PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerinta

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI
DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI
KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN
BELANJA MODAL
(Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
KUNTAMI SURYANI PUTRI
B200110289

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

EAIr|I\,IANPERSETUJIT


T

PANCA.XUEIEIIUMBUSANEKOl'IOidI,'iIIDAIATAN ASLI
DAEI.AE, I'ANA AI'XASIUMUTI DAN DANA AI,(XASI
XEI'SUs TIf,AADAT PENGAIOXASIAN ANC/GAIAN
D'I,AIIJA MODAL

(s.d! P.dr

.

P.*rl .i lLbrD.b/x.t ih Li. Tqth T.Lo 20lt-ru3

OHr

E]NI3II.SIIIAUIIIBI

T.r.r dlFdr..


&i dLrrj.l d.r

t

EALAMAN PENGESAIIAN
?ENGARTIII PEX'I'UMBI]IIAN EKO\OMI. P'NDAPATAN ASLI
DAERAII, DANA ALOXASI UMUM, DAN DANA ALOXASI
XH 1 SIIS TEREADAP PENCAITOI(ASIAN ANGGARAN
BELANJA MODAL
(Siudi P.dr Peh..iouh (rbup.r€nftor! di Jrw. Te.g.n Trhrr 20l1-2013)

KUNTA]I,IISURYANI PUTRI
8200rr0289
Tehh dip.rtahakar di dep.n

Dcw

Pe.guii Frkulras Etiononi da. Bisnis

Unilesiu! Muhaorudiylh suBt rt!

Pada

D

I

nM sbrir

23

Apnl 2016

dinyalakan rclah hemmuhi syarat

Dm Muji}lti,M si

).
( Anseota I DcMnPenguji )

D6 Attral tuiIin, Al. M


Si

( An3sota 2 Dewtr Pensuji )

Dekan

Fald6

Rkomml Dm Ehnh

Muhrm@dirah Su6tafla

I.itono, Sf,,

M.St )

PERNYATAAN
D€ngd ini


sy. nayatakm tahw datm srnFi yeg b.ijrdul:

PENGARUE Pf,RTUMBI'trAN EI{ONOM TENDAPATAN

A]SLT

DAERAEI DAITA AT-oXASI UMUM, I'AN II NA ALOI.ASI KIII]SUS
TEREADAP PENCAIOIGSIAN ANGGAf,AN BELANJA MODAI- isrudi
P.d. P.6.ri!r.h lobup.l.n/Xot di Jr$. Tdg.t rrhEtr roll-208)

Edll crdrFt k rr! ,eg Froh dBjutan uruk medFmteh gcl&
dr suru piel]lre rinegi da ..FnJmg p.ng.a}6 aF juS. rd,I
lory! rlau Fnda!6t y6s p€msn dnuls atsu dit ditt . oiis lairl

lto

r€$!.he
lerdlpar

*e@li s€qn enulis dieu

Apobrla

mlta

.le

eya

dlld

nskah de di$butke dalm d.n r pls&ta.

lelat Frbulti rd! rodatheBm datM

!€tuarudrwblt4 cEnuhnr

Fmt€M s]r d,.ra,

S@*arta.loMei 2016
Yana


n.nbui D.nD?r.e

(TflNTAMT SURYAM PUTRI)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI
DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI
KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN
BELANJA MODAL
(Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2013
KUNTAMI SURYANI PUTRI
B200110289
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhamadiyah Surakarta
Email :
kuntamisuryani@gmail.com
ABSTRACT

This study aimed to test on the influence Economic growth, local revenue
(PAD), General Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK)

towards capital expenditure budget allocation. The sample used in this study were
35 districts / cities in Central Java taken from reports on the realization revenue
and expenditure budget (APBD) and Gross Regionsl Domestic Product (PDRB) at
constan price from 2010 until 2013. The analytical tool used in this study is the
linear regression with t-test, f-test, and test the coefficient of determination. The
results of this study indicate that economic growth and the General Allocation
Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) has a significant effect on
capital spending. Meanwhile, local revenue (PAD) no significant effect on Capital
Expenditure. Simultaneously Economic Growth, revenue (PAD), General
Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) has significant effect
on Capital Expenditure.
Key Words: Economy Growth, Local Revenue (PAD), General Allocation Fund
(DAU), Specific Allocation Fund (DAK), and Capital Expenditure.

