Profil dan Faktor-Faktor Pencetus Autism Spectrum Disorder (ASD) Pada Penderita ASD Di Dua Lembaga Pendidikan Autisme di Kota Bandung.

(1)

ABSTRAK

PROFIL DAN FAKTOR-FAKTOR PENCETUS

AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)

PADA PENDERITA ASD DI DUA LEMBAGA PENDIDIKAN

AUTISME DI KOTA BANDUNG

Dian Kartika, 2007, Pembimbing I : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si Pembimbing II : July Ivone, dr., MS

Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah suatu sindroma gangguan perkembangan anak yang sangat kompleks dan berat yang biasanya muncul pada tiga tahun pertama dari kehidupan anak, dengan dugaan penyebab yang sangat bervariasi, serta gejala klinik berupa gangguan yang berlarut-larut pada interaksi sosial timbal balik, gangguan komunikasi dan pola perilaku yang terbatas dan stereotipik. Data epidemiologi mengenai kejadian ASD dan kemungkinan faktor-faktor pencetusnya belum ada di Indonesia sampai saat ini. Oleh karena itu, pada bulan Maret-Juni 2007, telah dilakukan survei dengan kuesioner pada orang tua penderita autisme dengan kriteria DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-1994) di dua Lembaga Pendidikan Autisme SLB Yayasan Pelita Hafizh dan Automatia Bandung. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendeskripsikan hasil kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor pencetus terjadinya ASD. Kuesioner yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian yaitu pertanyaan mengenai karakteristik anak, karakteristik orang tua anak ASD, dan faktor-faktor pencetus terjadinya ASD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik berhubungan dengan ASD. Gejala ASD muncul ketika anak berumur 1 sampai 2 tahun. Sebagian besar diderita oleh anak laki-laki dengan orang tua yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang pendidikan. Dan dari penelitian ini terlihat bahwa faktor-faktor pencetus yang mungkin berhubungan dengan kejadian ASD antara lain stress yang dialami ibu pada saat kehamilan, kesulitan yang dialami ibu saat melahirkan, penggunaan alat memasak di rumah dengan bahan aluminium dan stainless steel, adanya anggota keluarga lain serumah yang perokok, dan pemberian vaksinasi pada anak. Sebagai kesimpulan, dari hasil kuesioner terhadap 30 responden, menunjukkan bahwa faktor genetik berhubungan dengan ASD. ASD sebagian besar terjadi pada anak laki-laki dengan orang tua yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang pendidikan. Dari penelitian ini terlihat bahwa berbagai faktor pencetus prenatal dan postnatal diduga berhubungan dengan kejadian ASD.

Kata kunci: Autism Spectrum disorder (ASD), autisme, faktor pencetus.


(2)

ABSTRACT

THE PROFILE AND THE CAUSAL FACTORS OF

AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) AT THE ASD SUFFERER IN TWO AUTISM EDUCATION INSTITUTIONS IN BANDUNG

Dian Kartika, 2007, Tutor I : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si Tutor II : July Ivone, dr, MS

Autism Spectrum Disorder (ASD) is a very complex and severe child developmental disorder syndrome, which generally appears in the first three years of the childhood, varying degrees of impairment in communication skills, social interactions, and restricted, repetitive and stereotyped patterns of behavior. Up to now, the epidemiological data about ASD cases and its possible causal factor have not been reported in Indonesia. Therefore, in March-June 2007, a survey of questionnaire had been conducted on autism sufferers’ parents with the DSM-IV criteria (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-1994) in two Autism Education Institutions: SLB Yayasan Pelita Hafizh and Automatia. In this paper, the writer describe the result questionnaire of the causal factors of ASD case. The questionnaire is divided into three parts: the questions about the characteristics of child who sufferers ASD, ASD child’s parents’ characteristics, and the causal factors of ASD case. The observation result shows that the genetic factors which probably interrelated with ASD. The symptoms of ASD are appear at the children 1 until 2 years old. Overall, ASD more prevalence in boys with several social status and education background of parents. Moreover, it seeing the causal factors are probably interrelated with ASD case are the stress encountered by the mother during the pregnancy, the difficulties in giving a birth, the use of kitchen utensils made from aluminum and stainless steel, other family members who are smoker, and vaccines injection. As conclusion, from the questionnaire result on 30 respondents, shows that the genetic factors that are probably interrelated with ASD. Overall, ASD more prevalence in boys with several social status and education background of parents. Moreover, several prenatal and postnatal causal factors are probably interrelated with ASD.

