Implementasi Fungsi Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan

(1)

i

IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU MTS.MA’ARIF SIDOHARJO

KEC. WAY PANJI KAB.LAMPUNG SELATAN

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

IHSAN MUSTOFA

NPM = 1422030062 Pembimbing I : Prof. Dr. H. M.Nasor, M.Si Pembimbing II : Dr.M.Akmansyah, MA

PROGRAM STUDI

ILMU MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PA SCASARJANA (PPS)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1437 H/2016 M


(2)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS / KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ihsan Mustofa

NPM : 1422030062

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarya bahwa tesis ini yang berjudul “IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU MTS.MA’ARIF SIDOHARJO KEC. WAY PANJI KAB. LAMPUNG SELATAN ” adalah benar-benar karya saya sendiri, kecuali disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggung Jawab saya.

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, Februari 2016


(3)

iii ABSTRAK

Kinerja Guru merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan, pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan melalui pengelolaan dan penekanan terhadap pencapaian fungsi-fungsi yang diterapkan oleh para ahli. Dan MTs Ma’arif Sidoharjo menerapkan manajemen pendidikan yang juga diterapkan oleh madrasah-madrasah lainnya,yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, namun implementasi fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat maningkatkan kinerja Guru MTs Ma’arif Sidoharjo. Untuk itu penulis akan meneliti manajemen yang digunakan MTs Ma’arif Sidooharjo tersebut, guna mengungkapkan manajemen pendidikan nya diterapkan di MTs Ma’arif Sidoharjo dalam upaya peningkatkan kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Sidoharjo.

Penelitian ini ditempuh dengan melalui observasi langsung kelokasi penelitian, wawancara, dan dokumentasi. Dan analisa data nya melalui reduksi,penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis Kualitatif ini membandingkan teori dengan data yang sudah diolah dan diaplikasikan yang dirumuskan berupa pernyataan yang disajakan dalam bentuk narasi kalimat, lalu diklasifikasikan menurut tema dan sub bahasan secara logis dan sistematis sampai penarikan kesimpulan.

Dari hasil temuan terkait penelitian ini , maka dapat disebutkan bahwa hasil yang dicapai dalam implementasi fungsi manajemen pendidikan dalam meningkatkan kinerja guruMTs.Ma’arif Sidoharjo antara lain (1). Kepala MTs Ma’arif sidoharjo dapat Mengimplementasikan manajemen pendidikan yang trasparan, akuntabel dan partisipatif, (2). Kualitas madrasah semakin meningkat, (3). Madrasah semakin mempersiapkan dan mengembangkan profesionalitas dan sistem manajemen yang sistematis serta terprogram,(4). Namun masih terdapat guru yang nilai kehadiranya kurang maksimal

Sebagaikesimpulan akhir dari tesis ini diperoleh hasil bahwa: Implementasi Fungsi Manajemen Pendidikan di MTs Ma’arif Sidoharjo yaitu Manajemen yang transparan efektif, akuntabel dan partisipatif, dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen teori George Terry yaitu menjalankan fungsi-fungsi manajemen pendidikan diawali dengan perencanaan seluruh program diantara nya perumausan visi, misi dan tujuan serta perencaaan peningkatan Mutu Madrasah di MTs Ma’arif Sidoharjo. Namun Sistem pengorganisasian dengan merekrut tenaga yang profesional yang sesuai kebutuhan dan latar belakang pendidikan serta pengalaman belum sepenuhnya tercapai, dan masih adanya guru yang tingkat kehadiranya rendah pengerakan dan pengawasan yang diawasi oleh Kepala Sekolah dan jajarannya dengan evaluasi yang terus menerus dan berkelanjutan, yang teryata merupakan upaya MTs Ma’arif Sidoharjo untuk meningkatkan kinerja Madrasah tersebut, namun dikarnakan keterbatasnya anggaran dan minimnya guru yang bersertivikasi sehingga minimnya kesejahtraan guru. Oleh karna itu perlunya kepala Madrasah berinovasi untuk menambah Inkam Madrasah untuk kemajuan Pendidikan dan kesejahtraan guru.


(4)

iv

PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

KINERJA GURU MTS.MA’ARIF SIDOHARJO KEC. WAY PANJI KAB. LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Ihsan Mustofa NO. Pokok Mahasiswa : 1422030062

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka Pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung

Bandar lampung, Maret 2015

MENYETUJUI Komisi pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr.H. M. Nasor, M.Si Dr.M.Akmansyah,MA

NIR 195507101985031003 NIP. 196104211994031002

Mengetahui


(5)

v

Dr. H.Jamal Fakhri, M.Ag NIP.19630124119103100


(6)

i

PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI

MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

KINERJA GURU MTS.MA’ARIF SIDOHARJO KEC. WAY PANJI KAB. LAMPUNG SELATAN ditulis oleh : Ihsan Mustofa, NPM 1422030062 . Telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Idham Kholid ( ...)

Sekretaris : Dr. Jamal Fakhri, M.Ag ( ...)

Penguji I : Dr. H. Siti Fatimah, M.Pd ( ...)

Penguji H : Prof. Dr. H. Nasor, M.Si ( ...)


(7)

ii

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI

MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

KINERJA GURU MTS.MA’ARIF SIDOHARJO KEC. WAY PANJI KAB. LAMPUNG SELATAN ditulis oleh : Ihsan Mustofa, NPM 1422030062, telah diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag ( ...)

Sekretaris : Dr. Jamal Fakhri, M.Ag ( ...)

Penguji I : Dr. H. Siti Fatimah, M.Pd ( ...)

Penguji H : Prof. Dr. H. Nasor, M.Si ( ...)

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag NIP. 196010201988031005


(8)

iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

A. Huruf

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ا Tidak dilambangkan ط t .

ب B ظ z

ت t ع ΄

ث S ˙ غ g

ج J ف f

ح H . ق q

خ Kh ك k

د D ل l

ذ Z م m

ر R ن n

ز Z و w

س S ه h

ش Sy ء `

ص S . ي y

ض d .

B. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Huruf Huruf dan Tanda

Á Í Ú


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah indonesia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Pandangan ini merupakan asumsi bahwa pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, upaya menentukan masa depan yang lebih baik.

Dan manajemen merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena melalui manajerial yang optimal, maka standar peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud.

Filosofi manajmen menurut Pearc dan Robinson(1988:76) diyakini akan

menghasilkan citra yang baik dimata publik, dan akan memberikan imbalan keuangan dan psikologis bagi mereka yang bersedia menginvestasikan tenaga dan dana untuk membantu keberhasilan institusi.1

Selanjutnya manajemen adalah suatu keadaan timbal balik, berusaha agar menepati peraturan yang ada yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan sesama manusia seperti jual beli, sebab hal itu berhubungan dengan masalah bisnis

1 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung : Alfabeta 2008 h.128


(10)

2

yang kemudian berkembang menjadi ilmu dalam mencapai tujuan yaitu mempelejari setiap usaha kelompok untuk lebih terarah serta mudah untuk mendapatkan meberhasilan, kiranya Islampun menggambarkan tentang manajemen ini melalui surat Al-Baqarah ayat 282.2

                                

Artinya : dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.3

Dalam dunia pendidikan manajemen memiliki peran penting untuk mengantarkan kemajuan organisasi Madrasah, menurut Nanang Fatah, teori manajemen mempunyai peran atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan 4 . Dengan demikian, manajemen merupakan faktor dominan dalam kemajuan organisasi. Oleh karenanya, manajemen mendapat perhatian yang semakin serius baik di kalangan pakar maupun praktisi.

