Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Komitmen Organisasi Pada Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2009-2010 di Universitas "X" Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Merry Kristin, Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Komitmen Organisasi Pada Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2009-2010 di Universitas “X” Bandung. Tujuan penelitian ini dilakukan untukmemperoleh gambaran mengenai komitmen organisasi pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Fsikologi di Universitas ”X” Bandung.

Populasi pada penelitian ini berjumlah 30 orang pengurus. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menghitung frekuensi komitmen organisasi. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk kesimpulan sehingga secara umum dapat menggambarkan tingkat komitmen organisasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner komitmen organisasi yang dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan teori Richard M. Steers.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa 70% pengurus senat fakultas psikologi Universitas ”X” Bandung memilikitingkat komitmen pada tingkat yang tinggi. Hal ini menunjukkan pengurus senat fakultas psikologi Universitas “X” memiliki kekuatan yang relatif tinggi dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi.

Saran dari penelitian ini adalah melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga dapat diketahui bagaimana kontribusi masing-masing faktor terhadap aspek-aspek dari komitmen organisasi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 10

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1.Maksud Penelitian ... 10

1.3.2.Tujuan Penelitian ... 10

1.4.Keguanaan Penelitian ... 10

1.4.1.Kegunaan Teoretis ... 10

1.4.2.Kegunaan Praktis ... 11


(3)

Universitas Kristen Maranatha

1.6.Asumsi... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Komitmen ... 21

2.1.1.Definisi Komitmen ... 21

2.1.2.Aspek Komitmen ... 22

2.1.2.1.Identifikasi... 22

2.1.2.2.Keterlibatan ... 23

2.1.2.3.loyalitas ... 24

2.1.3.Faktor yang mempengaruhi komitmen ... 24

2.1.3.1.Visibility (kejelasan) ... 25

2.1.3.2.Explicitness (ketegasan) ... 26

2.1.3.3.Irreversibility (ketetapan) ... 26

2.1.3.4.Volition (kemauan) ... 28

2.2.Remaja... 30

2.2.1.Pengertian Remaja ... 30

2.2.2.Keadaan Emosi Selama Masa Remaja ... 31

2.2.3.Transisi dari Sekolah Lanjut Tingkat Atas ke Perguruan Tinggi ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Rancangan Penelitian ... 33


(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

3.2.1.Variabel Penelitian ... 33

3.2.2.Definisi operasional ... 33

3.3.Alat Ukur ... 34

3.3.1.Kuesioner ... 34

3.3.2.Sistem Penilaian ... 35

3.3.3.Data Penunjang ... 36

3.4.Validitas dan Reliabilitas ... 37

3.4.1.Validitas Alat Ukur ... 37

3.4.2.Reliabilitas Alat Ukur ... 37

3.5.Populasi Penelitian ... 40

3.5.1.Populasi Sasaran... 40

3.5.2.Karakteristik Populasi ... 40

3.6.Teknik Analisis ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

4.2.Hasil Penelitian ... 42

4.2.1.Tingkat Komitmen Organisasi ... 43


(5)

Universitas Kristen Maranatha

4.2.3. Tingkat Komitmen Organisasi Pada Aspek Keterlibatan ... 44

4.2.4. Tingkat Komitmen Organisasi Pada Aspek Loyalitas ... 45

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 51

5.2.Saran ... 52

5.2.1.Saran Teoritis ... 52

5.2.2. Saran Praktis... 52

Daftar Pustaka ... 53

Daftar Rujukan ... 54


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1 Kisi-kisi alat ukur komitmen organisasi ... 34 Tabel 3.3.2 Kisi-kisi alat ukur faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen ... 36


(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : KUESIONER LAMPIRAN II : VALIDITAS LAMPIRAN III : RELIABITITAS

LAMPIRAN IV : TABULASI SILANG ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN VISIBILITY

LAMPIRAN V : TABULASI SILANG ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN EXPLICITNES

LAMPIRAN VI : TABULASI SILANG ANTARA KOMITMEN

ORGANISASI DAN IRREVERSIBILITY

LAPIRAN VII : TABULASI SILANG ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN VOLUTION


(8)

LAMPIRAN 1 KUESIONER

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pengambilan data untuk penelitian, peneliti meminta kesediaan dari Saudara agar berkenan meluangkan waktu untuk mengisi data pribadi dan kuesioner komitmen pengurus senat. Peneliti sangat berharap agar Saudara bersedia menjadi responden dengan mengisi kuesioner berikut. Sebelum Saudara mengerjakan, bacalah setiap pernyataan dengan baik dan periksa kembali jawaban yang diberikan. Jawaban yang Saudara berikan tidak ada yang salah, yang saya harapkan jawaban yang diberikan paling mendekati keadaan Saudara yang sesungguhnya. Oleh karena itu saya berharap Saudara dapat mengisi dengan spontan, jujur dan teliti.

Data yang Saudara berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas Saudara. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

Peneliti, Juni 2010


(9)

I. Data Pribadi

a. NRP :

b. Jenis kelamin :

c. Usia :


(10)

Kuesioner Komitmen Organisasi

Petunjuk pengisian:

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang dilengkapi kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri Saudara yang sebenarnya. Jawaban yang Saudara berikan adalah benar.