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
Khusus terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah diambil dari Laporan
Realisasi APBD dan PDRB atas harga konstan tahun 2010-2013. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier dengan uji t, uji F dan uji
koofisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
berpengaruh terhadap belanja modal, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
tidak berpengaruh terhadap anggaran belanja modal.
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi
umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), belanja modal

1

v

A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk
melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang
dimiliki dan membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk
menciptakan lapangan kerja baru yang akan mempengaruhi perkembangan
kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro dalam Nuarisa, 2013).
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mendorong pemerintah daerah untuk
melakukan pembangunan daerah yang direalisasikan dalam bentuk pengadaan

fasilitas, infrastruktur dan sarana prasarana yang ditujukan untuk kepentingan
publik. Kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran
pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik memengaruhi
besarnya belanja modal.
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Peningkatan PAD
diharapkan dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah
sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik.
Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan
kriteria tertentu yang menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang
selaras dengan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan adanya transfer dana
dari pusat ini diharapkan pemerintah daerah bisa lebih mengalokasikan PAD
yang didapatnya untuk membiayai belanja modal di daerahnya yang
menunjang pemerintah yaitu meningkatkan pelayanan publik (Mayasari,
2014). Pemberian DAU ini berpengaruh terhadap belanja modal dan
pengurangan jumlah dana transfer yang dapat menyebabkan penurunan dalam
pengeluaran belanja modal.
DAK dialokasikan kepada daerah tertentu dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi untuk mendanai kegiatan khusus pemerintah atas dasar prioritas

nasional dan mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu (UU
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan). Pemanfaatan DAK
diarahkan kepada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan,
perbaikan sarana prasarana fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis
panjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat
mempengaruhi belanja modal, karena DAK akan cenderung menambah aset
tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik.
Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran
belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Dengan demikian,
pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan anggaran belanja modal
dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi
pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dalam rangka
mengahadapi desentralisasi fiskal. Belanja modal memiliki perananan penting
karena memiliki masa manfaat jangka panjang untuk memberikan pelayanan
kepada publik. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah
akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas
pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Belanja modal dimaksudkan

2

1

untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, seperti peralatan, bangunan,
infrastruktur dan harta tetap lainnya.
B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang mendorong
barang dan jasa yang
diproduksikan ke masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi suatu
daerah dicerminkan dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Menurut BPS, PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Penyajian
angka-angka dalam PDRB dibedakan menjadi dua atas harga berlaku dan
atas harga konstan
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, PAD adalah pendapatan
yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan dari PAD adalah untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi
3. Dana Alokasi Umum (DAU)
Menurut UU No 23 Tahun 2014, DAU adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU
ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari
Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.
4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Menurut UU No 33 Tahun 2004 DAK adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pengalokasian DAK
dimaksudkan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana
dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang
pendidikan, kesehatan (pelayanan dasar dan pelayanan rujukan), jalan,
irigasi, air minum, sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan
perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan,
sarana dan prasarana perdesaan, serta perdangangan.
5. Belanja Modal
Menurut PP No 71 Tahun 2010, Belanja modal adalah pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal dimaksudkan
untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan,
bangunan, infrastruktur dan harta tetap lainnya.
Pengembangan Hipotesis
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang baik harus didukung dengan
infrastuktur atau sarana prasarana yang memadai guna memperlancar

