PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI DI SMAN 11 BANDUNG.

(1)

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI DI SMAN 11 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh :

KRISTALISTIANTO NIM 0906216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG

MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI

DI SMAN 11 BANDUNG

Oleh:

Kristalistianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahrga dan Kesehatan

© Kristalistianto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN KRISTALISTIANTO

0906216

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI

DI SMAN 11 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP . 196807071992032001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd NIP . 197409072001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP . 19650817190011001


(4)

(5)

Kristalistianto, 2014

ABSTRAK

Kristalistianto (0906216), “Perbandingan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran

Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis Dengan Bola Voli Di Sman 11 Bandung”. Pembimbing 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing 2 Didin Budiman, M.Pd.

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya motivasi dalam kegiatan pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap diri siswa dalam menunjang proses pembelajaran pendidikan jasmani yang utuh dan efektif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 11 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli, yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok bulutangkis 20 orang dan kelompok bola voli 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket. Berdasarkan uji validitas angket yang valid sebanyak 48 butir soal dari 66 butir soal. Hasil uji reliabilitas diperoleh thitung (0.999302248) ≥ ttabel (0,30), yang berarti bahwa

angket dinyatakan reliabel. Dari hasil pengolahan dan analisis data diperoleh untuk ekstrakurikuler bulutangkis dan untuk

ekstrakurikuler bola voli .Maka kesimpulan dari

hasil penelitian ini adalah “Terdapat Perbedaan Motivasi Belajar Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis Dengan Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMAN 11 Bandung”.

Kata Kunci : Pendidikan Jasmani, Motivasi Belajar, Ekstrakurikuler, Bulutangkis, Bola Voli.


(6)

ii

Kristalistianto, 2014

ABSTRACT

Kristalistianto (0906216), “The Comparison Of Learning Motivation In Physical

Education Between The Student Who Participated In Badminton And

Volleyball Extracurricular At SMAN 11 Bandung”. 1st

Adviser Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2nd Adviser Didin Budiman, M.Pd.

The background of this paper is the importance of motivation in learning activities which affect student in learning effective physical education. The methodology which is used in this paper is descriptive method. The sample in this research is all the student of SMAN 11 Bandung who participated in Badminton and Volleyball extracurricular, which are divided into two groups, 20 students in Badminton group and another 20 students in Volleyball group. The instrument which is used in this paper is questionnaire. Based on valid 48 questions out of 66 questions in validity test. The result of reliability test is tobt (0.999302248) ≥ tcrit (0,30), which means the

questionnaire is reliable. The result of data analysis is for Badminton and for Volleyball. The conclusion of this

research is “there is the difference of learning motivation between student who

participated in Badminton extracurricular and the student who participated in

Volleyball extracurricular at SMAN 11 Bandung”.

Key words: Physical Education, Learning Motivation, Extracurricular, Badminton, Volleyball.


(7)

Kristalistianto, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….………... i

ABSTRAK ……….……….... ii

KATA PENGANTAR ……….………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ………..………... ix

DAFTAR BAGAN ………..……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………..………... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

1. Pengertian Motivasi ... 8

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 8

3. Pengertian Ekstrakurikuler ... 9

4. Pengertian Bulutangkis ... 9

5. Pengertian Bola Voli ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 11

Prinsip-Prinsip Pembelajaran... 12

B. Motivasi ... 15

1. Pengertian Motivasi... 15

2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 18

3. Macam-Macam Motivasi ... 19

4. Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah ... 21

5. Teori Motivasi Menurut A. Maslaw ... 23

6. Teori Motivasi Menurut Alderfer (Teori Erg)... 24

7. Teori Motivasi Menurut Victor H. Vroom ... 25

8. Teori Motivasi Menurut Hezberg (Teori Dua Faktor) ... 26

9. Cara Pengukuran Dan Peningkatan Kekuatan Motivasi Belajar ... 26

C. Pendidikan Jasmani ... 27


(8)

Kristalistianto, 2014

2. Tujuan Pendidikan Jasmani... 30

3. Manfaat Pendidikan Jasmani Di Sekolah ... 33

D. Ekstrakurikuler ... 35

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 35

2. Visi Dan Misi Ekstrakurikuler ... 36

3. Ekstrakurikuler Olahraga ... 36

4. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler... 38

5. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39

E. Bulutangkis ... 40

1. Pengertian Bulutangkis ... 40

2. Bulutangkis Di SMAN 11 Bandung ... 40

3. Sasaran dan Tujuan ... 43

4. Target ... 43

5. Waktu dan Tempat Latihan ... 44

F. Bola Voli ... 44

1. Pengertian Bola Voli ... 44

2. Bola Voli Di SMAN11 Bandung ... 44

3. Sasaran dan Tujuan ... 47

4. Target ... 47

5. Waktu dan Tempat Latihan ... 48

G. Anggapan Dasar ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 51

B. Populasi Dan Sampel... 51

1. Populasi ... 51

2. Sampel ... 52

C. Desain Penelitian ... 53

D. Instrument Penelitian... 55

E. Uji Coba Angket ... 63

F. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Angket ... 63

1. Pengujian Validitas Angket ... 64

2. Pengujian Reliabilitas Angket ... 64

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data... 66

H. Prosedur Pengolahan Data... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Dan Analisis Data ... 69

1. Pengujian Instrumen Penelitian... 69


(9)

Kristalistianto, 2014

b. Uji Vaditas Angket ... 70

B. Pengolahan Data ... 73

1. Ekstrakurikuler Bulutangkis ... 74

2. Ekstrakurikuler Bola Voli ... 74

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...


