PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 13 MEDANT.P. 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I
SMP NEGERI 13 MEDAN T.P. 2013/2014
Oleh:
Kurnia Dewi
409321033
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII
Semester I SMP Negeri 13 Medan TP. 2013/2014”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Prof.Dr. Motlan, M.Sc,Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M. Si
dan Bapak Drs. Abd Hakim S, M.Si sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.
Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.
Pamtis Simamora selaku kepala sekolah SMP Negeri 13 Medan, Ibu Roma
Sihotang, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang
telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Suyanto dan
Ibunda
Jumaini yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak
pernah henti kepada penulis. Abangnda Jupredi dan kedua adik tersayang Dian
Pita Sari, dan Muhammad Dika Arazi, keluarga besar Agus Supriadi, yang cukup
banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Lestari Daulay dan Denni
Saulina Tambunan, yang selalu memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan
dukungan kepada penulis, dan selalu sabar mendengarkan keluhan penulis saat
penulis merasa jenuh dan bosan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Irdes Hidayana, Ratna indiraloka, Fitri
Amelia, Anggi Marwina, Inna sakinah, Saanatun, Lia syafitri, Haflah, Anisa
Oktavianggi R dan teman – teman fisika Ekstensi 09 yang tak dapat dituliskan
satu persatu yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
Kepada sahabat karip (Winda Nurhayati S.Pd, Dewi Agustina, Latifah Dinar)
yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,
April 2014
Penulis,
Kurnia Dewi
NIM. 409321033
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Indentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
1
1
4
4
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Aktivitas Belajar
2.1.3 Hasil Belajar
2.2 Pengertian Model Pembelajaran
2.3 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
2.3.1 Inquiry Training
2.4 Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.6 Pembelajaran Konvensional
2.6.1 Metode Ceramah
2.6.2 Metode Tanya Jawab
2.6.3 Metode Tugas
2.7 Kajian Tentang Materi
2.7.1 Zat Dan Wujudnya
2.7.2 Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat Melalui
Penalaran
2.7.3 Kohesi dan Adhesi
2.7.4 Kapilaritas
2.7.5 Massa Jenis Zat
2.8 Kerangka Konseptual
7
7
9
8
11
15
16
16
17
18
18
19
19
19
20
20
21
21
24
25
26
27
27
2.9
Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel terikat
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
3.5. Instrumen Pengumpul Data Penelitian
3.5.1 Lembar Observasi
3.5.2 Tes Hasil Belajar
3.5.3 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Analisa Data
29
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
32
33
33
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Penelitian
4.1.2 Pengujian Analisa Data
4.1.3 Observasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
42
42
42
43
48
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
52
52
53
DAFTAR PUSTAKA
54
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.4.1.Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training
17
Tabel 2.7.1.Sifat-Sifat Berbagai Macam Zat Menurut wujudnya
22
Table 2.7.5.Massa Jenis Beberapa Benda
28
Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design
33
Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar
35
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
40
Table 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 45
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
55
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
65
Table 4.5. Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
70
Table 4.6. Uji Normalitas Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 77
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Posttes
80
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Posttes
89
Tabel 4.9. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada
90
Pertemuan I, II, dan III.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Air dalam gelas
21
Gambar 2.2. Udara dalam balon
21
Gambar 2.3. Air dalam tiga wujud
22
Gambar 2.4. Skema perubahan wujud zat
23
Gambar 2.5. Susunan molekul zat padat, cair dan gas
25
Gambar 2.6. Meniskus cekung dan cembung
26
Gambar 2.7. Peristiwa-peristiwa adhesi
26
Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian
38
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
58
Gambar 4.4 Diagram Batang Data Posttes Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
60
Gambar 4.3 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Eksperimen
70
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran
54
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II
68
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran III
83
Lampiran 4.
Lembar Kerja Siswa I
92
Lampiran 5.
Lembar Kerja Siswa II
96
Lampiran 6.
Lembar Kerja Siswa III
99
Lampiran 7.
Tabel Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa
100
Lampiran 8.
Tes Hasil Belajar
109
Lampiran 9.