Jawablah pernyataan berikut dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Keempat pilihan jawaban tersebut adalah:

 SL : Selalu

 SR : Sering

 J : Jarang

 TP : Tidak Pernah


(11)

II. Kuesioner Komitmen Organisasi

NO PERNYATAAN SL SR J TP

1 Saya percaya bahwa dengan menjadi anggota senat, saya dapat mewujudkan tujuan hidup saya dalam berorganisasi.

2 Saya terkadang merasa tujuan senat kurang sesuai dengan tujuan diri saya dalam berorganisasi.

3 Saya merasa visi misi senat belum dapat memenuhi kepentingan saya sebagai anggota senat.

4 Saya yakin kegiatan yang dilaksanakan senat merupakan bekal untuk kegiatan saya diluar perkuliahan.

5 Saya percaya kegiatan senat memberikan dampak positif bagi aktifitas saya di perkuliahan.

6 Saya banyak mengorbankan waktu kuliah untuk menyelesaikan tugas senat.

7 Saya yakin program yang disusun merupakan kegiatan yang dapat memberikan manfaat untuk diri saya dalam berorganisasi.

8 Saya percaya visi misi senat sesuai dengan aspirasi saya sebagai seorang mahasiswa.

9 Program senat yang dibuat merupakan program yang memenuhi kebutuhan saya sebagai mahasiswa selama kuliah saja.

10 Saya mudah bekerja sama dengan orang lain disetiap kegiatan yang diikuti.

11 Saya merasa tujuan senat tidak mudah untuk dicapai dalam satu periode kepengurusan.


(12)

12 Saya meminta bekerja sama dengan teman yang saya kenal saja.

13 Pada setiap kegiatan saya mengasah kerjasama dengan banyak orang.

14 Saya merasa senat merupakan pilihan yang terbaik dalam berorganisasi.

15 Saya tidak mau turut serta dalam pengambilan keputusan.

16 Saya yakin tujuan organisasi belum dapat terpenuhi seluruhnya dalam waktu satu periode kepengurusan senat.

17 Saya memberikan ide dalam setiap pengambilan keputusan.

18 Saya melaksanakan semua keputusan yang dibuat meskipun tidak sependapat.

19 Saya tidak mau memberikan tanggapan pada saat rapat supaya rapat cepat mendapat keputusan dan cepat berakhir sehingga saya pun bisa cepat pulang 20 Saya meluangkan waktu banyak untuk menjaga

ruang senat.

21 Jika sudah larut malam, saya menunda pengerjaan tugas senat untuk beristirahat.

22 Saya baru akan memberikan informasi kepada rekan kerja saya apabila ditanya.

23 Saya mencari informasi lebih banyak tentang acara yang saya ikuti dari internet.

24 Saya mengikuti rapat dari awal sampai akhir, meskipun sampai larut malam.


(13)

25 Saya membatalkan janji pergi bersama teman untuk menyelesaikan tugas mendadak yang segera harus diselesaikan.

26 Jika terlambat, saya lebih baik tidak hadir rapat. 27 Saya menunggu ditanya untuk mengungkapkan ide. 28 Saya tidak membantu kegiatan lain dalam senat

karena tidak terlibat sebagai panitia.

29 Jika saya tidak diajak bergabung dalam kepanitiaan, saya menjaga jarak dengan para panitia.

30 Saya senang mengikuti kegiatan yang diadakan dalam senat meskipun tidak aktif di kepanitiaan. 31 Saya tidak merasa nyaman berada diantara

teman-teman senat yang berbeda pendapat dengan saya. 32 Saya akan terlibat dalam kepengurusan meskipun

pendapat saya minoritas.

33 Meskipun saya sedang berselisih paham dengan ketua kegiatan, saya tetap berusaha membantu sekuat tenaga dan pikiran saya demi kelancaran kegiatan yang dilakukan oleh senat.

34 Saya merasa nyaman berada diantara teman-teman senat dengan berbagai macam karakter yang berbeda dengan diri saya.

35 Hobby saya berubah menjadi suatu hobby yang berupa keaktifan saya di dalam berorganisasi.

36 Saya akan membantu kegiatan senat saat tidak menjadi panitia.

37 Saya akan mendahulukan waktu bersama keluarga ketika menyusun jadwal kegiatan senat.


(14)

38 Saya akan meninggalkan urusan lain saat membantu pelaksanaan maupun persiapan kegiatan senat

39 Tugas kuliah menjadi penghambat untuk saya dapat aktif berorganisasi.

40 Hobby saya yang bertolak belakang dengan kegiatan senat membuat saya jarang mengikuti kegiatan berorganisasi.


(15)

III. Kuesioner faktor-faktor Komitmen Organisasi

NO PERNYATAAN SL SR J TP

1 Saya menyampaikan pada ketua akan hadir rapat jika tidak ada kuliah.

2 Saya hanya menunggu hasil keputusan rapat untuk tugas yang harus dilakukan.

3 Saya langsung mengerjakan tugas bagian setelah selesai rapat atau briefing.

4 Saya memastikan menyelesaikan laporan bagian tepat di depan seluruh panitia.

5 Saya mengajukan nama-nama pengurus senat yang dapat bekerja sama dengan diri saya.

6 Saya akan meminta tugas pada bidang yang pernah saya kerjakan saat diajak pada kegiatan baru.

7 Saya meminta ganti atas pengeluaran yang menggunakan uang pribadi, seperti uang parkir. 8 Saya akan menerima tugas pada bidang apa saja saat

di tawarkan oleh ketua senat.

9 Saya menyelesakan tugas sehari sebelum waktu pengumpulan.

10 Saya mencari tahu tentang tugas yang baru.

11 Saya memberi laporan perkembangan kegiatan saat ditanya ketua.

12 Saya menyatakan bersedia bekerja sama dengan siapa saja pada ketua kegiatan.

13 Saya akan membayar iuran ketika ditagih oleh bendahara.


(16)

14 Saya membayar iuran tepat waktu untuk membantu dana kegiatan.

15 Saya mencari alasan untuk menutupi sedikit kesalahan yang saya perbuat.

16 Saya akan memastikan hadir saat kegiatan pada hari pelaksanaan saja.

17 Saya akan menyelesaikan tugas, sebelum diminta oleh ketua atau koordinator.

18 Saya meyakinkan ketua kegiatan untuk mengikuti rapat dari awal sampai akhir.

19 Saya memberikan laporan perkembangan tugas pada ketua setiap minggu.

20 Saat suasana senat menjenuhkan saya akan tetap menyelasaikan tugas.

21 Saya akan memberikan pendapat saat rapat.

22 Dalam mengerjakan tugas baru saya berpatokan pada jobdes .

23 Saya mengerjakan setiap tugas hanya sebatas yang saya ketahui.

24 Saya akan meninggalkan tugas saat keadaan senat membosankan.

25 Saya akan mengadakan rapat dengan anggota dalam tim seminggu sekali.

26 Saya hadir 15 menit sebelum rapat dimulai.

27 Patokan saya dalam mengerjakan tugas adalah pengalaman pribadi.


(17)

gunakan.