(10)

Kristalistianto, 2014

DAFTAR TABEL

3.1 Sampel Penelitian ... 53

3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban (Skala Likert) ... 57

3.3 Contoh Skala Model Likert ... 57

3.4 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 58

4.1 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 70

4.2 Hasil Uji Validitas Angket ... 71

4.3 Kesimpulan Perhitungan Uji Validitas Item Soal ... 73

4.4. Hasil Perhitungan Ekstrakurikuler Bulutangkis ... 74


(11)

Kristalistianto, 2014

DAFTAR BAGAN

3.1 Desain Penelitian ... 54 3.2 Langkah-Langkah Penelitian... 54


(12)

Kristalistianto, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kisi-Kisi Angket... B. Angket Sebelum Validasi ... C. Angket Setelah Validasi ... D. Uji Angket Awal ... E. Hasil Angket Bulutangkis ... F. Hasil Angket Bola Voli ... G. Pengolahan Data Ekstrakurikuler Bulutangkis ... H. Pengolahan Data Ekstrakurikuler Bola Voli ... I. Data Angket (Dalam Persen) ... J. Tabel Distribusi F ... K. Tabel Distribusi T ... L. Tabel Distribusi Z ... M. Tabel Distribusi L ... N. SK Pembimbing Skripsi ... O. Surat Izin Penelitian ... P. Surat Balasan Penelitian ...


(13)

Kristalistianto, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan sebab di dalamnya memuat salah satu dari tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tentang pengertian pendidikan. Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tetapi di dalam proses pembelajaran penjas masih kurang mencerminkan suasana pembelajaran yang kondusif, salah satunya dikarenakan tingkat partisipasi siswa yang rendah. Padahal penjas tidak hanya sekedar bergerak atau berlari (psikomotor) tetapi penjas lebih dari itu. Di dalam penjas terdapat juga aspek kognitif dan afektif yang bermanfaat bagi kehidupan sosialnya. Aspek kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Sedangkan aspek afektif adalah ranah yang berkaitan dengan mental dan sikap, seperti memperhatikan, menerima, menanggapi, menghargai, mengatur, dan mengorganisasi. Ketiga ranah tersebut sejatinya ada di dalam mata pelajaran penjas,


(14)

2

Kristalistianto, 2014

tetapi dari ketiga ranah tersebut aspek psikomotor mendapat bagian yang lebih besar karena berhubungan dengan aktivitas fisik yang menjadi tujuan utama dari penjas.

Untuk memaksimalkan pembelajaran penjas perlu adanya berbagai usaha dan dukungan dari berbagai pihak, tetapi yang paling mendasar tentu usaha atau dorongan dari dalam diri sendiri. Usaha yang dilakukan haruslah mempunyai tujuan sehingga memunculkan motivasi untuk mencapainya. Dorongan motivasi sendiri terbagi kedalam dua bagian, yaitu dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi kondisi fisik seseorang seperti cacat pendengaran ataupun menyangkut kondisi psikologi seperti motivasi, minat, bakat, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal seperti kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana, ataupun faktor sosial seperti budaya setempat.

Di sekolah motivasi menjadi hal yang penting sebagaimana yang dikemukakan oleh Good & Brophy. Setidaknya ada tiga alasan penting motivasi dalam proses belajar seperti dijelaskan oleh Good & Brophy, dalam Hidayat (2009; 53-54) yaitu:

1. Motivasi merupakan generator penggerak internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas;

2. Motivasi dapat menjamin kelangsungan aktivitas;

3. Motivasi berperan dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa motivasi berperan penting dalam pembelajaran penjas. Tetapi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang menyebabkan motivasi belajar siswa berkurang, seperti sarana dan prasarana yang minim, metode mengajar guru yang monoton, bahan ajar yang terlalu memberatkan, waktu pembelajaran yang minim, dan penyebab lain seperti kegiatan-kegiatan sekolah yang padat setiap harinya sehingga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa. Untuk mengatasi keterbatasan siswa dalam pembelajaran penjas, maka diperlukan waktu lebih yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler tersedia banyak waktu karena dilakukan diluar jam pelajaran. Banyak aktivitas yang


(15)

3

Kristalistianto, 2014

dilakukan di ekstrakurikuler antara lain: sepak bola, bulutangkis, bola voli, pecinta alam, kesenian, paduan suara, dan masih banyak lagi.

Program ekstrakurikuler merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan dan dikembangkan di SMA untuk menyalurkan hobi, bakat, dan kreatifitas yang ada dalam diri siswa. Hal tersebut disebabkan karena pada diri anak SMA sering terjadi ketidakseimbangan antara perkembangan psikis dan perkembangan fisik yang dapat berpengaruh negatif. Siswa SMA identik dengan masa remaja atau adolescence, hal tersebut dapat diketahui bahwa anak SMA berada pada usia remaja. Pada masa ini anak SMA tidak lagi termasuk golongan anak dan juga tidak pula termasuk golongan dewasa. Anak SMA berada dalam proses pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis, tetapi masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsinya. Program ekstrakurikuler dapat dijadikan salah satu kegiatan di luar jam sekolah untuk mengantisipasi hal-hal yang negatif, seperti antisipasi tawuran terhadap pelajar dan antisipasi penggunaan narkoba

Salah satu ekstrakurikuler yang cukup digemari disekolah adalah bulutangkis dan bola voli. Bulutangkis dan bola voli termasuk kedalam olahraga permainan. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler selain akan meningkatkan kebugaran jasmani dan terhindar dari hal-hal yang negatif, ada hal lain yang bisa di dapat dalam ekstrakurikuler. Dalam kegiatan bulutangkis siswa dituntut untuk terus berkonsentrasi penuh, fokus, dan tidak mudah menyerah. Sedangkan dalam bola voli siswa dituntut untuk saling bekerja sama, saling mempercayai, dan tanggung jawab. Selain dari hal-hal tersebut masih banyak nilai-nilai yang bisa diambil oleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler khusunya bulutangkis dan bola voli, yaitu: cepat mengambil keputusan, nilai-nilai kerjasama, toleransi, pengertian, percaya diri, berani, komunikasi yang baik, kerja keras, dan menjalin interaksi sosial. Kegiatan yang terdapat dalam ekstrakurikuler diharapkan akan berdampak positif bagi siswa. Karena dalam prosesnya bisa dilakukan dalam situasi yang berbeda dengan penjas. Situasi


(16)

4

Kristalistianto, 2014

tersebut tergambarkan melalui proses yang menyenangkan sehingga dapat menimbulkan kesenangan yang berdampak pada meningkatnya motivasi siswa.

