PENGARUH PEMBERIAN MEDIA TANAM DAN ZPT THIAMIN TERHADAP PERTUMBUHAN GANDARIA (BOUEA OPPOSITIFOLIA).

(1)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN ZPT THIAMIN TERHADAP PERTUMBUHAN GANDARIA (Bouea oppositifolia)

Oleh : Khairunnisa NIM 4103220024 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmatNya, penelitian skripsi ini dapat dilaksanakan dengan baik. Tema yang dipilih dalam judul skripsi ini adalah “Pengaruh Media Tanam dan ZPT Thiamin Terhadap Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia).

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, dari pengajuan proposal, penelitian, hingga penyusunan skripsi, antara lain Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si, yang telah memberikan kritikan dalam skripsi saya dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si, atas motivasi beliau dalam penyusunan skripsi ini. Kepada penguji skripsi saya diantaranya Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si., dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si., yang telah memberi saran yang membangun dalam penyelesaian revisi-revisi proposal hingga skripsi saat ini. Secara khusus kepada Ayah dan Ibu tercinta atas segala dukungan dan doanya. Keluarga diantaranya Nurlaili, Abdul Rakhman Audi, Muhammad Ichsan, Zul Kamal Sembiring, Muhammad Nazir Rurakhman, beserta teman-temandi antaranya Julaili Irni, Muhammad Hamzah Solim, Eka Pratiwi, Febri Sembiring, Astrid Siska P, Nurhidayah, RestyaUlfa, Ananda, Fitri Rizki Hasibuan, Syafrizal Dalimunthe, Habibullah, Mega Sylvia, dan teman-teman mahasiswa biologi khususnya teman seperjuangan biologi non kependidikan 2010 yang mendukung dan member semangat kepada penulis dalam proses dari awal hingga saat ini.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam peningkatan laju pertumbuhan gandaria.

Medan, 03 Maret 2014

Khairunnisa NIM 4103220024


(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Masalah 4

1.6. Manfaat Masalah 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Pengertian Gandaria 6

2.2. Klasifikasi Gandaria 6

2.3. Morfologi Gandaria 7

2.4. Ekologi Gandaria 7

2.5. Manfaat Gandaria 9

2.6. Kelangkaan Gandaria 9

2.7. Pelestarian Gandaria 10

2.8. Media Tanam 10

2.8.1. Tanah 11

2.8.2. Pasir 12

2.8.3. Bahan Organik BOKASHI 13

2.9. Thiamin (Vitamin B1) 14

2.10. Hipotesis 16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 17

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 17

3.1.1. Lokasi Penelitian 17

3.1.2. Waktu Penelitian 17

3.2. Alat dan Bahan 18

3.2.1. Alat 18

3.2.2. Bahan 18

3.3. Rancangan Percobaan 18

3.4. Teknik Pengumpulan Data atau Prosedur 19

3.5. Parameter Pengamatan 22

3.6. Variabel Pengamatan 22


(4)

vii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26

4.1. Hasil Pengamatan 26

4.1.1. Waktu Munculnya Kecambah 26

4.1.2. Tinggi Tanaman (cm) 28

4.1.3. Jumlah Daun 40

4.2. Pembahasan 54

4.2.1. Waktu Munculnya Kecambah 54

4.2.2. Tinggi Tanaman 55

4.2.3. Jumlah Daun 60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Susunan Kombinasi Perlakuan 18

Tabel 3.2. Model Pengamatan Secara RAK Faktorial 23

Tabel 3.3. Analisis Varians (ANAVA) secara RAK Faktorial 24

Tabel 4.1. Waktu Munculnya Kecambah 27

Tabel 4.2. Tinggi Tanaman Gandaria (Bouea oppositifolia)

Sebelum Diberi Thiamin (Vitamin B1) Minggu ke- 8 28

Tabel 4.3. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Pengaruh Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Gandaria

Minggu ke-8 30

Tabel 4.4. Pengaruh Interaksi antara Media Tanam dan Thiamin

Terhadap Tinggi Tanaman Gandaria Umur 9 Minggu 30

Tabel 4.5. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Tinggi

Tanaman Gandaria Minggu ke-9 32

Tabel 4.6. Pengaruh Interaksi antara Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Tinggi Tanaman Umur