29 Saya mengerjakan tugas bagian menunggu instruksi kapan harus dikumpulkan.

30 Rapat bersama tim kerja, saya lakukan saat pertama pertemuan.

31 Saya tetap hadir sesuai janji untuk menyelesaikan tugas walaupun tidak ada teman dekat.

32 Saat melakukan kesalahan, saya langsung memberitahu ketua agar dapat segera diselesaikan.


(18)

Lampiran 2 Validitas

Uji validitas aspek-aspek komitmen organisasi

No item Korelasi Keterangan No item Korelasi Keterangan

1 ,565 diterima 34 -,560 ditolak

2 ,428 diterima 35 ,457 diterima

3 ,211 ditolak 36 -,195 ditolak

4 ,307 diterima 37 ,399 diterima

5 ,518 diterima 38 ,438 diterima

6 ,504 diterima 39 ,132 ditolak

7 ,300 diterima 40 ,519 diterima

8 ,466 diterima 41 -,195 ditolak

9 ,467 diterima 42 ,300 diterima

10 ,300 diterima 43 ,300 diterima

11 ,191 ditolak 44 ,483 diterima

12 ,028 ditolak 45 ,548 diterima

13 ,585 diterima 46 ,221 ditolak

14 ,350 diterima 47 ,534 diterima

15 ,234 ditolak 48 ,574 diterima

16 ,013 ditolak 49 ,662 diterima

17 ,517 diterima 50 ,700 diterima

18 ,227 ditolak 51 ,206 ditolak

19 ,044 ditolak 52 ,411 diterima

20 ,097 ditolak 53 ,217 ditolak

21 ,300 diterima 54 ,152 ditolak

22 -,076 ditolak 55 ,262 ditolak

23 ,535 diterima 56 ,295 ditolak

24 ,336 diterima 57 ,451 diterima

25 ,477 diterima 58 ,380 diterima

26 ,658 diterima 59 ,595 diterima

27 ,300 diterima 60 ,365 diterima

28 ,259 ditolak 61 ,405 diterima

29 ,379 diterima 62 ,300 diterima

30 ,368 diterima 63 ,693 diterima

31 -,109 ditolak 64 ,217 ditolak

32 ,429 diterima 65 ,117 ditolak


(19)

Lampiran 3 Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(20)

Lampiran 4 Tabulasi silang antara komitmen organisasi dan visibitity

KOMITMEN VISIBILITY

T R

T 14 (70) 7 (70) R 6 (30) 3 (30)


(21)

Lampiran 5 Tabulasi silang antara komitmen organisasi dan explicitness

KOMITMEN EXPLICITNESS

T R

T 14 (66.6) 7 (77.7

R 7 (33.4) 2 (23.3)


(22)

Lampiran 6 Tabulasi silang antara komitmen organisasi dan irreversibility

KOMITMEN IRREVERSIBILITY

T R

T 4 (57.14) 17 (73.9) R 3 (42.86) 6 (26.1)


(23)

Lampiran 7 Tabulasi silang antara komitmen organisasi dan volution

KOMITMEN VOLUTION

T R

T 19 (70,3) 2 (66,6)

R 8 (29.7) 1 (33.4)


(24)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan dan hak setiap manusia dari segala tingkat ekonomi juga sarana dalam mengembangkan kemampuan diri untuk pemahaman teori dan kemampuan praktis. Melalui pendidikan seorang individu dapat meningkatkan kualitas diri di masyarakat. Selain itu juga, pendidikan dapat mendukung kemajuan ekonomi suatu negara dan mencetak anak bangsa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan secara umum dapat dibagi menjadi tiga jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab VI jalur, jenjang, dan jenis pendidikan).

Salah satu jenjang pendidikan formal adalah pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. (Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab VI jalur, jenjang,


(25)

2

Universitas Kristen Maranatha dan jenis pendidikan). Salah satu macam pendidikan tinggi adalah universitas. Universitas merupakan instansi yang memiliki berbagai fungsi dalam memberikan pendidikan bagi mahasiswanya. Salah satu fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Penjelasan atas, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).

Dengan demikian mahasiswa dipersiapkan mengembangkan keahlian-keahlian yang akan dipakai untuk membantu mahasiswa untuk terjun ke dalam masyarakat secara umum. Cara belajar di universitas berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya. Mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri dan lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan serta kemampuan mereka. Untuk menghasilkan mahasiswa yang berpotensi, setiap lembaga pendidikan berusaha untuk mengoptimalkan proses pendidikan yang diberikan. Selain itu perlu juga ketersediaan sarana penunjang yang memadai seperti perpustakan, laboratorium dan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Segala sarana yang disediakan dimaksud untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keahlian lain selain ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam perkuliahan.


(26)

3

Universitas Kristen Maranatha

Universitas ”X” merupakan perguruan tinggi swasta di kota Bandung.

Universitas ini memiliki delapan Fakultas dan sembilan belas jurusan. Salah satu fakultas yang diminati di Universitas “X” adalah Fakultas Psikologi. Faktanya terlihat dari jumlah pendaftar yang meningkat setiap tahunnya. Proses pendidikan yang berlangsung di Fakultas Psikologi sama dengan fakultas lainnya, mencakup kegiatan akademis dan nonakademis. Kegiatan akademis atau dapat disebut kulikuler terdiri atas kuliah, pertemuan kelompok kecil (seminar, diskusi, responsi), bimbingan penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (kuliah kerja nyata, kuliah kerja lapangan dan sebagainya). Sedangkan kegiatan non akademis atau ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan kemahasiswaan yang meliputi penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat. (Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan, tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi). Kegiatan nonakademis termasuk dalam jalur pendidikan informal. Kegiatan nonakademis yang terdapat di Fakultas Psikologi yaitu senat atau himpunan mahasiswa (hima). Senat atau himpunan mahasiswa merupakan kegiatan berorganisasi. Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama. Keanggotaan organisasi kemahasiswaan pada masing-masing fakultas adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik. Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan maksimal satu tahun dan khusus untuk ketua umum tidak dapat dipilih kembali. (Keputusan


(27)

4

Universitas Kristen Maranatha menteri pendidikan dan kebudayaan, tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi).

