PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA WANITA USIA 30-39 TAHUN Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Volume Oksigen Maksimal Pada Wanita Usia 30-39 Tahun.

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP VOLUME
OKSIGEN MAKSIMAL PADA WANITA USIA 30-39 TAHUN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Rochayah Agustina
J110080028

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRACT
EFFECT OF A LOW IMPACT AEROBIC DANCE ON MAXIMUM
UPTAKE OXYGEN IN WOMEN AGED 30-39 YEARS. Rochayah
Agustina, J 110080028 : Student of Muhammadiyah University of
Surakarta. (Consultan team : Wahyuni, SST. Ft, M. Kes and Hilmi Zadah
Faidullah, SST. Ft)
Consist of : 21 page,V Chapters, 3 Figure, 7 Tables)

Background : Maximum uptake oxygen (VO 2) is the body's maximum capacity to
take and consume oxygen. The factors that influence a person's maximal VO2
factors such as age and gender. VO2 maximum will decrease with age, peak at
age 30. So as to keep the maximal VO2 is in good condition with sports activities
low impact aerobics. Purpose : the purpose of this study was to test the
hipothesis that a low impact aerobic dance mode for maximum VO 2 in women
aged 30-39 years. Methods of research: the study of research methods Quasiexperimental design with other research pre and post test without control. Ten
samples was taken according to inclusion criteria. Measurement of VO2
maximum use Queen's College Step Test before and after treatment are given
exercises 3 times a week, 40-minute duration, intensity 70% of MHR for 6 weeks.
Analysis: test data normality using the Shapiro-wlik test then test using the test
wilxocon influence. Results: The results of testing of Wilxocon test showed that it
has significant value can be seen from the probability value less than 0.05 is 0.00
(p < 0.05), the Ha accepted. Conclusion : it can be concluded that the low impact
aerobic exercise can affect maximal VO2 in women aged 30-39 years.

Key word : low impact aerobic dance, maximum uptake oxygen

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

VO2
maksimal
adalah
kemampuan maksimal tubuh dalam
mengambil
dan
mengkonsumsi
oksigen selama aktifitas. Orang yang
memiliki VO2 maksimal yang tinggi
tidak mudah lelah dan bekerja lebih
efektif. Ada bebrapa faktor yang
mempengaruhi VO2 maksimal antara
lain usia, jenis kelamin, aktifitas
fisik,
komposisi
tubuh
dan
keturunan. Puncak dari kebugaran
seseorang di usia 25-30 tahun,


kemudian
terjadi
penurunan
kapasitas fungsional dari seluruh
tubuh.
Penurunan
kapasitas
fungsional dari tubuh khususnya
jantung dan pembuluh darah
disebabkan karena penurunan dari
denyut nadi maksimal dan penurunan
dari fungsi jantung. Oleh karena itu,
kebugaran harus dijaga dengan
aktifitas fisik seperti olahraga senam
aerobik low impact.
Senam aerobik merupakan
salah satu aktifitas olahraga yang

dapat meningkatkan VO2 maksimal.
Salah satu tipe senam aerobik yang

di gunakan adalah senam aerobik low
impact .Senam aerobik low impact
adalah olahraga yang menggunakan
selruh otot tubuh dengan gerakan
terus menerus, ritmis dan dinamis
yang sederhana diiringi dengan
musik, salah satu kaki selalu berada
pada lantai. Senam aerobik yang
dilakukan secara teratur dapat
memberikan dampak yang positif
pada tubuh, khususnya jantung dan
paru-paru. Pada jantung terjadi
peningkatan curah jantung yang
disalurkan keseluruh tubuh denngan
denyut nadi yang semakin kecil.
Pada paru-paru terjadi proses udara
yang lebih banyak dengan usaha
yang semakin kecil. Senam aerobik
dapat memberikan hasil yang optimal
jika di lakukan dengan intensitas 6090% dari MHR, frekuensi 3-5 kali

seminggu, durasi 40 menit. Dalam
melakukan senam aerobik, mulamula harus melakukan pemanasan
selama 5-10 menit, latihan inti 20
menit dan pendinginan 5-10 menit.
Dalam mengukur VO2, banyak
metode yang digunakan. Salah
satunya dengan menggunakan latihan
submaksimal seperti naik turun
bangku tanpa sandaran yang biasa
disebut queen’s college step test.
Naik turun bangku selama 5 menit
yang diatur dengan ketukan bantuan
dari alat metronome. Setelah naik
turun, denyut nadi diukur selam 15
detik kemudian dimasukan kedalam
rumus VO2 maksimal.
Tujuan penelitian : untuk
mengetahui pengaruh senam aerobik
low impact terhadap volume oksigen
maksimal pada wanita usia 30-39

tahun.