Key words: Autism Spectrum Disorder (ASD), autism, causal factor.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian ... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ASD ... 5

2.2 Epidemiologi ASD ... 9

2.3 Klasifikasi ASD ... 9

2.4 Etiologi ASD ... 11

2.4.1 Kelainan Genetik ... 12

2.4.2 Kelainan Kromosom ... 13


(4)

2.4.3 Gangguan Pada Sistem Syaraf Pusat ... 14

2.4.4 Ketidakseimbangan Kimiawi ... 14

2.5 Patogenesis ASD ... 18

2.5.1 Faktor Kerentanan Genetik ... 18

2.5.1.1 Metallothionein Dysfunction ... 18

2.5.1.2 Faktor Genetik yang Lain ... 20

2.5.2 Faktor Lingkungan ... 21

2.5.2.1 Keracunan Logam-Logam Berat ... 21

2.5.2.2 Pemaparan Viral Antigen yang Berat ... 25

2.5.2.3 Pemakaian Antibiotik yang Berlebihan ... 25

2.5.2.4 Alergi / Autoimunitas ... 26

2.5.3 Disfungsi Biomedis ... 26

2.5.3.1 Defisiensi Vitamin dan Mineral / Nutrisi yang Buruk ... 26

2.5.3.2 Leaky Gut Syndrome ... 27

2.5.3.3 Low Fatty Acid ... 27

2.5.3.4 Penurunan Fungsi Imun / Perubahan Th-1 / Th-2 ………. 27

2.6 Prognosis ASD ... 28

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 30

3.2 Subyek Penelitian ... 30

3.3 Instrumen Penelitian ... 30

3.4 Pengumpulan Data ... 30

3.5 Tahapan Wawancara ... 30

3.6 Analisis Data ... 31

3.7 Teknik Penyajian dan Pengolahan Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kuesioner dan Pembahasan ... 32

4.1.1 Data Karakteristik Anak ... 32

4.1.2 Data Karakteristik Orang Tua Anak ASD ... 35

4.1.3 Faktor-faktor Pencetus Terjadinya ASD ... 37


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN 1 ... 59

LAMPIRAN 2 ... 64

LAMPIRAN 3 ... 66

LAMPIRAN 4 ... 68

RIWAYAT HIDUP ... 69


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tipe Metallothionein ... 19

Tabel 2.2 Beberapa Enzim yang Mengandung dan Memerlukan Senyawa Anorganik sebagai Kofaktor ... 22

Tabel 4.1 Usia ... 32

Tabel 4.2 Jenis Kelamin ... 32

Tabel 4.3 Usia Anak Saat Gejala ASD Muncul ... 33

Tabel 4.4 Status Gizi (Berat Badan dan Tinggi Badan Anak) ... 33

Tabel 4.5 Lingkar Kepala ... 33

Tabel 4.6 Anak yang Saudara Kandungnya Memiliki Kelainan Serupa ... 35

Tabel 4.7 Pekerjaan Ayah ... 35

Tabel 4.8 Pendidikan Terakhir Ayah ... 36

Tabel 4.9 Pekerjaan Ibu ... 36

Tabel 4.10 Pendidikan Terakhir Ibu ... 36

Tabel 4.11 Riwayat Penyakit Ibu pada Saat Kehamilan ... 38

Tabel 4.12 Ibu yang Mengkonsumsi Makanan Laut ketika Mengandung ... 38

Tabel 4.13 Ibu yang Mendapatkan Terapi Antibiotik ketika Mengandung ... 40

Tabel 4.14 Ibu yang Mendapatkan Terapi Obat Maag ketika Mengandung .. 40

Tabel 4.15 Ibu yang Mempunyai Tambalan Gigi Amalgam (air raksa) ketika Mengandung ... 41

Tabel 4.16 Ibu yang Merokok Ketika Mengandung ... 42

Tabel 4.17 Ibu yang Menderita Stress Ketika Mengandung ... 42

Tabel 4.18 Ibu yang Menggunakan Alat KB Spiral Sebelum Mengandung ... 43

Tabel 4.19 Riwayat Persalinan Ibu ... 44

Tabel 4.20 Kesulitan Bayi Dalam Pernafasan ... 44

Tabel 4.21 Kesulitan yang Dialami Ibu Saat Melahirkan ... 45

Tabel 4.22 Pemberian ASI Pertama Kali pada Anak ... 45

Tabel 4.23 Usia Anak Berhenti ASI ... 46

Tabel 4.24 Riwayat Kejang-Demam pada Anak ... 47


(7)

Tabel 4.25 Anggota Keluarga Lain yang Perokok ... 47 Tabel 4.26 Penggunaan Obat Nyamuk Bakar di Rumah ... 48 Tabel 4.27 Bahan Peralatan Memasak yang Dipakai di Rumah ... 49 Tabel 4.28 Alergi Pernafasan dan atau Alergi Makanan Tertentu pada Anak 49 Tabel 4.29 Vaksinasi pada Anak ... 50


(8)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 2.1 Klasifikasi ASD ……….. 10


