HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Gaya Hidup Hedonis Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI
DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS
PADA SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
ALMIRA RIZKI PONTANIA
F 100 110 074

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS
PADA SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
ALMIRA RIZKI PONTANIA
F 100 110 074

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS
PADA SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
ALMIRA RIZKI PONTANIA
F 100 110 074

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ii

iii


HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP
HEDONIS PADA SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA
Almira Rizki Pontania
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
almirapontania@ymail.com

Zahrotul Uyun
Abstrak
Gaya hidup hedonis adalah pola hidup seseorang yang diwujudkan dalam
suatu perilaku yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan
utama hidup. Salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup hedonis adalah
konsep diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan gaya hidup hedonis, tingkat konsep diri, tingkat gaya hidup
hedonis, dan sumbangan efektif konsep diri terhadap gaya hidup hedonis.
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara konsep diri dengan
gaya hidup hedonis. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4
Surakarta yang berjumlah 106 orang yang terdiri dari 4 kelas yaitu, kelas XI IPA
3, kelas X IPA 4, kelas X IPA 5, dan kelas XII IPS 1 dengan teknik pengambilan
sampel cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan skala konsep diri

dan skala gaya hidup hedonis. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah product moment dengan software SPSS (Statistical Product and Service
Solution) 16 for Windows Program. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar -0,469 dengan p value = 0,000 < 0,01 yang berarti
ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan gaya
hidup hedonis. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konsep diri
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 71,51 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
60 yang berarti konsep diri subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel gaya
hidup hedonis mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 52,80 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 67,50 yang berarti gaya hidup hedonis subjek penelitian tergolong
rendah. Sumbangan efektif konsep diri terhadap gaya hidup hedonis sebesar 22%.
Kata kunci : gaya hidup hedonis, konsep diri
Hedonic lifestyle is a person's way of life that is being implemented in
behaviour that prioritise indulgence and pleasure as the main purposes of life. One
of the factors that influence hedonic lifestyle is self-concept. The purpose of this
research is to find the relationship between self-concept and hedonic lifestyle, the
level of self-concept, the level of hedonic lifestyle, and the effective contribution
of self-concept towards hedonic lifestyle. The proposed hypothesis is that there is
a negative relationship between self-concept and hedonic lifestyle. The subject on
this research is the students of SMA Negeri 4 Surakarta which consisted of 106

students consisting of 4 classes, class XI science 3, class X science 4, class X
science 5, and class XII social 1 using clusters random sampling technique. This
research is using a scale of self-concept and a scale of hedonic lifestyle. The
method of analysis that used in this research was product moment with software
SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16 for Windows Program. Based
on the results of the analysis data shows correlation coefficient -0,469 with p
value = 0.000 < 0.01 which means that there is a highly significant negative
correlation between self-concept and hedonic. Based on the results of the analysis
the variable of self-concept has rerata empirical (RE) equal to 71,51 and rerata
hypothetic (RH) equal to 60 which means the self-concept of the students are
high. While the variable hedonic lifestyle has rerata empirical (RE) equal to 52,80
and rerata hypothetic (RH) equal to 67,50 which means the hedonic lifestyle of
the students are low. The effective contribution of self-concept towards hedonic
lifestyle is 22% .
Kata kunci : hedonic lifestyle, self-concept
5

hidup, sebagian besar perhatiannya

PENDAHULUAN

Gaya hidup merupakan pola-

ditujukan

keluar

rumah,

merasa

pola tindakan yang membedakan

mudah berteman walaupun memilih-

antara satu orang dengan orang lain,

milih, menjadi pusat perhatian, saat

yang


luang hanya untuk bermain dan

berfungsi

dalam

dengan cara-cara

interaksi

yang mungkin

kebanyakan

anggota

kelompok

tidak dapat dipahami oleh yang tidak


adalah

hidup dalam masyarakat modern.

Baudrillard (dalam Musmuadi 2007)

Pada perkembangannya, gaya hidup

mengatakan bahwa status sebagai

saat

logika

ini

persoalan

tidak
di


Sebagaimana

lagi
kalangan

merupakan
tertentu.

diungkapkan

orang

yang

berada.

konsumen,

ternyata


merupakan hal yang lebih masuk

oleh

akal dari pada alasan fungsional.