Keanggotaan senat atau hima ada dua macam, yaitu keanggotan aktif dan keanggotaan non aktif. Anggota aktif adalah mahasiswa yang terpilih sebagai pengurus senat atau hima, sedangkan anggota nonaktif adalah seluruh mahasiswa

Universitas ”X” yang terdaftar di fakultas masing-masing. Adapun kegiatan yang

dilakukan oleh senat atau hima berupa kegiatan yang sedang hangat dibahas secara umum dan diangkat menjadi acara seminar atau penelitian. Selain itu juga terdapat kegiatan kekeluargaan antar anggota hima. ( Ketua Senat Mahasiswa, 2004) . Setiap senat memiliki visi misi tersendiri. Dimana visi misi Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi adalah menyalurkan aspirasi mahasiswa, mengembangkan kebersamaan di Fakultas Psikologi Universitas “X” dan se-Indonesia, ikut dalam melihat realita sosial masyarakat. Manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa dalam keterlibatannya sebagai pengurus senat antara lain mendapatkan pembelajaran dalam bekerjasama dengan orang lain, berkomunikasi, menyusun perencanaan, memimpin dan menyelesaikan masalah. Semua kemampuan yang dipelajari mahasiswa dalam berorganisasi mempunyai peranan penting dalam proses keseharian di kampus, maupun setelah mahasiswa tersebut terjun ke masyarakat dan masuk dalam dunia kerja.

Mahasiswa yang aktif dalam kepengurusan senat memiliki dua tanggung jawab langsung yaitu menyelesaikan tugas dalam perkuliahan dan juga tugas sesuai jabatan dalam kepengurusan senat. Organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi yang tidak mencari keuntungaan materi atau dapat juga disebut


(28)

5

Universitas Kristen Maranatha organisasi sosial. Pada organisasi sosial, individu yang terlibat di dalamnya bekerja bukan berdasarkan imbalan materi yang didapat. Untuk dapat bertahan dalam berorganisasi dibutuhkan suatu komitmen, karena dengan komitmen manusia dapat bekerja sesuai peran dan tanggung jawab dengan baik dalam jangka waktu yang panjang.

Dari hasil wawancara pada Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi, komitmen pengurus senat sangat diperlukan karena mahasiswa memiliki tuntutan kuliah, disisi lain ikut organisasi yang juga punya tuntutan sendiri pada tugas dan waktu antara kuliah dan tugas organisasi. Untuk dapat bertahan dan mampu menjalankan tugas di senat, mahasiswa harus memiliki komitmen. Menurut ketua senat, mahasiswa yang memiliki komitmen, ciri-cirinya adalah tidak menghindari tugas, tidak banyak alasan untuk menghadiri rapat, mengerjakan apa yang menjadi tugas bagiannya, mau bekerja keras, tetapi kenyataannya kurang dapat menjaga keprofesionalitasasan dalam organisasi.

Berdasarkan wawancara kepada mahasiswa yang pernah dan sedang menjadi pengurus senat berpendapat bahwa komitmen sangat diperlukan bagi pengurus senat. Pengurus dituntut menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk mengerjakan tugasnya dengan maksimal meskipun tidak dibayar. Keterlibatan mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja senat. Dengan komitmen mahasiswayang merupakan pengurus dapat memprioritaskan senat dibandingkan keperluan pribadinya. Kenyataan yang dilihat oleh ketua senat mahasiswa ada beberapa pengurus senat yang bersedia bekerja menyelesaikan tugas dibidangnya sampai larut malam. Menjaga ruang senat dengan rajin dan


(29)

6

Universitas Kristen Maranatha sibuk mencari dana kegiatan. Namun terdpat pula pendapat menurut mahasiswa yang pernah menjadi pengurus senat keyataan yang dialami terkadang pengurus senat malas untuk hadir rapat karena tugas senat yang banyak sementara pengurus senat dipusingkan oleh tugas kuliah. Selain itu pengurus menghilang dari tugas untuk menghilangkan kepenatan dan lebih memilih pergi bersama teman-teman dan juga lebih sibuk di perkuliahan. Kurangnya kemampuan pengurus dalam membagi waktu kuliah dan senatpun menjadi alasan mahasiswa karena tidak maksimal mengerjakan tanggung jawabnya di senat.

Terdapat pula hasil wawancara berdasarkan aspek komitmen kepada beberapa anggota Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2009-2010. Berdasarkan aspek pertama, yaitu Identifikasi antara lain, alasan mahasiswa masuk menjadi pengurus senat adalah menambah curriculum vite, tertarik terhadap organisasi, ingin belajar berorganisasi dan menemukan sesuatu yang baru dan positif yang dapat disumbangkan kepada fakultas, dikenal banyak teman agar eksis di fakultas, ingin terlibat dalam banyak kegiatan sesuai dengan aspirasi dan minat, dapat ikut aksi sosial. Mahasiswa menawarkan diri sebagai anggota senat sebelum proses pemilihan ketua senat terjadi, sehingga mereka menerima visi misi ketua senat selama kepengurusannya sebagai visi misi pribadi pula. Setelah berjalan kurang dari satu tahun ada yang berpendapat misi yang sesuai dengan beberapa bagian sudah dapat berjalan, namun ada juga misi yang belum cukup berjalan. Sebagian dari mereka sudah merasa menjadi bagian dari anggota sejak awal kepengurusan, Tapi ada juga yang baru merasa sebagai bagian dari organisasi setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan melalui acara


(30)

7

Universitas Kristen Maranatha kebersamaan. Berdasarkan hasil wawancara belum menunjukkan komitmen pengurus senat mahasiswa yang mendukung organisasi. Hal ini tampak dari belum adanya suasana saling mendukung antara pengurus dengan organisasi karena masih terdapat tujuan organisasi yang belum dapat dicapai.