Tabel Aktivitas Belajar Siswa
113
Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
124
Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
126
Lampiran 12. Distribusi Hasil Posttes Kelas Eksperimen
127
Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
128
Lampiran 14. Distribusi Hasil Posttes Kelas Kontrol
129
Lampiran 15. Data Hasil Belajar
130
Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi
132
Lampiran 17. Uji Normalitas Data
134
Lampiran 18. Uji Homogenitas Data
137
Lampiran 19. Uji Hipotesis
139
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
143
Lampiran 21. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
147
Lampiran 22. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
148
Lampiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
150
Lampiran 24. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z
151
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam
peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja,
tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas
kearahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya 2008 : 1)
Proses belajar mengajar cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian
informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian
contoh soal, dilanjutkan memberikan tes.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika yang mengajar di
sekolah tersebut Model pembelajaran yang sering digunakan adalah pembelajaran
langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi.
Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran
fisika adalah 70. Namun, nilai rata – rata ulangan harian yang diperoleh siswa
hanya sekitar 60-67 atau dapat dikatakan belum mencapai KKM.
Peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
siswa adalah metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru fisika kelas
VII di SMP Negeri 13 Medan adalah ceramah dan tanya jawab. Tetapi dominan
digunakan metode ceramah yang membuat guru mendominasi kegiatan belajar
mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadika satu-satunya
sumber informasi sehingga pada akhirnya
tujuan proses pembelajaran
konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan
sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan,
kegiatan pasif di kelas akan dapat menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik
menjadi kurang tertarik pada materi pembelajaran tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa itu rendah,
antara lain: (1) sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang
membangkitkan minat siswa untuk belajar sehingga siswa merasa bosan dalam
belajar fisika. (2) kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa
untuk belajar. Hal ini rendahnya hasil belajar di sebabkan proses pembelajaran
yang didominasi masih berpusat pada guru. Dominasi guru dalam pembelajaran
ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh
karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu metode atau
model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Sehubungan dengan masalah diatas, untuk meningkatkan mutu pendidikan
tersebut diperlukan cara yang tepat untuk memotivasi siswa dan mengembangkan
kreatifitas serta sikap inovatif didik agar mau belajar dan membuat siswa aktif
dalam proses belajar mengajar, seperti mengoperasikan alat-alat percobaan
sehingga siswa terdorong menyelesaikan masalah konsep – konsep fisika dan
fakta-fakta yang mereka pelajari maka konsep –konsep fisika yang diajarkan
dapat dipahami.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama
guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk
membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya
kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses
pemebelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga
mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan
sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Yang
dimaksud belajar aktif ialah belajar dimana siswa lebih berpartisipasi aktif
sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari pada kegiatan guru
dalam mengajar.
Sebagaimana uraian di atas, maka berbagai cara dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mengembangkan keterampilan
berfikir siswa seperti menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran dan kemampuan siswa. Adapun model pembelajaran bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa adalah dengan model
pembelajaran Inquiry Training. Dengan model pembelajaran Inquiry Training
siswa dapat dilatik untuk berfikir refleksi yaitu mampu meneukan masalah dan
menjelaskan pemecahannya berdasarkan fakta dan data hasil pengamatan.
Kerja sama dalam konteks tukar pikiran, mengajarkan dan menjawab
pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa dengan guru, antar siswa
dengan siswa, antar siswa dengan nara sumber dalam memecahkan masalah dan
mengerjakan tugas bersama yang merupakan strategi pembelajaran pokok
pembelajaran kontekstual. Sedangkan pembelajaran konvensional bila selalu
dilakukan dan terlalu lama akan sangat membosankan dan menyebabkan siswa
menjadi pasif.
Penelitian yang terkait dengan model Inquiry Training telah diteliti oleh
beberapa peneliti yaitu Rostina harahap (2009) diperoleh nilai rata – rata prites
36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry Training
maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40, dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6 Medan T.P.
2009/2010”.