Mengenai motivasi itu sendiri menurut Atkinson (Apruebo, 2005) dalam Hidayat (2009:53) ialah sebuah kondisi yang menggerakan perilaku dan mengarahkan aktivitas terhadap pencapaian tujuan. Sementara Sage (Weinberg dan Gould, 2003) dalam Hidayat (2009:53) mendefinisikan motivasi sebagai arah dan intensitas dari usaha seseorang. Dari pengertian diatas, motivasi berpengaruh dalam menggerakan dan mengarahkan perilaku seseorang terhadap tujuan yang akan dicapai yang tentunya hal tersebut harus dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh.

Dari pendapat diatas terbukti bahwa motivasi menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Hal ini cukup menarik bila diteliti di dunia pendidikan khususnya penjas. Motivasi penting untuk membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, tanpa hal itu pembelajaran tidak akan berjalan maksimal. Tanpa motivasi belajar, hasil dari kegiatan pembelajaran yang dicapai pun akan rendah, tetapi bila ditunjang dengan motivasi yang baik maka hasil belajarnya pun akan baik pula.

Siswa SMAN 11 merupakan siswa yang mempunyai kecerdasan yang baik karena sebagai syarat masuk siswa dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang baik semasa SMP-nya. Untuk mencapai prestasi yang memuaskan tentu didorong oleh motivasi yang tinggi sehingga berimbas pada kemauan belajar yang baik dan hasil yang maksimal. Dorongan motivasi bisa disebabkan oleh bermacam-macam faktor, salah satunya orang tua. Orang tua mendorong anaknya untuk berprestasi lebih baik dengan mengharuskan mengikuti kegiatan belajar tambahan seperti bimbingan belajar.

Selain dari bimbingan belajar, dorongan motivasi bisa dilakukan di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 11 sangat beragam, mulai dari ekstrakurikuler olahraga hingga kesenian. Dalam kegiatan esktrakurikuler khususnya olahraga banyak hal yang dapat diambil, mulai dari


(17)

5

Kristalistianto, 2014

peningkatan kebugaran fisik hingga aspek mental dan sosial. Misalnya, ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli selain dapat menambah kebugaran fisik, aspek sosial dan mental pun dapat terkembangkan seperti kerjasama, toleransi, empati, percaya diri, dan berani. Diharapkan semua yang diperoleh dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat siswa terapkan sebagai bahan untuk memotivasi diri dalam mengikuti pembelajaran penjas.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kegiatan ekstrakurikuler untuk dijadikan bahan penelitian. Berdasarkan pengalaman ketika melakukan PLP (Program Latihan Profesi) terlihat bahwa motivasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Maka berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang perbandingan motivasi belajar dalam pembelajaran penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang terkait dengan motivasi dalam lingkup penjas penting untuk diteliti, karena motivasi ini harus dimiliki oleh siswa dalam menjalani kehidupannya dimasa kini dan masa depannya. Motivasi memegang peranan yang cukup penting dalam mendukung hasil belajar penjas secara keseluruhan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai motivasi yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli di SMAN 11 Bandung.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan dari uraian-uraian diatas, dikatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk membuat manusia lebih berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan usaha-usaha yang jelas. Salah satu usaha tersebut ialah membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara memberikan kegiatan ekstrakurikuler olahraga


(18)

6

Kristalistianto, 2014

pada waktu luang. Dari hal tersebut maka mendorong penulis untuk meneliti sejauh mana perbandingan motivasi belajar dalam pembelajaran penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung.

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka disusun rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut, apakah terdapat perbedaan motivasi belajar penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian haruslah memiliki tujuan yang akan dicapai sehingga dapat memberikan informasi dari penelitian yang dilakukan. Dari permasalahan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar dalam pembelajaran penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi insan dunia pendidikan umumnya, dan bagi penulis khususnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru sebagai tambahan wawasan dan pedoman untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga.

2. Bagi siswa sebagai tambahan motivasi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan dalam kegiatan pembelajaran penjas.

3. Bagi akademik diharapkan memberikan sumbangsih sebagai bahan bacaan untuk memperkaya pustaka.


(19)

7

Kristalistianto, 2014

4. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan tentang perbandingan motivasi belajar dalam pembelajaran penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan bola voli di SMAN 11 Bandung.

5. Bagi lembaga diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan sebagai bahan rujukan untuk bahan skripsi selanjutnya.

F. Batasan Penelitian

Karena masalah yang berhubungan dengan motivasi dalam penjas cukup luas dan agar penelitian lebih terarah maka penulis perlu memberi batasan pada masalah yang akan diteliti. Ruang lingkup masalah yang akan diteliti mencakup pada motivasi belajar dalam pembelajaran penjas antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung.

Penulis memberi batasan masalah yang akan dikaji karena beberapa alasan, diataranya karena keterbataan waktu yang dimiliki disebabkan saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa di FPOK UPI Bandung dan juga karena keterbatasan penulis mengenai pengetahuan yang dimiliki.

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan kegiatan ekstrakurikuler bola voli, sedangkan variabel terikat adalah motivasi belajar penjas siswa.

