2. Hendaknya penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat
sekitar agar mengetahui peran kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan
Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

44

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009), Lepidoptera, www.fobi.web.id/v/lepido (Diakses 22 september
2011)
Anonim, (2010), Laporan Inventarisasi Kupu-kupu Di Hutan Banyuwindu,
Limbangan Kabupaten Kendal, http://sekorakyat.org/arsip/pustaka
/Inventarisasi-Kupu-Kupu-Sekolah-Rakyat.pdf (Diakses 22 september
2011)
Anonim, (2010), Pengantar Ekologi Tumbuhan, FMIPA UNIMED, Medan.
Anonim,

(2011), Deskripsi KHDTK Aek Nauli – Sumatera Utara,
http://www.forda-mof.org/files/Anu_Aek%20Nauli.pdf (Diakses 20 Juni
2012)

Boror, Triplehorn, Jhonson, (1992), Pengenalan Serangga, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Chandra, R. H. (2010), Aek Nauli Parapat, http://raflesiana.blogspot.com/2010/
12/aek-nauli-prapat.html (Diakses 22 september 2011)
Dendang, B. (2009), Keragaman Kupu-kupu di Resort Selabintang Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat, Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam. Vol. VI No. 1 : 25-36, 2009.
Fachrul, M. F. (2007), Metode Sampling Bioekologi, Bumi Aksara, Jakarta.
Jumar, (2000), Entomologi Pertanian, Rineka Cipta, Jakarta.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins. New York
Manurung, B., (2003). Pengantar Ekologi Hewan, FMIPA UNIMED, Medan.
Mastrigt, H. V. (2005), Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah
Membramo sampai Pegunungan Cyclops, Conservation International,
Jayapura.
Noprin,

H. (2010), Kupu-kupu, http://www.hendronoprin.blogspot.com
/2010/01/kupu-kupu.html (Diakses 22 september 2011)

Odum, E. R. (1993), Dasar-dasar Ekologi, Edisi ketiga, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Peggie, Djunijanti, (2011), Precious And Protected Indonesian Butterflies. Kupukupu Indonesia yang Bernilai dan Dilindungi, Binamitra Megawarna,
Jakarta.

45

Salmah, S. Dkk. (2002), Kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci
Seblat. Departemen Kehutanan. Derektur Jendral Perlindungan Hutan
Dan Konservasi Alam.
Sihombing, (2002), Satwa Harapan I Pengantar Teknologi Budidaya. Pustaka
Wirausaha Muda. Bogor.
Suana, I.W., (2006), Keanekaragaman Laba-laba Pada Ekosistem Sawah
Monokultur dan Polikultur Di Pulau Lombok, http://ejournal.
unud.ac.id/abstrak/naskahsuanalaba-laba_1_rtf.pdf (Akses 11 Januari
2012)
Subyanto, (1991), Kunci Determinasi Serangga, Kanisius, Yogyakarta.
Suin, N. M, (1997), Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Jakarta.
Susanto, P., (2000), Pengantar Ekologi Hewan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Thomas, J. A. (2007), Guide To Butterflies Of Britain and Ireland, Philip’s,
China.

46