HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT RSUD Hubungan Persepsi Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat RSUD Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo.

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT RSUD
DR. HARDJONO KABUPATEN PONOROGO

Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :
TEGAR MAHENDRA GAUTAMA
F. 100 070 301

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT RSUD
DR. HARDJONO KABUPATEN PONOROGO


Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :
TEGAR MAHENDRA GAUTAMA
F. 100 070 301

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii

ABSTRAKSI

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT RSUD
DR. HARDJONO KABUPATEN PONOROGO

Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan
pelayanan di rumah sakit. Ciri kinerja pelayanan keperawatan yang bermutu
diantaranya ialah sumber daya keperawatan dimanfaatkan secara wajar, berhasil guna
dan berdaya guna, aman bagi pasien dan perawat, memuaskan pasien dan perawat
serta memperhatikan aspek sosial budaya. Namun dalam pelaksanaan peran dan
fungsinya seringkali perawat tidak bisa optimal yang disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain yaitu lemahnya budaya organisasi dan kepuasan kerja yang belum sesuai
harapan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
persepsi budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan kinerja. Variabel tergantung
dalam penelitian ini yaitu kinerja, sedangkan variabel bebas adalah persepsi budaya
organisasi dan kepuasan kerja. Hipotesis yang diajukan; (1) Ada hubungan antara
persepsi budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan kinerja perawat; (2) Ada
hubungan positif antara persepsi budaya organisasi dengan kinerja; (3) Ada
hubungan positif antara kepuasan kerja dengan kinerja
Subjek penelitian yaitu perawat instalasi medis RSUD Dr. Hardjono
Kabupaten Ponorogo berjumlah 110 responden. Metode pengumpulan data
menggunakan skala persepsi budaya organisasi, kepuasan kerja dan skala kinerja.
Metode analisis data digunakan analisis regresi dua prediktor.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,526,
Fregresi = 20,460; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang

sangat signifikan antara persepsi budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan
kinerja. Hasil analisis korelasi rx1y sebesar 0,621; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi budaya organisasi dengan
kinerja. Hasil analisis korelasi rx2y sebesar 0,351; p = 0,000 (p < 0,01) berarti ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja. Sumbangan persepsi
budaya organisasi terhadap kinerja perawat sebesar 12,3% (rsquare=0,123). Sumbangan
kepuasan kerja terhadap kinerja perawat sebesar 27,6% (rsquare=0,276), sehingga total
sumbangan efektif sebesar 39,9% (12,3 +27,6%), sehingga masih terdapat 60,1%
faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat diluar variabel persepsi budaya
organisasi dan kepuasan kerja.
Adapun kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan yang sangat
signifikan antara persepsi budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan kinerja.
Namun generalisasi hasil-hasil penelitian terbatas pada subjek dan lokasi penelitian
dilakukan yaitu perawat instalasai medis di RSUD Dr. Harjono Kabupaten Ponorogo.
Kata kunci: persepsi budaya organisasi, kepuasan kerja, kinerja.

v

yang sesuai dengan standar. Pembinaan


PENGANTAR
Perawat

karyawan

monitoring dari tingkat kabupaten atau kota

tenaga kesehatan yang berada pada posisi

yang belum maksimal, stakeholders yang

ujung tombak pelayanan kesehatan dan

mendukung belum optimal dan yang paling

merupakan tenaga kesehatan yang paling

utama adalah tidak mudah mengubah

banyak kontak langsung dengan pasien.


mindset perawat. Agar perawat dapat

Penerapan

manajemen

berkontribusi dalam mencapai Indonesia

kinerja merupakan salah satu upaya dalam

sehat, peran perawat pada rumah sakit atau

rangka

puskesmas

perlu

dalam memberikan pelayanan pada pasien.


peningkatan

tanggung

Komponen

akuntabilitas

secara

kinerja

merupakan

pengembangan

meningkatkan

pengembangan


perawat

dikembangkan
Keperawatan

kinerja

manajemen

sebagaimana
oleh

dan

perawat

ditingkatkan,
jawab


baik

maupun

professional.

