Pengembangan Learning Management System Dengan Metode Creative Learning Cycle Untuk Pencapaian Keterampilan Abad Ke-21 : studi kasus: mata pelajaran pemrograman dasar kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi.

(1)

PENGEMBANGAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DENGAN METODE CREATIVE LEARNING CYCLE UNTUK PENCAPAIAN

KETERAMPILAN ABAD KE-21

(Studi Kasus: Mata Pelajaran Pemrograman Dasar Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi)

disusun oleh Asyifa Imanda Septiana

1101995

ABSTRAK

Keterampilan abad ke-21 merupakan sederet keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk mampu memenangkan kompetisi era baru dimana persaingan mulai terbuka secara global. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa metode creative learning cycle mampu membantu siswa meraih keterampilan abad ke-21 dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh tahap-tahap pembelajaran creative learning cycle terhadap keterampilan abad ke-21 siswa. Penelitian juga bertujuan untuk menghasilkan suatu Learning Management System (LMS) yang diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dengan metode Creative Learning tersebut. Selain untuk manajerial pembelajaran yang dilaksanakan, LMS dapat digunakan sebagai media penilaian keterampilan abad ke-21 pertahap pembelajaran karena didalamnya telah diintegrasikan parameter keterampilan abad ke-21 sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Meskipun pada akhirnya LMS yang dibangun tidak dapat mengakomodir seluruh tahap pembelajaran creative learning cycle, LMS tetap mendapat respon positif dari guru dan siswa yang menggunakannya.

Kata kunci: keterampilan abad ke-21, creative learning cycle, Learning Management


(2)

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DEVELOPMENT USING CREATIVE LEARNING CYCLE METHOD FOR 21ST CENTURY SKILL

ATTAINMENT

(A Case Study Of Basic Programming Subject In 11th Grade Computer And Networking Study SMKN 1 Cimahi)

Arranged by Asyifa Imanda Septiana

1101995

ABSTRACT

Twenty first century skills is a set of skills that has to be mastered by students in order to win new era competitions where the competitions are started to open globally. Several researches shown that creative learning cycle method can help students to master the twenty first century skills and make learning process more meaningful. The purpose of this research is to identify the influence of creative learning cycle learning steps to the students’ twenty first century skills. Another purpose of the research is to make a learning management system (LMS) that might enhance learning process done with Creative Learning method. Aside to manage the learning process, LMS can be used as twenty first century skills evaluation media in each step because it has been integrated with twenty first century learning parameters according to the analysis that has been done before. Even though in the end the LMS that has been built cannot accommodate all creative learning cycle learning steps, LMS still get positive response from the teacher and students who use it.

Keywords: 21st Century Skills, creative learning cycle, Learning Management System, Project Based, Curriculum


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 5 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. 2.1. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Keterampilan Abad ke-21 ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Kerangka Keterampilan Abad ke-21 dari P21 Error! Bookmark not

defined.

2.1.3. Kurikulum 2013 ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Project Based Learning... Error! Bookmark not defined. 2.1.5. Creative learning ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6. Learning Management System (LMS) ... Error! Bookmark not

defined.


(4)

2.3. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.4. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Sampel dan Populasi... Error! Bookmark not defined. 3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Instrumen Penilaian Diri Siswa ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Instrumen Penilaian dan Validasi Learning Management System

(LMS). ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1. Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Pengolahan Data... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Uji Validitas, Realibilitas, dan Normalitas Data ... Error! Bookmark

not defined.

4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1.Pengujian Model ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2.Kasualitas Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3.Efek Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4.Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Pembuatan Learning Management System (LMS) .. Error! Bookmark not defined.

4.4.1.Tahap Analisis ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2.Tahap Perancangan ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3.Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.


(5)

4.4.4.Tahap Penilaian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbandingan Kerangka Parameter Keterampilan Abad ke-21 .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Jenis-jenis PjBL ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. 3 Perbandingan Tahap PjBL dan creative learning cycle ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4 Tabel Kesesuaian PjBL dan Creative LearningError! Bookmark not defined.

Tabel 2. 5 Kesesuaian creative learning cycle, PjBL, dan Keterampilan Abad ke-21PjBL, dan Keterampilan Abad ke-21 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Rekapitulasi Penilaian Diri Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pertahap creative learning cycle ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Goodness of Fit Model PengukuranError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Evaluasi Bobot Regresi Uji Kasualitas . Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Efek Variabel (Standardized Direct Effect)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Perbandingan Tahap Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 Rekapitulasi Hasil Validasi dengan Instrumen ELSError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Hasil Validasi LMS dengan Instrumen LORIError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Rekapitulasi Perolehan Skor Penilaian LMS Oleh Siswa dengan Instrumen ELS ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 Rekapitulasi Perolehan Skor Penilaian LMS dai Siswa dengan Instrumen LORI ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 Rekapitulasi Perolehan Skor Penilaian Terhadap LMS dari Guru dengan Instrumen ELS ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Perolehan Skor Penilaian Terhadap LMS dari Guru dengan Instrumen LORI ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram “Pelangi Keterampilan dan Pengetahuan abad ke-21” ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 2 Project Learning Teaching Cycle ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 3 Pendekatan Pembelajaran di TK menurut Mitchell Resnick atau Siklus Pembelajaran Resnick ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 4 Tahap Share Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 5 Ilustrasi Hubungan PjBL dan Keterampilan Abad ke-21... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 6 Hasil Kerangka Berpikir... Error! Bookmark not defined. Gambar 3. 1 Alur Penelitian Concurrent EmbeddedError! Bookmark not defined.

Gambar 3. 2 Tahap penelitian yang dilakukan... Error! Bookmark not defined. Gambar 3. 3 Garis Kontinum Untuk Skala Rekapitulasi DataError! Bookmark not defined.

Gambar 3. 4 Model Untuk Analisis data ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 1 Rata-Rata Nilai Perkelompok KeterampilanError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Persentase Rata-Rata Nilai Keterampilan LIError! Bookmark not defined.