10 Minggu 33

Tabel 4.7. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Tinggi

Tanaman Gandaria Umur 10 Minggu 34

Tabel 4.8. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Tinggi Tanaman

Umur 11 Minggu 35

Tabel 4.9. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin TerhadapTinggi

Tanaman Gandaria Umur 11 Minggu 36

Tabel 4.10. Uji DMRT Notasi Minggu ke 11 37

Tabel 4.11. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Tinggi Tanaman Umur 12 Minggu 38 Tabel 4.12. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh

Media Tanam dan Pemberian Thiamin TerhadapTinggi

Tanaman Gandaria Umur 12 Minggu 39


(6)

Tabel 4.14. Jumlah Daun Sebelum Pemberian Thiamin (Vitamin B1)

Umur 8 Minggu 41

Tabel 4.15. Analisis Varians (ANAVA) Satu Arah dalam Pengaruh Media Tanam Terhadap Jumlah Daun Gandaria

Umur 8 Minggu 42

Tabel 4.16. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin

(Vitamin B1) Terhadap Jumlah Daun Umur 9 Minggu 43

Tabel 4.17. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Jumlah

Daun Gandaria Umur 9 Minggu 44

Tabel 4.18. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin

(Vitamin B1) Terhadap Jumlah Daun Umur 10 Minggu 45

Tabel 4.19. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Jumlah

Daun Tanaman Gandaria Umur 10 Minggu 47

Tabel 4.20. Uji DMRT Notasi Umur 10 Minggu 48

Tabel 4.21. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin

(Vitamin B1) Terhadap Jumlah DaunUmur 11 Minggu 48

Tabel 4.22. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Jumlah

Daun Tanaman Gandaria Umur 11 Minggu 50

Tabel 4.23. Uji DMRT Notasi Umur 11 Minggu 51

Tabel 4.24. Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin

(Vitamin B1) Terhadap Jumlah Daun Umur 12 Minggu 52

Tabel 4.25. Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Jumlah

Daun Tanaman Gandaria Umur 12 Minggu 53


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambar Buah Gandaria 5

Gambar 3.1. Denah Penempatan Polybag Percobaan 17

Gambar 3.2. Skema ProsedurKerja 21

Gambar 4.1. Grafik Tinggi Tanaman Bouea oppositifolia Sebelum

diberikan Thiamin 29

Gambar 4.2. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Tinggi Tanaman Gandaria (Bouea oppositifolia) Umur

9 Minggu 31

Gambar 4.3. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman dari Pengaruh Interaksi Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Umur

10 Minggu 33

Gambar 4.4. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Umur

11 Minggu 35

Gambar 4.5. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Umur 12

Minggu 38

Gambar 4.6. Grafik Rata-rata Jumlah Daun dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia)

Umur 8 Minggu 41

Gambar 4.7. Grafik Rata-rata Jumlah Daun dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap

Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Umur

9 Minggu 43

Gambar 4.8. Grafik Rata-rata Jumlah Daun dari Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap


(8)

Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Pada Umur

10 Minggu 46

Gambar 4.9. Grafik Rata-rata Jumlah Daun dari Pengaruh Media Tanam Dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap

Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Pada Umur

11 Minggu 49

Gambar 4.10.Grafik Rata-rata Jumlah Daun dari Pengaruh Media Tanam Dan Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap

Pertumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) Pada Umur


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tabel Data Pengamatan Waktu Munculnya Kecambah

Tanaman Gandaria (Bouea oppositifolia) 70

Lampiran 2. Hasil Analisis Data Tinggi Tanaman Gandaria

Data Tinggi Tanaman Gandaria (Bouea oppositifolia) Sebelum Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Umur

8 Minggu 71

Lampiran 3. Tabel Analisis Varians (ANAVA) Secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Tinggi Tanaman Gandaria Umur 9 Minggu 75

Lampiran 4. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap Tinggi Tanaman Gandaria Umur 10 Minggu 79

Lampiran 5. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap

Tinggi Tanaman Gandaria Umur 11 Minggu 83 Lampiran 6. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap

Tinggi Tanaman Gandaria Umur 12 Minggu 88 Lampiran 7. Hasil Analisis Data Tinggi Tanaman Gandaria