2 Jawahir Tanthori, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka al-Huda,1983,h.47 3Departemen Agama RI, Terjemah Qur’anul Karim,Bandung: CV.Diponegoro, h.48


(11)

Berkenaan dengan semua itu Richhard, h. Hastrop berpendapat :

Manajemen pendididkan adalah upaya seseorang untuk mengerahkan, dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif, dan menerima pertanggung jawaban pribadi untuk maecapai pengukuran hasil yang di tetapkan.5

Untuk itu manajemen merupakan salah satu komponen vital sebuah lembaga pendidikan maupun aistitusi-institusi yang lain. Mekanisme manajemen yang jelek akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau out putnya. Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien, maka diperlukan diantaranya manajemen yang profesional.

Pengelolaan maupun pengembangan lembaga pendidikan yang bermutu sebaiknya melalui pengelolaan manajemen pendidikan yang optimal sesuai prosedur keilmuan yang ada, yaitu selain penekanan, juga dipusatkan kepada pencapaian fungsi-fungsi manajemen, dan hasil yang dapat diukur.

Mc Farlan membagi fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, Controlling(POC). Terry menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen ialah Planning, Organizing, Actualizzing, and Controlling (POAC), Dale

menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen ialah Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing, and Controlling (POSDIRC). Oey Liang Lee

menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen ialah Planning, Organizing, Coordinating, and Controlling (POCC). Newman menyatakan bahwa fungsi-fungsi

manajemen ialah Planning, Organizing, Asemblingof resources, Directing, and Controlling(POSDC). Koonts & O’Donnel menyatakan bahwa fungsi-fungsi


(12)

4

manajemen ialah Planning, Organizing, Staffing, Directing,and Controlling(POADC). MacKenzie menyatakan fungsi-fungsi manajemen ialah Plan, Organize, Staff, Direc, and

Control (POSDiCo)6

Berarti lebih lanjut dan tegas bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasia, Pelaksanan, dan evaluasi, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendididkan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa, kepada Tuhan Yang Maha Es, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehan jasmani dan rohani, mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan7

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi manajemen pendidikan meliputi 1) Perencanaan, 2)Pengorganisasian, 3)Pengarahan, 4)Pengawasan.

Setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari perencanaan, artinya semua yang akan diorganisasikan, dilaksanakan, diawasi, dan dikendalikan harus direncanakan dengan baik terlebih dahulu agar semua kegiatan fungsi manajemen dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sebagai contoh yang direncanakan adalah pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dan ketika melakukan pengorganisasian maka pengorganisasian yang dilaksanakan harus sesuai dengan perencanaannya, termasuk dalam mengorganisasikan pelaksanaan, dan

6Husaini Usman,

Manajemen , Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h.47

7


(13)

mengorganisasikan pengendaliannya. Dan ketika melakukan pengawasan harus diperiksa apkah pelaksanaan sudah cocok dengan perencanaannya, selain itu yang diawasi yaitu bagaimana perencanaannya dan bagaimana pengorganisasiannya. Ketika melakukan pelaksanaan maka pelaksanaan harus berpedoman pada perencanaannya, pelaksanaan pengorganisasian dan pengendalian yang harus di lakukan. Keempat fungsi manajemen saling berinteraksi.

Karakterstik keefektipan manajemen meliputi 1)Wawasan yang luas, 2) Wawasan srtategi, 3)Peka lingkungan, 4)Kepemimpinan, 5)Plesibilitas, 6)Orientasi tindakan, 7)Orientasi hasil, 8)Komunikasi, 9) hubungan perseorangan, 10)Kemampuan teknis.

Memenuhi harapan mutu pendidikan yang tinggi tentu diperlukan desentralisasi terhadap fungsi-fungsi manajemen diMadrasah untuk mengoptimalkan kebijakan pada tingkat manajemen Madrasah dalam melaksanakan programnya. Desentralisasi fungsi-fungsi administrasi dan manajemen ini memberikan kewenangan kepada kepala Madrasah bersama seluruh personal Madrasah untuk menentukan visi dan misi, menyusun perencanaan Madrasah, membagi tugas kepada seluruh personal, memimpin penyelenggaraan program Madrasah, melakukan pengawasan dan perbaikan sesuai dengan keperluan.

Dalam peningkatan kinerja guru diperoleh melalui duasetrategi, yaitu peningkatan kinerja guru yang berorientasi akademis untuk memberi dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh mencapai kinerja guru yang dipersyaratkan


(14)

6

oleh tuntunan zaman, dan peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup yang eksensial yang di cakupi oleh pendidikan yang berlandaskan luas, nyata dan bermakna8

Untuk itu keberhasilan Madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan bermutu banyak ditentukan oleh kemampuan Madrasah dalam melakukan terobosan untuk pemberdayaan seluruh warga Madrasah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan pendidikan. Jika fungsi-fungsi manajemen pendididkan dengan baik, maka mutu yang diharapkan pun akan tecapai

kinerja guru tinggi yang diharapkan Madrasah pula melalui proses pendididkan yang optimal, yaitu merubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses di sebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses di sebut output. Dala pendidikan proses yang dimaksud meliputi proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar, serta proses monitoring dan evaluasi.

Kinerja guru Merupakan akumulasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan kondisi ekternal.Tingkat ketrampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseoarang yang dibawa seseorang ketempat kerja seperti pengalaman, kemampuan kecakapan kecakapan antar

8


(15)

pribadi serta kecakapan tehnik. Upaya tersebut di ungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikantugas pekerjaanya.

Kebijakan pendididkan, proses mengajar, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas pembelajaran dan tenaga kependidikan sesui dengan kesepaktan pihak-pihak yang berkepentingan9 Atau kini dapat mengacu kepada undang-undang sisdiknas no 19 th 2005.

Sudarwan denim mendefinisikan mutu adalah :

Kinerja guru yang efektif dan efisien akan menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh, yaitu lulusan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Kinerja guru dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi lebih baik, yang berdasarkan kemampuan bukan kepada asal-usul keturunan atau warisan, juga menjunjung tinggi kualitas, inisiatif dan kreativitas, kerja keras dan produktivitas Konsep kinerja guru sebagai individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja disuatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut10.

9Ibid, h. 169 10

A. Tabrani Rusyan dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta 2000,


(16)

8

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta untuk mencapai tujuan standar untuk mencapai tujuan.

Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.11

Dari beberapa penjelasan uraian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan setandar yang telah di tetapkan.

Nilai ujian akhir Madrasah bagi setiap peserta didik yang menamakan Madrasahnya pada suatu jenjang dan jenis tertentu bukan satu-satunya indikator untuk menentukan kualitas Madrasah, sebab Madrasah yang berhasil juga ditentukan oleh faktor-faktor yang lainnya. Seperti bagaimana kegiatan belajar dan mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi guru dan tenaga kependidikan di Madrasah tersebut ditingkatkan,

Bagaimana fasilitas dan perlengkapan pebelajaran di sediakan Madrasah apakah mencukupi layak pakai, termasuk apakah Madrasah dapat melaksanakan

11


(17)

kegiatan ektrakulikulerdengan baik. Indikator keberhasilan akan mendapak dari berbagai aspek, seperti yang diungkapkan syaiful segala yaitu :

Efektipitas proses pembelajaran, kepemimpinan kepala Madrasah, Pengelolaan. Tenaga kependidikan yang efektif Madrasah memiliki budaya mutu, Madrasah memiliki team work yang kompak, partisipasi warga Madrasah dan masyarakat. Madrasah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelajutan, Madrasah memiliki Akuntabilitas.12

Permasalahan implementasi manajemen pendidikan merupakan salah satu bagian integral dari proses pendidikan yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan kualitas pendidikan dan madrasah sehingga mutu pendidikanpun dapat terwujud dengan sempurna.