Peneliti yang lain yang menggunakan yaitu, model Inquiry Training Ratni
Sirait (2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar
siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki
rata – rata 5,64. Menurut Ratni (2010 : 42) hasil penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training
pada pelajaran fisika.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat dan
Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan Tahun Ajaran
2013/2014”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan:
1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi
3. Proses pembelajaran yang kurang menarik
4. Siswa tidak tertari untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit.
1.3
Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII semester I SMP Negeri
13 Medan.
2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan
hanya pada Zat dan Wujudnya.
3. Menerapkan Model pembelajaran Inquiry Training di kelas eksperimen.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional?
3. Bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII semester I SMP
Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014
selama
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Inquiry Training?
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada
materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014?
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggukan model pembelajaran Inquiry Training
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggukan model pembelajaran Konvesional
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa kelas VII semester
I SMP Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P
2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada materi
pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014.
1.6
Manfaat Penelitiaan
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran Inquiry
Training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran
demi meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya
1.7
Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi
para
perancang
pembelajaran
dan
para
pengajar
dalam
merencanakan aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto,2011:5) .
2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihanlatihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat (Joyce,2009: 201).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa
data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada
materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 T.P
2013/2014Medan memiliki rata-rata 76,25.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Konvensional pada materi
pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan
T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 64.
3. Aktivitas
belajar
siswa
selama
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Zat Dan Wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan tahun
2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga
pertemuan mencapai 71,78 dengan kategori cukup aktif.
4. Berdasarkan hasil penghitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel = 2,9 >
2,024 yang artinya Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan
dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil
belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP
Negeri 13 Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil peneliti diatas, maka
penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara
lain:
1. Ketika pembelajaran peneliti selanjutnya di harapkan agar mampu
menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam
belajar dengan menggunaka model pembelajaran Inquiry Training. Sebab
jangan
sampai
pertanyaan
yang
diajukan
siswa,
peneliti
yang
menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya menyakinkan jawaban dari siswa
tersebut.
2. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Inkuiri Training
agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok sehingga
suasana pembelajaran lebih kondusif.
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I
SMP NEGERI 13 MEDAN T.P. 2013/2014
Oleh:
Kurnia Dewi
409321033
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII
Semester I SMP Negeri 13 Medan TP. 2013/2014”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Prof.Dr. Motlan, M.Sc,Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M. Si
dan Bapak Drs. Abd Hakim S, M.Si sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.
Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.
Pamtis Simamora selaku kepala sekolah SMP Negeri 13 Medan, Ibu Roma
Sihotang, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang
telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Suyanto dan
Ibunda
Jumaini yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak
pernah henti kepada penulis. Abangnda Jupredi dan kedua adik tersayang Dian
Pita Sari, dan Muhammad Dika Arazi, keluarga besar Agus Supriadi, yang cukup
banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Lestari Daulay dan Denni
Saulina Tambunan, yang selalu memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan
dukungan kepada penulis, dan selalu sabar mendengarkan keluhan penulis saat
penulis merasa jenuh dan bosan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Irdes Hidayana, Ratna indiraloka, Fitri
Amelia, Anggi Marwina, Inna sakinah, Saanatun, Lia syafitri, Haflah, Anisa
Oktavianggi R dan teman – teman fisika Ekstensi 09 yang tak dapat dituliskan
satu persatu yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
Kepada sahabat karip (Winda Nurhayati S.Pd, Dewi Agustina, Latifah Dinar)
yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan,
April 2014
Penulis,
Kurnia Dewi
NIM. 409321033
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Indentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
1
1
4
4
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Aktivitas Belajar
2.1.3 Hasil Belajar
2.2 Pengertian Model Pembelajaran
2.3 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
2.3.1 Inquiry Training
2.4 Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.5.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training
2.6 Pembelajaran Konvensional
2.6.1 Metode Ceramah
2.6.2 Metode Tanya Jawab
2.6.3 Metode Tugas
2.7 Kajian Tentang Materi
2.7.1 Zat Dan Wujudnya
2.7.2 Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat Melalui
Penalaran
2.7.3 Kohesi dan Adhesi
2.7.4 Kapilaritas
2.7.5 Massa Jenis Zat
2.8 Kerangka Konseptual
7
7
9
8
11
15
16
16
17
18
18
19
19
19
20
20
21
21
24
25
26
27
27
2.9
Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel terikat
