Usulan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Grouping Technology dengan Mempertimbangkan Faktor-Faktor Produksi (Urutan Proses, Volume Produksi, dan Kapasitas Material Handling ) di PT Sinar Terang Logamjaya Bandung.

(1)

ABSTRAK

PT Sinar Terang Logamjaya atau yang sering disebut PT Stallion adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan sparepart motor dengan bahan baku logam, seperti pedal motor, cup tanki bensin, dan lain-lain. Saat ini PT Sinar Terang Logamjaya menerapkan tata letak by process, dimana mesin-mesin yang memiliki karakteristik sama diletakkan dalam satu lokasi atau departemen. Alat material handling yang digunakan perusahaan saat ini adalah hand pallet. Seiring dengan berjalannya waktu, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan mengalami perubahan baik dari segi ukuran maupun detail dari bentuk produk yang menyebabkan adanya pergantian urutan proses pembuatan. Hal ini menyebabkan aliran material menjadi tidak beraturan sehingga membuat jarak tempuh menjadi lebih jauh, ongkos material handling (OMH) menjadi tinggi, perpindahan material dan, manufacturing lead time menjadi lebih lama. Kemudian dampak selanjutnya yang terjadi adalah penurunan daya saing perusahaan.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis mengusulkan perbaikan tata letak lantai produksi menggunakan konsep by process dan grouping technology (GT). Dengan GT dibentuk dua atau lebih sel manufaktur, dimana setiap sel terdiri dari mesin-mesin yang akan memproses pembuatan beberapa komponen yang memiliki kemiripan secara proses. Metode yang diusulkan dalam membuat GT adalah pembentukan sel manufaktur dengan mempertimbangkan faktor-faktor produksi (urutan proses, volume produksi, dan kapasitas material handling) yang dikembangkan oleh Kumar dan Sharma (2014). Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka pada pembuatan GT dihasilkan tata letak mesin usulan yang memiliki 2 buah sel manufaktur. Setelah membagi mesin ke dalam sel manufaktur, yang selanjutnya dilakukan adalah pembuatan skenario duplikasi, non-duplikasi, dan optimisasi untuk mendapat beberapa alternatif usulan. Dari masing-masing metode dan skenario dihitung kebutuhan jumlah mesin dan kebutuhan luas lantai produksi, kemudian juga dihitung frekuensi perpindahan antar mesin dan OMH-nya. Kemudian berdasarkan OMH tersebut dibuatlah skala prioritas berdasarkan aliran inflow dan outflow. Setelah itu penulis membuat allocation relationship diagram (ARD) dan menghitung OMH revisi. Berdasarkan OMH revisi tersebut dipilih skenario dan aliran yang menghasilkan OMH termurah dan dibuat tata letak usulan berdasarkan skenario dan aliran tersebut. Untuk mengetahui seberapa baik tata letak yang diusulkan maka penulis membandingkan tata letak usulan tersebut dengan tata letak yang digunakan perusahaan saat ini.

Apabila tata letak mesin yang usulan diterapkan maka jarak tempuh menjadi lebih dekat. Hal ini dapat dilihat dari penghematan OMH, yaitu perusahaan dapat menghemat OMH dari Rp 2,992,169.01 per bulan menjadi Rp 1,979,448.91 per bulan, sehingga memberikan penghematan sebesar Rp 1,012,720.10 per bulan atau sebesar 33.85%.


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-2 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-3

BAB 2 STUDI LITERATUR

2.1 Pengertian dan Fungsi Perancangan Tata Letak dan Fasilitas ... 2-1 2.2 Hirarki Perencanaan Fasilitas ... 2-1 2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak dan Fasilitas ... 2-2 2.4 Perencanaan Aliran Material ... 2-3 2.5 Pola-pola Aliran ... 2-4 2.6 Tipe-tipe Tata Letak ... 2-5 2.6.1 Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi... 2-5 2.6.2 Tata Letak Berdasarkan Fungsi ... 2-6 2.6.3 Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk ... 2-7 2.6.4 Tata Letak Berposisi Tetap ... 2-7 2.7 Ukuran Jarak ... 2-8


(3)