32

kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan sarana dan prasarana tersebut
didapatkan dari pengalokasian anggaran belanja modal yang sudah
dianggarkan setiap tahunnya dalam APBD. Kebutuhan daerah akan sarana
dan prasarana, baik untuk kelancaran tugas pemerintahan maupun untuk
fasilitas publik mempengaruhi belanja modal. Andayani
(2013)
menyatakan bila pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan
meningkatkan belanja modal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mayasari, dkk (2014) menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan
antara pertumbuhan ekonomi terhadap belanja modal. Berdasarkan
landasan teoritis tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Petumbuhan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja
modal.
2. Pendapatan Asli Daerah
Besar kecilnya belanja modal akan ditentukan dari besar kesilnya
PAD. Sehingga jika pemerintah daerah ingin meningkatkan pelayanan
publik dan kesejahteraan masyarakat dengan jalan meningkatkan belanja
modal, maka pemerintah daerah harus berusaha keras untuk menggali
PAD yang sebesar-besarnya (Nuarisa, 2013). Penelitian yang dilakukan
oleh Mayasari, dkk (2014), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja modal. Serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari, dkk (2013), penelitian
yang dilakukan oleh Nuarisa (2013), Arwati dan Hadiati juga
menunjukkan hasil yang serupa, yaitu terdapat pengaruh signifikan antara
Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja modal. Berdasarkan landasan
teoritis tersebut hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H2 : Pendapatan Asli Daerah berpengruh terhadap pengalokasian
belanja modal.
3. Dana Alokasi Umum
Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan
keuangan (DAU) untuk memberikan pelayanan kepada publik yang
direalisasikan melalui belanja modal. DAU berpengaruh terhadap
anggaran belanja modal karena adanya transfer DAU dari Pemerintah
pusat kepada Pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya
untuk membiayai belanja modal (Putro, 2011). Penelitian yang dilakukan
oleh Oktoro dan Pontoh (2013), menunjukkan bahwa hubungan antara
DAU dengan belanja modal adalah sangat kuat. Hal ini ditunjang oleh
pemberian DAU dalam jumlah banyak sehingga memiliki proporsi yang
dominan dalam membiayai belanja modal. Penelitian yang dilakukan oleh
Martini, dkk (2014) dan Mayasari (2014) juga menunjukkan hal yang
serupa yaitu bahwa DAU berpengaruh terhadap belanja modal
Berdasarkan landasan teoritis tersebut hipotesis dapat dinyatakan sebagai
berikut:
H3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap pengalokasian
anggaran belanja modal.

3

4

4. Dana Alokasi Khusus
Pemanfaatan DAK diarahkan kepada kegiatan investasi
pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana
fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. Dengan
diarahkannya pemanfaatan DAK untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan publik yang direlasikan dalam belanja modal.
Sehingga semakin tinggi DAK yang diperoleh maka alokasi belanja modal
juga akan meningkat (Nuarisa, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Wandira (2013) dan Nuarisa (2013) menunjukkan bahwa Dana Alokasi
Khusus berpengaruh terhadap alokasi belanja modal. Berdasarkan
landasan teoritis diatas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H4 : Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap pengalokasian
anggaran belanja modal.
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji
hipotesis. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs
Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.depkeu.go.id)
dan dari situs Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten / Kota di
Provinsi Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian adalah seluruh Kabupaten /
Kota di Jawa Tengah yaitu sebanyak 35 (29 Kabupaten dan 6 Kota). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder,
mencatat dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang
dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi
APBD di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun
Anggaran 2010-2013
Variabel Independen
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sering diukur dengan menggunakan Produk
Domestik regional Bruto (PDB / PDRB). PDRB adalah jumlah nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu
daerah. Pertumbuhan ekonomi dapar diukur dengan rumus:

Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan UU
No 33 Tahun 2004, bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari: 1) Pajak
daerah; 2) Retribusi daerah; 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan 4) Lain-lain PAD yang sah.