(8)

Gambar 4. 3 Persentase Rata-Rata Nilai Keterampilan TMIError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Persentase Rata-Rata Nilai Keterampilan LCError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Rata-Rata Nilai Siswa ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 6 Model Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 7 Hasil Pengujian Goodness of Fit ModelError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8 Flowchart metode pembelajaran pada LMSError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9 Persentase Perolehan Skor Hasil Validasi dengan ELS ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10 Persentase Perolehan Skor Hasil Validasi dengan LORI ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 11 Persentase Perolehan Skor Penilaian Dari Siswa dengan ELS Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 12 Persentase Perolehan Skor Penilaian Terhadap LMS dari Siswa dengan Instrumen LORI ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 13 Persentase Perolehan Skor Penilaian Terhadap LMS dari Guru dengan Instrumen ELS ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 14 Persentase Perolehan Skor Penilaian Terhadap LMS dari Guru dengan Instrumen LORI ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perdagangan modern yang melibatkan kolaborasi antar negara saat ini menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan. Salah satu bentuk kerja sama antar Negara yang saat ini hangat dibicarakan karena akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

At stake is a long-standing commitment by the ten Member States of ASEAN to hasten the establishment of the AEC by 2015 and to transform ASEAN into a region with free movement of goods, services, investment, skilled labour and freer flow of capital (ASEAN, 2014, hlm 1-2).

Saat MEA telah berlaku maka bukan hanya barang dan investasi saja yang akan dapat keluar masuk secara bebas dalam lingkungan ASEAN melainkan juga tenaga kerja yang terampil. “Bila Indonesia tidak siap, maka aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan modal, terlihat sebagai

ancaman daripada peluang” (Nagel, 2013).

Masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia dimungkinkan dapat menjadi ancaman apabila tenaga kerja Indonesia tidak mempunyai daya saing yang sebanding. Oleh karena itu, peningkatan daya saing tenaga kerja harus dilakukan jauh hari sebelum MEA 2015 benar-benar dimulai. (Mahmudah & Pratiwi, 2013).

Agar kebebasan pertukaran tenaga kerja secara bebas menjadi keuntungan, maka sumber daya manusia di Indonesia perlu dipersiapkan. Pemerintah telah menyadari ancaman dari arus globalisasi ini. Hal tersebut terbukti dalam Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Permendikbud) Nomor 57 Tahun 2014 a, Lampiran I Permendikbud Nomor 58 Tahun 2004 a, Lampiran I Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 a, dan Lampiran I Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 a, mengenai faktor tantangan eksternal pengembangan Kurikulum 2013.

Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern


(10)

2

seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of

Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Pemerintah mengetahui bahwa kondisi dunia saat ini sedang mengalami perubahan dimana seluruh manusia di dunia ini mampu melakukan kolaborasi maupun persaingan secara global, sejalan dengan apa yang disebutkan Friedman mengenai era globalisasi 3.0 yang ia anggap dimulai pada tahun 2000.

...the dynamic force in Globalization 3.0—the force that gives it its unique character—is the newfound power for individuals to collaborate and compete globally. And the phenomenon that is enabling, empowering, and enjoining individuals and small groups to go global so easily and so seamlessly...(Friedman, 2005, hlm. 10)

Memasuki abad ke-21 persaingan bukan lagi dalam tingkat golongan besar seperti perusahaan, melainkan sudah dalam tingkat individual. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana melakukan standardisasi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) Upaya tersebut dilakukan pemerintah untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 (Solopos, 6 November 2014). Mustaghfirin Amin selaku Direktur Pembinaan SMK menyatakan bahwa pihaknya telah memperisapkan tenaga kerja siap pakai untuk persaingan global melalui berbagai program pendidikan di SMK (Republika, 24 Agustus 2014).

Dalam rangka mempersiapkan lulusan yang memiliki daya saing global tersebut juga, pemerintah khususnya Kemendikbud merumuskan Standar Proses Pendidikan Kurikulum 2013 yang mana salah satu prinsipnya berisi mengenai keseimbangan keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills), (Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Untuk mendukung prinsip tersebut disusun Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dimensi Sikap yang mencakup sikap-sikap apa saja yang harus dikuasai siswa dalam Lampiran Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Agar SKL tersebut dapat tercapai, maka disusunlah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Berdasarkan Lampiran Permendikbud No. 60 Tahun 2013, dirancang juga suatu susunan Kompetensi Inti (KI) untuk setiap jenjang. Dalam KI Sikap SMK/ MAK, siswa diharapkan


(11)

3

mampu:

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia (Lampiran Permendikbud No. 60 Tahun 2013).

Sementara itu Trilling dan Fadel menyebutkan keterampilan-keterampilan lain yang harus dimiliki agar seseorang tetap selamat dalam persaingan di abad ke-21.

Anda harus dapat dengan cepat mempelajari isi inti dari pengetahuan namun tetap menguasai portofolio pembelajaran esensial, mampu berinovasi, menguasai teknologi, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan hidup. (Trilling dan Fadel, 2009, hlm. 16)

Robbles (2012, hlm. 453) juga dalam penelitiannya mengidentifikasi “…10

keterampilan yang paling penting menurut bisnis eksekutif yaitu integritas, komunikasi, sopan santun, tanggung jawab, keterampilan sosial, sikap positif,

profesionalisme, fleksibilitas, kerja sama tim, dan etos kerja”. Selain itu Conceição menyebutkan “tiga keterampilan penting yang harus dimiliki pembelajar di abad ke-21 yaitu kemampuan manajemen informasi, manajemen

pengetahuan, dan manajemen publikasi” (Conceição, 2013, hlm.176). Renzulli

juga memiliki deretan sikap dan keterampilan yang diperlukan sebagai keterampilan abad ke-21.