Untuk mewujudkannya mutu pendidikan yang tinggi Madrasah Tsanawiyah

Ma’arif Sidoharjo membentuk visi dan misi dan tujuan yang tertulis dalam dokumen Madrasah yaitu : Mewujudkan lulusan MTs Ma’arif Sidoharjo Kec Way Panji Kab. Lampung Selatanberpestasi dalam IMTAQ dan IPTEK, dengan idikator, (1)Berprestasi dalam

pencapaian ujian nasional dan akademik lainnya, (2)Berprestasi dalam aktifitas ken agamaan, (3)Berprestasi dalam persaingan lulusannya diteria diMadrasah favorit, (4)Berprestasi ala berbagai lomba kegiatan ekstrakulikuler, (5)Berprestasi dalam dalam kepedulian social, (6)Terwujudnya sistem manajemen Madrasah yang transparan, akuntabel, efektif dan parsipatif.


(18)

10

Dan misi : (1)Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, evesien dan relavan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, (2)Mengimplementasikan manajemen berbasis Madrasah (MBS), (3)Mengembangkan seluruh komponen Madrasah menuju ketercapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal), (4)Meningkatkan personalitas dan kompotensi guru dan pegawai, (5)Melengkapi sarana/prasarana dan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan untuk menunjang tercapainya SSH, (6) Melaksanakan pembinaan kesiswaan secara intense melalui kegiatan OSIS dan ektrakulikuler untuk mendorong tewujudnya pengembangan potensi dan bakat yang dimiliki siswa, (8)Menanamkan budaya tertib dn disiplin dalam kehidupan Madrasah kepad segenap warga Madrasah.

Secara umum tujuan kelembagaan pada jenjang pendidikan MTs adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut yang ingin di capai. Untuk mencapai tujuan tersebut MTs Ma’arif Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kab. Lampung Selatan menetpkan target pencapaian sebagai berikut : (1)Terpenuhinya azas pemerataan dan keadilan pelayanan pendidikan bagi peserta didik, (2)Terlaksananya program pendidikan yang trasparan, akuntabel, efektif, dan parsipatif, 3)Madrasah telah memiliki kurikulum 2013 yang memenuhi standar isi sesui dengan peraturan pemerintah (4)Madrasah telah memenuhi minimal 90% standar tenaga pendidikan dan kependidikan (5)Madrasah telah memenuhi standar


(19)

sarana dan fasilitas pendidkan (6)Standar keluntasan belajar minimal untuk seluruh mata pelajaran telah mencapai rata-rata 75.00, (7)Mencapai standar kelembagaan yang bermutu dan manajemen berbasis Madrasah dalam pencapaian standar pengelolaan pembelajaran kurikulum, pasilitas pendidikan, personal, kesiswaan, administrasi, dan sumber daya lainnya.

Berdasarkan hasil wawacara penulis pada pra penelitian dilapangkan menemukan data-data informasi sebagai berikut

Perencanaan kurikulum dan kegiatan pembelejaran MTs Ma’arif Sidoharjo Kec.Way Panji Kab. Lampung Selatan yaitu dengan munyusun kurikulum yang akan diterapkan, adapun kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, serta merencanakan waktu pelaksanaan kurikulum dengan menyusun kalender akademik, dan merencanakan program pembelajaran guna meningkatkan mutu, serta merencanakan penilaian hasil belajar dan perencanaan akademik, adapun perencanaan dalam kepemimpinan kepala Madrasah yaitu merencanakan pembuatan visi dan misi, serta tujuan madrasah dan rencana kerja madrasah.Sedangkan perencanaan dalam bidang pendidik dan tenaga kependidikan yaitu merencanakan tenaga pendidik dan kependidikan yang dibutuhkan untuk diajukan ke Departemen Agama Pusat, serta menyusun program pendaya gunaan pendidik dan tenaga kependidikan

Pengorganisasian MTs Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan yaitu mendisain seluruh perencanaan dalam struktur organisasi sesuai pada bidang masing-masing


(20)

12

Penggerakan dan pelaksanaan MTs Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan adalah dengan melaksanakan hasil perencanaan untuk dilaksanakan oleh MTs Ma’arif Sidoharjo antara lain melaksanakan kurikulum yang telah disusun melalui silabus dan RPP, serta melaksanakan seluruh kegiatan kurikulum sesuai susunan kalender akademik, dan melaksanakan program pendidikan tambahan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan guna meningkatkan mutu. Adapun penggerakan dalam kepemimpinan kepala Madrasah yaitu melaksanakan program visi dan Misi, serta tujuan, dan melaksanakan rencana kerja yang telah disusun. Adapun penggerakan dalam bidang pendidikan dan tenaga kependidikan yaitu melaksanakan standar pendidikan dan tenaga kependidikan, dan pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan yang dilaksanakan oleh penyelenggara madrasah.

Pengawasan yang diterapkan MTs Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan dalam bidang kurikulum yaitu melalui supervisi pengelolaan akademik secara teratur dan berkelanjuta, serta laporan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Adapun kepemimpinan kepala Madrasah melakukan pengawasan laporan program pengawasan laporan program pengawasan secara objektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta pemantauan supervisi, evaluasi, serta pelaporan dan tindak lanjut hasil evaluasi. Adapun pengawasan dalam bidang pendidikan dan kependidikan yaitu dengan pengawasan kepala Madrasah, maka kurikulum, supervisi terhadap kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta pelaporan tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester.


(21)

Merujuk pada uraian diatas ternyata penerapan manajemen pendidikan MTs

Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan juga diterapkan di madrasah-madrasah lain yaitu melaksanakan standar fungsi-fungsi manajemen pendidikan,Untuk itu penulis akan meteliti guna mengungkapkan Implementasi Manajemen Pendidikan dalam upaya Meningkatkan Mutu Madrasah Tsanawiyah

Ma’arif Sidoharjo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah masalah yang relevan dangan penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan pra penelitian MTs.Ma’arif Sidoharjo menggunakan fungsi-fungsi manajemen tetapi hasil yang dicapai tidak meningkatkan Kinerja Guru.

2. Perencanaan pendidikan yang di lakukan MTs Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan sesuai pada rumusan teori manajemen, namun kinerja gurunya masih belum sesuai yang di kehendaki.

3. Pengorganisasian pendidikan yang dilakukan MTs Ma’arif Sidohorjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan sesuai pada rumusan teori manajemen, namun peningkatan kinerja gurunya masih belum sesuai yang di kehendaki. C. Batasan Masalah


(22)

14

Masalah dalam penelitian ini di batasi pada implementasi Fungsi-fungsi Manajemen Pendididkan dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTs Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah Implementasi Fungsi-fungsi manajemen pendidikan

dalam meningkatkan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Sidoharjo.