54

Dana Aloksi Umum
DAU adalah dana yang bersumber dari pedapatan APBN yang
dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. DAU dapat diperoleh dengan rumus :
DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar
Dana Alokasi Khusus
Menurut UU No 33 Tahun 2004, DAK adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas nasional. Penghitungan alokasi DAK dilakukan
melalui dua tahapan, yaitu: (1) Penentuan daerah tertentu yang menerima
DAK; dan (2) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.
Variabel Dependen
Belanja Modal
Menurut PP No 71 Tahun 2010, belanja modal adalah pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Belanja modal dapat dikategorikan menjadi: 1) Belanja
modal tanah 2) Belanja modal peralatan dan mesin, 3) Belanja modal gedung
dan bangunan, 4) belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, 5) belanja modal
fisik lainnya.
Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Uji ini memberikan gambaran atau deskripsi suatu datayang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan
minimum.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikoloniearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
regresi linier berganda.
Y = α + β1PDRB + β2PAD + β3DAU + β3DAK + e
Dimana:
Y
: Belanja Modal
α
: Konstanta
β
: Slope atau Koefisien Regresi
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PAD : Pendapatan Asli Daerah
DAU : Dana Alokasi Umum
DAK : Dana Alokasi Khusus
e
: error
D. Hasil Penelitian
Deskripsi Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah tahun 2010-2013. Pemilihan sampel menggunakan sampling jenuh.
Jumlah data yang diolah sebanyak 105 data (35 x 3). Data yang tidak dipakai

65

dalam peneletian sebanyak 15 data, sehingga yang menjadi sampel dalam
peneletian ini sebanyak 90 data.
Pengujian Hipotesis
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Berganda
Koefisien
Variabel
t-hitung
Sig.
Regresi
Konstanta
77,040
3,132
0,002
PDRB
-13,391
-2,913
0,005
PAD
-0,061
-0,261
0,795
DAU
1,792
3,278
0,002
DAK
0,809
3,856
0,000
2
Adjusted R
0,220
Sig. F
0,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik 2016
Adapun persamaannya sebagai berikut:
BM = 77,040 – 13,391 PDRB – 0,061 PAD + 1,792 DAU + 0,809 DAK + e
Dari hasil regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 77,040 menunujukkan bahwa faktor Pertumbuhan
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus konstan maka Belanja Modal akan naik sebesar 77,040.
2. Koefisien regresi Pertumbuhan Ekonomi bernilai negatif yaitu sebesar 13,391 menunjukkan bahwa setiap ada kenaikkan Pertumbuhan Ekonomi
sebesar 1% maka Belanja Modal akan turun sebesar 13,391. sebaliknya
setiap ada penurunan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1% maka Belanja
Modal akan naik sebesar 13,391
3. Koefisien regresi Pendapatan Asli Daerah bernilai negatif yaitu sebesar 0,061 menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Pendapatan Asli Daerah
sebesar 1% maka Belanja Modal akan turun sebesar 0,061. Sebaliknya
setiap ada penurunan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1% maka Belanja
Modal akan naik sebesar 0,061.
4. Koefisien regresi Dana Alokasi Umum bernilai positif yaitu 1,792
menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Dana Alokasi Umum sebesar
1% maka Belanja Modal akan naik sebesar 1,792. Sebaliknya setiap ada
penurunan Dana Alokasi Umum sebesar 1% maka Belanja Modal akan
turun sebesar 1,792.
5. Koefisien regresi Dana Alokasi Khusus bernilai positif yaitu 0,809
menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan Dana Alokasi Khusus sebesar
1% maka Belanja Modal akan naik sebesar 0,809. Sebaliknya setiap ada
penurunan Dana Alokasi Khusus sebesar 1% maka Belanja Modal akan
turun sebesar 0,809.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji Koefisiensi Determinasi (R2) menunjukkan nilai ajusted R
square sebesar 0,220. Artinya bahwa pengaruh semua variabel independen