Kepemimpinan, etika, akuntabilitas, adaptasi, produktivitas pribadi, tanggung jawab pribadi, keterampilan sosial, pengarahan diri sendiri, dan tanggung jawab sosial juga telah diidentifikasi sebagai keterampilan yang penting dalam menangani literatur dengan keterampilan abad ke-21, seperti profesionalisme, semangat, kepemimpinan, etos kerja yang positif, nilai-nilai, ketegasan, kerja sama tim, karakter, dukungan, kesesuaian, keterbukaan, konsep diri, kecemasan, dan belajar seumur hidup. (Renzulli, 2012, hlm. 157) Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di abad ke-21 tersebut dirumuskan ke dalam 21st Century Learning Skill atau keterampilan abad

ke-21. Banyak persepsi mengenai apa saja parameter keterampilan abad ke-21 ini. Romero dkk. (2015, hlm. 151) melakukan perbandingan antara kerangka kerja terstruktur yang dikembangkan oleh berbagai organisasi pendidikan berdasarkan


(12)

4

analisis kebutuhan pendidikan, termasuk kategorisasi sesuai keterampilan dan karakterisasi dari masing-masing keterampilan, terdapat setidaknya enam bentuk kerangka keterampilan pendidikan. Lalu berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan oleh Buck Institute University (BIE) 6 organisasi atau kelompok yang membuat sumber susunan kerangka keterampilan abad 21 ini, diantaranya

Partnership for 21st Century Learning Skills (P21), EnGauge, Trilling dan Hood,

Secretary’s Comission on Achieving Skills (SCANS), CRESST, dan ISTE.

Diantara pilihan tersebut kerangka keterampilan abad ke-21 dari P21 memiliki parameter dan panduan yang paling lengkap berdasarkan perbandingan dari BIE.

Kurikulum 2013 seperti yang telah disebutkan sebelumnya memiliki SKL dimensi sikap, namun tidak mencakup seluruh keterampilan yang diperlukan oleh siswa di abad ke-21. Selain itu parameter capaiannya pun tidak disebutkan secara detail seperti dalam kerangka keterampilan abad ke-21 dari P21. Izzo, et al.

(2010) dalam penelitiannya menyimpulkan, “we must develop curricula that meet required academic standards, include instruction on IT literacy and transition planning, and ultimately prepare students to transition to the 21st-century

workforce”. Keterampilan abad ke-21 khususnya pada kecakapan IT –yang mana belum juga ada pada SKL Kurikulum 2013, sangat penting ditambahkan pada kurikulum. Maka dari itu kerangka keterampilan abad ke-21 P21 perlu diintegrasikan dengan SKL sebagai salah satu kompetensi yang perlu dicapai.

Namun untuk mengantarkan siswa, khususnya siswa SMK, mencapai kompetensi yang diharapkan tentu saja guru harus mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik. Banyak model dan metode yang dapat dipilih oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, namun tidak seluruh model dan metode pembelajaran cocok digunakan dalam implementasi kurikulum 2013. Dalam Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 secara jelas disebutkan bahwa pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran dengan modus discovery/

inquiry learning dan yang menghasilkan karya.

Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) (Lampiran Permendikbud RI No.


(13)

5

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses).

Selanjutnya masih dalam Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013, pernyataan tersebut ditegaskan lagi dalam Bab Pelaksanaan Pembelajaran. Disebutkan bahwa

Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. (Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013)

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

project based learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

dapat diterapkan.

Di lain sisi, Mitchell Resnick mengembangkan suatu metode pembelajaran berbasis proyek dengan mengadopsi proses pembelajaran yang dilakukan di TK untuk memacu siswanya agar lebih kreatif dan saling berbagi,.

“Proses pembelajaran yang terjadi di TK dapat dikarakteristikan oleh sebuah

siklus spiral yang terdiri dari Imagine, Create, Play, Share, Reflect dan kembali lagi ke Imagine –sangat cocok untuk kebutuhan keterampilan abad ke-21, membantu pembelajar mengembangkan keterampilan berpikir kreatif

yang merupakan kunci sukses dan memuaskan masyarakat saat ini” Resnick

(2007, hlm. 1).

Mitchell Resnick menjanjikan Metode creative learning cycle mampu meningkatkan keterampilan abad ke-21 siswa. Pada tersebut, Mitchell Resnick menggunakan bahasa pemrograman Scratch yang dikembangkannya bersama tim

Lifelong Kindergarten (Hampson, 2011). Natalie Rusk, dkk. (2011) juga

mengidentifikasi sembilan jenis keterampilan abad ke-21 yang berhasil diraih dengan mengunakan bahasa pemrograman Scratch. Selain itu Putro (2013)

menyebutkan bahwa “Manfaat pembelajaran dengan metode creative learning cycle adalah melibatkan siswa sebagai peserta aktif, memberikan kemampuan

mengontrol dan tanggung jawab untuk proses belajar, mendorong proyek desain

kreatif pemecahan masalah”. Kemampuan-kemampuan yang dideskripsikan oleh Putro tersebut juga termasuk dalam Keterampilan Abad ke-21.


(14)

6

Meski creative learning cycle disebut-sebut dapat meningkatkan keterampilan abad ke-21 siswa, namun belum ada penelitian yang mengkaji seberapa tinggi pengaruh pembelajaran creative learning cycle terhadap tercapainya keterampilan abad ke-21 siswa, khususnya siswa SMK yang harus siap menghadapi persaingan global. Terlebih lagi creative learning cycle memiliki lima tahap pembelajaran dan keterampilan abad ke-21 P21 memiliki tiga kategori keterampilan. Dengan demikian diperlukan analisis seberapa tinggi pengaruh setiap tahap pembelajaran

creative learning cycle terhadap keterampilan abad ke-21 P21.

As the shift from print to digital accelerates throughout all aspects of the educational enterprise, from content to assessments to professional learning to school operations, a high-quality, reliable technological infrastructure is crucial

(Cable Impact Foundation, P21, & SETDA, 2015, hlm. 66). Pada proses pembelajaranya, siswa seharusnya difasilitasi oleh suatu media untuk mempermudah kegiatan berbagi mereka. Flatcher (dalam Maharani, 2014)

menyebutkan bahwa “pembelajaran berbasis proyek yang didukung dengan teknologi dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterampilan berpikir kritis, serta

keterampilan riset dan teknologi yang signifikan”. Selain itu dapat disimpulkan

dari penelitian oleh Henning & Schnur (2008) bahwa “efisiensi pengetahuan dan pembelajaran meningkat secara signifikan lebih tinggi saat menggunakan

dukungan komputer daripada ketika menggunakan bahan cetak”.