Data Jumlah Daun Tanaman Gandaria (Bouea oppositifolia) Sebelum Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Umur 8 Minggu 93 Lampiran 8. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap

Jumlah Daun Tanaman Gandaria Umur 9 Minggu 97 Lampiran 9. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap

Jumlah Daun Tanaman Gandaria Umur 10 Minggu 101 Lampiran 10. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial

Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap


(10)

Lampiran 11. Tabel Analisis Varians (ANAVA) secara RAL Faktorial Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Thiamin Terhadap

Jumlah Daun Tanaman Gandaria Umur 12 Minggu 113 Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian Pengaruh Media Tanam dan

Pemberian Thiamin (Vitamin B1) Terhadap Pertumbuhan


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gandaria termasuk buah-buahan famili Anacardiaceae. Tumbuhan ini memiliki genus Bouea. Gandaria memiliki berbagai jenis spesies. Salah satunya adalah Bouea oppositifolia. Dibandingkan dengan Bouea macrophylla yang merupakan buah gandaria yang berbeda spesies, Bouea oppositifolia memiliki bentuk buah yang lebih kecil seperti buah melinjo. Buah ini akan berwarna kuning jika telah matang.

Tumbuhan gandaria memiliki banyak manfaat, dimulai dari daun, batang, hingga buah gandaria ini sendiri. Adapun manfaat dari daun gandaria adalah, daunnya dapat digunakan sebagai lalapan, batangnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena tekstur batang gandaria yang padat dan kuat. Buah gandaria memiliki lebih banyak keanekaragaman manfaatnya untuk masyarakat. Dapat dijadikan manisan mapun dapat dicampurkan ke dalam sambal, serta tumbuhan gandaria memiliki habitus pohon dan rindang, sehingga tumbuhan ini dapat dijadikan pohon penenduh.

Gandaria merupakan tumbuhan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai flora identitas Jabar (Kompas, 2010). Gandaria memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Di daerah Jawa Barat, tumbuhan ini bernama gandaria, sedangkan di Sumatera tumbuhan ini bernama aramania. Di Indonesia khususnya Sumatera, masyarakatnya kurang mengenal tumbuhan gandaria. Tidak sedikit masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari tumbuhan gandaria ini sendiri sehingga kerap kali tumbuhan ini tidak dibudidayakan. Alhasil tumbuhan ini ditebang karena kurangnya informasi mengenai tumbuhan ini.

Adapun tumbuhan ini tumbuh secara liar di hutan, akan tetapi dikarenakan awamnya masyarakat akan kegunaan tumbuhan ini, maka tumbuhan gandaria ditebang sehingga populasi gandaria pun menurun. Saat ini gandaria tergolong buah yang langka karena gandaria tumbuh lambat sekali dan jarang orang yang menanamnya (Ika, 2013). Menurunnya tingkat populasi gandaria ini menyebabkan semakin awamnya pengetahuan generasi muda akan tumbuhan ini.


(12)

Sehingga tumbuhan ini berubah statusnya menjadi langka, khususnya di daerah Sumatera.

Maka dari itu peneliti ingin membudidayakan tumbuhan gandaria. Dimana dalam pembudidayaannya memiliki beberapa cara, yaitu gandaria pada umumnya diperbanyak dengan benih, tetapi mudah juga diperbanyak dengan cangkokan dan tempelan.Semai atau tanaman yang diperbanyak melalui klon ditanam dalam barisan dengan jarak tanam 10 x 12 m, dan memerlukan naungan ringan selama beberapa bulan (Prihatman, 2000).

Dalam studi literatur dikatakan bahwa pertumbuhan gandaria berjalan dengan lambat. Ketika berkecambah, gandaria memiliki asupan nutrisi dari biji gandaria ini sendiri, akan tetapi seiring dengan perkecambahannya, ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan gandaria pun habis. Sehingga untuk menambah nutrisi bagi bibit gandaria yang bertujuan untuk menyokong pertumbuhannya, maka peneliti menggunakan zat pengatur tumbuh berupa thiamin (vitamin B1). Dimana

zat pengatur tumbuh thiamin merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman karena thiamin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel. Thiamin merupakan vitamin yang cenderung mempercepat pembelahan sel pada meristem akar. Thiamin merupakan bagan prostetik yang terdapat di dalam sel, berperan sebagai ko-enzim dalam reaksi menghasilkan energi (Harahap, 2011). Sehingga dengan memberikan zat pengatur tumbuh berupa thiamin (vitamin B1) dapat meningkatkan pertumbuhan bibit gandaria.