E. Tujuan dan kegunaan Penelitian

Menujuk pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Implementasi Fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam meningkatkan Kinerja Guru Kec Way Panji Kab. Lampung Selatan

2. Secara akademis, penelitian mengenai Implementasi Fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam meningkatkan Kinerja Guru Kec Way Panji ini terkaait dengan kosentrasi penulis yang menempuh studi pada jurusan Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) IAIN Raden Intan Lampung. Sehingga sinergisasi antara tema penelitian dengan latar belekang akademis penulis di harapkan mampu memberi hasil penelitian yang dapat di jadikan tambahan referensi dalam bidang manajemen khususnya manajemen pendidikan islam.


(23)

3. Untuk mendiskripsikan dengan jelas hal-hal yang terkait dengan Implementasi Fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam meningkatkan Kinerja Guru Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan

F. Kerangka Fikir

Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu fungsi manajemen pendidikan dan Kinerja Guru.

Manajemen Pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya13

Manajemen yang ada sekolah atau madrasah bisa diberi makna dari beberapa sisi sebagai berikut:

a. Manajemen pendidikan adalah sebagai kerja sama untuk mencapai tujuan b. Manajemen Pendidikan sebagai bagian dar proses untuk mencapai tujuan

pendidikan itu

c. Manajemen pendidikan merupakan suatu system

d. manajemen pendidikan sebagai bagian dari upaya pendayagunaan sumber-sumber yang ada untuk mencapa tujuan pendidikan.

e. Manajemen Pendidikan sebagai bagian kepemimpinan manajemen. f. Manajemen pendidikan sebagai proses untuk pengambilan keputusan g. Manajemen pendidikan dalam pengertian yang sempit diartikan sebagai


(24)

16

Dalam hal fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru dilihat dan 4 hal yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Mengorganisir), Actuating (Pengerahan), Controlling (Pengawasan), atau di sebut POAC.15

Dari keempat fungsi manajemen tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam hal :

(1) kemempuan menyusun rencana pembelajaran dengan indikator: (a) menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, (b) menyesuaikan analisa materi pembelajaran, (c) menyusun program semester, (d)menyusun program pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan indikator: (a) tahap pra instruksional, (b) tahap instruksional, (c) tahap evaluasi dan tindak lanjut, (d) melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar (e) mengakhiri pembelajaran; (3) kemappuan dalam melaksanakan penilaian basil belajar (mengevaluasi) dengan indikator: (a) evaluasi sumatif, (b) evaluasi formatif, (c) laporan hasil evaluasi, (4) dimensi kemampuan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan16

Banyak penelitian yang telah dilakukan dan menunjukkan bahwa proses manajemen dan peran kepala Madrasah sangat penting dalam meningkatkan mutu. pendidikan. Kepala Madrasah sebagai penanggung jawab atau top leader memiliki peran signifikan untuk menciptakan mutu pendidikan yang berkualitas.

Berbeda dengan banyak penelitian yang sudah dilakukan diatas, penelitian ini di fokuskan pada manajemen kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sebagai akar masalah dari objek yang penulis teliti yaitu menhigkatkan prestasi siswa. Selain itu penggalian data secara mendalam jugs akan difokuskan pada

13Husain Usman, Manajemen Edisi 4 (Jakarta : Bumi Aksara 2013), h.13

14 Suryo subroto, Manajemen pendidikan di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta,2010) cet ke-2. Hal 15 15 Melayu, S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia : Dasar dan kunci keberhasilan (Jakarta : CV.Haji Masagung,1990 ), h.6


(25)

Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan 1. Perencanaan

2. Pengorganisa Sian

3. Pelaksanaan 4. Pengawasan

tor penyebab sebagian guru yang tidal( memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Dan kerangka pikir dan paradigma di atas penelitian ini didesain sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka pikir

Kinerja Guru

a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar

1) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan

pendidikan.

2) Menyesuaikan analisa mata pelajaran

3) Menyusun program semester


(26)

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Fungsi – fungsi Manajemen Pendidikan

1. Fungsi-fungsi Manajemen

Pada hakikatnya, bila dikombinasikan pendapat diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

1. Forecasting.

2. Planning termasuk Budgeting. 3. Organizing.

4. Staffing atau Assembling Resources. 5. Directing atau Commanding

6. Leading. 7. Coordinating. 8. Motivating. 9. Controlling.

10. Reporting.1

1. Forecasting

Forecasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan meramalkan,

memproyeksi atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadisebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya suatu akademik, meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar Akademik tersebut.

2. Planning termasuk Budgeting

1 Pariate Westra, Pokok-pokok Pengertian Ilmu Manajemen, BPA, Akademi Administrasi Negara, (Yogyakarta,


(28)

21

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu

basil yang diinginkan. Sesungguhnya fungsi perencanaan bukan saja menetapkan hal-hal seperti; kapankah tindakan itu dilaksanakan; siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu dan; bagaimanakah melaksanakan tindakan itu.

Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget dan program dari sesuatu organisasi. Jadi, dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksud

fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai sesuatuorganisasi, menetapkan ilchtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dan rangkaian tindakan dimasa datang.

3. Organizing

Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktivitas-aktivas yang berdaya guna dan 'berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

4. Staffing atau Assembling Resources

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan


(29)

pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

Organizing dan staffing, merupakan dua hubungan dengan fungsi manajemen

yang sangat erat hubungannya yaitu: organizing berupa penyusunan wadah legal

untuk menampung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penetapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada didalam organisasi tersebut.

5. Directing atau Commanding

Directing atau disebut juga Commanding adalah fungsi manajemen yang

berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.

6. Leading

Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan yakni: mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada Bahasa yang sama antar manejer dan bawahan, memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mereka bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya.

7. Coordinating

Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen

untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan,


(30)

23

menyatupadankan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.

8. Motivating

Motivating atau pedorong kegiatan-kegiatan merupakan salah satu fungsi

manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan keoada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna.

9. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian, adalah salah

satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dah tujuan yang sudah digariskan semula.

10. Reporting

Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian

perkembangan atau hasil kegiatanatau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tertulis sehingga menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yang memberikan laporan.


(31)

Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POAC, atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip manajemen ini banyak digunakan

oleh organisasi dewasa ini untuk memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut akan dijelaskan masing-masing point tersebut: 2

1. Planning

Perencanaan (planning) adalah aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam pencapaian tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan. Pemahaman perencanaan pada lembaga pendidikan Islam merupakankegiatan sistematis merancang sumber daya lembaga mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan pelaksana kegiatan

Sebagaimana firman allah dalam al-Qur'an surat an-anfal ayat 60





































































Artinya : "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan


(32)

25

orang-orang selai merekayang kamu tidak mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)3

Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang hares dipertimbangkan yaitu harus SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun

Ruang lingkupnya.Tidak terlalu melebar dan terlalui dealis. Measurable artinya

program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable

artinya dapat dicapai. Jadi bukan angan-angan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetapi tetap ada tantangan. Time artinya ada Batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah Perencanaan seyogyanya melibatkan seluruh komponen dinilai dan dievaluasi organisasi yang terkait dan melibatkan stakeholder (legislatif, kalangan dunia usaha/industri, Dewan Pendidikan) duduk bersama dalam meja bundar guna merumuskan permasalahan yang dihadapi, menetapkan tujuan dan sasaran (komitmen) dan rencana pelaksanaan termasuk didalamnya adalah perencanaan penganggaran (konsensus). Konsensus yang telah ditetapkan harus dipublikasikan secara terbuka. Konsensus tersebut berupa dokumen perencanaan pendidikan daerah yang merupakan Dokumen Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Kabupaten.