Ibrahim (dalam Musmuadi, 2007)

Pendapat

setiap orang dapat mudah meniru

bahwa usaha untuk memiliki suatu

gaya hidup yang disukai. Misalnya

barang atau jasa bukan berdasarkan

saja, gaya hidup yang ditawarkan


pada

melalui iklan akan menjadi lebih

melainkan lebih dari pada kebutuhan

beraneka

keinginan.

ragam

dan

cenderung

tersebut

mengartikan

kebutuhan

fungsional

mengambang bebas. Pada akhirnya

Gaya hidup hedonis memiliki

akan bersifat netral yang mudah

sifat dan karakteristik perilaku atau

ditiru dan dipakai sesuka hati oleh

budaya

setiap orang. Terdapat nilai lain yang

keseluruhan

turut mempengaruhi, yakni nilai

dengan kesenangan-kesenangan yang

yang bersifat emosional atau yang

bisa

dikenal dengan istilah hedonis.

keinginan, sehingga tujuan akhir dari

Gambaran

mengenai

gaya

yang

dirasakan

menginginkan

kehidupan

dan

penuh

memuaskan

kehidupan ini adalah kesenangan.

hidup hedonis menurut Susianto

Dalam

(dalam Musmuadi 2007) memiliki

hidup hedonis cenderung menyerang

ciri-ciri antara lain: mengerahkan

remaja. Karena pada masa remaja,

aktivitas untuk mencapai kenikmatan
6

perkembangannya,

gaya

individu

sedang

dalam

keadaan

Tugas perkembangan pada

mencari jati diri (Eramadina, 2013)

fase remaja antara lain mampu

Gaya hidup yang berorientasi

membina hubungan sosial yang baik

pada budaya barat merupakan gaya

dengan teman sebaya, mencapai

hidup

pedoman

perilaku sosial yang bertanggung

kebanyakan remaja. Fenomena gaya

jawab, serta mampu bersikap mandiri

hidup hedonis tampak merambah

atas apa yang diperbuat. Menurut

dikalangan remaja, menginginkan

Hurlock (dalam Dipenogoro, 2004)

agar

gaya

remaja memiliki karakteristik yang

tingkah laku, dan cara bersikap akan

spesifik antara lain merupakan masa

menarik

lain,

(a) transisi dari masa kanak-kanak ke

terutama kelompok teman sebaya.

masa dewasa, (b) periode yang

Hal tersebut dikarenakan remaja

penuh dengan berbagai perubahan,

ingin diakui oleh lingkungan sekitar.

(c) usia yang banyak mengalami

Gaya

merupakan

masalah, (d) pencarian jati diri, (e)

wujud dari ekspresi atau perilaku

pengembangan sikap realistis dan (f)

yang dimiliki oleh remaja untuk

penuh harapan dan idealis. Remaja

mencoba

suatu

Dimana

remaja

yang

dijadikan

gaya

berpenampilan,

perhatian

hidup

orang

hedonis

hal

yang

baru.

memiliki

tersebut

lebih

tinggi terhadap hal-hal yang baru.

mementingkan kesanangan dari pada

Salah satu hal baru yang menarik

melakukan hal yang lebih positif.

perhatian remaja adalah kemampuan

Eksistensi remaja saat ini dapat

penggunaan sosial media. Remaja

diwujudkan

memakai

berlomba-lomba untuk mengupdate

pakaian serta aksesoris bermerk,

tentang kehidupan sehari-hari tanpa

mengunjungi

mall,

maupun

memikirkan dampak negatif yang

menggunakan

telepon

genggam

akan terjadi. Hal tersebut merupakan

dengan layanan fasilitas terbaru.

pengaruh yang ditimbulkan akibat

Eksistensi

era globalisasi atau era modern.

dengan

kaum

muda

hanya

dihargai sebatas kepemilikan dan

rasa

ketertarikan

Globalisasi

status semata (Bujang, 2009).

adalah

yang

proses

penyebaran unsur-unsur baru baik
7

berupa

informasi,

pemikiran,

masa sekarang yang dihadapkan

teknologi, maupun gaya hidup secara

dengan gaya hidup hedonis dan

mendunia. Sehingga

mengutamakan kesenangan semata

dari proses

tersebut, batas-batas negara menjadi

sebagai tujuan hidup.