Tidak hanya dengan memberikan zat pengatur tumbuh pada gandaria, pertumbuhan gandaria juga harus didukung dengan media tanam yang baik. Dimana famili Anacardiaceae tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan (lempung berpasir) sampai tanah bertekstur berat (lempung atau liat). Dalam kasus media tanam terdapat sebuah penelitian (Mahardika et al, 2013) yang menggunakan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan bahan organik terhadap pertumbuhan Mangifera caesia Jack.

Media tanam pertama adalah tanah.Dimana tanah memiliki struktur tanah yang berperan sebagai regulator yang mengontrol pertumbuhan akar dan perkembangannya (Kurniawan, 2010). Karena tekstur tanah yang padat, maka dalam penanaman biji gandaria ini membutuhkan tekstur media tanam yang lebih


(13)

ringan berupa pasir dan pasir merupakan media tanam kedua. Keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Media tanam yang ketiga adalah bahan organik. Bahan organik merupakan media tanam yang berasal dari organisme hidup seperti dedaunan, kayu, limbah organik, dan lain-lain. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Salah satu media tanam yang berasal dari bahan organik adalah pupuk bokashi (Susantoyoetal., 2010).

Campuran media tanam tanah, pasir dan pupuk bokashi dan pemberian zat pengatur tumbuh thiamin (vitamin B1) yang diberikan pada tanaman gandaria

diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

1.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada adanya pengaruh campuran media tanam dan dosis thiamin terhadap pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

1.3. Batasan Masalah

1. Media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

2. Dosis thiamin yang paling mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

3. Campuran komposisi media tanam dan dosis thiamin yang memberikan dampak yang signifikan terhadap laju pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).


(14)

1.4.Rumusan Masalah

1. Apakah media tanam mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia) ?

2. Apakah pemberian ZPT thiamin (Vitamin B1) mempengaruhi

pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia)?

3. Apakah interaksi media tanam dan ZPT thiamin mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia)?

1.5.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

2. Mengetahui dosis thiamin (Vitamin B1) yang memiliki pengaruh terbaik

pada pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

3. Mengetahui pengaruh interaksi terbaik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia) pada pemberian campuran komposisi media tanam dan dosis thiamin (Vitamin B1).

1.6. Manfaat Penelitian

1. Dapat melestarikan tumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) yang mulai langka di Sumatera.

2. Dapat menambah pengetahuan masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia).


(15)

67 DAFTAR PUSTAKA

Alamendah, (2010), Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa Barat, /http://alamendah.org/2010/06/14/pohon-gandaria-flora-identitas-provinsi-jawa-barat /.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece., Lawrence G. Mitchell., (2003), Biologi Edisi Kelima Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat, (2011), Macam-macam Media Tanam,http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/ informasi/ artikel/detailartikel/95.

Fauzi, (2013), Pengenceran Obat (Pemicikan obat), ,(http://www.mbferts.com/B1-Vitamins-Thiamine-Hydrochloride-Powder-100-Grams-410.htm)

Goyer, A.,(2010), Thiamine in plants: aspects of its metabolism and functions, SourceDepartment of Botany and Plant Pathology, Oregon State University, Hermiston, OR 97838, USA.

Hamang, A., (2005), Metode Statistika, Gaharu Ilmu, Yogyakarta. Harahap, F., (2011), Kultur Jaringan, FMIPA UNIMED, Medan. Ika, (2013), Buah Gandaria, Kidnesia Online, 22 Juli 2013.

Jakes, (2011), Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Bokashi, http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/11/15/teknologi-pembuatan-pupuk-organik-bokashi/.

Kumalasari, P., (2011), Pemberian Beberapa Dosis Bokashi Salvinia molesta Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)pada Tanah Ultisol, Universitas Andalas, Padang.

Kurniawan, Firman., (2010), Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam, Bogor Agricultural University, Bogor.

Kusumadyani. W.,(2008),Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Bokashi Dan Dosis Organik Cair (Super aci) Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Mete (Annacardium occidentale (L.) Di Persemaian.