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner………. 58 Lampiran 2 Kurva Lingkar Kepala Anak... 64 Lampiran 3 Tabel Tinggi Badan dan Berat Badan Anak Menurut Usia ... 66 Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Nasional Jawa Barat 68


(10)

Lampiran 1

KUESIONER

A. Data Karakteristik Anak

1. Nama anak : 2. Tanggal lahir/umur:

3. Jenis kelamin : laki-laki/perempuan

Pengukuran antropometrik anak

1. Berat badan : kg

2. Tinggi badan : cm

3. Lingkar kepala : cm

B. Data Karakteristik orang tua anak ASD 1. Nama ayah :

2. Tanggal lahir/umur ayah : 3. Pendidikan terakhir ayah : a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Perguruan tinggi f. Pasca sarjana 4. Pekerjaan ayah :

a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Wiraswasta

d. Lain-lain, sebutkan……. 5. Nama ibu :

6. Tanggal lahir/umur ibu :


(11)

7. Pendidikan terakhir ibu: a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Perguruan tinggi f. Pasca sarjana 8. Pekerjaan ibu :

a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Wiraswasta

d. Lain-lain, sebutkan….. C. Faktor-faktor pencetus terjadinya ASD (pilihan dapat lebih dari satu)

1. Riwayat penyakit pada saat kehamilan: a. Tidak ada

b Hipertensi

c Diabetes mellitus d sitomegalovirus e Toxoplasma f Rubella

g Lain-lain, sebutkan……

2. Apakah ibu mengkomsumsi makanan laut ketika mengandung? a. Tidak pernah

b. Kurang dari 1 kali seminggu c. Lebih dari 1 kali seminggu

3. Apakah ibu mendapatkan terapi antibiotik ketika mengandung? a. Tidak pernah

b. Kurang dari 1 kali seminggu c. Lebih dari 1 kali seminggu


(12)

4. Apakah ibu mendapatkan terapi obat magg ketika mengandung?

a. Tidak pernah

b. Kurang dari 1 kali seminggu c. Lebih dari 1 kali seminggu

5. Apakah ibu mempunyai tambalan gigi amalgam (air raksa) ketika mengandung?

a. Ya, berapa jumlah gigi yang ditambal….. b. Tidak

6 Apakah ibu merokok ketika mengandung?

a. Ya, berapa batang rokok rata-rata yang dikonsumsi perhari.. b. Tidak

7. Apakah ibu sering menderita stres ketika mengandung? a. Ya

b. Tidak

8. Apakah ibu pernah menggunakan alat KB spiral sebelum mengandung? a. Ya, berapa lama menggunakannya?

b. Tidak 9. Riwayat persalinan:

a. Spontan / normal b. Operasi

c. Tindakan seperti vakum d. Lain-lain, sebutkan…..

10. Apakah bayi mengalami kesulitan dalam pernafasan? a. Ya

b. Tidak

11. Kesulitan yang dialami ibu saat melahirkan: a. Tidak ada

b Perdarahan

c Janin keluar sebelum waktu d Kehamilan lewat waktu


(13)

a. Ketuban pecah lebih dulu b. Lain-lain, sebutkan…..

12. Anak telah mendapatkan vaksinasi? Usia anak ketika di vaksinasi? a. Kotipa, usia

b. BCG, usia c. DPT/ polio I, usia d. DPT/ polio II, usia e. DPT/ polio III, usia f. Hepatitis A, usia g. Hepatitis B, usia h. Campak, usia i. MMR, usia

13. Apakah anak memiliki alergi pernafasan ataupun alergi makanan tertentu?

a. Ya, sebutkan jenis alergi yang diderita… b. Tidak

14. Kapankah anak mendapatkan ASI pertama kali? a. Tidak mendapat ASI

b. 0-48 jam setelah lahir

c. Lebih dari 48 jam setelah lahir 15. Hingga usia berapa anak mendapatkan ASI?

a. Tidak mendapat ASI b. < 6 bulan

c. 6 bulan – 1 tahun d. 1 – 2 tahun

16. Apakah anak Bapak/Ibu pernah punya riwayat kejang-demam sampai usia 3 tahun?

a. Iya b. Tidak


(14)

17. Sejak anak usia berapa ibu melihat gejala tersebut? a. Kurang dari 1 tahun

b. 1 – 2 tahun c. 2 – 3 tahun d. 3 – 4 tahun e. lebih dari 4 tahun

18.. Apakah ada saudara kandung/keluarga dari anak yang memiliki kelainan serupa?