LANDASAN TEORI
VO2 maksimal
Menurut Karim (2002) ��2
maksimal
adalah
kemampuan
jantung, paru-paru dan pembuluh
darah untuk berfungsi secara optimal
pada waktu kerja dalam mengambil
�2 secara maksimal dengan satuan
liter per menit. Volume oksigen
maksimal merupakan komponen
terpenting dari kebugaran fisik
seseorang (Kravitz, 2001).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
��2

maksimal
menurut penelitian dari Engka et al
(2005) :
a. Umur
Kebugaran
jasmani
anak-anak
meningkat sampai usia maksimal 2530
tahun.
Kemudian
terjadi
penurunan kapasitas fungsional dari
seluruh tubuh, kira-kira sebesar 810% per tahun. Tetapi bila rajin
berolahraga penurunan ini dapat
dikurangi separuhnya (Karim, 2002).
b. Jenis kelamin
Sebelum puber, anak laki-laki dan
perempuan memiliki aerobik yang
sedikit berbeda, tapi setelah itu anak
perempuan jauh lebih tertinggal.

Salah satu alasan perberdaan
kebugaran antara perempuan dan
laki-laki
adalah
hemoglobin,
komponen pembawa oksigen dalam
sel darah merah. Alasan yang lain
adalah karena tubuh perempuan lebih
kecil dan massa ototnya lebih kecil
dan perempuan juga memilki banyak
lemak dari pada laki-laki (Sharkey,
2001).
c. Komposisi tubuh
Komposisi
tubuh
menunjukan
perbandingan kumpulan otot, tulang
dan cairan-cairan yang penting dalam

tubuh yang di bandingkan dengan

lemak (Brick, 2001).
d. Latihan fisik
Latihan meningkatkan fungsi dan
kapasitas sistem respiratori dan
kardiovaskuler serta volume darah
(Sharkey, 2001)
Dalam
penelitian
kali
ini,peneliti menggunakan alat ukur
VO2
maksimal
menggunakan
Queen;s College Step Test. Queen’s
College Step Test
merupakan
metode standart dalam mengukur
��2 maksimal menggunakan latihan
sub maksimal seperti naik turun
bangku setinggi 33 cm selama 5

menit yang telah di lukakan pada
wanita usia 20-40 tahun (Indriani,
2011)
Senam Aerobik Low Impact
Senam aerobik adalah olahraga
yang diiringi musik, menggunakan
seluruh otot tubuh dengan gerakan
yang terus menerus, ritmis dan
dinamis. Sehingga memungkinkan
untuk melakukannya secara teratur
dalam kurun waktu yang lama serta
di gunakan sebagai olahraga untuk
peningkatan kebugaran jantung dan
paru (Okura, 2003 dan Purwanto,
2011). Senam aerobik memiliki 3
tipe dalam gerakan, salah satunya
adalah low impact
Senam low impact aerobik
adalah senam yang karakteristik
gerakannya

satu
kaki
selalu
menyentuh lantai setiap waktu
(Shimamoto et al., 1998). Gerakan
satu kaki selalu menyentuh lantai
berguna untuk mengurangi resiko
penggunaan berlebih pada kaki yang
menyebabkan cedera (Hasibuan,
2010)
Latihan senam aerobik dapat
memberikan hasil yang optimal jika