Limarni L.,Nasrez A., Irfan S., Ahmad R., (2008), Jerami, Pertumbuhan Bibit Anggrek (Dendrobium sp.) Dalam Kompot pada Beberapa Jenis Media Tanam dan Konsentrasi Vitamin B1,Vol 1(1), Hal 38-45.

Mahardika, I.K.D., Rai, I.,Wiratmaja, I.W., (2013), Jurnal Agroekoteknologi Tropika , Pengaruh Komposisi Campuran Bahan Media Tanam dan


(16)

68 Konsentrasi IBA terhadap Pertumbuhan Bibit Wani Ngumpen Bali (Mangifera caesia Jack), Vol 2(2), Hal 126-134.

Marx, M.L., Richard, J.L., (1990), Statistic, Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Oey, N.K., (1992), Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Plantus, (2010), Anti Stres Dan Perangsang Akar Tanaman, ANEKAPLANTASIA.Cybermediaclips, 3 Februari 2010.

Prihatman, K., (2000), Tentang Budidaya Pertanian, Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta.

Puspitasari, A.C., (2008), Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat PengaturTumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Rahmawan, M., (2010), Pengaruh Media Tanam dan Pasir Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung,http://muhammadrahmawan.blogspot.com/2010/11/ pengaruh-media-tanam-tanah-dan-pasir.html.

Roupong, 2011, Bahan Ajar Perancangan Percobaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin.

Saptaningsih, E., (2011), Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium, Vol 9(2) Hal. 58 – 61.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik. Teori dan Aplikasi dalam Penelitian.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Medan.

Sinay,H., (2008), Pengaruh Giberelin dan Temperatur Terhadap Pertumbuhan Semai Gandaria (Bouea macrophylla Griffith), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sunda, T.,(2010), Apakah Flora Khas Jawa Barat?, KOMPAS, 10 Juni 2010. Susantoyo, D., Setyaningsih, R., Baihaqi, A.,Rochmawati.,(2010), Pupuk Bokashi

Sebagai Pengganti Pestisida, Universitas Negeri Malang, Malang. Sutiyoso, Y.,(2003),Anggrek Potong Dendrobium, Penebar Swadaya, Jakarta.


(17)

69 Taihutu, H.N., (2013), Jurnal Agrologia, Identifikasi Karakteristik Lahan

Tanaman Gandaria (Bouea macrophylla Griff) di Desa Hunuth Kecamatan Baguala Kota Ambon,Vol 2(1),Hal 68-72.

Wahdah, R., Nisa, C., Langai, B., (2002), Identifikasi dan Karakterisasi Buah-buahan di Lahan Kering Kalimantan Selatan, Fakultas Pertanian Unlam bekerja sama dengan BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru.

Widiastoety, D., A. Santi.,(1994),Pengaruh Air Kelapa terhadap Pembentukan Protocorm like bodies(plbs) dari Anggrek Vanda dalam Medium Cair. J. Hort. 4(2):71-75.

Widiastoety, D., N. Solvia., S. Kartikaningrum, (2009), Pengaruh Tiamin terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Oncidium Secara In Vitro, Balai Penelitian Tanaman Hias, Pacet Cianjur, 19(1):35-39.

Widyaningrum, I., (2012), Makalah Dasar Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Wikipedia, (1948), Bouea oppositifolia, http://lt.biologija.wikia.com/ wiki/Bouea_oppositifolia.

Wulandari, C.G.M., Sri, M.,Sri, T., (2011), Pengaruh Cucian Beras Merah dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.), Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


(1)

Sehingga tumbuhan ini berubah statusnya menjadi langka, khususnya di daerah Sumatera.

Maka dari itu peneliti ingin membudidayakan tumbuhan gandaria. Dimana dalam pembudidayaannya memiliki beberapa cara, yaitu gandaria pada umumnya diperbanyak dengan benih, tetapi mudah juga diperbanyak dengan cangkokan dan tempelan.Semai atau tanaman yang diperbanyak melalui klon ditanam dalam barisan dengan jarak tanam 10 x 12 m, dan memerlukan naungan ringan selama beberapa bulan (Prihatman, 2000).