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
3.5. Instrumen Pengumpul Data Penelitian
3.5.1 Lembar Observasi
3.5.2 Tes Hasil Belajar
3.5.3 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Analisa Data
29
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
32
33
33
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Penelitian
4.1.2 Pengujian Analisa Data
4.1.3 Observasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
42
42
42
43
48
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
52
52
53
DAFTAR PUSTAKA
54
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.4.1.Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training
17
Tabel 2.7.1.Sifat-Sifat Berbagai Macam Zat Menurut wujudnya
22
Table 2.7.5.Massa Jenis Beberapa Benda
28
Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design
33
Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar
35
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
40
Table 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 45
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
55
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
65
Table 4.5. Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
70
Table 4.6. Uji Normalitas Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 77
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Posttes
80
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Posttes
89
Tabel 4.9. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada
90
Pertemuan I, II, dan III.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Air dalam gelas
21
Gambar 2.2. Udara dalam balon
21
Gambar 2.3. Air dalam tiga wujud
22
Gambar 2.4. Skema perubahan wujud zat
23
Gambar 2.5. Susunan molekul zat padat, cair dan gas
25
Gambar 2.6. Meniskus cekung dan cembung
26
Gambar 2.7. Peristiwa-peristiwa adhesi
26
Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian
38
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
58
Gambar 4.4 Diagram Batang Data Posttes Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
60
Gambar 4.3 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Eksperimen
70
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran
54
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II
68
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran III
83
Lampiran 4.
Lembar Kerja Siswa I
92
Lampiran 5.
Lembar Kerja Siswa II
96
Lampiran 6.
Lembar Kerja Siswa III
99
Lampiran 7.
Tabel Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa
100
Lampiran 8.
Tes Hasil Belajar
109
Lampiran 9.
Tabel Aktivitas Belajar Siswa
113
Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
124
Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
126
Lampiran 12. Distribusi Hasil Posttes Kelas Eksperimen
127
Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
128
Lampiran 14. Distribusi Hasil Posttes Kelas Kontrol
129
Lampiran 15. Data Hasil Belajar
130
Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi
132
Lampiran 17. Uji Normalitas Data
134
Lampiran 18. Uji Homogenitas Data
137
Lampiran 19. Uji Hipotesis
139
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
143
Lampiran 21. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
147
Lampiran 22. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
148
Lampiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
150
Lampiran 24. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z
151
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam
peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja,
tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas
kearahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya 2008 : 1)
Proses belajar mengajar cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian
informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian
contoh soal, dilanjutkan memberikan tes.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika yang mengajar di
sekolah tersebut Model pembelajaran yang sering digunakan adalah pembelajaran
langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi.
Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran
fisika adalah 70. Namun, nilai rata – rata ulangan harian yang diperoleh siswa
hanya sekitar 60-67 atau dapat dikatakan belum mencapai KKM.
Peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
siswa adalah metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru fisika kelas
VII di SMP Negeri 13 Medan adalah ceramah dan tanya jawab. Tetapi dominan
digunakan metode ceramah yang membuat guru mendominasi kegiatan belajar
mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadika satu-satunya
sumber informasi sehingga pada akhirnya
tujuan proses pembelajaran
konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan
sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan,
kegiatan pasif di kelas akan dapat menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik
menjadi kurang tertarik pada materi pembelajaran tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa itu rendah,
antara lain: (1) sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang
membangkitkan minat siswa untuk belajar sehingga siswa merasa bosan dalam
belajar fisika. (2) kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa
untuk belajar. Hal ini rendahnya hasil belajar di sebabkan proses pembelajaran
yang didominasi masih berpusat pada guru. Dominasi guru dalam pembelajaran
ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh
karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu metode atau
model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Sehubungan dengan masalah diatas, untuk meningkatkan mutu pendidikan
tersebut diperlukan cara yang tepat untuk memotivasi siswa dan mengembangkan
kreatifitas serta sikap inovatif didik agar mau belajar dan membuat siswa aktif
dalam proses belajar mengajar, seperti mengoperasikan alat-alat percobaan
sehingga siswa terdorong menyelesaikan masalah konsep – konsep fisika dan
fakta-fakta yang mereka pelajari maka konsep –konsep fisika yang diajarkan
dapat dipahami.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama
guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk
membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya
kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses
pemebelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga
mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan
sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Yang
dimaksud belajar aktif ialah belajar dimana siswa lebih berpartisipasi aktif
sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari pada kegiatan guru
dalam mengajar.