Learning Management System (LMS) dapat menjadi missing link yang

menyatukan pendidikan kontemporer dengan menggunankan teknologi yang

kreatif dan inovatif “(Philippo dan Krongrad, 2012, hlm.1). Tugas guru saat

memantau pengerjaan proyek siswa khususnya saat di luar kelas dapat terbantu oleh LMS.

Phillip D. Long mendefinisikan LMS sebagai satu set layanan perangkat lunak terintegrasi yang mengatur dan mendukung pembelajaran online, pendidikan, dan pelatihan. Sistem ini biasanya menyediakan upload konten dan distribusi, administrasi kelas, dan fasilitas diskusi ( Distefano, et al, 2007). Pembangunan LMS yang sesuai dengan langkah pembelajaran creative


(15)

7

learning cycle dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kerja baik siswa maupun

guru. LMS yang akan dibangun juga seharusnya dapat dijadikan sebagai instrument penilaian keterampilan abad ke-21 siswa yang diharapkan dapat tercapai. Pembuatan LMS yang sesuai dengan langkah pembelajaran creative

learning cycle seharusnya dapat membuat penilaian siswa juga dilakukan

pertahap kegiatan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai seberapa tinggi pengaruh setiap tahap pembelajaran

creative learning cycle terhadap keterampilan abad ke-21 P21 siswa SMK. Hasil

analisis tersebut dapat dijadikan parameter penilaian yang digunakan dalam LMS yang akan dibuat.

Bertolak pada relevansi-relevansi masalah dan peluang yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Tahap

Pembelajaran creative learning cycle Terhadap Keterampilan Abad ke-21 dan Implementasinya dalam Learning Management System (LMS)”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Tahap pembelajaran creative learning cycle mana sajakah yang mempengaruhi pencapaian Keterampilan Abad ke-21 siswa secara signifikan?

2. Seberapa tinggikah pengaruh tahap pembelajaran creative learning cycle yang memperngaruhi Keterampilan Abad ke-21 siswa secara signifikan tersebut?

3. Bagaimana mengembangkan Learning Management System yang sesuai model pembelajaran berbasis proyek dengan metode creative learning

cycle dan dapat mengukur pencapaian keterampilan abad ke-21 para

siswa?

1.3. Batasan Masalah

Demi terarahnya ruang lingkup permasalahan yang diteliti, maka ruang lingkupnya dibatasi. Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah:


(16)

8

1. Kerangka keterampilan abad ke-21 yang digunakan pada penelitian ini adalah kerangka yang dikembangkan oleh organisasi Partnership for 21st

Century Learning (P21)

2. Penelitian dilakukan pada proses pembelajaran Pemrograman Dasar kelas XI SMK. Mata pelajaran ini dipilih karena memiliki banyak kompetensi pembelajaran yang potensial dilakukan dengan menggunakan metode

creative learning cycle.

3. Penelitian ini menganggap tahap-tahap pembelajaran pada creative

learning cycle sebagai variable eksogen yang berkorelasi, bukan sebagai

variable yang saling mempengaruhi dari tahap awal ke tahap akhir.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tahap pembelajaran creative learning cycle mana saja yang mempengaruhi pencapaian Keterampilan Abad ke-21 siswa.

2. Mengetahui seberapa tinggi pengaruh tahap pembelajaran creative

learning cycle yang memperngaruhi Keterampilan Abad ke-21 siswa

tersebut.

3. Membuat Learning Management System yang sesuai model pembelajaran berbasis proyek dengan metode creative learning cycle dan dapat mengukur pencapaian keterampilan abad ke-21 para siswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1.Bagi penyusun kurikulum

Para penyusun kurikulum diharapkan mendapat landasan baru untuk pengembangan kompetensi serta format penilaian pada aspek sikap dan keterampilan mental dengan bertolak pada hasil penelitian mengenai ketercapaian keterampilan abad ke-21 pada penelitian ini .


(17)

9

2.Bagi sekolah dan guru

Dengan diadakannya penelitian ini, guru mendapat alternatif inovasi penerapan metode untuk pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu guru juga diharapkan terbantu dengan hasil analisis parameter keterampilan abad ke-21 untuk membuat instrument penilaian pada aspek sikap dan keterampilan.

3.Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar baru yang prosesnya dapat dirancang sendiri untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan, terlebih lagi pada aspek soft skill.

4.Bagi peneliti

Mengasah kemampuan analisis perilaku siswa yang dapat membantu peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu penelitian ini juga dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam ranah model dan metode pembelajaran khususnya pada penerapan kurikulum 2013.

1.6. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini, maka diberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Analisis pengaruh yang digunakan pada skripsi ini menggunakan metode Analisis Jalur. Analisis jalur merupakan kembangan dari metode statistika analisis multiregresi.

2. creative learning cycle adalah siklus pembelajaran yang dicetuskan oleh

Mitchell Resnick. Siklus pembelajaran ini meniru model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para siswa Taman Kanak-Kanak (TK). Tahap pembelajaran dari creative learning cycle yaitu dimulai dari Imagine,

Create, Experiment, Share, Reflect, dan dimulai kembali dari Imagine.

3. Keterampilan abad ke-21 merupakan sebutan untuk sekumpulan keterampilan seperti kretifitas, kemampuan berpikir kritis, dan kecakapan teknologi, yang dipercaya diperlukan oleh siswa untuk membantu kehidupannya di abad ke-21 ini. Pada penelitian ini kerangka


(18)

10

keterampilan abad ke-21 yang dipakai adalah kerangka dari Partnership

for 21st Century Learning (P21).