2. Organizing


(33)

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

























Artinya : "Sesungguhnya Allah menyulai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaaf:4).4

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan waian jabatan (job discription). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Peran kepemimpinan (leadership) seorang administrator/manajer sangat

penting dalam rangka menjalankan perencanaan. Dalam fungsi pengorganisasian,

4


(34)

27

pemompin organisasi menentukan siapa melakukan apa (who does what) sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Organizing merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki daerah dan memanfaatkannya secara efisien guna mencapai tujuan (goals)

yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian (organizing) harus pula diperhatikan

adalah menentukan siapa melakukan apa (staffing).

3. Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik tetapi bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua cumber daya manusia yang ada hams dioptimalkan untuk visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi atau Madrasah yang telah ditentukan.



































Artinya : "Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang- orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan


(35)

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nyankepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. At-Taubah : 105)5

Peran administrator menjadi kunci keberhasilan terhadap implementasi perencanaan pendidikan. Administrator melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh bagian atau sektor yang terlibat dalam upaya percepatan penuntasan Wajar 9 Tahun.

Administrator/top manager melakukan koordinasi dalam pelaksanaan

perencanaan. Seluruh komponen (bagian, bidang, seksi, Kepala Madrasah) dan

stakeholder pelayanan pendidikan dipersatukan dalam meja bundar untuk

memperoleh suatu kompromi atau komitmen tentang pendidikan. Seluruh komponen, peranan leadership dari administrator/manajer sangat menentukan dalam fungsi

penggerakan (actuating) ini. Fungsi manajemen penggerakan pelaksanaan

(actuating) ini adalah termasuk didalamnya fungsi koordinasi (coordinating),

Pengarahan (directing), Kepemimpinan (leading). Agar semua komponen dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan perannya masing-masing, maka tugas administrator adalah melakukan koordinasi dan mengarahkan seluruh komponen manajemen agar terbentuk sinergi, dan menghindari overlapping pelaksanaan tugasnya.

5


(36)

29

4. Controlling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan

standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.



































































Artinya :"Dan sesungguhnya Kami telah mencifiakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatanya,seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf: 1 6-1 8)6

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit . Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang


(37)

terpenting adalah bagai sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaia-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.

Actuating merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (berkesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan Fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan alat ukur apakah implementasi sesuai dengan rencana yang merupakan konsensus bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sarana Manajemen

Bila kita perhatikan definisi yang dikemukakan di atas, maka nampak seakan-akan hanya ada satu-satunya alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau manusia saja. Hal ini tentunya tidak demikian. Untuk mencapai tujuannya maka para manajer menggunakan sumber daya yaitu: Men, Money, Material, Methods, Market atau kita sebut "Enam M".

Sarana penting atau sarana utama para manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu arialah manusia atau men. Berbagai macam aktivitas

yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitas itu dapat kita lihat dari sudut proses seperti: planning, organizing staffing, directing, dan controlling, dapat pula


(38)

31

Untuk melakukan berbagai aktivitas tersebut kita perlukan manusia. Tanpa adanya manusia, manajer tidak akan mungkin dapat mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajer adalah orang yang mencapai hasil melalui orang lain.

Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna maka manusia dihadapkan kepada berbagai alternative methods atau cara melakukan

pekerjaan. Oleh karena itu metode atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan. Misalnya sekarang ini dikenal berbagai metode atau cara belajar seperti: ceramah, metode kasus, permainan dan sebagainya. Berbagai metode tentu berbeda daya guna dan hasil guna untuk mencapai sesuatu tujuan pendidikan tertentu.


(39)

Kinerja guru merupakan proses pembelajaran sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.

Menurut A. Tabrani Rusyan dkk, Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.7

Faktor utama kenapa manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial yang menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Dalam pencapaian taraf hidup yang lebih baik dan sukses dalam bekerja tidak lepas dari motivasi kerja, dan kuat lemahnya motivasi kerja seseorang mempengaruhi tinggi rendahnya Kinerja.

Mitrani mendefinisikan Kinerja sebagai pernyataan sejauh mana seseorang telah memainkan perannya dalam melaksanakan strategi organisasi, baik dalam mencapai sasaran-sasaran khusus yang berhubungan dengan peranan perseorangan,

7


(40)

33

dan atau dengan memperlihatkan kompetensi-kompetensi yang dinyatakan relevan bagi organisasi apakah dalam suatu peranan tertentu, atau secara lebih umum.8

Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan, maka Kinerja guru dapat didefinisikan sebagai sejauh mana seorang guru bekerja secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dalam upaya mencapai tujuan institusional. Kemampuan seorang guru akan terlihat pada saat mengajar yang dapat diukur dari kompetensi mengajarnya.

McClelland mendefinisikan Kinerja sebagai cerminan dari keseluruhan cara seseorang dalam menetapkan tujuan prestasinya. Seorang guru yang baik bekerja dengan perencanaan-perencanaan yang matang sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai.9 Perbedaan Kinerja antara seseorang dengan yang lain dalam suatu situasi kerja adalah karena perbedaan karakteristik dari individu.

menurut Anderson Pada dasarnya Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu dan faktor situasi. Pada faktor individu, jika seseorang melihat Kinerja yang tinggi merupakan jalur untuk memenuhi kebutuhannya, maka ia akan mengikuti jalur tersebut. Sedangkan faktor situasi menyebutkan bahwa Kinerja merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan dasar. Jika motivasi tinggi tetapi kemampuan dasar rendah, maka Kinerja akan rendah dan jika

8

Alain Mitrani, Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 1995. 131

9


(41)

kemampuan tinggi tetapi motivasi yang dimiliki rendah maka Kinerja pun akan rendah, atau sebaliknya.10

Meningkatkan Kinerja adalah salah satu tujuan utama penilaian Kinerja. untuk itu perlu dipahami definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. cukup banyak ahli memberikan definisi dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinerja atau prestasi kerja adalah perilaku yang tampak atau terwujud dalam pelaksanaan tugas-baik tugas di dalam kantor maupun di luar kantor yang bersifat kedinasan.

Menurut Andrew F. Sikula penilaian kinelja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan, penilain kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan ditujukan untuk pengembangan11

Menurut Vivi Rorlen yang dikutip oleh Mangkunegara mengatakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata “job perfomance” atau actual performance” yaitu

unjuk kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.12

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai suatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang.13 Sedangkan

10 N.H. Anderson.

Performance Motivation x Ability: An Integration Theoretical Analysis”, Journal of Personality

and Social Psychology 1984 H.598

11H. Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2005), H. 87

12A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung : Rosda Karya,2004), h.94

13WJS.Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indanesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1988), h.56


(42)

35

menurut Saidi kinelja adalah kemampuan, kesanggupan, dan kecakapan seseorang atau suatu bangsa.14

Menurut Gibson, Ivan Cevich dan Donelly bahwa kineija sebagai prestasi keija dari prilaku.15 Prestasi kerja itu ditentukan Oleh kernampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja secara menyeluruh.

Dari uraian tentang kineija guru diatas, maka guru sebagai penggerak dibidang pendidikan dan pengajaran sudah sepatutnya melaksanakan tujuan dari pendidikan dan pengajaran tersebut. Dengan demikian kinerja guru dapat dilihat dari perbuatan atau kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sebagaimana dikemukakan oleh Roman J. Aldag dan Steam, kinerja adalah seperti pengambilan keputusan pada waktu mengajar di kelas.16

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup suasana kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran.17

Berdasarkan pengertian tcrsebut dapat disimpulkan bahwa kinelja adalah kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku yang ditampilkan .