di lakukan dengan intensitas,
frekuensi, tipe dan durasi yang
sesuai.
Pada saat senam atau olahraga
terjadi peningkatan ventilasi udara
dan arus balik vena akibat dari
aktifitas seluruh otot besar dalam
tubuh
dan
pompa
thorak.
Peningkatan ventilasi seiring dengan
peningkatan konsumsi oksigen.
Sewaktu otot berkontraksi terjadi
kompresi pembuluh-pembuluh darah
di dalamnya sehingga meningkatkan
aliran darah ke jantung. Peningkatan
arus balik vena mengakibatkan
kontraksi dari atrium
yang
menyebakan
peningkatan
pada
pengisian vantrikel, sehingga isi
sekuncup (stroke volume) meningkat.
Penambahan isi sekuncup juga di
iringi dengan penambahan frekuensi
denyut jantung (Ganong, 2002). Jika
isi sekuncup jantung bertambah
maka curah jantung meningkat
sehingga pasokan nutrisi ke sel-sel
tubuh meningkat. Jika aktifitas
olahraga di tambah terus tidak di
ikuti lagi oleh penambahan frekuensi
denyut jantung dan frekuensi dari
denyut jantung konstan (Engka et al.,
2003). Jantung menjadi lebih kuat
dan memompa darah lebih banyak
dengan denyut nadi yang semakin
berkurang. Paru-paru memproses
udara lebih banyak dengan usaha
yang
lebih
kecil.
Sehingga
persediaan darah yang disalurkan
keseluruh jaringan tubuh akan
bertambah dan volume darah secara
keseluruhan meningkat (Arista,
2009).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode
Quasi
eksperimental.
Menggunakan pendekatan pre dan
post test without control design.
Teknik pengambilan sampel
Sampel pada penelitian ini
adalah wanita anggota sanggar senam
Diva Dempo Barat Mojosongo
berjumlah 10 orang yang masuk dalam
kriteria inklusi.
Definisi operasional
1. ��2 maksimal dapat di ukur
dengan metode Queen’s College
Step test (Mc Ardle, 2001).
Hasil tes pertama kali di lakukan
1 hari sebelum melakukan
senam untuk mengecek tingkat
kebugaran dan hasil akhir dari
tes di lakukan setelah 6 minggu
melakukan
senam
(Dallas,
2007). Alat yang di gunakan
berupa bangku tanpa sandaran
setinggi
33
cm.
Subjek
penelitian naik turun bangku
tanpa meloncat selama 5 menit
dengan 90 beat/menit (Indriani,
2011).
Setelah itu, hitung
denyut nadi setelah 5 detik
selama 15 detik kemudian di
ubah ke dalam bentuk per menit.
Alat ukur ini sangat praktis,
tidak membutuhkan biaya yang
mahal dan waktu yang di
perlukan
relatif
sebentar
(Indriani, 2011)

2.

Latihan
senam
dilakukan
denngan intensitas 70% dari
MHR (Swain, 2006). Frekuensi
latihan 3 kali perminggu dengan
durasi 40 menit (Kostic et al.,
2006).
3. Tipe senam adalah aerobik low
impact. Terdiri dari 3 bagian, di
antaranya
pemanasan
5-10
menit, latihan inti 20 menit dan
yang terakhir pendinginan 5-10
menit (Karim, 2002) dan
dilakukan selama 6 minggu
(Widiyanto, 2012)
Teknik analisa data
Karena data kurang dari 30,
maka penelitian menggunakan uji
pengaruh wilxocon karena data nonparametrik.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik berdasarkan usia
Tabel 4.1Distribusi responden berdasarkan usia
No

Usia

Jumlah

Persentase

1

30-34

3

30

2

35-39

7

70

10

100

Total

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, tampak usia antara 35-39 memiliki jumlah
responden yang lebih banyak (7).
2. Karakteristik berdasarkan komposisi tubuh
Tabel 4.3Distribusi responden berdasarkan komposisi tubuh
No

IMT

Jumlah

Persentase

1

Kurus < 18,5

1

10

2

Normal >18,5

9

90

Total

10

100

Berdasarkan tabel 4.3, tampak komposisi tubuh yang mengikuti senam
lebih banyak normal 9 (90%) dibandingkan dengan tubuh yang kurus.