2.7.1 Jarak Euclidean... 2-8 2.7.2 Jarak Rectilinear ... 2-8 2.7.3 Square Euclidean ... 2-9 2.7.4 Aisle ... 2-9 2.7.5 Adjacency... 2-9 2.8 Systematic Lay Out Planning (SLP) ... 2-10 2.9 Material Handling ... 2-11 2.10 Pembentukan Sel Manufaktur denan Mempertimbangkan

Faktor-faktor Produksi ... 2-12 2.11 Jaccard Similiarity Coefficient ... 2-12

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian Pendahuluan... 3-1 3.2 Identifikasi Masalah ... 3-1 3.3 Batasan Masalah dan Asumsi ... 3-1 3.4 Perumusan Masalah ... 3-1 3.5 Menentukan Tujuan Penelitian ... 3-1 3.6 Studi Literatur ... 3-4 3.7 Penentuan Metode Penyelesaian Masalah ... 3-4 3.8 Pengumpulan Data ... 3-4 3.9 Pengolahan Data ... 3-5 3.10 Analisis ... 3-8 3.11 Selesai ... 3-8

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 4-2 4.2.2 Jam Kerja Efektif ... 4-2 4.2 Data Produksi ... 4-6 4.2.1 Data Produk/Komponen ... 4-3


(4)

4.2.2 Operation Process Chart ... 4-4 4.2.3 Data Jumlah dan Ukuran Mesin ... 4-5 4.2.4 Alat Material Handling ... 4-5 4.2.5 Tata Letak Aktual ... 4-6

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data ... 5-1 5.1.1 Matriks Awal Perusahaan ... 5-1 5.1.2 Metode GT Dengan Memperhitungkan Faktor Produksi ... 5-2 5.1.3 Perhitungan Kebutuhan Jumlah Mesin ... 5-12 5.1.4 Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai Produksi ... 5-16 5.1.5 From to Chart (FTC) ... 5-18 5.1.6 Skala Prioritas ... 5-23 5.1.7 Activity Relationship Diagram (ARD) ... 5-29 5.1.8 Perhitungan OMH Baru ... 5-34 5.1.9 Activity Allocation Diagram (AAD)... 5-39 5.1.10 Perhitungan OMH Aktual ... 5-41 5.1.11 Perhitungan OMH Usulan ... 5-42 5.1.12 Rangkuman OMH Aktual Vs Usulan ... 5-43

5.2 Analisis ... 5-52 5.2.1 Analisis Matriks Clustering ... 5-52 5.2.2 Analisis Pembentukan dan Pemilihan ARD ... 5-53 5.2.3 Analisis Kebutuhan Jumlah Mesin ... 5-54 5.2.4 Analisis Tata Letak Aktual ... 5-54 5.2.5 Analisis Tata Letak Usulan... 5-55 5.2.6 Analisis Aliran ... 5-55

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2 Saran ... 6-2


(5)

6.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 6-2 6.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 6-2


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Data

produk 4-3

4.2 Data Jumlah dan Ukuran Mesin 4-5

5.1 Matriks Awal Perusahaan 5-1

5.2 Keterangan Matriks Parts 5-2

5.3 Keterangan Matriks Mesin 5-3

5.4 Inisialisasi Data 5-4

5.5 Matriks Maximum Possible Inter-cell Moves per Parts 5-6 5.6 Matriks Maximum Possible Inter-cell Moves per Bulan

Iterasi 1 5-6

5.7 Commonality Score Iterasi 1 5-7

5.8 Matriks Maximum Possible Inter-cell Moves per bulan

Iterasi 2 5-8

5.9 Machines Grouping 5-9

5.10 Part Grouping 5-10

5.11 Matriks Akhir 5-11

5.12 Matriks Penyesuaian 5-11

5.13 Jumlah Mesin By Process 5.13

5.14 Jumlah Mesin Skenario Non-Duplikasi 5-14

5.15 Jumlah Mesin Skenario Duplikasi 5-15

5.16 Jumlah Mesin Skenario Optimisasi 5-16

5.17 Ringkasan Kebutuhan Jumlah Mesin 5-12

5.18 Kebutuhan Luas Lantai By Process 5-17

5.19 Kebutuhan Luas Lantai Non-Duplikasi 5-18

5.20 Kebutuhan Luas Lantai Optimisasi 5-19


(7)