a. Ya b. Tidak

19. Apakah ada anggota keluarga lainnya yang serumah perokok?

a. Ya, berapa batang rokok rata-rata yang dikonsumsi perhari….. b. Tidak

20. Penggunaan obat nyamuk baker di rumah: a. Tidak pernah

b. Tidak setiap hari c. Setiap hari

21. Peralatan memasak yang dipakai di rumah terbuat dari: ( jawaban bisa lebih dari 1 )

a. kayu

b. tanah liat

c. baja

d. aluminium

e. teflon

f. stainless steel

g. lain-lain


(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dian Kartika

NRP : 0210027

Tempat dan Tanggal Lahir : Dumai, 19 Agustus 1983 Alamat di Bandung : Jl. Sukakarya II no.34

Alamat asal : Arengka Pekanbaru-Riau

Riwayat Pendidikan :

1. 1990 lulus TK Pertiwi Kotamadya Pekanbaru 2. 1996 lulus SD Negeri 001 Pekanbaru

3. 1999 lulus SLTP Negeri 13 Pekanbaru 4. 2002 lulus SMU Negeri 8 Pekanbaru

5. 2002-sekarang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah suatu sindroma gangguan perkembangan anak yang sangat kompleks dan berat yang biasanya muncul pada tiga tahun pertama dari kehidupan anak, dengan dugaan penyebab yang sangat bervariasi. Gejala klinik ASD berupa gangguan yang berlarut-larut pada interaksi sosial timbal balik, gangguan komunikasi serta pola perilaku yang terbatas dan stereotipik (Slamet Santosa, 2003; Diana Krisanti Jasaputra, 2003).

Penyakit ini menjadi sangat populer pada tahun-tahun terakhir karena adanya laporan dari sekelompok ilmuwan yang menyatakan bahwa angka kejadian ASD meningkat drastis sejak tahun 1990-an. Dilihat dari fenotip dan perkembangan klinik, prevalensi diperkirakan telah mengalami peningkatan 10 sampai 20 per 10.000 atau 1 dari setiap 500 sampai 1000 orang (Bryson et al., 1988; Wing & Sould, 1978; Gilberg et al., 1991; Eehlers and Gilberg, 1993; Bryson 1996). Hasil survei yang diperoleh dari beberapa negara menunjukkan bahwa 2 sampai 4 anak per 10.000 anak berpeluang menderita ASD dengan rasio perbandingan 3 : 1 untuk anak laki-laki dan perempuan (Hembing Wijayakusuma, 2004). Di Indonesia, walaupun belum ada data yang pasti, namun jelas terlihat adanya peningkatan yang mencolok pada jumlah penderita ASD (Rudy Sutadi, 2003).

Kejadian ASD diduga dimulai oleh faktor predisposisi genetik pada anak dengan faktor pencetus yang beragam sehingga terjadi kerusakan biologis (gangguan pertumbuhan sel otak dan perubahan struktur otak) dan akhirnya muncul gejala ASD (Widura, 2003). Menurut Autism Research Institute (ARI) di San Diego tahun 2001, faktor-faktor pencetus yang sangat berhubungan dengan ASD antara lain: faktor pencetus prenatal yaitu penyulit kehamilan (perdarahan) atau persalinan (anoxia, tindakan); infeksi virus, bakteri, protozoa; konsumsi obat-obat tertentu selama kehamilan (misal: antibiotik); polusi lingkungan (Hg, Pb, Al,


(22)

asap rokok, obat nyamuk); defisiensi nutrien tertentu (asam folat, Zn); faktor pencetus postnatal yaitu polusi lingkungan, masalah peningkatan vaksinasi baik intensitasnya maupun dalam bentuk vaksin yang multivalen (misal: vaksin MMR); penggunaan thimerosal (merkuri) sebagai pengawet dalam vaksin: Kandungan antimony dalam bahan untuk memperlambat kebakaran dalam berbagai alat yang dipakai untuk bayi dan anak-anak; dan berbagai macam alergi (alergi yang berhubungan dengan inhalasi dan pernafasan, alergi makanan).

Dengan memperhatikan masalah-masalah tersebut di atas, maka peneliti berminat untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin menjadi pencetus munculnya ASD pada anak-anak yang telah didiagnosis menderita autisme.

1.2Identifikasi Masalah

1. Bagaimana profil dari para penderita ASD di lembaga pendidikan autisme berdasarkan data survei dengan kuesioner

2. Apa saja faktor-faktor yang dapat menjadi pencetus timbulnya ASD

1.3Maksud dan Tujuan penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang ASD melalui survei pada penderita ASD

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil dari para penderita ASD dan kemungkinan faktor-faktor pencetus ASD sehingga diharapkan angka kejadian ASD berkurang


(23)

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Penelitian ini diharapkan akan menambah referensi dan bahan literatur mengenai ASD demi perkembangan ilmu pengetahuan

1.5Kerangka Pemikiran

Saat ini kasus ASD semakin banyak dan seolah-olah menjadi "wabah". Beberapa rumah sakit di Indonesia mengklaim terjadi peningkatan angka pasien ASD pada tahun 2002 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan pesat ini menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran masyarakat khususnya orang tua bahkan para dokter.