Di

yang

samping hal di atas, juga menunjang

Direktorat

pelaksanaan Kepmenkes nomor 1239 tahun

Keteknisian

Medik


2001

Depkes, UGM dan WHO terdiri dari: 1)

tentang

Registrasi

dan

Praktik

Perawat (Hasanbasri, 2007 ).

standar pelayanan dan standar operasional

Kinerja

perawat


pelaksana

prosedur, 2) uraian tugas, 3) indikator

merupakan faktor utama dalam menentukan

kinerja perawat, 4) diskusi refleksi kasus, 5)

keberhasilan

monitoring dan evaluasi. Namun beberapa

Kinerja perawat sebenarnya sama dengan

kendala dalam penerapan pengembangan

prestasi kerja di organisasi perusahaan.

manajemen kinerja perawat diantaranya


Perawat

belum memadainya sarana dan prasarana

berdasarkan standar obyektif yang terbuka

untuk menerapkan pelayanan keperawatan

dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat
1

pelayanan di rumah sakit.

ingin

diukur

kinerjanya

diperhatikan dan diberi penghargaan yang

dan

tinggi, mereka akan lebih terpacu untuk

Keterampilan teknis perawat antara lain

mencapai prestasi

berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki,

yang

lebih tinggi.

keterampilan

Kinerja perawat adalah aktivitas perawat

pengetahuan

dalam

mengimplementasikan

pekerjaan,

baiknya

suatu

wewenang,

tanggungjawabnya

sebaik-

terhadap

karakteristik
standar

melaksanakan

dan

operasional procedur (SOP) keperawatan.

rangka

Adapun keterampilan interpersonal meliputi

tugas

dalam

interpersonal.

pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan

seluruh

terwujudnya

menghargai tubuh, pikiran dan jiwa dari

asuhan keperawatan yang

bermutu (Haryono, 2004).
Keberadaan

tindakan

kemanusiaan

yang

orang lain, melihat pasien dengan ramah,

perawat

dalam

mendengarkan

dengan

empati

dan

memberikan pelayanan kesehatan di rumah

memberikan respon.

sakit sangatlah penting, karena perawatlah

berfungsi untuk mengobati penyakitnya

yang mendampingi pasien selama 24 jam

maka perawat berfungsi untuk menangani

sehari di samping keluarganya Huber

orangnya.

(Mafoedz, 2009) mengatakan bahwa 90%

menyembuhkan

pelayanan

kesehatan

sakit

bertugas memberi perhatian kepada pasien

terhadap

pasien

pelayanan

yang mencakup untuk membangkitkan

perawatan.

di
adalah

Disinilah

rumah

perawat

Dokter

Jadi

jika

bertugas

sedangkan

obat

untuk
perawat

harus

semangat pasien yang menderita luka fisik

memaksimalkan perawatan kepada pasien

maupun emosi, misalnya sewaktu pasien

yang ditunjukkan dengan kinerja yang

diberitahu sedang mengidap penyakit kronis

ditampilkan. Kinerja perawat dibagi dalam

atau bahwa umur pasien tidak akan lama

dua keterampilan yaitu keterampilan teknis

lagi.
2

Ulasan di atas menunjukkan bahwa
perawat

harus

memiliki

kinerja

dan

yang

keterbukaan

memainkan

budaya

peranan

organisasi

penting

bagi

optimal dalam melaksanakan setiap tahap

keberhasilan organisasi dalam melakukan

dalam

proses-proses

pekerjaan.

mengatakan

Mahfoedz

bahwa

ciri

(2009)

perubahan,

pembelajaran

pelayanan

organisasi maupun pembelajaran social.

keperawatan yang bermutu ialah sumber

Khusus untuk organisasi-organisasi publik,

daya keperawatan dimanfaatkan secara

guna meningkatkan nilai kompetitif, maka

wajar, berhasil guna dan berdaya guna,

diperlukan suatu budaya organisasi yang

aman bagi pasien dan perawat, memuaskan

mampu

pasien dan perawat serta memperhatikan

administrasi publik tradisional sebagaimana

aspek sosial budaya.