5.22 FTC Jarak By Process 5-20

5.23 FTC OMH By Process 5-21

5.24 Perhitungan OMH per Meter 5-21

5.25 FTC Frekuensi Antar Sel Non-Duplikasi 5-22

5.26 FTC Jarak Antar Sel Non-Duplikasi 5-22

5.27 FTC OMH Antar Sel Non-Duplikasi 5-22

5.28 FTC Frekuensi Antar Departemen Non-Duplikasi 5-23 5.29 FTC Jarak Antar Departemen Non-Duplikasi 5-23 5.30 FTC OMH Antar Departemen Non-Duplikasi 5-23 5.31 FTC Frekuensi Antar Sel Optimisasi 5-24

5.32 FTC Jarak Antar Sel Optimisasi 5-24

5.33 FTC OMH Antar Sel Optimisasi 5-24

5.34 FTC Frekuensi Antar Departemen Optimisasi 5-25 5.35 FTC Jarak Antar Departemen Optimisasi 5-25 5.36 FTC OMH Antar Departemen Optimisasi 5-25

5.37 Inflow Chart By Process 5-26

5.38 Skala Prioritas Inflow By Process 5-27

5.39 Outflow Chart By Process 5-27

5.40 Skala Prioritas Outflow By Process 5-28 5.41 Inflow Chart Antar Sel Non-Duplikasi 5-28 5.42 Inflow Chart Antar Departemen Non-Duplikasi 5-29 5.43 Skala Prioritas Inflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-29 5.44 Skala Prioritas Inflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-29 5.45 Outflow Chart Antar Sel Non-Duplikasi 5-30 5.46 Outflow Chart Antar Departemen Non-Duplikasi 5-30 5.47 Skala Prioritas Outflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-30 5.48 Skala Prioritas Outflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-31

5.49 Inflow Chart Antar Sel Optimisasi 5-31

5.50 Inflow Chart Antar Departemen Optimisasi 5-32 5.51 Skala Prioritas Inflow Antar Sel Optimisasi 5-32 5.52 Skala Prioritas Inflow Antar Departemen Optimisasi 5-32


(8)

5.53 Outflow Chart Antar Sel Optimisasi 5-33 5.54 Outflow Chart Antar Departemen Optimisasi 5-33 5.55 Skala Prioritas Outflow Antar Sel Optimisasi 5-33 5.56 Skala Prioritas Outflow Antar Departemen Optimisasi 5-34

5.57 FTC Jarak Baru Inflow By Process 5-41

5.58 FTC OMH Baru Inflow By Process 5-42

5.59 FTC Jarak Baru Outflow By Process 5-43

5.60 FTC OMH Baru Outflow By Process 5-43

5.61 FTC Jarak Baru Inflow Non-Duplikasi 5-44

5.62 FTC OMH Baru Inflow Non-Duplikasi 5-44

5.63 FTC Jarak Baru Outflow Non-Duplikasi 5-45 5.64 FTC OMH Baru Outflow Non-Duplikasi 5-45

5.65 FTC Jarak Baru Inflow Optimisasi 5-46

5.66 FTC OMH Baru Inflow Optimisasi 5-46

5.67 FTC Jarak Baru Outflow Optimisasi 5-47

5.68 FTC OMH Baru Outflow Optimisasi 5-47

5.69 Ringkasan OMH Baru 5-48

5.70 FTC Jarak Aktual 5-50

5.71 FTC OMH Aktual 5-51

5.72 FTC Jarak Usulan 5-51

5.73 FTC OMH Usulan 5-51

5.61 OMH Aktual Vs Usulan 5-52


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Hirarki Perencanaan Fasilitas (Tompkins, 1996) 2-2