Tidak seperti wabah penyakit lain, penyebab ASD belum diketahui dengan pasti. Pada ASD tidak jelas adanya bakteri, parasit, protozoa, maupun virus sebagai penyebab munculnya penyakit.

Dewasa ini semakin banyak kasus ASD yang muncul pada saat anak berumur 18 hingga 24 bulan. Artinya, setelah lahir anak berkembang normal tetapi kemudian perkembangannya berhenti dan mengalami kemunduran. Banyak faktor yang diduga merupakan pencetus gejala ASD, misalnya polusi lingkungan, vaksin-vaksin yang memakai thimerosal, berbagai macam alergi dan sebagainya. Namun, ini semua masih memerlukan penelitian lebih mendalam (Bonny Danuatmaja, 2003).


(24)

1.6Metodologi

1 Metode penelitian : Deskriptif

2 Teknik pengambilan data : Survei dengan wawancara 3. Instrumen penelitian : Kuesioner

4. Responden : Orang tua dari anak-anak

penderita ASD di lembaga pendidikan autisme: SLB autisme

"Yayasan Pelita Hafizh" dan lembaga studi autisme "Automatia"

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pengambilan data dilakukan di lembaga pendidikan autisme: SLB autisme "Yayasan Pelita Hafizh" dan lembaga studi "Automatia". Pengolahan data dilakukan oleh penulis di Fakultas Kedokteran UKM. Pengambilan dan pengolahan data dilakukan penulis pada bulan Maret-Juni 2007.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Profil penderita ASD memberi gambaran:

- Perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 - Gejala ASD muncul ketika anak berusia 1 sampai 2 tahun

- ASD dapat diderita oleh berbagai kalangan dan latar belakang pendidikan

- 10 % penderita ASD memiliki saudara kandung atau anggota keluarga lain dengan kelainan serupa.

Hal ini menunjukkan bahwa kejadian ASD diduga berhubungan dengan faktor genetis.

b. Faktor-faktor yang diduga menjadi pencetus terjadinya ASD pada penelitian ini terdiri dari:

1. Stress yang dialami ibu pada saat kehamilan (50%) 2. Kesulitan yang dialami ibu saat melahirkan (76,67

3. Penggunaan alat memasak di rumah dengan bahan aluminium, stainless steel (86,67%) dan teflon (80%)

4. Adanya anggota keluarga lain serumah yang perokok (50%)

5. Pemberian vaksinasi pada anak seperti DPT I (100%), DPT II (96,67%), dan DPT III (96,67%).

5.2 Saran

a. Perlu adanya penyuluhan oleh tenaga medis mengenai kejadian ASD di masyarakat

b. Perlu penelitian epidemiologi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan di banyak tempat mengenai kejadian ASD oleh tenaga ahli.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

A.Adipurnama. 2003. Masalah disbiosis pada autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.326-332.

Ahmad Ramli & K. St. Pamoentjak. 1994. Kamus kedokteran, arti & keterangan istilah. Cetakan 19. Jakarta: Djambatan. hal.26.

Bailey et al. 1998. A cliniccopathlogic study of Austin Brain, 121:889-908.

Barak Y, Khimhi R, Stein D,Gutman J, Weizman A. 1999.Autistic subject with comorbid epilepsy: a possible associaton with viral infections . Child psychiatry Hum Dev; 29: 245-15.

Bauman M, Courchesne E.1990.Abnormal neuroanatomy in a nonretarded person with austism. Neurology.

Bonny Danuatmaja. 2003. Terapi anak autis di rumah. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara. Hal.2-6.

Brill, M.A. 1994. Keys to parenting The Child With Austim. Barron’s educational Series, New York.

Bryson SE. 1996. rief report-epidemiology of austim. J. Autism Dev Disord; 26: 165.

Bryson SE, Clark BS,Smith IM. 1988. First report of a Canadian epidemiological study of autistic syndrome. J. Child Psychal psychatr; 29: 933.

Campbell M, Shay J. 1995. Pervasive Developmental Disorders in saddock HI, Kaplan BJ eds. Comprehensive Textbook of Psychiatry, vol 2B, 6th ed. William Wilkins, Baltimore.

Chugani DC. Austim. In press in The Foundation and future of Functional Neuroimaging eds.M. Erust,J. Rumsey, Cambridge University Press.

Cohen, D.J., & Volkmar, F. 1997. Handbook of Autism and Pervasive Developmental. Disoeders. 2nd. Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc. Depdiknas. 2002. Pedoman Pelayanan Pendidikan bagi Anak Autistik. Jakarta:

Depdiknas.


(27)

Diana Krisanti Jasaputra. 2003. Alergi makanan pada anak autis. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.222-236.

Diana Krisanti Jasaputra. 2003. Gangguan sistem imun pada anak autistik. Jurnal kedokteran Maranatha, 2 (2): 94-104.