14 Saidi, Effeknfitas Kinerja Guru, (Solo :Tiga Serangkai, I996), h. 15

15 Gibson J.L., dan Ivan Cevich, Organisasi dan Manajemen, Terjemah: Sulistyo (Jakarta: Erlangga, 1993), h.28 16 Roman J. Aldag dan Timothy Steams, Management, Terjemahan, (Chicago : South Westem Publishing Co,1986), h. 77.


(43)

Pemahaman serta kemampuan bertingkah laku tersebut dapat diidentifikasikan

sebagai faktor kerja, kemampuan kerja yang tinggi atau rendah.

1. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menmut Payaman J .Sima.njuntak dalam bukunya manajemen dan evaluasi kinerja,18 menyebutkan bahwa kinexja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya. :

a. Kompetensi individu

Kompetensi individu yakni kemampuan dan keterampilan dalam melakukan kerja. Kompetensi ini dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan keterampilan kerja, serta faktor motivasi dan etos kerja. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari investasi sumber daya manusia (human investment). Sernakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi.

Kemampuan dan kompetensinya melakukan pekerjaan, dengan demikian semakin tinggi pula kinerjanya. Motivasi dan etos kerja sangat penting dalam mendorong semangat kerja. Motivasi dan etos kerja dapat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang melihat pekerjaan sebagi beban dan keterpaksaan untuk memperoleh uang, akan memperoleh kinerja rendah, sebaliknya seseorang yang


(44)

37

memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, pengabdian, tantangan dan prestasi, akan menghasilkan kinelja yang tinggi.

b. Dukungan organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi,yang meliputi pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kcrja, serta kondisi dan syarat kelja.

c. Dukungan manajemen

Kinerja seseorang sangat tergantung pada kemampuan para pimpinan, baikdalam membangun system kerja dan hubungan yang aman dan harmonis,maupun dalam mengembangkan kompetensi pekerja. Sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara optimal.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kemampuan (ability) guru sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar meliputi:19

1) Kemampuan pribadi

Kemampuan pribadi adalah kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan itu meliputi:

a. Kemantapan dan integrasi pribadi,

19 Lembaga Kajian Keislaman dan Sosial ( LEKDIS), Standar Nasional Pendidikan, (Cipulal: Han’! Print, 2005), h. 26-27


(45)

b. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan, c. Berfikir alternative

d. Adil, jujur dan objektif

e. Disiplin dalam melaksanakan tugas

f. Berusaha memperoleh hasil uerja yang sebaik-baiknya g. Simpatik, menarik, luwes dan bijaksana

h. Berwibawa

2) Kemampuan profesional

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajamya sekaligus, sehingga guru memiliki wibawa akademis. Kemampuan professional guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh Madrasah, pola dan struktur serta isi kurikulum juga akan dapat ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswanya.

3) Kemampuan sosial

Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi social seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, baik secara formal maupun informal.


(46)

39

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilildnya.20

2. Faktor-faktor yang dapat Meningkatkan Kinerja Guru

Selanjutnya A. Tabrani Rusyan dkk menyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan Kinerja guru seperti diterangkan di atas, maka perlu berbagai faktor yang mendukung, di antaranya:

1) Motivasi Kinerja Guru

Dorongan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi guru sebaiknya muncul dari dalam diri sendiri, tetapi upaya motivasi dari luar juga dapat juga memberikan semangat kerja guru, misalnya dorongan yang diberikan dari kepala sekolah kepada guru.

2) Etos Kinerja Guru

Guru memiliki etos kerja yang lebih besar untuk berhasil dalam melaksanakan proses belajar mengajar dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang oleh etos Kinerja.dalam melaksanakan tugasnya guru memiliki etos yang berbeda-beda. Etos kerja perlu dikembangkan oleh guru, karena:

a) Pergeseran waktu yang mengakibatkan segala sesuatu dalam kehidupan manusia berubah dan berkembang.

20 Cece Wijaya dan A.Tabrani Rusyama, Kemnmpuan Dasar Duru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h. 21


(47)

b) Kondisi yang terbuka untuk menerima dan menyalurkan kreativitas. c) Perubahan lingkungan terutama bidang teknologi.

3) Lingkungan Kinerja guru

Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru melaksanakan tugas secara efektif dan efisien, meliputi:

a) Lingkungan social-psikologis, yaitu lingkungan serasi dan harmonis antar guru, guru dengan kepala sekolah, dan guru, kepala sekolah, dengan staf TUdapat menunjang berhasilnya Kinerja guru.

b) Lingkungan fisik, ruang Kinerja guru hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Ruangan harus bersih, (2) Ada ruangan khusus untuk kerja, (3) Peralatan dan perabotan tertata baik, (4) Mempunyai penerangan yang baik, (5) Tersedia meja kerja yang cukup, (6) Sirkulasi udara yang baik, dan (7) Jauh dari kebisingan.

4) Tugas dan tanggung jawab guru

a) Tanggung jawab moral, guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila.

b) Tanggung jawab dan proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat persiapan mengajar dan memahami kurikulum dengan baik.

c) Tanggung jawab guru di bidang kemasyarakatan, yaitu turut mensukseskan pembangunan masyarakat, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat.


(48)

41

d) Tanggung jawab guru di bidang keilmuan, yaitu guru turut serta memajukan ilmu dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan. e) Optimalisasi kelompok kerja guru

Kinerja guru yang efektif dan efisien akan menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh, yaitu lulusan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Kinerja guru dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi lebih baik, yang berdasarkan kemampuan bukan kepada asal-usul keturunan atau warisan, juga menjunjung tinggi kualitas, inisiatif dan kreativitas, kerja keras dan produktivitas.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kinelja seseorang, yaitu:21 a. Pendidikan dan latihan

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan dia untuk bekerja lebih produktif dari pada orang yang tingkat pendidikannya rendah, hal ini dikarenakan orang tersebut mempunyai cakrawala / pandangan yang lebih luas sehingga mampu untuk bekerja atau meningkatkan lapangan kerja.

b. Gizi dan kesehatan

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam rangka kelangsungan hidup. Seseorang yang keadaannya sehat baik jasmani maupun rohani


(49)

akan dapat berkonsentrasi dalam pekerjaannya, sehingga produktivitas yang dicapaipun menj adi tinggi.

c. Motivasi internal

Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga dapat diartikan bahwa kinelja seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut terhadap pekrjaan yang dilakukan.

d. Kesempatan kerja

Kesempatan kerja dalam hal ini berarti kesempatan untuk bekerja sesuai dengan pendidikan dan keterampilan, serta berkesempatan untuk mengembangkan diri sehingga dapat menjadi pegawai yang kreatif.

e. Kemampuan manajerial pimpinan

Faktor manajemen berperan dalam meningkatkan kinerja, baik secara langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata prosedur yang memperkecil pernborosan, maupun secara tidak langsung melalui penciptaan kesempatan bagi seseorang untuk berkembang, penyediaan fasilitas latihan, perbaikan penghasilan dan jaminan social.

f. Kebijakan pemerintah

Usaha peningkatan kinerja sangat sensitive terhadap kebijakan pemerintah

di bidang produksi, investasi, perizinan, usaha, moneter, fiscal, distribusi dan lainnya. 3. Indikator Kinerja Guru


(50)

43

Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu :22

a. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar. Kemampuan ini dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Unsur/komponen dalam silabus terdiri dari:

1) Identitas silabus

2) Standar Kompetensi (SK) 3) Kompetensi Dasar (KD) 4) Materi pembelajaran 5) Kegiatan pembelajaran 6) Indikator

7) Alokasiwaktu

8) Sumber pembelajaran

Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan RPP, yang

merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, di tandai dengan

komponen-komponen:

1. Identitas RPP

2. Standar Kompetensi (SK) 3. Kompetensi Dasar (KD) 4. Indikator

5. TujuanPembelajaran 6. Materi pembelajaran 7. Metode pembelajaran

22Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal peningkalan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

Penilaian Kinerja Guru (Jakarta : Depdiknas, 2008), h. 3


(51)

8. Langkah-langkah kegiatan 9. Sumber pembelajaran 10. Penilaian

b. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru secara optimal.