hal

Budaya organisasi memiliki suatu
peranan

yang

penting

tersebut

dari

telah

model-model

dilakukan

oleh

organisasi-organisasi sektor swasta.

dalam

Menurut Robert (Sopiah, 2008)

perusahaan. Temuan Tepeci (Sopiah, 2008)

kinerja atau prestasi kerja individu sangat

mengungkapkan bahwa budaya organisasi

dipengaruhi oleh budaya nasional yang

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan

menjadi

kerja,

organisasi.

tingkat

sangat

beranjak

keinginan

untuk

tetap

inspirasi

lahirnya

Jika

perusahaan

organisasi

yang

budaya
memiliki

bertahan pada organisasi dan kemauan

budaya

untuk memberikan rekomendasi kepada

kepuasan kerja akan menjadi tinggi dan

pihak lain. Budaya organisasi terkait erat

berdampak

dengan komitmen pekerja dan berpengaruh

Sebaliknya, jika budaya kerja organisasi

signifikan terhadap pencapaian kinerja.

tidak sehat maka hal itu akan memicu

Untuk kepentingan kedepan, kesesuaian

penurunan
3

pada

kinerja

baik

peningkatan

individu

maka

kinerja.

anggota

organisasi yang pada gilirannya akan

keamanan kerja dengan kognisi, afeksi, dan

berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

behavior menuju perubahan. Komitmen

Pernyataan ini didukung oleh penelitian

kontinuen

Muluk (Sopiah, 2008) hasil penelitian itu

kepuasan kerja terhadap gaji, promosi,

menyimpulkan:

Komitmen

supervise, berpengaruh secara langsung dan

kedua

faktornya

positif terhadap kinerja. Selanjutnya Rao

dan

komitmen

(Sopiah, 2008) menambahkan bahwa ada

organisasional
(komitmen

(1)
dan

normativ

memediasi

hubungan

antara

kontinuen) memainkan peran yang berbeda

beberapa

dalam memediasi hubungan antara iklim

karyawan mau lebih berprestasi dalam

kerja

yang

bekerja, yaitu: (1) karyawan akan bekerja

kinerja,

keras apabila merasa dibutuhkan oleh

sebagaimana dinilai oleh pekerja sendiri

organisasi. (2) Karyawan akan bekerja lebih

dan

mereka.

baik apabila mereka mengerti dengan jelas

Kesimpulan tersebut didukung pula oleh

apa yang diharapkan dari mereka dan

penelitian Darwish (Sopiah, 2008) yang

apabila

menyimpulkan bahwa sikap dan perilaku

mengubah

pegawai

Karyawan akan bekerja lebih baik apabila

(budaya

dipersepsikan

karyawan

supervisor

meningkat

organisasi)

menuju

dan

langsung

perubahan

seiring dengan

organisasi
peningkatan

mereka

hal

yang

mereka

mampu

sesekali

membuat

berwenang

harapan-harapan

merasa

bahwa

itu.

(3)

organisasi

komitmen afektif dan komitmen kontinuen

menyediakan peluang bagi prestasi kerja

secara langsung dan berpengaruh negatif

mereka untuk dihargai dan diberi ganjaran.

terhadap sikap kognitif. Komitmen afektif

(4) Karyawan akan bekerja lebih baik

memediasi hubungan antara kepuasan kerja

apabila

terhadap kondisi kerja, gaji, supervisi dan

organisasi
4

mereka

mengetahui

memberi

peluang

bahwa
untuk

berkembang

dan

sejauh

mungkin

menggunakan

skala

persepsi

budaya

mempergunakan kemampuan mereka, dan

organisasi,

(5) Karyawan akan bekerja lebih baik

kinerja. Metode analisis data digunakan

apabila mereka dipercaya dan diberlakukan

analisis regresi dua prediktor.