4. Learning Management System (LMS) adalah aplikasi yang digunakan

untuk manajerial pembelajaran. Aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi berbasis web dan dirancang agar dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan metode creative learning cycle dan dapat

membantu penilaian sikap karena diintegrasikan dengan hasil analisis jalur yang dilakukan terhadap ketercapaian keterampilan abad ke-21 menggunakan metode creative learning cycle.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian analisis pengaruh tahap pembelajaran Creative

Learning terhadap Keterampilan Abad ke-21 dan pengembangan Learning Management System yang telah dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Seluruh tahap pembelajaran Creative Learning memberikan pengaruh positif terhadap tercapainya Keterampilan Abad ke-21 siswa pada pembelajaran Pemrograman Dasar meskipun tidak seluruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Tahap pembelajaran Creative Learning yang pengaruhnya paling signifikan terhadap Keterampilan Belajar dan Inovasi adalah tahap Imagine dan Reflect. Sedangkan tahap Creative Learning yang pengaruhnya paling signifikan terhadap Keterampilan Teknologi dan Media Informasi adalah tahap Create dan Experiment. Sementara Keterampilan Hidup dan Berkarir dipengaruhi secara signifikan oleh tahap Share.

2. Tahap Imagine mempengaruhi Keterampilan Belajar dan Inovasi sebesar 38.1% sementara tahap Share mempengaruhi sebesar 27.7%. Signifikansi pengaruh tahap Create terhadap Keterampilan Teknologi, Media, dan Informasi adalah 42.2% sementara tahap Experiment mempengaruhi sebesar 36.2%. Sedangkan tahap Share memiliki pengaruh yang paling besar signifikansinya terhadap Keterampilan Hidup dan berkarir yaitu sebesar 50.1%.


(20)

89

3. Learning Management System (LMS) yang dibangun tidak mampu

mengakomodir seluruh tahap pembelajaran Creative Learning Cycle. LMS mampu memfasilitasi penyampaian dan penilaian ide antar siswa, membantu pembuatan jadwal atau timeline siswa serta mengunggah hasil kerja mereka sesuai dengan kegiatan yang dideskripsikan pada jadwal. Selain itu fungsi lain yang sesuai dengan tahap creative learning cycle adalah fungsi untuk saling berbagi, memberi komentar dan memberikan nilai. Dengan demikian tahap yang tidak terjangkau oleh LMS adalah tahap awal Create dan

Experiment dimana siswa melakukan pengkodean dan pengujian karena LMS

hanya bisa digunakan untuk mengunggah hasil kerja dari kedua tahap itu saja. Sementara tahap Reflect terbantu LMS pada aspek pemberian umpan balik untuk melakukan refleksinya saja.

Tujuan untuk mengimplementasikan penilaian sikap berdasarkan parameter Keterampilan Abad ke-21 pertahap kegiatan pembelajaran pada LMS terlaksana. Namun karena keterbatasan LMS yang sudah dijelaskan sebelumnya maka tidak seluruh tahap pembelajaran dapat diberikan penilaian menggunakan LMS ini. Selain melakukan penilaian pertahap, LMS ini juga dapat dijadikan sebagai media untuk penilaian antar siswa mengenai kinerja mereka saat mengerjakan proyek berdasarkan parameter Keterampilan Abad ke-21 sesuai dengan permintaan guru saat dilakukan wawancara.

Meskipun tidak mampu mengakomodir seluruh tahap pembelajaran

creative learning cycle, LMS ini tetap mendapat respon positif dari 67 siswa


(21)

90

5.2Rekomendasi

Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dijalani, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan, diantaranya:

1. Bagi peneliti selanjutnya, untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat diperlukan jumlah sampel yang lebih besar dengan model analisis serupa. Pada penelitian ini meskipun sampel yang digunakan adalah sampel keseluruhan populasi, namun jumlahnya masih kurang dari 100 orang.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dilakukan kajian lebih dalam mengenai hubungan antar tahap pembelajaran creative learning cycle itu sendiri. Kajian yang dapat dilakukan adalah melakukan analisis pengaruh dari tahap Imagine ke Create, lalu Create ke Experiment, Experiment ke Share, dan dari Share ke Reflect.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin membuat LMS serupa yang benar-benar mampu mengakomodir seluruh tahap pembelajaran Creative Learning, direkomendasikan untuk meng-embed compiler pada LMS sehingga proses

Create dan Experiment dapat dilakukan dalam LMS. Namun dengan

demikian LMS yang dibuat tidak bisa seuniversal LMS yang telah dibuat saat ini.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitian yang menguji efektifitas penggunaan LMS yang dibuat pada penelitian ini.

5. Bagi pendidik, penelitian ini dapat dijadikan referensi jika pada proses pembelajaran yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik yang diajar. Proses pembelajaran dapat diberlakukan dengan melakukan penekanan pada tahap pembelajaran creative learning cycle tertentu sesuai dengan keterampilan apa yang akan ditingkatkan dan dapat juga dilakukan melalui proses blended learning.

Bagi pemerintah atau perumus kurikulum, penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bahwa Keterampilan Abad ke-21 dapat dicapai melalui model pembelajaran yang sebelumnya telah direkomendasikan dalam Peraturan Mendikbud dengan metode yang lebih kreatif. Oleh karena itu penerapan Keterampilan Abad ke-21 juga


(22)

91

seyogyanya dapat dilakukan pada rumusan kurikulum selanjutnya misalnya sebagai kompetensi yang harus dicapai dan dijadikan instrument penilaian soft


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

ASEAN. (2014). Thinking globally, prospering regionally: ASEAN Economic

Community 2015. Jakarta: ASEAN Secretariat, Public Outreach and Civil

Society Division.

Astuti, P. (2014). Pendidikan Karakter sebagai Bekal Implementasi Kurikulum 2013. Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp. 892-898). Bandung: FPTK UPI.

Brennan, K., Resnick, M., & Hernandez, A. (2010). Making projects, making friends: Online community as catalyst for interactive media creation. New

Directions for Youth Development (128), 75-83.