sempit karena kemudahan interaksi

Pada

penelitian

yang

antara negara. Globalisasi juga dapat

dilakukan

diartikan

proses

Purnomo, 2009) menyebutkan bahwa

terbentuknya sistem organisasi dan

mall adalah tempat nongkrong anak

komunikasi

masyarakat

muda paling popular untuk mengisi

diseluruh dunia. Indonesia sebagai

waktu luang remaja sebanyak 30,8%,

negara berkembang juga tidak luput

sedangkan jajan merupakan prioritas

merasakan efek dari adanya era

pertama

globalisasi. Perkembangan teknologi

sebanyak

yang pesat menimbulkan dampak

sekolah sebanyak 19,5%, jalan-jalan

terjadinya

atau

sebagai

suatu

antar

globalisasi

informasi,

oleh

Kasali

(dalam

pengeluaran
49,4%,

hura-hura

remaja

membeli

sebanyak

alat

9,8%,

mode, alat elektronik, serta alat

membeli pakaian sebanyak 9,4%,

komunikasi

menabung sebanyak 8,8%, membeli

yang

mengakibatkan

perubahan gaya hidup masyarakat

kaset

Indonesia. Globalisasi yang semakin

aksesori mobil sebanyak 0,6%, dan

kuat memberikan dampak terjadinya

yang

perubahan

mempengaruhi

0,4%. Sedangkan hasil penelitian

perilaku individu, khususnya remaja

yang dilakukan oleh Karina pada

(Kunto

tahun

2009

Dampak modernisasi pada remaja

bahwa

konsep

sangat

pengaruh terhadap perilaku gaya

yang

dalam

mudah

Syafaati,

ditemukan

2008).

pada

sebanyak

tidak

2,3%,

membeli

menjawab

sebanyak

menunjukkan
diri

hasil

memberikan

kehidupan sehari-hari. Dibandingkan

hidup

dengan generasi remaja tahun 2000,

penelitian

generasi remaja pada tahun

2015

menunjukkan bahwa terdapat tujuh

jauh berbeda. Perbedaan tersebut

macam dimensi yang menjelaskan

tampak dari perilaku remaja pada

tentang
8

hedonis.
oleh

Sedangkan
Ribeiro

motivasi

hasil
(2010)

konsumen

berbelanja

pada

dimensi

remaja.

Lima

terdiri

dari

hedonis

kesenangan
berbelanja,

atau

November 2014 di SMA Negeri 4
Surakarta.

kepuasan

gagasan

Observasi

dilakukan

untuk mengamati siswa-siswi yang

berbelanja,

datang

ke

sekolah

dengan

sosial berbelanja, peran berbelanja,

menggunakan mobil dan siswa-siswi

dan nilai berbelanja. Sedangkan dua

yang mendapat fasilitas dari orangtua

dimensi manfaat terdiri dari prestasi

untuk diantar serta dijemput dengan

dan efisiensi.

mobil. Hasil observasi di sekolah ini

Terdapat dua jenis kategori

menunjukkan

bahwa

siswa-siswi

dalam berbelanja. Kategori yang

yang membawa mobil ke sekolah

pertama

provisioning

sebanyak 10 murid. Sedangkan hasil

shopping yang berarti berbelanja

wawancara dengan beberapa siswa

atau kegiatan ekonomi sehari-hari

menunjukkan

yang termotivasi oleh kebutuhan

kecenderungan gaya hidup hedonis

secara

pada

adalah

konseptual

yang

terkait

bahwa

siswa-siswa

terdapat

tersebut.

Hal

dengan barang bekas, dan terkait

tersebut berkaitan dengan pernyataan

dengan

umum

siswa yang kerap menghabiskan

dapat

waktunya di mall bersama teman-

sebuah

teman serta nongkrong di kafe.

pengorbanan di konsumsi jangka

Dalam seminggu, siswa tersebut

pendek ini dalam rangka untuk

dapat

mencapai tujuan jangka panjang

nongkrong di kafe sebanyak tiga

yang cukup besar di masa depan.