kepuasan kerja dan skala

dengan hormat.
Berdasarkan beberapa uraian di atas

HASIL DAN PEMBAHASAN

dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan
bekerja

karena

hasil

analisis

data

budaya

diketahui nilai koefisien korelasi R= 0,526,

berdampak

Fregresi = 20,460; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil

terhadap kepuasan kerja itu sendiri yang

ini menunjukkan ada hubungan yang sangat

pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja

signifikan antara persepsi budaya organisasi

mereka. Adapun tujuan utama penelitian ini

dan kepuasan kerja dengan kinerja. Dengan

yaitu mengetahui

demikian

organisasi

yang

dipengaruhi

Berdasarkan

baik

dan

hubungan Persepsi

variabel

persepsi

budaya

Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja

organisasi dan kepuasan kerja

dapat

dengan

digunakan

untuk

kinerja

perawat

RSUD

Dr

Hardjono Kabupaten Ponorogo .

sebagai

prediktor

memprediksikan kinerja perawat.
Hasil analisis korelasi rx1y sebesar
0,351; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada

METODE
Metode penelitian

menggunakan

hubungan positif yang sangat signifikan

metode kuantitatif. Subjek penelitian yaitu

antara persepsi budaya organisasi dengan

perawat

Dr.

kinerja. Semakin tinggi (positif) persepsi

Hardjono Kabupaten Ponorogo berjumlah

budaya organisasi maka semakin tinggi

110 responden. Metode pengumpulan data

kinerja perawat. Hasil analisis ini sesuai

instalasi

medis

RSUD

5

dengan teori yang dikemukakan Robert

kinerja, misalnya penelitian

(Sopiah, 2008) kinerja dipengaruhi oleh

Saad

budaya nasional yang menjadi inspirasi

hubungan

lahirnya budaya organisasi. Jika perusahaan

organisasi dengan kinerja. Pada sebuah

memiliki budaya organisasi yang baik maka

organisasi

kepuasan kerja akan menjadi tinggi dan

memungkinkan terbentuknya manajemen

berdampak

kinerja.

secara efektif dan efisien, hal tersebut

Sebaliknya, jika budaya kerja organisasi

membantu dalam meningkatkan kinerja

tidak sehat maka hal itu akan memicu

karyawan dan jalan untuk memanfaatkan

penurunan

sumber

pada

peningkatan

kinerja

individu

anggota

(2013)

yang

yang

menyatakan

kuat

budaya

daya

Awadh dan

antara

budaya

yang

yang

ada

kuat

maksimal

dalam

organisasi yang pada gilirannya akan

membantu

berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Begitu pula penelitian Shahzad dkk. (2010)

Didukung pendapat Rao (Sopiah, 2008)

yang

yang mengatakan karyawan akan bekerja

organisasi berdampak positif pada kinerja

lebih baik apabila mereka merasa bahwa

karyawan. Penelitian tersebut menjelaskan

organisasi

bagi

bahwa setiap individu dalam organisasi

prestasi kerja mereka untuk dihargai dan

memiliki budaya yang berbeda dan individu

diberi

mencoba

menyediakan

ganjaran,

peluang

organisasi

memberi

pengembangan

memaparkan

untuk

organisasi.

bahwa

menyesuaikan

budaya

dirinya

peluang untuk berkembang dan sejauh

dengan

mungkin mempergunakan kemampuan.

organisasi. Penerapan budaya organisasi

Beberapa

penelitian

yang

norma-norma

dan

nilai-nilai

telah

sangat membantu bagi karyawan untuk

dilakukan menyatakan adanya keterkaitan

melakukan pekerjaan mereka secara efektif

yang erat antara budaya organisasi dengan

dan efisien.
6

Hasil analisis korelasi rx2y sebesar

dan komitmen organisasi dapat mendukung

0,525; p = 0,000 (p < 0,01) berarti ada

peningkatan kinerja seseorang.

hubungan positif yang sangat signifikan
antara kepuasan kerja

Menurut

dengan kinerja.