Dorland, W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.hal.215.

Ehlers S, Gillberg C. 1993. The epidemiologi of Asperger Syndrome.A total population study. J. Child Psychol Psychiatr; 34: 1327.

Goldberg MJ. A new definition of austim, October 2000.

Hana Ratnawati. 2003. Leaky gut pada autisme. Dalam : Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.237-248.

Hembing Wijayakusuma. 2004. Psikoterapi anak autisma. Teknik bermain kreatif non verbal & verbal, terapi khusus untuk autisma. Edisi 1. Jakarta: Pustaka Obor. Hal.v-viii.

Jepson, B. 2003. Understanding Autism: The Physiology Basis and Biomedical Intervention Options of Autism Spectrum Disorders. Utah: Children’s Biomedical Center of Utah.

Kanner L. 1971. Follow-up study of eleven autistic children originally reported in 1943.J. Autism Child Schizophr; 1: 119.

Kemper T, Bauman M. 1998. Neuropathology of Infantile Autism. J. Neuropathol Exp Neurology.

Konstantareas MM, Homiditis S. 1999. Chromosomal abnormalities in a series of children with autistic disorder. J. Austim Dev Disord; 29: 275-85.

Lilis Alis. 2003. Rencana Kerja dan Memulai Terapi Biomedis dan Perilaku. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.123-124.

London E. 1998. The ABC of MMRs and DTPs. Is There an association Between Vaccination and Austim? Naarative, Number 3, fall.


(28)

Maes et al. 1993. Fragile-X syndrome and austim: a Prevalent association or a misinterpted connection? Genet Couns; 4: 245.

McCandless, J. 2003. Anak-anak dengan Otak yang “Lapar”: Panduan Penanganan Medis untuk Penyandang Gangguan Spektrum Autisme. Edisi kedua. Dalam: Fifiana Wobowo, Grace Mathilda Pelawi, Hanny M. Prasetya, Sholichah Kusuma Wardani, dan Tyas Budi Utami, editor: Jakarta: PT. Grasindo.

Melly Budhiman, Paul Shattock, dan Endang Ariani. 2002. Memperbaiki Metabolisme Tubuh: Langkah Awal Menanggulangi Autisme (Pedoman untuk Orang Tua). Jakarta: Majalah Nirmala.

Melly Budhiman. 2002. Penanganan autisme secara komprehensif. Seminar & Workshop on Fragile-X Mental Retradation, Autism and Related Disorders. 19-23 Januari 2002.

Muller RA, Behen ME, Rotherngel RD, Chugani DC, Muzik O, Margner TS, Chugani HT. 1999. Brain maping of language and auditory perception in high-functioning autistic adults: a PET Study. J. Autism Dev Discord; 29: 19-31.

National Alliance for Autism Research (NAAR). 2004. What is autism. http://www.naar.asp. October 28th 2004.

Rudy Sutadi. 2003. Intervensi biomedis pada masalah perilaku autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.390-413.

Rutter, M., Bailey, A., Simonoff, E., & Pickles, A. 1997. Genetic influences and autism. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd. New York: John Wiley & Sons, Inc. p.370-88.

Slamet Santosa. 2003. Pengaruh logam berat pada autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.24-34.

Slamet Santosa. 2003. Peran metallothionein pada autisme. Jurnal Kedokteran Maranatha, 2 (2): 86-93.


(29)

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Dalam: IG.N.Gde Ranuh, editor: Penilaian Pertumbuhan Fisik Anak, Jakarta: EGC. Hal.40-41, 56-57. Taylor B et al. 1999. Autism and measles, mumps, and rubella vaccine: no

epidemiological evidence for a causal association. Lancet; 353(9169): 2026-9.

Theo Peeters. 2004. Hubungan pengetahuan teoritis dan intervensi pendidikan bagi penyandang autis. Dalam: Siwi Parwati Safrisal, editor: Autisme, Jakarta: Dian Rakyat. hal. 1-2.

Tjut Meura Salma Oebit Edi. 2003. Diagnosis dini autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.9-12.

Triantoro Safari. 2005. Autisme: Pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orang tua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.3-6.

Volkmar, F., Klin, A., & Cohen, D.J. 1997. Diagnosis and classification of autism and related condition: consensus and issues. In Cohen, D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd ed. New York : John Wiley & Sons, Inc. p.5-40.

Volkmar, F., Klin, A., Marans, W., & Cohen, D.J.1997. Childhood disintegrative disorders. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd ed. New York : John Wiley & Sons, Inc. p.47-59.

Volkmar FR, Klim A. 2000. Pervasive Developmental disorders, in Sadock BJ, Sadock VA eds. Comprehensive Texbook of Psychiatry, 7th ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia.