2.2 Pola Aliran Umum (Francis, 1992) 2-4

2.3 Tipe-tipe Tata Letak (Tompkins, 1996) 2-5

2.4 Product Lay Out 2-6

2.5 Process Lay Out 2-6

2.6 Grouping Technology 2-7

2.7 Fixed Lay Out 2-8

2.8 SLP 2-10

3.1 Flowchart Penelitian 3-2

3.2 Flowchart Pengolahan Data 3-5

3.3 Flowchart Metode GT 3-7

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 4-2

4.2 OPC BFFB 4-4

4.3 Tata Letak Awal Perusahaan 4-6

5.1 Dendogram Commonality Score 5-9

5.2 ARD Inflow By Process 5-35

5.3 ARD Outflow By Process 5-36

5.4 ARD Inflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-36 5.5 ARD Inflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-37 5.6 ARD Outflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-37 5.7 ARD Outflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-38 5.8 ARD Inflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-38 5.9 ARD Inflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-39 5.10 ARD Outflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-39 5.11 ARD Outflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-40


(10)

5.13 AAD

Usulan 5-49

5.14 Contoh

Perhitungan Aisle Distance 5-50

5.15 Grafik OMH ARD 5-53

5.16 Grafik OMH aktual vs OMH Usulan 5-55

5.17 Analisis Aliran Aktual 5-56


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Operation Process Chart (OPC) A-1

B Perhitungan Frekuensi B-1


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor industri yang kuat dapat membantu suatu negara dalam menyediakan lapangan pekerjaan, menambah pendapatan perkapita suatu negara, dan banyak keuntungan lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan secara terus-menerus di sektor industri, supaya dapat menunjang kebutuhan suatu negara dengan baik.

Untuk dapat terus bertahan di era persaingan kini, industri-industri di Indonesia harus terus mengembangkan segala aspek untuk menekan biaya dan meningkatkan profit yang didapat. Suatu perusahaan, pabrik ataupun industri yang memiliki kegiatan produksi pastilah melakukan kegiatan pengangkutan dan pemindahan bahan baku. Salah satu cara menekan biaya dalam kegiatan produksi adalah dengan meminimalkan ongkos material handling (OMH). Oleh karena itu, kegiatan pengangkutan dan pemindahan bahan baku tersebut haruslah diatur dan direncanakan dengan baik.

PT Sinar Terang Logamjaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sparepart yang terbuat dari bahan utama berupa logam. Penyusunan mesin yang dilakukan oleh pabrik saat ini menggunakan metode by process, dimana mesin-mesin dikelompokkan berdasarkan jenis dan fungsi yang sama. Dalam proses pemindahan barang di lantai produksi, alat material handling yang digunakan adalah hand pallet.

Seiring dengan perkembangan perusahaan, produk-produk yang dihasilkan mengalami pergantian urutan proses sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini menyebabkan perpindahan material dan penggunaan alat material handling menjadi jauh dan tidak efisien, sehingga OMH menjadi tinggi dan ongkos produksi menjadi lebih mahal.


(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Berangkat dari pemikiran tersebut dan permintaan dari pihak perusahaan, penulis ingin memberikan usulan perbaikan berupa tata letak agar dapat memangkas OMH dan menekan ongkos produksi.

1.2Identifikasi Masalah

Setelah penulis melakukan observasi langsung dan melakukan wawancara kepada pihak perusahaan, penulis menemukan masalah dalam perusahaan yaitu sudah lama perusahaan belum melakukan penyesuaian tata letak lantai produksi, sementara produk-produk yang dihasilkan mengalami perubahan dan pergantian urutan proses sehingga perpindahan material antar mesin menjadi jauh sehingga menyebabkan OMH tinggi, waktu proses produksi menjadi lama, dan kapasitas produksi menjadi tidak optimal. Dengan demikian ongkos produksi menjadi tinggi, selain itu manufacturing lead time juga meningkat sehingga menurunkan daya saing perusahaan.

1.3Batasan dan Asumsi

Agar penelitian lebih spesifik dan terarah maka peneliti menetapkan batasan dan asumsi sebagai berikut:

1.3.1 Batasan:

1. Data yang diamati adalah data produksi bulan Januari sampai Desember tahun 2015.

2. Pembuatan tata letak berdasarkan OMH dan tidak memperhitungkan faktor lingkungan fisik seperti kebisingan, pencahayaan dan suhu udara.