2. Fokus penelitian adalah perbedaan motivasi belajar penjas siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan bola voli di SMAN 11 Bandung. 3. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SMAN 11 Bandung yang

mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli, sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan ekstrakurikuler bola voli.

4. Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Bandung Jl. Kembarbaru No.23 Bandung 40253, Telp.022-5201102, Fax.022-5228574


(20)

8

Kristalistianto, 2014

5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan angket. Angket tersebut mengukur mengenai motivasi. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi adalah semangat, percaya diri, tekun, ulet, berani, berusaha untuk unggul, tanggung jawab, yakin, kreatif, dan mandiri. Sumber: Freud (dalam Sadirrman; 2011:83) dan Mc. Clelland (1976) dan Abdullah (Azwar, 1999) dalam Hidayat (2009:69).

G. Definisi Operasional

Berkaitan dengan masalah yang diajukan, beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Pengertian Motivasi

a. Motivasi adalah proses aktualisasi dari energi psikologis untuk menimbulkan dan menjamin kelangsungan aktivitas dan berperan dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Hidayat; 2009:80-81)

b. Motivasi belajar menurut Sardiman adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

c. Yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan atau kekuatan baik dalam diri sendiri maupun dari luar yang dapat mempengaruhi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar penjas di sekolah.

2. Pengertian Pendidikan Jasmani

a. Menurut Harold M. Barrow (freeman, 2001) dalam Abduljabar (2010:4) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah:

“pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media-media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport),

permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai…individu


(21)

9

Kristalistianto, 2014

yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan

individu”.

b. Menurut James A. Baley dan David A. Field (Abduljabar; 2009:7) pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

c. Pendidikan jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan pembelajaran aktivitas jasmani yang dilakukan secara formal dan sistematis dengan menitikberatkan pada pengembangan kemampuan gerak, mental, dan sosial sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Pengertian Ekstrakurikuler

a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembang peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah/madrasah. b. Yang dimaksud ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan

tambahan yang dilakukan di luar jam kegiatan kegiatan regular dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa.

4. Pengertian Bulutangkis

a. “Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu lawan satu atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.” (Hidayat; 2010:1)


(22)

10

Kristalistianto, 2014

b. Bulutangkis dalam penelitian ini adalah permainan yang dilakukan satu lawan satu atau dua lawan dua dengan menggunakan raket dan satelkok di atas lapangan bulutangkis.

5. Pengertian Bola Voli

a. Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Bola voli merupakan permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900cm dan panjangnya 1800cm, dibatasi oleh garis selebar 5cm. ditengah-tengahnya dipasang jaring/jala yang lebarnya 900cm, terbentang kuat dan mendaki sampai pada ketinggian 240cm dari bawah (khusus laki-laki). Untuk anak perempuan tentu saja ukurannya berbeda, yakni ± 230cm. (Robison; 1991:12)

b. Bola Voli dalam penelitian ini adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu dimana masing-masing regu berjumlah enam orang. Cara memainkannya dengan dipantulkan dengan tangan atau dismash melewati bagian atas net dengan tujuan untuk mendapatkan poin.


(23)

Kristalistianto, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pola kuantitatif. Metode ini dipilih karena didasarkan pada bentuk penelitian yang bertujuan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala, kemudian melihat apa penyebab atau gejala itu bisa muncul. Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandasakan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientifik karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut juga metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Arikunto (2010:3) Penelitian Deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah aktivitas ekstrakurikuler bulutangkis dan aktivitas ekstrakurikuler bola voli, sedangkan variabel terikat adalah motivasi belajar penjas siswa.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Setiap penelitian tentunya memerlukan sumber data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data atau informasi tersebut dapat digunakan dalam proses penelitian. Menurut Sugiono (2012:117) menjelaskan bahawa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas


(24)

52

Kristalistianto, 2014

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung. Jumlah populasi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli di SMAN 11 Bandung sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel digunakan untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data atau informasi. Menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tentang jumlah sampel penelitian, penulis berpedoman kepada pendapat yang dijadikan pegangan, yaitu pendapat Arikunto (Permana; 2011:62) yang mengemukakan sebagai berikut:

“Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik.” Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 40 orang dari jumlah siswa yang mengikuti kegiatan esktrakurikuler bulutangkis dan ekstrakurikuler bola voli. Adapun ciri-ciri sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sampel merupakan siswa SMAN 11 Bandung

b. Sampel mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang dipilih sebagai bahan penelitian (bulutangkis atau bola voli).


(25)

53

Kristalistianto, 2014

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Siswa SMAN 11 Bandung Jumlah

1 Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis 20 orang 2 Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli 20 orang

Jumlah 40 orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel bertujuan, dimana peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampel. Sampel dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian, maksud penelitian, dan pertanyaan penelitian sebagaimana dikemukakan dahulu.

C. Desain Penelitian

Untuk dapat mengungkap masalah yang berhubungan dengan ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli terhadap motivasi belajar penjas siswa, maka dibuat desain penelitian. Desain penelitian berfungsi sebagai petunjuk atau arah penelitian agar tidak keluar dari masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada desain penelitian dibawah ini.