Aspek kedua dari komitmen adalah keterlibatan. Keterlibatan yang dirasakan mahasiswa selama ini adalah mengikuti tiga kegiatan yang diperbolehkan, adapun yang melewati batas. Ada juga perhatian mereka terhadap kelancaran dari program acara lain dan keaktifan untuk membaur dengan senior. Dilihat dari waktu luang yang diberikan untuk organisasi ada yang datang sesuai dengan jadwal menjaga sekretariat saja, ada yang datang hanya sekedar melihat ruangan senat ada juga yang tidak hadir saat ada jadwal menjaga ruangan senat karena harus mengerjakan tugas kelompok. Berdasarkan hasil wawancara berdasrkan keterlibatan yang ditunjukkan pengurus senat mahasiswa belum dapat menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi. Hal tersebut tampak melalui contoh perilaku pengurus yang ditunjukkan antara lain tingkat kehadiran pengurus di ruang senat untuk menjaga piket hanya dilakukan seseuai jadwal. Ada pula yang tida hadir sesuai jadwal yang dibuat dengan alasan kegiatan kuliah.

Aspek ketiga yaitu loyalitas. Saat mahasiswa tidak menjadi panitia suatu kepengurusan, peran serta yang mereka berikan adalah menjadi peserta acara tersebut. Saat menghadapi waktu yang bersamaan antara kuliah dan tugas organisasi ada yang lebih memilih kuliah, ada yang melihat tingkat kepentingannya, juga ada yang berdasarkan waktu pertama yang dibuat antara keduanya. Ada juga mahasiswa yang tidak turut serta membantu secara konkrit


(31)

8

Universitas Kristen Maranatha pekerjaan orang lain, karena merasa takut membantu. Cara lain mahasiswa memberi bantuan adalah dengan memberi perhatian terhadap kelancaran kegiatan dan menanyakan kesulitan dari panitia. Menurut hasil wawancara berdasarkan aspek loyalitas belum menunjukkan komitmen pengurus senat mahasiswa yang mendukung organisasi. Hal ini tampak dari belum adanya ketersediaan pengurus senat untuk mendahulukan kepentingan organisasi sampai harus mengorbankan kepentingannya sendiri yang dinyatakan kepada organisasi.

Dalam setiap kegiatan sering dihadapkan pada masalah sumber daya manusia. Keberadaan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena mereka memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua fungsi dan seluruh sistem dalam perusahaan baik manajemen sumber daya manusia maupun sistem kerja alat pendukung lainnya, dan mereka pun yang menentukan kelangsungan hidup organisasi. Namun sumber daya tidak tertarik dengan sendirinya untuk mau menjadi anggota dari sebuah organisasi dan bukan organisasi yang lain, dan setelah bergabung dengan sendirinya dapat berprestasi dan tetap bertahan menjadi anggota organisasi tersebut (Panggabean,2004). Satu kegiatan membutuhkan tidak sedikit mahasiswa sebagai panitia. Program dalam organisasi yang telah dibuat akan berjalan lancar apabila mendapat dukungan dan keikutsertaan anggota dalam program tesebut.

Komitmen mahasiswa merupakan peran penting dalam keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Sayangnya pemahaman akan komitmen secara umum belum terlalu dipahami. Komitmen organisasi mencakup tiga faktor,


(32)

9

Universitas Kristen Maranatha yaitu identifikasi adalah keyakinan yang kuat dalam organisasi tujuan dan nilai-nilai, keterlibatan adalah kemauan untuk mengerahkan cukup banyak upaya atas nama organisasi, dan loyalitas adalah keinginan yang kuat untuk terus sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasi bukan hanya kesetiaan kepada sebuah organisasi. Sebaliknya, itu adalah proses yang berkesinambungan, melalui organisasi individu dapat mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kesuksesan dan kesejahteraan organisasi. Melalui komitmen, individu dapat melibatkan diri dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswan secara sukarela memilih dan masuk dalam kegiatan organisasi. Mahasiswa merupakan individu yang berada dalam periode perkembangan masa remaja. Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Menurut Santrock usia masa remaja akhir berkisar antara 16 – 22 tahun. Masa remaja akhir ini merupakan masa ketika tuntutan semakin banyak dan sulit. Mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di perguruan pinggi yang menuntut mahasiswa untuk mencapai prestasi, unjuk kerja dan nilai-nilai ujian yang baik dengan cara yang lebih mandiri.

Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana komitmen mahasiswa dalam keterlibatannya di organisasi. Mahasiswa merupakan remaja yang memiliki potensi diri yang harus terus dirangsang agar dapat dioptimalkan. Keterlibatan mahasiswa sendiri dalam suatu organisasi dapat membantunya dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki.


(33)

10

Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan identifikasi masalah yaitu bagaimana tingkat komitmen organisasi pada pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menjaring aspek identifikasi, keterlibatan dan loyalitas pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai komitmen organisasi pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoretis penelitian ini adalah:

 Memberi informasi bagi bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan komitmen organisasi pada pengurus senat mahasiswa.


(34)

11

Universitas Kristen Maranatha  Memberi tambahan wawasan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti

lain.

 Merangsang peneliti lain untuk mengetahui gambaran komitmen organisasi pada pengurus senat.

1.4.2. Keguanaan praktis

 Memberi gambaran tingkat komitmen organisasi bagi pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas ”X”.

1.5. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa berada pada tahap perkembangan masa remaja, tepatnya remaja akhir. Usia masa remaja akhir berkisar antara 16–22 tahun. (Santrock, 2006). Masa remaja akhir ini merupakan masa ketika tuntutan semakin banyak dan sulit. Mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di perguruan tinggi yang menuntut mahasiswa untuk mencapai prestasi, unjuk kerja dan nilai-nilai ujian yang baik dengan cara yang lebih mandiri. Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock,2006). Proses biologis (biological processes) mencakup perubahan-perubahan dalam hakikat fisik individu. Proses kognitif (cognitive processes) meliputi perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa individu. Proses social emosional (socioemotional processes) meliputi perubahan dalam


(35)

12

Universitas Kristen Maranatha hubungan individu dengan manusia lain, dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan.