Bahri, Syamsul, & Zamzam, Fakhry. (2014). Model Penelitian Berbasis

Kuantitatif Berbasis SEM AMOS. Yogyakarta: Deepublish

Buck Institute for Education (BIE). (t.t.). 21st Century Skills Framework. Retrieved Februari 27, 2015, from BIE:

http://bie.org/object/document/21st_century_skills_framework

Cable Impact Foundation, P21 & SETDA. (2015). Roadmap to 21st Century Skill. Retrieved Juni 4, 2015, from http://www.roadmap21.org/assets/Creating-Your-Roadmap-to-21st-Century-Learning-Environments1.pdf

Conceição, S. C. (2013). Skills Needed to Survive and Thrive as a Scholar in the 21st Century: Information, Knowledge, and Publication Management.

ADULT LEARNING vol. 24 no. 4, 175-178.

Distefano, A., Rudestam, K. E., & Silverman, R. J. (2007, September 15).

Encyclopedia of Distributed Learning . Retrieved Februari 28, 2015, from

SAGE Knowledge:

http://knowledge.sagepub.com/view/distributedlearning/n99.xml Ellis, R. K. (2009). Field Guide to Learnin g Management Systems. Retrieved

from ATD Association for Talent Development:

http://cgit.nutn.edu.tw:8080/cgit/PaperDL/hclin_091027163029.PDF enGauge; Meitri Group. (2003). 21st Century Skills Framework. Retrieved

Desember 20, 2014, from pICT – People, Information and Communication Technologies: http://pict.sdsu.edu/21st.html


(24)

93

Eskrootchi, R., & Oskrochi, G. R. (2010). A Study of the Efficacy of Project-based Learning Integrated with Computer-Project-based Simulation - STELLA.

Educational Technology & Society , 13 (1), 236-245.

Friedman, T. (2007). The World is Flat: Further Updated and Expanded (Release

3.0) (2nd revised and expanded ed.). United States: Farrar, Straus and

Giroux.

Grant, M. M. (2002). Getting a grip on project-based learning: Theory, cases and recommendations. Meridian: A Middle School Computer Technologies

Journal 5.1, 83.

Hampson, C. (2010, September 7). ScratchEd: 6 Ways to Scratch the Surface. Retrieved November 24, 2014, from ScratchEd Harvard Graduate School of Education: http://scratched.gse.harvard.edu/resources/6-ways-scratch-surface

Huttner, K. (2014, Oktober 25). 3D Printing: Imagine, Create, Play, Share,

Reflect, Imagine. Retrieved Februari 28, 2015, from iCreate iLearn - SP

Design Lab: http://icreateilearn.weebly.com/sp-design-lab/3d-printing-imagine-create-play-share-reflect-imagine

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54.Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SD/MI

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMP/MTS

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMA/MA

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMK/MAK

Izzo, M. V., Yurick, A., Nagaraja, H. N., & Novak, J. A. (2010). Effects of a 21st-Century Curriculum on Students’ Information Technology and Transition Skills. Career Development for Exceptional Individuals 33(2), 95-105.


(25)

94

Kaur, K., & Rai, A. K. (2014). A Comparative Analysis: Grid, Cluster and Cloud Computing. International Journal of Advanced Research in Computer and

Communication Engineering, 5370-5734.

Leksono, J. W. (2014). Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Prosiding Konvensi

Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp. 520-525). Bandung: FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.

Maharani, M. (2014). Pengembangan Multimedia Interaktif Model Project Based

Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa SMK. (Skripsi).

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Masruroh, S. (2014). Implementasi Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Bidang Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Prosiding Konvensi Nasional

Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp.

1025-1031). Bandung: FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Mell, P., & Grance, T. (2011). The NIST Definition of Cloud Computing:

Recommendations of the National Institute of Standards and Technology

(Vols. NIST Special Publication 800-145). Gaithersburg: U.S. Department of Commerce.

Nagel, P. J. (2013). Peluang dan Tantangan UKM Indonesia Menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Proceeding Seminar Nasional & Call

For Papers (SCA-3) Vol 3, No 1 (2013).

Nesbit, J., Belfer, K., & Leacock, T. (n.d.). Learning Object Review Instrument

(LORI) User Manual. Retrieved from EdutechWIki:

http://edutechwiki.unige.ch/en/Learning_Object_Review_Instrument Novia, D. R. (24 Agustus 2014). Pemerintah Yakin, Lulusan SMK Siap Hadapi

MEA 2015. Solopos.

P.D., M. R. (6 November 2014). Hadapi MEA, Lulusan SMK Dibekali Sertifikat

Keahlian. Republika.

Partnership for 21st Century Skill (P21). (n.d.). P21 Common Core Toolkit. Retrieved Desember 20, 2014, from P21 Partnership for 21st Century Skill : http://www.p21.org/our-work/resources/1005-p21-common-core-toolkit Partnership for 21st Century Skills (P21). (2009, Desember). Framework for 21st

Century Learning. Retrieved Desember 20, 2014, from P21 Partnership for


(26)

95

Phillipo, J., & Krongard, S. (n.d.). Learning Management System (LMS): The

Missing Link and Great Enabler. Retrieved Maret 20, 2015, from Center

of Educational Leadership and Technology:

http://www.celtcorp.com/resources/1/celt_lms_article.pdf

Pratiwi, E. n., & Mahmudah, R. A. (2015). PENINGKATAN DAYA SAING TENAGA KERJA INDONESIA MELALUI KORELASI INPUT

PENUNJANG TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI MEA 2015.

Economics Development Analysis Journal, Vol. 2 No. 2.

Project Management Institute Educational Foundation (PMIEF); Partnership for 21st Century Skill (p21). (2015, Mei). 21st Century Skills Map - Project

Management for Learning. Retrieved Juni 1, 2015, from P21 Partnership

for 21st Century Skill :

http://www.p21.org/storage/documents/Skills%20Map/Project_Manageme nt_Skills_Map_Final.pdf

Putro, B. L. (2013). Development Of Learning By Designing For Supporting The Learning Process In Class And Its Effect On Learning Effectiveness In Computer Science Students Upi Academic Year 2012/2013. International

Seminar on Mathematics, Science, and Computer Science Education.