3. Karakteristik berdasarkan VO2 maksimal
Tabel 4.3Distribusi responden berdasarkan VO2 maksimal
VO2 maks.
30-40 (ml/kg/menit)
40-50 (ml/kg/menit)
Total

Pre test
Jumlah
3
7
10

(%)
30
70
100

Post test
Jumlah
(%)
3
30
7
70
10
100

Berdasarkan tabel 4.3, tampak subjek sebelum di berikan senam
memperlihatkan 7 responden memiliki VO2 maksimal paling besar pada
40-50 ml/kg/min.

HASIL ANALISA DATA
Uji pengaruh senam aerobik low impact terhadap VO2 maksimal menggunakan uji
Wilxocon.
Tabel 4.4Uji pengaruh Wilxocon
Variabel

nilai p

kesimpulan

VO2 pada senam aerobik

0,005

Ha diterima

Hasil perhitungan uji Wilxocon sebagaimana tampak pada tabel di atas, diperoleh
nilai yang signifikan p < 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut menunujukan bahwa
ada pengaruh senam aerobic low impact terhadap VO2 maksimal.

PEMBAHASAN
Deskripsi subjek
Subjek penelitian kali ini
adalah wanita yang memiliki rentang
usia antara 30-39 tahun. Dari hasil
penelitian kali ini ada kenaikan
volume oksigen maksimal pada
seluruh subjek. Kenaikan yang di
peroleh karena pada saat subjek
melakukan senam aerobik low
impact terjadi proses adaptasi dari
jantung dan paru-paru. Proses
adaptasi dari jantung dan paru-paru
tersebut mengakibatkan pasokan
darah ke jaringan seluruh dapat
terjadi secara maksimal.
Pada
penelitian
yang
dilakukan oleh Huldani (2012),
tentang status gizi terhadap VO2
maksimal memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kebugaran
seseorang. Orang yang memiliki
komposisi tubuh normal mempunyai
cadangan energi yang lebih sehingga
konsumsi oksigen maksimal juga
besar.
Analisa data
Seperti yang telah kita ketahui
bahwa kebugaran khususnya VO2
maksimal dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya adalah usia, jenis
kelamin, komposisi tubuh, dan
latihan fisik (Engka et al., 2005).
VO2 akan menurun seiring dengan
pertambahan usia dari seseorang.
Kebugaran mencapai puncaknya
pada usia 25-30 tahun (Karim, 2002).
Pada penelitian kali ini sebagian
besar subjek penelitian memiliki
kapasiats aerobik yang baik. Ada
faktor-faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi
VO2
maksimal
dintaranya adalah komposisi tubuh,
dan aktifitas fisik.
Pengaruh
senam
aerobik
terhadap VO2 maksimal ini didapat
dari penambahan fungsi kerja
jantung dan paru-paru dalam
menyalurkan oksigen ke sel-sel
tubuh (Kostic et al., 2005). Senam
aerobik yang dilakukan secara teratur
akan memberikan efek positif pada
tubuh. Dosis yang diberikan berupa
frekuensi, intensitas latihan, durasi
dan tipe dari olahraga. Penelitian kali
ini frekuensi yang di berikan 3 kali
dalam seminggu, intensitas 70 % dari
DNM, durasi 40 menit dan tipe dari
latihan adalah aerobik low impact.
Menurut Widiyanto (2012) senam
atau latihan merupakan salah satu

bentuk dari stressor fisik, oleh sebab
itu senam yang tidak mengindahkan
prinsip latihan akan berpotensi
menimbulkan
masalah
pada
kesehatan.
Latihan yang menggunakan
prinsip-prinsip dasar latihan yang
tepat akan terjadi proses adaptasi
yang baik pada tubuh. Setiap latihan
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan akan mampu
mengubah
stressor
menjadi
stimulator. Frekuensi yang diberikan
3 kali dalam seminggu bertujuan
untuk mencegah terjadinya cedera
karena berlatih secara berlebihan.
Dalam penelitian kali ini,
peneliti memberikan intensitas 70%
dari MHR karena menurut Swain
(2006) intenistas berkisar 70%
memiliki manfaat yang bagus dalam
menambah VO2 maksimal. 70% di
berikan juga dikarenakan mengikuti
prinsip dari olahraga yang mengacu
kepada peningkatan latihan. Pada
penelitian ini, subjek yang diambil
adalah yang telah melakukan senam
selama lebih dari 6 bulan, sehingga
dapat diberikan intensitas yang lebih
besar dari biasanya (Kravitz, 2001)
Menurut
teori
yang
dikemukakan oleh Ganong (2002)
saat senam atau olahraga yang
dilakukan secara teratur akan terjadi
peningkatan ventilasi udara dan arus
balik vena
akibat dari aktifitas
seluruh otot besar dalam tubuh dan
pompa thorak. Peningkatan ventilasi
seiring
dengan
peningkatan
konsumsi oksigen. Sewaktu otot
berkontraksi
terjadi
kompresi
pembuluh-pembuluh
darah
di
dalamnya sehingga meningkatkan
aliran darah ke jantung. Peningkatan
arus balik vena mengakibatkan
kontraksi dari atrium
yang