Mahasiswa memiliki tugas utama dalam perkuliahan yaitu belajar. Selain belajar, mahasiswa memiliki tugas perkembangan dalam beriteraksi. Interaksi yang dilakukan mahasiswa selain dalam perkuliahan dapat terjadi juga pada kegiatan beroganisasi. Ketertarikan individu terhadap organisasi, anggota dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi merupakan pengaruh bagi individu untuk memilih suatu organisasi. Apabila merasa tertarik maka individu akan bergabung menjadi anggota organisasi. Setelah menjadi anggota dalam organisasi, individu akan mendapatkan tawaran kegiatan yang dibuat organisasi. Dalam mengikuti suatu kegiatan atau program dibutuhkan suatu komitmen dalam pelaksanaannya. Komitmen dibutuhkan karena kegiatan dalam program yang dibuat memakan waktu yang panjang.

Melalui komitmen, individu dapat melibatkan diri dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Richard M. Steers mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang dinyatakan seorang individu terhadap organisasinya. melalui komitmen, individu dapat melibatkan diri dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Berdasarkan definisi tersebut komitmen dapat dikelompokan dalam tiga aspek yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas.

Identifikasi mewujud dalam bentuk kepercayaan anggota terhadap organisasi, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para anggota ataupun dengan kata lain


(36)

13

Universitas Kristen Maranatha organisasi memasukkan pula kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para anggota dengan organisasi. Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi anggota menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula (Pareek, 1994 : 113). Mahasiswa yang menjadi anggota senat akan membicarakan dan membahas tujuan kepengurusan agar dapat mengembangkan organisasi senat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mahasiswa. Mahasiswa harus dapat menyatukan visi misi pribadi dengan visi misi organisasi atau sebaliknya agar dapat berjalan bersama-sama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Visi misi dan tujuan kepengurusanpun harus dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mahasiswa secara umum.

Keterlibatan atau partisipasi anggota dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama baik dengan ketua ataupun dengan sesama teman kerja. Dengan adanya keterlibatan dalam diri, mahasiswa akan menawarkan diri untuk terlibat dalam kegiatan tanpa harus diminta kesediaannya. Belum cukup dengan menjadi pengurus pada banyak kegiatan. Mahasiswa yang menjadi pengurus dapat memberikan waktunya dan menunjukkan hasil kerja yang sesuai dengan tugasnya. Hadir dalam setiap kegiatan dari awal sampai akhir. Pada akhir kegiatan, mahasiswa tersebut dapat mempertanggungjawabkan semua hasil kerjanya.


(37)

14

Universitas Kristen Maranatha Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun (Wignyo-Soebroto, 1987). Kesediaan anggota untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen anggota terhadap organisasi dimana mereka bergabung. Hal ini dapat dirasakan mahasiswa dengan adanya rasa aman dan puas terhadap organisasi tempat ia bergabung. Disisi lain mahasiswa akan rela meluangkan waktu bahkan mengorbankan waktu pribadinya untuk kepentingan organisasi. Contohnya ketika mahasiswa dihadapkan pada konflik antara berkumpul dan bermain dengan teman sementara ada tugas organisasi yang harus diselesaikan, mahasiswa akan lebih memilih organisasi. Hal lain juga yang dapat menunjukkan loyalitas mahasiswa dengan memberi sumbangsih terhadap kegiatan lain yang sedang berjalan meskipun tidak menjadi panitia. Sumbangsih yang diberikan dapat berupa pemikiran seperti ide, jalan keluar dari masalah yang terjadi ataupun tenaga.

Komitmen dapat dipengaruhi empat faktor, yaitu visibility (kejelasan),

explicitness (ketegasan), irreversibility (ketetapan), dan volition (kemauan).

Visibility (kejelasan) merupakan kemampuan dari sebuah perilaku dapat teramati oleh orang lain. Perilaku yang bersifat rahasia atau tidak dapat diamati tidak memiliki kekuatan komitmen karena tidak dapat dikaitkan dengan individu tertentu. Mahasiswa yang tergabung dalam suatu organisasi dapat menunjukkan perilaku mendukung kegiatan organisasi kepada orang lain. Melalui perilaku yang dapat diamati oleh orang lain maka perilaku pengurus senat tersebut jelas


(38)

15

Universitas Kristen Maranatha menunjukkan ada atau tidaknya komitmen dalam diri. Cara yang dapat dilakukan untuk membuat perilaku tersebut visibel antara lain dengan mengkonfirmasi kesediaan membantu kegiatan, hadir pada rapat panitia atau dapat dengan memastikan keterlibatan dirinya pada sauatu acara. Terlibat bukan hanya menjadi anggota panitia, akan tetapi ikut aktif dan selalu turun tangan dalam menyelesaikan setiap persiapan, pelaksanaan dan penutupan acara. Dari adanya tindakan nyata mahasiswa, tingkah laku tersebut dapat diamati orang lain. Hasil pengamatan orang lain tersebut akan memunculkan motivasi terhadap yang melihat dan dapat memicu orang lain untuk lebih terlibat dalam kegiatan senat. Banyak organisasi yang sudah mengambil keuntungan dari visibilitas ini untuk meningkatkan komitmen anggotanya.

Mempertahankan visibility tidaklah sulit. Dibutuhkan sedikit upaya tambahan untuk membuat individu-individu terlibat dengan pekerjaan, prestasi dan organisasi mereka. Semakin individu dan kontribusi mereka terlihat, kemungkinannya mereka semakin berkomitmen kepada organisasi. Kehadiran individu dalam setiap rapat atau pertemuan dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap organisasi. Semakin sering seorang individu terlihat dalam kegiatan organisasi, semakin besar kemungkinan meraka memiliki komitmen yang tinggi.

Visibility saja tidak cukup untuk membuat individu menjadi berkomitmen pada tindakan-tindakan mereka. Visibility harus dikombinasikan dengan ketegasan. Explicitness (Ketegasan) berarti keanggotaan mahasiswa sebagai senat dapat dilihat orang lain. Dengan demikian tingkah laku yang ditunjukkan anggota tersebut merupakan tanggung jawab dari keanggotaannya sebagai pengurus senat.