sampai empat kali. Kegiatan tersebut

Sedangkan

kedua

dilakukan biasanya saat akhir pekan

adalah hedonic shopping yang erat

atau selepas pulang sekolah. Para

kaitannya

kepuasan

siswa mengaku senang untuk sekedar

seseorang dalam berbelanja (Miller,

menghabiskan waktunya nongkrong

1998)

di

model

fungsinya.
diartikan

yang

Barang

bekas

sebagai

kategori

dengan

yang

Peneliti melakukan observasi

mengunjungi

kafe

kepentingan

dan wawancara pada tanggal 11

walaupun
apapun.

mall

tidak

atau

ada

Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi yang
9

dilakukan oleh peneliti, terdapat

akan ditempati di dalam masyarakat.

kecenderungan gaya hidup hedonis

Perilaku gaya hidup yang tampak di

pada siswa-siswi di SMA Negeri 4

kalangan remaja saat dikarenakan

Surakarta.

adanya perubahan dari kehidupan

Berdasarkan

perilaku-

masyarakat yang modern, diyakini

remaja

pula adanya perubahan pada proses

cenderung mengarahkan remaja pada

perkembangan di dalam diri remaja.

gaya hidup hedonis yang lekat

Hal ini ditandai dengan munculnya

dengan

dan

keinginan untuk mandiri dan mencari

mengutamakan kesenangan semata.

jati diri. Beragam informasi yang

Para penganut gaya hidup hedonis

masuk, akan menjadi pilihan bagi

memiliki

remaja dalam mensikapi berubahan

perilaku

yang

tampak,

kata

hura-hura

tujuan

hidup

untuk

bersenang-senang tanpa memikirkan

nilai-nilai

biaya yang akan dikeluarkan. Remaja

dengan konsep dirinya. Remaja akan

yang menganut gaya hidup hedonis

menilai

biasanya anak SMA yang berasal

informasi yang masuk dari luar

dari keluarga yang berada. Hal ini

apakah

dikarenakan para remaja SMA yang

kepribadiannya atau tidak, termasuk

berasal dari kalangan berada akan

bagaimana remaja dalam mensikapi

mendapat uang saku yang lebih serta

persoalan gaya hidup yang terdapat

fasilitas

di dalam masyarakat modern saat ini.

yang

berkecukupan

(Susianto, 1993).

dan

dalam

yang

sesuai

mempertimbangkan

sesuai

Remaja

Gunarsa (2003) menyebutkan
bahwa

budaya

yang

dengan

mempunyai

konsep diri positif akan terlihat lebih

proses

optimis, penuh percaya diri dan

perkembangannya individu dalam

selalu

bersikap

positif

terhadap

masa

segala

sesuatu,

juga

terhadap

remaja

perkembangan

mengalami

semakin

kegagalan yang dialaminya. Mereka

keluar

juga mampu menghargai dirinya dan

lingkungan keluarga dan akhirnya ke

melihat hal-hal positif yang dapat

dalam masyarakat dan tempat yang

dilakukan demi keberhasilan di masa

diarahkan

yang

suatu

keluar dirinya,

10

yang akan datang. Sementara itu,

baik.

remaja dengan konsep diri negatif

penerimaan atau penolakan terhadap

akan

suatu

bersikap

meyakini

dan

Dapat

dikatakan

informasi

yang

bahwa

masuk

memandang bahwa dirinya lemah,

tergantung daripada konsep diri yang

tidak dapat berbuat apa-apa, tidak

dimiliki

kompeten,

tidak

Remaja yang berorientasi pada gaya

kehilangan

daya

disukai
tarik

dan

terhadap

hidup

oleh

remaja

hedonis,

diduga

tersebut.

belum

hidup, pesimistik terhadap kehidupan

memiliki konsep diri dengan baik.

dan kesempatan yang dihadapinya. Ia

Individu yang memiliki konsep diri

tidak

sebagai

dengan baik memiliki kemampuan

kesempatan, namun lebih sebagai

baik dalam penyesuaian diri dengan

halangan,

lingkungan sosialnya. Berdasarkan

melihat

tantangan

mereka

akan

mudah

menyerah sebelum berperang dan

uraian-uraian

jika gagal akan ada dua pihak yang

dirumuskan masalah sebagai berikut:

disalahkan, entah itu menyalahkan

“Apakah

diri

secara negatif atau

konsep diri dengan gaya hidup

menyalahkan orang lain. Akibatnya,

hedonis pada remaja SMA Negeri 4

remaja

mampu

Surakarta?” Sehingga hal tersebut

menghargai dirinya sendiri dan akan

mendorong peneliti untuk meneliti

selalu memandang dirinya secara

lebih lanjut hubungan antara konsep

negatif. Akhirnya individu akan sulit

diri dengan gaya hidup hedonis pada

memiliki konsep diri yang memadai,

remaja SMA Negeri 4 Surakarta.