Semakin tinggi kepuasan kerja

Gibson (dalam Sutanto,

2002) kepuasan kerja akan menciptakan

maka

kinerja yang lebih baik, misalnya adanya

semakin tinggi kinerja perawat. Karyawan

motivasi

yang merasa puas dengan pekerjaanya

memberikan

terdorong untuk bekerja lebih keras dalam

sebagai timbal balik karena karyawan

menyelesaikan pekerjaannya. Kerja keras

merasa puas diberi penghargaan yang layak.

yang dimaksud tidak hanya secara fisik

Karyawan

akan tetapi juga akan mendorong usaha

meningkatkan kinerjanya sehingga juga

dalam meningkatkan kemampuan yang

dapat

dimilikinya sehingga akan mencapai kinerja

perusahaan. Selanjutnya menurut Gary

yang tinggi.

Johns dan Alan Sak (2004) kinerja adalah

Beberapa

penelitian

yang

dan

semangat

hasil

kerja

yang

merasa

meningkatkan

yang

tinggi

yang

terbaik

puas

akan

keuntungan

telah

fungsi motivasi yang dipengaruhi faktor-

dilakukan, antara lain Funminlola dkk.

faktor kepribadian, kemampuan kognitif

(2013) menyatakan bahwa dimensi-dimensi

umum, kesempatan, kecerdasan emosional,

yang ada dalam kepuasan kerja diantaranya

serta kepuasan kerja.

upah, sistem pembayaran yang adil, kualitas

Berdasarkan hasil analisis diketahui

hubungan atasan dengan bawahan, promosi

persepsi

dan jabatan berpengaruh positif terhadap

penelitian tergolong sedang ditunjukkan

kinerja. Didukung penelitian Rehman dkk.

oleh rerata empirik (RE) sebesar 114,06 dan

(2013) yang menyatakan kepuasan kerja

rerata
7

budaya

hipotetik

organisasi

(RH)

sebesar

subjek

102,5.

Kondisi sedang ini dapat diartikan bahwa

dalami

aspek-aspek yang terdapat pada budaya

penelitian.

organisasi

asas

karyawan mendapatkan kesempatan untuk

konsensus, asas keunggulan, asas kesatuan,

maju dan berkembang atau naik pangkat

asas prestasi, asas empirik, asas keakraban,

meskipun keahliannya sama.

yaitu

asas

tujuan,

secara

optimal

Misalnya

oleh

subjek

belum

semua

dan asas integritas belum sepenuhnya

Kinerja subjek penelitian tergolong

menjadi bagian dari karakter rumah sakit

tinggi ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)

maupun menjadi bagian dari karakterisik

sebesar 92,93 dan rerata hipotetik sebesar

pekerjaan perawat, misalnya seberapa jauh

=72. Dapat diartikan

anggota organisasi (karyawan perusahaan)

kinerja, yaitu : ketepatan, produktivitas,

memahami tujuan perusahaan atau seberapa

kehandalan,

besar perusahaan memberikan kesempatan

kedisiplinan,

kepada anggota untuk berpartisipasi dalam

dapat dilakukan secara optimal oleh subjek

proses pengambilan keputusan.

penelitian.

aspek-aspek dalam

pengetahuan

jabatan,

ketidaktergantungan

Misalnya

karyawan

sudah

dapat

Kepuasan kerja subjek penelitian

menyelesaikan tugas tepat pada waktunya,

tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata

bekerja sesuai SOP, dan memberikan

empirik (RE) sebesar 92,81 dan rerata

pelayanan maksimal.

hipotetik (RH) sebesar 80. Dapat diartikan

Berdasarkan analisis data diketahui

aspek-aspek kepuasan kerja yang terdiri

sumbangan persepsi

dari rasa aman, kesempatan untuk maju dan

terhadap kinerja perawat sebesar 12,3%

berkembang, gaji, nama baik tempat kerja,

(rsquare=0,123).