(26)

54

Kristalistianto, 2014

Desain Penelitian Bagan 3.1

Pegangan dalam pelaksanaan penelitian sangat diperlukan. Untuk memberikan gambaran mengenai desain penelitian dan agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas serta terencana. Maka disusunlah langkah penelitian sebagai rencana kerja. Adapun langkah-langkah penelitian dalam bentuk bagan dibawah ini:

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

bulutangkis (X1)

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola

voli (X2)

Motivasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

bulutangkis dengan bola voli (Y)

Populasi

Sampel

Kelompok A Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

bulutangkis

Kelompok B Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler


(27)

55

Kristalistianto, 2014

Langkah-Langkah Penelitian Bagan 3.2

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana layaknya penelitian, maka diperlukan data sebagai penunjang terhadap masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu data mengenai motivasi belajar penjas siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dan ekstrakurikuler bola voli, penulis menggunakan angket. Untuk menyusun instrument penelitian, maka titik tolak penyusunannya adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut dijabarkan indikator-indikator, dari indikator tersebut dijabarkan kembali menjadi pernyataan-pernyataan yang merupakan gambaran tentang motivasi belajar siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dari penjelasan diatas maka indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur

Pengambilan data dengan menggunakan angket

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan Hasil tes kelompok A

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

bulutangkis

Hasil tes kelompok B Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler


(28)

56

Kristalistianto, 2014

motivasi dalam penelitian ini adalah semangat, percaya diri, ulet, tekun, berani, berusaha untuk unggul, tanggung jawab, yakin, kreatif, dan mandiri. Indikator-indikator tersebut diambil dari pendapat beberapa para ahli, yaitu Freud dalam (sadirman; 2011:83) dan Mc. Clelland, dkk (1976) dan Abdullah (Azwar:1999) (dalam Hidayat; 2009:69).

Untuk mempermudah penyusunan butir-butir pernyataan dan alternatif jawaban, maka responden hanya diperbolehkan menjawab salah satu dari alternatif jawaban yang ada. Berikut ini adalah langkah-langkah penyusunan angket, yaitu:

1. Melakukan spesifikasi data

Dibagian ini penulis menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur, untuk mempermudah penyusunan, penulis menyusunnya dalam bentuk kisi-kisi atau indikator angket. Seperti yang telah diterangkan bahwa bulutangkis dan bola voli memiliki banyak nilai-nilai sosial yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam berinteraksi di dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu indikator-indikator ini dibuat untuk mempermudah penulis dalam menyusun butir-butir pernyataan angket. Indikator-indikator tersebut terdiri dari semangat, percaya diri, tekun, ulet, berani, berusaha untuk unggul, tanggung jawab, yakin pada pendapat sendiri, kreatif, dan mandiri.

2. Penyusunan angket

Apabila semua indikator yang telah dirumuskan selesai, selanjutnya dijadikan bahan untuk membuat pernyataan-pernyataan angket dengan jawaban yang telah tersedia. Dalam hal ini penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert untuk jawaban alternatif angket. Penulis menetapkan kategori pemberian skor untuk alternatif jawaban dalam angket sebagai berikut:


(29)

57

Kristalistianto, 2014

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban (Skala Likert)

Alternatif jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif (+) Negatif (-)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Berdasarkan uraian diatas maka pemberian skala skor pada setiap kategori pernyataan tes dilakukan dengan pemberian bobot terhadap lima alternatif jawaban. Adapun pemberian bobot tersebut sebagai berikut: kategori untuk setiap butir pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Sedangkan untuk kategori pernyataan negatif yaitu, Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5.

Tabel 3.3

Contoh Skala Model Likert

No. Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1 Setelah mengikuti ekstrakurikuler olahraga,

motivasi belajar penjas bertambah. v

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju


(30)

58

Kristalistianto, 2014

RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Sebelum penyusunan butir-butir disebarkan kepada sampel, penulis membuat kisi-kisi tentang instrument terlebih dahulu, yakni kisi-kisi mengenai motivasi belajar siswa. Untuk lebih jelas lagi, tertera dalam tabel 3.4

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar

No Variabel Indikator Pernyataan

Positif (+) Negatif (-)

1 Motivasi Semangat Saya mengikuti ekstrakurikuler lain walaupun tidak diwajibkan

Saya merasa cukup dengan hanya mengikuti satu ekstrakurikuler saja

Saya selalu sudah siap di lapangan sebelum

pelajaran penjas dimulai

Saya selalu datang terlambat ketika pelajaran penjas Saya sering menanyakan

hal-hal yang baru saya temukan kepada guru

Saya malas melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru

2 Percaya

diri

Saya mengikuti

ekstrakurikuler olahraga karena keinginan saya sendiri

Saya mengikuti

ektrakurikuler olahraga karena teman

Saya bisa melakukan tugas gerak yang

Saya tidak bisa


(31)

59

Kristalistianto, 2014

diberikan dengan baik yang diberikan dengan baik

3 Ulet Saya memanfaatkan

fasilitas olahraga untuk menunjang dalam pembelajaran penjas

Saya memanfaatkan fasilitas olahraga hanya untuk bermain- main

Saya memiliki buku paket/LKS pelajaran Penjas untuk menunjang proses pembelajaran

Saya tidak akan membeli buku

paket/LKS penjas jika tidak diwajibkan Saya membiasakan diri

membaca materi penjas yang akan dipelajari setiap malam

Saya membaca buku pelajaran penjas apabila akan ulangan/ujian saja

Saya menanyakan tugas kepada teman apabila tidak masuk sekolah

Saya tidak

memperdulikan tugas yang diberikan walaupun saya tidak masuk sekolah Saya berlatih kembali

apabila mengalami kegagalan dalam suatu kejuaraan

Saya malas berlatih kembali apabila tidak memiliki sarana latihan yang lengkap

4 Tekun Saya rasa tugas yang

diberikan oleh guru merupakan tantangan yang harus saya selesaikan

Saya malas belajar apabila buku-buku pelajaran tidak lengkap


(32)

60

Kristalistianto, 2014

Saya meluangkan waktu untuk berolahraga diluar ekstrakurikuler dan pembelajaran penjas