sendiri

yang

sehingga

tidak

muncullah

rasa

tidak

di

ada

atas

hubungan

Berdasarkan

dapat
antara

penjelasan

di

percaya diri (Rini dalam Fauziah,

atas, hipotesis yang penulis ajukan

2008)

adalah ada hubungan negatif antara
Menurut

(2004)

konsep diri dengan gaya hidup

individu yang memiliki konsep diri

hedonis. Semakin tinggi (positif)

yang

memiliki

konsep diri yang dimiliki, maka

kemampuan dalam penyesuaian diri

semakin rendah gaya hidup hedonis

dengan lingkungan sosial dengan

seseorang.

baik

Dariyo

akan

11

Sebaliknya,

semakin

rendah (negatif) konsep diri yang

dengan menggunakan program SPSS

dimiliki, maka semakin tinggi gaya

versi 13.00 for windows.

hidup hedonis seseorang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis yang

METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini

telah

dilakukan

adalah Variabel Tergantung (gaya

menggunakan

hidup hedonis) dan Variabel Bebas

product

(konsep

diperoleh

diri).

Subjek

dalam

dengan

teknik

moment

korelasi

Pearson

hasil

nilai

maka

koefisien

penelitian ini adalah siswa SMA

korelasi (r) sebesar -0,469 dengan p

Negri 4 Surakarta yang berjumlah

value = 0,000 < 0,01 artinya ada

106 orang.

hubungan

sampel

Teknik

yang

pengambilan

digunakan

negatif

yang

sangat

dalam

signifikan antara konsep diri dengan

penelitian ini adalah cluster raandom

gaya hidup hedonis. Jika remaja

sampling.

memiliki konsep diri yang positif

Skala gaya hidup hedonis ini

akan

menerima

dirinya

sendiri,

disusun oleh peneliti berdasarkan

peduli dengan lingkungan sekitar,

karakteristik dari Swastha (1998)

dan tidak akan terpengaruh oleh hal-

yaitu : mudah dipengaruhi, kurang

hal yang akan berdampak negatif

rasional,

pada

cenderung

impulsif,

diri

remaja

tersebut.

cenderung follower, suka mencari

Sebaliknya, remaja yang memiliki

perhatian, dan suka mengisi waktu

konsep diri yang negatif cenderung

luang di tempat yang santai

mudah

Skala konsep diri ini disusun

terpengaruh

oleh

hal-hal

negatif di lingkungan sekitar dan

oleh peneliti berdasarkan apek-aspek

kurang

dari Berzonsky (1981) yaitu : fisik,

sendiri sehingga menganggap dirinya

psikis, sosial, dan moral.

memiliki harga diri yang rendah.

Teknik analisis data yang

dapat

Konsep diri

menerima

dirinya

yang negatif akan

digunakan adalah teknik korelasi

mengakibatkan

Product Moment dari Karl Pearson

perilaku gaya hidup hedonis yang
12

remaja

memiliki

cenderung

tidak

dengan

rendah, maka akan muncul perilaku-

lingkungan sekitar (Tjipto, 2006).

perilaku anatara lain, tidak puas

Konsep

dengan

diri

peduli

menentukan

siapa

keadaan

fisik,

memiliki

sebenarnya seseorang itu melalui

kepercayaan diri yang rendah, sikap

pikiran

sendiri

pengambilan keputusan tidak tegas,

berdasarkan pengalaman hidupnya,

serta kerap melanggar aturan. Hal

dapat menjadi apa individu itu, dan

tersebut

siapa

seseorang

individu

itu

individu

itu

dalam

memunculkan
yang

sikap
memiliki

kenyataannya. Hal tersebut terjadi

kecenderungan

karena

individu

followers, mudah untuk dipengaruhi

tindakan

orang lain, dan ingin diperhatikan.