Dalam studi literatur dikatakan bahwa pertumbuhan gandaria berjalan dengan lambat. Ketika berkecambah, gandaria memiliki asupan nutrisi dari biji gandaria ini sendiri, akan tetapi seiring dengan perkecambahannya, ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan gandaria pun habis. Sehingga untuk menambah nutrisi bagi bibit gandaria yang bertujuan untuk menyokong pertumbuhannya, maka peneliti menggunakan zat pengatur tumbuh berupa thiamin (vitamin B1). Dimana zat pengatur tumbuh thiamin merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman karena thiamin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel. Thiamin merupakan vitamin yang cenderung mempercepat pembelahan sel pada meristem akar. Thiamin merupakan bagan prostetik yang terdapat di dalam sel, berperan sebagai ko-enzim dalam reaksi menghasilkan energi (Harahap, 2011). Sehingga dengan memberikan zat pengatur tumbuh berupa thiamin (vitamin B1) dapat meningkatkan pertumbuhan bibit gandaria.

Tidak hanya dengan memberikan zat pengatur tumbuh pada gandaria, pertumbuhan gandaria juga harus didukung dengan media tanam yang baik. Dimana famili Anacardiaceae tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan (lempung berpasir) sampai tanah bertekstur berat (lempung atau liat). Dalam kasus media tanam terdapat sebuah penelitian (Mahardika et al, 2013) yang menggunakan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan bahan organik terhadap pertumbuhan Mangifera caesia Jack.

Media tanam pertama adalah tanah.Dimana tanah memiliki struktur tanah yang berperan sebagai regulator yang mengontrol pertumbuhan akar dan perkembangannya (Kurniawan, 2010). Karena tekstur tanah yang padat, maka dalam penanaman biji gandaria ini membutuhkan tekstur media tanam yang lebih


(2)

ringan berupa pasir dan pasir merupakan media tanam kedua. Keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Media tanam yang ketiga adalah bahan organik. Bahan organik merupakan media tanam yang berasal dari organisme hidup seperti dedaunan, kayu, limbah organik, dan lain-lain. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Salah satu media tanam yang berasal dari bahan organik adalah pupuk bokashi (Susantoyoetal., 2010).

Campuran media tanam tanah, pasir dan pupuk bokashi dan pemberian zat pengatur tumbuh thiamin (vitamin B1) yang diberikan pada tanaman gandaria diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

1.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada adanya pengaruh campuran media tanam dan dosis thiamin terhadap pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

1.3. Batasan Masalah

1. Media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

2. Dosis thiamin yang paling mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

3. Campuran komposisi media tanam dan dosis thiamin yang memberikan dampak yang signifikan terhadap laju pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).


(3)

1.4.Rumusan Masalah

1. Apakah media tanam mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia) ?

2. Apakah pemberian ZPT thiamin (Vitamin B1) mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia)?

3. Apakah interaksi media tanam dan ZPT thiamin mempengaruhi pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia)?

1.5.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

2. Mengetahui dosis thiamin (Vitamin B1) yang memiliki pengaruh terbaik pada pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia).

3. Mengetahui pengaruh interaksi terbaik untuk pertumbuhan gandaria (Bouea oppositifolia) pada pemberian campuran komposisi media tanam dan dosis thiamin (Vitamin B1).

1.6. Manfaat Penelitian

1. Dapat melestarikan tumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia) yang mulai langka di Sumatera.

2. Dapat menambah pengetahuan masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan Gandaria (Bouea oppositifolia).


(4)

67 DAFTAR PUSTAKA

Alamendah, (2010), Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa Barat, /http://alamendah.org/2010/06/14/pohon-gandaria-flora-identitas-provinsi-jawa-barat /.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece., Lawrence G. Mitchell., (2003), Biologi Edisi Kelima Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat, (2011), Macam-macam Media Tanam,http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/ informasi/ artikel/detailartikel/95.

Fauzi, (2013), Pengenceran Obat (Pemicikan obat), ,(http://www.mbferts.com/B1-Vitamins-Thiamine-Hydrochloride-Powder-100-Grams-410.htm)

Goyer, A.,(2010), Thiamine in plants: aspects of its metabolism and functions, SourceDepartment of Botany and Plant Pathology, Oregon State University, Hermiston, OR 97838, USA.