1) Pengelolaan kelas

Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tumtutan bagi seorang gum dalam pengelolaan kelas. Kemampuan dalam memupuk keljasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan lainya adalah pengaturan ruangan / setting tempat duduk siswa yang dilakukan bergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar secara merata.

2) Penggunaan Media dan Sumber Belajar

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyahnkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikjran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sedangkan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menggunakan media dan sumber


(52)

45

belaqar tidak hanya pada penggmaan media yang sudah tersedia sepeiti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tetapi lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar Madrasahnya.

3) Penggunaan Metode Pembelajaran

Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru hendaknya mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Karena siswa memiliki interes yang sangat hiterogen, ideahiya seorang guru harus menggmakan multi metode, yaitumemfariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini di maksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari teijadinya kej enuhan pada siswa.

c. Evaluasi/ Penilaian pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tnjuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menenmkan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu


(53)

tergantung pada jumlah soal yang diben'kan. Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat dikelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya.

Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung pada sejauh mana tujuan yang tercermin dalamn soal-soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenamya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa.

Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan penilaian dan memperbaiki system pembelajaran. Kemampuan lain yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi : tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan.

Terdapat berbagai model instrument yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namnn demikain, ada dua model yang paling sesuai dan dapat dipergunakan sebagai instrument utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui pemyataan perilaku dalam suatu kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori dibuat dalanm bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah. Rentangan ini dapat disimbolkan rnelaluihuruf( A,B,C,D) atau angka (4,3,2,1), atau berupa kata-kata, mulai dari tinggi, sedang, kurang, rendah dan sebagainya.


(54)

40

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini mempelajari pennasalahan yang teljadi dalam masyarakat atau Madrasah dengan cara menggambarkan situasi atau kejadian sebagaimana adanya. Menurut Nasution penelitian ini merupakan: (1) mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, (2) bertintcraksi dengan mereka, (3) berusaha memahami bahasa tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, (4) mengungkapkan segalasesuatu yang sedang berlangsung secara alami.1

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh informasi permasalahan yang terjadi di MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan. Hal ini dilakukan dengan cara menggambarkan situasi atau kejadian sebagaimana adanya, terutama fungsi manajemen manajemen Pendidikan dalam meningkatkau kinerja guru

MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan proses snowball sampling adalah orang yang diangggap paling tahu permasalahan.

pengambilan data primer mencakup berbagai persoalan yang berkenaan dengan implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan dalam meningkatkan kinerja

1


(55)

guru MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan, dan data sekunder meliputi sarana prasarana.

Penerapan metode survei merupakan “penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara faktual, baik secara institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu

kelompok ataupun daerah”.2 Pakar metodelogi menyatakan:

Penelitian survei bertujuan: (a) untuk mencari informasi faktual yang

mendetail yang mencari gejala yang ada, (b) mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan dam praktek-praktek yang sedang berlangsung, (c) membuat komparasi dan evaluasi, (d) mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan dimasa depan.3

Penelitian pada dasarnya memiliki teknik untuk mendekati suatu objek penelitian, karena penentuan pendekatan yang diambil akan memberikan petunjuk yang jelas bagi rencana penalitian yang akan dilakukan. Menurut Moleong,

“penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai ketuhanan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori untuk mementingkan proses dari pada hasil. Memilih seperangkat kriteria unruk menulis keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara hasil penelitian disepakati oleh subjek penelitian”.4

2

Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h 65 3Suryabrata, Sumadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1983), h 20 4


(56)

42

Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan pendekatan evaluatif, dengan menerapkan model konteks, input, proses, output, dan outcome. Dapat dipahami konteks dalam penelitian ini dimaksudkan analisis masalah yang berhubugan dengan Iingkungan pendidikan yang khusus berupa permintaan dukungan yang berpengaruh pada input. Penelitian kualitatif, menurut Arikunto adalah” penelitian yang bertujuan untuk melihat efektifitas suatu program, dengan mengukur hal-hal yang berkaitan

dengan keterlaksanaan program”.5

Berdasarkan sifat dan jenis penelitian yang dipakai, maka fokus penelitian ini adalah Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru

MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan Dalam menjelaskan

kinerja guru, selanjutnya perlu dipahami bahwa output pendidikan merupakan kinerja tertinggi. Kinerja guru dapat diukur dari efektifitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan modal kerjanya yang dikaitkan dengan upaya peningkatan kinerja guru, jelasnya, berarti keluaran atau outcome dapat dipahami dampak meningkamya kompetensi guru.

Dalam penelitian yang menggunakan metode survei tidak selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi. Dengan meneliti sebagian dari populasi diharapkan hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat populasi tersebut.

Proses pengambilan data akan dilakukan sebagai cara untuk memperoleh gambaran manajemen kepemimpinan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja

5Arikunto, S,


(57)

guru MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan. Data yang akan dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer mencakup berbagai persoalan yang berkenaan dengan peranan manajemen kepemimpinan Kepala Madrasah dalam neningkatkan kinerja guru MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Kab. Lampung Selatan, dan data sekunder meliputi sarana prasarana.

B. Sumber Data

Salah satu hal yang rnempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ada 2 sumber data, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya. Sumber data primer pada penelitian ini adalah Kepala Madrasah

Sumber data Kepala Madrasah dipergunakan untuk rnemperoleh data tentang pelaksanaan fungsi- Fungsi manajemen Pendidikan dalam hal meningkatkan kinerja guru MTs.Ma’arif Sidoharjo Kec. Way Panji Lampung Selatan.

2. Data Sekunder


(1)

evaluasi berbentuk tes formatif yaitu setiap guru selesai menyelesaikan satu pokok bahasan atau setiap selesai menjelaskan materi dan evaluasi pada akhir semester. Selain dari pada itu, guru- guru juga melakukan program pengayaan dan remedial.