Sebagaimana uraian di atas, maka berbagai cara dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mengembangkan keterampilan
berfikir siswa seperti menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran dan kemampuan siswa. Adapun model pembelajaran bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa adalah dengan model
pembelajaran Inquiry Training. Dengan model pembelajaran Inquiry Training
siswa dapat dilatik untuk berfikir refleksi yaitu mampu meneukan masalah dan
menjelaskan pemecahannya berdasarkan fakta dan data hasil pengamatan.
Kerja sama dalam konteks tukar pikiran, mengajarkan dan menjawab
pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa dengan guru, antar siswa
dengan siswa, antar siswa dengan nara sumber dalam memecahkan masalah dan
mengerjakan tugas bersama yang merupakan strategi pembelajaran pokok
pembelajaran kontekstual. Sedangkan pembelajaran konvensional bila selalu
dilakukan dan terlalu lama akan sangat membosankan dan menyebabkan siswa
menjadi pasif.
Penelitian yang terkait dengan model Inquiry Training telah diteliti oleh
beberapa peneliti yaitu Rostina harahap (2009) diperoleh nilai rata – rata prites
36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry Training
maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40, dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6 Medan T.P.
2009/2010”.
Peneliti yang lain yang menggunakan yaitu, model Inquiry Training Ratni
Sirait (2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar
siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki
rata – rata 5,64. Menurut Ratni (2010 : 42) hasil penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training
pada pelajaran fisika.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat dan
Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan Tahun Ajaran
2013/2014”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan:
1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi
3. Proses pembelajaran yang kurang menarik
4. Siswa tidak tertari untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit.
1.3
Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII semester I SMP Negeri
13 Medan.
2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan
hanya pada Zat dan Wujudnya.
3. Menerapkan Model pembelajaran Inquiry Training di kelas eksperimen.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional?
3. Bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII semester I SMP
Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014
selama
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Inquiry Training?
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada
materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014?
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggukan model pembelajaran Inquiry Training
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13
Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan
menggukan model pembelajaran Konvesional
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa kelas VII semester
I SMP Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P
2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada materi
pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014.
1.6
Manfaat Penelitiaan
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran Inquiry
Training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran
demi meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya
1.7
Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi
para
perancang
pembelajaran
dan
para
pengajar
dalam
merencanakan aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto,2011:5) .
2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihanlatihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat (Joyce,2009: 201).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa
data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada
materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 T.P
2013/2014Medan memiliki rata-rata 76,25.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Konvensional pada materi
pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan
T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 64.
3. Aktivitas
belajar
siswa
selama
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Zat Dan Wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan tahun
2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga
pertemuan mencapai 71,78 dengan kategori cukup aktif.
4. Berdasarkan hasil penghitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel = 2,9 >
2,024 yang artinya Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan
dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil
belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP
Negeri 13 Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil peneliti diatas, maka
penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara
lain:
1. Ketika pembelajaran peneliti selanjutnya di harapkan agar mampu
menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam
belajar dengan menggunaka model pembelajaran Inquiry Training. Sebab
jangan
sampai
pertanyaan
yang
diajukan
siswa,
peneliti
yang
menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya menyakinkan jawaban dari siswa
tersebut.
2. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Inkuiri Training
agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok sehingga
suasana pembelajaran lebih kondusif.