(39)

16

Universitas Kristen Maranatha Semakin explicit suatu perilaku semakin perilaku tersebut tidak dapat dibantah. Ketegasan perilaku tergantung pada dua faktor, ialah dapat diamati dan jelas (observability) atau tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata (unequivocality). Ketika suatu perilaku tidak dapat diamati tetapi hanya disimpulkan, tingkah laku tersebut tidak dapat disebut eksplisit. Unequivocality adalah kesulitan dalam menjelaskan suatu tingkah laku. Hal ini dapat dilihat dalam cara idividu mengkualifikasikan pernyataan yang mereka buat. Saat mahasiswa menujukkan suatu tingkah laku yang dapat diamati seperti mengerjakan laporan di depan komputer belum tentu dapat dikatakan explicit. Tingkah laku yang yang teramati orang lain akan menjadi explicit ketika hasilnya dapat dihubungkan dengan orang tersebut, sehingga orang tersebut tidak dapat menyangkal apa yang telah dilakukan, contohnya adalah seorang pengurus senat akan bertanggungjawab dengan melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa.

Ireversibility (ketetapan) berarti bahwa perilaku itu permanen, tidak dapat dengan mudah ditarik kembali atau dibatalkan. Organisasi juga harus menyadari aspek komitmen dari tingkah laku. Seorang mahasiswa tidak hanya menunjukkan perilaku yang dapat diamati dan explicit pada saat tertentu. Tetapi tingkah laku tersebut menjadi cara kerja mahasiswa tersebut sebagai seorang pengurus. Organisasi dapat membuat irreversibility menjadi lebih kuat dengan cara mengkondisikan para anggota memiliki kedekatan secara psikologis antara satu dengan yang lain. Maka dari itu anggota tersebut akan merasa rugi jika keluar dari keanggotaannya. Dengan demikian komitmen para anggotanya dapat terus tercipta dan meningkat.


(40)

17

Universitas Kristen Maranatha

Volition (kemauan) adalah mekanisme keempat yang mengikat mahasiswa pada tindakannya, yakni pengambilan tanggung jawab pribadi. Tanpa kemauan pribadi, perilaku tertentu tidak akan dapat dilakukan. Perilaku mahasiswa dilakukan berdasarkan keinginan atau kesediaan diri sendiri tanpa ada yang memberi instruksi atau meminta. Saat melihat suatu masalah atau hal yang dapat dilakuakan, mahasiswa akan aktif bertindak. Ketika mencoba untuk memisahkan diri dari tindakan-tindakan kita sendiri, kita mungkin akan mengeluh bahwa kita tidak menyukai apa yang kita lakukan. Cara lain dimana kita mencoba menjauhkan diri dari perilaku tertentu (biasanya perilaku yang berhubungan dengan situasi yang tidak menyenangkan) adalah untuk memaksa bahwa kita memiliki sedikit tanggung jawab pribadi atas prilaku kita yang lain diluar organisasi.

Meningkatkan tanggung jawab pribadi mahasiswa atas tindakan mereka sangat penting untuk membangun dan mempertahankan komitmen mereka pada tugas dan organisasi. Sejumlah intervensi organisasi mengakui pentingnya kehendak pribadi. Sebagai contoh, organisasi membuat tugas-tugas dengan cara-cara yang dapat meningkatkan tanggung jawab individu dalam menunjukkan kinerja mereka.

Intervensi organisasi yang menekankan volition atau kemauan pribadi adalah ikut serta dalam membuat keputusan. Jika suatu kelompok kerja dilibatkan dalam membuat suatu keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan, para anggotanya akan lebih berkomitmen dalam melaksanakan suatu keputusan tersebut atau solusi dibandingkan jika mereka hanya diberitahu tentang


(41)

18

Universitas Kristen Maranatha penyelesaiannya. Pemikiran mereka mungkin bahwa jika mereka memilih berpartisipasi dalam mengembangkan suatu solusi maka mereka harus berkomitmen untuk melakukannya. Perasaan akan tanggung jawab pribadi ini sebaliknya meningkatkan karyawan dalam menjalankan solusi dengan sukses.

Kami telah menetapkan bahwa visibility (kejelasan), explicitness

(ketegasan), irreversibility (ketetapan), dan volition (kemauan) adalah penting untuk menciptakan komitmen. Lebih jauh lagi, komitmen pada tujuan organisasi dan individu penting karena menyesuaikan sikap dan harapan mereka dalam situasi yang membuat mahasiswa berkomitmen. Sekaligus meningkatkan komitmen organisasi merupakan proses yang berkelanjutan, mungkin paling penting di awal hubungan individu dengan organisasi untuk menjamin terus hubungan kerja.

Jadi seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki identifikasi terhadap organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam pekerjaan dan ada loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. Selain itu tampil tingkah laku berusaha kearah tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap bergabung dengan organisasi dalam jangka waktu lama demi pencapaian tujuan dan kepentingan organisasi. Sementara seseorang yang memiliki komitmen rendah akan menunjukkan usaha yang rendah dalam mencapai tujuan organisasi. Keterlibatan mahasiswa tidak sepenuhnya dilakukan dan kurangnya kesediaan untuk mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan organisasi.


(42)

19

Universitas Kristen Maranatha Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Bagan 1.5. Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

- Pengurus senat mahasiswa perlu memiliki komitmen organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi yang mejadi bagian dari diri pengurus sebagai mahasiswa.

- Komitmen organisasi memiliki aspek-aspek yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas.

Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Aspek komitmen: 1. Identifikasi 2. Keterlibatan 3. Loyalitas Komitmen Organisasi tinggi faktor yang mempengaruhi komitmen

individu terhadap organisasi: 1. Visibility (kejelasan) 2. Explicitness (ketegasan) 3. Irreversibility (Ketetapan) 4. Volution (kemauan)


(43)

20

Universitas Kristen Maranatha - Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah visibility,

explicitness, irreversibility, volition.