1.3.2 Asumsi:

1. Jumlah mesin di lantai produksi tetap sama. 2. Data waktu proses sudah baku.


(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah serta asumsi yang ada maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi tata letak lantai produksi saat ini? 2. Bagaimana tata letak lantai produksi yang diusulkan?

3. Apa kelebihan yang didapat perusahaan jika mengimplementasikan tata letak usulan?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kondisi tata letak lantai produksi saat ini.

2. Memberikan usulan tata letak yang sebaiknya diterapkan perusahaan. 3. Menganalisis kelebihan tata letak usulan dibanding tata letak saat ini.

1.6Sistematika Penulisan

Secara garis besar di dalam penyusunan dan pembuatan laporan tugas akhir ini, disusun dalam 6 bab, dimana susunan dan uraian singkat dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB 2 STUDI LITERATUR

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan teori mengenai metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam penelitian. Teori yang ada yaitu mengenai topik-topik perancangan tata letak dengan menggunakan metode sel manufaktur.


(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai sistematika penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari awal dilakukannya penelitian sampai di dapatkan hasil akhir berupa tata letak usulan dan analisis.

4. BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan oleh penulis.

5. BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisikan mengenai pengolahan data-data yang sebelumnya sudah diperoleh, jika pengolahan data sudah dilakukan maka dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil pengolahan data.

6. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis dan perumusan masalah.


(16)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian bahwa :

1. PT Sinar Terang Logamjaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi sparepart otomotif. Pada saat ini perusahaan menerapkan tata letak by process. Perusahaan sudah lama tidak melakukan re-layout sehingga perpindahan barang menjadi jauh dan mengakibatkan ongkos material handling (OMH) menjadi tinggi. Apabila OMH tinggi artinya ongkos produksi juga tinggi, sehingga harga jual pun ikut tinggi dan mengurangi daya saing dari segi harga. OMH yang dihasilkan oleh tata letak saat ini adalah sebesar Rp 2,992,169.01 per bulan.

2. Pada penelitian ini penulis mengusulkan tata letak yang dibuat dengan metode by process dan grouping technology (GT). Dengan metode GT ini penulis mengelompokan mesin-mesin yang memiliki kemiripan pada faktor-faktor produksi tersebut, dan meletakan mesin-mesin yang memiliki hubungan frekuensi tinggi secara berdekatan. Setelah melakukan pengolahan data maka didapatkan hasil OMH dari tata letak yang diusulkan adalah sebesar Rp 1,979,448.91 per bulan.

3. Tata letak yang diusulan memberikan penghematan sebesar Rp 1,012,720.10 per bulan atau sebesar 33.85%. Selain itu jarak tempuh dari perpindahan material menjadi lebih pendek sehingga dapat mempersingkat waktu perpindahan dan manufacturing lead time. Dengan demikian maka daya saing perusahaan dapat meningkat.


(17)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

6.2 Saran

6.2.1 Saran Untuk Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diusulkan adalah melakukan relokasi tata letak lantai produksi. Dalam membuat tata letak dapat digunakan metode by GT agar jarak aliran lebih rendah dibandingkan by process. Dengan demikian OMH menjadi lebih murah dibanding dengan tata letak saat ini.

6.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diusulkan untuk penelitian yang akan datang adalah:

1. Pada penelitian ini penulis hanya membandingkan tata letak usulan by GT dengan metode by process. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk membandingkan dengan beberapa metode seperti metode seperti tata letak fraktal, GT dengan metode yang lainnya, dan lain-lain.

2. Pada penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor lingkungan fisik seperti kebisingan, pencahayaan dan suhu panas yang dihasilkan mesin. Pada penelitian selanjutnya dapat diperhitungkan hal-hal tersebut sehingga mesin-mesin yang memiliki karakteristik lingkungan fisik yang sama dapat dikelompokan dan diletakan di tempat yang sesuai. Contohnya mesin-mesin yang menghasilkan suhu panas dapat diletakan di tempat yang dekat dengan akses udara terbuka.

3. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode by GT dengan memperhitungkan faktor-faktor produksi, yaitu: urutan proses, volume produksi, dan kapasitas material handling. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor-faktor produksi lainnya seperti biaya intercell, alternative routing, dan lain-lain.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Apple, James, M ; “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, ITB, 1990.