Widura. 2003. Aspek imunologi autoimunitas pada autisme dan pengobatannya dengan imunoglobulin G intravena (IVIG). Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor. Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.139-143.

Widura. 2003. Tinjauan masalah kontroversi hubungan vaksinasi Measles-Mumps Rubella (MMR) dengan autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor. Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.340-346.


(30)

Widura. 2003. Faktor-faktor pencetus autism spectrum disorders (ASD). Jurnal Kedokteran Maranatha, 2 (2): 64-72.

Wing, L. 1997. Syndromes of autism and atipical development. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorder. 2nd ed New York: John Wiley & Sons, Inc. p.48-70.

___January 2003-California autism increasing, http://www.centerofautisme.com.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Profil penderita ASD memberi gambaran:

- Perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 - Gejala ASD muncul ketika anak berusia 1 sampai 2 tahun

- ASD dapat diderita oleh berbagai kalangan dan latar belakang pendidikan

- 10 % penderita ASD memiliki saudara kandung atau anggota keluarga lain dengan kelainan serupa.

Hal ini menunjukkan bahwa kejadian ASD diduga berhubungan dengan faktor genetis.

b. Faktor-faktor yang diduga menjadi pencetus terjadinya ASD pada penelitian ini terdiri dari:

1. Stress yang dialami ibu pada saat kehamilan (50%) 2. Kesulitan yang dialami ibu saat melahirkan (76,67

3. Penggunaan alat memasak di rumah dengan bahan aluminium, stainless steel (86,67%) dan teflon (80%)

4. Adanya anggota keluarga lain serumah yang perokok (50%)

5. Pemberian vaksinasi pada anak seperti DPT I (100%), DPT II (96,67%), dan DPT III (96,67%).

5.2 Saran

a. Perlu adanya penyuluhan oleh tenaga medis mengenai kejadian ASD di masyarakat

b. Perlu penelitian epidemiologi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan di banyak tempat mengenai kejadian ASD oleh tenaga ahli.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A.Adipurnama. 2003. Masalah disbiosis pada autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.326-332.

Ahmad Ramli & K. St. Pamoentjak. 1994. Kamus kedokteran, arti & keterangan istilah. Cetakan 19. Jakarta: Djambatan. hal.26.

Bailey et al. 1998. A cliniccopathlogic study of Austin Brain, 121:889-908.

Barak Y, Khimhi R, Stein D,Gutman J, Weizman A. 1999.Autistic subject with comorbid epilepsy: a possible associaton with viral infections . Child psychiatry Hum Dev; 29: 245-15.

Bauman M, Courchesne E.1990.Abnormal neuroanatomy in a nonretarded person with austism. Neurology.

Bonny Danuatmaja. 2003. Terapi anak autis di rumah. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara. Hal.2-6.

Brill, M.A. 1994. Keys to parenting The Child With Austim. Barron’s educational Series, New York.

Bryson SE. 1996. rief report-epidemiology of austim. J. Autism Dev Disord; 26: 165.

Bryson SE, Clark BS,Smith IM. 1988. First report of a Canadian epidemiological study of autistic syndrome. J. Child Psychal psychatr; 29: 933.

Campbell M, Shay J. 1995. Pervasive Developmental Disorders in saddock HI, Kaplan BJ eds. Comprehensive Textbook of Psychiatry, vol 2B, 6th ed. William Wilkins, Baltimore.

Chugani DC. Austim. In press in The Foundation and future of Functional Neuroimaging eds.M. Erust,J. Rumsey, Cambridge University Press.

Cohen, D.J., & Volkmar, F. 1997. Handbook of Autism and Pervasive Developmental. Disoeders. 2nd. Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc. Depdiknas. 2002. Pedoman Pelayanan Pendidikan bagi Anak Autistik. Jakarta:


(3)

Diana Krisanti Jasaputra. 2003. Alergi makanan pada anak autis. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.222-236. Diana Krisanti Jasaputra. 2003. Gangguan sistem imun pada anak autistik. Jurnal

kedokteran Maranatha, 2 (2): 94-104.

Dorland, W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.hal.215.

Ehlers S, Gillberg C. 1993. The epidemiologi of Asperger Syndrome.A total population study. J. Child Psychol Psychiatr; 34: 1327.

Goldberg MJ. A new definition of austim, October 2000.

Hana Ratnawati. 2003. Leaky gut pada autisme. Dalam : Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.237-248.

Hembing Wijayakusuma. 2004. Psikoterapi anak autisma. Teknik bermain kreatif non verbal & verbal, terapi khusus untuk autisma. Edisi 1. Jakarta: Pustaka Obor. Hal.v-viii.

Jepson, B. 2003. Understanding Autism: The Physiology Basis and Biomedical Intervention Options of Autism Spectrum Disorders. Utah: Children’s Biomedical Center of Utah.