serta kesempatan berprestasi dan pengakuan

kepuasan kerja

diri belum sepenuhnya dirasakan atau

sebesar 27,6% (rsquare=0,276), sehingga total
8

budaya organisasi

Adapun

sumbangan

terhadap kinerja perawat

sumbangan efektif sebesar 39,9% (12,3

1. Generalisasi hasil-hasil penelitian

+27,6%), sehingga masih terdapat 60,1%

terbatas pada subjek dan lokasi penelitian

faktor lain yang mempengaruhi kinerja

dilakukan yaitu perawat di RSUD dr.

perawat diluar variabel persepsi budaya

Harjono Kabupaten Ponorogo.

organisasi dan kepuasan kerja. Menurut
Simamora

(1995),

tiga

faktor

2. Metode pengumpulan data yang
berupa self report. Meski sah secara

yang

mempengaruhi kinerja:
a. Faktor

metode, namun evaluasi terhadap sikap dan

individual;

kemampuan

dan

mencakup

keahlian,

perilaku oleh subjek sendiri tidak bisa lepas

latar

dari

belakang, demografi.

subyektivitas.

b. Faktor psikologis; mencakup persepsi,
attitude,

personality,

pembelajaran,

Distribusi

skala

bias
yang

sakit berpeluang mendorong munculnya
intervensi dan evaluasi independent dari

c. Faktor organisasi; mencakup sumber
kepemimpinan,

struktur,

terjadinya

mengandalkan pihak manajemen rumah

motivasi.

daya,

kemungkinan

job

design

atasan terhadap bawahan.

penghargaan,
dan

3. Tidak diketahuinya variasi yang

budaya

mungkin terjadi akibat kontribusi variabel

organisasi

lain, seperti motivasi, kepemimpinan dan

Hasil penelitian menunjukkan ada

jenis kelamin.

hubungan yang sangat signifikan antara

SIMPULAN DAN SARAN

persepsi budaya organisasi dan kepuasan

Simpulan

kerja dengan kinerja. Namun ada beberapa

1.

keterbatasan dalam penelitian:

Ada hubungan positif antara persepsi
budaya organisasi dan kepuasan kerja

9

dengan kinerja perawat

2.

RSUD Dr.

dengan

4.

5.

6.

persepsi

budaya

Hardjono Kabupaten Ponorogo.

organisasi

Ada hubungan positif antara persepsi

sebesar

budaya

organisasi

memberikan sumbangan sebesar 27,6%

perawat

RSUD

dengan
Dr.

kinerja
Hardjono

memberikan
12,3%,

sumbangan

kepuasan

kerja

.

Kabupaten Ponorogo.
3.

perincian

Saran

Ada hubungan positif antara kepuasan

1. Bagi Pimpinan (kepala perawat)

kerja dengan kinerja pada perawat

Diharapkan

RSUD

organisasi dan kepuasan kerja perawat

Dr.

Hardjono

Kabupaten

meningkatkan

budaya

Ponorogoā€¯.

yang masih tergolong sedang, dan di

Persepsi budaya perawat RSUD Dr.

sisi lain juga mempertahankan kinerja

Hardjono

perawat yang sudah tergolong tinggi.

Kabupaten

Ponorogo

tergolong sedang.

Secara teknis dan operasional dapat

Tingkat kepuasan kerja perawat RSUD

dilakukan

dengan

cara

misalnyna

Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo

membuat

slogan-slogan

(misalnya

tergolong sedang.

dengan menempelkan pigura di dinding)

Tingkat kinerja pada perawat RSUD

kata-kata berisi visi-misi, tujuan rumah

Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo

sakit, karakter dan budaya rumah sakit,

tergolong tinggi

sehingga

7. Peranan persepsi budaya organisasi dan
kepuasan

kerja

terhadap

perawat.

RSUD

Dr.

semua

karyawan

dapat

membaca dan mengaplikasikan dalam

kinerja

dunia kerja. Memberi fasilitas dan

Hardjono

prasarana kerja yang lengkap, memberi

Kabupaten Ponorogo sebesar 39,9%,

penghargaan bagi karyawan berprestasi,
10

menciptakan lingkungan kerja yang

berkembang, gaji, nama baik tempat

aman, memberi kesempatan untuk maju

kerja, serta kesempatan berprestasi

dan

dan

berkembang,

serta

memberi

pengakuan

diri.