Saya tidak mau berolahraga apabila tidak ada teman

5 Berani Saya senang apabila

disuruh guru

mempraktikan gerakan di depan teman-teman

Saya takut apabila ditunjuk guru untuk mempraktikan gerakan di depan teman-teman Saya senang apabila

guru memberikan pertanyaan kepada saya

Saya menghindari pertanyaan yang diberikan oleh guru

6 Berusaha

untuk unggul

Saya memiliki target untuk menjadi yang terbaik diantara teman-teman

Saya tidak

mempermasalahkan hasil belajar yang saya peroleh saat ini Saya berusaha untuk

bisa menjadi ketua ekstrakurikuler yang saya ikuti

Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya sebatas ikut-ikutan

Saya mengikuti perlombaan untuk mengukur kemampuan saya pada

ekstrakurikuler yang saya ikuti

Saya tidak tertarik mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler

Menurut saya

ekstrakurikuler olahraga sangatlah penting

Saya mudah bosan dan jenuh dalam mengikuti suatu kegiatan


(33)

61

Kristalistianto, 2014

ekstrakurikuler

7 Tanggung

jawab

Saya melakukan pembelajaran penjas dengan sungguh-sungguh

Saya malas melakukan pembelajaran penjas

Saya merasa malu ketika datang terlambat dalam pembelajaran penjas

Saya merasa santai-santai saja apabila datang terlambat untuk mengikuti penjas Saya cemas apabila tidak

bisa melakukan tugas gerak dengan baik

Saya merasa biasa saja walaupun tidak bisa melakukan gerakan dengan baik

8 Yakin Saya mengikuti

ekstrakurikuler lain selain olahraga karena yakin akan kemampuan yang saya miliki

Saya mengikuti

esktrakurikuler olahraga karena hanya ini

kemampuan yang saya bisa

Saya yakin

ekstrakurikuler yang saya pilih dapat

mengembangkan bakat yang saya miliki

Saya tidak yakin bakat saya dapat berkembang hanya dengan mengikuti ekstrakurikuler

Saya yakin

ekstrakurikuler olahraga dapat mengembangkan aspek sosial saya

Meskipun mengikuti ekstrakurikuler olahraga, saya tetap dikucilkan di


(34)

62

Kristalistianto, 2014

9 Kreatif Saya mengadakan

kegiatan bersama untuk menjalin persahabatan sesama anggota ekstrakurikuler

Saya malas

berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh ekstrakurikuler Saya sering memberikan

pendapat agar suasana kelas tidak

membosankan

Saya acuh dengan suasana kelas yang saya ikuti

Sara mencari cara baru untuk membuat suasana kelas menjadi lebih hidup

Saya sering membuat suasana kelas menjadi tidak terkontrol

Saya menciptakan sendiri teknik latihan khusus untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler yang saya ikuti

Cara saya latihan sama seperti teman-teman yang lain di

ekstrakurikuler

10 Mandiri Saya sering berlatih sendiri walaupun tidak ada pelatih

Saya malas latihan jika tidak ada pelatih yang mendampingi

Saya memecahkan masalah gerak sendiri sebelum meminta bantuan orang lain

Saya meminta bantuan kepada orang lain sebelum saya berusaha sendiri

Ketika pembelajaran penjas saya

mempersiapkan diri

Saya mulai

mempersiapkan diri jika disuruh guru


(35)

63

Kristalistianto, 2014

tanpa harus disuruh Saya yakin dapat berlatih sendiri tanpa harus didampingi oleh pelatih

Saya tidak akan berlatih jika tidak ada teman

Saya harus tetap berlatih meskipun ditunjang dengan fasilitas yang minim

Saya akan berlatih jika ditunjang dengan fasilitas yang lengkap

E. Uji Coba Angket

Untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan yang telah dibuat, maka angket yang telah dibuat tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Selanjutnya akan diperoleh data yang valid untuk dibagikan kepada sampel sebagai angket yang dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket ini dilaksanakan di SMAN 11 Bandung dan dibagikan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diluar ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli. Sebelum mengisi angket para siswa diberi penjelasan mengenai cara pengisian angket tersebut.

F. Pengujian validitas dan Reliabilitas Angket

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir pernyataan, maka instrument harus melalui tahap uji coba, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Sedangkan untuk uji reliabilitas instrument penelitian menggunakan uji daya beda kelompok atas dan kelompok bawah.


(36)

64

Kristalistianto, 2014

1. Pengujian Validitas Angket

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Arikunto (2011:97) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”.

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang di ukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:

(Abduljabar & Kusumah, 2010:136) Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N : Jumlah subjek atau responden

X : Skor butir

Y : Skor total

∑X2

: Jumlah kuadrat nilai x

∑Y2

: Jumlah kuadrat nilai y

Karakteristik validitas, jika rhitung > rtabel, maka item instrumen dinyatakan valid

dan dapat dipergunakan. Sebaliknya, jika rhitung≤ rtabel, maka item instrumen

dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan. 2. Pengujian Reliabilitas Angket

Arikunto (2010:221), “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas berkaitan dengan masalah

kepercayaan. Suatu instrumen yang reliabel akan menunjukan hasil yang sama apabila digunakan berkali-kali.


(37)

65

Kristalistianto, 2014

Dalam penlitian ini langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: Langkah 1: Mencari varian skor tiap butir item. (Riduwan, 2011:115)

Keterangan:

Si : Varians skor tiap butir item

∑Xi2 : Jumlah kuadrat item Xi

(∑Xi)2 : Jumlah item Xi dikuadratkan

N : Jumlah responden

Langkah 2: Menghitung varians total. (Riduwan, 2011:116)

Keterangan:

St : Varians total

∑Xt2 : Jumlah kuadrat X total

(∑Xt)2 : Jumlah X total dikuadratkan

N : Jumlah responden


(38)

66

Kristalistianto, 2014

Keterangan:

: Reliabilitas angket

k : Jumlah item

Si : Varians skor tiap butir item

St : Varians total

Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan

taraf signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah: Jika nilai rhitung > rtabel, maka

butir instrumen dinyatakan reliabel. Jika nilai rhitung ≤ rtabel, maka butir instrumen

dinyatakan tidak reliabel.