76

adalah 22% dan sisanya 78% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini.
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil uji F menunjukkan nilai signifikasi F lebih kecil dibandingkan
level of significant yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu 0,000 <
0,05. Artinya bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yang
terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Modal.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Dari hasil analisis regresi tabel 1 dapat dilihat bahwa 1 (satu) variabel
yang tidak berpengaruh signifikan yaitu Pendatan Asli Daerah dengan tingkat
signifikansi 0,795 sedangkan 3 (tiga) variabel lainnya yaitu Pertumbuhan
Ekonomi, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh
signifikan dengan tingkat signifikansi masing-masing yaitu sebesar 0,005;
0,02 dan 0,000. Hal ini dikarenakan nilai Sig t variabel lebih kecil dari tingkat
signifikasi sebesar 0,05 atau 5%.
E. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Modal
Pertumbuhan ekonomi memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,005 < 0,05. Maka H1
diterima, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai
pengaruh terhadap belanja modal dan memiliki hubungan negatif terhadap
belanja modal. PDRB. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mayasari (2014) yang menyatakan bahwa secara parsial
pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian
anggaran belanja modal.
2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai signifikansi lebih besar
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,795 > 0,05 dan nilai thitung
sebesar -0,261 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.
Maka H2 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah
tidak pengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dan
memiliki hubungan negatif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wandira (2013) yang menyatakan
bahwa secara parsial PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja
modal.
3. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Umum memiliki nilai signifikasi lebih kecil
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai thitung
sebesar 3,278 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.
Maka H3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum
mempunyai pengaruh terhadap belanja modal dan mempunyai hubungan
positif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martini, dkk (2014), Mayasari (2014), Nuarisa (2014)

7

8

dan Wandira yang menyatakan bahwa secara parsial DAU berpengaruh
signifikan terhadap belanja modal.
4. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Khusus memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dibandingkan level of significant yaitu sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung
sebesar 3,856 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,988.
Maka H4 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus tidak
mempunyai pengaruh terhadap belanja modal dan memiliki hubungan
positif terhadap belanja modal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martini (2013), Nuarisa (2013), dan Wandira (2014)
yang menyatakan bahwa DAK berpengaruh signifikan terhadap belanja
modal.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian data pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah mengenai pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap pengalokasian anggaran
belanja modal dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan ekonomi, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap belanja
modal. Sedangkan pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal.
G. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Memperbanyak objek penelitian.
2. Menambah periode pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Andayani. 2013. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan
Ekonomi, dan Belanja Operasional Terhadap Jumlah Alokasi Belanja
Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat .
Jurnal Ekonomi Daerah, 1(1).
Arwati dan Hadiati. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran
Belanja Modalnpada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat. Semantik 2013. ISBN: 979-26-0266-6.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

98

Matini, dkk. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daeah, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Buleleng
Tahun 2006-2012. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Volume 2 Tahun 2014.
Mayasari, Luh Putu Rani dkk. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten
Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Volume: 2 No.
1 Tahun 2014.
Nuarsia, Sheila Ardhian. 2013. Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap
Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. AAJ Vol 2 No 1.
Oktoro, Fahri Eka dan Pontoh, Winston. 2013. Analisis Hubungan Pendapatan
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus atas Belanja
Modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli Propinsi Sulawesi
Tengah. Jurnal Accountability Vol 2 No. 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Putro, Suratno Nugroho. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan
Asli Daerah dan Dana alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran
Belanja Modal (Study Kasus pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah). Universitas Esa Unggul: Jakarta.
Sudarwadi, Hustianto. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Aalokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Daerah (Studi
Empiris Pada Kabupaten/Kota di ProvinsiPapua Barat Tahun 20072014). SNEMA 2015. ISBN: 978-602-17129-5-5.
Wandira, Arbie Gugus. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah(PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus(DAK), dan Dana Bagi Hasil
(DBH) terhadap PengalokasianBelanja Modal. Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.Accounting Analysis Journal 1 (3) (2013).
www.bps.go.id

9

10

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL PADA PROVINSI JAWA TENGAH

1 1 13

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12