menyebakan
peningkatan
pada
pengisian vantrikel, sehingga isi
sekuncup (stroke volume) meningkat.
Penambahan isi sekuncup juga di
iringi dengan penambahan frekuensi
denyut jantung (Ganong, 2002)..
Volume jantung meningkat
mengakibatkan
curah
jantung
meningkat sehingga pasokan nutrisi
dan oksigen ke sel-sel tubuh
meningkat. Jika aktifitas olahraga di
tambah terus tidak di ikuti lagi oleh
penambahan
frekuensi
denyut
jantung dan frekuensi dari denyut
jantung konstan (Engka et al., 2003).
Fungsi
kerja
jantung
dalam
memompa darah semakin kuat
dengan denyut nadi yang semakin
kecil, paru-paru memproses udara
lebih banyak dengan usaha yang
lebih kecil, karena terjadi adaptasi
dari jantung dan paru-paru (Arista,
2009).
KESIMPULAN
Ada pengaruh senam aerobik
low impact terhadap VO2 maksimal
pada wanita usia 30-39 tahun.
SARAN
(1) diperlukan penelitian
dengan memperbanyak subyek dan
waktu penelitian sehingga diperoleh
manfaat yang lebih reliable, (2)
diperlukan penelitian lebih lanjut
dengan
memperhatikan
dan
mengontrol
aktivitas
subyek
penelitian, (3) kurangnya alat
pengontrol denyut nadi responden,
sehingga diperlukan dana yang
cukup untuk pemenuhan alat ukur
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2008. Manfaat Pendinginan
setelah
Olahraga
(http://www.arief

boy.multyply.com) di unduh
tanggal 2 mei 2012.
Arista K. 2009. Daya Tahan dan
Cara
Latihan
untuk
Peningkatan Kondisi Fisik.
Brick Lynne., 2001. Bugar Dengan
Senam Aerobik. Jakarta :Divisi
buku Sport PT Rajagrafindo
Persaja.
Bandyopadhyay,
A
and
Bandyopadhyay, P. 2007.
Cardiorespiratory Fitness in
College Student of Uttar
Pradesh, India. Journal of
exercise
Science
and
Physiotherapy, Vol. 3 No.
1:44-47
Chatterjee S, Pratima Chatterejee and
Amit
Bandyopati.
2005.
Validity of Queen’s College
Step test for Estimation of
Maximum Oxygen Uptake in
Female Student. Indian J Med
Res 121, pp 32-35
Dallas, TX. 2007. Physical Fitness
Assessments and Norm for
Adult and Law Enfoercement.
The Cooper Institute.
Engka, Joice Nanci. A, Soempono B,
dan Suwono. 2003. Pengaruh
Penambahan
Intensitas
Latihan Terhadap ambilan
Oksigen (��2 maksimal)Kajian
pada Klub Jantung Sehat.
Sains Kesehatan, 16 (1).
Fakultas
Kedokteran
Universitas Gadjah mada
Huldani.
2012.
Status
Gizi
Mempengaruhi
Konsumsi

Oksigen
Maksimal
(VO 2
maksimal)
Siswa
Pondok
Pesantren
darul
Hijrah.
Bagian Fisiologi, Fakultas
Kedokteran
Universitas
Lambung
Mangkurat
Banjarbaru.