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Selanjutnya, untuk instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel kemudian diperbanyak untuk disebarkan kepada para sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Sebelum pelaksanaan pengumpulan data, penulis terlebih dahulu membuat surat izin penelitian dari lembaga yang ditujukan kepada SMAN 11 Bandung yang merupakan tempat pengambilan data. Setelah mendapat izin dari sekolah, selanjutnya penulis menemui Pembina ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli untuk meminta izin mengambil data dengan cara menyebarkan angket.

Penelitian mengenai motivasi belajar penjas siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli ini dilaksanakan pada tanggal 4 november s.d. 29 november 2013. Adapun sebagai rinciannya sebagai berikut:

1. Tempat : SMAN 11 Bandung

2. Alamat : Jl. Kembar Baru No.23 Bandung 3. Waktu : 04-29 November 2013

4. Lama Penelitian : 26 Hari

H. Prosedur Pengolahan Data

Sesuai dengan rumusan masalah, maka prosedur pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik daya beda, oleh karena itu peneliti membagi hasil tes dengan


(39)

67

Kristalistianto, 2014

meranking skor atas dan skor bawah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menggurutkan data nilai hasil tes dari skor tertinggi sampai skor terendah 2. Menentukan kelompok atas 50% dan kelompok bawah 50%

3. Mencari rata-rata dari setiap variabel. Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :

: Nilai rata-rata : Jumlah skor n : Jumlah responden

4. Mencari variansi ( ) kelompok atas dan kelompok bawah

Keterangan : : Variansi

n : Jumlah Responden : Jumlah Skor

5. Memasukan nilai rata-rata dan varian dari masing-masing kelompok kedalam rumus:


(40)

68

Kristalistianto, 2014

Keterangan:

t : t hitung

: nilai rata-rata kelompok atas : nilai rata-rata kelompok bawah

: Varians kelompok atas : Varians kelompok bawah n : Banyaknya sampel

6. Membandingkan nilai yang telah dicari dengan dengan taraf signifikansi 0,05 jika nilai ≥ maka signifikan, namun jika nilai


(41)

Kristalistianto, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Ekstrakurikuler merupakan salah satu media media belajar siswa dalam mengembangkan aspek-aspek pendidikan. Dalam prosesnya, ekstrakurikuler memerlukan suatu cara belajar yang berbeda dari pembelajaran penjas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sekolah menengah atas (SMA) Negeri 11 Kota Bandung tentang Motivasi Belajar Penjas Siswa pada pokok bahasan motivasi dalam aktivitas ekstrakurikuler, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung. Dalam hal ini siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli memiliki motivasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.

B. Saran

Berdasarkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin menyampaikan beberapa hal sebagai saran, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar penjas siswa.

2. Dalam setiap pembelajaran sebaiknya guru memberikan kegiatan atau metode-metode yang variatif, yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa.

3. Guru sebaiknya dapat memberikan arahan kepada siswa dalam rangka mengembangkan bakat yang dimiliki siswa.

4. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya terbatas pada ektrakurikuler olahraga khususnya bulutangkis dan bola voli, oleh karena itu disarankan agar diujikan pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga lainnya atau diluar ektrakurikuler olahraga.


(42)

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Kusumah, J.D. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2009a). Manajemen pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2010b). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Rizqi Press.

Abduljabar, B. (2011c). Pedagogi Olahraga Seri: Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Bandung. UPI, FPOK.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . PT Rineka Cipta. Bandung.

Beutelstahl, D. (1984). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung. Pionir

Firmansyah, I. (2012). Program Latihan Perperiodik Ekstrakurikuler Bola Voli SMAN 11 Bandung. SMAN 11 Bandung. Bandung.

Ginanjar, A. (2012). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani dengan Motivasi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 1 Lembang. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hadi-Permana, A. (2011). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Bulutangkis di SMP Negeri 5 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung. CV. Bintang WarliArtika.

Juliantine, T., Subroto, T., dan Yudiana, Y. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Rahmat, A. dan Hidayat, Y. (2010). Permainan Bulutangkis. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung. Alfabeta.


(43)

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti

Rizal-Mufti, A. (2012). Hubungan Motivasi Dengan Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMAN YPKKP Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Robison, B. (1991). Bola Voli Bimbingan Petunjuk & Teknik Bermain. Semarang. Dahara Prize

Sadirman, (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Sub Koordinatot MKDP Landasan Pendidikan. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung. UPI Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta

Syamsudin-Makmun, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis Karyatama. (2002). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SLTP Kelas III. Bandung. Grafindo Media Pratama

Pengertian Bola Voli. (2013). [Online]. Tersedia di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli [Diakses 26 agustus 2013:17.15]

Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. (2013). [Online]. Tersedia di: http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html?=1 [Diakses 27 agustus 2013:07.00]

Pembelajaran. (2013). [Online]. Tersedia di:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/pembelajaran. [Diakses 27 agustus 2013:13.00] Teori-Teori Motivasi. (2013). [Online]. Tersedia di: http://new.edulab.co.id/teori-teori-motivasi/. [Diakses 27 agustus 2013:13.30]


(1)

66

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis D engan Bola Voli D i Sman 11 Bandung

Keterangan:

: Reliabilitas angket

k : Jumlah item

Si : Varians skor tiap butir item St : Varians total

Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah: Jika nilai rhitung > rtabel, maka butir instrumen dinyatakan reliabel. Jika nilai rhitung ≤ rtabel, maka butir instrumen dinyatakan tidak reliabel.

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Selanjutnya, untuk instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel kemudian diperbanyak untuk disebarkan kepada para sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Sebelum pelaksanaan pengumpulan data, penulis terlebih dahulu membuat surat izin penelitian dari lembaga yang ditujukan kepada SMAN 11 Bandung yang merupakan tempat pengambilan data. Setelah mendapat izin dari sekolah, selanjutnya penulis menemui Pembina ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli untuk meminta izin mengambil data dengan cara menyebarkan angket.