pikiran

sangat

seorang

mempengaruhi

impulsif,

dalam kehidupan individu tersebut

Sehingga

(Zebua dkk, 2001).

hedonisnya tinggi.

perilaku

gaya

menjadi

hidup

Berdasarkan keterangan di atas,

Pada penelitian ini gaya hidup

seseorang dengan konsep diri yang

hedonis termasuk dalam kategori

tinggi

cenderung memiliki

rendah. Sehingga terdapat fenomena

sikap puas dengan keadaan fisik,

gaya hidup hedonis pada siswa SMA

memiliki

Negeri 4 Surakarta. Pada hasil

akan

kepercayaan

diri

yang

tinggi, memiliki sikap pengambilan

kategorisasi

keputusan yang tegas dan tepat, serta

terdapat 18 siswa termasuk dalam

disiplin terhadap aturan-aturan yang

kategori sangat rendah (17%), 63

berlaku. Hal tersbut memunculkan

siswa

sikap seseorang dengan rasional

rendah (59%), 24 siswa termasuk

hidup yang tinggi, kecenderungan

dalam kategori sedang (23%), 1

menjadi contoh bagi orang lain,

siswa

mudah untuk mempengaruhi orang,

tinggi(1%), dan 0 siswa termasuk

dan

mandiri.

dalam kategori sangat tinggi (0%).

hidup

Rerata empirik yang diperoleh dari

Sebaliknya,

hasil penelitian untuk variabel gaya

memiliki

Sehingga,
hedonisnya

sikap

perilaku
rendah.

gaya

seseorang dengan konsep diri yang

hidup
13

gaya hidup hedonis

termasuk

termasuk

hedonis

dalam

dalam

adalah

kategori

kategori

52,80

sedangkan

rerata

gaya

hasil kategorisasi gaya hidup hedonis

hidup hedonis menunjukkan angka

terdapat 0 siswa termasuk dalam

67,5.

kategori sangat rendah (0%), 1 siswa

Fakta

hipotetik

tersebut

bertentangan

sebenarnya
hasil

termasuk dalam kategori rendah

awal

(1%), 34 siswa termasuk dalam

sebelumnya dengan siswa SMA

kategori sedang (32%), 57 siswa

Negeri

termasuk

wawancara

dengan
dan

observasi

4

Surakarta

yang

dalam

kategori

tinggi

menunjukkan bahwa gaya hidup

(54%), dan 14 siswa termasuk dalam

hedonis

SMA

kategori sangat tinggi (13%). Rerata

tinggi.

empirik yang diperoleh dari hasil

Kemungkinan tersebut terjadi karena

penelitian untuk variabel konsep diri

peneliti

adalah

pada

Negeri

4

siswa-siswi
Surakarta

kurang

melakukan
wawancara,

cermat

observasi
dan

jumlah

dalam

71,51

sedangkan

rerata

dan

hipotetik konsep diri menunjukkan

subjek

angka 60. Hal ini menunjukkan

kurang banyak dalam observasi dan

bahwa

wawancara awal. Sehingga dugaan

konsep diri tinggi akan terlihat lebih

awal tidak sesuai dengan keadaan

optimis, penuh percaya diri dan

yang

ini

selalu

bersikap

positif

terhadap

menunjukkan bahwa gaya hidup

segala

sesuatu,

juga

terhadap

hedonis yang rendah adalah gaya

kegagalan yang dialaminya. Mereka

hidup yang tidak berorientasi pada

juga mampu menghargai dirinya dan

kemewhan. Gaya hidup hedonis yang

melihat hal-hal positif yang dapat

rendah diwujudkan dalam perilaku

dilakukan demi keberhasilan di masa

dengan tidak memakai pakaian serta

yang

aksesoris

Fauziah, 2008).

sebenarnya.

bermerk,

Hal

mengunjungi

remaja

akan

yang

mempunyai

datang (Rini

dalam

mall, maupun menggunakan telepon

Berdasarkan hasil analisis yang

genggam dengan layanan fasilitas

menunjukkan bahwa konsep diri

terbaru. (Bujang, 2009).

memberikan

Pada penelitian ini konsep diri

sumbangan

efektif

sebesar 22% terhadap perilaku gaya

termasuk dalam kategori tinggi. Pada

hidup
14

hedonis

sehingga

dapat

dijadikan

tolak

ukur.