Misalnya

kesempatan pegawai mengemukakan

memiliki loyalitas yang tinggi serta

pendapat

dapat menunjukkan prestasi yang

membahas

permasalahan

kerja.

optimal dalam bekerja, menjaga

2. Bagi subjek penelitian (Perawat)

nama baik rumah sakit dengan

Hasil penelitian menunjukkan persepsi

memberikan

budaya organisasi dan kepuasan kerja

memuaskan pada pasien.

tergolong sedang, oleh karena itu:
a. Perawat

perlu

aspek-aspek

mengoptimalkan

asas

konsensus,asas

3. Bagi

pelayanan

ilmuwan

psikologi

yang

peneliti

selanjutnya

tujuan,

asas

Bagi ilmuwan psikologi dan peneliti

keunggulan,

asas

selanjutnya

yang

tertarik

untuk

kesatuan, asas prestasi, asas empirik,

melakukan penelitian dengan tema yang

asas keakraban, dan asas integritas.

sama diharapkan memperluas subjek

Misalnya

SOP,

penelitian tidak hanya pada perawat

disiplin, menjalin komunikasi yang

medis, tetapi juga pada tenaga non

harmonis dengan rekan kerja dan

medis, seperti personalia dan staf

pimpinan,

administrasi,

bekerja

serta

menunjukkan

sesuai

selalu

berusaha

kemampuan

dan

memperhatikan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi

terbaiknya

kinerja selain variabel persepsi budaya

b. Mengoptimalkan aspek-aspek rasa

organisasi dan kepuasan kerja, misalnya

aman, kesempatan untuk maju dan

kepemimpinan masa kerja dan
11

jenis

kelamin,
menggunakan

serta
data

Shahzad, S. Luqman, RA.; Khan. AR.;
Shabbir. L. 2012.
Impact of
Organizational
Culture
on
Organizational Performance: An
Overview. Interdisciplinary Journal
Of Contemporary Research In
Business January 2012. Vol 3, no 9.
1-9

diupayakan
pendamping

dokumentasi kinerja sehingga lebih
objektif.
DAFTAR PUSTAKA

Simamora H. 1995. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN

Awadh, A.M., Saad, A.H., 2013. Impact of
Organizational Culture on Employee
Performance. International Review
of
Management and Business
Research Vol. 2. Issue.1. 1-8._

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sutanto, A. 2002. Peran Budaya Organisasi
untuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan.
BENEFIT.Vol.6, No.2.

Funmilola, O.F., Sola, K.T., Olusola,
G.A.,
2013. Impact Of Job
Satisfaction Dimensions On Job
Performance In A Small And
Medium Enterprise In Ibadan,
South
Western,
Nigeria.
Interdisciplinary
Journal
Of
Contemporary
Research
In
Business March 2013 Vol 4, No.
11. P1-13
Hasanbasri, M. 2007. Pengembangan
Manajemen Perawat dan Bidan Online.
Http//www.Irckmpk.ugm.ac.id. Article. Akses 19
Maret 2012.
Jhons, Gary dan Saks M Alan. 2004.
Organizational
Behavior
:
Understanding and Manageing Life
at Work (6th edition) : New York:
John Willey and Sons.
Mahfoedz, M.
2009.
Keperawatan.
Ganbika

Komunikasi
Yogyakarta:

12

Dokumen yang terkait

Hubungan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan

0 81 123

Pengaruh Kompetensi, Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Tenaga Perawat Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

0 6 226

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Pada Pegawai Rsud Dr. Sayidiman Magetan.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Pada Pegawai Rsud Dr. Sayidiman Magetan.

0 3 16

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT RSUD Hubungan Persepsi Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat RSUD Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat RSUD Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Persepsi Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat RSUD Dr. Hardjono Kabupaten Ponorogo.

0 3 4

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Kerja.

1 2 13

TAP.COM - HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI ... 753 1473 1 SM

0 0 18

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT PADA RUMAH SAKIT DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 18