Indriani Yaktiworo. 2011. Pengaruh
Pemberian Zat Mikro terhadap
Status Besi dan Kebugaran
Fisik Pekerja Wanita Usia
Subur . Tesis Sekolah Pasca
Sarjana. IPB
Irawan
M.
Anwari,
2007.
Metabolisme Energi Tubuh dan
Olahraga .
Polton
Sport
Science And Performance Lab.
Volume 1 no 27
Hasibuan Rosmaini, 2010. Terapi
Sederhana Menekan Gejala
Penyakit Degeneratif. Jurnal
Ilmu Keolahragaan Vol. 8 (2)
Juli-Desember.
Universitas
Negeri Medan
Irianto K. 2004. Struktur dan Fungsi
Tubuh
Manusia
untuk
Paramedis. Bandung: Yrama
Widya
Karim Dr. Farizati MH, 2002.
Panduan Kesehatan Olahraga
Bagi
Petugas
Kesehatan.
Jakarta
Kravitz Len. 2001. Panduan
Lengkap Bugar Total. Jakarta :
Divisi Buku sport PT Raja
Kostic. Radmila, Zagore Meta. 2005.
A Comparison of the Changes

in cardiovaskular Fitness from
Two Models of Women’s
Aerobic Training. Physical
Education and Sport Vol. 3 No.
1, pp 45-57

Kostic.
Radmila,
Duraskovic
Ratomir, Miletic Durdica, and
Mikalacki. 2006. Change In
the Cardiovaskular and Body
Composition of Women Under
the Influence of the Aerobic
dance. Physical Education and
Sport Vol 4 No. 1, pp 59-77

Shimamoto. Hideki, Adachi. Yukio,
Takahashi.
Michiyo
and
Kiyoji. Tanaka. 1998. Low
Impact Aerobic Dance as a
useful Exercise Mode for
Reducing Body Mass in Mlidly
Obese Middle Aged Woman.
Journal
of
Physiological
Anthropology
Swain David P Ph. D., FACSM.
2006. Moderate and Vigorous
Intensity Exercise. ACSM
Health and Fitness Journal.

Mc. Ardle, W.D., Katch, F.I and
Katch, V.L, 1994. Essential of
exercise Physiology. Lea and
Fibiger, Philadelpia.

Widiyanto.
2012.
Syndrom
overtraining: Efek Fisiologis
dan Psikologis. Dosen FIK.
Universitas Negeri Yogyakarta

Mc. Ardle, W.D., Katch, F.I and
katch, V.L, 2001; Exercise
Physiology: Enegy Nutrition
and Human Performance, edisi
lima. William and Watkins,
Lippincot.

William, F. Ganong. 2002. Buku
Ajar Fisiologi Kedokeran.
Buku Kedokteran. Jakarta

Sadoso, Sumordjuno. 1996. Sehat
dan Bugar. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Media
Sadhan. Berry, Koley. Shyamal and
Sandhu.
J.
S.
2007.
Relationship
Between
Cardiorespiratory
Fitness,
Body Composition and Blood
Pressure in Punjabi Collegiate
Population. J. Hum. Ecol., 22
(3) : 215-219.
Sharkey Brian J. 2003. Kebugaran
Dan Kesehatan. Jakarta :
Divisi
Buku
sport
PT
Rajagrafindo Persada

Rochayah agustina *: Mahasiswa
Program Studi D IV Fisioterapi
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Wahyuni, SSt. Ft, M. Kes **: Dosen
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Hilmi Zadah Faidullah, SSt. FT **:
Dosen
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Dokumen yang terkait

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Lanjut Usia.

0 3 17

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN (VO Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 13

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 16

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal (VMAKS) Pada Remaja Usia 18-20 Tahun.

0 1 19

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal (VMAKS) Pada Remaja Usia 18-20 Tahun.

0 1 13

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA WANITA USIA 30-39 TAHUN Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Volume Oksigen Maksimal Pada Wanita Usia 30-39 Tahun.

0 0 17

PENDAHULUAN Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Volume Oksigen Maksimal Pada Wanita Usia 30-39 Tahun.

0 1 4

PENGARUH LATI HAN CYCLE ERGOMETRY Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 1 19

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 1 4

PENGARUH LATIHAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO Pengaruh Latihan Cycle Ergometry Terhadap Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) Pada Wanita Usia 30 – 39 Tahun.

0 0 12