2. Chandrasekaran, M.P, Raja Gopalan, R ; “An Ideal Seed Non-Hierarchical

Clustering Algorithm for Cellular Manufacturing”, International Journal of

Production Research, London, 1986.

3. Francis, R. L. “Facility Layout and Location, An Analitycal Approach,

Second Edition”. New Jersey: Prentice Hall, 1992.

4. Kumar, S., Sharma, RK.; “Cell Formation Heuristic Procedure Considering

Production Data”, International Journal of Product Management and

Engineering, India, 2014.

5. Purnomo, Hari; “Perencanaan & Perancangan Fasilitas”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

6. Singh, Nanua, Rajamani, Divakar ; “Cellular Manufacturing Systems Design,

Planning, and Control”, Chapman & Hall, 1996.

7. Sivaraj, A., Sharma, RK.; “Cluster Analysis in Cellular Manufacturing by

Using Proposed Algorithm”, International Conference on Production and

Industrial Engineering, India, 2012

8. Tompkins, White, Bozer, Frazelle, Tanchoco, Trevino ; “Facilities Planning,

Second Edition”, John Wiley & Sons, Inc, Kanada, 1996.

9. Wignjosoebroto Sritomo, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Surabaya : Guna Widya, 2003.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Berangkat dari pemikiran tersebut dan permintaan dari pihak perusahaan, penulis ingin memberikan usulan perbaikan berupa tata letak agar dapat memangkas OMH dan menekan ongkos produksi.

1.2Identifikasi Masalah

Setelah penulis melakukan observasi langsung dan melakukan wawancara kepada pihak perusahaan, penulis menemukan masalah dalam perusahaan yaitu sudah lama perusahaan belum melakukan penyesuaian tata letak lantai produksi, sementara produk-produk yang dihasilkan mengalami perubahan dan pergantian urutan proses sehingga perpindahan material antar mesin menjadi jauh sehingga menyebabkan OMH tinggi, waktu proses produksi menjadi lama, dan kapasitas produksi menjadi tidak optimal. Dengan demikian ongkos produksi menjadi tinggi, selain itu manufacturing lead time juga meningkat sehingga menurunkan daya saing perusahaan.

1.3Batasan dan Asumsi

Agar penelitian lebih spesifik dan terarah maka peneliti menetapkan batasan dan asumsi sebagai berikut:

1.3.1 Batasan:

1. Data yang diamati adalah data produksi bulan Januari sampai Desember tahun 2015.

2. Pembuatan tata letak berdasarkan OMH dan tidak memperhitungkan faktor lingkungan fisik seperti kebisingan, pencahayaan dan suhu udara.

1.3.2 Asumsi:

1. Jumlah mesin di lantai produksi tetap sama. 2. Data waktu proses sudah baku.


(2)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah serta asumsi yang ada maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi tata letak lantai produksi saat ini? 2. Bagaimana tata letak lantai produksi yang diusulkan?

3. Apa kelebihan yang didapat perusahaan jika mengimplementasikan tata letak usulan?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kondisi tata letak lantai produksi saat ini.

2. Memberikan usulan tata letak yang sebaiknya diterapkan perusahaan. 3. Menganalisis kelebihan tata letak usulan dibanding tata letak saat ini.

1.6Sistematika Penulisan

Secara garis besar di dalam penyusunan dan pembuatan laporan tugas akhir ini, disusun dalam 6 bab, dimana susunan dan uraian singkat dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB 2 STUDI LITERATUR

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan teori mengenai metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam penelitian. Teori yang ada yaitu mengenai topik-topik perancangan tata letak dengan menggunakan metode sel manufaktur.


(3)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai sistematika penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari awal dilakukannya penelitian sampai di dapatkan hasil akhir berupa tata letak usulan dan analisis.

4. BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan oleh penulis.

5. BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisikan mengenai pengolahan data-data yang sebelumnya sudah diperoleh, jika pengolahan data sudah dilakukan maka dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil pengolahan data.

6. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis dan perumusan masalah.