Penelitian mengenai motivasi belajar penjas siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dan bola voli ini dilaksanakan pada tanggal 4 november s.d. 29 november 2013. Adapun sebagai rinciannya sebagai berikut:

1. Tempat : SMAN 11 Bandung

2. Alamat : Jl. Kembar Baru No.23 Bandung 3. Waktu : 04-29 November 2013

4. Lama Penelitian : 26 Hari H. Prosedur Pengolahan Data

Sesuai dengan rumusan masalah, maka prosedur pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik daya beda, oleh karena itu peneliti membagi hasil tes dengan


(2)

67

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti

meranking skor atas dan skor bawah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menggurutkan data nilai hasil tes dari skor tertinggi sampai skor terendah 2. Menentukan kelompok atas 50% dan kelompok bawah 50%

3. Mencari rata-rata dari setiap variabel. Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :

: Nilai rata-rata : Jumlah skor n : Jumlah responden

4. Mencari variansi ( ) kelompok atas dan kelompok bawah

Keterangan : : Variansi

n : Jumlah Responden : Jumlah Skor

5. Memasukan nilai rata-rata dan varian dari masing-masing kelompok kedalam rumus:


(3)

68

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis D engan Bola Voli D i Sman 11 Bandung

Keterangan:

t : t hitung

: nilai rata-rata kelompok atas : nilai rata-rata kelompok bawah

: Varians kelompok atas : Varians kelompok bawah n : Banyaknya sampel

6. Membandingkan nilai yang telah dicari dengan dengan taraf signifikansi 0,05 jika nilai ≥ maka signifikan, namun jika nilai


(4)

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ekstrakurikuler merupakan salah satu media media belajar siswa dalam mengembangkan aspek-aspek pendidikan. Dalam prosesnya, ekstrakurikuler memerlukan suatu cara belajar yang berbeda dari pembelajaran penjas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sekolah menengah atas (SMA) Negeri 11 Kota Bandung tentang Motivasi Belajar Penjas Siswa pada pokok bahasan motivasi dalam aktivitas ekstrakurikuler, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dengan ekstrakurikuler bola voli di SMAN 11 Bandung. Dalam hal ini siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli memiliki motivasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.

B. Saran

Berdasarkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin menyampaikan beberapa hal sebagai saran, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar penjas siswa.

2. Dalam setiap pembelajaran sebaiknya guru memberikan kegiatan atau metode-metode yang variatif, yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa.

3. Guru sebaiknya dapat memberikan arahan kepada siswa dalam rangka mengembangkan bakat yang dimiliki siswa.

4. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya terbatas pada ektrakurikuler olahraga khususnya bulutangkis dan bola voli, oleh karena itu disarankan agar diujikan pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga lainnya atau diluar ektrakurikuler olahraga.


(5)

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis D engan Bola Voli D i Sman 11 Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Kusumah, J.D. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2009a). Manajemen pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2010b). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Rizqi Press.

Abduljabar, B. (2011c). Pedagogi Olahraga Seri: Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Bandung. UPI, FPOK.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . PT Rineka Cipta. Bandung.

Beutelstahl, D. (1984). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung. Pionir

Firmansyah, I. (2012). Program Latihan Perperiodik Ekstrakurikuler Bola Voli SMAN 11 Bandung. SMAN 11 Bandung. Bandung.

Ginanjar, A. (2012). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani dengan Motivasi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 1 Lembang. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hadi-Permana, A. (2011). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Bulutangkis di SMP Negeri 5 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung. CV. Bintang WarliArtika.

Juliantine, T., Subroto, T., dan Yudiana, Y. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Rahmat, A. dan Hidayat, Y. (2010). Permainan Bulutangkis. Bandung. FPOK. UPI Bandung.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung. Alfabeta.


(6)

Kristalistianto, 2014

Perbandingan Motivasi Belajar D alam Pembelajaran Penjas Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis D engan Bola Voli D i Sman 11 Bandung

Rizal-Mufti, A. (2012). Hubungan Motivasi Dengan Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMAN YPKKP Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Robison, B. (1991). Bola Voli Bimbingan Petunjuk & Teknik Bermain. Semarang. Dahara Prize

Sadirman, (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Sub Koordinatot MKDP Landasan Pendidikan. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung. UPI Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta

Syamsudin-Makmun, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis Karyatama. (2002). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SLTP Kelas III. Bandung. Grafindo Media Pratama

Pengertian Bola Voli. (2013). [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli [Diakses 26 agustus 2013:17.15]

Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. (2013). [Online]. Tersedia di: http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html?=1 [Diakses 27 agustus 2013:07.00]

Pembelajaran. (2013). [Online]. Tersedia di:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/pembelajaran. [Diakses 27 agustus 2013:13.00] Teori-Teori Motivasi. (2013). [Online]. Tersedia di: http://new.edulab.co.id/teori-teori-motivasi/. [Diakses 27 agustus 2013:13.30]


Dokumen yang terkait

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI SE KOTA PEKALONGAN TAHUN 2013

0 28 135

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMPN 9 BANDUNG.

0 0 47

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI.

0 3 37

PERBANDINGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TAEKWONDO DAN BULUTANGKIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI.

0 2 39

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG.

0 1 39

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMK NEGERI 1 KENDAL.

0 10 130

PERBANDINGAN TINGKAT KAPASITAS VITAL PARU SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI 1 SEDAYU.

0 4 95

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMPN 9 BANDUNG. - repository UPI S JKR 1103623 Title

0 0 3

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMAN19 BANDUNG - repository UPI S JKR 1203766 Title

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

0 1 10