Kanner L. 1971. Follow-up study of eleven autistic children originally reported in 1943.J. Autism Child Schizophr; 1: 119.

Kemper T, Bauman M. 1998. Neuropathology of Infantile Autism. J. Neuropathol Exp Neurology.

Konstantareas MM, Homiditis S. 1999. Chromosomal abnormalities in a series of children with autistic disorder. J. Austim Dev Disord; 29: 275-85.

Lilis Alis. 2003. Rencana Kerja dan Memulai Terapi Biomedis dan Perilaku. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.123-124.

London E. 1998. The ABC of MMRs and DTPs. Is There an association Between Vaccination and Austim? Naarative, Number 3, fall.


(4)

Maes et al. 1993. Fragile-X syndrome and austim: a Prevalent association or a misinterpted connection? Genet Couns; 4: 245.

McCandless, J. 2003. Anak-anak dengan Otak yang “Lapar”: Panduan Penanganan Medis untuk Penyandang Gangguan Spektrum Autisme. Edisi kedua. Dalam: Fifiana Wobowo, Grace Mathilda Pelawi, Hanny M. Prasetya, Sholichah Kusuma Wardani, dan Tyas Budi Utami, editor: Jakarta: PT. Grasindo.

Melly Budhiman, Paul Shattock, dan Endang Ariani. 2002. Memperbaiki Metabolisme Tubuh: Langkah Awal Menanggulangi Autisme (Pedoman untuk Orang Tua). Jakarta: Majalah Nirmala.

Melly Budhiman. 2002. Penanganan autisme secara komprehensif. Seminar & Workshop on Fragile-X Mental Retradation, Autism and Related Disorders. 19-23 Januari 2002.

Muller RA, Behen ME, Rotherngel RD, Chugani DC, Muzik O, Margner TS, Chugani HT. 1999. Brain maping of language and auditory perception in high-functioning autistic adults: a PET Study. J. Autism Dev Discord; 29: 19-31.

National Alliance for Autism Research (NAAR). 2004. What is autism. http://www.naar.asp. October 28th 2004.

Rudy Sutadi. 2003. Intervensi biomedis pada masalah perilaku autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.390-413.

Rutter, M., Bailey, A., Simonoff, E., & Pickles, A. 1997. Genetic influences and autism. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd. New York: John Wiley & Sons, Inc. p.370-88.

Slamet Santosa. 2003. Pengaruh logam berat pada autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.24-34.

Slamet Santosa. 2003. Peran metallothionein pada autisme. Jurnal Kedokteran Maranatha, 2 (2): 86-93.


(5)

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Dalam: IG.N.Gde Ranuh, editor: Penilaian Pertumbuhan Fisik Anak, Jakarta: EGC. Hal.40-41, 56-57. Taylor B et al. 1999. Autism and measles, mumps, and rubella vaccine: no

epidemiological evidence for a causal association. Lancet; 353(9169): 2026-9.

Theo Peeters. 2004. Hubungan pengetahuan teoritis dan intervensi pendidikan bagi penyandang autis. Dalam: Siwi Parwati Safrisal, editor: Autisme, Jakarta: Dian Rakyat. hal. 1-2.

Tjut Meura Salma Oebit Edi. 2003. Diagnosis dini autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor: Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.9-12.

Triantoro Safari. 2005. Autisme: Pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orang tua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.3-6.

Volkmar, F., Klin, A., & Cohen, D.J. 1997. Diagnosis and classification of autism and related condition: consensus and issues. In Cohen, D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd ed. New York : John Wiley & Sons, Inc. p.5-40.

Volkmar, F., Klin, A., Marans, W., & Cohen, D.J.1997. Childhood disintegrative disorders. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorders. 2nd ed. New York : John Wiley & Sons, Inc. p.47-59.

Volkmar FR, Klim A. 2000. Pervasive Developmental disorders, in Sadock BJ, Sadock VA eds. Comprehensive Texbook of Psychiatry, 7th ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia.

Widura. 2003. Aspek imunologi autoimunitas pada autisme dan pengobatannya dengan imunoglobulin G intravena (IVIG). Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor. Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.139-143.

Widura. 2003. Tinjauan masalah kontroversi hubungan vaksinasi Measles-Mumps Rubella (MMR) dengan autisme. Dalam: Rudy Sutadi, Lucky Aziza Bawazir, dan Nia Tanjung, editor. Penatalaksanaan Holistik Autisme, Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal.340-346.


(6)

Widura. 2003. Faktor-faktor pencetus autism spectrum disorders (ASD). Jurnal Kedokteran Maranatha, 2 (2): 64-72.

Wing, L. 1997. Syndromes of autism and atipical development. In Cohen D.J, Volkmar, F., editors: Handbook of Autism and Pervasisive Developmental Disorder. 2nd ed New York: John Wiley & Sons, Inc. p.48-70.