Hal

ini

stabil. Sehingga bagi remaja dengan

menunjukkan bahwa konsep diri

karakteristik

mempengaruhi perilaku gaya hidup

membutuhkan teman-teman, faktor

hedonis

eksternal seperti kelompok referensi,

sebesar

22%,

sehingga

yang

masih

sangat

masih ada 78% faktor lain yang

keluarga,

mempengaruhi perilaku gaya hidup

kebudayaan

hedonis. Hal ini sesuai dengan

pengaruhnya

pendapat

dibandingkan dengan konsep diri

Amstrong

Deriyansyah

dkk,

menyatakan

bahwa

(dalam

2013)

yang

kelas

sosial,

dan

akan

lebih

kuat

bagi

remaja

bila

(Purnomo, 2009).

faktor-faktor

yang mempengaruhi gaya hidup

KESIMPULAN

seseorang adalah sikap, pengalaman

Berdasarkan hasil analisis data

dan pengamatan, kepribadian, motif,

dan pembahasan dapat disimpulkan

persepsi, kelompok referensi, kelas

bahwa:

sosial, keluarga, dan kebudayaan.

1. Ada

Dari

pendapat

tersebut

dapat

2. Tingkat konsep diri termasuk

yaitu faktor yang berasal dari dalam

dalam kategori tinggi.

diri individu (internal) dan faktor

3. Tingkat

yang berasal dari luar (eksternal).

gaya

hidup

hedonis

termasuk dalam kategori rendah.

sikap,

4. Sumbangan efektif konsp diri

pengamatan,

terhadap gaya hidup hedonis

kepribadian, konsep diri, motif, dan

adalah 22% , artinya ada 78%

persepsi. Dan faktor eksternal yaitu

dari

faktor

lain

yang

kelompok referensi, keluarga, kelas

mempengaruhi

gaya

hidup

sosial, dan kebudayaan. Sumbangan

hedonis yang diantaranya adalah

efektif yang tergolong kecil tersebut

sikap,

menunjukkan bahwa konsep diri

pengamatan, kepribadian, motif,

pada diri remaja cendeung belum

persepsi,

pengalaman

dan

yaitu

yang

diri dengan gaya hidup hedonis.

yang mempengaruhi gaya hidup

internal

negatif

sangat signifikan antara konsep

dikelompokkan bahwa faktor-faktor

Faktor

hubungan

15

pengalaman

kelompok

dan

referensi,

kelas

sosial,

keluarga,

dan

2. Bagi subjek penelitian, remaja

kebudayaan.

disarankan

untuk

dapat

menghargai dirinya dan memiliki
pandangan yang positif dengan

SARAN
Berdasarkan

hasil

kesimpulan

cara remaja bersikap optimis,

penelitian, penulis menyampaikan

menyadari

rekomendasi saran yang diharapkan

kekurangan yang ada, mampu

dapat bermanfaat sebagai berikut:

beradaptasi

dengan

baik

1. Bagi pihak sekolah diharapkan

lingkungan

sekitar,

sehingga

untuk memberikan lingkungan

remaja

lebih

yang sehat pada remaja, karena

mengambangkan kelebihan dan

lingkungan

merupakan

faktor

potensi yang dimiliki agar dapat

pengalaman

yang

sangat

lebih

penting

dalam

berkembangnya kelebihan serta

pembentukan konsep diri bagi

potensi, diharapkan remaja akan

remaja,

lebih menyukai dirinya tanpa

berperan

oleh

karena

itu

harus

dapat

hedonis.

wawasan

menerima

mengikuti

di

dapat

berprestasi.

diharapkan agar pihak sekolah
memberikan

dan

Dengan

pola

hidup

menganai pentingnya konsep diri

3. Bagi orang tua diharapkan untuk

bagi seorang remaja sehingga

tidak membiasakan anak dengan

konsep diri yang terbentuk akan

gaya

lebih bersifat positif. Dengan

membangun komunikasi

konsep

diri

diharapkan

hidup

yang

hedonis,
yang

yang

positif

baik dengan anak sehingga orang

remaja

dapat

tua memahami anak dari segi

memanifestasikannya ke dalam

psikis

bentuk gaya hidup yang lebih

membentuk konsep diri yang

baik seperti gaya hidup sehat,

positif pada anak, memberikan

dan tidak terjerumus pada gaya

kebebasan

hidup hedonis yang cenderung

bersosialisasi dengan lingkungan

negatif.