(4)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian bahwa :

1. PT Sinar Terang Logamjaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi sparepart otomotif. Pada saat ini perusahaan menerapkan tata letak by process. Perusahaan sudah lama tidak melakukan

re-layout sehingga perpindahan barang menjadi jauh dan mengakibatkan ongkos

material handling (OMH) menjadi tinggi. Apabila OMH tinggi artinya ongkos produksi juga tinggi, sehingga harga jual pun ikut tinggi dan mengurangi daya saing dari segi harga. OMH yang dihasilkan oleh tata letak saat ini adalah sebesar Rp 2,992,169.01 per bulan.

2. Pada penelitian ini penulis mengusulkan tata letak yang dibuat dengan metode

by process dan grouping technology (GT). Dengan metode GT ini penulis

mengelompokan mesin-mesin yang memiliki kemiripan pada faktor-faktor produksi tersebut, dan meletakan mesin-mesin yang memiliki hubungan frekuensi tinggi secara berdekatan. Setelah melakukan pengolahan data maka didapatkan hasil OMH dari tata letak yang diusulkan adalah sebesar Rp 1,979,448.91 per bulan.

3. Tata letak yang diusulan memberikan penghematan sebesar Rp 1,012,720.10 per bulan atau sebesar 33.85%. Selain itu jarak tempuh dari perpindahan material menjadi lebih pendek sehingga dapat mempersingkat waktu perpindahan dan manufacturing lead time. Dengan demikian maka daya saing perusahaan dapat meningkat.


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

6.2 Saran

6.2.1 Saran Untuk Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diusulkan adalah melakukan relokasi tata letak lantai produksi. Dalam membuat tata letak dapat digunakan metode by GT agar jarak aliran lebih rendah dibandingkan by process. Dengan demikian OMH menjadi lebih murah dibanding dengan tata letak saat ini.

6.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diusulkan untuk penelitian yang akan datang adalah:

1. Pada penelitian ini penulis hanya membandingkan tata letak usulan by GT dengan metode by process. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk membandingkan dengan beberapa metode seperti metode seperti tata letak fraktal, GT dengan metode yang lainnya, dan lain-lain.

2. Pada penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor lingkungan fisik seperti kebisingan, pencahayaan dan suhu panas yang dihasilkan mesin. Pada penelitian selanjutnya dapat diperhitungkan hal-hal tersebut sehingga mesin-mesin yang memiliki karakteristik lingkungan fisik yang sama dapat dikelompokan dan diletakan di tempat yang sesuai. Contohnya mesin-mesin yang menghasilkan suhu panas dapat diletakan di tempat yang dekat dengan akses udara terbuka.

3. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode by GT dengan memperhitungkan faktor-faktor produksi, yaitu: urutan proses, volume produksi, dan kapasitas material handling. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor-faktor produksi lainnya seperti biaya intercell, alternative


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Apple, James, M ; “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, ITB, 1990.

2. Chandrasekaran, M.P, Raja Gopalan, R ; “An Ideal Seed Non-Hierarchical

Clustering Algorithm for Cellular Manufacturing”, International Journal of

Production Research, London, 1986.

3. Francis, R. L. “Facility Layout and Location, An Analitycal Approach,

Second Edition”. New Jersey: Prentice Hall, 1992.

4. Kumar, S., Sharma, RK.; “Cell Formation Heuristic Procedure Considering

Production Data”, International Journal of Product Management and

Engineering, India, 2014.

5. Purnomo, Hari; “Perencanaan & Perancangan Fasilitas”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

6. Singh, Nanua, Rajamani, Divakar ; “Cellular Manufacturing Systems Design,

Planning, and Control”, Chapman & Hall, 1996.

7. Sivaraj, A., Sharma, RK.; “Cluster Analysis in Cellular Manufacturing by

Using Proposed Algorithm”, International Conference on Production and

Industrial Engineering, India, 2012

8. Tompkins, White, Bozer, Frazelle, Tanchoco, Trevino ; “Facilities Planning,

Second Edition”, John Wiley & Sons, Inc, Kanada, 1996.

9. Wignjosoebroto Sritomo, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Surabaya : Guna Widya, 2003.