- Komitmen organisasi yang dimiliki pengurus senat mahasiswa akan tampak dalam perilaku yang dapat diamati selama menjadi pengurus. - Komitmen organisasi pengurus senat mahasiswa dapat tinggi maupun


(44)

51 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap tingkat komitmen pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Sabanyak 70% pengurus senat mahasiswa fakultas psikologi Universitas ”X” Bandung memiliki komitmen pada tingkat yang tinggi. Ini berarti pengurus senat Fakultas Psikologi Universitas “X” memiliki kekuatan yang relatif tinggi dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kepada organisasi. 2. Sebanyak 66.6 % pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

”X” Bandung yang memiliki Komitmen tinggi memiliki aspek identifikasi pada tingkat tinggi. Selaras dengan diri bahwa aspirasinya sebagai mahasiswa sudah dapat disalurkan oleh organisasi.

3. Sebanyak 66.6 % pengurus senat mahasiswa fakultas psikologi Universitas ”X” Bandung yang memiliki komitmen tinggi menunjukkan aspek keterlibatan pada pada tingkat tinggi. Keterlibatan anggota senat menyebabkan mereka bersedia dan senang bekerja sama baik dengan ketua ataupun dengan sesama teman kerja.

4. Sebanyak 60% pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung yang memiliki komitmen tinggi memiliki tingkat aspek loyalitas yang tinggi. Dengan loyalitas yang tinggi mahasiswa akan mempertahankan


(45)

52

Universitas Kristen Maranatha diri bekerja dalam organisasi bahkan sampai rela mengorbankan kepentingan pribadinya.

5. Faktor yang memiliki keterkaitan dengan komitmen adalah visibility, explicitness, irreversibility dan volition.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberi saran bagi peneliti selanjutnya. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara komitmen organisasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.

2. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga dapat diketahui bagaimana kontribusi masing-masing faktor terhadap aspek-aspek dari komitmen organisasi.

3. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga dapat diketahui bagaimana keterkaitan masing-masing faktor terhadap aspek-aspek dari komitmen organisasi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk


(46)

53

Universitas Kristen Maranatha mempertahankan komitmen pengurus dan meningkatkan kualitas kerja dalam bekerja sama disetiap kegiatan.

2. Aspek dalam komitmen yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas dapat dilatih melalui latihan dasar kepemimpinan yang diberikan sejak awal kepengurusan untuk mulai membangun komitmen.


(47)

53

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, Jhon W.2006. Life-Span Development. New York: Mc Grow Hill International Edition

Steers, Richard M. 1987. Motivation and Work Behavior, 4 th ed. New York: Mc.Graw-Hill Book Co.


(48)

54

DAFTAR RUJUKAN

Mowday. Steers. Porter. 1979. The Measure of Organizational Commitment, Journal of Vocational Behavior. Vol 14

Phys.unpad.ac.id/artikel/kepmen-tentang-pedoman-umum-organisasi- kemahasiswaan- di- perguruan-tinggi

Rumahbelajarpsikologi.com WWW.usu.ac.id/sisdiknas.pdf


(1)

20

Universitas Kristen Maranatha - Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah visibility,

explicitness, irreversibility, volition.

- Komitmen organisasi yang dimiliki pengurus senat mahasiswa akan tampak dalam perilaku yang dapat diamati selama menjadi pengurus. - Komitmen organisasi pengurus senat mahasiswa dapat tinggi maupun


(2)

51 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap tingkat komitmen pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Sabanyak 70% pengurus senat mahasiswa fakultas psikologi Universitas ”X” Bandung memiliki komitmen pada tingkat yang tinggi. Ini berarti pengurus senat Fakultas Psikologi Universitas “X” memiliki kekuatan yang relatif tinggi dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kepada organisasi. 2. Sebanyak 66.6 % pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

”X” Bandung yang memiliki Komitmen tinggi memiliki aspek identifikasi pada tingkat tinggi. Selaras dengan diri bahwa aspirasinya sebagai mahasiswa sudah dapat disalurkan oleh organisasi.

3. Sebanyak 66.6 % pengurus senat mahasiswa fakultas psikologi Universitas ”X” Bandung yang memiliki komitmen tinggi menunjukkan aspek keterlibatan pada pada tingkat tinggi. Keterlibatan anggota senat menyebabkan mereka bersedia dan senang bekerja sama baik dengan ketua ataupun dengan sesama teman kerja.

4. Sebanyak 60% pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung yang memiliki komitmen tinggi memiliki tingkat aspek loyalitas yang tinggi. Dengan loyalitas yang tinggi mahasiswa akan mempertahankan


(3)

52

Universitas Kristen Maranatha diri bekerja dalam organisasi bahkan sampai rela mengorbankan kepentingan pribadinya.

5. Faktor yang memiliki keterkaitan dengan komitmen adalah visibility, explicitness, irreversibility dan volition.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberi saran bagi peneliti selanjutnya. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara komitmen organisasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.

2. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga dapat diketahui bagaimana kontribusi masing-masing faktor terhadap aspek-aspek dari komitmen organisasi.

3. Disarankan melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga dapat diketahui bagaimana keterkaitan masing-masing faktor terhadap aspek-aspek dari komitmen organisasi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk


(4)

53

Universitas Kristen Maranatha mempertahankan komitmen pengurus dan meningkatkan kualitas kerja dalam bekerja sama disetiap kegiatan.

2. Aspek dalam komitmen yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas dapat dilatih melalui latihan dasar kepemimpinan yang diberikan sejak awal kepengurusan untuk mulai membangun komitmen.


(5)

53

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, Jhon W.2006. Life-Span Development. New York: Mc Grow Hill International Edition

Steers, Richard M. 1987. Motivation and Work Behavior, 4 th ed. New York: Mc.Graw-Hill Book Co.


(6)

54

DAFTAR RUJUKAN

Mowday. Steers. Porter. 1979. The Measure of Organizational Commitment, Journal of Vocational Behavior. Vol 14

Phys.unpad.ac.id/artikel/kepmen-tentang-pedoman-umum-organisasi- kemahasiswaan- di- perguruan-tinggi

Rumahbelajarpsikologi.com WWW.usu.ac.id/sisdiknas.pdf