sekitar dengan batasan-batasan
16

dan

mampu

anak

untuk

dalam

mahasiswa/ akses pada tanggal
1/11/2014/4:00 pm.

tertentu, dan menanamkan nilainilai moral pada anak untuk tidak

Fauziah, I., Ekasari, A. (2008).
Hubungan Antara Konsep Diri
Dengan Kecerdasan Emosional
Pada Remaja. Jurnal Soul
Volume 1 No 2 Hal 16-28.

terjerumus dalam perilaku gaya
hidup hedonis.
4. Bagi peneliti lain diharapkan
untuk menambah variabel bebas
selain

konsep

diri,

Gunarsa, S.D., Gunarsa,Y.S. (2003).
Psikologi Remaja (Cetakan
kelima belas). Jakarta: BPK
Gunung Mulia.

misalnya

kepercayaan diri atau harga diri.

Hadi,

S. (2000).
Research
II.
Penerbit Andi

Hadi,

S. (2000).
Metodologi
Research.
Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada.

DAFTAR PUSTAKA
Berzonsky, M.D. (1981). Adolescent
Development. New York: Mac
Milen Publishing. Co Inc
Bujang, L. (2009). http://www.ubb.
ac.id/menulengkap.php.
Pangkal Pinang: Universitas
Bangka Belitung .

Metodologi
Yogyakarta:

Masmuadi, A., Aliza, M. (2007).
Hubngan Antara Konsep Diri
Dengan Kecenderungan Gaya
Hidup Hedonis Pada Remaja.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam
Indonesia.

Dariyo, A. (2004). Psikologi
Perkembangan Remaja . Bogor
Selatan: Ghalia.
Deriyansyah P., Dauzan, A. (2013).
Potret Gaya Hidup Hedonisme
di Kalangan Mahasiswa (Studi
pada Mahasiswa Sosiologi
FISIP Universitas Lampung).
Jurnal Sociologie Volume 1 No
3 Hal 184-193. Lampung:
Universitas Lampung.

Miller, D. (1998). Theory of
Shopping.
Polity
Press,
Cambridge, MA.
Purnomo, K. (2009). Hubungan
Antara Konsep Diri Dengan
Gaya Hidup Hedonis Pada
Remaja . Skripsi. Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata.

Diponegoro, A.M. (2004). Analisis
Faktor
Kepuasan
Hidup
Remaja. Jurnal Phronesis
Volume 6 No 12 Hal 13-28 .
Yogyakarta:
Universitas
Ahmad Dahlan.

Ribeiro, P., Carvalho, S. (2010).
Hedonic
and
Utilitarian
Shopping Motivations Among
Portuguese
Young
Adult
Consumers.
International
Journal
of
Retail
&
Distribution
Management

Eramadina. (2013). Hedonisme
Dikalangan
Mahasiswa.
Didapat dari: http://eramadina.
com/hedonisme di kalangan
17

Volume 38 No. 7 Hal 538-558.
Portugal:
Universidade
Fernando Pessoa.

Susianto, H. (1993). Studi Gaya
Hidup
Sebagai
Upaya
Mengenali Kebutuhan Anak
Muda. Jurnal Psikologi dan
Masyarakat Volume 1 No 1
Hal 55-76 . Jakarta: Grasindo
P.T Gramedia.
Swastha, B.H.D. (1998). Manajemen
Penjualan. Jogjakarta: BPFE
Syafaati, A., Lestari, R., Asyanti, S.
(2008). Dugem: Gaya Hidup
Hedonis Kalangan Anak Muda.
Jurnal
Ilmiah
Berkala
Psikologi Volume 10 No 2 Hal
2-15.
Surakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tjipto, S. (2006). Konsep Diri Positif
Menentukan Prestasi Anak.
Yogyakarta: Kanisius.s

18

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Gaya Hidup Hedonis Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.

0 3 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Gaya Hidup Hedonis Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.

0 3 9

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

1 3 19

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 3 21

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS Hubungan Antara Konsep Diri Dan Konformitas Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Klub Mobil Trakinaz.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA REMAJA - Unika Repository

0 0 10