Bandung.

Renzulli, J. S. (2012). Reexamining the Role of Gifted Education and Talent Development for the 21st Century: A Four-Part Theoretical Approach.

Gifted Child Quarterly, 150-159.

Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.87

Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi.

Resnick, M. (2007). All I really need to know (about creative thinking) I learned (by studying how children learn) in kindergarten. Proceedings of the 6th

ACM SIGCHI conference on Creativity & cognition (pp. 1-6). ACM.

Resnick, M. (2008). Sowing the Seeds for a More Creative Society. Learning &

Leading with Technology 35(4), 18-22.

Resnick, M. (2014). Give P's a Chance: Projects, Peers, Passion, Play.

onstructionism and Creativity conference, opening keynote. Vienna.

Robles, M. M. (2012). Executive Perceptions of the Top 10 Soft Skills Needed in Today’s Workplace. Business Communication Quarterly 75 (4), 453-465.

Romero, M., Usart, M., & Ott, M. (2015). Can Serious Games Contribute to Developing and Sustaining 21st Century Skills? Games and Culture


(27)

96

Rusk, N., Resnick, M., & Maloney, J. (2006, July 20). Lifelong Kindergarten. Retrieved September 21, 2014, from Paper Lifelong Kindergarten: https://llk.media.mit.edu/papers/scratch-21st-century.pdf

Solomon, G. (2003). Project-based learning: A primer. TECHNOLOGY AND

LEARNING-DAYTON- 23.6, 20.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Thomas, J. (2008). A review of research on project-based learning. Retrieved Desember 15, 2014, from NewTech Network:

http://www.newtechnetwork.org.590elmp01.blackmesh.com/sites/default/f iles/dr/pblresearch2.pdf

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21ST CENTURY SKILLS | learning for life in our

times. John Wiley & Sons.

Trilling, B., & Hood, P. (1999, Juni). Learning, Technology, and Education

Reform in the Knowledge Age or “We’re Wired, Webbed, and Windowed,

Now What?”. Retrieved Desember 20, 2014, from WestED-Improving

education through research, development, and service.: http://www.wested.org/online_pubs/learning_technology.pdf Wang, Y.-S. (2003). Assessment of learner satisfaction with asynchronous

electronic learning systems. Information & Management 41, 75-86. Watson, W. R., & Watson, S. L. (2007). An argument for clarity: what are

learning manage-ment systems, what are they not, and what should they become? TechTrends, Springer Verlag, 51(2), 28-34.

Wijaya, Toni. (2010). Analisis Structural Equation Modeling Menggunakan


(1)

91

seyogyanya dapat dilakukan pada rumusan kurikulum selanjutnya misalnya sebagai kompetensi yang harus dicapai dan dijadikan instrument penilaian soft skills.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

ASEAN. (2014). Thinking globally, prospering regionally: ASEAN Economic Community 2015. Jakarta: ASEAN Secretariat, Public Outreach and Civil Society Division.

Astuti, P. (2014). Pendidikan Karakter sebagai Bekal Implementasi Kurikulum 2013. Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp. 892-898). Bandung: FPTK UPI. Brennan, K., Resnick, M., & Hernandez, A. (2010). Making projects, making

friends: Online community as catalyst for interactive media creation. New Directions for Youth Development (128), 75-83.

Bahri, Syamsul, & Zamzam, Fakhry. (2014). Model Penelitian Berbasis Kuantitatif Berbasis SEM AMOS. Yogyakarta: Deepublish

Buck Institute for Education (BIE). (t.t.). 21st Century Skills Framework. Retrieved Februari 27, 2015, from BIE:

http://bie.org/object/document/21st_century_skills_framework

Cable Impact Foundation, P21 & SETDA. (2015). Roadmap to 21st Century Skill. Retrieved Juni 4, 2015, from http://www.roadmap21.org/assets/Creating-Your-Roadmap-to-21st-Century-Learning-Environments1.pdf

Conceição, S. C. (2013). Skills Needed to Survive and Thrive as a Scholar in the 21st Century: Information, Knowledge, and Publication Management. ADULT LEARNING vol. 24 no. 4, 175-178.

Distefano, A., Rudestam, K. E., & Silverman, R. J. (2007, September 15).

Encyclopedia of Distributed Learning . Retrieved Februari 28, 2015, from SAGE Knowledge:

http://knowledge.sagepub.com/view/distributedlearning/n99.xml Ellis, R. K. (2009). Field Guide to Learnin g Management Systems. Retrieved

from ATD Association for Talent Development:

http://cgit.nutn.edu.tw:8080/cgit/PaperDL/hclin_091027163029.PDF enGauge; Meitri Group. (2003). 21st Century Skills Framework. Retrieved

Desember 20, 2014, from pICT – People, Information and Communication Technologies: http://pict.sdsu.edu/21st.html


(3)

93

Eskrootchi, R., & Oskrochi, G. R. (2010). A Study of the Efficacy of Project-based Learning Integrated with Computer-Project-based Simulation - STELLA. Educational Technology & Society , 13 (1), 236-245.

Friedman, T. (2007). The World is Flat: Further Updated and Expanded (Release 3.0) (2nd revised and expanded ed.). United States: Farrar, Straus and Giroux.

Grant, M. M. (2002). Getting a grip on project-based learning: Theory, cases and recommendations. Meridian: A Middle School Computer Technologies Journal 5.1, 83.