Penilaian merupakan tuntutan kemampuan yang bersifat intern dalam profesi keguruan, yakni kemampuan seorang guru untuk mengukur dan menilai sejauh mana ia telah mampu memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Dapat disimpulkan bahwa proses penilaian dalam institusi- institusi pendidikan formal pada dasarnya ditunjukkan untuk mendapatkan informasi mengenai jarak antara situasi yang ada dengan kondisi yang diharapkan untuk memperoleh data yang akan membrikan gambaran tentang harapan- harapan yang tertuang dalam tujuan pembelajaran seperti yang ditetapkan sebelumnya. Tanpa ada kegiatan penilaian tidak akan mungkin seorang guru dapat mengembangkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan karena tidak tersedianya informasi yang akurat tentang kelebihan keuntungan maupun kekurangan kelemahan dari berbagai praktik- praktik yang telah dilakukannya di dalam proses pembelajaran itu sendiri. Demikian pula bahwa dengan kegiatan penilaian akan dipcroleh data tentang sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah tersaji dalam interaksi belajar mengajar dan sekaligus juga dapat diketahui efektifitas dan efisiensi program

pengajaran yang telah dilakukan. Penilaian dalam proses belajar bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai. Karena tujuan pendidikan pada umumnya bersifat kompleks, maka penilaiannya pun tidak mungkin sederhana.


(2)

Umumnya guru- guru yang melaksanakan tugas- tugas keguruan, pada setiap jenjang pendidikan dapat dikatakan memiliki berbagai keterbatasan kemampuan, baik yang disebabkan karena faktor intern dari guru- guru yang bersangkutan maupun yang disebabkan karena keterbatasan fasilitas untuk berbuat secara optimal sesuai dengan tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu tidak sedikit para ahli pendidikan yang memiliki asumsi bahwa guru- guru dilapangan masih belum mampu mengoptimalkan antara potensi yang dimilikinya dengan kenyataan- kenyataan yang semestinya dikerjakan.

Diakui atau tidak dan disadari atau tidak, praktik penilaian dalam dunia pendidikan yang berkembang sampai saat ini masih banyak mengalami kendala, hal ini bersumber dari ketidakmampuan akademis dari yang bersangkutan untuk melaksanakan proses penilaian dibidang tersebut. Dengan kata lain, guru kurang memahami penilaian secara mendalam. Kebanyakan guru tidak memiliki latar belakang pendidikan formal secara khusus dalam penilaian pendidikan. Sebagian guru bahkan berpendapat bahwa mereka memberikan tes sebagaimana tes yang mereka terima. Hal ini dapat dibenarkan sepanjang guru mengglmakan tes yang benar- benar baku dan dilakukan dengan cara yang baku pula. Namun terkadang guru menggunakan tes yang tidak dapat dijamin standarisasinya, dan tes yang cenderung sama digunakan dari tahun ke tahun.

Secara umum makna penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang

sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalarn rangka membuat keputusan - keputusan berdasarkan


(3)

kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru- guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogik. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar peserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk mcmbuat alternatif- alternatif keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan- tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa serta segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara ini evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil analisis dan penyajian data diketahui peran kepala Madrasah sebagai supervisor sudah berjalan dengan baik dalam melaksanakan peran sebagai koordinator, konsultan, pemimpin kelompok (leader, dan evaluator).


(4)

Dalam aspek perencanaan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar dengan variasi metode mengajar dan penguasaan kelas yang baik, dapat dipahami bahwa guru MTs.Ma’arif Sidoharjo memiliki kinerja yang baik. halal ini tidak terlepas dari adanya peran Kepala Madrasah dalam pelaksanaan supervisi telah membuat guru memiliki semangat untuk memperbaiki cara mengajar, menyusun perangkat pembelajaran dan yang terpenting termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

Kinerja guru di MTs.Ma’arif Sidoharjo mengalami peningkatan dalam hal kemampuan merencanakan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, kemampuan mungevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru- guru MTs.Ma’arif Sidoharjo melaksanakan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif dengan adanya manajemen Kepala Madrasah meingkatkan kinerja guru. D.Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

1. Faktor Pendukung

Kerjasama dengan Madrasah lain Berdasarkan wawancara dengan ibu Tulastri,

S. Pd, dan Bapak Sumardi, S. Pd, keduanya menyatakan bahwa kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dalam pelatihan peningkatan mutu dan perlombaan Olimpiade PAI yang di selenggarakan Kelompok Kerja Madrasah (KKM) .40

Hal ini dapat dilihat dari semangat guru untuk bekerja dengan penuh loyalitas Keikhlasan bekerja dan penuh pengabdian pada masyarakat sangat nampak terlebih

40 Tulastri,S.Pd dan Sumardi,S.Pd.I, keduanya Guru Biologi dan Bahasa Indonesia, Wawancara, 21 November 2015


(5)

jika kegiatan Olimpiade sudah semakin dekat dan akan nampak setelah mendapatkan juara sesuai yang diharapkan

Lingkungan Madrasah menjadi faktor pendukung, Karena lingkungan MTs. Ma’arif jauh dari keramaian namun tidak terlalu pelosok suasananya juga tidak terlalu

Panas, di bagian depan Madrasah ada Masjid dan di kelilingi perumahan Penduduk dan letak Madrasah berada di dalam pesantren sehingga kenyamanan dan keamanan benar benar terasa41

pekerjaannya. Selain itu, Kepala Madrasah selalu berupaya dan mendorong scmangat para guru dalam melanjutkan sekolah mencapai S1.

2. Faktor Penghambat

Sarana dan Prasarana yang minim. Sarana dalam proses belajar mengajar pada umumnya yang ada di Indonesia adalah ketersediaan ruang kelas beserta sarana penunjang pendidikan lainnya. Sarana dan prasarana merupakan faktor yang mampu memberikan kinerja terhadap guru-guru dalam bekerja. Kondisi sarana dan prasarana yang ada di MTs.Ma’arif Sidoharjo separti pengakuan dewan guru dan staf

MTs.Ma’arif Sidoharjo, masih minimnya sarana dan hal ini secara tidak langsung membuat proses belajar mengajar kurang maksimal. Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana tersebut, mereka contohkan dengan Mubeller, meja dan kursi yang sudah lapuk sehingga tempat duduk ataupun kursi tidak cukup sudah barang tentu siswa duduk berdempetan sehingga kenyamanan siswa sangat kurang.

41


(6)

Selain kurangnya layaknya mubeller guru-guru juga mengeluhkan dengan keberadaan perpustakaan yang kurang memadai. Buku-buku yang ada diprioritaskan untuk penyedian buku yang di UN kan saja.“42

Minimnya ketegasan Kepala Madrasah . Kepala Madrasah sebagai puncak pimpinan kurang memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan terutama jika dihadapkan Pada prilaku yang indisipliner. Kekurang tegasan ini mengakibatkan guru-guru yang tidak memiliki kinerja yang baik masih dipertahankan tanpa diberi sanksi. Akibamya proses belajar mengajar pun terganggu sehingga berpengaruh pada jadwal kegiatan berikutnya. Hal ini sering dikeluhkan para guru.“43

42 Tulastri, S.Pd. (Guru Biologi), Wawancara, 21 November 2015 43Suparman, S.Pd.I (Waka Kesiswaan) Wawancara, 21 November 2015


Dokumen yang terkait

Implementasi fungsi fungsi Manajemen Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MIN 12 Bandar Lampung

0 0 134

Implementasi Fungsi fungsi Manajemen Kepala Madarasah dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madarasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung

0 11 139

Implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Darul Amanah Kalianda Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 12

Implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Darul Amanah Kalianda Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 1 34

Implementasi fungsi fungsi manajemen dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Tsanawiah Darul Amanah Kalianda Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Fungsi – fungsi Manajemen Pendidikan - Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 11

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran umum 1. Sejarah Umum Berdirinya MTs.Ma’arif Sidoharjo - Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan - Raden Intan

0 0 54

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS.Ma'arif Sidoharjo Kec. Way Panji KAB. Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 2 14