Hamang, A., (2005), Metode Statistika, Gaharu Ilmu, Yogyakarta.

Harahap, F., (2011), Kultur Jaringan, FMIPA UNIMED, Medan.

Ika, (2013), Buah Gandaria, Kidnesia Online, 22 Juli 2013.

Jakes, (2011), Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Bokashi, http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/11/15/teknologi-pembuatan-pupuk-organik-bokashi/.

Kumalasari, P., (2011), Pemberian Beberapa Dosis Bokashi Salvinia molesta Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)pada Tanah Ultisol, Universitas Andalas, Padang.

Kurniawan, Firman., (2010), Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam, Bogor Agricultural University, Bogor.

Kusumadyani. W.,(2008),Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Bokashi Dan Dosis Organik Cair (Super aci) Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Mete (Annacardium occidentale (L.) Di Persemaian.

Limarni L.,Nasrez A., Irfan S., Ahmad R., (2008), Jerami, Pertumbuhan Bibit Anggrek (Dendrobium sp.) Dalam Kompot pada Beberapa Jenis Media Tanam dan Konsentrasi Vitamin B1,Vol 1(1), Hal 38-45.

Mahardika, I.K.D., Rai, I.,Wiratmaja, I.W., (2013), Jurnal Agroekoteknologi Tropika , Pengaruh Komposisi Campuran Bahan Media Tanam dan


(5)

68 Konsentrasi IBA terhadap Pertumbuhan Bibit Wani Ngumpen Bali (Mangifera caesia Jack), Vol 2(2), Hal 126-134.

Marx, M.L., Richard, J.L., (1990), Statistic, Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Oey, N.K., (1992), Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Plantus, (2010), Anti Stres Dan Perangsang Akar Tanaman, ANEKAPLANTASIA.Cybermediaclips, 3 Februari 2010.

Prihatman, K., (2000), Tentang Budidaya Pertanian, Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta.

Puspitasari, A.C., (2008), Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat PengaturTumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Rahmawan, M., (2010), Pengaruh Media Tanam dan Pasir Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung,http://muhammadrahmawan.blogspot.com/2010/11/ pengaruh-media-tanam-tanah-dan-pasir.html.

Roupong, 2011, Bahan Ajar Perancangan Percobaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin.

Saptaningsih, E., (2011), Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium,

Vol 9(2) Hal. 58 – 61.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik. Teori dan Aplikasi dalam Penelitian.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Medan.

Sinay,H., (2008), Pengaruh Giberelin dan Temperatur Terhadap Pertumbuhan Semai Gandaria (Bouea macrophylla Griffith), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sunda, T.,(2010), Apakah Flora Khas Jawa Barat?, KOMPAS, 10 Juni 2010.

Susantoyo, D., Setyaningsih, R., Baihaqi, A.,Rochmawati.,(2010), Pupuk Bokashi Sebagai Pengganti Pestisida, Universitas Negeri Malang, Malang.


(6)

69 Taihutu, H.N., (2013), Jurnal Agrologia, Identifikasi Karakteristik Lahan

Tanaman Gandaria (Bouea macrophylla Griff) di Desa Hunuth Kecamatan Baguala Kota Ambon,Vol 2(1),Hal 68-72.

Wahdah, R., Nisa, C., Langai, B., (2002), Identifikasi dan Karakterisasi Buah-buahan di Lahan Kering Kalimantan Selatan, Fakultas Pertanian Unlam bekerja sama dengan BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru.

Widiastoety, D., A. Santi.,(1994),Pengaruh Air Kelapa terhadap Pembentukan Protocorm like bodies(plbs) dari Anggrek Vanda dalam Medium Cair. J. Hort. 4(2):71-75.

Widiastoety, D., N. Solvia., S. Kartikaningrum, (2009), Pengaruh Tiamin terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Oncidium Secara In Vitro, Balai Penelitian Tanaman Hias, Pacet Cianjur, 19(1):35-39.

Widyaningrum, I., (2012), Makalah Dasar Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Wikipedia, (1948), Bouea oppositifolia, http://lt.biologija.wikia.com/ wiki/Bouea_oppositifolia.

Wulandari, C.G.M., Sri, M.,Sri, T., (2011), Pengaruh Cucian Beras Merah dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.), Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.