Hampson, C. (2010, September 7). ScratchEd: 6 Ways to Scratch the Surface. Retrieved November 24, 2014, from ScratchEd Harvard Graduate School of Education: http://scratched.gse.harvard.edu/resources/6-ways-scratch-surface

Huttner, K. (2014, Oktober 25). 3D Printing: Imagine, Create, Play, Share, Reflect, Imagine. Retrieved Februari 28, 2015, from iCreate iLearn - SP Design Lab: http://icreateilearn.weebly.com/sp-design-lab/3d-printing-imagine-create-play-share-reflect-imagine

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54.Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SD/MI

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMP/MTS

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMA/MA

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 a tentang Kurikulum SMK/MAK

Izzo, M. V., Yurick, A., Nagaraja, H. N., & Novak, J. A. (2010). Effects of a

21st-Century Curriculum on Students’ Information Technology and Transition


(4)

Kaur, K., & Rai, A. K. (2014). A Comparative Analysis: Grid, Cluster and Cloud Computing. International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering, 5370-5734.

Leksono, J. W. (2014). Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp. 520-525). Bandung: FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Maharani, M. (2014). Pengembangan Multimedia Interaktif Model Project Based

Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa SMK. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Masruroh, S. (2014). Implementasi Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Bidang Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 (pp. 1025-1031). Bandung: FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Mell, P., & Grance, T. (2011). The NIST Definition of Cloud Computing:

Recommendations of the National Institute of Standards and Technology (Vols. NIST Special Publication 800-145). Gaithersburg: U.S. Department of Commerce.

Nagel, P. J. (2013). Peluang dan Tantangan UKM Indonesia Menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Proceeding Seminar Nasional & Call For Papers (SCA-3) Vol 3, No 1 (2013).

Nesbit, J., Belfer, K., & Leacock, T. (n.d.). Learning Object Review Instrument (LORI) User Manual. Retrieved from EdutechWIki:

http://edutechwiki.unige.ch/en/Learning_Object_Review_Instrument Novia, D. R. (24 Agustus 2014). Pemerintah Yakin, Lulusan SMK Siap Hadapi

MEA 2015. Solopos.

P.D., M. R. (6 November 2014). Hadapi MEA, Lulusan SMK Dibekali Sertifikat Keahlian. Republika.

Partnership for 21st Century Skill (P21). (n.d.). P21 Common Core Toolkit. Retrieved Desember 20, 2014, from P21 Partnership for 21st Century Skill : http://www.p21.org/our-work/resources/1005-p21-common-core-toolkit Partnership for 21st Century Skills (P21). (2009, Desember). Framework for 21st

Century Learning. Retrieved Desember 20, 2014, from P21 Partnership for 21st Century Skills: http://www.p21.org/our-work/p21-framework


(5)

95

Phillipo, J., & Krongard, S. (n.d.). Learning Management System (LMS): The Missing Link and Great Enabler. Retrieved Maret 20, 2015, from Center of Educational Leadership and Technology:

http://www.celtcorp.com/resources/1/celt_lms_article.pdf

Pratiwi, E. n., & Mahmudah, R. A. (2015). PENINGKATAN DAYA SAING TENAGA KERJA INDONESIA MELALUI KORELASI INPUT

PENUNJANG TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI MEA 2015. Economics Development Analysis Journal, Vol. 2 No. 2.

Project Management Institute Educational Foundation (PMIEF); Partnership for 21st Century Skill (p21). (2015, Mei). 21st Century Skills Map - Project Management for Learning. Retrieved Juni 1, 2015, from P21 Partnership for 21st Century Skill :

http://www.p21.org/storage/documents/Skills%20Map/Project_Manageme nt_Skills_Map_Final.pdf

Putro, B. L. (2013). Development Of Learning By Designing For Supporting The Learning Process In Class And Its Effect On Learning Effectiveness In Computer Science Students Upi Academic Year 2012/2013. International Seminar on Mathematics, Science, and Computer Science Education. Bandung.

Renzulli, J. S. (2012). Reexamining the Role of Gifted Education and Talent Development for the 21st Century: A Four-Part Theoretical Approach. Gifted Child Quarterly, 150-159.

Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi. Resnick, M. (2007). All I really need to know (about creative thinking) I learned

(by studying how children learn) in kindergarten. Proceedings of the 6th ACM SIGCHI conference on Creativity & cognition (pp. 1-6). ACM. Resnick, M. (2008). Sowing the Seeds for a More Creative Society. Learning &

Leading with Technology 35(4), 18-22.

Resnick, M. (2014). Give P's a Chance: Projects, Peers, Passion, Play. onstructionism and Creativity conference, opening keynote. Vienna. Robles, M. M. (2012). Executive Perceptions of the Top 10 Soft Skills Needed in

Today’s Workplace. Business Communication Quarterly 75 (4), 453-465. Romero, M., Usart, M., & Ott, M. (2015). Can Serious Games Contribute to

Developing and Sustaining 21st Century Skills? Games and Culture Vol.10(2), 148-177.


(6)

Rusk, N., Resnick, M., & Maloney, J. (2006, July 20). Lifelong Kindergarten. Retrieved September 21, 2014, from Paper Lifelong Kindergarten: https://llk.media.mit.edu/papers/scratch-21st-century.pdf

Solomon, G. (2003). Project-based learning: A primer. TECHNOLOGY AND LEARNING-DAYTON- 23.6, 20.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Thomas, J. (2008). A review of research on project-based learning. Retrieved Desember 15, 2014, from NewTech Network:

http://www.newtechnetwork.org.590elmp01.blackmesh.com/sites/default/f iles/dr/pblresearch2.pdf

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21ST CENTURY SKILLS | learning for life in our times. John Wiley & Sons.

Trilling, B., & Hood, P. (1999, Juni). Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or “We’re Wired, Webbed, and Windowed,

Now What?”. Retrieved Desember 20, 2014, from WestED-Improving education through research, development, and service.:

http://www.wested.org/online_pubs/learning_technology.pdf Wang, Y.-S. (2003). Assessment of learner satisfaction with asynchronous

electronic learning systems. Information & Management 41, 75-86. Watson, W. R., & Watson, S. L. (2007). An argument for clarity: what are

learning manage-ment systems, what are they not, and what should they become? TechTrends, Springer Verlag, 51(2), 28-34.

Wijaya, Toni. (2010). Analisis Structural Equation Modeling Menggunakan AMOS untuk Penelitian. Yogyakart: Universitas Atmajaya Yogyakarta